HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman

  

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG KOTORAN AYAM DAN DOSIS PUPUK

NPK MAJEMUK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN TERUNG (Solanum melongena L.)

  

The Effect of Dosage of Chicken Manure Dung and the Dosage NPK Compound Fertilizer on Growth

and Yield of Enggplant (Solanum melongena L.)

Maria Ivony R.H. Eti, I G. B. Adwita Arsa, Antonius S.S.Ndiwa

  

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana Kupang,

Jl. Adisucipto-Penfui-Kupang, NTT 85001

ABSTRAK

  Percobaan ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana Kupang yang berlangsung bulan November 2017 - Febuari 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk yang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman terung yang terbaik.Percobaan ini menggunakan rancangan faktor tunggal dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan terdiri atas 6 perlakuan, yaitu: K0= Tanpa pupuk, K1= Tanpa pupuk kandang dan NPK 300 -1 -1 -1 -1 -1 kg.ha , K2=Pupuk kandang 10 ton.ha dan NPK 270 kg.ha , K3= Pupuk kandang 20 ton.ha dan NPK 240 kg.ha ,

  • -1 -1 -1 K4= Pupuk kandang 30 ton.ha dan NPK 210 kg.ha , K5= Pupuk kandang40 ton.ha dan tanpa NPK. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata diantara perlakuan yang diujicobakan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah: tinggi tanaman (cm), jumlah daun (helai) per tanaman, lingkar batang (cm), jumlah cabang produktif, umur berbunga (HST), jumlah bunga, jumlah buah per tanaman, dan bobot buah per tanaman (g). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan NPK majemuk berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap komponen vegetatif tanaman terung pada tinggi tanaman 8 MSPT, dan umur berbunga, kecuali tinggi tanaman 4 dan 6 MSPT, jumlah daun, lingkar batang, jumlah cabang, jumlah bunga, dan jumlah buah per tanaman terung memberikan pengaruh tidak nyata. Perlakuan pupuk -1
  • -1 kandang 20 ton/ha dan NPK 240 kg.ha memberikan bobot buah yang tinggi yaitu 213,68 g.tanaman .

  Kata kunci: pupuk kandang kotoran ayam, pupuk NPK majemuk dan tanaman terung.

  

ABSTRACT

  This experiment was conducted at Greenhouse Faculty of Agriculture, Nusa Cendana University of Kupang which took place in November 2017 - February 2018.This study aims to determine the effect of dosage of chicken manure dung and the dosage NPK compound fertilizerthat can provide the best growth and yield of eggplant. This experiment used a single factor design with Completely Randomized Design (CRD) and consisted of 6 treatments,

  • -1 -1 -1 namely: K0 = No fertilizer, K1 = No Manure and NPK 300 kg.ha , K2 = Manure 10 ton.ha and NPK 270 kg.ha , -1 -1 -1 -1

  K3 = Manure 20 ton.ha and NPK 240 kg.ha , K4 = Manure 30 ton.ha and NPK 210 kg.ha , K5 = Manure 40 -1 ton.ha and without NPK. The data obtained were analyzed by using verbal examination to determine the effect of treatment. If there is a significant effect between the tested treatment then continued test of Real Different Difference (RDD) at 5% level. The variables observed were: plant height (cm), number of leaves (strands) per plant, stem circumference (cm), number of productive branches, flowering age (HST), number of flowers, number of fruits per plant, and fruit weight per plant (g). The results of this study showed that the treatment of dosage of chicken manure and compound NPK significantly affected the vegetative component of the eggplant at the plant height of 8 MSPT, and the flowering age, except for plant height 4 and 6 MSPT, the number of leaves, stem circumference, the amount branches, the number of flowers, and the number of fruits per eggplant gave no

  • -1 -1 significant effect. Treatment of manure 20 ton.ha and NPK 240 kg.ha gives a high fruit weight that is 213,68 -1 g.plant .

  Keywords: chicken manure, NPK compound fertilizer and eggplant

  

PENDAHULUAN

  Tanaman terung (Solanum melongena L) adalah tanaman penghasil buah yang memiliki banyak manfaat untuk berbagai masakan dan memiliki banyak khasiat bagi kesehatan tubuh dan mengandung banyak zat gizi (Azizah, 2010). Oleh karena itu tanaman terung sangat menguntungkan untuk dibudidayakan di NTT dengan baik sehingga memperoleh hasil yang optimal per satuan luas maupun produksi terung secara keseluruhan. Produktivitas terung pada tahun 2012 sebesar 72,19 kw/ha dan pada tahun 2013 ternyataturun menjadi 48,08 kw/ha (Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTT, 2013). Hal ini kemungkinan disebabkan karena teknik budidaya yang tidak tepat dan belum intensif,di antaranya pemupukan yang kurang tepat, kualitas benih yangrendah, dan penanganan pascapanen yang belum baik (Rukmana,1994). Pertumbuhan dan hasil tanaman selama proses budidaya di lapangan harus didukung dengan kecukupan semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Upaya untuk itu dapat dicapai lewat pemupukan. Salah satu pupuk organik adalah pupuk kandang kotoran ayam. Pupuk inidapat memberikan efekpositifsangat besarterhadap pertumbuhan tanaman karena mempunyaikandungan hara N, P, K dan Ca lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang sapi dan kambing (Hartatik dan Widowati, 2006). Salah satu pupuk anorganik adalah pupuk NPK Majemuk (Susanto, 2008). Pupuk NPK majemuk, yaitu pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan mencampurkan dua atau lebih unsur hara dalam satu pupuk. Pupuk NPK majemuk mengandung unsur hara makro Nitrogen, Phospor dan Kalium. Pupuk NPK majemuk memiliki kandungan unsur 3 2 5 2 hara N (16%) dalam bentuk NO , P (16%) dalam bentukP O dan K (16%) dalam bentuk K O, Magnesium (1%) dan Kalsium (5%). Pemberian pupuk NPK majemuk adalah untuk menunjang pertumbuhan tanaman serta merangsang terjadinya pembungaan dan pembuahan(Lingga, 2006).

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Nusa Cendana yang berlangsung dari bulan November 2017 -Februari 2018. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :ember, gayung, sekop, linggis, kamera, gunting, meteran, timbangan analitik, tali rafia, kertas label, dan alat tulis menulis.Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih terung varietas Hibrida F1 Antaboga, pupuk kandang kotoran ayam, pupuk NPK Majemuk Mutiara, tanah, air, Furadan 3G, dan polibag 10 kg.Penelitian ini adalah penelitian faktor tunggal dari perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK Mutiara dengan 4 ulangan. Penelitian dilaksanakan dalam Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan -1 sebagai berikut:K0= Tanpa pupuk, K1= Tanpa pupuk kandang dan NPK 300 kg.ha , K2= Pupuk kandang 10

  • - -1 -1 -1 -1 1 -1 -1 ton.ha dan NPK 270 kg.ha , K3= Pupuk kandang 20 ton.ha dan NPK 240 kg.ha , K4= Pupuk kandang 30 ton.ha dan NPK 210 kg.ha , K5= Pupuk kandang 40 ton.ha dan tanpa NPK.Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila terdapat pengaruh yang nyata diantara perlakuan yang diujicobakan dilanjutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

  Persiapan media tanam yang dilakukan yaitu tanah yang digunakan adalah tanah vertisol sebanyak 10 kg/polibag. Sebelum dimasukkan ke polibag tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman, batu, kerikil dan kotoran lainnya. Kemudian tanah dihancurkan dan dicampur merata dengan pupuk kandang kotoran ayam sesuai perlakuan lalu dibiarkan selama 1minggu sambil dijaga kelembabannya. Media untuk pesemaian benih terung terdiri dari campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1. Hasil campuran media tersebut dimasukkan ke polibag kecil dan benih disemaikan selama 25 hari. Setiap polibag ditanam dengan 1 benih terung.Penyiangan dilakukan secara manual saat ditemukan gulma di dalam polibag yaitu dengan mencabut gulma yang ada disekitar tanaman. Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Pemangkasan dilakukan terhadap tunas- tunas liar yang muncul di ketiak daun. Pada tanaman yang relatif tumbuh tinggi diberi penopang. Pengendalian hama putih dilakukan secara mekanik yakni dengan cara menyikat bagian daun menggunakan kuas dengan air dilakukan dengan selang waktu 3 hari sekali.Pupuk kandang kotoran ayam diberikan sesuai perlakuan 1 minggu sebelum tanam dan dicampur dengan tanah yang digunakan. Pupuk NPK majemuk mutiara diberikan saat tanaman terung berumur 2 MSPT dengan dosis sesuai perlakuan.Waktu yang paling tepat untuk panen yaitu pagi hari dan pemanenan dilakukan dengan buah dipetik bersama tangkainya dengan tangan dan cutter..Tinggi tanaman (cm) diukur dari pangkal batang pada permukaan tanah sampai pada titik tumbuh secara vertikal dengan mengunakan meteran. Pengukuran dilakukan dua minggu sekali sampai berbunga, dimana pengukuran pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 4, 6, dan 8 MSPT.Perhitungan dilakukan terhadap jumlah daun tiap tanaman terhadap daun yang sudah terbentuk sempurna pada saat tanaman berumur 4, 6, dan 8 MSPT. Interval pengamatan dua minggu sekali sampai tanaman memasuki periode berbunga.Lingkar batang (cm) diukur pada pangkal batang di atas permukaan media tanam menjelang pemanenan.Jumlah cabang produktif adalah jumlah semua cabang per tanaman yang menghasilkan buah dan dihitung saat menjelang panen.Umur berbunga (hst) dihitung sejak pemindahan bibit ke polibag sampai tanaman pertama kali berbunga.Jumlah bunga per tanaman yang muncul pertama sampai bunga terakhir sebelum dilakukan pemanenan.Jumlah buah terung yang dihitung yakni buah yang telah dihasilkan oleh tanaman tersebut. Pemanenan buah terung pertama dipetik mengikuti kriteria buah siap dipanen setelah tanaman berumur 3 bulan. Pemetikan buah berikutnya dilakukan seminggu sekali dengan cara memilih buah yang sudah siap dipetik.Bobot buah terung tiap tanaman dapat dari hasil timbangan total buah segar panen yang dihasilkan oleh setiap tanaman pada setiap kali pemanenan selama tiga kali panen.

  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tinggi Tanaman

  Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman saat 4 dan 6 MSPT, namun berpengaruh nyata pada 8 MSPT. Data tinggi tanaman terung serta hasil uji BNJ 5% secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

  Tabel 1. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Tinggi TanamanTerung 4, 6 dan 8 MSPT

  Tinggi Tanaman Saat (MSPT) (cm)

  Perlakuan

  4

  6

  8 K0= Tanpa pupuk 10,75 a 16,75 a 21,75 a K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosispupuk NPK 11,50 a 17,33 a 23,00 ab -1 300 kg.ha

  • -1 K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dandosis 12,25 a 18,00 a 24,00 ab -1 pupuk NPK 270 kg.ha -1

  K3= Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dandosis 13,00 a 20,00 a 25,50 b -1 pupuk NPK 240 kg.ha

  • -1 K4= Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis 12,58 a 18,43 a 23,75 ab -1 pupuk NPK 210 kg.ha -1

  K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dantanpa 14,00 a 19,88 a 25,50b pupuk NPK Keterangan= Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji BNJ 5%.

  Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rerata tinggi tanaman 4 MSPT berkisar antara 14-10,7 cm. Rerata tinggi tanaman 6 MSPT berkisar antara 20-16,7 cm. Selanjutnya rerata tinggi tanaman 8 MSPT berkisar antara 25,5-21,7 cm. Pertumbuhan tinggi tanaman terung 4 dan 6 MSPT belum dipengaruhi oleh pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk NPK majemuk disebabkan karena semua perlakuan yang dikaji masih memungkinkan ketersediaan unsur hara dan air tanaman yang cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap tanaman secara optimal. Sedangkan untuk tinggi tanaman 8 MSPT menunjukkan terjadi perbedaan tinggi tanaman terung yang disebabkan kebutuhan tanaman mulai meningkat, namun tidak semua kombinasi perlakuan mampu memenuhi kebutuhan tanaman secara optimal. Perlakuan yang ternyata paling optimal memenuhi kebutuhan tanaman jika dilihat dari pertumbuhan tinggi tanaman adalah perlakuan K3 yang nyata memberikan pertumbuhan tinggi tanaman lebih tinggi daripada kontrol (K0).Diantara perlakuan tersebut, beberapa perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang sama, seperti K1, K2, dan K4. Pupuk kandang kotoran ayam berperan dalam perbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pemberian pupuk NPK majemuk juga membantu menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman terung. Lingga dan Marsono (2006) menjelaskan bahwa peranan unsur hara, terutama nitrogen (N) bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya batang, cabang dan daun. Nitrogen berfungsi sebagai pembentuk klorofil, protein, dan lemak. Nitrogen juga sebagai penyusun enzim yang terdapat dalam sel dan berfungsi secara langsung untuk menentukan kecepatan pembesaran dan pembelahan sel, sehingga mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman (Lingga, 2003).

  Jumlah Daun

  Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman terung saat 4, 6 dan 8 MSPT. Data rerata jumlah daun tanaman terung serta hasil uji BNJ 5% secara lengkap disajikan pada Tabel 2.

  Tabel 2.Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam danDosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Jumlah Daun Terung 4, 6 dan 8MSPT

  Jumlah Daun Saat (MSPT) Perlakuan (helai)

  4

  6

  8 K0= Tanpa pupuk 7,00 a 10,75 a 14,50 a K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK 7,50 a 12,00 a 16,50 a -1 300 kg.ha

  • -1 K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dan dosis 7,25 a 12,00 a 16,75 a -1 pupuk NPK 270 kg.ha -1

  K3= Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis 7,75 a 13,25 a 18,75 a -1 pupuk NPK 240 kg.ha

  • -1 K4= Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis 7,75 a 12,25 a 17,00 a -1 pupuk NPK 210 kg.ha -1

  K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dan tanpa 7,75 a 13,50 a 19,00 a pupuk NPK Keterangan= Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidaknyata pada uji BNJ 5%.

  Data pada Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata jumlah daun 4 MSPTberkisar antara 7,75-7 helai. Rerata jumlah daun 6 MSPT berkisar antara 13,5-10,7 helai. Selanjutnya rerata jumlah daun 8 MSPT berkisar antara 19- 14,5 helai. Keragaman data tersebut ternyata tidak berbeda secara statistik. Hal ini diduga karena data jumlah daun tidak mudah dipengaruhi oleh keragaman faktor lingkungan, termasuk perlakuan yang diberikan, tetapi lebih dikendalikan oleh faktor genetik. Data komponen daun yang lebih responsif terhadap perbedaan faktor lingkungan adalah luas daun. Hal ini ditunjukkan oleh hasil pengamatan secara kualitatif dimana beberapa perlakuan memperlihatkan daun tanaman yang lebih luas (Gambar 1). Seperti yang dikatakan Sumiati (2005), bahwa fungsi unsur hara terutama N, P, K tersebut berkaitan erat dalam mendukung proses fotosintasis dan produksi fotosintat yang dihasilkan, serta meningkatkan pertumbuhan tanaman pada akhirnya, yaitu melalui daun yang semakin luas. Gambar 1. Penampilan Daun Tanaman yang Relatif Luas sebagai Respon terhadap Pemupukan

  Lingkar Batang

  Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap lingkar batang tanaman terung saat panen. Data rerata lingkar batang tanaman terung saat panen serta hasil uji BNJ 5% secara lengkap disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Lingkar Batang Terung saat Panen

  Perlakuan Lingkar Batang

  (cm) K0= Tanpa pupuk

  3,00 a K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK 300kg.ha -1 3,45 a K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha -1 dan dosis pupuk NPK270 kg.ha

  • -1

  3,30 a K3= Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha -1 dan dosis pupuk NPK240 kg.ha

  • -1

  3,23 a K4= D Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha -1 dan dosis pupuk NPK 210 kg.ha

  • -1

  3,33 a K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton/ha dan tanpa pupuk NPK 3,13 a

  Keterangan = Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji

  BNJ 5%. Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa rerata lingkar batang berkisar antara 3,45-3 cm, namun tidak berbeda nyata menurut uji BNJ 5%. Dengan demikian perbedaan tersebut lebih mencerminkan keragaman karena faktor di luar perlakuan atau faktor galat percobaan. Alasan yang sama dengan pembahasan data jumlah daun (Tabel 2) juga dapat dikemukakan untuk data lingkar batang ini, yaitu kemungkinan faktor genetik lebih berpengaruh daripada faktor lingkungan.

  Jumlah Cabang Produktif

  Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah cabang produktif. Data rerata jumlah cabang produktif tanaman terung serta hasil uji BNJ 5 % secara lengkap disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Jumlah Cabang Produktif Terung saat Panen

  Jumlah Cabang Produktif Perlakuan

  (cabang) K0= Tanpa pupuk

  1,50 a K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK300 1,25 a -1 kg.ha

  • -1 K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dan dosis pupuk 1,50 a -1

  NPK 270 kg.ha -1 K3= Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk 2,00 a -1

  NPK 240 kg.ha -1 K4= Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis pupuk 1,75 a -1

  NPK 210 kg.ha -1 K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dan tanpa pupuk 1,50 a

  NPK Keterangan = Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji BNJ 5%.

  Data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa rerata jumlah cabang produktif berkisar antara 2,00-1,50. Pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk NPK majemuk memberikan perbedaan jumlah terung yang tidak nyata pada tanaman terung. Selama masa produktif jumlah cabang produktif yang dihasilkan sangat sedikit. Dominasi pertumbuhan tinggi tanaman terhadap karakter vegetatif yang lain, termasuk jumlah cabang, kemungkinan menjadi penyebab tidak berkembangnya jumlah cabang secara maksimal, sehingga perbedaan pemupukan yang diberikan tidak berpengaruh secara nyata. Hakim et al. (1986) berpendapat bahwa kebutuhan unsur hara yang diperlukan bagi tanaman belum cukup tersedia serta tidak tercukupi untuk menjalankan metabolisme tanaman sehingga pertumbuhan tanaman tidak normal.

  Umur Berbunga

  Hasil analisis ragam menujukan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk NPK majemuk berpengaruh sangat nyata terhadap umur berbunga tanaman terung. Data rerata umur berbunga tanaman terung pada semua perlakuan serta hasil uji BNJ 5 % secara lengkap disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Umur Berbunga

  Perlakuan Umur Berbunga (hst) K0= Tanpa pupuk (K0).

  62,75 b K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK300 60,75 b -1 kg.ha

  • -1 K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dan dosis pupuk 56,75 ab -1

  NPK 270 kg.ha -1 K3= DDosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk 49,75 a -1

  NPK 240 kg.ha -1 K4= DDosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis pupuk 56,75 ab -1

  NPK 210 kg.ha -1 K5= DDosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dan tanpa 59,00 b pupukNPK

  Keterangan = Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji BNJ 5%. Data pada Tabel 5 menunjukkan bahwa rerata umur berbunga tanaman terung paling awal terdapat pada perlakuan K3 yakni 49,75 HST, yang tidak berbeda nyata dengan K2 dan K4, namun perlakuan K3 berbeda nyata dari K0, K1 dan K5. Hal ini diduga bahwa, kandungan unsur hara didalam pupuk kotoran ayam dan pupuk NPK majemuk dapat membantu tanaman dalam proses pertumbuhan termasuk fase generatif yaitu pembungaan. Unsur hara yang lebih banyak digunakan tanaman dalam fase pembungaan salah satunya yaitu unsur Phosfor. Menurut (Winarso, 2005; Damanik et al., 2010) bahwa phosfor memberikan peranan yang sangat penting dalam beberapa hal, yaitu; sebagai pembawa dan penyimpanan energi dalam bentuk ATP, berperan dalam fotosintesis dan respirasi, pembelahan dan pembesaran sel, pembentuk lemak, pembentukan bunga, buah dan biji, merangsang perkembangan akar, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit.

  Jumlah Bunga

  Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah bunga. Data rerata jumlah bunga tanaman terung serta hasil uji BNJ 5 % secara lengkap disajikan pada Tabel 6.

  Tabel 6. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Jumlah Bunga

  Jumlah Bunga Perlakuan

  • -1 (bunga.tanaman )

  K0= Tanpa pupuk 2,00 a

  K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK300 1,75 a -1 kg.ha

  • -1 K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dan dosis pupuk 2,00 a -1

  NPK 270 kg.ha -1 K3= Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk 2,75 a -1

  NPK 240 kg.ha -1 K4= Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis pupuk 2,00 a -1

  NPK 210 kg.ha -1 K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dan tanpa pupuk 2,25 a

  NPK Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji BNJ 5%. Data pada Tabel 6 menunjukkan bahwa rerata jumlah bunga berkisara antara 2.75-1,75. Selama masa perkembangan generatif (masa berbunga), sebagian bunga yang terbentuk berguguran, sehingga sedikit bunga yang terbentuk menjadi buah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sukanto (1991) yang menyatakan tanaman kekurangan unsur hara akan terganggu metabolismenya sehingga menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman terung itu sendiri. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa dengan perlakuan K3 jumlah bunga yang gugur relatif lebih kecil, sehingga jumlah bunga yang teramati relatif lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya, walaupun secara statistik tidak berbeda nyata.

  Jumlah Buah Tiap Tanaman

  Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah buah. Data rerata jumlah buah tanaman terung serta hasil uji BNJ 5 % secara lengkap disajikan pada Tabel 7.

  Tabel 7. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis PupukNPK Majemuk Terhadap Rerata Jumlah Buah

  Jumlah Buah Perlakuan

  • -1 (buah.tanaman ) -

  K0= Tanpa pupuk 1,50 a

  K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK300 kg.ha 1,25 a 1 -1 K2= Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dan dosis pupuk 1,50 a -1

  NPK 270 kg.ha -1 K3= Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk 2,00 a -1

  NPK 240 kg.ha -1 K4= Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis pupuk 1,75 a -1

  NPK 210 kg.ha -1 K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dan tanpa pupuk 1,50 a

  NPK Keterangan = Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji BNJ 5%.

  Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa rerata jumlah buah terbanyak berkisar antara 2,00-1,50. Pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk NPK memberikan perbedaan jumlah terung yang tidak nyata pada tanaman terung. Hal seperti ini kemungkinan disebabkan oleh respon jumlah buah per tanaman yang lebih dominan dikendalikan oleh faktor genetik. Dalam penelitian ini hanya digunakan satu varietas, yaitu Hibrida F1, sehingga tidak ada perbedaan faktor genetik antara tanaman yang pada akhirnya menyebabkan jumlah buah per tanaman hampir sama satu dengan lainnya. Sitompul dan Guritno (1995) menyatakan bahwa jumlah buah terung lebih besar dipengaruhi oleh faktor genetik dibandingkan faktor lingkungan. Selain itu, data jumlah buah juga kemungkinan terkait dengan data jumlah bunga yang juga tidak berbeda secara nyata (Tabel 6).

  Bobot Buah Tiap Tanaman

  Hasil analisis ragam menujukkan bahwa perlakuan pemberian dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk berpengaruh sangat nyata terhadap bobot buah. Data rerata bobot buah tanaman terung serta hasil uji BNJ 5 % secara lengkap disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Dosis Pupuk NPK Majemuk Terhadap Rerata Bobot Buah

  • -1 Perlakuan Bobot Buah (gram.tanaman ) -

  K0= Tanpa pupuk 102,53 a

  K1= Tanpa pupuk kotoran ayam dan dosis pupuk NPK 300kg.ha 153,33 b 1 -1 K2= D Dosis pupuk kotoran ayam 10 ton.ha dan dosis pupuk 177,78 b -1

  NPK 270 kg.ha -1 K3= D Dosis pupuk kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk 213,68 b -1

  NPK 240kg.ha -1 K4= Dosis pupuk kotoran ayam 30 ton.ha dan dosis pupuk 131,73 a -1

  NPK 210 kg.ha -1 K5= Dosis pupuk kotoran ayam 40 ton.ha dan tanpapupuk NPK 167,88 ab

  Keterangan = Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama dalam kolom bermakna berbeda tidak nyata pada uji BNJ 5%. Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa rerata bobot buah paling tertinggi diperoleh pada perlakuan K3 yakni 213,68 g dan yang paling ringan pada perlakuan K1 yakni 102,53 g. Perlakuan K3 berbeda nyata dengan K0. Kandungan unsur P dan K pada pupuk kandang kotoran ayam dan pupuk NPK Mutiara cukup tinggi (16%), diduga pemberian NPK mutiara dengan perlakuan K3 dapat memenuhi kebutuhan hara P dan K untuk tanaman terung secara optimal sehingga pada saat panen dapat menghasilkan bobot buah yang lebih baik. Lingga (2003), mengemukakan bahwa pengaruh fosfor (P) dapat meningkatkan hasil tanaman, perbaikkan kualitas hasil dan mempercepat pematangan buah, sedangkan kalium (K) berperan sebagai katalisator berbagai reaksi enzimatik dan proses fisiologi lainnya. Komponen hasil yang terkait dengan bobot buah terung adalah: jumlah buah, diameter buah dan panjang buah. Pada penelitian ini jumlah buah antar perlakuan tidak berbeda nyata. Dengan demikian faktor penentu komponen buah terhadap buah kemungkinan adalah diameter buah dan panjang buah, namun keduanya tidak diamati dalam penelitian ini. Tetapi beberapa peneliti menyatakan bahwa panjang buah dan diameter buah terung berkorelasi dengan bobot buah. Yadi dan Sabaruddin (2012) menyatakan bahwa unsur N berperan dalam pembentukan klorofil yang berguna dalam proses fotosintesis yang meningkat, maka semakin banyak pula karbohidrat yang akan dihasilkan untuk dialokasikan bagi pembentukan buah.

  

PENUTUP

Kesimpulan

  Berdasarkan data hasil penelitian dan uraian pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan beberapa hal penting sebagai berikut:Perlakuan pemberian antara dosis pupuk kandang kotoran ayam dan dosis pupuk NPK majemuk memberikan pengaruh yang nyata dan sangat nyata terhadap komponen vegetatif dan generatif tanaman terung yaitu tinggi tanaman 8 MSPT, umur berbunga dan hasil tanaman.Perlakuan pemberian

  • -1
  • -1 dosis pupuk kandang kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk NPK majemuk 240 kg.ha memberikan pertumbuhan dan hasil yang terbaik terhadap tinggi tanaman 8 MSPT, umur berbunga, dan bobot buah terung per tanaman.

  Saran

  Untuk memperoleh produksi tanaman terungterbaik disarankan dengan mengaplikasikan dosis pupuk -1 -1 kandang kotoran ayam 20 ton.ha dan dosis pupuk NPK majemuk 240 kg.ha .

DAFTAR PUSTAKA

  Azizah, L.I., 2012. Budidaya Tanaman Terung.http;//ub.ac.id/lailiniswatunazizah/2017/04/01/budidaya-tanaman- terung.(diakses 21 April 2017). Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Nusa Tenggara Timur, 2012-2013. Tingkat Produksi Tanaman Terung. Kupang. Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M. R. Soul, M. A. Diha, Go Ban Hong dan H. H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Bandar Lampung. Hartatik, W dan Widowati, L. R. 2006. Pupuk Kandang. Balai Penelitian Tanah. Jambi Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Rukmana, R., 1994. Bertanam Terung. Kanisius, Yogyakarta. Sitompul S. M. dan B. Guritno. 1995. Analisis PertumbuhanTanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sukanto. 1991. Pupuk dan Pemupukan. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Winarso, S. 2005. Keseburan Tanah, Dasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. GavaMedia, Yogjakarta. Yadi, K. dan Sabaruddin. 2012. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L.) Pengaruh Pemberian Pupuk Anorganik pada Berbagai Cara Pengolahan Tanah.Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi. Tasikmalaya.