Medan Local TV Station (Arsitektur High Tech)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
MEDAN LOCAL TV STATION
( ARSITEKTUR HIGH TECH )
LAPORAN PERANCANGAN
TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2008/2009
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI 03 0406 037
DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULT AS TEKNIK
U N I V E R S I T A S S U M AT E R A U T A R A 2009
(2)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
MEDAN LOCAL TV STATION
( ARSITEKTUR HIGH TECH )
Oleh :
VICKA WIDIA YULIANTI 03 0406 037
Medan, 2 Juli 2009 Disetujui Oleh :
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 132 206 820
Ir. N. Vinky Rahman, MT
Pembimbing I
Imam Faisal Pane, ST, MT Pembimbing II
(3)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)
Nama : Vicka Widia Yulianti
NIM : 03 0406 037
Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Local TV Station
Tema : Arsitektur High Tech
Rekapitulasi Nilai :
Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :
No. Status
Waktu Pengumpulan
Laporan
Paraf Pembimbin
g I
Paraf Pembimbin
g II
Koordinator
TKA-490 1. Lulus Langsung
2. Lulus Melengkapi
3. Perbaikan Tanpa
Sidang
4. Perbaikan Dengan Sidang
5. Tidak Lulus
Medan, 2 Juli 2009
A
B+
B
C+
C
D
E
Ketua Departemen Arsitektur,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
NIP: 132 206 820
Koordinator TGA-490,
Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
(4)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan ke khadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Shalawat dan salam saya panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, do’a dan semangat dari kedua orang tua saya tercinta, orang-orang terdekat yang sangat berarti dalam setiap langkah yang saya ambil, atas dukungannya baik secara moril dan materil; Sajjad Elahi Malik atas setiap do’a, cinta dan semangat serta pengertian yang sangat luar biasa.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
• Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T sebagai Dosen Pembimbing I atas segala waktu dan bimbingannya yang sangat berarti, serta kesabarannya dalam membimbing saya.
• Bapak Imam Faisal Pane, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berarti.
• Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA, Ibu Ir. Basaria Talarosha, M.T dan Ibu Amy Marisa S.T untuk masukan-masukan dan ide-ide selama masa studio akhir dan pada saat sidang review.
• Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT selaku Koordinator Tugas Akhir yang telah mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini, serta selaku Ketua Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
• Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Program Studi Arsitektur USU.
• Kepada Husna Wardah Bachtiar dan Adam Miraza Bachmid atas semua do’a, dukungan, semangat dan pengertian serta arti sebuah persahabatan.
• Kepada Irda M. Mariza, S.T atas semua bantuan dan hal-hal di detik-detik akhir tugas akhir.
• Seluruh teman-teman Stambuk 2003 (ANARKOTIG) yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan moral dan semangat serta kebersamaannya selama ini.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya menerima dengan tangan terbuka saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, 2 Juli 2009 Vicka Widia Yulianti
(5)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR SKEMA ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan 3
1.3. Permasalahan Perancangan 4
1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan 5
1.5. Pendekatan Perancangan 5
1.6. Kerangka Berpikir 7
1.7. Sistematika Penulisan Laporan 8
BAB 2 TINJAUAN UMUM
2.1. Pengertian Stasiun Televisi Lokal
2.1.1. Definisi Local TV Station 9
2.1.2. Sejarah Perkembangan Televisi 10
2.1.2.1. Televisi Elektromekanik 10
2.1.2.2. Televisi Elektronik 11
2.1.3. Sejarah Penyiaran Televisi 12
2.1.4. Hakekat Fungsional Stasiun Televisi 13
2.1.5. Tinjauan Kegiatan 14
2.1.6. Penyiaran Televisi 14
2.1.7. Fasilitas Televisi 16
2.1.8. Siaran 18
2.1.9. Prinsip Dasar Siaran Televisi 19
2.1.10. Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual 19 2.2. Deskripsi Proyek
2.2.1. Fungsi Bangunan 20
2.2.2. Lokasi 21
2.2.3. Luas Lahan 21
2.2.4. Pemilik 21
(6)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2.2.6. Pengelolaan 21
2.2.7. Pemakai/Pengunjung 21
2.2.8. Konsep Siaran 22
2.3. Tinjauan Kelayakan 23
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
3.1. Kriteria Pemilihan Lokasi 25
3.2. Kriteria Pemiihan Tapak 26
3.3. Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak 27
3.3.1. Analisa Pemilihan Lokasi 29
3.4. Studi Banding Kasus Sejenis 30
BAB 4 ELABORASI TEMA
4.1. Latar Belakang Tema 34
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech 34
4.1.2. Sejarah dan Representasi 34
4.1.3. Arsitektur High Tech dan Kota 36
4.1.4. Kesimpulan 36
4.2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek 37
4.3. Penerapan Tema Pada Bangunan 37
4.3.1. Penerapan Penggunaan Kaca Pada Bangunan 37 4.3.2. Pengaruh Penggunaan Kaca Pada Bangunan 38 4.3.3. Penerapan Penggunaan Baja Pada Bangunan 40
4.3.4. Penerapan Sistem Keamanan 41
4.3.5. Penerapan Sistem Pencahayaan 43
4.4. Studi Banding Tema Sejenis 44
BAB 5 ANALISA
5.1. Analisa Lokasi 49
5.1.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 50
5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan 52
5.1.3. Peraturan 53
5.1.4. Karakter Lingkungan 53
5.1.5. Analisa Pencapaian 54
5.1.6. Analisa Sirkulasi 55
5.1.7. Analisa View 57
5.1.8. Analisa Orientasi 59
(7)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
5.2. Analisa Pengelompokan Ruang 61
5.3. Analisa Kegiatan 65
5.4. Analisa Program Ruang 80
5.5. Analisa Massa Bangunan 103
5.6. Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Bangunan 103
5.7. Analisa Struktur 104
5.8. Analisa Utilitas 106
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
6.1. Konsep Ruang Luar 109
6.1.1. Perletakkan Massa Bangunan 109
6.1.2. Parkir dan Sirkulasi 110
6.1.3. View dan Orientasi 111
6.2. Konsep Perancangan Ruang Dalam 112
6.3. Konsep Bahan Bangunan 113
6.4. Konsep Sistem Bangunan 113
6.5. Konsep Struktur 114
6.6. Konsep Perancangan Utilitas Bangunan 115
BAB 7 HASIL PERANCANGAN
7.1. Gambar Perancangan 117
7.2. Gambar 3D 137
(8)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channel 4 Headquarter London 30 Gambar 3.2 Struktur yang Menjadi Detail Interior Pada Bangunan 30 Gambar 3.3 Gambar Sketsa Desain dan Gambar Suasana Real 31 Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan 31
Gambar 3.5 Suasana Pada Ruang Café 32
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan 32
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live 32
Gambar 4.1 Ilustrasi Penggunaan Kaca 39
Gambar 4.2 Penggunaan Baja Pada BMW Welt Building 40
Gambar 4.3 Jenis Sensor 42
Gambar 4.4 Sirkuit Lampu Otomatis 43
Gambar 4.5 Lloyd’s Building 44
Gambar 4.6 Fasade Lloyd’s Building 44
Gambar 4.7 Suasana Loby Lloyd’s Building 45
Gambar 4.8 Entance Lloyd’s Building 45
Gambar 4.9 Hongkong Shanghai Bank 45
Gambar 4.10 British Pavilion, Spanyol 47
Gambar 4.11 Tabir Air British Pavilion, Spanyol 47 Gambar 4.12 Interior Bangunan British Pavilion, Spanyol 47 Gambar 4.13 Fasade Bangunan British Pavilion, Spanyol 48
Gambar 5.1 Peta Lokasi Site 49
Gambar 5.2 Peta Lokasi Tapak dan Lingkungan 50
Gambar 5.3 Fungsi di Sekitar Site 50
Gambar 5.4 Batas-batas Site 51
Gambar 5.5 PRSU Dan Kantor Samsung 51
Gambar 5.6 Analisa Tata Guna Lahan 52
Gambar 5.7 Skyline Jl. Gatot Subroto 52
Gambar 5.8 Lingkungan Sekitar 53
Gambar 5.9 Analisa Pencapaian 54
Gambar 5.10 Analisa Sirkulasi Kendaraan 55
Gambar 5.11 Analisa Sirkulasi Pejalan Kaki 56
Gambar 5.12 Analisa View Dari Site 57
(9)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 5.14 Analisa Orientasi 59
Gambar 5.15 Analisa Kebisingan 60
Gambar 6.1 Konsep Peletakan Massa Bangunan 109
Gambar 6.2 Konsep Parkir dan Sirkulasi 110
Gambar 6.3 Konsep View dan Orientasi 111
Gambar 6.4 Konsep Perancangan Tampak Bangunan 111
Gambar 6.5 Konsep Zoning Ruang Dalam 112
Gambar 6.6 Konsep Bentuk Kolom dan Balok 114
Gambar 6.7 Konsep Bentuk Atap 115
Gambar 7.1 Gambar Perancangan Site Plan 117
Gambar 7.2 Gambar Perancangan Ground Plan 118
Gambar 7.3 Gambar Perancangan Denah Lantai 2 119 Gambar 7.4 Gambar Perancangan Denah Lantai 3 120 Gambar 7.5 Gambar Perancangan Denah Lantai 4 121 Gambar 7.6 Gambar Perancangan Denah Basement 122 Gambar 7.7 Gambar Perancangan Tampak Selatan dan Tampak Timur 123 Gambar 7.8 Gambar Perancangan Tampak Utara dan Tampak Barat 124 Gambar 7.9 Gambar Perancangan Potongan A-A dan Potongan B-B 125
Gambar 7.10 Gambar Perancangan Potongan C-C 126
Gambar 7.11 Gambar Perancangan Rencana Pondasi 127 Gambar 7.12 Gambar Perancangan Detai Pondasi 128 Gambar 7.13 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai Basement 129 Gambar 7.14 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 1 130 Gambar 7.15 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 2 131 Gambar 7.16 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 3 132 Gambar 7.17 Gambar Perancangan Rencana Pembalokan Lantai 4 133 Gambar 7.18 Gambar Aksonometri Rencana Plumbing 134 Gambar 7.19 Gambar Aksonometri Rencana Mekanikal Elektrikal 135
Gambar 7.20 Gambar Aksonometri Rencana AC 136
Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas 137
Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur 137 Gambar 7.23 Gambar 3D Tampak Arah Utara dan Arah Barat 137 Gambar 7.24 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan 138 Gambar 7.25 Gambar Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan 138 Gambar 7.26 Gambar Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan 139
(10)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Gambar 7.27 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat 139 Gambar 7.28 Gambar Perspektif 3D dari Arah Utara Bangunan 140 Gambar 7.29 Gambar Perspektif 3D dari Arah Barat Daya bangunan 140
(11)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan 25
Tabel 3.2 Analisa Pemilihan Lokasi 29
Tabel 5.1 Tabel Analisa Pelaku Kegiatan 65
Tabel 5.2 Tabel Program Ruang 80
(12)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
DAFTAR SKEMA
Skema 1.1 Skema Kerangka Berpikir 7
Skema 2.1 Skema Transmisi Siaran dari Stasiun TV ke Antena Penerima 15 Skema 2.2 Skema Transmisi Siaran yang Diterima Antena Penerima 15
Skema 5.1 Skema Struktur Organisasi 61
Skema 6.1 Skema Distribusi Air Bersih 115
Skema 6.2 Skema Distribusi Air Hujan 115
Skema 6.3 Skema Distribusi Air Kotor 116
Skema 6.4 Skema Pembuangan Sampah 116
(13)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tetapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring keutara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut. sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, maka Kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang (pintu masuk) kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri (ekspor-impor). Posisi geografis Kota Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.
Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi dan karakteristik Kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar (METRO), serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi:
Sebagai pusat Pemerintahan daerah, baik pemerintah Propinsi Sumatera Utara, maupun Kota Medan, sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat Negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan Perusahaan, Bisnis, Keuangan di Sumatera Utara.
Sebagai Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti: Rumah sakit, Perguruan Tinggi, Stasiun TVRI, RRI, dll, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan Swasta, khususnya pusat-pusat Perdagangan.
Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan, dan jasa secara regional maupun internasional.
Sebagai pintu gerbang regional/Internasional/Kepariwisataan untuk kawasan indonesia bagian barat.
Dalam rangka mewujudkan sasaran diatas, arah kebijakan yang dilakukan dengan mewujudkan Citra Good Governance dalam bidang investasi dan lingkungan bisnis, hal yang ingin dicapai dengan kebijakan ini adalah mewujudkan suatu iklim ekonomi yang dapat meyakinkan investor untuk menanamkan modalnya tanpa perlu khawatir dengan permasalahan yang dapat menggangu dan mempengaruhi usahanya ke arah yang negatif.
Pembangunan dimasa mendatang tergantung kepada kemampuan manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya secara harmonis dengan lingkungan dan dapat dinikmati oleh manusia lain. Hal ini hanya akan dapat terjadi apabila
(14)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
dilakukan peningkatan sumber daya manusia. Membangun sistem informasi dan promosi investasi yang efektif, dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan promosi bersekala luas dalam upaya menarik minat investor.
Panca indera manusia menjadi alat penerima informasi. Dari semua informasi, indera penglihatan dan pendengaran menjadi indera yang dominan. Penyebaran informasi akan membentuk masyarakat yang lebih cerdas, berwawasan dan dapat turut membangun lingkungannya. Ketepatan serta situasi dan kondisi bagaimana mereka mendapatkan informasi juga menjadi sangat penting dalam penyampaian informasi yang efektif terhadap lingkungan sekitarnya.
Penyaringan informasi perlu dilakukan untuk menjamin bahwa budaya dan pola-pola pemikiran masyarakat secara umum tetap pada koridor yang diinginkan bangsa dan masyarakatnya. Untuk itu diperlukan suatu tuntutan untuk membangun infrastruktur informasi yang mendukung keinginan masyarakat tetapi tidak lari dari koridor yang diinginkan bangsa dan negara. Pada media cetak dan radio, teknik penyampaian informasi hanya mengandalkan salah satu indera tersebut sehingga seringkali apa yang dimaksud oleh pemberi informasi berbeda dengan penerima informasi.
Televisi sebagai salah satu sarana penyampaian informasi yang sangat penting dari seluruh media penyampaian informasi yang pernah tercipta. Hal ini menjadikannya salah satu kebutuhan primer masyarakat modern. Berdasarkan pengalaman, media televisi dapat mengendalikan sejarah dunia, banyak pemikiran-pemikiran manusia yang tumbuh dari pengaruh apa yang mereka lihat di televisi.
Televisi adalah media komunikasi massa audio visual dan lembaga penyiaran yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara dan gambar secara umum dan terbuka. Di era globalisasi ini, pemerintah daerah memiliki kesempatan untuk membangun infrastruktur yang dapat mengangkat informasi-informasi atau wacana-wacana kedaerahan bagi masyarakatnya. Hal ini dapat memberikan keuntungan bagi pertumbuhan daerahnya, seperti kebudayaan dan adat istiadat yang diturunkan sejak ratusan tahun lalu tidak hilang dalam gaya hidup masyarakat`modern dengan teknologi yang terus berkembang pesat karena dapat disampaikan atau dipopularkan melalui media pertelevisian ini. Jadi, antara kehidupan yang terus berkembang ke arah highly-computerized dan kebudayaan yang dimiliki sebagai akar bangsa, dapat bersimbiosis dengan baik.
Setelah disahkannya undang-undang penyiaran Republik Indonesia tahun 2001 tentang penyiaran, dimana disebutkan bahwa, televisi nasional hanya ada TVRI saja, sehingga kesempatan untuk mendirikan sebuah bisnis pertelevisian swasta menjadi
(15)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
sangat menjanjikan dan berprospek baik. Dalam undang-undang tersebut, bila selama tiga tahun tidak muncul televisi lokal di daerah maka televisi nasional tetap dapat melakukan relay siaran dari pusat (Jakarta). Undang-undang penyiaran kali ini sangat mendukung kehadiran stasiun-stasiun televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan mengurangi keenjangan teknologi informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi hal yang menguntungkan, untuk dapat menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya. Dengan pertimbangan kebutuhan akan informasi-informasi bagi masyarakat, kehadiran televisi lokal lokal untuk menjadi media penyampaian dan pertukaran teknologi, informasi dan budaya daerah yang interaktif, sangat dinantikan warga kota Medan. Sehingga akan menjadi stasiun televisi kebanggaan daerah hingga ke masa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan Perancangan
Maksud Perancangan
• Mewujudkan suatu arsitektur yang tidak hanya sekedar sebagai sarana, tetapi juga sebagai aktifitas penyebaran iformasi bagi masyarakat.
• Menciptakan masyarakat yang haus informasi dan memberikan wadah pengembangan diri dan potensi masyarakat.
• Mengembangkan dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai perkembangan teknologi yang semakin pesat.
• Menciptakan suatu tempta umum yang mampu mewadahi aktifitas seni audiovisual dan hiburan televisi bagi masyarakat sekitar dan mengantisipasi perkembangan kawasan di masa depan.
Tujuan Perancangan
• Menyediakan fasilitas penyebaran informasi, sebagai tempat penyampaian aktivitas keagamaan, seni budaya daerah dan potensi daerah lainnya, sebagai media promosi Kota Medan sebagai kota metropolitan, sebagai media publisitas bagi tokoh masyarakat/daerah untuk berbicara dan memberi informasi pada masyarakat, sebagai tempat pengembangan diri dan potensi sumber daya manusia di Kota Medan.
• Menjadikan kawasan sebagai salah satu pusat komunitas masyarakat Kota Medan khususnya, Sumatera Utara pada umumnya, yang berwawasan informasi teknologi yang tinggi.
(16)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• Menciptakan fasilitas yang efisien, tepat guna, dan sadar teknologi. Dan sebagai tempat pengembangan potensi masyarakat Kota Medan, menjadi masyarakat yang berteknologi, sesuai perkembangan jaman.
• Menciptakan ruang arsitektur yang mendukung optimalisasi kontinuitas antara ruang luar maupun ruang dalam untuk mendapatkan ruang yang nyaman dan efisien.
1.3. Permasalahan Perancangan
Adapun permasalahan yang ada adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi ruang yang akan diaplikasikan pada Medan Local TV Station, sehingga dapat mengetahui Kebutuhan ruang pada Medan Local TV Station ini. Masalah yang timbul juga dijadikan sebagai bahan perencanaan fasilitas-fasilitas pendukung yang saling berintegrasi, serta didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas dan lain-lan. Permasalahan untuk tema dan kasus ini adalah:
Masalah Arsitektur :
• Menerapkan tema pada perencanaan dan perancangan kasus proyek.
• Menerapkan bentuk dan tampilan dari bagunan Stasiun Televisi Lokal yang menarik sehingga menjadikan bangunan tersebut menjadi Landmark naru pada kawasan.
• Kaitan bagunan Stasiun Televisi Lokal dengan konteks kota dan lingkungan setempat.
• Fungsi yang akan diterapkan sehingga sesuai dengan kebutuhan masyarakat. • Pemanfaatan nilai lokasi yang semaksimal mungkin untuk mendapatkaa nilai
tambah bagi lingkungan sekitar.
Masalah Sirkulasi
• Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke lokasi yang memerlukan penataan yang baik antara pedestrian dengan kendaraan bermotor. • Mengatur sirkulasi manusia dan kendaraan agar tidak terjadi persilangan.
• Perihal perencanaan pencapaian dengan mempertimbangkan kemudahan, kejelasan, keamanan dan kenyamanan.
• Masalah pengaturan ruang untuk parkir dan ruang luar.
Masalah Fungsi Bangunan
• Menyelaraskan fungsi dari bagunan yang kompleks.
• Penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pengguna bangunan maupun tujuan perancangan.
(17)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Masalah Perlengkapan Bangunan
• Sistem utilitas, mekanikal dan elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi didalam bangunan.
• Sistem evakuasi apabila terjadi bencana alam, maupun buatan (seperti halnya kebakaran).
• Perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun dalam bangunan. 1.4. Lingkup dan Batasan Perancangan
Adapun lingkup kajian pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini meliputi pengembangan analisa kondisi lahan. Kajian ini diharapkan dapat menyelesaikan penataan kawasan sehingga dapat melahirkan image baru bagi wajah Kota Medan. Mengkaji seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan tentang bangunan Stasiun Televisi Lokal, menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan dan pembentukan ruang. Serta kajian melingkup pada rencana pengembangan bentuk fisik Stasiun Televisi Lokal dan fasilitas-fasilitas pendukungnya, penataan lansekap kawasan serta penyesuaian masalah perkotaan dan lingkungan dengan kaitannya terhadap batas kawasan, jalur sirkulasi yang menuju lokasi sera akses alternatifnya.
Sebagai batasan dalam pembangunan Stasiun Televisi Lokal ini, hanya akan dirancang tapak untuk bangunan Stasiun Televisi lokal dan kaitan dengan lingkungan sekitarnya dalam skala kota. Proyek Stasiun Televisi Lokal ini dibuat pada tahun 2025 dengan mengacu pada visi “Medan Menuju 2025” yang dicanangkan oleh Pemko Medan. Pemilik Proyek adalah pihak swasta sebagai pengelola dan didukung oleh masyarakat, dengan bentuk kerjasama dengan membuka saham perusahaan kepada publik dan dengan dibuatnya kantor sewa didalam stasiun televisi yang diperuntukka bagi publik. Dan batasan terakhir adalah seluruh fungsi di kawasan tapak dihubungkan dengan monorail dan stasiun-stasiun di beberapa titik serta fasilitas umum lainnya yang telah disediakan oleh Pemko Medan.
1.5. Pendekatan Perancangan
Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan dan perancangan Stasiun Televisi Lokal ini adalah melakukan studi pustaka untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria-kriteria umum maupun khusus bagi proses perencanaan dan perancangan.
Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal seperti: • Pengertian dan konsep Stasiun Televisi Lokal.
(18)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• Fungsi dan Manfaat bangunan ini terhadap kawasan, maupun terhadap Kota Medan.
• Studi banding kasus yang berhubungan dengan perencanaan Stasiun Televisi Lokal lebih lanjut.
(19)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
1.6. Kerangka Berpikir
Skema 1.1. Skema Kerangka Berpikir
I N P U T
U M P A N B A L I K
O U T P U T IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN • Pemilihan lokasi • Pemilihan fasilitas
yang sesuai
• Perencanaan sistem komunikasi,
penyiaran, dan utilitas serta sistem
mekanikal elektrikal yang sesuai
• Pemilihan sistem struktur yang sesuai untuk bangunan • Perkiraan jumlah
pemakai dengan luasan bangunan • Penentuan program
ruang dan organisasi ruang
• Perancangan jalur sirkulasi yang tepat untuk menghindari persilangan antara kendaraan dan manusia
• Perancangan gubahan massa yang sesuai antar afungsi dan tema
TINJAUAN UMUM • Kasus proyek • Tema
• Keterkaitan tema dengan kasus proyek • Status proyek • Lokasi • Luas lahan • Luas bangunan TINJAUAN LITERATUR
Tinjauan literature mengenai tema dan kasus proyek
STUDI BANDING
Studi banding proyek dan tema sejenis
ANALISA R. LUAR • Lokasi
• Kondisi dan potensi lingkungan
• View • Sirkulasi dan
pencapaian
• Orientasi Karakteristik lingkungan binaan ANALISA BANGUNAN • Organisasi ruang • Pemakai dan aktivitas • Bentuk massa
bangunan • Pemilihan sistem
struktur
• Mekanikal / elektrikal • Sirkulasi ruang dalam ANALISA SOSIAL, EKONOMI & BUDAYA • Kepadatan penduduk • Pemakai dan aktivitas • Tingkat pendapatan &
ketertarikan pengunjung
KONSEP RUANG LUAR • Zoning
• Pencapaian • Sirkulasi / parker • Gubahan massa • Tata hijau • View
KONSEP RUANG DALAM • Program ruang • Zoning
• Sirkulasi
• Sistem struktur & bahan
• Utilitas
• Mekanikan dan elektrikal • Interior D E S A I N LATAR BELAKANG
• Status medan sebagai kota metropolitan • Perkembangan teknologi dan bidang informasi yang semakin maju
MAKSUD DAN TUJUAN • Mengembangkan
dunia komunikasi massa yang terus berkembang sesuai perkembangan teknologi yang semakin pesat. • Menciptakan
fasilitas yang efisien, tepat guna dan sadar teknologi. Serta sebagai tempat pengembangan potensi masyarakat yang berteknologi sesuai perkembangan jaman.
(20)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
1.7. Sistematika Penulisan Laporan BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan. BAB 2 TINJAUAN UMUM
Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai judul proyek, pemilik, sumber, dana, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan proyek.
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS
Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan KLB / KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas yang menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis.
BAB 4 ELABORASI TEMA
Berisi telaah dan kajian tentang pengertian / elaborasi tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis.
BAB 5 ANALISA
Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi limgkungan mencakup lokasi, kondisi dan potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahakan dengan kesimpulan.
BAB 6 KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir, utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan bahaya kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap.
BAB 7 HASIL RANCANGAN
Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto-foto maket. DAFTAR PUSTAKA
Berisi daftar kepustakaan yang digunakan sebagai literatur selama perencanaan dan perancangan kasus proyek.
(21)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 2 TINJAUAN UMUM 2.1 Pengertian Medan Local TV Station
2.1.1 Definisi Medan Local TV Station
Tinjauan terhadap pengertian dari judul proyek yang diambil berdasarkan atas dasar pustaka dari masing-masing kata sebagai berikut :
1. Medan adalah sebuah nama Ibukota Propinsi Sumatera Utara yang terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur.
2. Local atau yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu Lokal adalah area setempat yang berada pada radius yang tidak terlalu jauh dan tidak melewati batas yang ada.
3. TV, yang juga berarti Televisi terdiri dari kata tele ( bahasa Yunani ) yang berarti jarak, kata visi (bahasa Latin) yang berarti citra atau gambar. (P. C. S. Sutisno, Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Radio, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Edisi ke-3, Jakarta, hal. 1)
4. Kata station yang memiliki arti : “a location at which radio, television, radar, or other electric equipment installed”. (McGraw Hill, Dictionary of Scientific and Technical Terms, Edisi ke-5, 1984, New York, hal. 1547)
“Sebuah tempat di mana peralatan radio, televisi, radar, atau peralatan listrik lainnya ditempatkan.”
5. Local TV Station adalah penyelenggaraan penyiaran televisi yang didirikan oleh masyarakat/swasta atas izin pemerintah dalam wilayah penyiaran lokal setempat. Beberapa definisi Stasiun Televisi:
1. Stasiun televisi adalah suatu wadah penghubung antara penyiar informasi (komunikator) dengan penerima informasi (komunikan). (J. B. Wahyudi; Dasar-Dasar Penyiaran; PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta, 1994)
2. Stasiun televisi adalah suatu wadah yang memberikan fasilitas melayani sekelompok masyarakat dalan berhubungan atau berinteraksi, yang dilengkapi dengan studio, pendukung produksi,. Stasiun transmisi / relay yang melayani kota dan luar daerah.(Joseph De Chiara & John Hancock Callender, Time Saver Standards for Building Types; 2nd Edition, McGraw Hill, Singapore, 1995)
Jadi Local TV Station memberi pengertian :
Suatu tempat atau wadah yang menyelenggarakan aktifitas penyelenggaraan siaran yang dilengkapi oleh produksi siaran, persiapan,
(22)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
administrasi, teknik, dan fasilitas pendukung lainnya, yang kemudian dikirimkan melalui sistem transmisi dengan pemancar gelombang elektromagnetik dan diterima melalui antenna dengan jarak yang jauh, yang secara signal diuraikan kembali berupa siaran audiovisual, gerak, dan sinkron; dimana kepemilikannya dimiliki sepenuhnya oleh pihak swasta dan cenderung bersifat komersial yang berperan dalam penyampaian informasi, promosi, dan iklan. Dengan jangkauan siaran pada area tertentu dimana masih dalam satu lingkup tempat, dan tanpa pemancar tambahan untuk meneruskan pemancaran gelombang siaran.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Televisi
Perkembangan teknologi televisi dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu teknologi yang bergantung pada prinsip mekanik dan elektronik dan teknologi yang murni elektronik. Televisi elektronik banyak ditemukan pada televisi modern yang ada sekarang ini, tetapi takkan mungkin ada tanpa penemuan dan pengembangan dari televisi mekanik.
2.1.2.1 Televisi Elektromekanik
Paul Gottlieb Nipkow mengajukan dan mempatenkan sistem televisi elektromekanik yang pertama pada tahun 1884. Rancangan Niskow berupa piringan yang berputar dikenal sebagai televisi pertama yang menampilkan gambar bergerak, tetapi masyarakat percaya bahwa ia tidak pernah membuat prototipenya untuk membuktikan temuannya. (hingga tahun 1907 perkembangan teknologi tabung pengerasan membuat rancangannya menjadi lebih praktis)
Tahun 1907 Boris Rosing and muridnya Vladimir Zworykin mendemonstrasikan sistem televisi yang menggunakan scanner tabung kaca mekanik dan tabung elektronik Ferdinand Braun (cathode ray tube – tabung sinar katoda) dalam sebuah receiver. Rosing menghilang selama penemuan Bolshevik tahun 1917, tetapi kemudian Zworykin bekerja di RCA untuk membuat televisi elektronik murni, rancangan yang akhinya menjadi paten tantangan bagi rancangan Philo Taylor Farnsworth.
Sistem televisi analog semi mekanik yang pertama didemonstrasikan pada Februari 1924 di London oleh John Logie Baird dengan menggunakan gambar Felix The Cat dan pada tanggal 30 Oktober 1925 dengan menggunakan sebuah gambar bergerak yang dibuat oleh Baird. Sistem Baird ini diadopsi oleh BBC, yang kemudian dihentikan penggunaannya tahun 1937 karena televisi elektronik murni ditemukan.
(23)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2.1.2.2 Televisi Elektronik
Walaupun penemuan Nipkov, Rosing, Baird, dan yang lain luarbiasa, sedikit saja teknologi temuan mereka yang digunakan pada televisi modern. Pada tahun 1934, semua sistem televisi elektromekanik telah ketinggalan.
A.Campbell Swinton menulis surat untuk majalah Nature pada tanggal 18 Juni 1908, yang menjelaskan konsepnya mengenai televisi elektronik yang menggunakan tabung sinar katoda yang ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun. Ia menggunakan sinar elektron dalam kamera dan receiver, yang dapat menghasilkan gambar bergerak dan dapat dikendalikan secara elektronis. Ia menjelaskan hal ini tahun 1911 dan menampilkan diagram sirkuit, tetapi tak seorangpun termasuk Swinton, yang merealisasikan rancangannya tersebut. Sistemnya tersebut tak pernah dibuat.
Sistem yang sepenuhnya elektronik didemonstrasikan oleh Philo Taylor Farnsworth pada musim gugur 1927. Farnsworth pertama membayangkan sistemnya pada saat is berusia 14 tahun. Ia mendiskusikan idenya tersebut dengan guru kimianya di SMU, yang menerima alasan idenya tersebut dapat diwujudkan (Farnsworth kemudian berterimakasih pada gurunya tersebut, Justin Tolman, yang menjadi titik terang pada temuannya tersebut). Ia melanjutkan idenya tersebut di Brigham Young Academy (sekarang menjadi laboratorium di San Fransisco. Temuannya membebaskan televisi dari penggunaan piringan berputar dan bagian mekanik lainnya. Semua televisi dengan tabung gambar modern dikembangkan dari temuannya tersebut.
Vladimir Zworykin juga disebut-sebut sebagai Bapak Televisi Elektronik karena ionoskop temuannya tahun 1923 dan kineskop tahun 1929. Temuannya merupakan salah satu sistem pertama yang mendemonstrasikan sistem televisi dengan fitur-fitur tabung gambar modern. Hasil kerja terakhirnya dengan Rosing pada televisi elektromekanik memberinya petunjuk bagaimana menghasilkan sistem seperti itu, tetapi temuannya dengan RCA diklaim sebagai temuan asli dan menumbangkan 3 fakta yaitu :
a) Paten Zworykin tahun 1923, dipresentasikan sebagai rancangan yang kurang lengkap, tidak mampu bekerja sesuai dengan teorinya (hingga tahun 1933 Zworykin mewujudkan karyanya tersebut).
(24)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
b) Patennya tahun 1923 tersebut tidak diakui hingga tahun 1938, dimana rancangannya tersebut mulai ditanggapi dengan serius.
c) Pengadilan akhirnya menemukan bahwa RCA bersalah dengan menetapkan paten Philo Taylor Farnsworth, dimana laboratoriumnya di RCA dikunjungi Zworykin, ketika ia sedang mengerjakan temuannya. Kontroversi antara Farnsworth dan Zworykin sebagai penemu televisi modern yang pertama masih hangat diperdebatkan sekarang. Beberapa debat timbul dari fakta bahwa ketika Farnsworth mempatenkan pertama, RCA-lah yang pertama memasarkan televisi, dan karyawan RCA yang pertama menuliskan sejarah televisi. Walaupun Farnsworth akhinya memenangkan perdebatan akan debat tersebut, ia tidak pernah bisa sepenuhnya menerima royalti atas temuannya tersebut.
2.1.3 Sejarah Penyiaran Televisi
Penyiaran televisi publik jarak jauh pertama dariNew York dilakukan pada tanggal 7 April 1927. Gambar yang ditampilkan ketika itu adalah Sekretaris PerdaganganWGY, pertama "The Man with the Flower in his Mouth", ditransmisikan pada Juli 1930. Stasiun televisi New York CBS mulai melakukan jadwal siaran tetap 7 hari seminggu di Amerika tanggal 21 Juli 1931. Siaran pertama dilakukan oleh Mayor di Los Angeles, CA oleh Don Lee Broadcasting pada tanggal 23 Desember 1931 di W6XAO yang kemudian berganti nama menjadi KTSL. Mulanya peralatan emekanik digunakan, tetapi pada Juni 1936 penggunaan siaran elektronik dimulai.
Pada tahun 1932 BBC meluncurkan penyiaran dengan menggunakan 30 sistem saluran Baird hingga 11 September 1935. Pada tanggal 2 November 1936 BBC mulai melakukan penyiaran dengan mengunakan siaran dual-system, sistem gabungan antara sistem EMI-Marconi yang beresolusi tinggi (405 garis per gambar) dan sistem standar Baird yang telah dikembangkan menjadi 240 garis per gambar
dari
bahwa gambar elektronik EMI-Marconi menghasilkan gambar yang tajam, dan manjadikannya sebagai sistem siaran standar mereka.
Siaran BBC ini yang ditandai sebagai siaran televisi publik pertama dengan ketajaman tinggi di dunia, sejak siaran televisi dipancarkan lebih dulu di Jerman dengan standar 180 garis per gambar. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan
(25)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
stasiun tersebut ditutup. Transmisi televisi hanya diterima dari Alexandra Palace tahun 1946.
Transmisi televisi reguler pertama di Kanada dimulai tahun 1952 ketika CBC mengudara dengan 2 stasiunnya, satu di Montreal, Quebec tanggal 6 September dan satu lagi di Toronto, Ontario dua hari kemudian.
Siaran televisi antar benua secara live dilakukan di San Fransisco, California dari Konferensi Perjanjian Damai Jepang tanggal 4 September 1955. Pada tahun 1958, CBC menyelesaikan saluran televisi terpanjang di dunia mulai dari Sydney, Nova Scotia ke Victoria, British Columbia.
Program merupakan siaran dalam stasiun televisi (kadang disebut saluran). Pertama, siaran terestrial merupakan satu-satunya cara melakukan siaran. Karena bandwidth dibatasi, peraturan pemerintah masih normal. Di Amerika, Komisi Komunikasi Federal ( FCC ) memperbolehkan menyiarkan iklan, tetapi menekankan komitmen program siaran publik sebagai persyaratan ijin siarannya. Sebaliknya, Inggris memilih jalan yang berbeda yaitu menentukan biaya lisensi televisi pada tiap pembelian peralatan televisi, untuk mendanai BBC, yang merupakan siaran pulik sebagai bagian dari Perjanjian Kerajaan.
Perkembangan penggunaan kabel dan satelit menandakan distribusi pada tahun 1970, yang menyebabkan pengusaha semakin mengejar target penonton tertentu, dan membuat bermunculannya saluran televisi khusus, seperti HBO dan SkyTV. Praktis tiap negara di dunia sekarang telah mengembangkan sekurang-kurangnya satu saluran televisi. Televisi telah berkembang pesat di seluruh dunia, memudahkan tiap negara menampilkan aspek budaya dan masyarakatnya kepaga negara-negara lain.
Pada akhir 1980, 98% dari semua rumahtangga di Amerika telah memiliki satu set televisi. Rata-rata penduduk Amerika menonton televisi 4 jam sehari. Dengan perkiraan duapertiga penduduk Amerika memperoleh sebagian besar berita dari seluruh dunia dari televisi, dan hampir setengahnya memperoleh berita dari televisi.
2.1.4 Hakekat Fungsional Stasiun Televisi
Hakekat fungsional stasiun televisi adalah memberikan wadah, sarana, menciptakan keharmonisan komunikasi dalam berbagai jenis, bentuk, situasi dan proses penyampaian informasi / peristiwa. Proses komunikasi sendiri dapat berbentuk intrapersonal communication (ide atau gagasan, mengemukakan pendapat), interpersonal communication (berbicara tatap muka, melalui telepon),
(26)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
atau grup communication (berpidato di depan khalayak). Yang mana kesemua ini akan disebarluaskan pada khalayak melalui pusat penyiaran, yang kita sebut stasiun televisi.
2.1.5 Tinjauan Kegiatan
Secara garis besar kegiatan yang dilakukan dalam stasiun TV merupakan kegiatan proses produksi dimana terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Praproduksi (perencanaan), meliputi kegiatan praproduksi antara lain penuangan ide ke dalam outline, pembuatan format / skenario, script, storyboard, program meeting, pembuatan dekor, dan lain-lain.
2. Produksi (peliputan), seluruh kegiatan liputan (shooting) baik di studio maupun di lapangan.
3. Pascaproduksi (penyuntingan), semua kegiatan setelah peliputan / shooting sampai materi itu dinyatakan selesai dan siap disiarkan / diputar kembali. Yang termasuk kegiatan pascaproduksi antara lain : editing (penyuntingan), manipulating (pengisian suara), subtitle, title, ilustrasi, efek, dan lain-lain. Tahap pekerjaan setelah selesai shooting adalah harus diadakan checking, untuk mengetahui apakah perlu dilakukan shooting ulang. Checking berikutnya dilakukan selesai pekerjaan editing dan manipulating yang lazim disebut review untuk menentukan apakah perlu ada perbaikan, kemudian dilakukan preview. 2.1.6 Penyiaran Televisi
Istilah penyiaran (broadcast ) berarti “mengirimkan ke segala arah.”
Penyiaran adalah kegiatan pembuatan dan proses menyiarkan acara siaran radio dan televisi serta pengelolaan operasional perangkat lunak dan keras, untuk memungkinkan terselenggaranya siaran radio dan televisi.
Penyiaran adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum gelombang radio, yang dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh khalayak dengan pesawat radio dan atau pesawat televisi.
Organisasi penyiaran didukung oleh tiga unsur utama yaitu : ‘siaran – teknik – administrasi’. Siaran merupakan satu-satunya output dari organisasi penyiaran. Siaran radio dan juga televisi mampu mendatangi khalayak tanpa membedakan status dan usia tiap harinya.
Kegiatan penyiaraan meliputi :
(27)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• mengadakan / menyiapkan program
• menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan, tengah tahunan, dan seterusnya
• menyelenggarakan siaran, baik artistik maupun jurnalistik. • mengadakan kerja sama dengan lembaga penyiaran lainnya • menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
• mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
• menyelenggarakan pertukatan berita dan program dengan lembaga penyiaran, baik dalam maupun luar negeri
• mengadakan promosi dan menjual program (bagi televisi lokal)
Skema 2.1. Skema transmisi siaran dari stasiun televisi ke
antena penerima
Skema 2.2. Skema transmisi siaran yang diterima
(28)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2.1.7 Fasilitas Televisi
Fasilitas penyiaran telivisi meliputi mulai dari stasiun kecil yang meleyani suatu komunitas kecil hingga ke fasilitas jaringan yang besar dengan banyak studio dan fasilitas pendukung yang mahal yang menyediakan acara untuk ratusan kota dan pasar regional.Karena luassnnya variasi jenis yang dibutuhkan suatu stasiun, artikel ini dibatasi hanya memebahas pertimbangan untuk perencanaan dasar ditambah dengan gambaran singkat untuk tiap stasiun yang mungkin
diperlukan.Pembahasan ditekankan hanya pada fasilitas pembuatan program, sedangkan stasiun tranmisi hanya dibahas sekilas.
Berikut ini adalah fasiltas-fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun besar. Stasiun yang lebih kecil mungkin membutuhkan fasilitas yang lebih sedikit.
1. Studio
Yaitu segala ruang dimana dilaksanakan proses perekaman dengan kamera. 2. Ruang Kontrol
• memiliki peralatan terpisah untuk audio, video dan penataan • memiliki akustik yang baik
• dapat diakses dari studio yang berhubungan dengannya.
• Direct visual contact ( pandanganlangsung dari dan ke studio ) jika diperlukan
3. Fasilitas
• Tempat peralatan-peralatan Teknik yang mendukung penyiaran • Agar mudah dirawat, sering dikelompokan dalam CTA :
Fasilitas di dalam CTA : - Ruang/ rak peralatan - Video tape recording (VTR)
- Teleccinema ( fasilitas pmutaran film )
- Master control ( Untuk pemolesan akhir dan tempat monitoring siaran on-air )
- Maintenance work shop ( gudang suku cadang peralatan ) - Ruang peralatan telephone
- Film Recording - Video Catridges
(29)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• Program control ( ruang tempat menghubungkan berbagai bahan ( VTR, teccine, live remote ) menjadi suatu program yang lengkap.
4. Pemberitaan
Fasilitas yang dibutuhkan untuk suatu stasiun TV besar atau jaringan : • newsroom
• arsip dan perpustakaan • studio pemberitahuan khusus • grapich arts
5. Fasilitas Pendukung Studio • Hall latihan ( rehearsal hall ) • Wardrobe room
• Dressing room • make up room • Ruang multi guna
• Penyimpanan untuk layer dan barang-barang • Ruang tunggu crew
Penyimpanan kamera, microphone, perlatan ligting 6. Scenery/Latar
Termasuk tempat indonesia, memproduksi, oenyimpanan, dan untuk yang tidak terpakai lagi
7. Film
Fasilitas untuk memproses film, editing, penimpanan dan kadang-kadang sebagai laboratorium film komersial.
8. Efek Suara
Hanya di butuhkan untuk stasiun besar. 9. Ruang Produksi Musik
Menyediakan suara backgrond untuk acara studio. 10. Screening Room (viewing room)
Ruang untuk preview suatu film atau acara kepada acara potensial. 11. Fasilitas untuk produksi acara di luar
Fasilitas ini membutuhkan : • garasi atau ruang perkir
(30)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• untuk stasiun yan sering mengadakan siaran off-premises sebuah ruang kontrol
• Sangat dibutuhkan. Karena memungkinkan mengrapulkan siaran remote tanpa terikat pada satu stasiun tetap.
12. Ruang Echo
Dengan mengunakan kamar echo alami atau dengan menggunakan alat buatan 13. Kantor
• Dapat terletak jauh dari studio atau bahkan pada bangunan lain • Ruang eksekutif dan konfrnsi membutuhkan rangkaian
14. Fasilitas Pegawai
• Suatu aktifitas yang besar membutuhkan cafetaria , fasilitas P3K yang lainnya
• Dalam merencanakan sirkulasi dan fasilitas toilet, memperhatikan sirkulasi pengungjung, anak sekolah, dan penonton studio
15. Perawatan Bangunan
Diperlukan untuk perawatan AC, tenaga listrik, dan layanan bangunan lain yang penting.
16. Pengembangan Site
• Yang diperlukan dalam parkir : karyawan, pengunjung studio, tamu bisnis, masyarakat umum, kendaraan stasiun
• Fasilitas loading diluar adalah penting untuk alat-alat scenery dan barang-barang seperti kamera yang berat, boneka-boneka, dan peralatan elektronik
• Beberapa stasiun memanfaatkan fasilitas luarnya untuk program-program tentang pertanian atau hewan
2.1.8 Siaran
Siaran berasal dari kata ‘siar’. Siar berarti menyebarluaskan informasi melalui pemancar. Siaran dapat berupa siaran radio (radio), dapat pula dalam bentuk siaran audio visual dan sinkron, seperti pada televisi siaran.
Siaran sebagai output stasiun penyiaran yang dikelola oleh organisasi penyiaran, merupakan hasil perpaduan antara kreativitas manusia dan kemampuan sarana / alat, atau antara petangkat keras dan lunak.
Produksi acara siaran, tidak selalu diselenggarakan di dalam studio, tapi ada yang diproduksi di luar studio. Untuk produksi dan siaran langsung di luar studio,
(31)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
diperlukan mobil produksi / Outside Broadcasting Van (OB Van) dan seperangkat kamera elektronik lengkap dengan perekam suaranya. Bahkan sebuah stasiun penyiaran dapat memiliki studio alam, yaitu studio yang dibuat di alam terbuka, dilengkapi dengan berbagai tipe rumah, danau, gunung, sungai, perkampungan, dan sawah buatan. Hal ini untuk keperluan produksi mata acara siaran.
Sebenarnya tugas dari stasiun penyiaran hanyalah memancarkan siarannya dari pemancar stasiun penyiaran, tetapi wewenang dari pengelola telekomunikasi di Indonesia adalah P.T. Telkom Indonesia dan Indosat.
2.1.9 Prinsip Dasar Siaran Televisi
Untuk menyelenggarakan siaran televisi, pada perangkat keras (hardware) diperlukan tiga unsur utama, yaitu :
• Studio ( Prasarana dan Sarana Penunjang ) • Pemancar ( Transmisi )
• Pesawat Televisi ( Penerima )
Ketiga unsur utama ini disebut dengan “Trilogi Televisi”. Artinya paduan penggunaan ketiga unsur tersebut akan menghasilkan siaran televisi.
2.1.10 Sarana dan Prasarana Produksi Informasi Audiovisual
Informasi merupakan bahan baku yang harus dicari, dikumpulkan, diseleksi, dan diproduksi menjadi audiovisual gerak. Untuk mengolah informasi menjadi informasi audiovisual gerak diperlukan sarana dan prasarana yang harganya relatif mahal. Sarana dan prasarana untuk proses produksi dan pascaproduksi ini antara lain sebagai berikut :
1. Prasarana produksi
• gedung / ruang dengan penyejuk udara (AC)
• studio produksi dan studio rekaman suara (audio recording) • ruangan visual editing / penyuntingan gambar
• auditorium lengkap dengan sistem lampu, suara dan kamera elektronik • ruang preview
• studio alam
Sistem produksi, ruang editing / manipulating dan ruangan rekaman suara (audio recording), serta penyimpanan alat-alat elektronik harus dalam kondisi sejuk, maka setiap saat temperatur ruangan harus selalu dikontrol. 2. Sistem Produksi
(32)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• peralatan lampu (lighting) dan shiny board • peralatan suara (sound system)
• alat editing film dan video
• alat perekam suara lengkap dengan mixer • time base corrector (TBC) untuk menstabilkan
• proyektor untuk film dan fasilitas playback untuk sponsor • character generator untuk title
• komputer grafik
• pins box untuk superimpossed tulisan / garis • video digital optic (ADO) untuk efek khusus • teleprompter
• cromakey
• unit mobil produksi / mobile production unit (MPU) • the total dubbing and editing system
• slate / klepper • video cassette / tape • tripod kamera • dan lain-lain 2.2 Deskripsi Proyek
2.2.1 Fungsi Bangunan
Bangunan difungsikan untuk mewadahi aktifitas-aktifitas penyiaran dan pertelevisian serta fasilitas yang menunjang keberadaannya sebagai bangunan publik di kawasan yang tingkat urbannya tinggi sekali. Adapun fasilitas-fasilitas yang disediakan adalah :
• Fasilitas pertelevisian dan broadcasting
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mewadahi aktifitas penyiaran, programming, pemberitaan, produksi, teknik produksi, dan periklanan.
• Fasilitas penunjang
Merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi keberadaan bangunan di kawasan urban sehingga bangunan juga memberi peran penting bagi kemajuan kawasan tersebut.
(33)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi kepentingan pihak swasta yang kegiatannya berhubungan dengan pertelevisian seperti rumah produksi, pusat pelatihan, dan pusat penjualan peralatan produksi televisi.
• Fasilitas pengelola 2.2.2 Lokasi
Lokasi proyek terletak di Jl. Jend.Gatot Subroto dan Jl. Asrama (Outer Ring Road) 2.2.3 Luas Lahan
Luas lahan yang direncanakan sekitar 1,7 hektar dengan pertimbangan kapasitas pengguna bangunan mencapai sekitar dua ribu orang
2.2.4 Pemilik
Pemilik dari proyek ini adalah pihak swasta. 2.2.5 Pembiayaan
Pembiayaan dari kasus proyek ini adalah pihak swasta dan kemungkinan kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan periklanan.
2.2.6 Pengelolaan
Pengelolaan bangunan dilaksanakan oleh swasta dengan kemungkinan kerjasama dengan beberapa sponsor swasta lainnya yang bergerak di bidang pertelevisian dan periklanan.
2.2.7 Pemakai / Pengunjung Karakteristik pengunjung
Ditinjau dari segi usia
Pemakai dari bangunan tidak memiliki batasan usia. Ditinjau dari strata ekonomi
Pemakai dari bangunan secara umum tidak dibatasi dari segi strata ekonomi , tetapi pemesan dari bangunan berstrata ekonomi menengah ke atas. Ditinjau dari jangkauan pelayanan
Pemakai dari gedung secara umum tidak dibatasi wilayahnya selama masih berkaitan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, tetapi karena bangunan stasiun televisi ini berada di kawasan publik dimana fungsi publik kota seperti restoran, swalayan, game station dan fungsi publik lainnya, ikut dimasukkan ke dalam bangunan maka pemakai bangunan ini ditujukan bagi pengunjung kawasan bangunan ini berdiri.
Ditinjau dari aktifitas yang terjadi - Pengelola / pegawai
(34)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Mengatur dan menyelenggarakan segala kegiatan di dalam bangunan baik yang berhubungan dengan kegiatan pertelevisian dan periklanan, juga dengan kegiatan publik.
- Pengunjung bisnis
Melakukan transaksi atau pertemuan dengan pengelola untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kemajuan stasiun televisi khususnya seperti sponsor, iklan, kontrak kerja,dll.
- Penonton Studio
Menyaksikan secara langsung kegiatan pertelevisian yang dilaksanakan di studio televisi
- Publik Umum
Sebagai pihak yang mengunjungi fasilitas-fasilitas publik di dalam bangunan stasiun televisi tetapi tidak berhubungan dengan kegiatan pertelevisian. - Penyewa / tenant
Sebagai pihak swasta luar yang melakukan aktifitas kerja di stasiun televisi tetapi berhubungan dengan kegiatan pertelevisian.
2.2.8 Konsep Siaran
Program Berita ( 30% )
Penyajian berita lokal berkerjasama dengan media massa yang telah lama hadir dan dipercaya oleh masyarakat, baik itu cetak maupun radio. Program ini terbagi atas dua yaitu berita umum dalam bahasa Indonesia dan berita daerah dalam bahasa daerah guna memberikan kebanggaan akan bahasa setempat. Melihat contoh sukses dari media cetak daerah terhadap media cetak nasional dalam menguasai jumlah pembacanya, hal yang sama akan terjadi juga dalam penyelenggaraan informasi berita televisi lokal. Karena kekuatan informasi pada televisi lebih mengena, maka kebijaksanaan pemerintah dan program pembangunan dearah dapat lebih tersosialisi dan dimunkinkan mendapat dukungan masyarakat lebih kuat dari sebelumnya.
Program acara berita antara lain : • Berita umum (bahasa Indonesia) • Berita daerah (bahasa daerah) • Berita sekilas
• Berita ekonomi dan wirausaha • Liputan khusus, dll
(35)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Program Budaya ( 30% )
Program budaya ini harus dikemas sangat menghibur dengan dukungan para Rumah Produksi yang kreatif penyajiannya didukung dengan membangun kesadaran untuk mempertahankan budaya lokal dari serbuan budaya luar yang begitu besar. Akan diperhatikan pula kepopuleran yang tengah ada di masyarakat sejangkau siar televisi ini, agar pengolahan acara budaya ini selalu diminati dan ditunggu pemirsa, terutama kaum muda penerus budaya daerah.
Keberhasilan program acara ini menjadi titik tolak kesuksesan pendirian televisi ini bagi masyarakat setempat, karena kebanggaan akan budaya lokal harus diperjuangkan disini, sebagai sarana yang paling efisien menjangkau jumlah pemirsa, televisi ini akan mempopulerkan karakter setempat. Program budaya televisi ini juga dapat dijual ke media televisi lain baik dalam maupun luar negeri, yang akhirnya juga menjadi alat promosi kebudayaan daerah.
Program acara budaya antara lain : • Musik daerah setempat
• Theatre drama seni daerah setempat • Sinetron berbahasa daerah setempat, dll Program Hiburan ( 40% )
Program hiburan akan menyajikan acara yang dibeli dari pusat maupun dari luar negeri. Program yang akan disajikan akan dipilah sedemikian rupa sehingga tetap mengemban misi sosial kemasyarakatan yang mendidik dan memberikan wawasan intelektual.
Program-program hiburan yang diproduksi stasiun televisi ini akan menjadi bahan bagi televisi lokal lainnya yang menyajian hiburan berbasis budaya nasional. Begitu juga sebaliknya, dengan kerjasama seperti ini akan memberikan efisiensi biaya produksi dan tetap mengemban misi persatuan dan kesatuan Indonesia.
Program acara hiburan : • Sinetron
• Musik nasional / internasional / daerah lain • Film, dll
2.3 Tinjauan Kelayakan
Undang-undang penyiaran sangat mendukung kehadiran televisi lokal sehingga kebijaksanaan tersebut akan memperlancar pertumbuhan televisi lokal dan menghindari
(36)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
kesenjangan teknologi dan informasi antara Jakarta dan di daerah-daerah. Bagaimana memanfaatkan momentum tersebut menjadi sebuah pembangunan yang berarti bagi masyarakat Kota Medan.
Kesempatan sebagai pionir televisi lokal yang profesional menjadi tiket penting untuk menjadi penguasa pasar pertelevisian daerah dikemudian hari bila lahir televisi-televisi lokal lainnya yang menjangkau daerah yang sama. Oleh karena itu penyertaan pemerintah dan dukungan investasi masyarakat dalam melahirkan televisi lokal di Medan ini menjadi hal penting untuk menggapai suksesnya pertelevisian swasta kebanggaan daerah dikemudian hari.
Salah satu isi tayangan yang dapat dikembangkan adalah informasi Iptek yaitu dengan memanfaatkan informasi berbagai hasil penelitian dan pengembangan Iptek terutama teknologi tepat guna yang bisa dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat di Medan dan daerah sekitarnya. Selain itu juga menyampaikan pengetahuan tradisional dan teknologi lokal yang telah dikenal masyarakat Medan. Hal ini akan sangat efektif bila pengelola TV dapat melakukannya secara interaktif, yang membuka ruang bagi partisipasi publik dalam menyebarkan informasi yang dipilih. Dengan demikian ada saling ketergantungan antara pengelola TV dengan pemirsanya.
Dengan adanya televisi lokal di kota Medan ini, tentunya juga dapat menampung sumber daya manusia di Medan yang berlimpah, khususnya yang berkaitan dengan pelatihan atau kursus audiovisual yang mulai bermunculan di Medan dan paket industri hiburan televisi yang belakangan booming di televisi lokal Jakarta yang uniknya dikuasai oleh putra-putri Medan. Paket industri yang dimaksud di sini adalah program reality show seperti AFI dan Indonesian Model (Indosiar), Indonesian Idol (RCTI), Indonesian Star (MetroTV), Kontes Dangdut TPI (TPI), dan lain-lain. Fakta ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia di Medan tidaklah rendah, melainkan karena wadah yang menampung "mutiara-mutiara terpendam" itu belum dikelola dengan baik dan profesional. Dengan demikian artis-artis lokal tidak perlu lagi pergi ke Jakarta untuk mengadu nasib menjadi artis nasional karena inilah saatnya mereka menjadi artis di rumah mereka sendiri.
(37)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 3 TINJAUAN KHUSUS 3.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
Sebagai sebuah bangunan publik komersil yang mengedepankan profit dan citra stasiun televisi lokal yang baik, hal pertama yang harus dilakukan ialah memilih lokasi yang mendukung keberadaan stasiun televisi lokal ini nantinya.. Kriteria pemilihan lokasi untuk stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut :
1. Rencana Umum Tata Ruang Kota
Penentuan lokasi harus sesuai dengan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota. (Stasiun Televisi lokal adalah suatu bentuk kegiatan komersil / mengutamakan profit). Berdasarkan RUTRK, wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ditetapkan menjadi 5 wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), yaitu :
Tabel 3.1 Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan
W P P
Kecamatan Pusat
Pengembangan
Peruntukan Wilayah Program
Kegiatan Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan Belawan Pelabuhan Industri Permukiman Rekreasi Maritim
Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan
permukiman. B
M. Deli Tanjung Mulia
Perkantoran Perdagangan
Rekreasi Indoor Permukiman
Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan
sampah, sarana pendidikan. C M. Timur
M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas Aksara Permukiman Perdagangan Rekreasi
Sambungan air minum, septic tank, jalan baru,
rumah permanen, sarana pendidikan dan
kesehatan. D M. Johor
M. Baru M. Kota M. Maimoon
M. Polonia Pusat Kota
CBD Pusat Pemerintahan Hutan Kota Pusat Pendidikan Perkantoran Rekreasi Indoor Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan.
(38)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan Sei Sikambing Permukiman Perkantoran Perdagangan Konservasi Rekreasi Lapangan Golf Hutan Kota
Sambungan air minum, septic tank, jalan baru,
rumah permanen, sarana pendidikan dan
kesehatan.
Sumber : RUTRK Kota Medan 2005
Berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dalam RUTRK di atas, maka lokasi yang tepat untuk mendirikan stasiun swasta yang bersifat komersil adalah di daerah pusat kota yang diorientasikan menjadi pusat CBD.
2. Lingkungan
Berada pada lokasi yang strategis, representatif dan cocok untuk fungsi berskala kota.
3. Kedekatan dengan Calon Peserta Acara
Lokasi merupakan faktor penentu yang sangat penting dalam gal perencanaan stasiun televisi yang baik, berkaitan dengan jenis program yang dibuat, hubungan dengan sumber bakat-bakat baru dan hubungan dengan masyarakat. Jika wawancara eksklusif atau diskusi panel dibuat, stasiun harus berdekatan dengan peserta acara tersebut (pelaku bisnis, atlet atau tokoh politik). Dengan kata lain, stasiun televisi harus dibuat sedekat mungkin dengan daerah bisnis, olahraga dan pusat pemerintah yang menjadi sumber/objek berita program yang akan ditayangkan oleh stasiun televisi nantinya.
4. Jarak ke Bandara Polonia
Fungsi salah satu bangunan adalah sebagai transmisi penyiaran, ketinggian bangunan di Medan saat ini ± 44 m sebagai akibat adanya bandara Polonia. Dengan demikian bangunan stasiun televisi ini harus jauh dari bandara Polonia.
3.2 Kriteria Pemilihan Tapak
Kriteria pemilihan tapak untuk stasiun televisi lokal meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
1. Ukuran Lahan
Ukuran Lahan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang. Biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan studio televisi.
(39)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2. Kontur Tapak
Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan loading dock peralatan dan properti studio televisi yang cenderung merupakan barang berat dan besar. 3. Fungsi Lain di Sekitar Tapak
Jenis fungsi lain yang berada di sekitar tapak dapat mempengaruhi citra stasiun televisi dan dapat mendukung kegiatan operasionalnya.
4. Pencapaian
Karena stasiun televisi menekankan hubungan publik umum tersebut, maka stasiun tersebut harus dengan mudah dicapau dengan baik oleh pejalan kaki maupun dengan transportasi umum.
5. Parkir
Area Parkir (ruang garasi) untuk kendaraan studio (Outside Broadcastinf Van/OB Van) yang digunakan untuk acara liputan luar sangat perlu diperhatikan. Fasilitas parkir juga harus dipertimbangkan kemudahan aksesnya bagi pengelola, pengunjung, artis dan tamu khusus.
6. Pengenalan Entrance
Entrance menuju dan keluar tapak harus semudah mungkin bagi pengunjung, artis dan tamu khusus.
7. Kebisingan
Walaupun studio televisi dapat didesain khusus untuk mengatasi kebisingan lingkungan yang sangat mengganggu, keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang mutlak. Perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan disekitarnya, yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa mendatang.
8. Loading Dock
Peralatan dan properti dekorasi studio televisi cenderung merupakan barang berat dan besar sehingga perlu diperhatikan loading docknya sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya. Diusahakan adanya jalan alternatif masuk ke tapak. 3.3 Analisa Penentuan Lokasi dan Tapak
Berdasarkan kriteria pemilihan diatas, maka diputuskan untuk memilih tiga alternatif tapak di kota Medan yang cocok untuk proyek televisi. Alternatif tersebut akan dianalisa dan kemudian dipilih tapak yang paling sesuai. Lokasi tapak terpilih adalah:
(40)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
• Jl. Yose Rizal
• Jl. Gatot Subroto
(41)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
3.3.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Table 3.2 tabel analisa pemilihan lokasi
K R I T E R I A L O K A S I U S U L A N
Jl. Yose Rizal Jl. Gatot Subroto – Outer Ring Road Jl. S. Parman
Luas Lahan 1.5 Ha 1.7 Ha 1 Ha
RUTRK Terletak Di Pusat Kota
( 5 )
Terletak di Daerah Sub-Urban ( 4 )
Terletak di Pusat Kota ( 5 )
Lingkungan Sedang
( 3 )
Strategis ( 5 )
Cukup Strategis ( 4 ) Kedekatan dengan Calon
Peserta
Dekat ( 5 )
Dekat ( 5 )
Dekat ( 5 ) Jarak Ke Bandara Polonia Jauh dari Bandara Polonia
( 5 )
Jauh dari Bandara Polonia ( 5 )
Jauh dari Bandara Polonia ( 5 )
Fungsi Eksisting Ruko
( 3 )
Lahan Kosong ( 5 )
Ruko ( 3 ) Fungsi Pendukung Sekitar
Lokasi
Bangunan Komersil, Perumahan Penduduk
( 3 )
Perumahan Penduduk, Bangunan Komersil, PRSU, Kantor Pemerintah
( 5 )
Bangunan Komersil, Perumahan Penduduk
( 4 )
Jangkauan Terhadap Struktur Kota
Berada di Pusat Kota dengan kepadatan penduduk cukup tinggi dan merupakn
wilayah pengembangan bangunan komersil dan perdagangan
( 4 )
Berada didaerah Sub-Urban dengan kepadatan penduduk relatif sedang
dan merupakan wilayah pengembangan bangunan komersil
dan rekreasi ( 4)
Berada di Pusat Kota dengan kepadatan penduduk cukup tinggi dan
merupakan wilayah pengembangan CBD, komersil, perdagangan,
perkantoran ( 4 ) Tingkatan Jalan Jalan Arteri Sekunder
( 3 )
Jalan Arteri Primer dan Jalan Lingkar Luar Medan
( 5 )
Jalan Arteri Primer ( 4 )
NILAI AKHIR 31 38 34
(42)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
3.4 Studi Banding Kasus Sejenis 1. Channel 4 Headquarters
London, 1991-1994
• Tipe bangunan : bangunan telekomunikasi • Arsitek : Richard Rogers
• Deskripsi bangunan :
Bangunan stasiun televisi yang berbentuk huruf L ini berdiri di atas tapak yang alami dan natural. Bangunan terdiri dari kantor (di 4 lantai yang mengakomodasi lebih dari 600 staff) 2 bentuk ruang yang membentuk suatu ruang terbuka. Entrance dengan baik dirancang, dimana area penerima diapit, dari satu sisi, tower yang terdapat lift, boiler, chiller, dan antenna transmisi di dalamnya, dan dari sisi lain, susunan ruang rapat yang menyerupai tumpukan televisi. Konstruksi bangunan yang berani, dimana bangunan high tech ini telah menjadi gambaran tipikal arsitektur Inggris selama lima puluh tahun belakangan ini. Detailnya ditampilkan begitu akurat, dikombinasikan dengan eksperimen perkembangan material terbaru yaitu kaca dan baja.
Baja dan kaca digunakan untuk menyampaikan semua batas teknologi dan keindahan, melaksanakan dan meneruskan kembali tradisi besar seperti yang terdapat pada istana kristal.
Salah satu contoh karya arsitektur yang penuh dengan inovasi adalah stasiun televisi Channel 4 di London yang diranvang oleh Richard Rogers. Bangunan ini tidak hanya inovatif pada penggunaan materialnya tetapi pada konsep fungsional dan distribusinya. Pada karyanya ini, arsitek Inggris ini dengan elegan menggabungkan gaya klasik dengan teknik pre-fabrikasi yang paling maju, menciptakan bangunan yang sangat terang, transparan, dan berkilau.
Gambar 3.1 Gambar Bangunan Channnel 4 Headquarter London
Gambar 3.2 Struktur Yang Menjadi Detail Eksterior Pada Bangunan
(43)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Untuk mendapatkan hal tersebut, Rogers menambahkan perbaikan yang baik pada efek volumetrik. Berdasarkan analisis yang teliti pada tapak, program fungsional didasarkan pada penciptaan taman di tengahnya. Konsep dasar yang mendasari bangunan Channel 4 ini adalah penggunaan dan persepsi ruang yang tercipta tersebut. Luas kompleks bangunan ini adalah sekitar 18.000 m2, terdiri dari kantor dan bagian
teknik, tidak hanya kantor administrasi stasiun televisi dan studio saja, tetapi juga 2 blok berisi ratusan apartemen.
Apartemen tersebut menghadap ke arah Horseferry Road dan Chadwick Street dan dihubungkan langsung oleh entrance luarbiasa di sudut kedua jalan tersebut. Shading matahari dari
metal ringan diaplikasikan pada fasadenya berfungsi sebagai penghalang bising dan mengendalikan efisiensi cahaya dan energi.
Kedua bangunan tersebut dilapisi dengan aluminium, dan tampak sebagai bingkai entrancenya, dibentuk oleh lapisan kaca, orang akan masuk ke dalam
atrium yang tinggi dan nyaman melalui pintu putar. Bangunan tersebut dibangun dengan penataan klasik mengelilingi taman, menegaskan keberadaan jalan seperti
Gambar 3.4 Sketsa Metode Proses Pembangunan Bangunan
(44)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
yang tercermin pada rencana penataan urban yang diproposalkan oleh IBA (Internationale Bauausstellung) untuk Berlin pada tahun 80-an.
Layout yang sederhana tersebut, dengan baik ditempatkan pada tapak dan bangunan sekitar sangat kontras dengan komponen berteknologi tinggi dari bangunan utama.
Perulangan elemen seperti yang terdapat pada Lloyd’s Building, termasuk tangga dengan segera dikenal walaupun ridak digunakan secara vertikal seperti pada bangunan firma asuransi yang terkenal tersebut.
Bangunan Channel 4 bercahaya dengan efek yang bagus pada malam hari. Sebelumnya Rogers telah bereksperimen dengan efek yang sama pada sebuah
bangunan kantor. Variasi penggunaan elemen kaca yang konsisten juga membantu membentuk kembali material massa bangunan dan mengurangi kekontrasannya dengan bangunan sekitar. Sistem ini dominan digunakan pada lapisan luar bangunan. Hal ini dapat dari bentukan dinding l
e n g
kung kaca yang menandai entrance utama kedua sayap bangunan stasiun televisi tersebut, memproyeksikan taman hijau di dalam sehingga dapat dilihat melalui dinding kaca tersebut.
Area yang dikelilingi oleh fasade ini, yang memainkan peranan representasi dan distribusi dalam tahap konstruksi, terdiri dari
restran dab fasilitas publik lain yang memberikan bagian luar kota ke dalam bangunan. Gambar 3.5 Suasana Pada ruang Café
Gambar 3.6 Sketsa Metode Pembangunan Pada Bagian Lengkung Bangunan Yang Menjadi Main Entrance Dan Pada Pemasangan
Struktur Bagian Yang Sama
Gambar 3.7 Sketsa Aksonometri Ruang Studio Live
(45)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
Interior bangunan juga memberikan perhatian khusus pada transparansi, dengan menggunakan lembaran dan dinding kaca untuk mengurangi dampak dari struktur luar dan membiarkan cahaya matahari masuk. Sementara area ME yang berteknologi tinggi memainkan peranan penting di dalam rancangan bangunan, dikelompokkan bersama dalam layout yang klasik tersebut.
(46)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
BAB 4 ELABORASI TEMA 5.1 Latar Belakang Tema
Tema yang akan diangkat untuk menyelesaikan berbagai permasalahan seputar proses desain Medan Local TV Station ini adalah “Arsitektur High Tech”.
4.1.1. Pengertian Arsitektur High-Tech
Istilah Arsitektur High Tech pertama kali muncul pada awal tahun 70-an yang digunakan para arsitek untuk menyatakan “teknologi alternative”. Sejalan dengan waktu istilah tersebut semakin umum digunakan, namun arsitek-arsitek High Tech sendiri lebih memilih untuk menggunakan istilah “teknologi tepat guna”, sebuah istilah yang ambisius.
Di Amerika Serikat istilah High Tech memang menunjuk kepada pengertian langgam, sedangkan di Inggris maknanya lebih dalam, dimana High Tech tidak ada hubungannya dengan High Teknologi, sebagaimana Gotic tidak ada hubungannya dengan Goths ( salah satu suku bangsa Jerman yang mempunyai wilayah terbentang dari Batic sampai ke Laut Hitam dan abab ke 3 Masehi menyerang kekaisaran Romawi )
4.1.2. Sejarah dan Representasi
High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah penemuan pada tahun 1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi popular setelah Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul “High Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home”. Dalam buku tersebut dikatakan bahwa high tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik. Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel dalam design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian high-tech.
Akantetapi, Jauh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut Colin Davies dalam bukunya yang berjudul ‘High tech architecture’ pada tahun 1779 dibangun jembatan di river severn di Coalbrookdale. Jembatan ini merupakan jembatan yang pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun 1848
(47)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
dibangun Decimus Burton’s Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari besi,baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang ini. Bangunan-bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif Bangunan-bangunan yang berdasar pada teknologi industri.
Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high-tech juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech secara keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya yang berjudul ‘High tech architecture’,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai ‘bapak high-tech” maka Buckminster Fuller lah yang pantas.
Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai menmpublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang elemen-elemen dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.
Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.
Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah : - terbuka
- struktur yang trasparan dan maju.
- menggunakan material dan teknik yang terbaru - penggunaan warna penting pada bangunan - terdiri dari lapisan yang banyak
- pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan dinding. Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme.
(48)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
4.1.3 Arsitektur High Tech dan Kota
Tiga bangunan High Tech yang terpenting, yaitu : Center Pampidou, Llyod’s Building, dan Hongkong Bank adalah bangunan tengah kota dan arsiteknya telah menyatakan bahwa konteks perkotaan telah memberikan efek yang besar pada desain mereka. Meskipun demikian adalah benar untuk mengatakan bahwa kepedulian kota, seperti manipulasi ruang, tidak merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech.
Ada alasan mengapa arsitektur kota bukan merupakan suatu elemen utama dalam filosofi High Tech; dan ada alasan lain mengapa perkotaan bukan elemen utama filosofi High Tech dan itu berhubungan erat dengan masa, yaitu :
• High Tech melihat ke depan • Arsitektur yang optimistik
• Kemampuan untuk mengendalikan lingkungan daripada beradaptasi dengan lingkungan
• High Tech anti urban style tidak seperti kota yang berhubungan erat dengan tradisi kesinambungan dan sejarah
• Bangunan High Tech biasanya memperlihatkan kota secara revolusioner bukan tradisional.
Jika sebuah kota dibangun itu akan menjadi suatu yang abstrak, penuh dengan kotak-kotak servis atau mega struktur, fleksibel, dan diubah-ubah.
4.1.4. Kesimpulan
Berdasarkan sejumlah penjabaran diatas dapat di tarik sejumlah kesimpulan, sebagai berikut :
• Bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan antara fungsi dan simbolisme
• Konsep Arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel yang diekspose ditunjukkan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibilitas maksimal.
• Arsitektur High Tech meletakkan performance yang proporsional antara aspek arsitektur, struktur, dan mekanikal.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High Tech adalah: 1. Arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.
(49)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
2. Pada pokoknya mengikuti ekspresi “kejujuran” suatu keagungan yang ditampilkan melalui kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan diproduksi secara massal.
3. Biasanya membubuhkan ide-ide tentang produk industri.
4. Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga sebagai sumber imajinasi.
Konsep arsitektur High Tech seperti rangka baja, kabel, zona service dan utilitas yang diekspose ditujukan agar terjadi ruang dalam yang memiliki fleksibelitas yang maksimal. 4. 2. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
Sebagai wadah penyampaian informasi yang akan terus selalu berkembang sesuai perkembangan teknologi dan zaman. Selain itu untuk memfasilitasi kekompleksitasan keperluan sebuah Stasiun Televisi dibutuhkan teknologi yang mampu menunjang keperluan tersebut.
Medan Local TV Station merupakan pusat kegiatan yang padat aktivitas sehingga dibutuhkan sistem struktur dengan teknologi yang baik. Selain itu, didalam Stasiun Televisi ini dibutuhkan juga suasana yang serba modern dan mampu merepresentasikan pengetahuan itu sendiri.
4.3. Penerapan Tema pada Bangunan
Tema arsitektur hightech yang mengusung penggunaan material kaca dan baja ternyata memberikan dampak tertentu pada lingkungan maupun bangunan itu sendiri. Namun sebagai bangunan yang menerapkan arsitektur hightech, terdapat sejumlah hal yang perlu dipertimbangkan sehingga bangunan dapat memberikan suasana terbaik. Arsitektur hightech yang biasa diciri-khaskan sebagai bangunan yang banyak menggunakan material kaca, perlu mempertimbangkan sejumlah hal.
4.3.1. Penerapan penggunaan kaca pada bangunan
Penggunaan kaca pada bangunan perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, diantaranya adalah faktor radiasi matahari. Ada sejumlah jenis kaca yang memberikan pengaruh panas yang berbeda-beda pada bangunan. Dapat dijelaskan sebagai berikut adalah
• Pemakaian kaca transparan tanpa pelindung.
Kaca jenis ini meneruskan kalor radiasi ke dalam bangunan sebesar 76-78 % dari energi panas yang diterima permukaan kaca. Dengan penggunaan kaca jenis ini namun digandakan
(50)
Vicka Widia Yulianti : Medan Local TV Station ( Arsitektur High Tech ), 2009.
© 2008 MEDAN LOCAL TV STATION
penyerapan kalor radiasi bisa berkurang sebesar 20% disbanding dengan penggunaan kaca polos tanpa pelindung tunggal.
• Pemakaian kaca penghisap panas.
Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi energi kalor sebesar 40-47%. • Penggunaan kaca pemantul panas
Penggunaan kaca jenis ini dapat mengurangi penyerapan kalor sebesar 66%. • Penggunaan sunscreen
Penggunaan sunscreen pada kaca dapat mengurangi penyerapan kalor hingga 42%. • Alat peneduh.
Penggunaan alat peneduh pada bagian luar bangunan terbukti paling efektif. Peneduh ini dapat mengurangi panas yang diserap hingga 80%.
4.3.2. Pengaruh penggunaan kaca pada bangunan
Penggunaan kaca pada bangunan memberikan sejumlah efek pada lingkungan. Salah satunya adalah efek silau dari pantulan cahaya matahari. Dampak ini dapat dikurangi dengan menerapkan sejumlah upaya. Diantaranya adalah :
• Sejumlah penelitian tentang pengurangan dampak penggunaan kaca menyebutkan sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efeknya pada lingkungan, diantaranya dengan penempatan dinding kaca pada orientasi yang dinding, yaitu dengan mengurangi penggunaan kaca pada arah datang sinar matahari dan tidak menggunakan kaca refleksi, namun menggunakan kaca penyerap panas dipadukan dengan penggunaan kaca double. Langkah lain adalah dengan membangun penghalang. Contohnya adalah dengan memaksimalkan vegetasi pada arah datang sinar matahari.
• Penambahan vegetasi pada area kenaikan panas yaitu pada jarak 7m daria bangunan kaca. Namun demikian tingkat kenaikan panas sebesar ini hanya terjadi pada ketinggian 1,5 m sehingga penambahan vegetasi dengan ketinggian 1,5 m dapat mengurangi tingkat kenaikan panas ini.
• Vegetasi juga dapat mengurangi efek pantulan bunyi. Tingkat pantulan bunyi pada kasus ini terhitung cukup kecil.
Sejumlah masalah dialami saat menggunakan material kaca. Untuk mengurangi dampak yang dihasilkan maka dapat dilakukan sejumlah tindakan, yaitu :
(1)
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037 7.2 Gambar 3D
7.2.1 Site Plan dan Tampak
Gambar 7.22 Gambar 3D Tampak Arah Selatan dan Arah Timur Gambar 7.21 Gambar 3D Tampak Atas
(2)
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037 7.2.2 Gambar Perspektif
7.2.2.1 Perspektif Mata Burung
Gambar 7.24 Perspektif 3D Bird View Pada Depan Bangunan
Gambar 7.25 Perspektif 3D Bird View Pada Belakang Bangunan
(3)
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037 7.2.2.2 Perspektif Mata Manusia
Gambar 7.26 Perspektif 3D dari Persimpangan Jalan
(4)
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037 Gambar 7.29 Perspektif 3D dari Arah Barat Daya Bangunan
(5)
VICKA WIDIA YULIANTI | 030406037
DAFTAR PUSTAKA
1. Ching, Francis, D.K., 1991, Arsitektur, Bentuk Ruang dan Susunannya, Penerbit Erlangga, Bandung.
2. De Chiara, Joseph dan Callender John, 1980, Time Saver Standart of Building Types, Mc Graw Hill Book Company, New York.
3. Egan, David M., 1988, Architectural Accuistic, Mc Graw Hill Book Company Ltd, New York. 4. Engel, Heinrich, 1971, Structure System, Van Nostrand Reinhold Company, New York. 5. Leslie, L. Dolle, 1993, Akustik Lingkungan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
6. Lord, Peter dan Duncan Templeton, 2001, Detail Akustik Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
7. Mediastika, Christina E, Ph.D, 2005, Akustika Bangunan, Penerbit Erlangga, Jakarta. 8. Moore, Fuller, Understanding Structures, Mc Graw Hill Book Company, New York
9. Neufret, Ernst dan Sjansu Amril, 1995, Data Arsitek Jilid 2 Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
10. Neufret, Ernst, 1995, Data Arsitek Jilid 1 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. 11. Poerbo, Hartono, Ir, M.Arch, 1992, Utilitas Bangunan, Penerbit Djambatan, Jakarta. 12. Prasetio, Len, Dra, Msc, 1985, Akustik Lingkungan,Erlangga, Surabaya.
13. Suptandar, J. Pamudji, 1999, Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta.
14. Suptandar, J. Pamudji, 2004, Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, Penerbit Djambatan, Jakarta.
15. Snyder, James C., Pengantar Arsitektur, Penerbit Erlangga, Jakarta.
16. Tanggoro, Dwi, 1999, Utilitas Bangunan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 17. Tood, Kim W, 1997, Tapak, Ruang dan Struktur, Intermata, Bandung.
18. Walker, Theodore D, 2002, Rancangan Tapak & Pembuatan Detil Konstruksi Edisi Ketiga,
Penerbit Erlangga, Jakarta. 19. 20. http://www.google.com
21. http://www. greatbuildings.com 22. http://www.wikipedia.com
(6)