Ahmad Muzakir Mahmud1 , Aditya Rachmadi2 , Mochammad Chandra Saputra3
Vol. 2, No. 11, November 2018, hlm. 5567-5576 http://j-ptiik.ub.ac.id
Penilaian Kapabilitas Pengembangan Perangkat Lunak Pada Perusahaan
Pengembang Perangkat Lunak Menggunakan CMMI- – DEV 1.3 (Studi
Kasus PT. Cendana Teknika Utama)
1 2 3 Ahmad Muzakir Mahmud , Aditya Rachmadi , Mochammad Chandra SaputraProgram Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya 1 2 3 Email: ahmadmuzakir@student.ub.ac.id, rachmadi.aditya@ub.ac.id, andra@ub.ac.id
Abstrak
PT.Cendana Teknika Utama merupakan perusahaan yang berfokus pada pengembangan produk dibidang mobile application, electronica control dan web application. Produk-produk yang dihasilkan perusahaan diharapkan dapat mendukung tuntutan perkembangan bisnis saat ini.Namun kenyataanya produk-produk yang dihasilkan masih sering ditemukan cacat.Penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat kapabilitas proses pengembangan produk pada salah satu divisi di perusahaan dengan menggunakan Capability Maturity Model Integration (CMMI). Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan wawancara dan penelusuran dokumen. Tahapan penilaian menggunakan menggunakan Standard CMMI Appraisal Method for Process
Improvement (SCAMPI) kelas C. Penilaian dilakukan pada enam proses area pada CMMI yang dipilih
berdasarkan product roadmap CMMI. Keenam proses area tersebut terdiri dari requirements
development , requirements management, technical solution, process and product quality assurance,
configuration management dan verification. Hasil penilaian tingkat kapabilitas menemukan bahwa
hanya proses area technical solution berada pada tingkat satu/performed, sedangkan pada proses area lain masih pada tingkat nol/incomplete. Dari hasil penilaian tersebut dilakukan analisis yang berisi solusi bagi perusahaan untuk meningkatkan tingkat kapabilitas.
Kata kunci: CMMI, SCAMPI, Product Roadmap
Abstract
PT.Cendana Teknika Utama is a company that focuses on product development in the field of mobile
application, electronica control and web application. The products produced by the company are
expected to support the demands of the current business development.But the fact that the products
produced are still often found defects.This study aims to assess the level of product development
process capability in one of the divisions in the company by using Capability Maturity Model
Integration ( CMMI). The research method used is qualitative with data collection using interview and
document search. Assessment stages were used using CMMI Appraisal Method for Process
Improvement (SCAMPI) C class. Assessment was performed on six CMMI process areas selected
based on the CMMI product roadmap. The six process areas consist of requirements development,
requirements management, technical solution, process and product quality assurance, configuration
management and verification. The result of the capability level assessment found that only the
technical solution area process is at one level performed, while in other area process still at zero /
incomplete level. From the results of the assessment conducted an analysis that contains solutions for
companies to improve the level of capabilities Keywords: CMMI, SCAMPI, Product Roadmapperusahaan rintisan yang menawarkan produk- 1. produk berbasis teknologi. Perkembangan
PENDAHULUAN
perusahaan berbasis teknologi menyebabkan . Saat ini perkembangan perusahaan persaingan yang cukup ketat antar perusahaan berbasis teknologi cukup meningkat.Hal ini tersebut. Oleh karean itu perusahaan harus ditandai dengan munculnya berbagai macam meningkatkan mutu dari produk agar dapat
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
5567 tetap bersaing dengan kompetitor lain. Salah satu cara meningkatkan mutu dari suatu produk ialah dengan meningkatkan kualitas proses pengembangannya. Banyak cara untuk meningkatkan kualitas proses pengembangan produk. Contohnya adalah dengan menerapkan suatu standarisasi proses pengembangan. Saat ini banyak standarisasi yang dapat digunakan oleh perusahaan. Salah satunya ada Capability Maturity Model Integration atau CMMI.
CMMI merupakan model peningkatan kinerja untuk organisasi yang ingin mencapai kinerja tinggi dalam operasinya. CMMI membantu mengidentifikasi dan meningkatkan kemampuan, kualitas dan keuntungan dari suatu organisasi. CMMI dirumuskan oleh para peneliti Software Engineering Institute (SEI). CMMI menawarkan empat model yang dapat disesuaikan dengan requirements dan penerapan pada lingkungan yang berbeda. Empat model CMMI adalah CMMI for
Pada Perusahaan Kecil: Studi Kasus PT. Logix System Technology menggunakan CMMI-Dev
Team Development Menggunakan CMMI Versi
Wahyu Widodo yang berjudul “Evaluasi Proses Pengembangan Perangkat Lunak Pada Virtual
(PPQA) Pada penelitian yang dilakukan oleh
Requirement Management (REQM) 3. Technical Solution (TS) 4. Configuration Management (CM) 5. Verification (VER) 6. Process and Product Quality Assurance
1. Requirement Development (RD) 2.
menjadi fokus implementasi. Process area itu antara lain sebagai berikut:
roadmap berisi beberapa process area yang
Pada penelitian Abdul Barir Hakim ditemukan permasalahan terdapat pada perubahan requirement dan delivery produk yang penuh bug. Berdasarkan permasalahan tersebut maka Roadmap yang paling sesuai adalah product roadmap. Di dalam product
1.2 untuk melakukan optimasi proses pada PT.Logix System Technology. Optimasi proses yang dilakukan ialah dengan menemukan kelemahan-kelemahan dari proses yang sudah ada kemudian diberikan rekomendasi solusi agar kelemahan tersebut dapat dihilangkan. Karena penerapan CMMI tidak secara keseluruhan dilakukan dikarenakan tidak keseluruhan proses area digunakan oleh perusahaan, maka Abdul Barir Hakim menggunakan representasi continuous . Representasi continuous dianggap lebih fleksibel karena menyusaikan dengan keadaan organisasi .
Abdul Barir Hakim dalam penelitiannya pada tahun 2015 yang berjudul Penerapan CMMI
development , CMMI for acquisition, CMMI for services dan people CMM.
2.1 Kajian pustaka
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
dari proses area ini adalah mengatasi masalah atas kegagalan produk. Dengan menggunakan pedoman dari proses area tersebut maka dilakukan penilaian tiap proses area. Penilain berguna untuk menemukan kelemahan pada praktik-praktik pengembangan perangkat lunak sesuai proses area. Hasil dari penilaian dianalisis sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbaikan proses pengembangan produk dengan mencari solusi terhadap kelemahan yang ditemukan .
development pada proses area process and product quality assurance . Salah satu tujuan
Permasalahan yang dialami oleh PT.Cendana Teknika Utama yaitu cacat pada produk telah dijelaskan dalam CMMI for
.
PT.Cendana Teknika Utama merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengembangan aplikasi mobile , kontrol elektronika dan aplikasi berbasi web. Dari produk-produk yang telah dibuat oleh perusahaan masih sering ditemukan permasalahan cacat pada produk setelah proses pengembangan
yang berfokus pada hal teknis atau pengembangan produk dan pengembangan layanan. Sedangakan CMMI for acquisition berfokus pada kepemilikan produk dan layanan. CMMI for service model yang berfokus pada penyediaan layanan. Berbeda dengan ketiga model lainnya, model terakhir adalah people CMM. Model people CMM berfokus pada pengembangan kecakapan tenaga kerja.
form development merupakan model CMMI
Keempat model tersebut memiliki fokus masing-masing dalam penerapannya. CMMI
1.3” membahas tentang penggunaan outsourcing virtual team development (VTD). Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan dan kapabilitas dari proses pengembangan yang dilakukan oleh
VTD. Penilaian tingkat kematangan dan kapabilitas dari VTD dilakukan dengan menggunakan SCAMPI C. Hasil dari penelitian dapat digunakan oleh organisasi sebagai strategi dalam menggunakan jasa outsourcing VTD untuk mengembangkan perangkat lunak yang berorientasi pada kualitas perangkat lunak yang dihasilkan.
dan tiga atau defined, Penjelasan masing- masing tingkatan ialah sebagai beriku:
telah memilih proses area yang sesuai untuk memenuhi requirements awal.CMMI roadmap antara lain sebagai berikut:
roadmap dapat lebih yakin bahwa organisasi
proses area mana yang harus diimplementasikan terlebih dahulu, berdasarkan pada tujuan dan permasalahan yang ingin di perbaiki oleh organisasi. Pada saat bersamaan, organisasi yang memilih menggunakan
Roadmaps membantu organisasi memilih
Menurut Jan Jaap Cannegieter, André Heijstek, Ben Linders dan Rini van Solingen dalam buku yang berjudul “CMMI RoadMaps” menjelaskan bahwa CMMI roadmap adalah alat untuk membantu organisasi yang ingin menggunakan representasi continuous .
2.5 CMMI Roadmap
3 Tingkatan yang menandakan semua proses bukan hanya telah dikelolah, namun sudah mengacu menjadi suatu standar dalam organisasi.
2 Tingkatan yang menandakan semua proses telah dilakukan pengelolaan.
telah dilakukan pada masing-masing proses area.
specific practices
1 Tingkatan yang menandakan semua
specific practices belum dilakukan.
Tinkatan awal ketika satu atau lebih
Tabel 1 Capability levels Capability level Keterangan
incomplete , satu atau performed, dua managed
2.2 Capability Maturity Model Integration (CMMI)
sejauh mana kemampuan dari proses area berdasarkan specific practices dan specific goal pada proses area tersebut. Capability Levels terbagi atas empat tingkatan dari nol atau
Capability Levels digunakan untuk menilai
merupakan pendukung mereka yang menggunakan representasi continuous .
Development, version 1.3 , Capability Levels
Mengacu pada buku CMMI for
2.4 Capability Levels
pendekatan dalam melakukan peningkatan proses. Pendekatan tersebut dinamakan model representasi atau model penyajian. Kedua representasi tersebut antara lain adalah “continuous” dan “staged”. Perbedaan dari kedua representasi ini ialah pada tujuan yang ingin diraih dalam melakukan peningkatan proses. Representasi continuous digunakan untuk meraih “capability levels”, sedangkan representasi staged digunakan untuk meraih “maturity levels”.
Development, version 1.3 terdapat dua
Mengacu pada buku CMMI for
2.3 Model penyajian CMMI
CMMI dalam organisasi adalah untuk meningkatkan proses pengembangan dan perawatan dari produk perangkat lunak pada organisasi tersebut. Menerapkan peningkatan proses memiliki keuntungan bagi organisasi antara lain waktu pembuatan piranti lunak lebih singkat tanpa menurunkan kualitas dari produk, bahkan kualitasnya bisa bertambah (Ahern,et.al., 2005).
Institute (SEI). Salah satu tujuan inti penerapan
CMMI dirumuskan oleh Software Engineering
Capability Maturity Model Integration atau CMMI merupakan suatu pendekatan yang memiliki fungsi untuk meningkatkan proses pengembangan di dalam organisasi agar proses tersebut menjadi lebih efektif dan efisien.
Project Roadmap Product Roadmap Product Integration Roadmap Process Roadmap Measurement Roadmap
Specific Goal Specific Practices
2.6 Product Roadmap
Understand
Mengacu pada buku CMMI Roadmap, Manage requirement
tujuan dari product roadmap adalah untuk
Requirements
Obtain
efektifivitas pengembangan produk yang
memenuhi requirements dari konsumen dan
Commitment to untuk meningkatkan kualitas dari produk. Requirements terdiri dari enam proses area.
Product roadmap
Manage Berikut keenam proses area tersebut.
Requirements
Requirements Development (RD)
Changes
Bertujuan mengembangkan requirements Maintain konsumen, mengembangkan requirements
Bidirectional
produk, menganalisis dan menguji untuk
Traceability of
menetapkan fungsi-fungsi yang diperlukan .
Requirements Tabel 2 Specific goal dan specific practices proses
Ensure Alignment
area requirement development Between Project Work and
Specific Goal Specific Practices Requirements Develop
Elicit Needs
customer
Transform Technical Solution (TS)
requirement Stakeholder Needs
Bertujuan untuk merancang,
Into Customer
mengembangkan, serta mengimplementasi
Requirements
solusi yang akan digunakan untuk memenuhi
Develop
Establish Product requirements produk.
product and Product Tabel 4 Specific goal dan specific practices proses requirement Component area technical solution
Requirement
Allocate Product Specific Goal Specific Practices
Component Select product
Develop Alternative
Requirement component solutions Solutions and
Identify Interface
Selection Criteria
Requirements Select Product Analyze and
Establish Component Solutions
Validate Operational Develop the design
Design the Product
Requirement Concepts and or Product Scenarios Component a
Establish Establish a Technical
Definition of Data Package Required
Interfaces
Design
Functionality and Using Criteria Quality Attributes
Perform Make, Buy, Analyze
or Reuse Analyses Requirements Implement the the
Implement Analyze
product design Design Requirements to Product
Develop
Achieve Balance Support
Validate
Documentation requirements
Process and product quality assurance Requirements Management (RM) (PPQA)
Bertujuan untuk mengelola requirements dari Bertujuan untuk menilai kesesuaian deskripsi produk dan komponen produk yang dibuat proses, standar proses, dan prosedur proses selama masa pengembangan produk. secara obyektif.
Tabel 3 Specific goal dan specific practices proses Tabel 5 Specific goal dan specific practices proses area requirement management area process and product quality assurance
Specific Goal Specific Practices Objectively Evaluate Processes and Work Products
Peer Reviews Data Verify Selected Work Product
Select work Product
for Verification
Establish
the Verification Environment
Establish Verification
Procedures and Criteria Perform Peer Reviews
Prepare for Peer
Reviews
Conduct Peer Reviews
Analyze
Perform Verification Analyze Verification
Tabel 7 Specific goal dan specific practices proses area requirement development Specific Goal Specific Practices
Results
2.7 Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement (SCAMPI)
Evaluasi terhadap penerapan CMMI ialah dengan melakukan pengukuran hasil pencapaian penerapannya. Proses evaluasi ini disebut dengan isitilah appraisal (Kneuper, 2009). Metode yang dilakukan dalam melakukan penilaian CMMI adalah dengan menggunakan Standard CMMI Appraisal Method for Process Improvement (SCAMPI).
SCAMPI adalah metode standar penilaian peningkatan proses. Dirancang untuk memberikan peringkat patokan dari kualitas CMMI yang diterapkan (SCAMPI Upgrade Team, 2011). SEI membagi metode dalam
appraisal menjadi tiga kelas. Kelas tersebut
dibagi berdasarkan tingkat kelengkapan, usaha dari pelaksanaan dan prasyarat. Tiga kelas tersebut antara lain adalah kelas A, kelas B, dan kelas C.
2.8 Metode pengumpulan data
Menurut Sugiyono dalam buku yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D” terdapat empat metode dalam melakukan pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan/ triangulasi. Pada penelitian ini hanya dua metode yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi.
3. METODOLOGI
Penelitian dimulai dengan perumusan masalah melalui wawancara terhadap eksekutif perusahaan. Setelah itu dilakukan studi literatur terhadap masalah yang ditemukan. Setelah menentukan literatur yang digunakan, tahapan selanjutnya menentukan proses area yang digunakan sebagai fokus penilaian. Kemudian melakukan persiapan untuk melakukan pengumpulan data.
Prepare for Verification
Bertujuan untuk memastikan bahwa hasil proses yang dipilih memenuhi requirements yang diinginkan.
Objectively Evaluate
Establish
Processes
Objectively Evaluate
Work Products Provide Objective Insight
Communicate
and Resolve Noncompliance Issues
Establish Record Configuration Management (CM) Bertujuan untuk membangun dan menjaga integritas hasil dari proses yang dipilih dengan menggunakan identifikasi konfigurasi, kontrol konfigurasi, akuntasi konfigurasi, status konfigurasi dan audit konfigurasi.
Tabel 6 Specific goal dan specific practices proses area configuration management Specific Goal Specific Practices
Establish Baselines
Identify
Configuration Items
a Configuration Management System
Verification (VER)
Create or Releases
Baselines Track and Control Changes
Track
Changes Request
Control
Configuration Items Establish Integrity
Establish
Configuration Management Records
Perform
Configuration Audit
Tahapan awal dalam proses pengumpulan data ialah menyusun pertanyaan wawancara, lalu menguji keterbacaan dari pertanyaan yang Sehingga menjadi rencana penilaian akhir. telah dibuat. Narasumber dipilih dengan Rencana penilaian digunakan untuk mendapat menggunakan RACI diagram. Setelah memilih persetujuan pihak perusahaan dalam melakukan narasumber yang dianggap mengetahui atau penilaian di perusahaan. Berikut hasil rencana terlibat dalam proses pengembangan produk pengembangan rencana awal penilaian.
Tabel 8 Hasil pengembangan rencana awal penilaian
diperusahaan. Kemudian melakukan pengumpulan data dengan melakukan Item Value wawancara dan meminta dokumen bukti yang
Metode Managed Discovery
disebutkan dalam proses wawancara. Data yang
pengumpulan data
telah dikumpulkan kemudian diuji
Metode verifikasi Uji kredibilitas, uji
keabsahannya. Uji keabsahan terdiri dari uji
dan validasi data transferability, uji
kredibilitas, uji transferability , uji dependability, uji
confirmability dan uji dependability. Data yang
confirmability telah diuji digunakan pada proses penilaian
Aktivitas
1. data Memasukkan menggunakan SCAMPI C.
penilaian yang awal yang
Hasil dari proses penilaian seperti tingkat
dilakukan dikumpulkan kedalam
kapabilitas, keunggulan dan kelemahan praktik PIID dari perusahaan digunakan oleh peneliti untuk
2. di analisis. Analisis berisi solusi untuk Menyimpan data hasil proses pengembangan meningkatkan tingkat kapabilitas dan produk(wawancara rekomendasi yang dapat digunakan perusahaan dan dokumen) untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan diperusahaan pada proses penilaian. Tahapan terakhir berdasarkan dilakukan pengambilan kesimpulan dari proses keterkaitan dengan penelitian. proses yang dinilai 3.
4. Melakukan verifikasi PENGUMPULAN DATA
dan validasi data yang Pengumpulan data bertujuan untuk masuk kedalam PIID mengetahui sejauh mana penerapan proses area ketika melakukan di perusahaan berdasarkan CMMI. Berdasarkan penilaian hasil wawancara, dapat diambil kesimpulan 4.
Mengidentifikasi bahwa ada beberapa praktik yang belum kelemahan dan dilakukan oleh perusahaan, praktik tersebut menetapkan antara lain adalah: rekomendasi belum menerapakan
Perusahaan berdasarkan data dari
configuration management system
PIID dalam melakukan pengelolaan
5. Melaporkan hasil configuration items.
Jadwal penilaian 7 hari
Perusahaan tidak memiliki kriteria atau
Logistik penilaian Alat perekaman, lembar
acuan dalam proses melakukan pertanyaan dan verifikasi. penjelasan proses area tidak melakukan
Perusahaan dokumentasi pada proses penjaminan Setelah rencana penilaian disetujui, mutu.dll. selanjutnya proses penilaian dilakukan. Hasil 5. dari proses penilaian ialah kelemahan dan
PENILAIAN
tingkat kapabilitas yang dapat dicapai Proses penilaian dimulai dengan membuat perusahaan pada masing-masing proses area. rencana penilaian. Proses pembuatan rencana
Kelemahan-kelamahan yang ditemukan penilaian dilakukan dengan menganalisis merupakan hasil penilaian dari specific kebutuhan. Kebutuhan proses penilaian
practices yang telah diterapkan perusahaan
kemudian dirangkum menjadi suatu rencana namun masih memiliki sedikit kekurangan. awal penilaian.
Kekurangan tersebut kemudian diberikan solusi Rencana awal penilaian kemudian berdasarkan keadaan perusahaan dan standar dilakukan proses pengembangan kembali. dari CMMI. Sedangkan hasil penilaian tingkat kapabilitas merupakan specific practices yang tidak dilakukan sama sekali oleh perusahaan. Sehingga mempengaruhi secara signifikan tingkat kapabilitas dari penerapan proses area pada perusahaan. Berikut adalah tingkat
kapabilitas berdasarkan hasil penilaian penerapannya di PT.Cendana Teknika Utama.
dilakukan oleh perusahaan, membuat penerapan proses area requirements management masih berada pada level 0 atau incomplete. Specific
validate requirements berdasarkan dokumen
CMMI DEV 1.3. Praktik validate requirements dapat dilakukan perusahaan pada awal pengembangan produk kustomisasi. Praktik ini tidak dilakukan untuk produk standar, dikarenakan acuan penerapan praktik dilakukan pada awal pengembangan suatu produk. Praktik
validate requirements dilakukan dengan
mengidentidikasi kecukupan dan kelengkapan dari requirements. Identifikasi dapat dilakukan dengan membuat representasi produk melalui beberapa teknik. Teknik representasi produk yang dapat digunakan antara lain dengan membuat prototipe produk, melakukan simulasi dan melakukan praktik demo.
6.2 Analisis hasil penilaian proses area requirements management
Tingkat kapabilitas dari proses area
requirements management di PT.Cendana
Teknika Utama divisi IT multimedia berada pada level 0 atau incomplete. Proses area
requirements management memiliki satu specific goal yang terdiri dari lima specific practices . Salah satu specific practices tidak
practices tersebut ialah maintain bidirectional traceability of requirements .
requirements
Untuk mencapai tingkat kapabilitas level 1/performed terdapat aktivitas yang perlu dilakukan sebagai pemenuhan praktik maintain
bidirectional traceability berdasarkan dokumen
CMMI DEV 1.3. Praktik maintain bidirectional
traceability dapat dilakukan perusahaan dengan
menggunakan alat bantuan. Alat bantuan tersebut ialah penggunaan requirements
traceability matrix . Matriks tersebut dapat
membantu dalam proses mengelola hubungan keterlusuran dua arah antara requirements dan hasil dari proses pengembangan sesuai
requirements .
6.3 Analisis hasil penilaian proses area
pada specific goal analyze and validate requirements. Untuk mencapai tingkat kapabilitas level satu/performed terdapat beberapa aktivitas yang perlu dilakukan sebagai pemenuhan praktik
3.5 validate
Tabel 9 Hasil penilaian tingkat kapabilitas masing proses area
Configuration Management (CM)
Proses area Capability level (Tingkat Kapabilitas
Requirements Development (RD)
0/incomplete
Requirements Management (RM)
0/Incomplete
Technical solution (TS)
1/Performed
Process and product quality assurance (PPQA)
0/Incomplete
0/Incomplete
nol atau incomplete. Tingkatan incomplete menandakan tidak secara keseluruhan praktik pada proses area requirements development dilakukan. Berdasarkan proses penilaian, praktik yang tidak dilakukan oleh perusahaan ialah specific practices
Verification (VER) 0/Incomplete
Proses area requirements developments,
requirements management , process and product quality assurance, configuration management
dan verification berada pada tingkatakan kapabilitas nol/incomplete dikarenakan masih ada satu atau beberapa specific practices belum dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan untuk proses area technical solution sudah berada pada tingkatan kapabilitas satu/performed menandakan semua specific practices telah dilakukan.
Analisis berisi alasan suatu proses area berada pada level kapabilitas tertentu. Setelah itu dilakukan analisis solusi bagi perusahaan untuk meningkatkan tingkat kapabilitas ke level yang lebih tinggi.
requirements development
Tingkat kapabilitas proses area
requirements development pada PT.Cendana
Teknika Utama divisi IT multimedia berada di
level
6. ANALISIS
6.1 Analisis hasil penilaian proses area
technical solution
system dengan membeli system yang telah ada
praktik yang belum dilakukan oleh perusahaan sesuai standar CMMI. Praktik tersebut antara lain adalah Specific practices 1.2 establish a
configuration management system , Specific practices
3.1 establish configuration
management records dan Specific practices 3.2 perform configuration audits . Ketiga praktik
tersebut belum dilakukan oleh perusahaan karena perusahaan belum memiliki configuration
management system . Sehingga berdampak pada
praktik-praktik lain. Untuk mencapai tingkat kapabilitas level satu/performed terdapat beberapa aktivitas yang perlu dilakukan sebagai pemenuhan praktik berdasarkan dokumen CMMI DEV 1.3. Perusahaan dapat menerapkan
atau membuat system tersendiri untuk digunakan oleh perusahaan. configuration management
di PT.Cendana Teknika Utama divisi IT multimedia berada pada
system minimal terdiri dari media penyimpanan dalam pengelolaan hasil dari setiap proses pengembangan, autentikasi dalam melakukan akses, dan alat untuk merekam permintaan perubahan pada item konfigurasi. Oleh karena itu perusahaan dapat menggunakan system manajemen configuration apabila sistem yang digunakan sesuai dengan kriteria yang telah dijelaskan sebelumnya.
Selain itu perlu adanya rekaman terkait permintaan perubahan serta rekaman perubahan yang terjadi. Sehingga ketika terjadi kesalahan pada proses pengembangan, pengembang dapat dengan mudah melakukan pemulihan data. Hal tersebut dikarenakan versi lama dari item
konfigurasi tersimpan dalam database sistem
manajemen. Terakhir untuk menjaga integritar dari configuration items pada configuration
management system perusahaan harus
melakukan praktik audit pada configuration
items . praktik audit pada konfigurasi perlu
level nol atau incomplete. Terdapat beberapa
configuration management
Tingkat kapabilitas dari proses area
6.4 Analisis hasil penilaian proses area process and product quality assurance
technical solution di PT.Cendana Teknika
Utama divisi IT multimedia berada pada level satu/performed. Tingkatan tersebut menandakan semua praktik proses area
technical solution
telah dilakukan oleh perusahaan. Namun penerapan proses area ini masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan ini dapat berdampak pada perusahaan dan tingkat kapabilitas dari penerapan proses area. Oleh karena itu perusahaan harus mengatasi kekurangan agar praktik yang telah dilakukan sebelumnya, dapat lebih efektif dan berstandar. Selain itu dengan teratasinya kekurangan penerapan praktik maka, tingkat kapabilitas dari penerapan proses area technical solution dapat meningkat ketingkat kapabilitas selanjutnya.
Untuk mencapai tingkat kapabilitas selanjutnya yaitu level dua/managed terdapat aktivitas yang perlu dilakukan oleh perusahaan berdasarkan dokumen CMMI DEV 1.3. Segala praktik yang telah dilakukan perusahaan sesuai CMMI harus dikelola proses penerapannya. Sehingga dapat menghilangkan peluang proses tidak dilakukan oleh pemangku kepentingan yang terlibat pada pengembangan produk dikarenakan tidak adanya pengelolaan. Selain itu setiap praktik pada proses area technical
solution harus dipantau, diatur, ditinjau dan dievaluasi sesuai penjelasan proses area.
Dengan adanya proses pengelolaan, hasil dari setiap praktik akan terjaga kualitasnya
Tingkat kapabilitas dari proses area
Tingkat kapabilitas proses area
process and product quality assurance di
PT.Cendana Teknika Utama divisi
IT multimedia berada pada level nol/incomplete. Tingkatan tersebut menandakan terdapat praktik yang belum dilakukan sesuai CMMI dalam memenuhi kecukupan proses area. Berdasarkan proses penilaian, specific practices 2.2 establish
record belum dilakukan perusahaan.
Perusahaan tidak melakukan perekaman atas hasil dari proses penjaminan mutu produk. Untuk mencapai tingkat kapabilitas level satu/performed terdapat aktivitas yang perlu dilakukan sebagai pemenuhan praktik establish
record perusahaan berdasarkan dokumen
CMMI DEV 1.3. Perusahaan perlu melakukan perekaman terhadap proses dan kegiatan penjaminan mutu produk secukupnya sehingga status dan hasil dari penjaminan mutu produk diketahui. Kemudian melakukan revisi untuk perubahan status produk yang telah diperbaiki setelah ditemukan ketidaksesuaian. Hasil penjaminan mutu produk direkam dalam bentuk dokumen laporan penjaminan mutu .
6.5 Analisis hasil penilaian proses area configuration management
dilakukan menjaga integritas dari item konfigurasi yang tersimpan dalam database.
7. KESIMPULAN
Praktik audit dapat dilakukan dengan melakukan Berdasarkan hasil penelitian dan konfirmasi dokumentasi konfigurasi dilakukan penilaian terhadap proses pengembangan secara benar. Setelah itu melakukan konfirmasi produk di PT.Cendana Teknika Utama divisi IT kelengkapan, ketepatan, dan konsistensi dari multimedia, maka dapat diambil kesimpulan
item konfigurasi yang tersimpan dalam database untuk menjawab rumusan masalah.
sistem.
1. Proses area requirements development (RD)
6.6 Analisi hasil penilaian proses area
memiliki tingkat kapabilitas level nol atau
verification inclomplete . Hal ini dikarenakan tidak
Tingkat kapabilitas proses area verification semua specific practices pada proses area PT.Cendana Teknika Utama di divisi IT
requirements development (RD) sudah multimedia berada di level nol/incomplete.
dilakukan sesuai dengan tujuan dan Tingkatan tersebut menandakan terdapat praktik pertimbangan penilaian. Untuk specific yang belum dilakukan sesuai CMMI dalam
practices 3.5 validate requirements yang
memenuhi kecukupan proses area. Berdasarkan bertujuan memastikan produk yang hasil penilaian terdapat dua praktik yang belum dihasilkan akan tampil seperti yang dilakukan perusahaan. Praktik tersebut antara dimaksud konsumen pada lingkungan lain adalah specific practices 2.1 prepare for
enduser sengaja tidak dilakukan.Hal tersebut peer reviews dan specific practices 3.1 perform
dikarenakan perusahaan tidak perlu verification . melakukan validasi terhadap requirement. Untuk memenuhi tujuan dari praktik
Perusahaan menganggap validasi dan menambah kualitas proses pengembangan,
requirements dilakukan oleh konsumen.
praktik prepare for peer reviews dapat 2. dilakukan perusahaan melalui beberapa Proses area requirements management aktivitas berdasarkan dokumen CMMI DEV (REQM) memiliki tingkat kapabilitas level nol atau incomplete. Hal ini dikarenakan
1.3, yaitu: salah satu specific practices tidak memenuhi a. Menentukan jenis peer reviews yang tujuan ataupun pertimbangan penilaian. akan digunakan (misalnya inspeksi dan
Specific practices 1.4 yaitu maintain evaluasi kesesuaian implementasi). bidirectional traceability of requirements b.
belum dilakukan oleh perusahaan khususnya Menentukan kebutuhan data yang diperlukan pada praktik peer reviews. divisi IT multimedia. Specific practices tersebut bertujuan untuk memelihara c.
Menentukan pesyaratan input dan output keterlusuran dua arah antara requirement yang diharapkan saat melakukan peer dan hasil dari proses-proses pengembangan
reviews .
produk.Keterlusuran dua arah adalah d.
hubungan antara dua atau lebih entitas logis
Menetapkan dan memelihara daftar komponen produk yang akan dilakukan
yang dapat dilihat di kedua arah (yaitu, ke peer reviews . dan dari entitas). Tidak terpenuhinya salah
satu specific practices membut proses area Sedangkan untuk memenuhi specific
requirements management belum mencapai practices 3.1 perform verification. praktik
level satu atau performed.
perform verification dapat dilakukan 3.
Proses area technical solution (TS) memiliki perusahaan melalui beberapa aktivitas tingkat kapabilitas level satu atau berdasarkan dokumen CMMI DEV 1.3, yaitu:
performed .Hal ini dikarenakan setiap a.
Melakukan verifikasi pada hasil setiap specific practices dilakukan namun belum proses pengembangan. adanya pengelolaan pada setiap praktik. Tidak adanya pengelolaan sangat berpeluang
b. dokumentasi hasil Melakukan membuat hasil dari suatu proses yang telah verifikasi. dilakukan hilang seiring berjalannya waktu.
c.
Melakukan identifikasi hasil dari proses 4.
Proses area process and product quality verifikasi.
assurance (PPQA) memiliki tingkat
kapabilitas level nol atau inclomplete. Hal ini dikarenakan salah satu specific practices tidak dilaksanakan oleh perusahaan khususnya divisi IT mulmedia.Specific
practices 2.2 establish record tentang
4.1. IT Governance Institute.
Development, Version 1.3 . USA: Sotfware Engineering Institute, Carniegie Mellon University.
Humphrey, W.S.,1992. Introduction to Software Process Improvement .
Pennsylvania: Carnegie Mellon University. Hakim, A.B.,2015. Penerapan CMMI pada
Perusahaan kecil : Studi Kasus PT.Logix System Technology .STIMIK ESQ
IEEE team.2014. IEEE Standard for Software Quality Assurance Processes .New York:IEEE.
Information System Audit and Control Association (ISACA) and IT Governance Institute. 2007. Control Objective for Information and Related echology (COBIT) version
Illinois. Kulpa, M. K., dan Johnson, K. A.,2003.
& Solingen, R. V.,2008. CMMI Roadmaps . USA: Sotfware Engineering Institute, Carniegie Mellon University.
Interpreting the CMMI: A Process Improvement Approach. Florida: CRC Press LLC. Lee, K.H.,2002. Design and
Implementation of a Configuration Management System Lee, W.T.,.2016. Dependency Link
Derivation Process and Theorems of Requirements Traceability Matrix .IEEE.
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D.
Bandung: ALFABETA. Sutopo., HB.2006. Metode Penelitian Kualitatif . Surakarta: UNS Press.
Widodo, W.,2016.Evaluasi Proses Pengembangan Perangkat Lunak Pada Virtual Team Development Menggunakan CMMI Versi 1.3 .
Chrissis, M. B., Konrad, M. & Schrum, S., 2003. CMMI : Guidelines for Process Integration and Product Improvement . Boston: Addison- Wesley. CMMI Product Team., 2010. CMMI for
Cannegieter, J. J., Heijestek, A., Linders, B.
pembuatan rekaman atau dokumentasi terkait proses dan hasil dari proses penjaminan mutu produk.
6. Proses area verification (VER) memiliki tingkat kapabilitas level nol atau incomplete.
5. Proses area configuration management (CM)
memiliki tingkat kapabilitas level nol atau
incomplete . Hal ini dikarenakan adanya dua specific practices yang tidak memenuhi
pertimbangan penilaian. Specific practices 1.2 terkait establish a configuration
management system dan 3.2 terkait perform configuration audits . PT.Cendana Teknika
Utama khususnya divisi IT multimedia belum memiliki sistem konfigurasi manajemen dan tidak melakukan audit terkait konfigurasi yang telah disimpan.
Hal ini dikarenakan adanya beberapa
.
specific practices yang diterapkan di
perusahaan tidak sesuai dengan pertimbangan penilaian. Mayoritas terjadi karena tidak adanya pedoman dalam melakukan verifikasi dan hasil dari verifikasi tidak didokumentasikan.
8. DAFTAR PUSTAKA
Ahern, D. M., Armstrong, J., Clouse, A., Ferguson, J. R., Hayes, W., Nidiffer, K. E., 2005. CMMI SCAMPI Distilled Appraisals
for Process Improvement . Boston:
Addison-wesley .
Boehm,B.W.1984.Verifyng and validating software requirements and design specifications .IEEE.
Jurnal Informatika.