Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu

64

Vol.
64 62, No. 3, September-Desember l 2013, Hal. 64-70 | ISSN 0024-9548

Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan
identifikasi individu
(Lip print taking methods for the benefit of individual identification)

M.Atmaji,1 Mindya Yuni,1 dan Atmadja D.S2
1

Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Departemen Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jakarta - Indonesia

2

Korespondensi (correspondence): M.Atmaji, Departemen Biologi Oral, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta
Pusat 10430, Indonesia. E-mail: adji88cakjie@yahoo.com


ABSTRACT
Background: At this time in Indonesia the criminal cases and natural disasters increased, and sometimes they make the
identification process more difficult. Lip prints have a different pattern on each individual, so it can be used in individual
identification because it unique and stable. Purpose: The role of lip prints on the field of forensic odontology is important to
support the process of individual identification, so it is still necessary to develop some method of taking lip prints to get a proper
lip print. Review: Several methods of taking lip print are lipstick method, taking impression with alginate and elastomeric
materials, fingerprint powder and photography methods. Conclusion: Each method has advantages and disadvantadges, and
selection of the appropriate methods would obtain a better lip prints for individual identification.
Key words: Lip print, taking method, identification

PENDAHULUAN
Angka kejadian bencana massal di Indonesia
meningkat dalam beberapa tahun terakhir, baik yang
disebabkan oleh alam maupun faktor kelalaian
manusia. Kejadian bencana alam seperti tsunami di
Aceh dan di Jawa Barat, gempa di Padang, serta
meletusnya Gunung Merapi, di Jawa Tengah telah
banyak merenggut banyak korban jiwa. Selain itu
beberapa kecelakaan kapal tenggelam, pesawat jatuh,
dan kasus terorisme seperti kasus bom bali, kasus bom

di hotel JW Mariot, dan beberapa kasus kriminal
lainnya turut memberikan kontribusi atas
meningkatnya angka bencana di Indonesia.1
Banyaknya korban jiwa pada bencana dan kasuskasus tersebut menyebabkan peran identifikasi
menjadi penting. Identifikasi merupakan upaya yang

dilakukan dengan tujuan untuk menentukan identitas
seseorang. Pentingnya peran identifikasi telah diatur
dalam peraturan Undang-Undang No. 36 tahun 2009
pasal 118 ayat pertama, bahwa setiap dokter harus
bersedia membantu proses identifikasi korban jika
diminta oleh penyidik.2
Penentuan identitas personal dapat dilakukan
dengan menggunakan dua metode identifikasi, yaitu
identifikasi primer seperti pemeriksaan sidik jari,
DNA, gigi dan metode identifikasi sekunder seperti,
pemeriksaan visual, fotografi, properti, medis,
termasuk pemeriksaan sidik bibir. Dalam dunia
kedokteran gigi forensik, peran dokter gigi selain
menjadi peran utama pada pemeriksaan gigi juga

dapat berperan dalam pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan sidik bibir.2,3

Atmaji dkk : Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 64-70 © 2013

Sidik bibir merupakan suatu pola berupa celah
atau fisur yang terdapat pada permukaan mukosa
bibir. Ilmu yang mempelajari tentang pola sidik bibir
disebut Cheiloscopy. Sidik bibir digunakan untuk
identifikasi individu karena memiliki sifat unik dan
stabil.4 Dalam suatu kasus kriminal, sidik bibir dapat
tertinggal, pada gelas kaca, jendela kaca, sedotan
limun, dan beberapa objek lain yang terdapat pada
TKP. Sidik bibir yang terdapat pada permukaan
objek tersebut dapat dibandingkan dengan sidik
bibir dari tersangka ataupun korban, sehingga hasil
analis dari sidik bibir tersebut dapat dijadikan
sebagai salah satu alat bukti untuk kepentingan
identifikasi. Pemeriksaan sidik bibir pernah

digunakan pada 85 kasus di Polandia antara tahun
1985-1997. Dari seluruh kasus tersebut 34 kasus
berhasil dipecahkan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sidik bibir dapat dijadikan alat bantu
identifikasi individu dalam kasus kriminal.5,6
Pada kasus kriminal sidik bibir dapat berupa
sidik bibir tampak maupun sidik bibir laten. Sidik
bibir harus dapat ditampilkan dan dapat disimpan
dalam waktu yang lama, sehingga dapat dianalisis
di kemudian hari. Prabhu 7 mengatakan bahwa
gambaran sidik bibir dapat ditampilkan dan
dianalisa dengan menggunakan beberapa metode
seperti metode lipstik, fotografi, dan bahan cetak
kedokteran gigi. Sedangkan untuk menampilkan
gambaran sidik bibir laten dapat menggunakan
bubuk sidik jari, maupun lysocrhome dye.
Metode pengambilan dan pendokumentasian
sidik bibir telah dikembangkan dari waktu ke waktu
sejak tahun 1970. Suzuki mengembangkan tehnik
pengambilan sidik bibir dengan menggunakan

lipstik, Tsucihashi 9 mengembangkan tehnik
fotografi, lalu kemudian seiring kemajuan teknologi,
Munakhir10 dan Vorghese1 1mengembangkan tehnik
pengambilan sidik bibir dengan menggunakan
bahan cetak kedokteran gigi.8
Berbagai metode pengambilan sidik bibir yang
telah dikembangkan saat ini memiliki kelemahan
dan keunggulan masing-masing. Diharapkan
dokter gigi maupun tenaga medis lain dapat
memilih metode yang paling sesuai untuk
mendapatkan hasil sidik bibir yang optimal
sehingga dapat menunjang proses identifikasi
individu.

Sidik bibir
Sidik Bibir dapat dijadikan sebagai salah satu
metode potensial untuk identifikasi individu
diungkapkan pertama kali oleh R.Synder pada

65


tahun 1950, kemudian kriminolog terkenal asal
prancis E. Locard mendukung dan membuktikan
bahwa sidik bibir dapat digunakan sebagai metode
penunjang dalam proses identifikasi.12
Sidik bibir dapat digunakan sebagai salah satu
metode penunjang dalam proses identifikasi karena
memiliki pola tekstur mukosa bibir yang stabil.
Domiaty13 melaporkan bahwa sidik bibir bersifat
stabil dan tidak berubah meskipun usia bertambah.
Pernyataan ini juga didukung oleh Tsucihashi10
yang berpendapat bahwa sidik bibir bersifat tetap.
Selain stabil, sidik bibir juga memiliki sifat yang
unik. Adamu dan Toura14 berpendapat bahwa pola
sidik bibir antar individu tidak ada yang sama dan
dapat dipengaruhi oleh variasi ras.
Sifat unik dan stabil sidik bibir dapat menjadi
suatu alat bukti dalam identifikasi individu.
Meskipun tingkat kejahatan dengan menggunakan
mulut atau bibir lebih rendah dibandingkan dengan

menggunakan tangan, namun tidak tertutup
kemungkinan pada kasus-kasus tertentu seperti
perkosaan dan perampokan, pelaku meninggalkan
jejak berupa sidik bibir pada makanan, alat makan
ataupun benda lainnya.4,10-12

Jenis sidik bibir
Prinsip Locard mengatakan bahwa apabila dua
benda bersentuhan maka, masing-masing benda
akan meninggalkan bekas atau jejas pada benda lain
yang disentuhnya. Prinsip ini merupakan prinsip
yang dianut dalam pemeriksaan barang bukti
tindak pidana dalam hal persentuhan bibir dengan
benda lain yang dilakukan dengan sengaja ataupun
tidak sengaja.16
Pada kasus kriminal, ditemukannya sidik bibir
pada suatu benda menunjukkan bahwa bibir
seseorang telah menyentuh benda lain yang dapat
dikaitkan dengan kemungkinan orang tersebut
terkait dengan kasus kriminal tersebut. Bibir tanpa

lipstik yang menyentuh benda lain dapat
meninggalkan bekas atau jejas pada benda yang
disentuhnya namun tidak dapat terlihat secara kasat
mata, sidik bibir ini disebut sidik bibir laten. Untuk
membuktikan adanya sidik bibir tersebut maka harus
digunakan beberapa alat bantu supaya sidik bibir
tersebut dapat terlihat dan nantinya dapat dianalisis
polanya.17 Sedangkan sidik bibir yang tertinggal pada
suatu benda dan dapat terlihat disebut sidik bibir
tampak, sidik bibir ini sering tertinggal jika bibir
orang yang memakai lipstick menyentuh benda lain.
Hal ini disebabkan lipstick mengandung substansi
kompleks yang mengandung beberapa komponen,

66

Atmaji dkk : Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 64-70 © 2013

seperti minyak dan malam (wax), sehingga dapat

terlihat.18

Metode pengambilan dan pendokumentasian
sidik bibir
Tersangka yang diduga sebagai orang yang
meninggalkan sidik bibir, harus diperiksa dan dianalisis
sidik bibirnya. Pengambilan dan pendokumentasian
sidik bibir dapat dilakukan secara langsung. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal pemilihan metode
pengambilan sidik bibir harus dilakukan dengan benar.

Metode lipstik
Metode pendokumentasian dan pengambilan
sidik bibir menggunakan lipstick dapat dilakukan
dengan menggunakan dua metode yaitu metode single
motion dan metode Prabhu. Dalam metode single
motion dibutuhkan beberapa alat dan bahan antara
lain, lipstik berwarna merah, selotif transparan lebar
0,9 cm, gunting, kertas putih polos, kaca pembesar
dan kertas tissue.5 Sedangkan pada metode Prabu

diperlukan alat dan bahan antara lain kertas putih,
lipstick, glass plate, dan kaca pembesar.6,7

Gambar 2. Prosedur tehnik pengambilan sidik bibir dengan
menggunakan metode lipstik.5

Perbedaan antara metode single motion dan
metode prabu terletak pada cara penempelan selotif
ke bibir subjek, jika pada metode single motion
selotip ditempelkan searah dari arah kanan ke kiri
atau sebaliknya kemudian selotif dilepas searah,
akan tetapi jika metode prabu, selotif ditempelkan
pada bibir bagian tengah kemudian baru selotif
ditekankan pada bibir bagian kanan dan kiri.5,6

Metode pengambilan sidik bibir dengan menggunakan
bahan cetak gigi
Pengambilan dan pendokumentasian sidik
bibir dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
cetak kedokteran gigi seperti alginat, dan elastomer

(polyvinyl siloxane). Munakhir (1995) melaporkan
bahwa hasil cetakan sidik bibir dengan
menggunakan alginat memberikan hasil yang
cukup detail sehingga mudah dianalisa dan dapat
bertahan lama. Dalam metode ini dibutuhkan alat
dan bahan antara lain, mangkuk karet, spatula,
alginat, dan sendok cetak perorangan (custom
tray).5,10
Gambar 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam metode
lipstik.5

Tahapan pengambilan dan pendokumentasian
sidik bibir dengan menggunakan metode lipstik
yaitu, lipstik dioleskan pada bibir subyek secara
merata, kemudian selotif ditempelkan pada bibir
yang telah diolesi lipstik, lalu ditekan secara
perlahan setelah itu selotif ditarik satu arah, dari
kanan ke kiri atau kiri ke kanan.

Gambar 3. Alat dan Bahan yang digunakan dalam metode bahan
cetak alginat.5

Atmaji dkk : Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 64-70 © 2013

Tahapan pencetakan sidik bibir dengan
menggunakan alginat dilakukan dengan cara pertamatama bibir pasien diolesi vaselin kemudian, adonan
alginat diaduk dan dituangkan ke seluruh permukaan
bibir kemudian ditekan dengan menggunakan sendok
cetak perorangan yang telah disesuaikan dengan
ukuran bibir subjek, setelah alginat agak mengeras,
sendok cetak diangkat dan akhirnya didapatkan
cetakan negatif dari sidik bibir. Setelah itu cetakan
tersebut diisi dengan menggunakan gips biru.

67

body , kemudian ditunggu sampai 15-20 menit, setelah
agak mengeras sendok cetak diangkat dan akhirnya
didapatkan cetakan negatif sidik bibir setelah itu
cetakan tersebut diisi dengan menggunakan dental
plaster.

Gambar 6. Prosedur pencetakan sidik bibir dengan menggunakan
polyvinyl siloxane.5
Gambar 4. Prosedur pencetakan sidik bibir dengan menggunakan
alginat.5

Pengambilan dan pendokumentasian sidik bibir
dapat dilakukan dengan bahan cetak lain yaitu polyvinyl
siloxane. Vorghese11 melaporkan bahwa dengan
menggunakan bahan cetak elastomer, dapat dihasilkan
hasil cetakan sidik bibir yang sangat detail. Dalam
metode ini dibutuhkan alat dan bahan antara lain
mangkuk karet, spatula, polyvinyl siloxane, dan sendok
cetak perorangan (custom tray), vaselin dan aplicating gun.5

Metode pengambilan sidik bibir dengan menggunakan
fotografi
Sidik bibir dapat didokumentasikan secara
langsung dengan menggunakan foto konvensional
maupun foto digital. Pemanfaatan foto digital lebih
sering digunakan karena hasilnya dapat dilihat
langsung sehingga pengambilan foto dapat diulang
jika hasilnya kurang bagus. Selain itu hasil foto
dapat dilakukan perbaikan kualitas gambar dengan
menggunakan beberapa bantuan software seperti
Adobe Photoshop. Tsucihasi9 merupakan salah satu
peneliti yang mengembangkan metode fotografi
untuk pengambilan dan pendokumentasian sidik
bibir dengan menggunakan kamera medical Nikkor
F200.

Metode pengambilan sidik bibir dengan menggunakan
bahan bubuk sidik jari
Gambar 5. Alat dan bahan yang digunakan dalam metode
pencetakan dengan menggunakan polyvinyl
siloxane.5

Tahapan pencetakan sidik bibir dengan
menggunakan polyvinyl siloxane dilakukan pertamatama bibir pasien diolesi vaselin, kemudian bahan light
body dioleskan keseluruh permukaan bibir dengan
menggunakan alat bantu aplicating gun, lalu sendok
cetak perorangan yang telah isi dengan menggunakan
heavy body ditekankan ke bibir yang telah terolesi light

Sidik bibir dapat tertinggal pada sebuah benda
seperti pada kain atau kemeja yang tidak dapat
terlihat oleh mata. Dalam kasus ini sidik bibir dapat
divisualisasikan dengan menggunakan bantuan
bahan bubuk sidik jari serta bahan pewarna seperti
lysochorme dye. Penggunaan bahan lysocrome dye
akan sangat optimal jika diaplikasikan pada bahan
yang memiliki porusitas, seperti kain, kertas tissue.
Beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
metode ini adalah kuas, bubuk sidik jari atau bahan
pewarna lysocrome dye.7,17,19

68

Atmaji dkk : Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 64-70 © 2013

Tahapan pengambilan sidik bibir dengan
menggunakan bubuk sidik jari yaitu subjek
diinstruksiikan untuk menempelkan bibir ke sebuah
kertas, Kemudian kertas yang telah terdapat sidik
bibir laten tersebut, ditaburkan bubuk sidik jari, lalu
diratakan dengan menggunakan kuas sampai
terlihat sidik bibir yang menempel pada kertas
tersebut.

Keunggulan dan kelemahan beberapa metode
pengambilan dan pendokumentasian sidik bibir
Untuk kepentingan identifikasi sidik bibir harus
dapat ditampilkan dan didokumentasikan dengan
baik sehingga mudah dianalisis. Hasil dokumentasi
dan analisis sidik bibir yang baik, akan dapat
menjadi alat bukti di persidangan. Dari beberapa
metode pengambilan dan pendokumentasian sidik
bibir masing-masing terdapat keunggulan dan
kelemahan.7

Keunggulan dan kelemahan metode pengambilan
lipstik
Pengambilan sidik bibir pada tersangka atau
korban yang terlibat suatu kasus kriminal dapat
dilakukan dengan menggunakan alat bantu lipstick.
Keunggulan dari metode lipstik adalah alat dan
bahan yang digunakan sederhana, tidak mahal,
mudah dan praktis dalam aplikasinya karena tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama. Kelemahan
dari metode lipstik ini adalah belum terdapat
standard warna baku dari lipstik yang digunakan
dan tidak semua subjek mau diaplikasikan lipstik,
terutama laki-laki.5

Keunggulan dan kelemahan metode pengambilan
dengan menggunakan bahan cetak alginat
Pengambilan sidik bibir dari korban atau
tersangka dapat dilakukan dengan menggunakan
salah satu jenis bahan cetak yaitu alginat.
Keunggulan metode dengan menggunakan alginat
adalah dapat menghasilkan cetakan tiga dimensi,
sehingga memudahkan proses analisis, hasil cetakan
tahan lama, dan bahan alginate mudah didapatkan.
Kelemahan dari metode dengan menggunakan
bahan cetak alginate adalah, kurang praktis, waktu
pencetakan yang lama, kurang lebih 30 menit, dan
tidak optimal jika subjek yang akan diambil sidik
bibirnya banyak atau masal.5,10

Keunggulan dan kelemahan metode pengambilan
dengan menggunakan bahan cetak elastomer (polyvinyl
siloxane)
Pengambilan sidik bibir dari korban atau
tersangka dapat dilakukan dengan menggunakan
bahan cetak gigi seperti elastomer. Keunggulan
metode dengan menggunakan elastomer adalah
dapat menghasilkan cetakan tiga dimensi yang
sangat akurat, hasil cetakan tahan lama. Kelemahan
dari metode ini adalah, Kurang praktis, biaya mahal,
waktu pencetakan teralu lama, kurang lebih 45 menit,
dan tidak optimal jika diaplikasikan pada subjek
yang banyak (masal).5,10

Keunggulan dan kelemahan metode pengambilan
cetakaan sidik bibir dengan menggunakan bubuk sidik
jari dan reagen pewarna
Pengambilan sidik bibir laten dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan bubuk, seperti bubuk
sidik jari, bubuk aluminum, cobalt oxide, dan bubuk
magnetic. Penelitian mengenai efektifitas bubuk sidik
jari dan lysocrome dye pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti. Neeti Kapor17 melaporkan bahwa reagen
lysocrome dye lebih efektif dari pada bubuk sidik jari
dalam memvisualisasikan sidik bibir latent.
Pada penelitian yang dilakukan Castelo19 pada
sebuah kertas tisu melaporkan bahwa perbedaan
antara penggunaan bahan bubuk dan reagen pada
pengambilan sidik bibir laten pada suatu benda,
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
porositas dan ketahanan dari sidik bibir yang diambil
dan hasil yang didapatkan dengan menggunakan
reagen lysocrome lebih efektif dan lebih tahan lama,
daripada penggunaan bubuk sidik jari.
Keunggulan metode ini adalah dapat
memvisualisasikan sidik bibir laten, sehingga dapat
didokumeentasikan dan dianalisis, namun
kekurangan metode ini, bahan yang digunakan baik
bubuk sidik jari maupun lysocrome dye relatif mahal,
dan kurang praktis.

Keunggulan dan kelemahan metode pengambilan dan
pendokumentasian sidik bibir dengan menggunakan
fotografi
Dalam metode fotografi ini diperlukan skill dari
fotografer, dan juga beberapa aspek dalam fotografi
seperti cahaya, fokus, dan jarak. Metode ini
direkomendasikan pertama kali oleh Tsucihasi. 9
Keunggulan dari metode ini antara lain hasil
dokumentasi sidik bibir tahan lama sehingga dapat

Atmaji dkk : Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 64-70 © 2013

digunakan untuk second opinion di kemudian hari,
proses pengambilan yang praktis dan tidak
membutuhkan waktu yang lama, dan dapat
diaplikasikan pada subjek masal. Beberapa
kelemahan dalam metode ini antara lain, masih
belum adanya standard baku SOP dari tehnik
fotografi, jika hasil foto kurang maksimal akan
menyulitkan dalam proses analisa, alat dan bahan
yang digunakan mahal.9

PEMBAHASAN
Sidik bibir memiliki sifat unik, stabil sehingga
dapat digunakan sebagai metode identifikasi
personal. Sidik bibir dapat dianalisis dengan optimal
jika hasil pencetakan juga maksimal. Banyaknya
metode pengambilan dan pendokumentasian sidik
bibir akan bermanfaat untuk mendapatkan hasil
cetakan sidik bibir yang paling optimal.
Metode pendokumentasian sidik bibir dengan
menggunakan lipstick, dapat diaplikasikan jika tidak
terdapat suatu penyakit pada bibir seperti stomatitis
acute recurent (SAR), Herpes, Cheilitis. Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pencetakan
sidik bibir dengan menggunakan metode lipstick
antara lain ketebalan lipstik yang diaplikasikan,
warna lipstik yang digunakan dan tekanan pada saat
melakukan pencetakan sidik bibir. Metode lipstik
merupakan metode yang sederhana, dan dapat
diaplikasikan pada subjek masal, karena proses
pengambilan dan pendokumentasian sidik bibir
dengan menggunakan lipstik tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama.5,15
Selain metode lipstik, metode pendokumentasian
sidik bibir dengan menggunakan fotografi dapat
diaplikasikan untuk subjek masal. Metode ini akan
optimal pada kasus sidik bibir yang dapat terlihat
secara visual. Beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam proses pendokumentasian sidik bibir dengan
menggunakan fotografi antara lain, pencahayaan,
fokus objek, dan detail gambar yang didapatkan. Sidik
bibir akan dapat dengan mudah dianalisis jika
gambar yang dihasilkan optimal.9
Dalam dunia kedokteran gigi bahan alginat dan
elastomer merupakan bahan yang tidak asing lagi
bagi dokter gigi, alginat dan elastomer merupakan
bahan cetak yang sering digunakan untuk
mendapatkan cetakan negatif dari rahang atau gigi.
Dalam kasus sidik bibir, bibir yang dicurigai sebagai
tersangka dapat diambil dan didokumentasikan
dengan menggunakan kedua bahan tersebut.
Beberapa peneliti antara lain Munakhir 10 dan

69

Vorghese5 telah berhasil melaporkan hasil penelitian
pengambilan dan pendokumentasian sidik bibir
dengan menggunakan bahan cetak kedokteran gigi.
Munakhir10 melakukan pencetakan bibir dengan
menggunakan alginate untuk mendapatkan detail
fisur pada permukaan bibir. kemudian Vorghese5
melakukan perbandingan pencetakan sidik bibir
dengan menggunakan polyvinyl siloxane dan alginate
untuk mendapatkan cetakan sidik bibir. Vorghese5
melaporkan bahwa hasil cetakan sidik bibir dengan
menggunakan polyvinyl siloxane fisur-fisur pada
permukaan bibir tampak lebih detail. Akan tetapi
beberapa kekurangan dalam metode ini adalah biaya
bahan polyvinyl siloxane yang relatif mahal dan juga
waktu pencetakan yang lama, menjadi catatan tersendiri
yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ini.
Metode pendokumentasian dengan menggunakan
bubuk sidik jari atau bahan pewarna akan sangat
optimal untuk kasus-kasus sidik bibir yang laten atau
tidak kasat mata. Metode ini dapat bermanfaat pada
kasus kriminal, dimana sidik bibir yang tertinggal pada
suatu benda atau substrat tertentu merupakan sidik
bibir laten. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
hasil dalam melakukan metode ini adalah jenis benda
atau substrat yang akan dilakukan pencetakan.
Castelo19 melaporkan bahwa substrat atau benda yang
memiliki tingkat porositas tinggi maka akan sulit untuk
ditampilkan dengan menggunakan bubuk sidik jari dan
lebih dianjurkan untuk menggunakan reagent seperti
lysochrome dye, dan sebaliknya jika benda tersebut
memiliki tingkat porositas rendah maka lebih
dianjurkan untuk menggunakan bahan bubuk sidik jari
supaya dapat menghasilkan cetakan sidik bibir yang
optimal.17
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengambilan dan pendokumentasian sidik bibir
yang optimal akan memudahkan proses identifikasi.
Terdapat beberapa metode pengambilan dan
pendokumentasian sidik bibir, dan masing-masing
metode tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan.
Dengan mengetahui kelemahan dan keunggulan
masing-masing metode, maka dapat dipilih metode
pengambilan sidik bibir yang paling tepat sehingga
dapat memberikan sumbangan data yang berguna
untuk membantu proses identifikasi individu.

DAFTAR PUSTAKA
1. Prawestiningyas E, Algozi AM. Forensic identification
based on both primary and secondary examination
priority in victim identifiers on two different mass disaster
cases. J Kedokteran Brawijaya 2009; XXV(2): 87-94.

70

Atmaji dkk : Metode pengambilan sidik bibir untuk kepentingan identifikasi individu
Jurnal PDGI 62 (3) Hal. 64-70 © 2013

2. Henky OS. Identifikasi korban bencana massal:
praktik DVI antara teori dan kenyataan. J Indonesian
Legal and Forensic Sci 2012; 2(1): 5-7.
3. Singh S. Penatalaksanaan identifikasi korban mati
bencana massal. Majalah Kedokteran Nusantara 2008;
41(4): 254-8.
4. Rachana VP. A study of lip print pattern in goan dental
students-a digital approach. J Forensic and Legal
Medicine 2012; 19: 390-5.
5. Vorghese DJ. Application of cheiloscophy in determining
individuality-a crossectional study: Rajiv Gandhi
University. 2005.

6. Reddy LVK. Lip prints: An overview in forensic denstistry.
J Adv Dent Res 2011; 2(1): 18-20.
7. Prabhu RV. Collection of lip prints as a forensic evidence
at the crime scene – an insight. J Oral Health Research
2010; 1(4).
8. Prashant K, Shankargouda P. Cheiloscopy: efficacy of
flouroscent dye over lysochrome dye in developing
invisible lip prints. Int J Contemporary Dentistry 2010; 3(1).
9. Tsuchihashi Y. Studies on personal identification by means
of lip prints. J Forensic Sci 1974; 3: 233-48.

Dokumen yang terkait

Potensi Hasil dan Mutu Beras Sepuluh Galur Harapan Padi untuk Lahan Rawa Pasang Surut Yield and Grain Quality of Ten Promising Rice Breeding Lines for Tidal Swamp Areas

0 0 8

Ketersediaan Fosfor pada Tanah Andisol untuk Jagung (Zea mays L.) oleh Inokulum Bakteri Pelarut Fosfat Phosphorus Availability on Andisols for Maize (Zea mays L.) by Phosphate Solubilizing Bacteria Inoculant

0 0 6

Perlakuan Benih dengan Agen Hayati dan Pemupukan P untuk Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman, Hasil, dan Mutu Benih Padi Seed Treatment with Biological Agents and P Fertilizer to Increase Plant Growth, Yield, and Quality of Rice Seed

0 0 7

Perlakuan Benih untuk Meningkatkan Mutu dan Produksi Benih serta Mengendalikan Penyakit Bulai pada Jagung Manis Seed Treatment Improved Seed Quality, Seed Production and Controlled Downey Mildew Disease on Sweet Corn

0 1 7

Indikator dan Kriteria Seleksi pada Generasi Awal untuk Perbaikan Hasil Biji Kacang Hijau Berumur Genjah Indicators and Selection Criteria of the Seed Yield in Early Generation of Early-maturing Mungbean

0 0 7

Pemanfaatan Mikrob Pelarut Fosfat untuk Mengurangi Dosis Pupuk P Anorganik pada Padi Sawah Utilization of Phosphate Solubilizing Microbe in Reducing the Inorganic-P Fertilizer Rate on Lowland Rice

0 0 8

Coating Benih dengan Agen Hayati untuk Meningkatkan Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Seed Coating with Biological Agent to Increace Plant Growth and Yield of Rice

0 0 6

Metode pemeriksaan jenis kelamin melalui analisis histologis dan DNA dalam identifikasi odontologi forensik

0 0 6

Berkumur dengan teh hitam lebih efektif daripada Chlorhexidine gluconate 0,2 untuk menurunkan akumulasi plak gigi

0 1 6

Prakiraan usia individu melalui pemeriksaan gigi untuk kepentingan forensik kedokteran gigi

0 2 9