Kata kunci: tanaman hias, pendapatan petani, pengembangan wilayah PENDAHULUAN - ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

   Hasan Basri Tarmizi, Safaruddin: Pengaruh Sistem Integrasi… ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG Siti Satriya Gusri*, Rahmanta**, dan Rujiman**

  • Alumnus Mahasiswa PWD SPs USU
    • Dosen PWD SPs USU

  Abstract: The result of this study showed that (1) the result of multiple linear regression testsshowed that simultaneously the variables of working capital, labor wage, seeds, fertilizers and pesticides had significant influence on the income of the farmers. Partially, the variables of working capital and seeds had positive and significant influence on the income of the farmers, but the variables of labor wage and fertilizer had positive and insignificant influence on the income of the farmers.

  The variable with the most significant influence on the income of the farmers was working capital because its count value was bigger than that of the variables of labor wage, seeds, fertilizers and pesticides. (2) the decorative plant farming had positive impact on the regional development that can be seen from, first, it could hire or provide employment to 92 workers that it minimized the unemployment rate and poverty and will improve the welfare of decorative plant farmers, second, it could increase the income of decorative plant farmers through the marketing of their product. These decorative plants are not only marketed inside and outside local or regional areas but also exported overseas .

  Abstrak: : Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) hasil analisis regresi berganda dapat diketahui bahwa secara simultan variabel modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Secara parsial variabel modal dan bibit

  berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani, upah tenaga kerja dan pupuk berpengaruh positif tetapi tidak signifikan sedangkan pestisida berpengaruh negatif tetapi signifikan terhadap pendapatan petani. Variabel yang memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap pendapatan petani adalah variabel modal kerja karena nilai t-hitung variabel modal kerja lebih besar dari nilai t-hitung variabel upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida. (2) Usahatani tanaman hias berdampak positif terhadap pengembangan wilayah, pertama dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja sebanyak 92 orang, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan akan meningkatkan kesejahteraan petani tanaman hias. Kedua dengan meningkatkan pendapatan petani tanaman hias yaitu melalui pemasaran hasil produksi. Pemasaran tanaman hias ini tidak hanya pada wilayah lokal dan luar daerah tetapi juga ada yang di ekspor.

  Kata kunci: tanaman hias, pendapatan petani, pengembangan wilayah PENDAHULUAN langsung dapat berpengaruh terhadap

  Usaha tani tanaman hias kesejukan, keasrian dan kebersihan udara di merupakan jenis usaha tani yang sekitar lokasi, disamping dapat menjadi belakangan ini banyak ditemui, khususnya sumber pendapatan keluarga dan di daerah Deli Serdang. Usaha tani ini dapat penyerapan tenaga kerja. Selain itu, berupa budidaya tanaman hias dan tanaman hias dapat memperindah dan perdagangan tanaman hias. Pada umumnya mempercantik kota. usaha tani ini terletak di pinggir jalan dan Di samping itu pengembangan membentuk sentra usaha, terutama untuk budidaya tanaman hias secara umum di petani tanaman hias. Keberadaan usaha tani Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli tanaman hias dipinggir jalan secara tidak Serdang sekaligus juga akan dapat :

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014

  2. Sewa Lahan 920.833

  4. Biaya Produksi (Rp) 17.012.924

  3. Penerimaan (Rp) 38.310.917

  2. Modal (Rp) 8.800.000

  1. Produksi (Tanaman) 1.027

  No. Uraian Per Petani (Rp)

  Bulan)

  Tabel 2. Rata-rata Produksi dan Pendapatan Per m 2 Per Musim Tanam (6

  Berikut ini jumlah produksi tanaman hias dan pendapatan petani di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa dapat dilihat pada Tabel 2.

  2. Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Tanaman Hias

  Sumber :Data Primer diolah, 2014 Pada tabel 1. dapat dilihat rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani per m 2 per musim tanam (6 bulan), biaya produksi yang lebih besar adalah untuk bibit, yaitu Rp 7.390.500 (43,44%), kemudian upah tenaga kerja Rp 5.236.500 (30,77%), biaya pestisida Rp 1.844.267 (10,84%), biaya pupuk Rp 1.409.167 (8,28%), sewa lahan Rp 920.833 (5,41%) dan biaya produksi yang terkecil adalah biaya penyusutan peralatan Rp 211.658 (1,24%).

  6. Penyusutan Peralatan 211.658 Total Biaya Produksi 17.012.925

  5. Pestisida 1.844.267

  4. Pupuk 1.409.167

  3. Upah Tenaga Kerja 5.236.500

  1. Bibit 7.390.500

  a. Memberikan kesempatan bagi petani tanaman hias di pedesaan dalam usaha komoditas ekspor non migas.

  No. Biaya Produksi (C) Per Petani (Rp)

  Tabel 1. Rata-rata Biaya Produksi Per m 2 Per Musim Tanam (6 Bulan)

  Biaya Produksi Usahatani Tanaman Hias Berdasarkan penggunaan faktor- faktor produksi, maka dapat diketahui jumlah biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani tanaman hias, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1, dalam hal ini biaya produksi dihitung per musim tanam.

  HASIL 1.

  populasi yang terdapat di lokasi penelitian adalah homogen. Arti homogen adalah setiap petani tanaman hias yang berlokasi di Desa Bangun Sari mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel.

  sampling ) di daerahpenelitian. Teknik random sampling ini digunakan karena

  Metode penentuan sampel yang dilakukan secara acak sederhana (Simple random

  Penelitian dilakukan di Desa Bangun Sari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan dilaksanakan mulai bulan April sampaidenganJuni 2014.

  METODE

  Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis modal kerja, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh terhadap pendapatan petani di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dan juga menganalisis dampak usaha tani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.

  Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang berpotensi untuk pengembangan tanaman hortikultura. Selain berpotensi pada tanaman hortikultura, Provinsi Sumatera Utara mempunyai potensi tanaman hias (florikultura) yang terdapat di Daerah Deli Serdang dan beberapa daerah lainnya. Pada umumnya tanaman hias di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Deli Serdang mengalami kemajuan yang cukup pesat, bila diukur dari peningkatan produksi, pemenuhan vahan baku dan konsumsi masyarakat serta peningkatan devisa negara melalui ekspor produksi tanaman hias di Kabupaten Deli Serdang. Keberadaan usahatani tanaman hias tidak saja memberikan keuntungan pada petani, namun diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pengembangan wilayah di Kabupaten Deli Serdang.

  d. Pemanfaatan sumberdaya pertanian secara optimal.

  c. Peningkatan pendapatan petani tanaman hias terhadap keluarga.

  b. Penyediaan lapangan kerja di bidang budidaya tanaman hias bagi keluarga.

  5. Pendapatan (Rp) 21.297.993 Sumber :Data Primer diolah, 2014

  Siti Satriya Gusri, Rahmanta, dan Rujiman: Analisis Pengaruh…

  Padatabel 2. dapat dilihat rata- rata produksi sampai dengan pendapatan petaniper m 2 per musim tanam (6 bulan).Produksi tanaman hias (Y) per petani rata-rata 1.027 tanaman. Modal tanaman hias per petani rata-rata Rp 8.800.000,-, semakin kecil modal kerja maka pendapatan usahatani tanaman hias yang diperoleh petani semakin besar, begitu juga sebaliknya.

  Penerimaan tanaman hias (TR) per petani rata-rata Rp 38.310.917,- tinggi rendahnya penerimaan dipengaruhi oleh harga jual dan jumlah produksi.Biaya produksi tanaman hias mencakup biaya tetap dan biaya variabel. Adapun uraian dari biaya produksi sebagai berikut : 1.

  Bibit Bibit tanaman hias per petani rata- rata Rp 7.390.500,-. Bibit/ tanaman ini terbagi atas tanaman proyek, tanaman taman, tanaman perdu, tanaman teduh, bunga gantung, tanaman palem dan tanaman pakis.

  Dilihat dari kepemilikan lahan di daerah penelitian, terbagi 2 yaitu lahan sewa dan lahan milik sendiri. Besarnya uang sewa tergantung kepada luas lahan yang disewa. Jumlah rata-rata biaya sewa lahan yang digunakan per musim tanam sebanyak Rp 920.833 per petani.

  3. Upah Tenaga Kerja Tenaga kerja yang digunakan oleh petani berasal dari dalam dan luar keluarga.

  Upah tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja harian dan bulanan. Jumlah rata-rata upah tenaga kerja yang digunakan per musim tanam sebanyak Rp 5.236.500 per petani.

  4. Pupuk Jumlah rata-rata pupuk kandang dan kompos yang digunakan per petani adalah sebanyak 2,33 pickup dan 128,6 goni, dengan biaya pupuk kandang dan kompos rata-rata adalah sebesar Rp 257.167,- dan Rp 643.333,- sedangkan pupuk yang paling sedikit digunakan adalah pupuk NPK karena pupuk ini hanya diberikan pada saat pertumbuhan daun agar tetap mempertahankan warna daun. Jumlah rata-rata pupuk NPK yang digunakan per petani adalah sebanyak 50,66 kg, dengan biaya pupuk NPK rata- rata adalah sebesar Rp 508.667 per petani.

  5. Pestisida Jumlah rata-rata antracol yang digunakan per petani adalah sebanyak

  35,8 botol, dengan biaya antracol rata- rata adalah sebesar Rp 1.009.600 per petani. Jumlah rata-rata matador yang digunakan per petani adalah sebanyak 30,85 botol, dengan biaya matador rata- rata adalah sebesar Rp 617.000 per petani. Jumlah rata-rata decis yang digunakan per petani adalah sebanyak 10,88 botol, dengan biaya matador rata- rata adalah sebesar Rp 217.667 per petani.

  6. Penyusutan Peralatan Di daerah penelitian biaya penyusutan peralatan rata-rata adalah sebesar Rp 211.658 per petani.

2. Sewa Lahan

  PEMBAHASAN

  Pengaruh Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pendapatan Petani

  1. Uji Asumsi Klasik

  a. Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Dengan melihat tampilan grafik normal plot pada Gambar 1. dapat disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya. Hal ini menunjukkan data residual berdistribusi normal. Demikian pula dengan hasil grafik histogram pada Gambar 2. dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal yang dilihat dari gambar berbentuk lonceng (simetris). Dengan demikian model regresi linier dalam hal ini layak untuk digunakan.

  Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014

  Gambar 1. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Normal P-P Plot Gambar 2. Hasil Uji Normalitas dengan Menggunakan Histogram

  b. Uji Multikolinieritas Hasilpengujian multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 3. sebagai berikut :

  Tabel 3. Uji Multikolinieritas

  Model Collinearity Statistics

  1. (Constant) Tolerance

  VIF

  Modal .180 5.547 Upah TK .123 8.108 Pupuk .209 4.792 Pestisida .102 9.793

  Sumber :Data Primer diolah, 2014

  Berdasarkan pada hasil pengolahan multikolinieritas sehingga model tersebut data, menunjukkan semua variabel telah memenuhi syarat asumsi klasik dalam independenmemiliki nilai tolerance lebih analisis regresi. besar dari 0,10 dan memiliki nilai Variance

  Inflation Factor (VIF) lebih kecil dari c.Uji Heteroskedastisitas

  10,00 ini berarti dapat disimpulkan bahwa Uji heteroskedastisitas bertujuan variabel independen tidak terjadi untuk menguji apakah model regresi terjadi

  Siti Satriya Gusri, Rahmanta, dan Rujiman: Analisis Pengaruh…

  ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplots.

  Gambar 3. Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot pada gambar 3. menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola tertentu yang teratur, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Jadi, dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model regresi memenuhi syarat uji asumsi klasik.

  2. Pengujian Hipotesis Berikut ini diperlihatkan hasil analisis regresi dapat dilihat pada Tabel

  4. Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

  Variabel Koefisien t-hitung Signifikan

  Konstanta -97470,925 -0,032 0,974 Modal (X 1 ) 1,121 9,450 0,000

  Upah TK (X 2 )

  0,126 0,154 0,878 Bibit (X 3 ) 2,134 9,149 0,000

  Pupuk (X 4 ) 0,439 0,435 0,665 Pestisida (X 5 )

  • 2,990 -3,971 0,000 R
  • 2 0,966 F-hitung 307,393 0,000 F-tabel 2,39 Sumber :Data Primer diolah, 2014

      Dari tabel 4, dapat dituliskan persamaan regresi pengaruh dari variabel- variabel bebas terhadap pendapatan petani, sebagai berikut : Y = -97470,925 + 1,121 X 1 + 0,126 X 2 + 2,134 X 3 + 0,439 X 4 –2,990 X 5 Nilai koefisien determinasi R 2 sebesar 0,966 yang berarti bahwa variabelmodal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisidasecara bersama-sama mampu menerangkan variasi pendapatan petani sebesar 96,6%. Sedangkan sisanya sebesar 3,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini.

      Nilai F-hitung sebesar 307,393 sedangkan nilai F-tabel sebesar 2,39 (0,05). Berdasarkan kriteria keputusan , maka Ha diterima karena F-hitung lebih besar dari F- tabel, ini berarti variabel modal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani. Dengan pengujian simultan diatas telah diketahui, bahwa seluruh variabel bebas secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Namun perlu diketahui variabel bebas mana yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pendapatan petani. Untuk itu maka perlu dilakukan pengujian parsial (Uji-t).Dari hasil pengujian parsial (Uji-t), dapat diketahui bahwa variabel bebas yang memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap pendapatan petani adalah variabel modal karena nilai t-hitung variabel modal kerja lebih besar dari nilai t- hitung variabel upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida. Persamaan regresi linier berganda diatas dapat diuraikan sebagai berikut :

      Konstanta (b ) sebesar -97470,925,- artinya jika tidak terdapat pengaruh dari modal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida maka pendapatan petani akan menurun sebesar Rp 97470,925/ musim tanam (6 bulan).

      Pengaruh Modal (X 1 ) Terhadap Pendapatan Petani

      Koefisien regresi modal (X 1 ) sebesar 1,121, variabel modal mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai positif, ini berarti jika setiap petani meningkatkan modalnya sebesar Rp 1 maka pendapatan petani akan bertambah sebesar Rp 1,121/ musim tanam (6 bulan). Variabel modal memiliki nilai t-hitung 9,450 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak dan Ha diterima karena t-hitung lebih besar dari t- tabel, ini berarti variabel modal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

      Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014

      pendapatan petani.

      Modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani disebabkan modal merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu usaha tanaman hias dalam menjalankan proses produksi, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2004), yang menyimpulkan bahwa modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan peternak ikan.

      Pengaruh Upah Tenaga Kerja (X 2 ) Terhadap Pendapatan Petani

      Koefisien regresi upah tenaga kerja (X 2 ) sebesar 0,126, variabel upah tenaga kerja mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai positif, ini berarti jika setiap petani meningkatkan upah tenaga kerja sebesar Rp 1 maka pendapatan petani akan bertambah sebesar Rp 0,126/ musim tanam (6 bulan). Variabel upah tenaga kerja memiliki nilai t-hitung 0,154 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 diterima dan Ha ditolak karena t-hitung lebih kecil dari t- tabel, ini berarti variabel upah tenaga kerja mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pendapatan petani.

      Upah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan petani hal ini dikarenakan tenaga kerja merupakan faktor penting yang menentukan pembudidayaan usaha tanaman hias. Tenaga kerja yang dimaksud disini adalah tenaga kerja dalam maupun luar keluarga, dimana apabila upah tenaga kerja ditambah maka pendapatan petani akan bertambah karena di dalamnya termasuk upah tenaga kerja dalam keluarga, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nasution (2004), yang menyimpulkan bahwa upah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan peternak ikan.

      Pengaruh Bibit (X 3 ) Terhadap Pendapatan Petani

      Koefisien regresi bibit (X 3 ) sebesar 2,134, variabel bibit mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai positif, ini berarti jika setiap petani meningkatkan bibit sebesar Rp 1 maka pendapatan petani akan bertambah sebesar Rp 2,134/ musim tanam (6 bulan). Variabel bibit memiliki nilai t- hitung 9,149 sedangkan nilai t-tabel 2,000.

      Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak dan Ha diterima karena t-hitung lebih besar dari t-tabel, ini berarti variabel bibit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani.

      Bibit berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan petani disebabkan bibit merupakan faktor penting dalam usahatani tanaman hias, semakin banyak bibit tanaman yang diproduksi maka semakin bertambah pendapatan petani, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni (2003), yang menyimpulkan bahwa bibit berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi kol.

      Pengaruh Pupuk (X 4 ) Terhadap Pendapatan Petani

      Koefisien regresi pupuk (X 4 ) sebesar 0,439, variabel pupuk mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai positif, ini berarti jika setiap petani meningkatkan pupuk sebesar Rp 1 maka pendapatan petani akan bertambah sebesar Rp 0,439/ musim tanam (6 bulan). Variabel pupuk memiliki nilai t-hitung 0,435 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 diterima dan Ha ditolak karena t-hitung lebih kecil dari t- tabel, ini berarti variabel pupuk mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap pendapatan petani.

      Pupuk berpengaruh positif terhadap pendapatan petani disebabkan berdasarkan hasil penelitian, pupuk organik atau sering disebut sebagai pupuk kandang dan kompos lebih banyak digunakan sekali tanam dan untuk rutin dilakukan sebulan dua kali pemupukan, karena pupuk kandang dan kompos ini dapat menetralkan atau mengembalikan unsur-unsur hara. Jadi, semakin banyak pupuk yang digunakan maka pendapatan usaha tanaman hias yang diperoleh petani semakin besar, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni (2003), yang menyimpulkan bahwa pupuk berpengaruh positif terhadap produksi kol.

      Siti Satriya Gusri, Rahmanta, dan Rujiman: Analisis Pengaruh… Pengaruh Pestisida (X 5 ) Terhadap Pendapatan Petani

      3 5 8,33 15 16,30 Total 60 100,0 92 100,0

      linkage ), dimana dilihat dari segi hasil

      Usahatani tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa akan memberikan daya mendorong (forward

      linkage ).

      Selanjutnya menurut tarigan (2009), menjelaskan bahwa dalam hal pengembangan wilayah (regional development) keterkaitan suatu sektor terhadap sektor lain dapat dilihat dari keterkaitan ke depan (forward linkage) dan keterkaitan ke belakang (backward

      Pada tabel 5. dapat dilihat bahwa usahatani tanaman hias mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 92 orang. Kondisi ini memberikan dampak yang positif terhadap pemerintah Kecamatan Tanjung Morawa, sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan tingkat pengangguran. Selain terhadap pendapatan petani, usahatani tanaman hias juga berpengaruh terhadap pengembangan wilayah dilihat dari pemasaran hasil produksi. Dengan melihat begitu besarnya pengaruh usahatani tanaman hias terhadap pengembangan wilayah, diantaranya dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, membuka lapangan kerja barudan meningkatkan pendapatan melalui strategi pemasaran hasil produksi, sehingga dengan adanya usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian daerah.

      Sumber :Data Primer diolah, 2014

      2 22 36,67 44 47,83 3.

      Koefisien regresi pestisida (X 5 ) sebesar -2,990, variabel pestisida mempunyai nilai koefisien regresi yang bernilai negatif, ini berarti pemakaian pestisida telah berpengaruh terbalik terhadap pendapatan petani, dengan kata lain bahwa jika pestisida meningkat Rp 1 maka pendapatan petani akan menurun sebesar Rp 2,990/ musim tanam (6 bulan). Variabel pestisida memiliki nilai t-hitung - 3,971 sedangkan nilai t-tabel 2,000. Berdasarkan kriteria keputusan, maka H0 ditolak dan Ha diterima karena t-hitung lebih besar dari t-tabel, ini berarti variabel pestisida mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan petani.

      55 33 35,87 2.

      33

      1

      No. Jumlah Tenaga Kerja ( Orang) Jumlah Responden Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

      Tabel 5. Distribusi Penyerapan Tenaga Kerja Tanaman Hias

      Usahatani tanaman hias ini memberikan dampak yang positif terhadap pengembangan wilayah, hal ini dapat dilihat dari terbukanya kesempatan kerja untuk masyarakat sekitar,dengan kata lain usahatani tanaman hias ini mampu menyerap tenaga kerja. Sesuai dengan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata setiap petani tanaman hias membutuhkan 1 orang tenaga kerja tetap dan 1-3 orang tenaga kerja harian. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa usahatani tanaman hias dapat menyerap tenaga kerja yang diperlihatkan pada Tabel 5.

      Pestisida berpengaruh negatif terhadap pendapatan petani hal ini dikarenakan pemakaian pestisida yang digunakan telah melewati batas yang dibutuhkan oleh tanaman. hal ini disebabkan ada beberapa tanaman yang banyak menggunakan pemakaian pestisida terutama pada antracol dan matador, dengan banyaknya pemakaian pestisida maka tanaman akan rusak sehingga produksi akan menurun dan disamping itu akan mempengaruhi pendapatan petani, sehingga hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Murni (2003), yang menyimpulkan bahwa pestisida berpengaruh negatif terhadap produksi kol. Dampak Usahatani Tanaman Hias Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang

      produksi yang diperoleh oleh petani di Kecamatan Tanjung Morawa memiliki berbagai macam tanaman yang dihasilkan sesuai dengan selera pasar, dimana usahatani ini masih tergolong skala kecil dikarenakan kebanyakan petani hanya menggunakan pekarangan rumah sendiri, dengan adanya permintaan pasar terhadap hasil produksi usahatani tanaman hias maka para petani ingin menjadikan

      Jurnal Ekonom, Vol 17, No 4, Oktober 2014

      3. Pestisida Antracol (Botol)

      2. Dampak positif usahatani tanaman

      sesuai dengan aturan/tepat guna karena dengan berlebihnya pemakaian pestisida akan mempengaruhi produksi dan pendapatan petani.

       Dalam penggunaan pestisida harus

      SARAN 1.

      positif terhadap pengembangan wilayah, pertama dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja sebanyak 92 orang, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran, kemiskinan dan akan meningkatkan kesejahteraan petani tanaman hias. Kedua dengan pemasaran hasil produksi. Pemasaran tanaman hias ini tidak hanya pada wilayah lokal dan luar daerah tetapi juga ada yang di ekspor. Hal ini dapat dilihatrata-rata pendapatan yang diperoleh petani per musim tanam (6 bulan) adalah sebesar Rp 21.297.993,- . Nilai pendapatan ini cukup besar, sehingga akan mampu mendorong atau menggerakkan perekonomian daerah.

      2. Usahatani tanaman hias berdampak

      parsial modal, upah tenaga kerja, bibit dan pupuk berpengaruh positif terhadap pendapatan petani. Sedangkan pestisida berpengaruh negatif terhadap pendapatan petani. Secara simultan modal, upah tenaga kerja, bibit, pupuk dan pestisida berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.

       Hasil analisis menunjukkan secara

      KESIMPULAN 1.

      Di daerah penelitian untuk sarana produksi pertanian dapat dijangkau oleh petani, karena letak toko masih berada di desadan tersebar di daerah Kecamatan Tanjung Morawa. Dengan kata lain, meningkatnya sektor usahatani tanaman hias maka berkembang juga jumlah toko yang menyediakan sarana produksi pertanian.

      Pada tabel 6. dapat dilihat bahwa bibit yang digunakan rata-rata per petani adalah sebanyak 1.027 tanaman, untuk pupuk digunakan rata-rata per petani adalah sebanyak 182 satuan.Sedangkan untuk pestisida yang digunakan rata-rata per petani adalah sebanyak 78 botol. Dengan demikian, penggunaan sarana produksi diatas maka secara langsung membantu penjualan sarana produksi pertanian.

      11 Total

      31 Decis (Botol)

      36 Matador (Botol)

      51 Total 182

      usahatani tanaman hias ini dari usaha yang masih tergolong skala kecil menjadi skala yang lebih besar, hal ini terlihat antara lain melihat wilayah pemasaran ke luar daerah maupun ke luar negeri.Usahataniiniperlu didukung oleh pemasaran yang direncanakan dengan lebih baik lagi, misalnya melalui kerjasama dari kalangan perantara baik ditingkat lokal/kabupaten, regional/luar provinsi maupun tingkat internasional. Selanjutnya usahatani tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa juga akan memberikan daya menarik (backward

      2 Pupuk Kompos (Goni) 129 Pupuk NPK (Kg)

      2. Pupuk Pupuk Kandang (Pickup)

      18 Total 1.027

      26 Tanaman Pakis (Tanaman)

      92 Tanaman Palem (Tanaman)

      54 Bunga Gantung (Tanaman)

      79 Tanaman Teduh (Tanaman)

      17 Tanaman Perdu (Tanaman)

      741 Tanaman Taman (Tanaman)

      1. Bibit Tanaman Proyek (Tanaman)

      No. Uraian Jumlah

      Tabel 6. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Pertanian Per Musim Tanam (6 Bulan)

      usaha penyediaan sarana produksi pertanian. Berikut rata-rata penggunaan sarana produksi pertanian per musim tanam dapat dilihat pada Tabel 6.

      linkage ) terhadap pengembangan usaha-

    78 Sumber :Data Primer diolah, 2014

      Siti Satriya Gusri, Rahmanta, dan Rujiman: Analisis Pengaruh…

    3. Dalam rangka pengembangan

      Soekartawi. 2002. AnalisisUsahatani. UI Press. Jakarta. Sunaryo, T. 2001. Ekonomi Manajerial.

      Pres dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Jakarta. Sirozujilam. 2006. Regional Planning and Development . WahanaHijau.

      JurnalPerencanaandanPengembang an Wilayah. Soekartawi.1987.

      IlmuUsahatanidanPenelitianUntukPe ngembanganPetani Kecil .Universitas

      Indonesia. Jakarta. Soekartawi. 1989.

      PrinsipDasarEkonomiPertanian. TeoridanAplikasi .Rajawali Press.

      Jakarta. Soekartawi.1993.

      ManajemenPemasaranDalamBisni s Modern .Pustaka Harapan. Jakarta.

      Erlangga. Jakarta. Tarigan, R. 2009. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi . PT. Bumi Aksara.

      Aplikasi Teori Ekonomi Mikro .

      1994.AgribisinisTanamanHias. PenebarSwadaya. Jakarta. Rustiadi, et al. 2011. Perencanaan dan

      Jakarta. Tjakrawiralaksana, A. 1983.IlmuUsahatani.

      DepartemenSosek. InstitutPertanian Bogor. Bogor. Triutomo, S. 1999. Pengembangan Wilayah

      Melalui Pembentukan Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu.

      BPPT. Jakarta. Wibowo, et al. 2004.Konsep,

      TeoridanLandasanAnalisis Wilayah .Bayumedia. Malang.

      William, et al. 1998. Ekonomi Makro. PT.

      Gunung Agung. Jakarta

      Pengembangan Wilayah . Crestpent

      2001.MembuatTanamanHiasTampi lUnik . PenebarSwadaya. Jakarta. Rahardi, F. et al.

      hias terhadap pengembangan wilayah menunjukkan bahwa potensi usahatani tanaman hias di Kecamatan Tanjung Morawa masih dapat dikembangkan menjadi lebih besar. Sehubungan dengan hal tersebut, dibutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, yaitu petani itu sendiri, masyarakat sekitar dan pemerintah.

      Pembudidayaan Ikan Terhadap Pengembangan Wilayah di Kabupaten Simalungun. Desa Nagori Haranggaol. Kecamatan Haranggaol Horisan . Medan Prihmantoro, et al.

      Nasution, I.M. 2004. Pengaruh

      dan Kaitannya dengan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karo . Provinsi Sumatera Utara.

      Murni, F.D. 2003. Analisis Usahatani Kol

      wilayah, kepada pemerintah Kabupaten Deli Serdang disarankan untuk tetap memelihara kondisi infrastruktur di Kecamatan Tanjung Morawa Khususnya pada transportasi yang sudah baik untuk mempermudah mobilitas perdagangan.

    DAFTAR RUJUKAN

      Sumatera Utara. Medan. Miraza, B.H. 2005.Perencanaandan

      snisBungaPotong Di KabupatenKaro .Universitas

      2003.ProspekPengembanganAgribi

      Hermanto. B.

      Pembangunan Wilayah .IkatanSarjanaEkonomi

      DiklatDepartemen PU. Jakarta. Hanafiah, T. 1982. Pendekatan Wilayah

      KonsepsiDasarPengembangan Wilayah di Indonesia . Pus

      Bogor. Bogor. Hadjisarosa, P. 1995.

      PengaruhKrisisEkonomiTerhadap Tingkat PendapatanPetaniAnggrekDendrob ium SPP Di Wilayah KecamatanKebunJerukdanKecama tanSerpong . InstitutPertanian

      Arumsari. 2000.

      Yogyakarta. Arifin, H.S. 2004.TanamanHiasTampil Prima . PenebarSwadaya. Jakarta.

      Wilayah KonsepdanTeori .GrahaIlmu.

      Adisasmita, R. 2008. Pengembangan

      Indonesia. Bandung.

      TerhadapMasalah Pembangunan Pedesaan. FakultasPertanianInstitutPertanian Bogor . Bogor.

Dokumen yang terkait

PERANAN UNIT PENGOLAH PUPUK ORGANIK (UPPO) TERHADAP PENDAPATAN PETANI DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG

0 45 8

ANALISIS PENGARUH USAHATANI TANAMAN HIAS TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG

0 79 9

ANALISIS PRODUKSI PETERNAKAN SAPI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

2 100 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar BelakangMasalah - PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V DI MIN SINEMBAH DESA MEDAN SENEMBAH KECAMATAN TANJUNG MORAWA DELI SERDANG - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 9

ANALISIS IMPLEMENTASI REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI SAWAH DAN PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TESIS

0 0 17

PENGARUH KARAKTERISTIK IBU HAMIL DAN KINERJA BIDAN TERHADAP KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2014 TESIS

0 0 18

Kata kunci: Jembatan Lau Jahe, aksesibilitas, pemanfaatan lahan, Pendapatan PENDAHULUAN - ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAU JAHE DESA PERGENDANGEN KECAMATAN TIGA BINANGA KABUPATEN KARO TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH

0 0 11

Kata Kunci: peternakan sapi dan pengembangan wilayah PENDAHULUAN - ANALISIS PRODUKSI PETERNAKAN SAPI DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KABUPATEN DELI SERDANG

0 0 14

Kata kunci: PISEW dan persepsi masyarakat PENDAHULUAN - PENGARUH PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SOSIAL EKONOMI WILAYAH (PISEW) TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN NAMAN TERAN KABUPATEN KARO

0 0 7

Kata kunci: pasar moderen, pasar tradisional, saranaprasarana dan keuntungan PENDAHULUAN - PENGARUH PASAR MODEREN TERHADAP PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WILAYAH DI KECAMATAN MEDAN AREA

0 0 14