Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Group Investigation

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 JEUMPA

Oleh Yenni Agustina Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Almuslim

(Email: [email protected])

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar dan aktivitas siswa dan guru merupakan suatu masalah yang mendasar di SMA Negeri 1 Jeumpa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan jasa dengan model pembelajaran group investigation. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Sumber data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah data hasil belajar siswa, data hasil observasi dan data respon siswa. Yang menjadi sumber penelitian ini adalah siswa kelas X5 SMA Negeri 1 Jeumpa yang berjumlah 20 orang. Setelah semua data terkumpul dianalisis dengan menggunakan metode analisis data kualitatif. Berdasarkan nilai hasil tes aktivitas guru dari siklus I dan II terjadi peningkatan mulai kegiatan awal sebesar 21%, pada kegiatan inti sebesar 40%. Pada kegiatan akhir peningkatan sebesar 50%. Sedangkan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I dan

II mulai dari kegiatan awal dengan peningkatan sebesar 27%, pada kegiatan inti terjadi peningkatan sebesar 28% dan pada kegiatan akhir peningkatan sebesar 50%. Jadi dapat disimpulkan bahwa aktivitas guru dan siswa mengalami peningkatan dengan penerapan model pembelajaran group investigation . Secara umum respon siswa terhadap pembelajaran group investigation merasa senang, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar ekonomi siswa pada materi kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan jasa dengan model pembelajaran group investigation di SMA Negeri 1 Jeumpa.

Kata Kunci : Group Investigation (GI), hasil belajar ekonomi

PENDAHULUAN

dicarikan solusinya agar kondisi pembelajaran Berhasilnya

pembelajaran menjadi menyenangkan dan menarik ialah ditentukan oleh banyak faktor di antaranya dengan menerapkan model pembelajaran Group adalah faktor guru dalam melaksanakan proses Investigation . Maka model pembelajaran model belajar mengajar, karena guru secara langsung Group Investigation cocok digunakan pada dapat

tujuan

dan materi kebutuhan manusia dan kelangkaan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan barang dan jasa untuk meningkatkan hasil siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas belajar siswa di SMAN 1 Jeumpa. Adapun dan guna mencapai tujuan pendidikan secara kelebihan

mempengaruhi,

membina

pembelajaran group maksirnal, peran guru sangat penting dan investigation. diharapkan guru memiliki cara/model mengajar

model

Group Investigation adalah suatu model yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang lebih menekankan pada pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan konsep-konsep mata pelajaran yang akan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain disampaikan.

itu juga memadukan prinsip belajar demokratis Dari uraian permasalahan di atas, apabila dimana siswa terlibat secara aktif dalam dibiarkan kondisi ini berlanjut maka akan kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal berdampak terhadap hasil belajar siswa di SMA sampai

pembelajaran termasuk Negeri 1 Jeumpa. Oleh karena itu perlu didalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk

akhir akhir

teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain Setiawan (2006:9) mendeskripsi-kan itu juga memadukan prinsip belajar demokratis beberapa kelebihan dari pembelajaran GI, yaitu dimana siswa terlibat secara aktif dalam sebagai berikut: Secara Pribadi: dalam proses kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal belajarnya dapat bekerja secara bebas, memberi sampai akhir pembelajaran termasuk di semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif, dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk rasa percaya diri dapat lebih meningkat, dapat memilih materi yang akan dipelajari sesuai belajar untuk memecahkan, menangani suatu denan topik yang sedang di bahas. masalah. Secara sosial/kelompok meningkatkan

Suprijono (2011), belajar bekerja sama, belajar berkomunikasi mengemukakan bahwa dalam penggunaan baik dengan teman sendiri maupun guru, belajar model pembelajaran group investigation, setiap berkomunikasi yang baik secara sistematis, kelompok akan bekerja melakukan investigasi belajar menghargai pendapat orang lain, sesuai dengan masalah yang mereka pilih. meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.

Selanjutnya

Langkah-Langkah Model Pembelajaran

Group Investigation

Menurut Istirani (2011: 86-87) langkah-

LANDASAN TEORITIS

langkah model pembelajaran

Pengertian Hasil Belajar

group investigation adalah sebagai berikut: Hasil belajar merupakan cerminan 1. Guru membagi kelas menjadi beberapa tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari

kelompok heterogen.

proses belajar yang telah dilaksanakan yang 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan pada puncaknya diakhiri dengan evaluasi. Hasil

tugas kelompok.

akhir 3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap pengambilan

belajar diartikan

sebagai hasil

kelompok mendapat tugas satu materi/tugas rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses

yang berbeda dari kelompok lain. belajar mengajar, pembelajaran dikatakan 4. Masing-masing kelompok membahas materi berhasil jika tingkat pengetahuan siswa

yang sudah ada secara kooperatif dan bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah,

bersifat penemuan.

5. Setelah selesai berdiskusi, juru bicara Berdasarkan teori taksonomi Bloom hasil

kelompok menyampaikan hasil pembahasan belajar dalam rangka studi dapat dicapai

kelompok.

melalui tiga katagori ranah, diantaranya adalah 6. Guru memberikan penjelasan singkat kognitif,

sekaligus memberikan kesimpulan. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah kognitif

8. Penutup.

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual

terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, Kelebihan

Kekurangan Model pemahaman, penerapan, analisis, sintesis Pembelajaran Group Investigation

dan

dan penilaian. Menurut Istarani (2011:87), kelebihan

2. Ranah afektif model pembelajaran group investation yaitu: Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah a) Dapat memadukan antara siswa yang afektif meliputi lima jenjang kemampuan

berbeda kemampuan melalui kelompok yang yaitu menerima, menjawab, atau reaksi,

heterogen.

menilai, organisasi dan karakterisasi dengan b) Melatih

untuk meningkatkan suatu nilai atau kompleks nilai.

siswa

kerjasama dalam kelompok.

c) Melatih siswa untuk bertanggung jawab Meliputi keterampilan motorik, manipulasi

3. Ranah psikomotorik

sebab ia diberi tugas untuk diselesaikan benda-benda, koordinasi neuromuscular

dalam kelompok.

d) Siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari kelompok yang dilakukannya Model Pembelajaran Group Investigation (GI) e) Melatih siswa untuk mengeluarkan ide dan Group Investigation adalah suatu model

(menghubungkan, mengamati).

gagasan baru melalui penemuan yang pembelajaran yang lebih menekankan pada

ditemukannya.

Selain kelebihan, group investigation SMA Negeri 1 Jeumpa. Data yang dikumpulkan juga memiliki kelemahan. Menurut Istarani dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (2011: 87-88) kekurangan model pembelajaran 1. Data hasil belajar siswa group investigation yaitu:

2. Data aktivitas guru dan siswa

a. Dalam berdiskusi sering sekali yang aktif 3. Data respon siswa

hanya sebagian siswa saja.

b. Adanya pertentangan diantara siswa yang

4. Teknik Pengumpulan Data

sulit disatukan karena dalam kelompok

pengumpulan data dalam sering berbeda pendapat.

Teknik

penelitian ini yaitu peneliti melakukan tes,

c. Sulit bagi siswa untuk menemukan hal yang Observasi dan Angket baru sebab ia belum terbiasa untuk melakukan hal itu.

5. Teknik Analisis Data

d. Bahan yang tersedia untuk melakukan Teknik analisis data dalam penelitian penemuan kurang lengkap.

ini dilakukan setiap kali pemberian tindakan sudah dilakukan. Setelah semua data penelitian

METODE PENELITIAN

terkumpul maka untuk mendeskripsikan data Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dilakukan perhitungan sebagai kualitatif, karena di dalam pelaksanaan berikut: penelitian ini, peneliti mencatat semua kejadian a. Analisis Tes Hasil Belajar di dalam kelas, yaitu seluruh aktivitas siswa di

Untuk mengetahui tingkat ketuntasan dalam kelas selama proses pembelajaran belajar siswa secara individual, tes dianalisis berlangsung. Jenis penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus: penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom

Tuntas secara individual = Action Research. Penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai upaya yang ditujukan

× 100% untuk memperbaiki proses pembelajaran atau memecahkan masalah yang dihadapi dalam

Jumlah soal yang dijawab benar jumlah seluruh soal

Arikunto, 2007:279) pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas

terdiri atas empat tahapan penting yaitu: Selanjutnya untuk mengetahui tingkat perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi ketuntasan

dihitung dengan yang dilakukan secara berulang-ulang.

klasikal

menggunakan rumus:

1. Kehadiran Peneliti

Daya serap =

Dalam penelitian tindakan kelas, Jumlah siswa yang menjawab benar × 100% kehadiran peneliti di lokasi penelitian bukan

jumlah seluruh siswa hanya berfungsi sebagai instrument utama

(Arikunto, 2007:279) untuk mengumpulkan data, tetapi juga peneliti akan melaksanakan pembelajaran pada materi

Berdasarkan petunjuk pelak-sanaan dan pendekatan pembelajaran yang sudah proses belajar mengajar, seorang siswa

direncanakan. Dengan kata lain, peneliti akan dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan mengajarakan siswa pada materi kebutuhan individual) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ manusia dan kelangkaan dengan menggunakan 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas model pembelajaran Group Investigation (GI).

belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85 % siswa yang telah

2. Lokasi dan Waktu penelitian

tuntas belajarnya.

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X5

pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 b. Analisis Aktifitas Guru dan Siswa pada materi keubtuhan manusia dan kelangkaan

Untuk mengetahui aktivitas guru dan barang dan jasa di SMA Negeri 1 Jeumpa

siswa dalam KBM melalui penerapan Kecamatan Jeumpa Kabupaten Aceh Utara.

pembelajaran Group Investigation dianalisis dengan menggunakan persentase:

3. Data dan Sumber Data

Skor Persentase = Dalam rangka memperoleh data dalam

Skors yang diperoleh

peneltian ini, peneliti melaksanakannya dengan Skors maksimum 𝑥100% carameakukan proses pembelajaran di kels X

( Arikunto, 2006:263 )

Kriteria taraf keberhasilan tindakan c. Menyiapakan LKS

ditentukan sebagai berikut:

d. Menyiapkan soal tes awal dan soal tes akhir 90% < NR ≤ 100%

e. Menyusun lembar aktivitas siswa. 80% < NR ≤ 90%

: Sangat baik

: Baik

f. Menyusun evaluasi.

70% < NR ≤ 80%

: Cukup baik

60% < NR ≤ 70%

: Kurang baik

2) Tindakan

0% < NR ≤ 60%

Pada tahap ini tindakan yang dilakukan guru adalah melaksanakan proses belajar ( Moleong:2007) mengajar sesuai dengan scenario dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu

: sangat kurang

c. Analisis Respon Siswa penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua Untuk mengetahui respon siswa

siklus.

terhadap model

pembelajaran

Group

Investigation. Dianalisis dengan mengunakan

Observasi

persentase yaitu:

Pada tahap ini, peneliti dibantu oleh = P 𝑁 × 100 %

dua orang pengamat, mengamati proses pembelajaran pada materi inflasi dengan

(Anas Sudijono, 2005:43) menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Adapun yang dimati adalah

Keterangan: P = Angka Persentase kegiatan peneliti sebagai guru dan kegiatan

f = Frekuensi Skor siswa dalam mengikuti pembelajaran. N = Jumlah siswa

4) Refleksi

Kriteria taraf keberhasilan tindakan Refleksi artinya mereningkan apa yang ditentukan sebagai berikut:

sudah dikerjakan, kegiatan ini bertujuan 90% < NR ≤ 100%

mengkaji secara menyeluruh tindakan yang 80% < NR ≤ 90%

: Sangat baik

dilakukan, berdasarkan data yang telah 70% < NR ≤ 80%

: Baik

terkumpul dan kemudian melakukan evaluasi 60% < NR ≤ 70%

: Cukup baik

guna menyempurnakan tindakan melalui 0% < NR

: Kurang baik

: sangat kurang

kegiatan pada siklus selanjutnya.

( Moleong:2007) Menurut Arikunto (2009: 100), secara

umum kegiatan refleksi adalah:

a. Merenungkan kembali mengenai kegiatan

6. Pengecekan Keabsahan Data

dan kelemahan dari tindakan yang telah Untuk memperoleh validitas dan

dilakukan.

objektivitas dilakukan pengecekan keabsahan b. Menjawab penyebab situasi dan kondisi data dengan menggunakan teknik pengumpulan

yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. data.

c. Memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul.

7. Tahap-tahap Penelitian

d. Mengidentifikasi kendala yang mungkin Ada beberapa tahap yang peneliti

dihadapi.

lakukan dalam

rangka

melaksanakan

pembelajaran materi kebutuhan manusia dan HASIL PENELITIAN DAN kelangkaan barang dan jasa dengan model PEMBAHASAN

pembelajaran group investigation. Secara Dalam bab ini membahas tentang terperinci penyajian materi untuk setiap siklus paparan data mulai dari pratindakan (awal),

adalah sebagai berikut: siklus I, siklus II dan hasil penelitian yang

1) Perencanaan dilaksanakan pada SMA Negeri 1 Jeumpa

Kegiatan yang peneliti lakukan pada kabupaten Aceh Utara materi tentang tahap perencanaan adalah sebagai berikut.

kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan

a. Menentukan materi jasa di kelas X5 melalui penerapan model

b. Menyiapkan atau menyusun Rencana pembelajaran group investigation. Adapun hasil Program Pembelajaran (RPP) sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan mulai dari: hasil standar kompotensi

dan kompetensi tes pratindakan (awal), tes siklus I dan tes siklus dasarnya.

II penelitian serta hasil observasi.

1. Paparan Data Pratindakan

Kegiatan pratindakan dalam penelitian ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2016. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi kebutuhan dan kelangkaan, sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, maka peneliti memberikan tes pratindakan. Tes pratindakan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi siswa dalam memahami materi kebutuhan dan kelangkaan. Hasil tes pratindakan dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Tes Belajar Siswa pada Pratindakan (Tes Awal)

No NIS Nilai

Tidak tuntas Tidak tuntas

Tuntas Tuntas Tuntas

Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas Tuntas Tuntas

Tidak tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Tidak tuntas

Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas Tuntas

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas terlihat jumlah siswa yang tuntas pada pratindakan sebanyak 9 orang dengan persentase adalah:

dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 orang dengan persentase adalah

11  x

. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada pratindakan tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal karena banyak siswa yang tidak tuntas, sehingga

klasikal

tidak

tuntas.Kriteria

keberhasilan yang ditinjau pada hasil dalam pelaksa naan penelitian ini ≥ 85 % siswa mendapat nilai ≥ 65. Jadi, berdasarkan tes pratindakan menunjukkan bahwa siswa belum memahami materi tentang kebutuhan manusia

dan kelangkaan, oleh sebab itu peneliti mendiskusikan kembali dengan guru pelajaran Ekonomi untuk melaksanakan tindakan. Dari hasil konsultasi yang peneliti lakukan tindakan siklus I akan dilaksanakan pada hari Sabtu 23 Juli 2016.

2. Paparan Data Tindakan Siklus I

Adapun tindakan siklus

I ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2016. Materi yang diajarkan pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah materi kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan jasa melalui

model

pembelajaran group investigation. Kegiatan pada siklus I meliputi, perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,

dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan beberapa persiapan yaitu:

a. Mempersiapkan

materi pembelajaran kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan jasa.

b. Mengalokasikan waktu pertemuan selama 2 x 45 menit.

c. Menyusun desain pembelajaran model pembelajaran group investigation

d. Menyiapakan soal tes akhir siklus I

e. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

f. Menyiapkan angket respon siswa terhadap model pembelajaran group investigation.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

1. Tindakan I Tahap pelaksanaan ini terdiri dari atas tiga tahap yaitu: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Adapun uraian ketiga tahap tersebut sebagai berikut:

a. Tahap Pendahuluan (  10 menit )

b. Tahap inti (  70 menit)

c. Tahap akhir (  10 menit)

2. Tindakan II Tahap pelaksanaan ini terdiri dari atas tiga tahap yaitu: pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Adapun uraian ketiga tahap tersebut sebagai berikut:

a. Tahap Pendahuluan (  10 menit )

b. Tahap inti (  70 menit)

c. Kegiatan akhir (  10 menit)

c. Pengamat (Observasi)

Setelah guru melaksanakan semua Setelah guru melaksanakan semua

1. Aktivitas Guru x 100 %  60 %

dan siswa yang menggunakan lembar pengamatan aktivitas

Aktivitas guru

tidak tuntas sebanyak 8 orang dengan guru. Adapun aktivitas guru yang diamati

x 100 %  40 % yaitu kemampuan mengaitkan pengalaman

persentase adalah 20 . Jadi anak dengan materi inti, keterampilan

dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 tidak mengolah kelas, keterampilan menjelaskan

mencapai standar ketuntasan belajar dan dianalisis dengan

minimal karena banyak siswa yang tidak persentase.

menggunakan

tuntas, sehingga klasikal tidak tuntas.

2. Aktivitas siswa

2. Analisis aktivitas guru menggunakan lembar aktivitas siswa.

Aktivitas siswa diamati dengan

Analisis hasil pengamatan terhadap Adapun aktivitas siswa yang diamati yaitu

aktivitas guru yang dilakukan oleh dua penggunaan lembar kerja, aktivitas siswa

orang pengamat selama kegiatan penelitian dalam kelompok, keterampilan bertanya,

diperoleh dengan menggunakan persentase. keterampilan menjawab pertanyaan dan

Secara ringkasnya dapat ditunjukkan pada dianalisis dengan persentase.

Negeri 1 Jeumpa tahun 2016 (data diolah). Tabel 4.3 terlihat bahwa kemampuan guru

d. Analisis dan Refleksi

dari hasil pengamat I dan II dalam

1. Tes Hasil Belajar mengelola pembelajaran group investigation

Analisis tes hasil belajar pada materi pada kegiatan awal memperoleh skor rata- kebutuhan manusia dan kelangkaan barang

dan jasa dapat dilihat pada pada Tabel 4.2  66 %

berikut ini :

rata

2 . Pada kegiatan

inti

memperoleh

skor rata-rata

Tabel 4.2 Hasil tes siswa pada siklus I

Nama

No Nilai

Kriteria

Inisial

. dan pada skor kegiatan akhir memperoleh skor rata-rata

1 AH 66 Tuntas

2 AB 60 Tidak Tuntas

3 AR

74 Tuntas

2 . Pada kegiatan paling

4 AL

74 Tuntas

awal dominan hanya pada komponen

5 AS

56 Tidak tuntas

pemanfaatan

sumber belajar yang

6 NR

66 Tuntas

memperoleh skor 4. Jadi secara keseluruhan

7 DA 60 Tidak tuntas

pada siklus 1 kemampuan guru dalam

8 FD 74 Tuntas

mengelola pembelajaran masih kurang baik.

9 FI 56 Tidak tuntas

10 FR

74 Tuntas

3. Analisis aktivitas siswa

11 MI

74 Tuntas

Analisis hasil pengamatan terhadap

12 IN

66 Tuntas

aktivitas siswa yang dilakukan oleh dua

13 MA

56 Tidak tuntas

pengamat pada siklus 1 secara rinci dapat

14 IA 66 tuntas

dilihat pada lampiran 13, kegiatan siswa

15 MK

56 Tidak tuntas

pada kegiatan awal memperoleh skor rerata

16 MH

56 Tidak tuntas

60 Tidak tuntas

19 MA

66 Tuntas

skor rata-rata pada kegiatan inti dan hanya

20 AR

66 Tuntas

pada komponen keaktivan antar kelompok memperoleh skor paling dominan. Pada

Jumlah 1292

kegiatan akhir memporeh skor rata-rata

Rata-rata 64,6

Tidak tuntas

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat

jumlah siswa yang tuntas pada tindakan 1 Jadi secara keseluruhan aktivitas siswa pada jumlah siswa yang tuntas pada tindakan 1 Jadi secara keseluruhan aktivitas siswa pada

bersama teman sejawat menyimpulkan untuk Berdasarkan hasil catatan lapangan memperbaiki kekurangan-kekurangan pada diperoleh bahwa:

e. Hasil Catatan Lapangan

siklus I maka akan dilaksanakannya siklus II

1) Kelas penelitian terdiri dari 20 responden. agar hal-hal tersebut tidak terjadi lagi dan hasil

2) Materi tentang kebutuhan manusia dan yang dicapai bisa lebih optimal. kelangkaan dengan model pembelajaran group investigation belum pernah dipelajari.

3. Paparan Data Tindakan Siklus II

3) Penggunaan waktu

I ini pembelajaran tidak sesuai dengan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 26 Juli

pada

kegiatan

Adapun tindakan siklus

direncanakan. 2016. Materi yang diajarkan pada pelaksanaan

4) Siswa kurang antusias dalam mengikuti tindakan siklus II kebutuhan manusia dan pembelajaran kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan jasa melalui model kelangkaan barang dan jasa dengan model pembelajaran group investigation. Kegiatan pembelajaran group investigation.

pada siklus II meliputi, perencanaan,

5) Guru belum optimal dalam memberikan pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. materi pembelajaran tentang kebutuhan Kegiatan tersebut dapat dijelaskan sebagai manusia dan kelangkaan barang dan jasa berikut: dengan

investigation. a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti

f. Refleksi Siklus I melakukan beberapa persiapan yaitu:

materi pembelajaran analisis data yang diperoleh guru dan pengamat

Berdasarkan hasil pengamatan dan a. Mempersiapkan

tentang kebutuhan manusia dan kelangkaan selama tatap muka siklus I, terlihat adanya

barag dan jasa.

pengaruh dari tindakan yang diberikan oleh b. Memanfaatkan alokasi waktu selama 4x45 guru selama kegiatan pembelajaran berlansung.

menit (2x pertemuan) semaksimal mungkin. Pengaruh dari tindakan yang diberikan guru c. Menjelaskan kembali tentang desain model

dapat ditinjau dari segi kekurangan dan pembelajaran group investigation kepada kelebihan baik dari segi guru maupun siswa.

siswa.

Berdasarkan hasil tes akhir siklus I, observasi d. Menyiapakan soal tes akhir siklus II dan aktivitas guru maupun siswa sehingga diperoleh

Lembar Kerja Siswa (LKS) hasil bahwa:

e. Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru 1)

Penerapan model pembelajaran group dan siswa siklus II dan angket respon siswa investigation pada materi kebutuhan

terhadap model pembelajaran group manusia yang dilakukan guru di kelas belum

Investigation.

sesuai dengan apa yang diharapkan. Setelah melakukan beberapa persiapan

2) Pelaksanaan tindakan pada siklus I menurut pada tahap perencanaan ini barulah peneliti pengamat masih kurang baik dan perlu melaksanakan tindakan penelitian. perbaikan pada semua kegiatan agar hasil tes

belajar siswa mencapai kriteria ketuntasan.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

3) Penggunaan waktu pada siklus I belum

1. Tindakan I

sesuai dengan rencana pada RPP pertemuan Tahap pelaksanaan ini terdiri dari atas pertama dan masih sangat minim sekali.

tiga tahap yaitu: pendahuluan, kegiatan inti, dan Adapun upaya-upaya yang dilakukan penutup. Adapun uraian ketiga tahap tersebut

guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah sebagai berikut: mengoptimalkan langkah-langkah pembelajaran a) Tahap Pendahuluan (  10 menit ) sesuai

Guru melakukan apersepsi kepada pembelajaran group investigation. Mengop- siswa dengan menanyakan materi minggu lalu timalkan kemampuan guru yang belum mampu dan mengaitkan dengan materi dengan minggu menciptakan interaksi yang aktif antara siswa ini. Lalu guru memotivasi siswa dalam bentuk dan siswa serta siswa dengan guru dan pertanyaan agar siswa memiliki semangat menjelaskan kembali cara melakukan model dalam belajar. pembelajaran group investigation, memak- b) Tahap inti (  70 menit)

dengan langkah-langkah

model

Guru menerapkan model pembelajaran jika diperlukan. Guru meminta siswa untuk group investigation dengan menjelaskan tujuan membaca hasil kerja kelompok di depan kelas pembelajaran,

informasi latar belakang secara bergilira kemudian guru menugasi siswa pelajaran,

dan secara berkelompok untuk mengerjakan soal mempersiapkan siswa untuk belajar. Guru pada LKS yang telah disediakan. membagi siswa ke dalam 4 kelompok secara c) Kegiatan akhir (  10 menit) heterogen. Kelompok A, B, C, dan D terdiri

pentingnya

pelajaran

Guru mengarahkan siswa untuk dari 5 orang siswa. Setiap kelompok membahas membuat kesimpulan atau rangkuman dari

materi yang diberikan secara kooperatif dan bahan ajar yang sudah dipelajari. Selanjutnya bersifat penemuan. Guru memberikan pelatihan pembelajaran diakhiri dengan pemberian pada siswa sampai benar-benar menguasai kesempatan kepada siswa untuk melakukan konsep atau keterampilan yang dipelajari.

pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap Guru meminta siswa untuk membaca keberhasilan siswa tentang materi yang telah

hasil kerja kelompok di depan kelas secara diberikan. Keterlibatan siswa secara aktif dalam bergiliran yang diwakili oleh seorang siswa dari pelatihan dapat meningkatkan retensi, belajar setiap kelompok tentang materi yang telah mengajar

berlangsung lancar, dan diberikan dan guru memberikan penjelasan memungkinkan siswa menerapkan konsep atau singkat sekaligus kesimpulan. Kemudian guru keterampilan pada situasi yang baru.

menugasi siswa secara berkelompok untuk

mengerjakan soal pada LKS yang telah

c. Pengamat ( Observasi)

disediakan. Setelah guru melaksanakan semua

c) Tahap akhir (  10 menit) rencana tindakan pada siklus II, maka diperoleh Guru mengarahkan siswa untuk hasil pengamatan sebagai berikut: membuat kesimpulan atau rangkuman dari

a. Aktivitas Guru

bahan ajar yang sudah dipelajari. Selanjutnya

guru diamati dengan pembelajaran diakhiri dengan pemberian menggunakan lembar pengamatan aktivitas kesempatan kepada siswa untuk melakukan guru. Adapun aktivitas guru yang diamati yaitu pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap kemampuan mengaitkan pengalaman anak keberhasilan siswa tentang materi yang telah dengan materi inti, keterampilan mengolah diberikan.

Aktivitas

kelas, keterampilan menjelaskan dan dianalisis dengan menggunakan persentase.

2. Tindakan II

b. Aktivitas siswa

Tahap pelaksanaan ini terdiri dari atas Aktivitas siswa diamati dengan tiga tahap yaitu: pendahuluan, kegiatan inti, dan menggunakan lembar aktivitas siswa. Adapun penutup. Adapun uraian ketiga tahap tersebut aktivitas siswa yang diamati yaitu penggunaan sebagai berikut:

lembar kerja, aktivitas siswa dalam kelompok,

a) Tahap Pendahuluan (  10 menit ) keterampilan bertanya, keterampilan menjawab

Guru melakukan apersepsi dan pertanyaan dan dianalisis dengan persentase. memotivasi siswa dalam bentuk pertanyaan

agar siswa memiliki semangat dalam belajar

d. Analisis dan Refleksi

kemudian guru menginformasikan kembali

a) Tes Hasil Belajar

kepada siswa tentang model pembelajaran Analisis tes hasil belajar siswa siklus II group investigation dan cara melakukan model pada materi kebutuhan manusia dan kelangkaan

pembelajaran tersebut agar sesuai dengan barang dan jasa secara jelas dapat dilihat pada langkah yang diberikan.

Tabel 4.5 berikut ini :

b) Tahap inti (  70 menit)

Guru menerapkan model pembelajaran

group investigation Inisial . Guru membagi siswa ke

1 AH 74 Tuntas

dalam 4 kelompok secara heterogen dan

2 AB 80 Tuntas

memberi bimbingan pelatihan awal. Setiap

3 AR

82 Tuntas

kelompok membahas materi yang diberikan

4 AL

96 Tuntas

secara kooperatif dan bersifat penemuan.

5 AS

80 Tuntas

Guru secara terus menerus mengikuti

6 NR

96 Tuntas

kemajuan siswa dengan memberikan bantuan

7 DA 60 Tidak Tuntas

8 FD 96 Tuntas

9 FI 74 Tuntas

2 . Pada

kegiatan inti skor rata-rata

13 MA

80 Tuntas

. dan kegiatan akhir memporeh skor rata-rata

14 IA 80 Tuntas

15 MK

80 Tuntas

16 MH

80 Tuntas

2 . Jadi secara

17 MI

82 Tuntas

keseluruhan aktivitas siswa pada siklus ini

18 MD

74 Tuntas

sudah sangat baik, karena semua yang diamati

19 MA

60 Tidak Tuntas

sudah muncul pada setiap komponen-komponen

20 AR

96 Tuntas

sehingga aktivitas siswa pada siklus II sudah

Jumlah 1630

mencapai kriteria yang diharapkan maka tidak

Rata-rata 81,5

Tuntas

diperlukan lagi perencanaan siklus selanjutnya.

d) Analisis Respon Siswa jumlah siswa yang tuntas hanya 18 siswa

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa

Pengambilan data respon siswa dengan

persentase

persentase

adalah: terhadap

model

pembelajaran group

18 investigation dengan menggunakan angket x 100 %  90 %

20 respon siswa. Hal ini terbukti sebesar 85% dan siswa yang tidak tuntas mereka menyatakan senang dan hanya 15% sebanyak 2 orang dengan persentase adalah yang tidak senang. Selanjutnya terdapat 95%

2 x 100 %  10 % siswa yang setuju dan 5% yang tidak setuju

20 . Jadi dapat disimpulkan dengan penerapan model pembelajaran group bahwa pada siklus II hasil belajar sudah investigation. Jadi dapat disimpulkan bahawa

mencapai standar ketuntasan belajar minimal model pembelajaran group investigation dapat sehingga dapat dikatakan siswa sudah tuntas membuat siswa senang dan aktif dalam proses secara klasikal.

belajar.

e. Hasil Catatan Lapangan

b) Analisis aktivitas guru Berdasarkan hasil catatan lapangan

Analisis hasil pengamatan terhadap diperoleh bahwa: aktivitas guru yang dilakukan oleh 2 orang a. Kelas penelitian terdiri dari 20 responden. pengamat selama kegiatan penelitian diperoleh b. Materi tentang kebutuhan manusia dan

dengan menggunakan persentase. Kemampuan kelangkaan barang dan jasa dengan model guru dalam mengelola pembelajaran group

pembelajaran group invetigation sudah investigation pada kegiatan awal memperoleh

pernah dipelajari.

c. Penggunaan waktu sesuai dengan yang skor rata-rata

direncanakan.

Pada kegiatan inti memperoleh skor rata-rata d. Siswa sangat antusias dalam mengikuti

94 %  94 % pembelajaran kebutuhan dan kelangkaan  94 % , dan pada kegiatan akhir

dengan

model

pembelajaran group

investigation.

e. Siswa kelihatan semangat pada saat memperoleh skor rata-rata

pembelajaran berlangsung. Jadi secara keseluruhan aktivitas guru f. Guru sudah optimal dalam memberikan

pada siklus II sudah sangat baik, karena semua materi pembelajaran tentang kebutuhan yang diamati tiap komponen sudah muncul

manusia dan kelangkaan barang dan jasa sehingga tidak perlu lagi perencanaan siklus

pembelajaran group selanjutnya.

c) Analisis aktivitas siswa

f. Refleksi Siklus II

Hasil analisis aktivitas siswa yang Berdasarkan hasil pengamatan dan dilakukan oleh 2 orang pengamat pada siklus II. analisis data yang diperoleh 2 orang pengamat Hasil analisis aktivitas siswa yang Berdasarkan hasil pengamatan dan dilakukan oleh 2 orang pengamat pada siklus II. analisis data yang diperoleh 2 orang pengamat

Adapun tindakan yang diberikan guru dapat Tabel 4.9 Analisis Aktivitas Guru dari

ditinjau dari segi kekurangan dan kelebihan

Siklus 1 dan II

baik dari segi guru maupun siswa sudah tidak terlihat. Berdasarkan hasil tes akhir siklus II,

Persentase observasi aktivitas guru maupun siswa sehingga

Aktivitas

Siklus Siklus Peningkatan diperoleh hasil bahwa:

87% 21% investigation pada materi kebutuhan

a. Penerapan model pembelajaran group

94% 40% yang dilakukan guru di kelas sesuai dengan

manusia dan kelangkaan barang dan jasa

apa yang diharapkan.

b. Pelaksanaan tindakan pada siklus II menurut

Akhir

pengamat sudah memadai terutama pada Tabel 4.9 terlihat aktivitas guru dimana kegiatan inti dilihat dari hasil tes belajar pada siklus I pada kegiatan awal dengan

siswa. persentase 66% dan pada siklus II dengan

c. Penggunaan waktu pada siklus II sudah persentase 87%. Ini berati terjadi peningkatan sesuai dengan rencana pada RPP pertemuan sebesar 21%. Pada kegiatan ini dimana dengan pertama dan kedua.

persentase 54% dan siklus II dengan persentase 94%. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar

Pelaksanaan proses belajar mengajar 40%. Pada kegiatan akhir dimana pada siklus I mulai dari siklus I sampai dengan siklus II ini dengan persentase 50% dan pada siklus II dapat dilihat adanya perbaikan dalam dengan persentase 100%, berarti terjadi meningkatkan pemahaman siswa dalam peningkatan sebesar 50%. Sehingga tidak mencapai hasil belajar dengan menggunakan diperlukan lagi perencanaan selanjutnya. pembelajaran group investigation.

c. Analisis Aktivitas Siswa

4. Analisis Data Siklus I dan Siklus II

Analisis hasil pengamatan terhadap

a. Analisis Hasil Tes aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran Dari hasil dan refleksi yang telah berlangsung, dianalisis dengan menggunakan

dilakukan pada siklus I dan II, maka data yang presentase. Hasil analisis untuk setiap siklus diperoleh dalam penelitian ini adalah :

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Analisis Data Ketuntasan Siswa Tabel 4.10 Analisis Aktivitas Siswa dari dari Siklus 1 dan II

Siklus 1 dan II

Aktivitas

Persentase

Siklus Siklus Peningkatan Siklus I

Siklus Persentase

93% 27% Siklus II

Awal Kegiatan

96% 28% Tabel 4.8 terlihat bahwa terjadi

Inti

peningkatan hasil belajar siswa pada materi

100% 50% bagian tubuh tumbuhan yang diberikan pada

siklus I dengan persentase 60% dan siklus II

dengan persentase 90%. Ini berati terjadi Tabel 4.10 terlihat aktivitas guru peningkatan sebesar 30% dan menunjukkan dimana pada siklus I pada kegiatan awal dengan siklus I dan II tuntas secara klasikal.

persentase 66% dan pada siklus II dengan persentase 93%. Ini berati terjadi peningkatan

b. Analisis Aktivitas Guru sebesar 27%. Pada kegiatan inti dimana siklus I Analisis hasil pengamatan terhadap aktivitas dengan persentase 68% dan siklus II dengan guru

selama kegiatan pembelajaran persentase 96%. Ini berarti terjadi peningkatan berlangsung, dianalisis dengan menggunakan sebesar 28%. Pada kegiatan akhir dimana pada selama kegiatan pembelajaran persentase 96%. Ini berarti terjadi peningkatan berlangsung, dianalisis dengan menggunakan sebesar 28%. Pada kegiatan akhir dimana pada

II dengan persentase 100%, berarti terjadi secara keseluruhan pada siklus I kemampuan peningkatan sebesar 50%. Sehingga tidak guru dalam mengelola pembelajaran masih diperlukan lagi perencanaan selanjutnya.

kurang baik. Sedangkan hasil analisis aktivitas siswa pada siklus I pada kegiatan awal

diperoleh persentase 66%, kegiatan inti Berdasarkan dari pelaksanaan tindakan diperoleh persentase 68% dan pada kegiatan siklus I dan II yang meliputi observasi, dan akhir diperoleh persentase 50%. Jadi secara wawancara, maka hasil observasi menunjukkan keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I masih bahwa pembelajaran dengan menggunakan kurang baik. Hal ini disebabkan materi tentang model pembelajaran kooperatif tipe group kebutuhan dan kelangkaan dengan model investigatin pada siswa kelas X5 SMA Negeri 1 pembelajaran group investigation belum pernah Jeumpa pada materi kebutuhan manusia dan dipelajari, penggunaan waktu pada kegiatan kelangkaan

4.3 Pembahasan

dapat pembelajaran tidak sesuai dengan yang meningkatkan hasil belajar siswa dalam direncanakan, masih adanya siswa yang kurang kegiatan proses belajar mengajar.

antuasias dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan nilai tes pratindakan/tes awal Dengan demikian secara keseluruhan aktivitas bahwa jumlah siswa yang tuntas hanya 9 siswa siswa pada siklus I masih kurang baik. Oleh dengan persentase ketercapaian45%dan siswa sebab itu diperluhkan perbaikan hasil tersebut, yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa dengan maka perlu dilanjutkan siklus II sehingga persentase

dapat pembelajaran yang diharapkan dapat mencapai disimpulkan bahwa pada pratindakan tidak hasil yang maksimal. mencapai standar ketuntasan belajar minimal

ketercapaian

55%jadi

Analisis hasil tes dalam penelitian karena banyak siswa yang tidak tuntas, setelah

II sehingga klasikal tidak tuntas.

pembelajaran

pada siklus

menunjukkan bahwa telah ada peningkatan Berdasarka hasil penemuan pada hasil pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan penelitian tindakan siklus I menunjukkan hasil tes akhir siswa diperoleh sebanyak 18 tes akhir setelah pembelajaran berlangsung responden yang tuntas secara individu hanya 2 sebanyak 12 siswa yang tuntas dengan orang siswa yang belum tuntas. Sehingga jika persentase ketercapaian 60% dan yang tidak dilihat dari ketuntasan secara klasikal 18 siswa tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase dengan persentase 90% dan 2 orang siswa ketercapaian 40%. Hal ini disebabkan kurang dengan persentase 10% sudah mencapai nilai memahami materi yang diberikan, sehingga ≥65. Dengan demikian, sesuai dengan kriteria nilai yang diperoleh belum mencapai keberhasilan yang ditentukan yaitu jika ketuntasan. Dengan demikian, sesuai dengan banyaknya siswa di atas 80% sudah mendapat kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu jika skor di atas ≥ 65 maka kegiatan pembelajaran banyaknya siswa ≥ 85 belum mendapat skor ≤ sudah mencapai ketuntasan.

65 maka kegiatan pembelajaran belum Hasil analisis aktivitas guru pada siklus mencapai ketuntasan secara klasikal.

II yang dilakukan oleh 2 pengamat terhadap Hasil analisis aktivitas guru pada siklus aktivitas yang diamati yaitu pada kegiatan awal,

I yang dilakukan oleh 2 pengamat terhadap inti dan akhir pada siklus II dalam mengelola aktivitas yang diamati yaitu pada kegiatan awal, pembelajaran group investigation pada kegiatan inti dan akhir pada siklus I dalam mengelola awal dengan persentase 87%, pada kegiatan inti pembelajaran group investigation pada kegiatan dengan persentase 94% dan pada kegiatan akhir awal persentase 66%, pada kegiatan inti dengan persentase 100%. Hal ini disebabkan persentase 54% dan pada kegiatan akhir materi tentang kebutuhan manusia dan persentase 50%. Jadi penerapan model kelangkaan dengan model pembelajaran group

pernah dipelajari, kebutuhan manusia dan kelangkaan barang dan pelaksanaan semua tindakan baik pada kegiatan jasa yang dilakukan oleh guru belum sesuai awal, inti dan akhir sudah sesuai yang yang diiharapkan, guru belum optimmal dalam diharapkan, penggunaan waktu sudah sesuai memberikan materi pembelajaran, rencana dengan rencana pada RPP antara pertemuan pada RRP juga belum sesuai, hanya beberapa pertama dan kedua. Oleh sebab itu, secara komponen yang muncul oleh sebab itu perlu keseluruhan aktivitas guru pada siklus II sudah perbaikan terutama dilihat dari hasil tes siswa sangat baik. Sedangkan aktivitas siswa pada

pembelajaran group investigation pada materi investigation sudah pembelajaran group investigation pada materi investigation sudah

saat pembelajaran berlangsung, telah diberikan juga dapat melatih untuk pelaksanaan semua tindakan baik pada kegiatan mengeluarkan ide dan gagasan baru melalui awal, inti dan akhir sudah sesuai yang penemuan yang ditemukannya. diharapkan, guru sudah optimal dalam

Selanjutnya menurut Istirani (2011:87) menyampaikan materi pembelajaran dengan kelebihan

pembelajaran group model pembelajaran tersebut. Jadi secara investigation yaitu: dapat memadukan antara keseluruhan aktivitas siswa juga sudah siswa yang berbeda kemampuan melalui mencapai kriteria sangat baik.

model

kelompok yang heterogen, melatih siswa untuk Berdasarkan analisis data siklus I dan meningkatkan kerjasama dalam kelompok,

II, hasil belajar siswa terjadi peningkatan, hal melatih siswa untuk bertanggung jawab dalam ini terbukti bahwa pada siklus I dengan menyelesaikan tugas kelompok, melatih siswa persentase 60% dan siklus II dengan persentase untuk menemukan hal-hal yang baru dari hasil 90%. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar kelompok yang dilakukannya serta melatih 30% dan menunjukkan siklus I dan II tuntas siswa untuk mengeluarkan ide dan gagasan baru secara klasikal. Sedangkan untuk aktivitas guru melalui penemuan yang ditemukannya. pada siklus I dimulai pada kegiatan awal Selain itu penelitian yang telah dilakukan oleh dengan persentase 66% dan pada siklus II Erlita (2015) dengan menggunakan model

dengan persentase 87%. Ini berarti terjadi pembelajaran group investigation dapat peningkatan sebesar 21%, pada kegiatan inti meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan siklus I diperoleh persentase 54% dan siklus II dengan model pembelajaran konvensional dengan persentase 94%, terjadi peningkatan karena model pembelajaran siswa ini membuat sebesar 40%. Pada kegiatan akhir siklus I aktif jika dibandingkan dengan pembelajaran dengan persentase 50% dan siklus II dengan konvensional. persentase

demikian, pembelajaran peningkatan sebesar 50%. Oleh sebab itu tidak dengan menggunakan model pembelajaran diperluhkan lagi perencanaan selanjutnya.

kooperatif tipe group investigation merupakan Selain itu aktivitas siswa juga salah satu alternatif yang harus diterapkan oleh mengalami peningkatan dari siklus I dimulai guru dalam pembelajaran disekolah karena pada kegiatan awal dengan persentase 66% dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II dengan persentase 93%. Ini terutama pada mata pelajaran ekonomi dan berarti terjadi peningkatan sebesar 27%, pada pelajaran lainnya. kegiatan inti siklus I diperoleh persentase 68%

dan siklus II dengan persentase 96%, terjadi PENUTUP peningkatan sebesar 28%. Pada kegiatan akhir Simpulan

siklus I dengan persentase 50% dan siklus II Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dengan persentase 100%, berarti mengalami dari siklus I dan siklus II, maka dapat

peningkatan sebesar 50%. disimpulkan sebagai berikut: Selain itu, pembelajaran dengan model

1. Adanya peningkatan hasil belajar siswa pembelajaran

dengan model pembelajaran group mendapat respon yang baik. Hal ini dapat dari

group

investigation juga

investigation pada siswa kelas X5 di SMA hasil respon siswa. Menurut mereka model

Negeri 1 Jeumpa pada materi kebutuhan pembelajaran ini dapat memudahkan mereka

manusia dan kelangkaan barang dan jasa. dalam memahami materi yang disajikan dengan

Hal ini terlihat dari data hasil tes siswa membimbing, melatih mereka dalam belajar

siklus I dengan persentase 60% dan siklus mengajar maka pengetahuan dan keterampilan

II dengan persentase 90%. Ini berarti akan mereka dapatkan.

terjadi peningkatan sebesar 30% dan Berdasarkan data-data yang telah terjadi peningkatan sebesar 30% dan Berdasarkan data-data yang telah

Raja Grafindo Persada.

2. Aktivitas guru dari siklus I dan II terjadi peningkatan mulai kegiatan awal sebesar Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar proses 21%, pada kegiatan inti sebesar 40%. Pada

Belajar Mengajar. Bandung Sinar Baru kegiatan akhir peningkatan sebesar 50%.

Algensido Offset.

Sedangkan aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I dan II mulai dari Sugiyono, Prof. Dr. 2008. Metode Penelitian kegiatan awal dengan peningkatan sebesar

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. IKAPI : 27%, pada kegiatan inti terjadi peningkatan

CV ALFABETA.

sebesar 28% dan pada kegiatan akhir peningkatan sebesar 50%. Jadi dapat Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran disimpulkan bahwa aktivitas guru dan

dalam kurikulum 2013. siswa mengalami peningkatan dengan

Inovatif

Yogjakarta: Ar Ruzz Media penerapan model pembelajaran group investigation.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktok-faktor yang

3. Respon siswa terhadap model pembelajaran mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. bahwa secara umum siswa senang terhadap kegiatan pembelajaran group investigation. Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Hal ini terbukti sebesar 85% mereka

Skripsi (Edisi Revisi). FKIP Unimus menyatakan senang dan 15% yang tidak

Matangglumpangdua Bireuen Aceh. senang. Selanjutnya terdapat 95% siswa yang setuju dan 5% yang tidak setuju The Liang Gie (2002). Cara Belajar Yang dengan penerapan model pembelajaran

Efisien.Yogyakarta : Pusat Kemajuan group

disimpulkan bahawa model pembelajaran group investigation dapat membuat siswa Trianto, 2011. Model Pembelajaran Terpadu. senang dan aktif dalam proses belajar.

Jakarta : Bumi Aksara.

DAFTAR PUSTAKA

Alam S. 2007. Ekonomi SMA dan MA untuk

Daftar Riwayat Hidup

kelas X. Jakarta: Erlangga

Yenni Agustina, M.Pd

Lahir di Banda Aceh pada 23 Agustus 1988 Arikunto. Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Bekerja Sebagai Dosen Tetap Program Studi

Kelas.Jakarta: Bumi Aksara. Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan di Universitas Almuslim.

Arikunto. Suharsimi.2013. Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Barokah, Awalina. 2013.

Model-Model

Pembelajaran Kooperatif. Yogjakarta: Multi Pressindo.

Dimyati dan Mudjiona, 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Eko, Praptanto. 2011. Model Pembelajaran Kooperatif. Yogjakarta: Multi Pressindo.

Istarani. 2011. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Moleong, J. Lexy. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.