METODE PENELITIAN - JIIA Haliana Ghalia S

  

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

ANALISIS KEBERHASILAN KOPERASI AMANAH KECAMATAN LANGKAPURA

KOTA BANDAR LAMPUNG

  

(Analysis of the Success of Amanah Cooperative in Langkapura Sub-District of Bandar Lampung City)

  Haliana Ghaida Sanjaya, Dyah Aring Hepiana Lestari, Suriaty Situmorang Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No.1

  Bandar Lampung 35145, Telp.082280031925, e-mail: haliana.ghaida@yahoo.com

  

ABTSRACT

This research aims to determine the business entities performance of Amanah Cooperative, contribution of

the cooperative toward development, and the satisfaction level of members to service performance at the

cooperative. This research was conducted at Amanah Cooperative in Langkapura subdistrict of Bandar

Lampung City. Respondents were 68 active members of Amanah Cooperative. Data were analyzed by using

descriptive analysis, service quality (servqual), and importance performance analysis (IPA). The results

showed that Amanah Cooperative performance was included in medium category . Contributions of Amanah

Cooperative development were seen from (a) obedience of the cooperative in tax payment which is zero

because the cooperative suffered losses, (b) employment growth which was not yet known, because this year

was the first year of cooperative activity, (c) the wage level of employees which was not good because it was

less than regional minimum wage. The members were not satisfied by services especially on the dimensions

of responsiveness. Attributes considered to be important were supporting facilities of the work space,

supporting physical infrastructure for the reception area, counter staff, administrative employee rooms,

completion service process of members from the beginning to the end, availability of brochures or bulletin

boards, the service officer information, and the accuracy of the information provided.

  Key words: cooperative, performance, success PENDAHULUAN

  Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang mengandalkan koperasi sebagai salah satu sektor perekonomian. Koperasi melakukan kegiatan sesuai dengan kepentingan anggota yang bersifat membina dan memperluas keterampilannya dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan mereka. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung (2014) menyatakan bahwa Provinsi Lampung memiliki jumlah koperasi sebanyak 3.727 unit. Dari jumlah tersebut, Kota Bandar Lampung berada di urutan pertama dengan jumlah koperasi sebanyak 673 unit, dengan 69,99 persen berstatus aktif dan 30,01 persen berstatus pasif. Koperasi yang berstatus pasif menandakan bahwa koperasi tersebut tidak menjalankan kinerjanya dengan baik atau dikenal dengan istilah mati suri. Koperasi yang berstatus pasif ini termasuk cukup tinggi. Di sisi lain, tidak semua koperasi yang berstatus aktif telah menjalankan kinerjanya dengan baik. Untuk itu, dibutuhkan evaluasi kinerja badan usaha koperasi.

METODE PENELITIAN

  Salah satu koperasi yang aktif di Kota Bandar Lampung adalah Koperasi Amanah. Para pendiri koperasi ini sebagian besar adalah para pelaku di berbagai sektor usaha, sehingga Koperasi Amanah adalah wadahnya para UMKM yang masih aktif di Kota Bandar Lampung.

  Menurut Hanel (1989), keberhasilan koperasi dapat diukur melalui tiga pendekatan (pendekatan tripartite), yaitu keberhasilan koperasi sebagai badan usaha, keberhasilan koperasi yang berkaitan dengan pembangunan, dan keberhasilan koperasi yang berorientasi pada kepentingan anggota. Kegiatan evaluasi juga sebaiknya dilakukan kepada anggota koperasi untuk melihat seberapa baik pelayanan yang telah mereka terima. Mengingat perlunya evaluasi keberhasilan koperasi berdasarkan pendekatan tripartite, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja badan usaha Koperasi Amanah, kontribusi Koperasi Amanah terhadap pembangunan, dan tingkat kepuasan anggota terhadap kinerja pelayanan Koperasi Amanah.

  Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian dilakukan di Koperasi Amanah, Kecamatan Langkapura Kota Bandar Lampung. Lokasi ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Koperasi Amanah merupakan koperasi yang beranggotakan pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengusahakan produk pertanian lokal, seperti keripik pisang, gula, madu, olahan ikan, dan kopi. Koperasi Amanah memiliki anggota aktif sebanyak 68 orang. Oleh karena itu, sampel penelitian ini adalah seluruh anggota populasi, karena menurut Wirartha (2006), jumlah populasi yang kurang dari 100 sebaiknya digunakan seluruhnya sebagai sampel penelitian, untuk memperkecil kemungkinan salah dalam menarik kesimpulan. Untuk mengetahui persepsi anggota terhadap kinerja kepengurusan koperasi digunakan 10 orang anggota secara acak sebagai sampel (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM 2013). Waktu pengambilan data adalah bulan Juni sampai dengan Agustus 2015.

  Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pengurus, anggota dan karyawan Koperasi Amanah, dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari data yang dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari Koperasi Amanah, seperti anggaran dasar, anggaran rumah tangga, laporan pertanggungjawaban, dan laporan keuangan, serta data yang dikutip dari berbagai kepustakaan dan instansi-instansi pemerintah yang terkait dengan penelitian ini.

  Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama dan ke dua adalah analisis deskriptif. Aspek yang digunakan untuk mengetahui kinerja badan usaha koperasi mengacu pada buku pedoman pemeringkatan koperasi. Aspek yang digunakan untuk mengetahui kontribusi koperasi terhadap pembangunan adalah ketaatan koperasi membayar pajak, rasio pertumbuhan penyerapan tenaga kerja, dan rasio tingkat upah karyawan. Untuk menganalisis tingkat kepuasan anggota Koperasi Amanah terhadap kinerja pelayanan digunakan metode

  Service Quality (ServQual) dan Importance Performance Analysis

  (IPA) dengan skala likert. Analisis ServQual dan IPA digunakan untuk mengetahui tingkat kinerja dan harapan. Analisis ServQual menghitung selisih antara tingkat kinerja dengan harapan. Analisis IPA menghitung skor rata-rata tingkat harapan dengan kinerja, seperti penelitian yang dilakukan oleh Aryanti, Hudoyo dan Kasymir (2013). Sebelum dilakukan analisis kepuasan anggota, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada kuesioner.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Kinerja Badan Usaha Koperasi Amanah

  Kinerja Koperasi Amanah sebagai badan usaha diukur dengan menggunakan beberapa aspek yang mengacu pada buku pedoman pemeringkatan koperasi, yaitu badan usaha aktif, kinerja usaha yang sehat, kohesivitas dan partisipasi anggota, orientasi pelayanan kepada anggota, dan pelayanan terhadap masyarakat. Kinerja badan usaha Koperasi Amanah dikategorikan cukup berkualitas dengan jumlah skor sebesar 292. Skor penilaian kinerja yang telah dilakukan pada Koperasi Amanah dapat dilihat pada Tabel 1.

  Badan usaha aktif

  Badan usaha aktif diukur menggunakan indikator penyelenggaraan rapat, manajemen pengawasan, RK dan RAPBD, kondisi operasional, kinerja kepengurusan, tertib admnistrasi, sistem informasi, dan akses informasi (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM 2013). Aspek badan usaha aktif memiliki total skor 65 dari skor maksimal 95, atau hanya sebesar 68,42 persen, karena terdapat indikator yang belum dijalankan dengan baik, seperti manajemen pengawasan dan rasio kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan oleh Koperasi Amanah. Di sisi lain, terdapat indikator yang telah dijalankan dengan baik, yaitu penyelenggaraan rapat. Koperasi Amanah telah melaksanakan semua rapat, seperti rapat anggota, rapat pengurus, rapat pengawas, serta rapat gabungan pengurus dan pengawas sesuai ketentuan dan kebutuhan. Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2015. Rapat ini merupakan RAT Koperasi Amanah tahun buku 2014. RAT tahun 2014 ini adalah RAT yang pertama bagi Koperasi Amanah sejak terbentuknya koperasi pada tanggal 23 Juni 2014.

  Kinerja usaha yang sehat

  Indikator yang digunakan untuk mengetahui kinerja usaha yang sehat adalah struktur permodalan, tingkat kesehatan kondisi keuangan, kemampuan bersaing koperasi, strategi bersaing koperasi, dan inovasi yang dilakukan (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM 2013). Aspek kinerja usaha yang sehat pada Koperasi Amanah memiliki skor 68 dari skor maksimal sebesar 115, atau hanya sebesar 59,13 persen, karena terdapat indikator yang belum dijalankan dengan baik, yaitu indikator inovasi yang dilakukan. Indikator tersebut dinilai buruk, karena masa kerja Koperasi Amanah yang baru berjalan selama satu tahun belum mengadakan inovasi terhadap produk/jasanya. Di sisi lain, terdapat indikator yang telah dijalankan dengan baik, yaitu struktur permodalan. Tingkat kesehatan kondisi keuangan Koperasi Amanah dilihat dari rasio likuiditas adalah sebesar 84,45 persen atau dinilai tidak ideal, karena menunjukkan kemampuan koperasi dalam membayar kewajiban lancar masih kurang baik. Rasio solvabilitas Koperasi Amanah adalah sebesar 100 persen dengan standar 200 persen dan dinilai kurang ideal, karena belum mampu menjamin total kewajiban dengan total aktiva yang dimiliki. Rasio profitabilitas Koperasi Amanah dinilai buruk, karena pada tahun ini Koperasi Amanah masih mengalami kerugian, sehingga tidak ada pembagian SHU. Rasio aktivitas Koperasi Amanah adalah sebesar 87,28 persen dan dinilai efektif karena sudah mampu menjamin piutang dengan omset yang dimiliki.

  Tabel 1. Sebaran nilai dan skor kinerja badan usaha Koperasi Amanah, 2015

  No Kues Aspek dan Indikator

  N B S SM

A. Badan Usaha Aktif:

  5

  3

  19 Tingkat pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggota

  5

  3

  15

  15

  20 Pola pengkaderan

  3

  9

  9

  15 D. Orientasi kepada Pelayanan Anggota: 21.a Model pelaksanaan pendidikan dan pelatihan

  4

  2

  8

  10 21.b Banyaknya jenis pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dalam 1 tahun terakhir

  2

  2

  15

  3

  10 21.c Rasio anggota yang mengikuti pendidikan dan pelatihan

  3

  15 Rasio peningkatan jumlah anggota

  3

  3

  9

  15

  16 Persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib

  4

  12

  3

  15

  17 Persentase besaran simpanan selain simpanan pokok dan simpanan wajib

  3

  3

  9

  15

  18 Rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota kepada koperasi

  4

  1

  1

  1

  25 Persentase besaran dana yang disisihkan untuk pelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat

  1

  1

  1

  5

  26 Kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi bisnis yang disebarkan oleh koperasi

  5

  5

  2

  5

  27 Tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan koperasi

  4

  1

  4

  5 Total Skor (A s/d E) 292 480 Kualifikasi Kualitas

  Cukup berkualitas Keterangan: N : Nilai B : Bobot S : Skor SM : Skor maksimal

  5

  1

  2

  23 Transaksi usaha koperasi dengan usaha/kegiatan anggota

  2

  10

  22 Keterkaitan antara usaha koperasi dengan kepentingan anggota

  3

  7

  21

  35

  5

  2

  7

  35

  35 anggot a Tingkat kepuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan koperasi

  1

  9

  9

  45 E. Pelayanan terhadap Masyarakat:

  24 Pelayanan usaha koperasi yang dapat dinikmati masyarakat non-anggota

  5

  1

  3

  7 Keberadaan sistem informasi

  6

  10

  6 Tertib administrasi

  5

  3

  15

  15

  4

  3

  2

  8

  10

  8 Kemudahan untuk mendapatkan (akses) informasi

  4

  2

  8

  2

  5 Kinerja kepengurusan

  9 Struktur permodalan

  3 Keberadaan dan tingkat realisasi RK serta RAPB

  15

  15

  2 Manajemen pengawasan

  1

  3

  3

  15

  4

  10

  2

  8

  10

  4 Rasio kondisi operasional kegiatan/usaha yang dilakukan

  1

  2

  2

  10 B. Kinerja Usaha yang Sehat:

  5

  1

  13 Inovasi yang dilakukan

  15

  15

  12 Strategi bersaing koperasi

  4

  3

  12

  15

  1

  5

  2

  2

  10 C. Kohesivitas dan Partisipasi Anggota: 14.a Rasio transaksi anggota (pertisipasi bruto) dibandingkan non-anggota pada koperasi

  2

  2

  4

  1 Penyelenggaraan rapat anggota dan rapat pengurus/pengawas dalam satu tahun buku sesuai ketentuan dan kebutuhan

  3

  11 Kemampuan bersaing koperasi

  3

  3

  15

  15 10.a Likuiditas

  1

  3

  3

  15 10.b Solvabilitas

  2

  6

  15

  15 10.c Profitabilitas

  1

  3

  3

  15 10.d Aktivitas (rasio perputaran piutang)

  4

  3

  12

  10 14.b Rasio besaran SHU terhadap transaksi usaha anggota

  Kohesivitas dan partisipasi anggota

  Menurut Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM (2013), kohesivitas dan partisipasi anggota dapat dilihat dari keterkaitan antar anggota, rasio peningkatan jumlah anggota, persentase jumlah anggota yang melunasi simpanan wajib, persentase besaran simpanan selain simpanan pokok dan simpanan wajib, rasio peningkatan jumlah penyertaan modal anggota kepada koperasi, tingkat pemanfaatan pelayanan koperasi oleh anggota, dan pola pengkaderan. Aspek kohesivitas dan partisipasi anggota memiliki total skor 68 dari skor maksimal sebesar 105, atau hanya sebesar 64,76 persen, karena terdapat indikator yang belum dijalankan dengan baik, yaitu rasio besaran SHU terhadap transaksi usaha anggota.

  Rasio tersebut dinilai buruk, karena pada tahun ini Koperasi Amanah mengalami defisit sehingga belum ada pembagian SHUnya. Indikator rasio peningkatan jumlah anggota, persentase simpanan selain simpanan pokok dan simpanan wajib, serta rasio peningkatan jumlah penyertaan modal pada Koperasi Amanah belum bisa diketahui karena belum ada pembanding pada tahun sebelumnya.

  Orientasi kepada pelayanan anggota

  Orientasi kepada pelayanan anggota dapat diukur dengan menggunakan indikator pendidikan dan pelatihan anggota, keterkaitan antara usaha koperasi dengan kepentingan anggota, dan transaksi usaha koperasi dengan usaha/kepentingan anggota (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM 2013). Aspek orientasi kepada pelayanan anggota mendapatkan total skor 79 dari skor maksimal 145, atau hanya sebesar 54,48 persen, karena terdapat indikator yang belum dijalankan dengan baik, yaitu rasio anggota yang mengikuti pendidikan dan pelatihan pada Koperasi Amanah. Rasio tersebut termasuk dalam kategori sangat rendah, karena jumlah anggota yang mengikuti pendidikan dan pelatihan adalah hanya sebanyak 5 orang dari jumlah seluruh anggota adalah 78 orang.

  Pelayanan terhadap masyarakat

  Menurut Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM (2013), pelayanan terhadap masyarakat dapat diukur dengan menggunakan indikator pelayanan usaha koperasi yang dinikmati masyarakat non-anggota, persentase besaran dana yang disisihkan untuk pelayanan sosial yang dapat dinikmati masyarakat, kemudahan masyarakat untuk mendapatkan informasi bisnis yang disebarkan oleh koperasi, dan tanggapan masyarakat sekitar terhadap keberadaan koperasi.

  Aspek pelayanan terhadap masyarakat mendapatkan total skor 12 dari skor maksimal 20, atau hanya sebesar 60 persen, karena terdapat indikator yang belum dijalankan dengan baik, yaitu persentase besaran dana yang disisihkan untuk peayanan yang dinikmati masyarakat. Persentase tersebut dinilai buruk, karena pada tahun ini koperasi masih mengalami kerugian, sehingga tidak ada dana yang disisihkan oleh pihak Koperasi Amanah untuk pelayanan sosial.

  Kontribusi Koperasi Amanah terhadap Pembangunan

  Kontribusi koperasi terhadap pembangunan dapat dilihat dari 3 indikator, yaitu ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak, pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi, dan tingkat upah karyawan (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM 2013). Skor kontribusi Koperasi Amanah terhadap pembangunan dapat dilihat pada Tabel 2. Aspek kontribusi Koperasi Amanah terhadap pembangunan mendapatkan skor 6 dari skor maksimal 20, atau hanya sebesar 30 persen. Pada tahun ini, Koperasi Amanah belum membayar pajak, karena koperasi masih mengalami kerugian, sehingga usaha yang dilakukan oleh Koperasi Amanah termasuk dalam golongan nihil pajak. Tahun ini merupakan tahun pertama berdirinya Koperasi Amanah, sehingga pertumbuhan penyerapan tenaga kerja belum dapat diketahui. Indikator yang ke-tiga yaitu, tingkat upah karyawan. UMR Provinsi Lampung pada tahun 2014 adalah sebesar Rp1.399.037 (BPS 2014), sedangkan upah karyawan di Koperasi Amanah adalah sebesar Rp900.000, sehingga rasio yang didapatkan adalah sebesar 64,33 persen atau termasuk kategori buruk (Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM 2013).

  Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Yolandika, Lestari dan Situmorang (2015) mengenai kontribusi KUD Mina Jaya terhadap pembangunan yang juga mengacu buku pedoman pemeringkatan koperasi. KUD Mina Jaya telah berkontribusi terhadap pembangunan dengan baik.

  Rata-rata nilai gap keseluruhan atribut pada dimensi empathy adalah negatif, yaitu sebesar - 1,58. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anggota belum merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Oleh sebab itu, sebaiknya pihak koperasi harus lebih meningkatkan kemampuan memberikan perhatian personal kepada anggotanya. Nilai rata- rata atribut pada dimensi empathy dapat dilihat pada Tabel 7. Jaminan terhadap anggota. Nilai rata-rata atribut pada dimensi assurance dapat dilihat pada Tabel 6.

  Pada Tabel 3 dapat dilihat secara keseluruhan nilai harapan pada dimensi ini lebih besar dibandingkan dengan nilai kinerja. Rata-rata gap antara keseluruhan atribut pada dimensi tangible adalah sebesar -1,58 yang berarti pada dimensi tangible pelayanan yang diberikan kurang dari yang diharapkan anggota.

  Uji validitas dan reliabilitas hanya dilakukan untuk analisis ServQual dan IPA. Uji validitas dan reliabilitas diisi oleh 30 responden pertama, agar distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurve normal (Wirartha, 2006). Atribut yang dinyatakan valid adalah yang memiliki angka korelasi melebih angka kritik taraf 5 persen (Sugiyono 1999). Berdasarkan angka kritik pada tabel korelasi, nilai

  Analisis Tingkat Kepuasan Anggota terhadap Kinerja Pelayanan Koperasi Amanah Service Quality (ServQual)

  Pada analisis ServQual dilakukan pengelompokan gap masing-masing atribut yang berada dalam lima dimensi, yaitu dimensi tangible, reliabilty,

  responsiveness, assurance, dan empathy. Semakin

  besar selisih antara harapan dan kinerja, maka semakin menunjukkan ketidakpuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan.

  Dimensi Tangible

  Dimensi Reliability

  6

  Rata-rata nilai gap keseluruhan atribut pada dimensi reliability adalah negatif, yaitu sebesar - 1,68. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anggota belum merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh koperasi pada dimensi reliability. Oleh sebab itu, sebaiknya pihak koperasi harus lebih konsisten dan teratur dalam memberikan pelayanan. Nilai rata-rata atribut pada dimensi reliability dapat dilihat pada Tabel 4.

  Dimensi Responsiveness

  Rata-rata nilai gap keseluruhan atribut pada dimensi responsiveness adalah negatif, yaitu sebesar -1,51. Hal itu berarti bahwa anggota belum merasa puas akan pelayanan yang diberikan pada dimensi ini. Untuk itu, pihak koperasi perlu memperbaiki kinerja pelayanan yang ada pada dimensi responsiveness. Nilai rata-rata atribut pada dimensi responsiveness dapat dilihat pada Tabel 5.

  Dimensi Assurance

  Rata-rata nilai gap keseluruhan atribut pada dimensi assurance adalah negatif, yaitu sebesar - 1,51. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa anggota belum merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Oleh sebab itu, sebaiknya pihak koperasi harus lebih meningkatkan kemampuan memberikan.

  Dimensi Empathy

  20 Keterangan: N : Nilai S : Skor B : Bobot SM : Skor maksimal Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

  4

  Tabel 2. Skor indikator kontribusi Koperasi Amanah terhadap pembangunan daerah

  29 Pertumbuhan penyerapan tenaga kerja koperasi

  No Kues Deskripsi Indikator N B S SM Variabel #G: Kontribusi Koperasi Terhadap Pembangunan Daerah

  28 Ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak

  1

  2

  2

  10

  3

  5

  1

  3

  5

  30 Tingkat upah karyawan

  1

  1

  1

  • – r dengan responden sebanyak 30 orang adalah sebesar 0,361. Berdasarkan hasil uji validitas, seluruh atribut yang diuji berada di atas nilai angka kritik sebesar 0,361, sehingga seluruh atribut tersebut dianggap penting oleh anggota. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui keandalan alat ukur dalam kuesioner. Berdasarkan hasil uji, seluruh atribut yang digunakan dalam penelitian ini adalah handal (reliable), dengan hasil reliabilitas atribut secara keseluruhan yaitu sebesar 0,941.

  Rata-rata 4,58 2,89 -1,69

  10. Sikap profesional yang ditunjukkan petugas pelayan 4,74 3,47 -1,27

  4,46 2,76 -1,70

  5. Penyelesaian proses pelayanan anggota sejak dari awal hingga akhir 4,60 2,69 -1,91

  6. Ketepatan langkah- langkah proses pelayanan administrasi 4,93 3,10 -1,83

  7. Kesesuaian dengan jadwal waktu yang ditetapkan 4,85 3,16 -1,69

  8. Kemampuan untuk melayani secara benar sejak dari awal hingga akhir proses

  4,65 3,24 -1,41

  9. Kesigapan yang ditunjukkan para petugas pelayanan 4,88 3,49 -1,39

  Rata-rata 4,65 2,97 -1,68

  3. Proses penanganan kelengkapan administrasi 4,37 2,46 -1,91

  Tabel 5. Nilai rata-rata atribut pada dimensi

  responsiveness Koperasi Amanah Atribut Daya Tanggap Harapan Kinerja GAP

  1. Ketanggapan yang dimiliki petugas pelayanan 4,60 3,13 -1,47

  2. Ketanggapan petugas dalam melayani keluhan-keluhan anggota

  4,51 3,15 -1,36

  3. Ketersediaan brosur/papan pengumuman 4,56 2,59 -1,97

  4. Keberadaan petugas pelayanan informasi 4,63 2,87 -1,76

  5. Ketepatan informasi yang diberikan petugas 4,62 2,72 -1,90

  4. Pemeriksaan lapangan terkait dengan pelayanan yang diajukan anggota

  2. Koordinasi karyawan koperasi dengan organisasi/instansi teknis lain yang berkepentingan 4,53 2,82 -1,71

  Tabel 3. Nilai rata-rata atribut pada dimensi

  8. Kelembagaan koperasi telah didukung oleh karyawan administrasi yang memadai 4,34 2,72 -1,62

  tangible Koperasi Amanah Atribut Tampilan Fisik Harapa n Kinerj a GAP

  1. Kualitas kantor koperasi 4,44 3,10 -1,34

  2. Kenyamanan ruang kerja 4,54 3,10 -1,44

  3. Sarana penunjang ruang kerja 4,76 2,74 -2,02

  4. Dukungan peralatan penunjang operasional 4,40 2,88 -1,52

  5. Dukungan bahan penunjang kegiatan administrasi 4,29 2,87 -1,42

  6. Kelengkapan sarana komunikasi yang tersedia 4,68 3,06 -1,62

  7. Dukungan prasarana fisik untuk ruang tunggu, tenaga counter , dan ruang karyawan administrasi 4,65 2,81 -1,84

  9. Kegiatan operasional koperasi telah didukung oleh petugas lapangan yang memadai

  1. Koordinasi karyawan di lingkungan interen koperasi 4,44 2,51 -1,93

  4,38 2,75 -1,63

  10. Kelembagaan Koperasi telah didukung dengan struktur pengelolaan organisasi yang memadai

  4,37 2,99 -1,38 Rata-rata 4,49 2,90 -1,58 Kesenjangan pada Setiap Dimensi

  Setelah dilakukan perhitungan kesenjangan terhadap masing-masing atribut, maka selanjutnya perlu dilakukan perhitungan terhadap kesenjangan dari masing-masing dimensi. Kesenjangan masing-masing dimensi dilakukan agar alternatif perbaikan lebih difokuskan pada dimensi yang kesenjangannya paling besar. Secara keseluruhan nilai kesenjangan dari setiap dimensi bernilai negatif, itu berarti anggota belum merasa puas akan pelayanan yang diberikan oleh koperasi. Nilai kesenjangan masinh-masing dimensi Koperasi Amanah dapat dilihat pada Tabel 8.

  Pihak koperasi perlu meningkatkan pelayanan agar apa yang dirasakan oleh anggota dapat sesuai dengan harapan mereka. Kesenjangan yang paling besar adalah dimensi responsiveness yaitu sebesar

  assurance dianggap dimensi yang memiliki kinerja yang paling baik.

  Tabel 4. Nilai rata-rata atribut pada dimensi

  reliability Koperasi Amanah Atribut Keterandalan Harapan Kinerja GAP

  • 1,69. Hal itu berarti bahwa pihak koperasi sebaiknya terlebih dahulu memperbaiki kinerja yang terdapat pada dimensi responsiveness. Kesenjangan yang paling kecil terdapat pada dimensi assurance, itu menandakan bahwa dimensi

  Tabel 6. Nilai rata-rata atribut pada dimensi pendekatan metode IPA. Analisis IPA telah

  assurance Koperasi Amanah banyak dilakukan untuk menganalisis tingkat

  kepuasan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Mustika, Hudoyo dan Kasymir (2013) yang

  Atribut Kemampuan Harapan Kinerja GAP Memberikan Jaminan

  menganalisis tingkat kepuasan nasabah tabungan

  1. Keramahan sikap para 4,60 3,10 -1,50

  terhadap pelayanan bank dan penelitian Yulita

  karyawan koperasi dalam

  (2014) yang menganalisis tingkat kepuasan

  melayani

  konsumen susu cair dalam kemasan Koperasi

  2. Kejujuran sikap para 4,57 3,04 -1,53 karyawan koperasi dalam

  Peternakan Bandung Selatan (KPBS) di Kota

  melayani

  Bandung. Pada penelitian ini, metode IPA

  3. Jaminan dari para petugas 4,65 3,13 -1,52

  digunakan untuk menganalisis tingkat kepuasan

  pelayanan atas kemungkinan

  anggota Koperasi Amanah terhadap kinerja

  kehilangan/kerusakan berkas pelayanan. administrasi

  4. Tingkat intelektualitas dan 4,47 3,00 -1,47 tanggung jawab para petugas

  Jumlah atribut yang dibahas pada hasil penelitian

  dalam melayani

  ini adalah 33 atribut yang dikelompokkan

  Rata-rata 4,57 3,07 -1,51

  berdasarkan lima dimensi, yaitu dimensi tangible, dimensi reliability , dimensi responsiveness , Tabel 7. Nilai rata-rata atribut pada dimensi dimensi assurance , dan dimensi empathy .

  empathy Koperasi Amanah

  Penilaian responden akan berbeda-beda dalam memberi bobot dengan menggunakan skala likert 1

  Atribut Kemampuan

  sampai dengan 5. Rata-rata tingkat harapan dan

  Harapan Kinerja GAP Memberikan Perhatian

  kinerja seluruh atribut Koperasi Amanah pada

  1. Pemahaman para petugas 4,50 2,97 -1,53

  Tabel 8 merupakan garis tengah pembagi pada

  terhadap kebutuhan

  diagram kartesius. Dari nilai total rata-rata

  anggota

  

2. Sikap adil yang 4,44 2,79 -1,65 tersebut dapat diketahui bahwa sumbu y

ditunjukkan para petugas

  merupakan batasan nilai tingkat harapan, yaitu

  pelayanan dalam melayani

  4,56 dan sumbu x merupakan batasan nilai tingkat

  anggota

  kinerja yaitu 2,95. Dengan begitu dapat dibuat

  3. Kemudahan dalam 4,53 2,93 -1,60

  diagram kartesius untuk melihat atribut-atribut

  menghubungi para petugas kantor kecamatan selama

  yang perlu diprioritaskan. Diagram kartesius IPA

  proses pelayanan Koperasi Amanah dapat dilihat pada Gambar 1.

  4. Pembagian kerja diantara 4,49 2,96 -1,53 petugas sesuai dengan

  Kuadran I (prioritas utama) merupakan kuadran

  kepentingan dan jenis pelayanan yang menggambarkan atribut yang dianggap Rata-rata 4,49 2,91 -1,58

  penting bagi responden, tetapi kinerjanya belum maksimal. Kuadran II (dipertahankan) merupakan Tabel 8. Nilai kesenjangan masing-masing kuadran yang menggambarkan atributnya dianggap dimensi Koperasi Amanah penting bagi responden dan kinerja yang diterima sudah baik sehingga responden sudah merasa puas

  .

  Atribut Harapan Kinerja GAP Dimensi Tangible 4,49 2,90 -1,58

  Kuadran

  III merupakan kuadran yang

  Dimensi Reliability 4,65 2,97 -1,68

  menggambarkan atributnya dianggap kurang

  Dimensi Responsiveness 4,58 2,89 -1,69 Dimensi Assurance 4,57 3,07 -1,51 penting dan kinerjanya rendah.

  Kuadran IV Dimensi Empathy 4,49 2,91 -1,58 merupakan kuadran yang menggambarkan

  Rata-rata 4,56 2,95 -1,61 atributnya dianggap kurang penting dan kinerjanya tinggi. Sering dikatakan bahwa

  Importance Performance Analysis (IPA) kinerja atribut yang termasuk dalam kuadran ini termasuk dalam kategori pemborosan.

  Menurut Supranto (2006), untuk menilai harapan pelanggan dan kinerja perusahaan digunakan

  Gambar 1. Diagram Kartesius Tingkat Harapan dan Kinerja Koperasi Amanah

  Hanel A. 1989. Organisasi Koperasi: Pokok-

  Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Konsumen

  Yulita M, Lestari DAH, Haryono D. 2014.

  PT Rineka Cipta. Jakarta. Wirartha IM. 2006. Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi . Penerbit Andi. Yogyakarta.

  Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar .

  Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Supranto J. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan

  Mustika T, Hudoyo A, Kasymir E. 2013. Tingkat Kepuasan Nasabah Tabungan terhadap Pelayanan Bank : Studi Kasus Dua Bank di Bandar Jaya Kecamatan Terbanggi Besar Kabupaten Lampung Tengah. JIIA Vol 1 (4): 304 – 310. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index .php/JIA/article/view/707/649. [27 Januari 2016].

  Pokok Pikiran Mengenai Organisasi Koperasi dan Kebijaksanaan Pengembangan di Negara-Negara Berkembang . Universitas Padjajaran. Bandung.

  Provinsi . Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung. Bandar Lampung.

  KESIMPULAN

  2014. Rekapitulasi Data Berdasarkan

  Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung.

  2013. Pedoman Pemeringkatan Koperasi. Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Jakarta.

  Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM.

  Aryanti D, Hudoyo A, Kasymir E. 2013. Analisis Tingkat Pelayanan Restoran Terhadap Kepuasan Pelanggan: Studi Kasus pada Dua Restoran di Kompleks Pertokoan Way Halim Permai Kota Bandar Lampung. JIIA Vol 1(2): 118 – 125. http://jurnal.fp. unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/238/23 7. [27 Januari 2016].

  Anonimous. 2014. Upah Minimum Regional Provinsi Lampung . Lampung. https://www. bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1427. [17 November 2015].

  Tingkat kepuasan anggota terhadap kinerja pelayanan Koperasi Amanah berdasarkan hasil analisis ServQual menunjukkan bahwa anggota belum merasa puas akan pelayanan yang diberikan, terutama pada dimensi responsiveness karena memiliki gap tertinggi. Dari hasil analisis IPA, atribut yang perlu diprioritaskan perbaikan kinerjanya adalah sarana penunjang ruang kerja, dukungan prasarana fisik untuk ruang tunggu, tenaga counter, serta ruang karyawan administrasi, penyelesaian proses pelayanan anggota sejak awal hingga akhir, ketersediaan brosur/papan pengumuman, keberadaan petugas pelayanan informasi, dan ketepatan informasi yang diberikan.

  Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kinerja badan usaha Koperasi Amanah termasuk dalam kategori cukup berkualitas. Kontribusi Koperasi Amanah terhadap pembangunan dilihat dari ketaatan koperasi dalam pembayaran pajak belum ada, karena koperasi mengalami kerugian sehingga termasuk dalam golongan nihil pajak, berdasarkan pertumbuhan penyerapan tenaga kerja belum dapat diketahui karena tahun ini merupakan tahun pertama berjalannya kegiatan koperasi, berdasarkan tingkat upah karyawan dinilai tidak baik karena upah karyawan lebih kecil dibandingkan UMR yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

  Produk Susu Cair dalam Kemasan Koperasi Peternakan Bandung Selatan (KPBS) di Kota Bandung. JIIA Vol 2 (2): 158 – 165. http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/articl e/view/741/682. [27 Januari 2016].

  Yolandika C, Lestari DAH., Situmorang S. 2015.

  Analisis Keberhasilan Koperasi Unit Desa (KUD) Mina Jaya Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung Berdasarkan Pendekatan Tripartite. Universitas Lampung.

  Bandar Lampung. JIIA Vol 3 (4): 387 – 394. [27 Januari 2016].