LAMPIRAN F DATA DEMOGRAFIK

  LAMPIRAN F DATA DEMOGRAFIK

DATA DEMOGRAFIK SUBJEK PENELITIAN

  Inisial Jenis Pendidikan No. Usia Masa Kerja Subjek Kelamin Terakhir

  1. YE Perempuan 43 tahun SMF 20 tahun

  2. WS Perempuan 30 tahun Apt 5 tahun

  3. RR Perempuan 40 tahun SMF 15 tahun

  4. DA Perempuan 29 tahun Apt 7 tahun

  5. YK Perempuan 36 tahun SMAK 13 tahun

  6. JM Laki-laki 54 tahun SMA 33 tahun

  7. MP Perempuan 28 tahun D3 5 tahun

  OS Perempuan 54 tahun SMEA 32 tahun 8.

  9. MS Laki-laki 51 tahun KPAA 29 tahun

  10. MR Laki-laki 32 tahun SMA 8 tahun

  11. SY Perempuan 39 tahun D3 15 tahun 12.

  IE Perempuan 26 tahun S1 2 tahun JM Laki-laki 29 tahun D3 8 tahun 13.

  14. RS Perempuan 51 tahun SMA 31 tahun

  15. RL Perempuan 52 tahun S1 30 tahun

  16. NA Perempuan 54 tahun SMF 32 tahun

  17. MT Perempuan 54 tahun SMF 32 tahun

  18. SN Laki-laki 51 tahun S1 32 tahun

  19. YA Perempuan 43 tahun S2 15 tahun 20.

  IS Perempuan 54 tahun SMA 31 tahun

  21. MY Perempuan 53 tahun Apt 23 tahun

  22. AF Perempuan 48 tahun SMF 22 tahun

  BB Perempuan 34 tahun S2 8 tahun 23.

  24. JS Perempuan 47 tahun SMF 24 tahun

  25. MD Perempuan 49 tahun SMAK 28 tahun

  26. RN Perempuan 47 tahun S2 16 tahun

  42. DZ Perempuan 43 tahun SMF 20 tahun

  54. FA Perempuan 30 tahun Apt 5 tahun

  53. JS Laki-laki 40 tahun Apt 12 tahun

  52. SP Perempuan 26 tahun Apt 2 tahun

  LR Perempuan 26 tahun Apt 2 tahun

  50. NN Perempuan 41 tahun S1 19 tahun 51.

  49. NT Perempuan 30 tahun D3 6 tahun

  48. DM Perempuan 38 tahun S1 13 tahun

  47. RI Perempuan 48 tahun SMF 28 tahun

  WG Laki-laki 49 tahun SD 31 tahun

  45. AS Perempuan 41 tahun SMF 18 tahun 46.

  44. SF Perempuan 28 tahun D3 5 tahun

  43. RH Laki-laki 42 tahun S2 13 tahun

  41. RL Laki-laki 50 tahun SMAK 20 tahun

  27. ER Perempuan 52 tahun Apt 18 tahun

  40. BD Laki-laki 53 tahun SAA 28 tahun

  39. DB Perempuan 31 tahun Apt 7 tahun

  38. AG Perempuan 29 tahun D3 6 tahun

  37. DS Perempuan 26 tahun Apt 2 tahun

  AS Perempuan 49 tahun Apt 15 tahun

  AD Laki-laki 23 tahun D3 3 tahun 36.

  34. LM Perempuan 54 tahun SMF 24 tahun 35.

  33. ST Laki-laki 45 tahun Apt 13 tahun

  32. JP Laki-laki 51 tahun SMF 30 tahun

  RD Perempuan 36 tahun SMF 18 tahun

  30. RK Perempuan 55 tahun Apt 22 tahun 31.

  29. RM Perempuan 50 tahun SMF 24 tahun

  28. JS Perempuan 51 tahun Apt 19 tahun

  55. BL Laki-laki 54 tahun S1 33 tahun

  56. HY Perempuan 45 tahun SMF 16 tahun

  68. SM Perempuan 55 tahun Apt 27 tahun

  77. AL Laki-laki 45 tahun SMF 16 tahun

  YD Perempuan 34 tahun S1 5 tahun

  75. MT Laki-laki 36 tahun D3 10 tahun 76.

  IS Laki-laki 52 tahun S1 20 tahun

  73. RW Laki-laki 54 tahun S1 20 tahun 74.

  72. FA Perempuan 49 tahun SMF 19 tahun

  71. ER Laki-laki 50 tahun S1 21 tahun

  70. JB Perempuan 55 tahun Apt 20 tahun

  69. JE Laki-laki 55 tahun Apt 20 tahun

  67. WR Perempuan 51 tahun S1 18 tahun

  57. DM Perempuan 43 tahun Apt 17 tahun

  FS Laki-laki 48 tahun Apt 20 tahun

  YS Laki-laki 53 tahun Apt 23 tahun 66.

  64. GN Perempuan 50 tahun S2 20 tahun 65.

  63. RMS Laki-laki 52 tahun S1 20 tahun

  62. DP Laki-laki 46 tahun Apt 16 tahun

  DF Laki-laki 26 tahun D3 5 tahun

  60. FR Perempuan 44 tahun Apt 26 tahun 61.

  59. US Laki-laki 51 tahun S1 25 tahun

  58. AL Laki-laki 55 tahun S1 33 tahun

  78. CM Laki-laki 51 tahun S1 32 tahun

  LAMPIRAN G PROFIL ORGANISASI

PROFIL ORGANISASI Gambaran Umum Organisasi

  Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 103 tahun 2001, Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) yang bertanggung jawab kepada Presiden.

  Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2005 Tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tersebut, bahwa dalam melaksanakan tugasnya Badan POM dikoordinasikan oleh Menteri Kesehatan, khususnya dalam perumusan kebijakan yang berkaitan dengan instansi pemerintah lainnya serta penyelesaian permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan kebijakan dimaksud.

  Selanjutnya lingkup tugas dan fungsi lebih spesifik Badan POM tercakup dalam Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 Tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I LPND.

Tugas Pokok dan Fungsi

  Penyelenggaraan upaya pengawasan Obat dan Makanan mencakup aspek yang sangat luas, mulai dari proses penyusunan standar sarana dan produk, penilaian produk yang didaftarkan (diregistrasi), pengambilan contoh produk di lapangan, pemeriksaan sarana produksi dan distribusi, pengujian laboratorium dari contoh produk yang diambil di lapangan, hingga ke penyelidikan dan proses penegakan hukum terhadap berbagai pihak yang melakukan penyimpangan cara produksi dan distribusi, maupun pengedaran produk yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku.

  Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, maka kedudukan, tugas pokok dan fungsi Badan POM adalah sebagai berikut :

  1. Kedudukan a.

  Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang dibentuk untuk melaksanakan tugas Pemerintah tertentu dari Presiden.

  b.

  BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

  c.

  Dalam melaksanakan tugasnya, BPOM dikoordinasikan oleh Menteri Kesehatan.

  d.

  BPOM dipimpin oleh Kepala.

  2. Tugas Pokok

  BPOM mempunyai tugas pemerintahan di bidang pengawasan Obat dan Makanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  Dalam melaksanakan tugas tersebut, Badan POM menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan makanan.

  b. pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang pengawasan obat dan makanan.

  c. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas Badan POM.

  d. pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang pengawasan obat dan makanan.

  e. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Rencana Strategis

  Dewasa ini dan di masa depan pengawasan obat dan makanan sebagai

  bagian integral pembangunan kesehatan akan menghadapi perubahan lingkungan strategis yang sangat dinamis. Globalisasi ekonomi, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesepakatan-kesepakatan regional seperti harmonisasi ASEAN (Association of South East Asia Nations), ASEAN Free Trade Area (AFTA), ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) mempunyai konsekuensi dan implikasi yang signifikan pada Sistem Pengawasan Obat dan Makanan (SisPOM).

  Produk obat dan sediaan farmasi lainnya serta makanan akan lebih mudah masuk dan keluar dari satu negara ke negara lainnya tanpa hambatan (barrier) yang berarti. Realitas ini mengharuskan Indonesia memiliki SisPOM yang efektif dan efisien, untuk melindungi kesehatan dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia terhadap produk-produk yang berisiko terhadap kesehatan. Pada saat yang sama, SisPOM harus memiliki basis yang kuat agar mampu menjadi penapis terhadap mutu Obat dan Makanan produksi Indonesia yang diekspor ke berbagai Negara serta masuknya produk obat dan makanan impor dari negara lain.

  Dengan jumlah penduduk terbesar di ASEAN dan wilayah kepulauan terluas, Indonesia sudah sepatutnya memiliki SisPOM yang terbaik di ASEAN, baik mencakup human capital, sistem operasional maupun infrastrukturnya. Dalam konteks ini perlu dilakukan penguatan kompetensi dan kapabilitas Badan POM sehingga memiliki kinerja yang berkelas dunia (world class). Badan POM ke depan akan dibangun menjadi institusi yang memiliki basis ilmu pengetahuan (knowledge-base) yang kuat dengan jaringan nasional maupun internasional yang dinamis dan kohesif. Bersamaan dengan itu, Badan POM melakukan pemberdayaan publik (public empowement) agar masyarakat memiliki kesadaran dan kemampuan untuk mencegah dan melindungi diri sendiri terhadap risiko Obat dan Makanan yang tidak memenuhi standar yang berlaku.

Pernyataan Visi

  Dalam menghadapi dinamika lingkungan dengan segala bentuk perubahannya, maka segenap jajaran Badan POM bercita-cita untuk mewujudkan suatu keadaan ideal bagi masyarakat Indonesia yaitu : Menjadi institusi pengawas obat dan makanan yang inovatif, kredibel dan diakui secara internasional untuk melindungi masyarakat.

Pernyataan Misi

  Misi Badan POM didefinisikan sebagai tujuan mulia organisasi untuk: 1.

  Melakukan pengawasan pre-market dan post-market berstandar internasional.

  2. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu secara konsisten.

  3. Mengoptimalkan kemitraan dengan pemangku kepentingan di berbagai lini.

  4. Memberdayakan masyarakat agar mampu melindungi diri dari Obat dan Makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

  5. Membangun organisasi pembelajar (Learning Organization).

Budaya Organisasi

  Dalam organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan telah dikembangkan budaya organisasi yang merupakan nilai-nilai luhur yang harus diyakini oleh setiap anggota organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mencapai misi dan visi organisasi yang telah ditetapkan bersama. Adapun nilai-nilai luhur tersebut adalah:

  1. Profesionalisme Menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas, ketekunan, dan komitmen yang tinggi.

  2. Kredibel Dapat dipercaya dan diakui masyarakat luas, nasional, dan internasional.

  3. Cepat tanggap Antisipatif dan responsif dalam mengatasi masalah.

  4. Kerjasama tim Mengutamakan keterbukaan, saling percaya, dan komunikasi yang baik.

  5. Inovatif Mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi terkini.

Tujuan, Sasaran Strategis, dan Program 2010-2014

  Dalam rangka mencapai visi dan misi Badan POM seperti yang dikemukakan sebelumnya, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan utama organisasi.

  Sesuai dengan visi dan misi Badan POM, tujuan utama pengawasan Obat dan Makanan tahun 2010-2014 adalah: Meningkatnya perlindungan masyarakat dari produk obat dan makanan yang berisiko terhadap kesehatan.

  Sasaran strategis Badan POM merupakan penjabaran dari misi dan tujuan strategis yang telah ditetapkan, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan selama kurun waktu 5 (lima) tahun dan dialokasikan dalam 5 (lima) periode secara tahunan melalui serangkaian program dan kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana Kinerja (performance plan).

  Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan program dan alokasi sumber daya organisasi dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

  Sasaran strategis Badan POM merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Badan POM dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Badan POM serta lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana jangka panjang yang sifatnya menyeluruh yang berarti menyangkut keseluruhan satuan kerja di lingkungan Badan POM. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang telah ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis juga telah dapat dicapai.

  Selanjutnya pada setiap sasaran ditetapkan program yang akan dijalankan untuk mencapai sasaran terkait. Program-program yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian sasaran yang terkait. Sasaran strategis yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Strategis Badan POM tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1.

  Meningkatnya efektifitas pengawasan obat dan makanan dalam rangka melindungi masyarakat dengan sistem yang tergolong terbaik di ASEAN.

  2. Terwujudnya laboratorium pengawasan obat dan makanan yang modern dengan jaringan kerja di seluruh Indonesia dengan kompetensi dan kapabilitas terunggul di ASEAN.

  3. Meningkatnya kompetensi, kapabilitas, dan jumlah modal insani yang unggul dalam melaksanakan pengawasan obat dan makanan.

  4. Meningkatnya koordinasi, perencanaan, pembinaan, pengendalian terhadap program dan administrasi di lingkungan Badan POM sesuai dengan sistem manajemen mutu.

  5. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Badan POM.