RESUME SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI Analisis Faktor

RESUME SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI

1. karakter ego sektoral, dimana PNS menjadi tidak peka terhadap tugas
dan fungsi unit lain, tidak terbangun jejaring kerja antar unit dalam struktur
organisasi, serta tidak saling mengenal antar pegawai satu dengan pegawai lainnya.
Budaya organisasi yang tidak mengindahkan proses orientasi semacam ini, selain
berdampak pada pembentukan karakter CPNS, pada akhirnya juga dapat
mempengaruhi capaian kinerja unit organisasi secara keseluruhan.
2 kurang dipahaminya tugas pokok dan fungsi organisasi dimana
orientasi yang efektif seharusnya adalah pengenalan berbagai hal yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi organisasi. Pengenalan itu antara lain meliputi : Sejarah
organisasi, Visi dan Misi organisasi, Struktur dan Tipe organisasi, Tugas
pokok dan Fungsi organisasi, nomenklatur organisasi serta para pejabat di
lingkungan organisasi. Disamping itu, calon pegawai diharapkan juga mampu
memahami mekanisme etika hubungan kerja dengan atasan, teman sejawat
serta interaksi yang terjadi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3. kurang dipahaminya budaya kerja dan budaya organisasi karena
Program orientasi pada dasarnya adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk
mengenalkan CPNS (tenaga kerja baru) dengan PNS yang sudah bekerja lebih dulu
sesuai dengan hirarkhi organisasi. Orientasi juga merupakan suatu proses

pembelajaran (learning prosses) untuk mengetahui dan mengenalkan tempat
tugas dalam totalitas hubungan pekerjaan.
Tujuan orientasi

Memperkenalkan karyawan baru dengan ruang lingkup tempat bekerja dan
kegiatannya, Memberi informasi tentang kebijakan yang berlaku, Menghindarkan
kemungkinan timbul kekacauan yang dihadapi karyawan baru atas tugas atau
pekerjaan yang diserahkan kepadanya, Memberi kesempatan karyawan baru
menanyakan hal yang berhubungan dengan pekerjaannya. Proses orientasi,
bagaimanapun menjadi bagian penting bagi sebuah organisasi atau lembaga, tanpa
ada proses orientasi yang baik maka informasi dasar mengenai hal-hal yang
menyangkut peraturan dan kebijakan organisasi bisa tidak tersampaikan
kepada pegawai baru. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan calon pegawai
seringkali melakukan kesalahan prosedural dan kesalahan substansial dalam
melaksanakan tugas kesehariannya.

Perencanaan orientasi
Perencanaan yang tepat dari program orientasi ini memastikan mencakup semua
topik yang berhubungan dengan pengenalan terhadap hal-hal yang bersifat umum
yang ada dalam organisasi. Salah satu langkah awal yang diambil untuk

mengorientasi karyawan adalah dengan cara memperkenalkan karyawan baru
terhadap properti-properti yang dimiliki oleh organisasi. Pada tahap ini, orientasi
mencakup beberapa aspek seperti pernyataan misi organisasi, filofosi manajemen,
kebijakan umum dan prosedur, keuntungan dan manfaat, pembentukan personel,
hubungan pegawai dan pihak lain, peran pegawai dalam mencapai tujuan
organisasi. Orientasi memberikan andil dalam mengurangi turn over pegawai.
Keuntungan yang dapat diperoleh karyawan adalah:
1. Pemahaman yang baik terhadap ekspektasi organisasi dari mereka dan
kinerja mereka.

2. Membantu karyawan untuk mengerti nilai dan posisi mereka dalam
organisasi, dapat membantu kepercayaan diri.
3. Para karyawan menyadari bahwa mereka sangat penting bagi operasional
organisasi.
4. Memberikan gambaran awal terhadap pekerjaan mereka dalam organisasi.
5. Menetapkan komitmen awal untuk menjadi bagian dari tim.
6. Membangun motivasi penting dari motivasi pegawai.
Keuntungan bagi pimpinan sumberdaya manusia organisasi
1. Memastikan bahwa semua karyawan baru sudah mengetahui kebijaksanaan
organisasi.

2. Memastikan bahwa semua karyawan baru mengerti akan pekerjaan mereka
serta Standar Opersional Prosedur (SOP).
3. Orientasi membantu pendisiplinan peraturan dari pimpinan.
4. Pimpinan itu sendiri mendapatkan keuntungan dengan berpartisipasi kembali
dalam basis awal.
5. Orientasi yang sukses membantu motivasi karyawan.
6. Tingkat turn over rendah.

Keuntungan bagi organisasi
1. Orientasi yang konsisten; semua karyawan baru mendapatkan penjelasan
yang sama.
2. Membuat para karyawan baru merasakan bahwa mereka bekerja untuk
organisasi yang bagus.
3. Menjaga organisasi tetap pada jalurnya.
4. First impression is lasting impression; program orientasi yang baik dapat
membangun fondasi yang kuat dari nilai dan filosofi organisasi.
5. Meningkatkan pemahaman pegawai tentang tujuan organisasi dan
prioritas organisasi.
6. Memulai lebih awal untuk membangun pendekatan tim yang kuat pada
semua level organisasi.


7. Tingkat turn over rendah.
Dapat disimpulkan bahwa orientasi yang baik akan saling
menguntukan antara pegawai yang baru, pimpinan organisai serta organisasi
secara

keseluruhan

sehingga

hal

tersebut

akan

sangat

baik


bagi

perkembangan individu pegawai itu sendiri maupun organisasi secara umum
sehingga tujuan organisasi akan tercapai.
Teknik- teknik orientasi
1. Program orientasi dan sosialisasi : Program orientasi ini berawal dari
perkenalan singkat secara informal sampai pada program-program formal
dengan waktu yang lebih panjang. Dalam program formal, karyawan baru biasanya
diberikan buku pegangan atau bahan cetakan yang berisi jam kerja, peninjauan
prestasi, cara pembayaran gaji, liburan dan penggunaan fasilitas serta pedoman dan
peraturan organisasi lainnya. Aktivitas ini biasanya dilakukan oleh pimpinan
karyawan dan bagian sumber daya manusia.
2. Peninjauan pekerjaan secara realistis : Aktivitas ini bertujuan untuk
menunjukkan cakupan pekerjaan yang sebenarnya kepada calon pegawai. cara
ini efektif untuk memperkecil kejutan realitas. Karena masalah terbesar yang
dihadapi calon pegawai dan pimpinan pada tahap awal kepegawaian adalah hal-hal
yang mencakup perolehan informasi yang akurat dari kedua belah pihak.
3. Pembinaan budaya organisasi : Budaya organisasi dapat diartikan sebagai sikap
dan persepsi yang dimiliki pegawai pada umumnya dalam suatu organisasi tempat
mereka bekerja, dengan kata lain para pegawai menangkap isyarat tentang

organisasi mereka misalnya sejauh mana mereka dinilai secara adil atau sejauh
mana hubungan persahabatan yang diperlihatkan oleh pimpinan mereka.

4. Pereratan hubungan antar-karyawan : Cara lain untuk membantu proses
sosialisasi karyawan baru adalah dengan mempererat hubungan antar mereka
dengan teman kerja baru atau dengan pimpinan mereka yang bertindak sebagai
pembimbing.
5. Informasi prestasi kerja : Sistem penilaian organisasi juga memainkan peranan
penting dalam proses sosialisasi. Catatan prestasi kerja secara formal dan informal
dari pimpinan yang disampaikan pada waktu yang tepat kepada karyawan baru
dapat mengurangi tekanan akibat ketidakpastian karena “ tidak mengetahui
prestasi yang dicapai “. Selain itu catatan itu dapat membantu karyawan baru untuk
memutuskan cara melaksanakan pekerjaan dimasa yang akan datang.

aspek-aspek orientasi
1. Masalah yang dihadapi pegawai baru, biasanya berupa perubahan yang dapat
menimbulkan kecemasan, apakah saya diterima oleh lingkungan ? apakah saya
akan disukai oleh atasan atau rekan kerja saya ? amankah saya dalam
lingkungan kerja yang baru ini ?.
2. Harapan yang tidak realistis, pegawai baru sering mempunyai harapan – harapan

yang tidak realistis karena tidak memiliki gambaran atau informasi yang jelas dan
lengkap mengenai lingkungan kerja yang sesungguhnya.
3. Kejutan yang dapat menumbulkan kejutan, seseorang yang pertama kali
mengenal dunia kerja, dapat mengalaminya karena perbedaan-perbedaan
nilai/mitos kerja, kebiasaan, dan lain lain antara lain antara dunia kerja dan
lingkungan sebelumnya.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan betapa penting orientasi
dilakukan oleh organisasi karena orientasi akan dapat mengurangi kecemasan yang
dihadapi oleh pegawai baru sehingga pegawai tersebut tidak melakukan kesalahan
dikemudian hari.
Program orientasi berbasis kompetensi
Program ini berfokus pada hasil akhir dari orientasi dengan titik berat pada kinerja
tugas.Desain program orientasi berbasis kompetensi berpusat pada proses
pembelajaran (learning). Desain ini menekankan para CPNS memiliki kemampuan
untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan yang mereka peroleh sebelum
masuk CPNS. Desain ini diperlukan oleh pegawai baru dalam situasi kerja yang
baru. Program orientasi berbasis kompetensi merupakan metode yang efektif dalam
masa orientasi pegawai baru. Pengertian tersebut menyimpulkan dan mengarahkan
kepada CPNS agar memiliki perilaku yang sesuai dengan fungsi, uraian tugas,

tanggung jawab dan keterampilan terhadap lingkungan pekerjaan.
Kesimpulan dari beberapa pendapat di atas tentang program orientasi
berbasis kompetensi adalah sebuah proses yang diterapkan dalam organisasi bagi
CPNS melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dari
para penanggung jawab dalam organisasi.
Tanggung jawab orientasi
tanggung jawab terhadap orientasi dibagi antara bagian SDM dengan pengawas
langsung. Bagian SDM biasanya memperkenalkan karyawan mengenai masalah
dan manfaat organisasi secara luas. Pengawas menangani pengenalan dan
pelatihan ditempat kerja dan membantu karyawan karyawan dengan kelompok kerja.

Bagian SDM dan pengawas perlu mengetahui beberapa kesulitan umum yang dapat
mengurangi suksesnya program orientasi.
Jenis-jenis orientasi bagi CPNS
Program orientasi Calon Pegawai Negeri Sipil dapat diklasifikasikan menjadi dua
hal, yaitu :
1.Orientasi Formal
Orientasi diformalkan dengan surat penugasan termasuk waktu dan unit kerja
tempat CPNS melakukan orientasi. Menurut Gomes (2003: 2002) dari sudut
pandang institusional atau organisasional, orientasi memberikan kesempatan bagi

Calon Pegawai Negeri Sipil untuk mengetahui dan mempelajari tentang lingkungan
kerja secara keseluruhan. Dari sudut pandang pimpinan unit atau Pejabat Struktural,
orientasi memberikan kepada para pejabat untuk menjelaskan struktur organisasi,
tugas dan fungsi, hubungan kerja, dan tujuan visi dan misi organisasi. Sehingga bagi
Calon Pegawai Negeri Sipil yang sedang menjalani masa orientasi dapat
memperoleh pengalaman, antara lain :
a. Kedudukan tentang struktur organisasi;
b. Visi dan misi organisasi;
c. Kebijakan-kebijakan organisasi;
d. Pemahaman alur Standar Operasional dan Prosedur;
e. Tugas dan fungsi organisasi;
f. Hubungan kerja dalam organisasi;
g. Budaya kerja pegawai;
h. Budaya kerja organisasi;

2. Orientasi Non Formal

Disamping secara formal sebagai legalitas seorang CPNS melakukan masa
orientasi, orientasi dapat berupa nonverbal, diharapkan dengan terjadinya interaksi
ditempat tugas selama orientasi. Gomes (2003: 203) menyatakan bahwa: para

pegawai dapat belajar dengan cara-cara mengamati rekan-rekannya yang
berpengalaman dengan para pegawai senior, sebagai wujud interaksi secara
vertikal, horizontal dan diagonal. Orientasi informal diperoleh untuk melengkapi teori
dan praktek sebagai penambahan informasi guna penambahan pengalaman dan
teknik-teknik menyelesaian tugas-tugas di tempat orientasi. Faktor non formal
lainnya dapat berupa sikap dan nilai-nilai tertentu yang dimiliki seseorang CPNS
pada bidang-bidang tertentu, hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam
bersikap profesional dalam profesinya. Selanjutnya dorongan motivasi kerja, sikap,
persepsi, pengetahuan yang dimiliki serta ketrampilan dan keahlian semua indikator
tersebut akan mempercepat tingkat pemahaman selama CPNS melaksanakan
program orientasi.
Evaluasi orientasi
program orientasi sebaiknya dikaji ulang setiap tahun. Hal ini diperlukan untuk
melihat apakah program berhasil dijalankan dan dapat membuat kemajuan dimasa
yang akan datang. Evaluasi dapat dilakukan melalui diskusi dengan pegawai baru
setelah melewati masa satu tahun, wawancara dengan karyawan dan pengawas
yang dipilih secara acak dan dengan menyebarkan kuesioner.
Program orientasi juga tergantung pada tidak lanjutnya. Karena
dalam sesi orientasi karyawan baru biasanya segan untuk mengakui ketidaktahuan
mengenai apa yang dibicarakan dalam orientasi. Bagian SDM sering mengkritik

kelemahan dari program orientasi. Kelemahan itu mungkin karena karyawan baru
memerlukan informasi yang lebih banyak. Daftar cek bisa dijadikan sebagai umpan

balik untuk membantu bagian SDM mengidentifikasi bagian mana dari program
orientasi yang mempunyai kekuatan.
Undang-undang yang digunakan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 98 Tahun 2000 tentang
pengadaan PNS sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 12
Tahun 2002 secara tersurat disebutkan bahwa setiap Calon Pegawai Negeri Sipil
yang telah diangkat oleh pejabat yang berwenang dan sebelum diserahi jabatan
negeri akan menjalankan masa percobaan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun dan
paling lama 2 (dua) tahun akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil apabila telah
memenuhi syarat lainnya yang telah ditentukan dalam perundang-undangan.
Pasal 63 ayat 3 UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara juga
menyebutkan bahwa Calon PNS wajib menjalani masa percobaan. Pasal 64 ayat 4
juga menyebutkan masa percobaan sebagaimana dimaksud pada (3)
dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan. Semangat makna
filosofis dalam masa percobaan bagi CPNS tersebut untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan
memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang. Pasal 64 UU yang sama
menyebutkan bahwa masa percobaan bagi calon PNS dilaksanakan selama 1 (satu)
tahun.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 98 Tahun
2000 tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2002 disebutkan bahwa kegiatan rutin setelah
pelamar diterima menjadi CPNS adalah pengenalan berbagai hal yang berkaitan
dengan tugas dan fungsi organisasi. Pengenalan itu antara lain meliputi : Sejarah

organisasi, Visi dan Misi organisasi, Struktur dan Tipe organisasi, Tugas
pokok dan Fungsi organisasi, nomenklatur organisasi serta para pejabat di
lingkungan organisasi. Disamping itu, calon pegawai diharapkan juga mampu
memahami mekanisme etika hubungan kerja dengan atasan, teman sejawat
serta interaksi yang terjadi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
tugas dan fungsinya.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

Analisis Konsep Peningkatan Standar Mutu Technovation Terhadap Kemampuan Bersaing UD. Kayfa Interior Funiture Jember.

2 215 9

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63