BAB 1 PENDAHULUAN - Stadion Sepakbola Medan (Arsitektur High Tech)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

  Olahraga merupakan salah satu aspek kebudayaan manusia, begitu juga arsitektur. Olahraga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia karena merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mengembangkan kondisi baik fisik maupun mental, memberikan kesenangan (rekreatif), dan juga memiliki aspek sosial karena dapat membuat interaksi antar pemainnya. Arsitektur sendiri menjadi tempat/produk untuk mewadahi semua kebutuhan/budaya manusia tersebut. Sepak bola adalah salah satunya yang disukai oleh masyarakat sebagai olahraga sekaligus rekreasi, bahkan perkembangannya sangat pesat sekarang ini.

  Sejarah olahraga menyepak bola yang tercatat dimulai sejak abad ke-2 dan

  3 SM di Cina. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16. Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari, tetapi karena saat itu permainan ini menimbulkan banyak kekerasan, Raja Edward III melarang olahraga ini. Tetapi tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi tahun 1863 ketika sekolah dan klub di Inggris berkumpul dan merumuskan aturan baku permainan ini. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia, begitu juga di Indonesia oleh Belanda. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.

  Sejarah sepak bola di Indonesia sebenarnya tidak terlepas dari perjuangan menentang penjajahan, yaitu untuk menanamkan benih nasionalisme bagi pemuda Indonesia. Pergerakan ini ditandai dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada 19 April 1930 oleh pimpinan Soeratin Sosrosoegondo. Sejak saat itu, kegiatan sepak bola semakin sering digerakkan oleh PSSI dan semakin banyak rakyat bermain di jalan atau alun-alun. Bahkan sebagai dukungan, Paku Buwono X mendirikan stadion Sriwedari yang membuat persepakbolaan Indonesia semakin gencar.

  Adapun stadion sebagai salah satu tipologi bangunan telah mengalami perkembangan sangat lama, mulai dari bentuk lapangan datar dengan bukit di sekitarnya yang dijadikan tribun pada masa Yunani kuno, stadion megah dengan tribun terbangun pada masa Romawi kuno, hingga stadion-stadion unik dan super besar sekarang ini. Sepanjang sejarahnya, stadion telah terbukti selalu menjadi nilai suatu peradaban, baik secara fungsional maupun sebagai lambang. Stadion sepanjang sejarah telah mengakomodasi banyak kegiatan di dalamnya maupun menggerakkan banyak kegiatan di luarnya seperti pada tipologi stadion madya, tidak hanya sepak bola, bahkan tidak hanya event olahraga, yaitu termasuk event kenegaraan, entertainment, serta event-event ekonomi dan sosial budaya lainnya. Dapat dikatakan bahwa stadion mempunyai kemampuan untuk menggerakkan bahkan meningkatkan nilai suatu kota bahkan negara dalam skala besar.

  Perkembangan sepak bola dan stadion di kota Medan sendiri telah dimulai sebelum Indonesia merdeka. Stadion Kebun Bunga dan Stadion Teladan menjadi salah satu buktinya. Stadion Kebun Bunga merupakan peninggalan Belanda. Stadion Teladan telah berdiri sejak tahun 1953 dalam rangka menyambut PON ke- 3, dan pada tahun sekarang ini sudah terdapat lumayan banyak sarana sepak bola di kota Medan karena minat masyarakat semakin tinggi. Tetapi sarana untuk pertandingan sepak bola dengan standar nasional ataupun internasional di kota Medan saat ini masih belum ada. Adapun Stadion Teladan pada masanya dulu sebenarnya sudah memenuhi syarat untuk pertandingan nasional (PON), tetapi semenjak PON 1953, stadion ini sudah tidak pernah lagi memenuhi syarat pertandingan nasional walaupun memang tetap dipakai. Kota Medan sering mengalami kesulitan untuk mengakomodasi pertandingan, kalaupun berlangsung sering terkesan dipaksakan, dan atlit-atlit lokal pun mengalami kesulitan untuk berkembang.

  Secara umum dapat disimpulkan tiga faktor yang membuat kondisi stadion Teladan seperti sekarang ini. Pertama, yang langsung terkait padahal masih dapat diperbaiki, yaitu lapangan. Lapangan yang tidak rata dan berlumpur saat hujan langsung mempengaruhi kesenangan bermain dan menonton, padahal masih dapat diperbaiki. Yang kedua, masih terkait dan juga dapat diperbaiki, yaitu fasilitas stadion. Kualitas stadion secara otomatis juga mempengaruhi kepedulian penonton. Dan ketiga, yang agak terkait tetapi sangat sulit diperbaiki, yaitu lahan pendukung dan daya dukung jalan. Lahan di sekitar stadion telah habis dibangun untuk pemukiman dan yang lainnya, sehingga untuk fasilitas pendukung dan parkir pun sudah tidak memungkinkan, begitu juga dengan daya dukung jalan dimana lokasi stadion telah berada di tengah kota, padahal stadion membuat bangkitan kendaraan yang besar. Sedangkan sarana sepak bola lainnya di kota medan kadang hanya memberikan fasilitas berupa lapangan dan pagar, masih sedikit yang memiliki fasilitas seperti tribun, ruang ganti dan perlengkapan, apalagi untuk memenuhi syarat pertandingan nasional bahkan internasional.

  Hal inilah yang menjadi faktor pendorong perlunya merancang stadion baru di kota Medan. Hasil perancangan ini nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan keolahragaan melalui pengembangan atlit-atlit, pengakomodasian pertandingan tingkat kota, nasional, regional asia tenggara, dan internasional se- asia. Dan juga menjadi nilai dan penggerak baru layaknya stadion pada umumnya, tidak hanya dalam keolahragaan dan perekonomian, tetapi juga dalam sosial budaya bagi warga kota Medan, provinsi Sumatera Utara, serta Indonesia.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

  Adapun tujuan dari perancangan proyek ini adalah:

  a) Menciptakan wadah yang dapat menampung berbagai fasilitas yang dibutuhkan dalam pertandingan olahraga, yaitu kejuaraan sepak bola tingkat nasional (PSSI), sepak bola tingkat internasional (AFC), maupun event pekan olahraga umum (PON dan Porkot).

  b) Menyediakan sarana stadion baru yang memenuhi standard kelayakan untuk mendukung prestasi olahraga seperti sepak bola, sebagian atletik (cabang lari), maupun untuk mewadahi event-event besar.

  c) Menciptakan wadah yang berguna sebagai tempat pelatihan olahraga sepak bola dan sebagian atletik.

  d) Memanfaatkan aktivitas utama stadion menjadi pemicu fasilitas-fasilitas komersil di sekitarnya sebagai sumber pendapatan daerah.

  e) Menjadi bangunan landmark dan juga sarana generator/pemicu baik aspek ekonomi, sosial, maupun budaya bagi kota Medan, provinsi Sumatera Utara, dan Indonesia.

  1.3. PERUMUSAN MASALAH

  Dari rumusan-rumusan yang ada, masalah yang akan dihadapi adalah: Bagaimana merencanakan sebuah stadion yang dapat memberikan - kontribusi dalam menciptakan lahan pendapatan baru bagi manajemen stadion khususnya dan pemerintah kota Medan pada umumnya. Bagaimana merencanakan sebuah stadion yang terdiri dari beberapa fungsi - yaitu sebagai tempat menonton pertandingan, tempat pertemuan, dan sarana lainnya.

  • Bagaimana menciptakan keselarasan bangunan dengan tapak dan dengan keadaaan lingkungan di sekitar. Bagaimana mengatur organisasi ruang-ruang baik ruang dalam maupun - ruang luar agar dapat berfungsi dengan semestinya. Dengan kompleksnya kegiatan yang terjadi dalam stadion ini maka dituntut - untuk merencanakan sirkulasi dalam ruangan dengan tepat sehingga tidak terjadi ketidakteraturan sirkulasi antara fungsi utama sebagai stadion olahraga dengan fungsi pendukung lainnya.

  1.4. METODE PENDEKATAN

  Adapun untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi, maka dilakukan berbagai metode pendekatan desain yaitu:

  1. Metoda Pengumpulan Data a. Pengumpulan data primer, dilakukan dengan observasi lapangan.

  b. Pengumpulan data sekunder, yaitu melalui studi literatur, dan kebijakan/peraturan yang berlaku.

  2. Metoda Pembahasan Metoda yang digunakan adalah metoda deskriptif analisis, yaitu dengan mengumpulkan dan mengidentifikasikan data, dan melakukan studi banding objek bangunan sejenis yang dapat dibandingkan fasilitasnya untuk pendekatan program ruang yang akan dirancang, kemudian menganalisa, menyeleksi, dan menarik kesimpulan, menetapkan batasan dan anggapan.

  1.5. LINGKUP BATASAN PERENCANAAN

  Batasan-batasan dan lingkup kajian yang akan dibahas pada kasus ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain yang dibatasi oleh fungsi-fungsi yang ada dalam bangunan ini. Lingkup dan batasan pembahasannya adalah:

  Merancang stadion sepak bola dan lintasan lari atletik yang dapat memenuhi - standar internasional (regional Asia) sampai beberapa tahun ke depan. Menelusuri kebutuhan-kebutuhan akan fasilitas yang dibutuhkan. - Menelaah hubungan aktivitas dan sirkulasi dengan bentukan ruang dan - massa.

  1.6. KERANGKA BERPIKIR Latar Belakang

  • Stadion di kota Medan sekarang ini sudah tidak mencukupi standar lagi, lahan yang lama sudah tidak mencukupi lagi.
  • Stadion yang memadai harus tetap ada sebagai hal yang dapat meningkatan nilai kota Medan, Sumatera Utara, bahkan Indonesia.

  Perumusan Masalah Maksud dan Tujuan

  • Stadion yang dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan lahan
  • Menciptakan wadah yang dapat pendapatan baru.

  menampung berbagai fasilitas.

  • Merencanakan sebuah stadion yang
  • Menyediakan sarana stadion baru terdiri dari beberapa fungsi.

  yang memenuhi standard kelayakan.

  • Mengatur organisasi ruang-ruang baik
  • Menciptakan wadah yang berguna ruang dalam maupun ruang luar agar sebagai tempat pelatihan.

  dapat berfungsi dengan semestinya.

  • Menjadi penggerak aspek ekonomi,  Merencanakan sirkulasi dalam ruangan.

  sosial, maupun budaya di Medan dan Sumatera Utara.

  Konsep Perancangan Pengumpulan Data

  Survey Lapangan

  Analisa

1.7. SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

  Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan adalah:

  Bab 1 Pendahuluan Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor-faktor yang

  mempengaruhi dan alasan perlunya didirikan bangunan tersebut, maksud dan tujuan, perumusan masalah, pendekatan perancangan, serta lingkup dan batasan proyek.

  Bab 2 Deskripsi Proyek Berisikan tinjauan umum dan tinjauan khusus tentang proyek yang akan

  dilaksanakan seperti beberapa teori yang dapat membantu dalam proses perencanaan/perancangan, lokasi site, kondisi site, potensi yang ada, ketentuan dan peraturan, serta studi banding proyek yang sejenis.

  Bab 3 Elaborasi Tema Berisikan kajian teoritis tentang tema serta pengertiannya, dan interpretasi tema kedalam kasus proyek yang akan direncanakan. Bab 4 Analisa Perancangan Berisikan tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan ruang,

  standar ruang, program ruang, dan organisasi ruang; juga analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pandangan, dll.

  Bab 5 Konsep Perancangan Berisi tentang konsep dasar dan lanjutan tentang tapak, konsep

  bangunan yang direncanakan sebagai keluaran untuk mengerjakan hasil perancangan nantinya.

  Bab 6 Gambar Perancangan Berisi gambar-gambar hasil perancangan yang merupakan jawaban dari proyek tersebut.