TINGKATKAN TRAFFIC TOKO ANDA HANYA DENGA (1)

5 BUMBU RACIK AGAR BROSUR BELANJA MAMPU MENINGKATKAN
TRAFFIC TOKO
Sobat, brosur sebagai alat pemasaran, konon adalah alat pemasaran tertua alias paling jadul
diantara tools marketing lainnya. Penggunaan brosur makin meningkat saat Johanes Gutenberg
memulai usaha komersialnya dalam dunia percetakan, walaupun sejatinya, brosur sudah ada
semenjak jaman cina kuno melalui aplikasi tinta pada sebuah balok kayu. Gila ya jadul banget.
Lalu bagaimana dengan sekarang? Apakah brosur konvensional menghilang? Jawabannya
adalah, Tidak! Brosur relatif tetap menjadi idola bagi perusahaan yang ingin memasarkan produknya.
Nah, bagaimana dengan Toko Modern seperti Supermarket dan sejenisnya?
Dalam perjalanannya, kami selalu mendorong para klien untuk selalu membuat brosur
belanja minimal dengan interval waktu satu bulan sekali. Dan sering kali (walau kadang juga pernah
tidak efektif) kami selalu mendapatkan hasil yang menyenangkan, yakni meningkatnya traffic atau
kunjungan supermarket yang kami tangani.
Sobat, dalam kesempatan ini, ijinkan kami membagi “5 bumbu racik” dalam memproduksi
sebuah brosur belanja yang efektif dan tentunya mendapatkan hasil yang menggembirakan, yakni
meningkatnya traffic toko.
Langsung saja kita mulai dari;
#1. BROSUR BELANJA ADALAH IMAGE TERDEPAN DARI SEBUAH TOKO
Sobat, walau agak berat, tapi inilah hal yang memang terjadi. Wajah terdepan dari sebuah
toko bukanlah Customer Service, SPB, SPG atau tampak depan dari toko itu sendiri, namun brosur
belanja itu sendiri.

Brosur belanja itu sudah dahulu sampai ke masyarakat sebelum masyarakat itu mulai
berkunjung ke toko.
Artinya, brosur belanja sudah menggoda masyarakat dengan posisi paling pertama sebelum
semua elemen sebuah toko mulai menggoda masyarakat untuk bisa berkunjung ke toko.
Lalu apakah kita rela jika brosur belanja yang sampai ke masyarakat itu tidak “cantik
mempesona”? Tentu jawabannya adalah, tidak!
Dan inilah standard minimal yang perlu diperhatikan;
. Kualitas kertas
Pilihlah kualitas yang bagus, dengan kemampuan daya serap tinta yang maksimal. Dalam hal
ini Sobat bisa pilih HVS dari pabrik kertas ternama. Hati-hati memilih kertas, karena di dalam dunia
percetakan, kertas menjadi hal yang banyak bisa “dimainkan”.
. Kualitas cetak

Minimal gunakan mesin yang terpercaya, misal Heidelberg. Hal ini dapat membantu kualitas
cetak lebih memuaskan. Ibarat sebuah masakan, lain mesin cetak maka lain pula rasa dari sebuah
hasil cetak.
. Finishing
Jika harus ada finishing, sebut saja laminasi glossy atau doff, spot UV, dan lain sebagainya,
maka pilihlah finishing yang membuat brosur belanja makin terlihat lebih ekslusif dan makin
memudahkan masyarakat mengakses informasi yang terkandung di dalamnya.

. Ketebalan kertas
Jangan memilih kertas yang terlalu tipis. Walaupun sudah memilih mesin cetak yang
mumpuni, jika kertas yang dipakai terlalu tipis maka tetap akan membuat hasil cetak terlihat kurang
representatif.
NOTE! Melalui brosur belanja, proses Branding sudah mulai berjalan. Artinya, Perusahaan ingin
masyarakat menilai seperti apa? Profesionalkah? Kurang terpercayakah? Dan lainnya? Tentu nilai
yang ingin perusahaan dapat adalah dengan penilaian yang baik, bukan?
Mari mulai semuanya dari brosur belanja ya :)
#2. ATUR DENGAN BAIK DARI AWAL
Ingat selalu, bahwa brosur belanja bukanlah pekerjaan satu departemen saja. Bukan pula
hanya pekerjaan dari desain grafis, atau bagian merchandise saja, namun merupakan pekerjaan team
yang terdiri dari beberapa departemen.
Minimal terdiri dari departemen Marketing dan Merchandise.
Mulailah semuanya dari sebuah miting terpadu yang efektif. Karena brosur belanja itu harus
kuat di dalam perencanaan semata-mata eksekusinya menjadi mudah dengan menghasilkan dampak
yang sangat positif bagi toko.
Dan inilah pembahasan yang harus ada dalam miting pra produksi dari brosur belanja;
. Budget
Sebagai isu yang paling sensitif, maka pembahasan budget ini benar-benar harus
argumentatif. Tentunya jika ada, gunakan data dalam pembahasan ini. Pembahasan ini mencegah,

budget yang terbatas justru malah menghalangi semua urutan dari mulai perencanaan, produksi
hingga penyebaran. Termasuk juga mencegah, budget yang fleksibel menjadikan semuanya hanya
bakar-bakar uang saja.
Melalui pembahasan budget ini, harus menjadikan semuanya terarah dan terukur. Apa yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan harus berbalik menjadi dampak menyenangkan bagi perusahaan.
Base On Budget?

Banyak perusahaan melakukan berbagai macam eksekusi sebuah strategi -apapun itu
strateginya- menggunakan budget sebagai batasannya. Prinsip ini tidak salah, karena mengajak
semua eksekutor melakukan tindakan yang sesuai agar tidak terjadi biaya yang membengkak
sehingga mencegah perusahaan dari kerugian yang fatal.
Base On Target?
Kadang kalanya kondisi yang terjadi itu ternyata jauh meleset dari perkiraan. Dalam kondisi
ini tentunya semua harus selalu siap dengan berbagai macam rencana yang ada. Termasuk di
dalamnya budget yang fleksibel. Kenapa? Saat target mulai menjauh karena perubahan kondisi yang
ada, semua effort dikerahkan dengan seksama. Dan saat semua sudah bergerak dengan terpadu,
namun ada pembatasan di dalam budgeting, maka terkadang semuanya kehilangan harmonisasi
bahkan parahnya hingga spirit pun berubah menjadi loyo.
. Objektif
Sepakati tujuan dari awal. Dengan menyepakati tujuan maka implementasi dari sebuah

harmonisasi dalam perusahaan telah terjadi. Jangan sampai terjadi adanya omongan dibelakang
disebabkan ketidakpuasan dari sebuah kesepakatan yang terjadi. Hal ini hanya akan menjadikan
semuanya percuma. Ingat, brosur beanja adalah sebuah pekerjaan team bukan ajang untuk adu
pintar, apalagi saling menjatuhkan.
. Tema
Tentukan tema yang menarik untuk bisa menjadi headline yang mampu menarik minat
masyarakat untuk membaca dari awal hingga akhir. Dengan berkumpulnya beberapa departemen
maka akan memperkaya ide sehingga tema yang lahir bisa sangat beragam. Lain halnya jika brosur
belanja ini dikerjakan oleh satu departemen bahkan hanya oleh satu orang, maka yang terjadi adalah
minimnya ide, bahkan bisa terjadi hanya memaksakan ide yang sangat lemah untuk menjadi sebuah
tema.
. Spesifikasi Fisik
Dalam pembahasan ini adalah menentukan berapa kebutuhan banyak lembar kertas untuk
satu edisi brosur belanja. Penentuan produk yang sudah ada maka harus masuk semua ke dalam
brosur belanja. Salah pertimbangan jumlah kertas maka produk bisa saja ada yang tidak masuk ke
dalam brosur belanja.
Pembahasan ini berkaitan erat dengan pembahasan budget. Saran kami, dorong manajemen
untuk memberikan budget yang fleksibel untuk merealisasikan hal ini.
. Waktu
Dalam sebuah manajemen toko modern, produksi brosur belanja hanya bagian kecil dari

beberapa pekerjaan reguler yang ada. Buatlah pengaturan waktu se-efisien mungkin, agar pekerjaan
lainnya dapat terlaksana juga dengan baik. Walau memiliki peran yang cukup penting, jadikan
pekerjaan brosur belanja ini mampu menjadikan pekerjaan lainnya menjadi lebih mudah dan selesai
dengan baik.

#3. HANYA YANG TERBAIK YANG DAPAT MASUK
Banyak klien yang menyianyiakan hal ini dan terkesan asal dalam memilih produk yang
masuk ke dalam brosur. Semuanya hanya akan membuat bobot kualitas dari brosur belanja menjadi
rendah dan menurunkan efektifitasnya.
Jangan biarkan ada konten yang sia sia dalam brosur belanja. Jika fokusnya adalah produk
dengan pesan sales promo seperti diskon, bundling, purchase get purchase dan sejenisnya, hanya
yang terbaiklah yang bisa masuk ke dalam brosur belanja.
Terbaik dalam harga, kualitas, stok, dan juga dalam hal dukungan suplier.
Dengan harga yang terbaik akan menjadikan traffic meningkat.
Dengan produk yang berkualitas, nama baik toko menjadi terjaga.
Dengan stok yang cukup, maka keuntungan terus bertambah.
Dengan dukungan suplier yang terbaik menjadikan semuanya menguntungkan.
. Pastikan murah, sekali lagi PASTIKAN MURAH!
Setelah semuanya terlihat representatif, maka selanjutnya adalah jaminan harga yang
murah. Apapun konsep promonya, maka hasil akhirnya haruslah jaminan harga yang benar-benar

murah! Jangan main-main dengan hal ini, karena ini sangat fundamental dalam produksi sebuah
brosur belanja. Kenapa?
Perubahan perilaku konsumen telah terjadi banyak evolusi. Bahkan, lebih cepat dari
perkiraan. Jika dahulunya bisa “dibohongi” dengan harga yang dinaikkan terlebih dahulu lalu
dipotong kembali, kini, konsep ini hanya akan menjadikan brosur belanja menjadi blunder. Yang ada,
bukan untung malah buntung. Percayalah!
Lalu kini, konsep toko modern bukanlah konsep bisnis yang ekslusif. Siapapun bisa membuka
toko modern dalam waktu sekejap, karena mendapatkan semua resources itu sangat mudah. Karena
sebenarnya kita sudah berada di dalam era keterbukaan!
Apalagi dengan masifnya perkembangan dunia digital, khususnya perkembangan dunia ECommerce yang membuat informasi harga menjadi sangat terbuka. Dan sudah tidak adalagi
kesempatan bagi kita untuk bermain-main dengan harga. Walau bukan segalanya, namun harga tetap
saja menjadi isu utama.
. Jika Hadiah, Pastikan Hanya Yang Dibutuhkan Yang Bisa Masuk
Banyak hadiah hanya menjadi barang yang tergeletak begitu saja, tanpa arti, tanpa guna,
bahkan berakhir di tempat sampah. Putuskan dengan bijak berdasarkan data yang sesuai dengan apa
yang terjadi dalam operasional sehari-hari. Jangan ragu untuk melakukan survey, walau cuma untuk
mengetahui pelanggan menginginkan hadiah yang seperti apa.
Banyak pemilik toko ataupun pemangku kebijakan yang memaksakan dengan memberikan
hadiah tidak tepat guna, hanya untuk tujuan penanaman merek saja dan bukan atas dasar untuk


memuaskan pelanggan. Sungguh sesuatu yang merugikan, disaat bisa menyentuh hati para
pelanggan, kesempatan terlewatkan begitu saja.
Disaat melakukan promo pembelian produk dan mendapatkan hadiah, disinilah saat yang
tepat untuk mencuri hati para pelanggan. Inilah wujud pemberian insentif paling tepat guna.
Lakukanlah dengan tahapan yang sempurna dengan diawali survey, copywriter yang aduhai, desain
yang kece, dan ditutup dengan cara memberikan yang tulus.
Jika perlu, adakan training khusus dan lakukan role play hanya khusus untuk cara pemberian
hadiah yang tulus saja. Dengan mengandung unsur; greeting yang efektif, gesture yang mewakili
kerendahan hati, senyum yang terbaik, dan penutup yang dapat membuat hati pelanggan
terhipnotis.
Dengan pola terbaik yang selalu terulang, akan menjadikan word of mouth ditengah
masyarakat. Sehingga akan menumbuhkan aksi untuk berkunjung, membeli dan menjadi pelanggan
yang terbaik.
Karena semua harus dilakukan dengan pintar, di saat yang tepat, dengan cara yang tepat dan
dilakukan oleh orang yang tepat.
. Foto Produk Yang Berkualitas
Foto produk yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat ini:
. Harus High Resolution
. Tidak ngeblur
. Tidak gepeng

. Jangan ada watermark
. Sesuai dengan produk aslinya
. Jangan ada barcode toko
. Kemasan tidak kotor, apalagi rusak
. Pencahayaan yang pas
. Jika harus melakukan cropping lakukan dengan hati-hati, jangan sampai merubah bentuk
asli dari sebuah produk.
. Yang sudah dikenal, Akan Memudahkan Diterima Masyarakat
Banyak produk setiap hari masuk silih berganti. Dan tidak semuanya mengawalinya dengan
melakukan “perkenalan” kepada masyarakat. Apalagi dengan produk-produk di luar kategori fast
moving consumer goods, seperti bahan bangunan, yang merupakan produk dengan muatan padat
edukasi, maka selalu sisipkan product knowledge di dalam brosur belanja.
Sediakan selalu space untuk memperkenalkan produk baru. Gunanya bukan hanya untuk
memperkenalkan saja, namun juga untuk membuatnya laku. Produk baru selalu memiliki dilema
yang sedikit kuno, yakni pilihannya cuma dua, laku dan tidak laku. Laris atau tidak laris.
Hal ini terkadang menjadi sulit, karena masih banyak manufaktur yang hanya memiliki data
kuat, untuk menguatkan bahwa ada permintaan dari produknya saja. Tidak sedikit manufaktur yang
tidak mengiringinya dengan strategi penetrasi yang cihuy. Dampaknya adalah pasar membutuhkan
waktu untuk menerimanya, walaupun sebenernya memang ada permintaan.


. Bukan Melulu Tentang Jualan, Tapi Interaksi
Pancing masyarakat khususnya yang tergabung dalam sebuah komunitas untuk datang ke
toko. Rancang sebuah event reguler yang selalu ada dalam konten brosur belanja. Buatlah event
yang selalu terkait dan dekat dengan kehidupan masyarakat yang menjadi target dari toko.
Memang tidak mudah, namun tetap lakukan pekerjaan ini. Mulailah dengan event yang
sederhana, baik dari segi konsep maupun man power yang terlibat. Jangan pernah takut untuk
mengerjakannya. Ingat selalu dampaknya. Dengan event yang bagus, maka proses engaged menjadi
lebih mulus.
Dengan event, maka proses interaksi merubah pelanggan menjadi subjek dan bukan lagi
sebagai objek. Ketika sudah mampu merubah pelanggan menjadi subjek, maka proses penyampaian
pesan akan lebih mudah sampai.
#4. BERIKAN SESUATU YANG GRATIS, TANPA SYARAT APAPUN!

Manusia memiliki minat terhadap barang gratisan, dan yang gratis biasanya tidak pernah
gagal. Tentunya lagi dan lagi, berikan yang memang paling pas dengan yang diinginkan pelanggan.
Walau gratis, jika yang diberikan adalah sesuatu yang sia-sia -karena jauh dari yang diinginkan oleh
para pelanggan- maka hanya akan merugikan pemilik toko.
Pemberian barang gratis adalah call to action yang paling mujarab! Toko melakukan sesuai
dengan cara kerja otak manusia. Melakukan perintah secara langsung, terkadang hanya akan
membuat penolakan.

Ruang lingkup ilmu covert selling mengatakan bahwa; penawaran yang direct hanya akan
mengganggu. Jika sudah mengganggu semuanya bisa runyam.
Ingat! Setelah semua konten yang ada sudah berkualitas, maka itu saja sudah merupakan
sebuah penawaran yang ajib. Jika dijejali dengan direction yang tegas, maka semuanya akan terasa
menjadi hard selling.
NOTE! Kenali pelanggan dengan baik dan dapatkan keuntungan berkali-kali lipat. Jangan terlalu
fokus untuk berjualan, namun lupa untuk mendalami bagaimana perilaku pelanggan. Lakukan
survey atau setidaknya lakukan pengamatan seksama. Jadikan pula customer service, menjadi
ujung tombak sebagai alat recognize customer yang paling handal.
Serap semua feedback, baik itu pujian hingga cacian sekalipun. Jangan semuanya disimpan dan
tidak pernah dilakukan analisa. Sekali lagi, dengan mengenali pelanggan maka akan mudah meraih
keuntungan berkali-kali lipat.

#5. SAMPAIKAN HINGGA KE DEPAN PINTU MASUK RUMAH
Umumnya, para pemilik toko malas untuk menyebarkan brosur belanja dengan mekanisme
yang maksimal. Bahkan banyak pula yang hanya meletakkannya di dalam toko. Seakan tanpa nyawa
dan tanpa suara.

Apalagi jika ternyata brosur belanja tersebut memuat hal yang sangat diinginkan oleh
pelanggan. Jika tidak tersebar dengan maksimal semuanya menjadi sesal. Langkah harus ditertibkan.

Ketika brosur belanja sudah siap untuk disajikan, maka tutup semua aksi dengan penyebaran yang
maksimal.
Sebarlah di area crowd centre seperti stasiun, car free day dan sejenisnya. Namun jika tidak,
maka sebarlah hingga ke depan pintu masuk rumah, dengan di selipkan dipagar atau lakukan dengan
sopan jika ada penghuni rumah. Karena dengan disebar hingga masuk ke depan pintu masuk rumah,
probabilitas untuk dibaca menjadi lebih besar.
. Mulailah Dengan Yang Terdekat
Petakan rute mulai dari yang terdekat. Karena yang terdekat adalah potensi terbesar untuk
dikuasai. Jangan berpikir untuk menguasai pasar yang luas, jika yang terdekat saja lupa untuk
dikuasai. Sebar dengan merata agar tercipta word of mouth di tengah masyarakat.
Apa jadinya jika masyarakat sekitar saja tidak mengetahui adanya toko A di dekat mereka. Hal
ini bisa saja akibat dari tidak adanya rute dalam penyebaran brosur belanja mereka. Mereka terlalu
asyik bersemangat untuk menguasai teritori pasar mereka, sedangkan yang terdekat saja sebagai
pasar yang sangat potensial terlupakan.
Patut diingat, semua langkah selalu dimulai dari langkah yang kecil, dan semua didahului
dengan mencapai sesuatu yang dekat.
. Buatlah Tim Atau Serahkan Kepada Yang Biasa Melakukan
Jika menggunakan tim internal dalam toko, lakukan penyebaran di setiap jam sepi
pengunjung, namun ini jangan terus menerus dilakukan karena dapat merugikan toko.
Tidak ada salahnya untuk menggunakan jasa dari luar agar lebih fokus dalam berjualan.
Jangan takut untuk membayar dan jangan lupa pula untuk meminta laporan agar semua dapat
terukur.
. Logika 20 : 80
Jangan ragu untuk mencetak brosur belanja lebih banyak karena semakin cetak banyak,
maka semakin besar efektifitas dari sebuah brosur belanja.
Logika ini memang sedikit agak kontroversi, namun ini adalah realita. Jika mencetak brosur belanja
dengan kuantiti 1000 lembar, maka yang dapat probabilitas mendapatkan efektifitas adalah 200
lembar.
800 lembar bisa saja terbuang secara tidak sengaja, bahkan masuk ke tempat sampah
dengan sengaja.
Logika sederhananya adalah untuk usaha mendorong efektifitas dari sebuah brosur belanja,
minimal membutuhkan 5 lembar brosur belanja untuk mendorong efektifitas kepada 1 orang
pembaca.

Jika memang harus menggantungkan hanya kepada brosur belanja sebagai tools utama
untuk mengdongkrak traffic toko, maka mau tidak mau cetaklah brosur, minimal dengan logika 20 :
80.
DEMIKIANLAH, 5 BUMBU RACIK AGAR BROSUR BELANJA MAMPU MENINGKATKAN
TRAFFIC TOKO. Lima bumbu itu adalah #1. BROSUR BELANJA ADALAH IMAGE TERDEPAN DARI
SEBUAH TOKO #2. ATUR DENGAN BAIK DARI AWAL #3. HANYA YANG TERBAIK YANG DAPAT MASUK
#4. BERIKAN SESUATU YANG GRATIS, TANPA SYARAT APAPUN! #5. SAMPAIKAN HINGGA KE DEPAN
PINTU MASUK RUMAH
Semoga melalui 5 bumbu racik diatas, proses produksi membuat brosur belanja menjadi
lebih terarah dan dapat menghasilkan sesuatu yang menggembirakan.