BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Respon 2.1.1 Pengertian Repon - Respon Masyarakat Kecamatan Pahae Julu Terhadap Kehadiran Pt. Sarulla Operation Limited (SOL) di Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Respon

2.1.1 Pengertian Repon

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, respons dapat diartikan sebagai suatu tanggapan, reaksi dan jawaban. Respons merupakan reaksi terhadap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut. Studi tentang respons bisa dilihat dalam perilaku individu atau kelompok. Perilaku merupakan keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap situasi di luar subjek tersebut. Respons ada dua jenis yaitu : a. Respons aktif yang disertai oleh tindakan individu akibat adanya rangsangan.

  b. Respons pasif yaitu rangsangan yang tidak disertai oleh tindakan. Respon pada hakekatnya merupakan tingkah laku balas jasa atau juga sikap yang menjadi tingkah laku kuat, yang juga merupakan proses pengorganisasian rangsang, dimana rangsang-rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi representasi fenomenal dari rangsang rangsang proksimal.

  Sementara itu respon juga dapat diartikan sebagai tingkah laku balas atau sikap yang telah berwujud, baik itu pra pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena tertentu (Wirawan, 1987: 35).

  Respon pada prosesnya didahului oleh sikap seseorang, karena sikap merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku kalau ia menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas pembahasannya dengan sikap. Dengan melihat sikap seseorang atau sekelompok orang terhadap sesuatu maka akan diketahui bagaimana respon mereka terhadap kondisi tersebut. Louis Thurstone mendefenisikan sikap sebagai berikut :

  “Jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan dan prasangka, pra suatu hal yang khusus dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui : 1. Pengaruh atau penolakan.

  2. Penilaian.

  3. Suka atau tidak suka.

  4. Kepositifan dan kenegatifan suatu objek psikologis. Namun demikian terdapat dua jenis variabel yang mempengaruhi respon yakni :

  a. Variabel Struktural yakni faktor faktor yang terkandung dalam rangsangan fisik dan ioropsiolog.

  b. Variabel Fungsional yaitu faktor faktor yang terdapat dalam diri si pengamat misalnya kebutuhan suasana hati,pengalaman masa lalu (Cruthhefield, dalam Rahmat, 2004: 51-53). Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi respon seseorang yakni : a) Diri orang yang bersangkutan apalagi seseorang melihat dan berusaha memberikan interprestasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individual yang turut terpengaruh seperti sikap, motif, kepentingan, melihat, penyaluran dan harapannya.

  b) Sasaran respon tersebut, sasaran itu berupa orang,benda atau peristiwa.

  Sifat sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang yang melihatnya. Dengan kata lain gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri ciri lain dari sasaran respon turut mentukan cara pandang seseorang.

  c) Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kartekstual yang berarti dalam merupakan faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang.

2.1.2 Proses Terjadinya Respon

  Dalam hal ini ada beberapa gejala terjadinya respon, mulai dari pengamatan sampai berpikir. Gejala tersebut menurut suryabrata (1993:38) adalah sebagai berikut :

  1. Pengamatan, yakni kesan-kesan yang diterima sewaktu perangsang mengenai indera dan perangsangnya masih ada. Pengamatan ini merupakan bagian dari kesadaran dan pikiran yang merupakan abstraksi yang dikeluarkan dari arus kesadaran.

  2. Bayangan pengiring, yaitu bayangan yang timbul setelah kita melihat sesuatu warna. Bayangan pengiring itu terbagi menjadi dua macam, yaitu bayangan pengiring positif yakni bayangan pengiring yang sama dengan warna objeknya, serta bayangan pengiring negatif adalah bayangan pengiring yang tidak sama dengan warna objeknya.

  3. Bayangan eiditik, yaitu bayangan yang sangat jelas dan hidup sehingga menyerupai pengamatan. Respon, yakni bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Respon diperoleh dari penginderaan dan pengamatan.

  Jadi proses terjadinya respon adalah pertama-tama indera mengamati objek tertentu, setelah itu muncul bayangan pengiring yang berlangsung sangat singkat sesaat sesudah perangsang berlalu. Setelah bayangan perangsang muncul bayangan perangsang. Setelah itu muncul tanggapan dan kemudian pengertian.

2.1.3 Indikator Respon

  Menurut Soemanto (1998: 28) “Respon yang muncul kedalam kesadaran, dapat memperoleh dukungan atau rintangan dari respon lai n.” Dukungan terhadap respon akan menimbulkan rasa senang. Sebaliknya respon yang mendapat rintangan akan menimbulkan rasa tidak senang.

  Penjalasan di atas menunjukkan bahwa indikator respon terdiri dari respon yang positif kecendurungan tindakannya adalah mendekati, menyukai, menyenangi, dan mengharapkan suatu objek. Sedangkan respon yang negatif kecendrungan tindakannya menjauhi, menghindari dan memberi objek tertentu.

  Sedangkan sadirman (1992: 215) mengemukakan bahwa indikator respon itu adalah: a. Kenginan untuk bertindak/berpartisipasi aktif

  b. Membacakan/mendengarkan

  c. Melihat d. Menimbulkan/membangkitkan perasaan

  e. Mengamati Jones dan Davies dalam sarlito (1995), memberi definisi tindakan yaitu keseluruhan respon (reaksi) yang mencerminkan pilihan seseorang yang mempunyai akibat (efek) terhadap lingkungannya. Suatu tindakan dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian sesuatu agar kebutuhan tersebut terpenuhi.

  Tindakan yang ditujukan oleh aspek psikomotorik merupakan bentuk keterampilan motorik yang diperoleh peneliti dari suatu proses belajar (Samsudin, 1997). Psikomotorik yang berhubungan dengan kebiasaan bertindak yang merupakan aspek perilaku yang menetap.

  Respon dalam penelitian ini akan diukur dari dua aspek, yaitu persepsi, sikap.

2.1.3.1 Persepsi

  Persepsi merupakan stimulus yang dindera oleh individu, diorganisasikan, kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Persepsi menurut beberapa ahli :

  • Menurut Mc Mahon adalah proses menginterpretasikan rangsangan (input) dengan menggunakan alat penerima informasi (sensorik information).
  • Menurut Morgan, King, dan Robinson menunjukkan bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mencium dunia sekitar kita dengan kata lain persepsi dapat juga didefinisikan sebagai gejala suatu yang dialami manusia.
  • Menurut William James mengatakan persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh dari lingkungan yang diserap oleh indera kita. Diperoleh
dari pengelolaan ingatan (memory) kemudian diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki (Adi, 1994 :105).

  Fenomena lain yang terpenting dalam kaitannya dengan persepsi adalah atensi (attention). Atensi merupakan suatu proses penyeleksian input yang akan diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu, atensi ini menjadi bagian yang penting dalam proses persepsi. Hal- hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang 1. Motif dan kebutuhan.

  2. Preparatory set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input sensorik tertentu tetapi tidak pada input yang lain.

  3. Minat (interest). Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah : 1. Intensius dan ukuran.

  2. Kontras dengan hal-hal yang baru.

  3. Pengulangan.

  4. Pergerakan (Adi,1994:107).

2.1.3.2 Sikap

  Mengenai sikap, secara historis istilah sikap (attitude) digunakan pertama kali oleh Herbert Spencer tahun 1862, yang diartikan sebagai status mental seseorang. Sejumlah ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert, Charles Osgood menyatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang mana dapat memihak (Favorable) maupun tidak memihak

  (unfavorable) pada suatu obyek tertentu. Sedangkan kelompok ahli psiologi sosial seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead, dan Gordon Allport menganggap sikap sebagai kesiapan (kecenderungan potensial) untuk beraksi pada suatu obyek dengan cara-cara tertentu.

  Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu, peristiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain (Soetarno, 1994).

  Sikap merupakan kecendurungan untuk bertindak, beroperasi, berfikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, dan nilai. Sikap timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belaja. Sikap mempunyai daya dorong atau motivasi dan bersifat evaluatif, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.

  Objek sikap dirasakan adanya motivasi, tujuan, nilai, dan kebutuhan. Sikap merupakan kecendurungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan suatu objek berupa manusia, hewan atau benda akibat pendirian atau persamaannya terhadap objek tersebut.

  2.1.3.3 Partisipasi Partisipasi warga adalah

  “proses ketika warga, sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka.

  ” Partisipasi aktif masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Untuk berhasilnya suatu program maka warga masyarakat dituntut terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis, tetapi juga ada keterlibatan emosianal pada program tersebut sehingga dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta dalam gerakan perubahan yang diperlukan dalam mengukur respon (Sumarto, 2004).

2.2 Masyarakat

2.2.1 Pengertian Masyarakat

  Istilah masyarakat berasal dari akar kata arab syaraka yang berarti ikut serta, berpatisipasi atau musyaraka yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang sebelumnya berasal dari kata lain socius, berarti kawan . masyarakat adalah memang sekumpulan manusia saling

  “bergaul” atau dengan istilah ilmiah saling berinteraksi (Koentjaraningrat, 2002:143).

  Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul, dalam istilah ilmiah adalah saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui warga-warganya dapat saling berinteraksi. Defenisi lain, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Kontiunitas merupakan kesatuan masyarakat yang memiliki keempat ciri yaitu: 1) interaksi antar warga-warganya, 2) Adat istiadat, 3) Kontinuitas waktu, 4) Rasa Identitas kuat yang mengikat semua warga (Koentjaraningrat, 2009:115-118). Ada beberapa pengertian masyarakat :

  a. Menurut Selo Sumarjan, masyarakat adalah orang

  • – orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan.

  b. Menurut Koentjaraningrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

  c. Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial.

  d. Menurut Emile Durkheim (dalam Soleman B. Taneko, 1984:11) bahwa masyarakat merupakan suatu kenyataan yang obyektif secara mandiri, bebas dari individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

  Suatu pergaulan hidup atau suatu bentuk kehidupan bersama manusia, maka masyarakat itu mempunyai ciri-ciri pokok yaitu sebagai berikut (Seokanto dalam Bastowi, 2005:38) :

  a. Manusia yang hidup bersama. Didalam ilmu sosial tak ada ukuran yang mutlak ataupun angka yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi, secara teoritis angka minimumnya ada dua orang yan hidup bersama.

  b. Bercampur untuk waktu yang cukup lama. Kumpulan dari manusia tidaklah sama dengan kumpulan benda-benda mati, seperti kursi, meja dan sebagainya, karena berkumpulnya manusia akan timbul manusia - manusia baru. Manusia itu juga dapat bercakap-bercakap, merasa dan mengerti mempunyai kenginan-kenginan untuk menyampaikan kesan-kesan atau perasaan

  • – perasaan. Sebagai akibat hidup bersama itu, timbullah sistem komunikasi dan timbullah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antarmanusia dalam kelompok tersebut.

  c. Mereka sadar bahwa mereka merupakan suattu kesatuan

  d. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok

2.2.2 Pembangunan Masyarakat

  Pembangunan masyarakat pada dasarnya adalah proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik, dan kondisi yang lebih baik tersebut pada umumnya dinyatakan dalam bentuk peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan (Soetomo, 2010 : 25).

  Walaupun terdapat banyak rumusan tentang kesejahteraan, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa rumusan tentang kesejahteraan, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa taraf hidup atau kesejahteraan akan meningkat apabila semakin banyak kebutuhan dapat dipenuhi. Oleh sebab itu, perubahan dalam proses pembangunan masyarakat juga dapat berarti sebagai perubahan yang mengarah pada kondisi yang memungkinkan semakin banyak kebutuhan dapat dipenuhi.

  Dilain pihak, dalam setiap masyarakat tersedia sumber daya yang memiliki potensi dalam rangka pemenuhan kebutuhan tersebut. Sudah tentu agar sumber daya tersebut dapat secara efektif berdampak berarti meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diperlukan pendayagunaan atau mobilisasi untuk mengubah sumber daya potensial menjadi aktual. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendayagunaan sumberdaya untuk lebih memungkinkan penigkatan kesejahteraan masyarakat merupakan unsur pokok dari pembangunan masyarakat. Dalam setiap proses pembangunan masyarakat, terdapat tiga unsur essensial yaitu, adanya proses perubahan, mobilisasi atau pemanfaatan sumber daya dan pengembangan kapasitas masyarakat. Ketiga unsur dapat disebut sebagai konsep dasar pembangunan masyarakat yang dapat digunakan sebagai basis pemahaman dan

2.3 Perusahaan

  2.3.1 Pengertian Perusahaan

  Pengertian atau definisi Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah proses di suatu tempat, sehingga inti dari perusahaan ialah

  “tempat melakukan proses” sampai bisa langsung digunakan oleh manusia.

  2.3.2 Karakteristik Perusahaan

  Mencermati fenomena-fenomena yang terjadi dengan sedikit memodifikasi dari program penilaian peringkat kinerja perusahaan (PROPER) pada bidang lingkungan yang diusung Kementerian Lingkungan Hidup. Ada 4 karakter perusahaan yang peduli terhadap lingkungan sosial dan lingkungan hidup (Wibisono, 2007 : 65 ).

  1. Perusahaan yang bertengger di peringkat hitam atau dalam metafora serangga Elkington dianalogikan seperti ulat bahwa ulat merupakan usus yang menyamar sebagai hewan, dalam waktu sekejap saja daun yang hijau akan dilahap dan hanya menyisakan rangka dan sirip yang mirip hasil koyakan. Sistem ekonomi seperti ini menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingannya sendiri dan tidak peduli pada aspek lingkungan dan sosial sekililingnya. belalang. Memiliki kecenderungan mengesploitasi sumberdaya melampaui daya dukung ekologi, sosial, dan ekonomi serta secara kolektif menghasilkan dampak negatif.

  3. Perusahaan yang menduduki peringkat biru korporasi kupu-kupu, mereka adalah perusahaan yang menganggap praktik CSR akan memberi dampak positif terhadap usahanya karena CSR sebagai investasi bukan biaya.

  4. Perusahaan yang menduduki peringkat hijau dalam korporasi lebah madu, mereka adalah perusahaan yang dengan tulus mempraktekkan CSR dan sebagai jantung bisnis mereka.

2.3.3 Peran Amdal dalam Pembangunan Perusahaan

  Peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu karakteristik (posisi) dalam struktur sosial. Secara sederhana istilah peran merupakan terjemahan dari “function”, “job” atau “works” (Rustandi, 1985 : 48). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan hidup dimasukkan ke dalam proses perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan, maka pengambil keputusan akan memperoleh pandangan yang lebih luas dan mendalam mengenai berbagai aspek usaha dan/atau kegiatan tersebut, sehingga dapat diambil keputusan yang optimal dari berbagai alternatif yang tersedia. Peranan Amdal dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Amdal sebagai Instrumen Perlindungan Lingkungan Hidup Dalam upaya menjaga lingkungan itulah digunakan Amdal sebagai salah satu instrumennya. Hal ini tertuang dalam Pasal 22 angka (1) Undang Undang Hidup. Pasal 22 angka (1) tersebut menentukan setiap usaha dan/atau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki Amdal.

  b. Amdal sebagai Instrumen dalam Perencanaan Pembangunan Hasil dari analisis mengenai dampak lingkungan dapat memberikan pedoman agar perencanaan pembangunan harus mencapai tujuan sosial dan ekonomi dengan tetap memperhatikan keseimbangan dinamis dengan lingkungan.

  Perencanaan pembangunan yang ideal adalah yang tidak hanya mampu mengakomodasi kepentingan dan kebutuhan masyarakat tetapi juga mampu memadukan berbagai nilai dan berbagai kepentingan yang terlibat, salah satunya kepentingan akan adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

  c. Amdal sebagai Alat Pengelolaan Lingkungan Hasil dari analisis mengenai dampak lingkungan juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk pengelolaan lingkungan yang meliputi upaya pencegahan, pengendalian dan pemantauan lingkungan. Upaya pencegahan artinya Amdal digunakan untuk mengantisipasi dampak yang kemungkinan muncul akibat aktivitas/kegiatan. Dengan dapat diprediksinya dampak tersebut, maka dampak negatif dapat dihindari dan dampat positif dapat dimaksimalkan. Amdal sebagai alat pengendali artinya masalah atau dampak dapat dikendalikan dan diminimalisir, misalnya dengan pemberian pembatasan seperti sanksi. Amdal sebagai sarana pemantauan maksudnya sebagai alat kontrol dan koreksi terhadap pelaksanaan dan operasi proyek. Dengan menyempurnakan perencanaan program dan pembaharuan program dikemudian hari agar tujuan pengelolaan lingkungan tercapai.

2.4 Kesejahteraan Sosial

2.4.1 Pengertian Kesejahteraan Sosial

  Secara yuridis konsepsional, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam UU No. 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai berikut :

  “Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya

  .” Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan berbagai upaya, program dan kegiatan yang disebut

  “Usaha Kesejahteraan Sosial” baik yang dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat. UU No.11 Tahun 2009 dalam pasal 4, juga menjelaskan secara tegas tugas serta tanggung jawab pemerintah di bidang kesejahteraan sosial yang meliputi :

  1. Menetapkan garis kebijaksanaan di bidang kesejahteraan sosial.

  2. Mengembangkan kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial masyarakat.

  3. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha-usaha kesejahteraan sosial (Depsos, 2009).

  Untuk melaksanakan ketiga tugas pokok tersebut maka pemerintah menyelenggarakan usaha-usaha di bidang kesejahteraan sosial sebagai berikut :

  1. Bantuan sosial kepada warga masyarakat yang kehilangan peranan sosial akibat lain.

  2. Menyelenggarakan sistem jaminan sosial.

  3. Bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial.

  4. Pengembangan dan penyuluhan sosial dan menyelenggarakan pendidikan dan latihan khusus untuk membentuk tenaga tenaga ahli dan keahlian di bidang kesejahteraan sosial. Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum memperoleh pelayanan sosial dari negara. Akibatnya, masih ada warga negara yang mengalami hambatan pelaksanaan fungsi sosial sehingga tidak dapat menjalani kehidupan secara layak dan bermartabat.

  Menurut Kolle dalam bintarto, kesejahteraan dapat diukur dari beberapa aspek kehidupan:

  1. Dengan melihat kualitas hidup dari segi materi, seperti kualitas rumah, bahan pangan dan sebagainya;

  2. Dengan melihat kualitas hidup dari segi fisik, seperti kesehatan tubuh, lingkungan alam, dan sebagainya;

  3. Dengan melihat kualitas hidup dari segi mental, seperti fasilitas pendidikan, ligkungan budaya, dan sebagianya;

  4. Dengan melihat kualitas hidup dari segi spiritiual, seperti moral, etika, keserasian penyesuaian, dan sebagainya.

2.4.2 Tujuan Kesejahteraan Sosial

  Berdasarkan Pasal 3 UU Nomor 11/2009, penyelenggaraan kesejahteraan sosial bertujuan:

  1. Meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup;

  2. Memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian;

  3. Menigkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menagani masalah kesejahteraan sosial;

  4. Menigkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggara kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan

  5. Meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggara kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan 6. Meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

  Pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana diatur dalam UU Nomor

  11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan layak dan bermartabat, serta untuk memenuhi hak atas kebutuhan dasar warga negara demi tercapainya kesejahteraan sosial, negara menyelanggarakan pelayanan dan pengembangan kesejahteraan sosial secara terencana,terarah, dan berkelanjutan.

  Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan perwujudan dari upaya mencapai tujuan bangsa yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sila kelima pancasila menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia, dan pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan keadilan sosial.

2.5 Kerangka Pemikiran

  Kehadiran perusahaan dipastikan melahirkan cost yang harus ditanggung masyarakat sebagai akibat dari berbagai bentuk pencemaran yang ditimbulkan aktivitas ekonomi perusahaan sebagaimana telah dikemukakan. Oleh karena itu, cost tersebut harus diimbangi dengan benefit bagi masyakat setempat.

  Salah satu keuntungan kehadiran perusahaan ialah membawa angin segar bagi perkembangan daerah tersebut. Harapan akan peningkatan taraf hidup menjadi harapan penduduk sebagai dampak kehadiran perusahaan. Kerugian yang didapat ketegangan, konflik dan kekerasan. Kerugian lainnya, aktivitas industri berbagai polusi, seperti polusi tanah, air, udara maupun suara.

  Salah satu perusahaan yang hadir di tengah masyarakat Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara yaitu PT. Sarulla Operation Ltd (SOL). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap kehadiran PT. SOL. Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap kehadiran PT. SOL dapat dilihat dari tingkah laku balasan atau tindakan masyarakat yang merupakan wujud dari persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat dimana persepsi masyarakat meliputi pengetahuan masyarakat tentang tujuan dan manfaat kehadiran perusahaan di tengah-tengah masyarakat. Sikap masyarakat meliputi penilaian, penolakan atau penerimaan masyarakat tentang kegiatan ataupun program dari program maupun kegiatan dari perusahaan untuk lingkungan ataupun dari masyarakat untuk lingkungan dan sponsor nya dari perusahaan. Masyarakat yang menerima kehadiran perusahaan akan dapat memahami akan nilai positif atau negatif dari kegiatan atau program-program perusahaan untuk masyarakat di Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara.

  BAGAN ALIR PIKIR Perusahaan Masyarakat Kecamatan Pahae Julu Respon Masyarakat Kecamatan

Pahae Julu Terhadap Kehadiran

PT. SOL

  Persepsi meliputi :

  1. Pengetahuan masyarakat kecamatan pahae julu terhadap kehadiran PT.SOL

  2. Pengetahuan masyarakat terhadap tujuan kehadiran PT SOL di kecamatan Pahae Julu

  3. Atensi Sikap, meliputi :

  1. Penilaian masyarakat kecamatan Pahae Julu tentang kehadiran PT.SOL

  2. Penolakan atau Penerimaan keberadaan PT.SOL di Kecamatan Pahae Julu.

  3. Mengharapkan atau menghindari kegiatan Partisipasi, meliputi :

  1. Ikut melaksanakan program atau kegiatan dari Perusahaan

  2. Menilai maupun mengevaluasi setiap program ataupun kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan

  3. Memelihara sarana maupun prasarana

  

1. Repon Positif

  

2. Respon Negatif

2.6 Definisi Konsep dan Defenisi Operasional

2.6.1. Defenisi Konsep

  Defenisi Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan berbagai peristiwa, obyek, kondisi, situasi dan hal-hal lain yang sejenis. Konsep diciptakan dengan mengelompokkan obyek-obyek atau peristiwa- peristiwa yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta mengindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan (Silalahi, 2009 : 112).

  Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang dijadikan obyek penelitian, maka seorang peneliti harus menegaskan dan membatasi makna-makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan definisi konsep. Secara sederhana definisi disini diartikan sebagai batasan arti. Definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitan (Siagian, 2011:38).

  Adapun yang menjadi batasan konsep dalam penelitian ini adalah:

  1. Respon adalah suatu tanggapan, tingkah laku atau sikap yang berwujud baik, pemahaman yang mendetail, penilaian, pengaruh, penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada suatu fenomena.

  2. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.

  3. PT. SOL Ltd bukanlah suatu lembaga yang khusus bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tetapi PT. SOL Ltd adalah sebuah lembaga komersil yang berkewajiban berpartisipasi memperbaiki kondisi sosial dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan perusahaan.

  4. Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara adalah lokasi Perusahaan PT. SOL Ltd berdiri.

2.6.2 Definisi Operasional

  operasi yang lengkap tentang apa yang harus diamati dan bagaimana mengamatinya dengan memiliki rujukan-rujukan empiris. Bertujuan untuk memudahkan penelitian dalam melaksanakan penelitian di lapangan. Maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang menggambarkan tentang apa yang harus diamati (Silalahi, 2009:120).

  Definisi operasional sering disebu sebagai suatu proses operasionalisasi konsep, yang berarti menjadikan konsep yang semula bersifat statis menjadi dinamis. Jika konsep sudah bersifat dinamis, maka akan memungkinkan untuk dioperasikan. Wujud operasionalisasi konsep adalah dalam bentuk sajian yang benar-benar terperinci, sehingga makna dan aspek-aspek yang terangkum dalam konsep tersebut terangkat dan terbuka (Siagian, 2011 :141).

  Adapun yang menjadi defenisi operasional dalam respon masyarakat kecamatan pahae julu terhadap kehadiran PT. SOL Ltd di Kecamatan Pahae Julu Kabupaten Tapanuli Utara dapat diukur dari:

  1. Sikap masyarakat kecamatan pahae julu terhadap kehadiran PT. SOL Ltd meliputi: a. Penilaian adalah pengetahuan/informasi yang dimiliki masyarakat Kecamatan Pahae Julu terhadap kehadiran PT.SOL Ltd.

  b. Penolakan atau penerimaaan adalah hubungan rasa senang/tidak senangnya masyarakat kecamaatan pahae julu dengan kehadiran PT.

  SOL Ltd.

  c. Mengharapkan atau menghindari adalah kesiapan masyarakat kecamatan pahae julu untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan

  2. Persepsi atau pemahaman masyarakat kecamatan pahae julu dengan kehadiran PT. SOL Ltd, meliputi : a. Pengetahuan masyarakat pahae julu tentang kehadiran PT. SOL Ltd.

  b. Pemahaman masyarakat pahae julu tentang tujuan kehadiran PT. SOL Ltd.

  c. Atensi adalah suatu proses penyeleksian masyarakat Kecamatan Pahae Julu terhadap kehadiran PT. SOL Ltd.

  3. Partisipasi masyarakat kecamatan pahae julu terhadap keberadaan PT.SOL Ltd di Kecamatan Pahae Julu, meliputi :

  a. Melaksanakan adalah masyarakat kecamatan pahae julu berperan serta dalam melaksanakan program-program maupun kegiatan dari PT.SOL Ltd.

  b. Memilihara adalah masyarakat kecamatan pahae julu berperan serta dalam memelihara sarana dan prasarana agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. c. Menilai adalah masyarakat Kecamatan Pahae Julu berperan serta dalam menilai atau mengevaluasi hasil kegiatan maupun program PT.SOL Ltd di tengah-tengah masyarakat.

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karet Alam - Preparasi dan Karakterisasi Liquid Natural Rubber (LNR) Sebagai Kompatibiliser Untuk Meningkatkan Sifat Mekanik dan Sifat Termal Kompon Karet Alam

0 1 27

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Preparasi dan Karakterisasi Liquid Natural Rubber (LNR) Sebagai Kompatibiliser Untuk Meningkatkan Sifat Mekanik dan Sifat Termal Kompon Karet Alam

0 0 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapitalisme 2.1.1 Pengertian Kapitalisme - Dampak Jejaring Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Eceran (Studi Korelasi di Kelurahan Padang Bulan, Kota Medan)

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Dampak Jejaring Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Eceran (Studi Korelasi di Kelurahan Padang Bulan, Kota Medan)

0 0 23

Dampak Jejaring Indomaret Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Eceran (Studi Korelasi di Kelurahan Padang Bulan, Kota Medan)

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respon - Respon Calon Peserta Terhadap Tata Cara Pngurusan Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan

0 1 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang - Respon Calon Peserta Terhadap Tata Cara Pngurusan Kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Kantor Cabang Utama Medan

0 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Anak 2.1.1. Pengertian anak - Faktor Dominan Penyebab Anak Menjadi Anak Jalanan di Kota Binjai

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Faktor Dominan Penyebab Anak Menjadi Anak Jalanan di Kota Binjai

0 0 9

A. Identitas dan karakteristik responden - Respon Masyarakat Kecamatan Pahae Julu Terhadap Kehadiran Pt. Sarulla Operation Limited (SOL) di Kabupaten Tapanuli Utara

0 0 17