BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Redesign Pakaian Pelindung Dingin Pekerja Cold Storage Di Pt Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan Berdasarkan Insulation Required (Ireq) Dan Metode Value Engineering

  

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PerusahaanPTCharoen Phokphand Indonesia

  Meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia pertahun hingga tahun 2014 menjadi langkah utama PT Charoen Pokphand Indonesia Food

  

Division semakin berpacu dalam bisnis makanan olahan. Hal ini disebabkan

  karena banyaknya permintaan konsumen akan kebutuhan pangan di pangsa pasar semakin bertambah, dan hal inilah yang mendorong PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division semakin di depan dan menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam.

  PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengembangkan bisnis dibidang industri pengolahan makanan berbahan baku ayam dengan membuka pabrik pertamakali di daerah Cikande yang merupakan salah satu pabrik pengolahan ayam termodern di Indonesia yang juga merupakan pusat dari PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yang ada di Indonesia kemudian membuka cabang di Salatiga, Surabaya dan Medan.

  Untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang khususnya produk olahan ayam beku, sudah dibuka beberapa pabrik yang tersebar di Indonesia. Salah satunya PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division dibangun di Medan pada tahun 2011 bulan 5, berkedudukan di Jalan Pulau Solor No. 2, Kawasan Industri Medan II, Pada awal produksi di Medan, PT Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionini terdiri dari tiga plant utama yaitu Cut Up,

  

Further Processing ,dan Sausage Plant. Cut Up melakukan kegiatan pemotongan

  ayamdan menghasilkan daging ayam, sedangkan Sausage Plant dan FurtherProcessing Plant menghasilkan daging ayam lanjutan.

  PT Charoen Pokphand Indonesia memiliki visi dan misi dalam menjalankan usahanya. Visi dari PT Charoen Pokphand Indonesia adalah:

  1 Menjadi produsen kelas dunia dalam bidang makanan olahan dari daging ayam khususnya dan bahan lain umumnya.

  2 Menjadi perusahaan yang bertanggung jawab, peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan di dalam menjalankan kegiatan tersebut.

  Adapun misi dari PT Charoen Pokphand Indonesia untuk mewujudkan visi tersebut adalah :

  1 Membantu meningkatkan kualitas bangsa Indonesia dan dunia serta memuaskan pelanggan dan pemegang saham dengan memproduksi makanan olahan bermutu tinggi, halal, dan aman untuk dikonsumsi dengan menerapkan GMP (Good Manufacturing Procedures), SSOP (Sanitation Standard

Operating Procedures ), Sistem Jaminan Halal, HACCP, dan ISO 9001:2008.

  2 Menjaga dan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian hidup sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

  Produk PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan produk dengan kualitas terbaik, dimulai dengan proses pemilihan bahan baku ayam yang memenuhi standard ayam yang sehat, bebas dari segala penyakit, proses pemotongan dan pembersihan ayam yang dilakukan dengan halal dan hygienis, juga proses pengolahan yang diawasi secara ketat dan sesuai dengan standard makanan yang bermutu tinggi,sampai pada kemasan dan kualitas kontrol, serta distribusi yang dilakukan oleh sumberdaya manusia yang terbaik, didukung oleh mesin-mesin yang modern dan berteknologi tinggi. PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division, memproduksi dan men-supply produk yang bermutu tinggi untuk keperluan industri makanan di Indonesia seperti KFC, CFC, Wendys dan restaurant lain. PT Charoen Pokphand Indonesia

  

Food Division , sangat mengutamakan kebersihan dan kualitas dari produk yang

  dihasilkan, untuk itu masalah sanitasi dan hygenis serta jaminan halal sangat diutamakan, untuk menghasilkan produk bermutu tinggi dan memenuhi harapan serta kebutuhan pelanggan.

  PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengeluarkan kebijakan mutu yang merupakan kebijakan perusahaan yaitu: Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, halal dan aman untuk dikonsumsi dalam rangka pencapaian visi & misi perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan kepuasan kepada pelanggan. Menggalang kerjasama, partisipasi aktif dan positif semua karyawan dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu kerja secara terus- menerus. Seuai dengan motto “A Tradition of Quality

2.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha

  Ruang lingkup bidang usaha pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food

  Division adalah :

  1. PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division merupakan industry manufaktur yang memproduksi makanan olahan daging ayam yaitu sausage dan further.

2. Bahan baku utama adalahayam yang sudah beku yang berasal dari PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division dari Cikande dan Salatiga.

  2.3 Lokasi Perusahaan

  PT Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionmerupakan industri yang bergerak dalam bidang pemotongan dan pengolahandaging ayam. Industri ini terletak di Jalan Pulau Solor No. 2 Desa Saentis, Kawasan Industri Medan Tahap

  II, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.Bangunan PT Charoen Pokphand IndonesiaFood Divisionterdiri dari dua lantai. Pada lantai pertama terdapat kantor Personalia,Product Development and

  

Quality Control , ruang rapat, gudang, dan ketigaPlant di atas. Selain itu, di

  perusahaan juga terdapat satu pos satpam di pintugerbang masuk, kantin, dan masjid.

  2.4 Daerah Pemasaran

  Pasar merupakan tempat bertemunya antara produsen dan konsumen untuk melakukan proses transaksi atas suatu barang atau jasa. Pemasaran adalah suatu fungsi yang mencerminkan cara bagaimana memperlakukan pasar dan produk sehingga dapat memenuhi tujuan dalam memuaskan kebutuhan konsumen. adalahKFC, CFC, Wendys dan restaurant lainnya yang berada diwilayah Sumatera, untuk Sumatera bagian Utara, PT Charoen Pokphand Indonesia Food

  

Division ini men-supply pada daerah Aceh, Batam, Medan, sedangkan untuk

Sumatera bagian Selatan terdapat daerah Palembang, Jambi, dan Lampung.

2.5 Organisasi dan Manajemen

2.5.1 Struktur Organisasi Perusahaan

  Struktur organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division menggunakan strukturorganisasi staf dan lini, yaitu suatu bentuk struktur organisasi dimana wewenang mengalir dari pimpinan kepada bawahannya dan dari bawahan ini kepada bawahannya lagi yaitu dimana perusahaan dipimpin olehPlant Head.

  Bentuk atau hubungan garis ditunjukkan dengan adanya spesialisasi atau pembagian tugas setiap unit organisasi (departemen) sehingga pelimpahan wewenang dari pimpinan dalam bidang pekerjaan tertentu dapat langsung dilimpahkan kepada departeman yang menangani pekerjaan tersebut. Yang termasuk dalam garis hubungan lini adalah Plant Head dengan Plant Manager. Sedangkan bentuk fungsional merupakan hubungan kinerja yang diatur berdasarkan pengelompokkan aktivitas dan tugas yang sama untuk membentuk unit-unit kerja. Hubungan fungsional dijumpai pada hubungan Further Manager,

  

Sausage Manager , Cut Up Manager, Warehouse Manager, Engineering

Manager, PPIC Manager, Purchasing Manager, Finance & Accounting

  

Manager, dan Personal & General Affair Manager. Berikut ini merupakan

struktur organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division.

  Plant Head Plant Manager

  Purchasing Supervisor

  Affair Foreman

  Foreman Personal & General

  Foreman Finance & Accounting

  Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Purchasing

  PPIC Foreman

  Engineering Foreman

  Warehouse Foreman

  Cut Up Foreman

  Sausage Foreman

  Further Foreman

  Personal & General Affair Supervisor

  Finance & Accounting Supervisor

  PPIC Supervisor

  Further Manager

  Engineering Supervisor

  Warehouse Supervisor

  Cut Up Supervisor

  Sausage Supervisor

  Further Supervisor

  Personal & General Affair Manager

  Finance & Accounting Manager

  Purchasing Manager

  PPIC Manager

  Engineering Manager

  Warehouse Manager

  Cut Up Manager

  Sausage Manager

  

Gambar 2.1Struktur Organisasi PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division

Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan

2.5.2 Pembagian Tugas & Tanggung Jawab

  Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda- bedatersebut saling diintegrasikan (koordinasi). Dalam menjalankan aktivitas sehari - hari pada suatu organisasi dibutuhkan personil - personil untuk menduduki jabatan tertentu yang mampu menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang dibebankan sesuai dengan jabatan tersebut. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing jabatan pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food Divisionadalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

  No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab a.

  Memimpin, mengkoordinir dan Bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan tugas para kepada presiden Kepala Unit manager bagian.

  1 direktur (pimpinan

  (Plant Head) b.

  Merencanakan dan menerapkan perusahaan induk) atas kebijaksanaan mengenai perbaikan dan jalannya perusahaan.

  a.

  Merencanakan dan mengatur jadwal produksi untukk semua jenis produk agar tidak terjadi kelebihan atau kekurangan persediaan di gudang.

  b.

  Mengatur pengalokasian sumber daya Bertanggung jawab produksi seperti jam kerja mesin, jam terhadap kelancaran kerja operator, pengiriman bahan baku proses produksi mulai yang berhubungan dengan proses dari penerimaan bahan 2 Plant Manager produksi. baku sampai proses c. Melakukan pengawasan dan pengendalian produksi hingga produksi agar hasil produksi sesuai dengan menjadi produk akhir. spesifikasi dan standart mutu yang telah ditetapkan.

  d.

  Merencanakan perawatan mesin-mesin agar dapat beroperasi dengan lancar.

  e.

  Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakaian bahan baku.

  a.

  Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan Bertanggung jawab spesifikasi dan standard mutu yang telah kepada plant manager

  Further ditentukan. atas pelaksanaan

  3 Manager

  b. kegiatan produksi Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan further. penolong dan bahan-bahan lainnya dalam

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

  No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab c.

  Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

  d.

  Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya dalam produksi further.

  Further e.

  Mengawasi jalannya produksi further

  3 Manager sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

  f.

  Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

  g.

  Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

  b.

  Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan

  Bertanggung jawab lainnya dalam produksi sausage. kepada plant manager c. atas pelaksanaan

  Mengawasi jalannya produksi sausage sesuai dengan program produksi yang kegiatan produksi telah ditetapkan. sausage.

  d.

  Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

  e.

  Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan.

  b.

  Mengawasi dan mengkoordinir Bertanggung jawab pengelolaan persediaan bahan baku, kepada plant manager bahan penolong dan bahan-bahan

  5. Cut Up Manager atas pelaksanaan lainnya dalam proses cut up. kegiatan cut up.

  c.

  Mengawasi jalannya sesuai dengan program produksi yang telah ditetapkan.

  d.

  Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

  No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab a.

  Membuat laporan penerimaan persediaan Bertanggung jawab atas dan pengeluaran bahan baku di gudang. pengaturan persediaan b. Mengkoordinir dan mengawasi

  Warehouse

  bahan baku, produk jadi 6. pengelolaan persediaan bahan baku di

  Manager

  dan bahan penolong di gudang. gudang.

  c.

  Bertanggung jawab atas sarana dan prasarana pendukung di gudang.

  a.

  Membuat jadwal pemeliharaan dan perbaikan terhadap mesin-mesin yang ada dalam pabrik.

  b.

  Mengeluarkan perintah kerja kepada maintenance section head untuk Bertanggung jawab melakukan perbaikan pada mesin-mesin kepada plant manager

  Engineering berdasarkan jadwal permintaan 7.

  atas kondisi mesin-mesin Manager perbaikan dari masing-masing operator. dan peralatan produksi.

  c.

  Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

  d.

  Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin.

  a.

  Membuat daftar rencana produksi pembuatan sausage dan further.

  b.

  Melakukan koordinasi dengan pihak marketing dalam pembuatan sales Bertanggung jawab

  8. PPIC Manager forecast. kepada plant manager c.

  Melakukan koordinasi dengan pihak warehouse raw material tentang jumlah bahan baku di gudang.

  a.

  Membantu plant manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan

  Bertanggung jawab dengan pembelian, penyimpanan dan Manager kepada plant manager, pendistribusian bahan-bahan yang

  Pembelian bagian ini bertugas 9. digunakan perusahaan.

  (Purchase membantu plant manager b.

  Merencanakan sistem pengadaan dan

  Manager )

  dalam bidang kegiatan persediaan bahan. pembelian c. Mempersiapkan permintaan kebutuhan akan barang dan menentukan standard harga bahan.

  a.

  Merencanakan dan mengawasi perencanaan kegiatan akuntansi dari Manager

  Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan. Akuntansi dan penentuan biaya b. Membantu head of unit dalam

  Keuangan perusahaan seperti biaya 10. melaksanakan anggaran perusahaan.

  (Finance and produksi dan biaya c.

  Memberikan laporan keuangan kepada

  Accounting administrasi.

  pihak pemerintah untuk menetapkan

  Manager )

  besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan.

  Bertanggungjawab Personalia and a.

  Merencanakan perekrutan karyawan terhadap disiplin kerja

  11. General Affair sesuai dengan kebutuhan masingmasing karyawan.

  Manager ) departemen.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan) No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab c.

  Mengatur kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan

  Bertanggung jawab Personalia and berdisiplin. terhadap disiplin kerja

  11. General Affair d.

  Menampung dan mencari keluhan karyawan.

  Manager ) karyawan.

  e.

  Mengatur dan merencanakan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

  a. Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang telah ditetapkan. b Membuat laporan produksi further secara

  Further periodik mengenai pemakaian bahan dan Bertanggung jawab 12. Supervisor jumlah produksi. kepada further manager

  c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi further untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi sausage yang telah ditetapkan. b Membuat laporan produksi sausage

  Sausage secara periodik mengenai pemakaian Bertanggung jawab 13. Supervisor bahan dan jumlah produksi. kepada sausage manager

  c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program proses cut up yang telah ditetapkan. b Membuat laporan proses cut up secara

  Cut Up periodik mengenai pemakaian bahan dan Bertanggung jawab 14. Supervisor jumlah proses. kepada cut up manager

  c Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Membuat laporan penerimaan persediaan dan pengeluaran bahan baku Bertanggung jawab atas Warehouse di gudang.

  15. sarana dan prasarana

  Supervisor b Mengkoordinir dan mengawasi pendukung di gudang.

  pengelolaan persediaan bahan baku di gudang.

  a.

  Mengeluarkan perintah kerja kepada Bertanggung jawab

  Engineering engineering foreman untuk melakukan masing-masing operator.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

  Finance & Accounting Supervisor

  Merencanakan dan mengatur produksi further perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku,

  a.

  Further Foreman

  Bertanggung jawab langsung kepada Personalia and General Affair Manager 21.

  Melaksanakan perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen. b Mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan karyawan dan menciptakan suasana kerja yang nyaman dan berdisiplin. c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

  Supervisor a.

  20. Personalia and General Affair

  Bertanggung jawab kepada Finance & Accounting Supervisor manager

  a. Melaksanakan perhitungan akuntansi terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan. b Melaksanakan pembayaran transfer dana terhadap pembelian bahan baku dan asset perusahaan. c Melaksanakan penerimaan pembayaran atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi. d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.

  Bertanggung jawab kepada purchasing manager, bagian ini bertugas membantu purchasing manager dalam bidang kegiatan pembelian 19.

  No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab 16.

  Membantu purchasing manager dalam melaksanakan serta mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan dan pendistribusian bahan-bahan yang digunakan perusahaan. b Membantu purchasing manager melaksanakan perencanaan sistem pengadaan dan persediaan bahan.

  Supervisor a.

  18. Purchasing

  Bertanggung jawab kepada PPIC manager

  17. PPIC Supervisor a Mengontrol stock produksi pada raw material. b Mengontrol stock produksi pada finish goods.

  Bertanggung jawab kepada engineering manager.

  d. Menentukan prioritas kerja dan progressing perbaikan mesin.

  c. Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

  Engineering supervisor

  Bertanggungjawab kepada further supervisor atas pelaksanaan kegiatan c Mengawasi jalannya produksi sesuai dengan program produksi further yang telah ditetapkan.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

  No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

  d Membuat laporan produksi further secara periodik mengenai pemakaian bahan dan Bertanggung jawab jumlah produksi.

  Further

  kepada further supervisor 21. e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan

  Foreman

  atas pelaksanaan kegiatan produksi further untuk mengetahui produksi further. kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Merencanakan dan mengatur produksi sausage perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan

  Bertanggung jawab lainnya. kepada sausage

  Sausage c Mengawasi jalannya produksi sesuai 22.

  supervisor atas

  Foreman dengan program produksi sausage yang

  pelaksanaan kegiatan telah ditetapkan. produksi sausage. d Membuat laporan produksi sausage secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan produksi sausage untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  a.

  Merencanakan dan mengatur proses cut up perusahan agar sesuai dengan spesifikasi dan standard mutu yang telah ditentukan. b Mengawasi dan mengkoordinir pengelolaan persediaan bahan baku, bahan penolong dan bahan-bahan lainnya. Bertanggung jawab

  

Cut Up c Mengawasi jalannya proses sesuai kepada cut up supervisor

23. Foreman dengan program proses cut up yang telah atas pelaksanaan kegiatan ditetapkan. proses cut up.

  d Membuat laporan proses cut up secara periodik mengenai pemakaian bahan dan jumlah produksi. e Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan proses cut up untuk mengetahui kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan.

  24.

  a. Bertanggung jawab

  Warehouse

  Melakukan penerimaan bahan baku dan

  Foreman membuat laporan dan dokumen kepada warehouse

  penerimaan bahan baku. supervisor gudang serta mengatur tata cara pengeluaran dan pemakaian bahan baku. c Membuat laporan atas penerimaan dan pemakaian bahan baku.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan)

  No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab

  d Melakukan penerimaan produk jadi serta membuat laporan dan dokumen penerimaan produk jadi. e Mengatur penyimpanan produk jadi ke gudang dan mengatur pengeluaran dan pengiriman ke costumer. f Membuat laporan atas penerimaan dan pengeluaran produk jadi tersebut.

  Warehouse g Melakukan pengawasan terhadap 24.

  pengeluaran barang dan komponen

  Foreman mesin dari gudang penyimpanan.

  h Melakukan pengawasan terhadap penimbangan bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik. i Melakukan pencatatan terhadap jenis dan jumlah bahan baku, produk jadi yang masuk maupun yang keluar dari pabrik.

  a. Mengeluarkan perintah kerja kepada karyawan maintenance untuk melakukan perbaikan pada mesin-mesin dan peralatan berdasarkan jadwal permintaan perbaikan dari masing- masing operator.

  Bertanggung jawab

  Engineering b Mengawasi langsung perbaikan dan 25.

  terhadap Engineering

  Foreman pergantian komponen-komponen alat-

  Supervisor alat mekanik maupun electrical dalam plant. c Melatih dan mengawasi keterampilan karyawan yang bekerja di bagian maintenance agar mahir dan dapat bekerja dengan baik.

  a.

  Mengawasi karyawan dalam mengontrol raw material. Bertanggung jawab

  26. PPIC Foreman b Mengawasi karyawan dalam mengontrol kepada PPIC Supervisor finish goods a. Mengawasi pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, Purchasing Foreman

  Purchasing penyimpanan dan pendistribusian bahan- bertanggung jawab 27. Foreman bahan yang digunakan perusahaan. kepada purchasing

  b Mengawasi sistem pengadaan dan supervisor persediaan bahan.

  Finance & a.

  Mengawasi pelaksanakan pembayaran Bertanggung jawab transfer dana terhadap pembelian bahan

  Accounting 28.

  kepada Finance & Foreman baku dan asset perusahaan. atas penjualan pakan dan juga hasil sampingan produksi. d Melaksanakan perhitungan dan pembayaran upah dan lembar kerja karyawan.

Tabel 2.1. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab (Lanjutan) No. Jabatan Uraian Tugas dan Wewenang Tanggung Jawab a.

  Mengawasi perekrutan karyawan sesuai dengan kebutuhan masing-masing departemen.

  Bertanggung jawab Personalia and b Mengawasi kegiatan yang berhubungan langsung kepada

  29. General Affair dengan karyawan dan menciptakan Personalia and General

  Foreman suasana kerja yang nyaman dan Affair Supervisor

  berdisiplin. c Mengawasi pelaksanaan training untuk peningkatan ketrampilan karyawan.

2.5.3 Jumlah Tenaga Kerja & Jam Kerja

  Tenaga Kerja yang bekerja pada PT Charoen Pokphand Indonesia Food

  Division sebanyak 465 orang.Dalam memelihara ketertiban dan kedisiplinan kerja

  setiap perusahaan mengeluarkan tata tertib/peraturan kerja yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan perusahaan, termasuk dalam penetapan jam kerja.

  PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division mengatur waktu kerja sesuai dengan perundang-undangan tenaga kerja (dari Depnaker), yaitu: 40 jam seminggu (5 hari seminggu). Setiap harinya rata-rata karyawan yang bekerja 7 jam. Apabila keadaan mendesak dan memerlukan jam kerja yang melebihi jam kerja normal, maka perusahaan memberikan upah lembur.

  Ketentuan jam kerja di PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division diatur menurut aturan shift a Berikut jam kerja pada bagian administrasi dan kantor dapat dilihat pada Tabel

  2.2

  

Tabel 2.2Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Administrasi

Hari Jam Kerja (WIB) Jam Istirahat (WIB)

  Senin – Jumat 08.00 – 16.00 12.00 – 13.00

  Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan

  b Berikut jam kerja pada bagian produksi dapat dilihat pada Tabel 2.3

  

Tabel 2.3Sistem Pembagian Jam Kerja Bagian Produksi

Hari Shift Jam Kerja (WIB) Istirahat (WIB)

  I 23.00-07.00 04.00 - 05.00 Senin - Sabtu

  II 07.00-15.00 12.00 - 13.00

  III 15.00-23.00 20.00 - 21.00

  Sumber: PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division Medan

  c Jam kerja pada bagian keamanan Untuk bagian keamanan, dibagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 5 orang dan melakukan penjagaan bergantian setiap 12 jam sekali dimulai dari :

  • Jam 08.00 – 20.00
  • Jam 20.00 – 07.00

2.5.4 Sistem Pengupahan & Fasilitas Lainnya

  Sistem pengupahan pada PT Charoen Pokhpand Indonesia Food Division adalah sebagai berikut:

  1. Upah diberikan sesuai dengan UMR yang berlaku.

  2. Pemberian upah ditetapkan setelah melihat jam kerja, hari kerja, kerja lembur dan berdasarkan golongan.

  3. Sistem pengupahan karyawan perusahaan di bagi atas : a Gaji tetap untuk karyawan tetap. b Gaji harian untuk karyawan harian. c Gaji borongan untuk karyawan borongan 4. Upah Pokok

  Pengupahan pada perusahaan ini adalah berdasarkan upah bulanan. Besarnya upah disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing karyawan, serta latar belakang pendidikan dan pengalaman. Upah tersebut diberikan untuk masa 21 hari kerja rata-rata dalam sebulan dengan waktu kerja rata-rata 8 jam dalam sehari.

  5. Untuk pekerja lembur, dibagi dalam 2 golongan yaitu : a Golongan pekerja yang levelnya dibawah level supervisor, akan mendapat kompensasi kerja lembur sesuai dengan peraturan yang berlaku. b Golongan pekerja yang levelnya setaraf atau diatas supervisor, tidak akan memperoleh pembayaran uang lembur lagi, karena sudah termasuk di

  • Apabila kerja lembur dilakukan pada hari biasa maka untuk jam lembur, peraturannya adalah sebesar 1 ½ x upah sejam.
  • Untuk jam kerja lembur yang dilakukan pada hari bukan hari biasa untuk jam lembur peraturannya adalah sebesar 2 x upah sejam.Disamping pemberian gaji pokok dan upah lembur, juga diberikan uang makan,uang pengobatan, dan asuransi tenaga kerja.

  Selain pemberian kompensasi/upah, perusahaan juga memberikan berbagai insentif bagi karyawan, seperti:

1. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai masa kerja 1 tahun penuh secara terus menerus biasanya dalam 1 bulan upah.

  2. Memberikan THR (Tunjangan Hari Raya) untuk pekerja yang mempunyai masa kerja belum mencapai satu tahun, maka biasanya tunjangan ditetapkan menurut perhitungan banyaknya bulan selama yang bersangkutan bekerja dibagi 12 dan dikalikan upah perbulan.

  3. Bonus tahunan akan diberikan berdasarkan kemampuan perusahaan dan sepenuhnya ditetapkan oleh perusahaan dengan memperhatikan prestasi kerja masing-masing karyawan.

  4. Tunjangan makan diberikan kepada pekerja perbulan, sesuai dengan kemampuan perusahaan, dan dibayar bersama-sama dengan pembayaran upah pekerja.

  5. Memperhatikan kebutuhan rohani karyawan.

  6. Perusahaan menyediakan tempat ibadah dan memberikan kesempatan kepada 7.

  Adanya jaminan kesehatan dan kesejahteraan karyawan.

  Jaminan kesehatan antara lain : 1. Cuti sakit.

  2. Cuti khusus, karena perkawinan atau musibah.

  3. Mewaji 4. bkan karyawan masuk ASTEK (Asuransi Tenaga Kerja).Tunjangan Proyek.

  5. Tunjangan Kemalangan.

  Perusahaan memberikan fasilitas kerja kepada karyawan, seperti: 1. Memberikan pakaian kerja kepada setiap tenaga kerja dalam setahun.

  2.

3. Menyediakan perlengkapan kesehatan dan keselamatan kerja yang diperlukan para karyawan, seperti sarung tangan, masker dan penyumbat telinga.

2.6 Proses Produksi

2.6.1 Bahan yang Digunakan

2.6.1.1 Bahan Baku

  Bahan baku utama yang digunakan di PT Charoen Pokphand Indonesia

  

Food Division , Medan adalah daging ayam. Daging ayam merupakan bahan

  pangan yang bernilai gizi tinggi karena kaya akan protein, lemak, mineral serta zat lainnya yang sangat dibutuhkan tubuh, sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan kualitas daging ayam yang dilakukan melalui pengolahan atau kebusukan selama penyimpanan dan pemasaran.

  Sumber daging ayam yang diperoleh PT Charoen Pokphand Indonesia Medan saat ini masih berasal dariSlaughter House(Rumah Potong Hewan) PT Charoen Pokphand yang berada di Cikande dan Salatiga karena PT Charoen Pokphand Indonesia Medan belum memiliki Slaughter House. PT Charoen Pokphand Indonesia Medan menerima daging ayam berupa Griller, yaitu daging ayam bulat tanpa bulu, kepala, ceker dan isi perut.

  Dalam proses pembuatanfurther di PT Charoen Pokphand IndonesiaFood

  

Division tidak lepas dari bahan pendukungnya seperti perekat tepung (batter),

  tepung roti (breading), minyak goreng dan bumbu-bumbu yang didapatkan dari

  

suplier karena PT Charoen Pokphand Indonesia masih belum bisa memproduksi

  bumbu-bumbu tersebut. Selain bumbu bahan penunjang lainnya yang tidak kalah penting adalah kemasan plastik, untuk kemasan ini PT Charoen Pokphand Indonesia masih menggunakan kemasan dari suplier plastik dengan beberapa tipe plastik sesuai dengan kebutuhan pengemasan yang mereka gunakan.

2.6.1.2 Bahan Tambahan

  Bahan tambahan ialah bahan yang ditambahkan secara langsung ke dalam proses produksi dan merupakan komposisi produk untuk memudahkan dan menyempurnakan produk.

  Bahan tambahan pada proses pembuatan sausage(sosis) adalah:

  1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier.

  Premik, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita rasa pada sausage.

  3 Kemasan plastik untuk membungkus sausage.

  4 Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir sausage.

  Bahan tambahan pada proses pembuatan further (nugget) adalah:

  1 Campuran tepung tapioka dan minyak goreng sebagai emulsifier.

  2 Premik, yaitu berupa campuran bumbu-bumbu yang telah diformulasikan di PT Charoen Pokphand Indonesia Pusat di Cikande untuk memberikan cita rasa pada further.

  3

  4 Remah roti (breading)

  5 Kemasan plastik untuk membungkus further.

  6 Karton yang digunakan untuk pengepakan akhir further.

2.6.1.3 Bahan Penolong

  Bahan penolong adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk dan memudahkan dalam melakukan proses. Pada pembuatan

  

sausage maupun further digunakan bahan penolong berupa Sodium Laktat

sebagai bahan pengawet pada daging agar umur simpannya lama.

2.6.2 Uraian Proses

  PT Charoen Pokphand Indonesia bergerak dalam bidang pemotongan dan

  

cut up department , further production, dan sausage production. Proses

pengolahan akan dibedakan berdasarkan ketiga bagian tersebut.

2.6.2.1Departemen Cut Up

  Departemen Cut Upmerupakan tahapan awal dari setiap proses yang terjadi pada PT Chraoen Pokphand Indonesia. PT Chraoen Pokphand Indonesia cabang Medan belum melakukan proses penyembelihan dan pencabutan bulu ayam (evisceration). Bahan baku langsung berupa ayam potong yang sudah dalam beku (griller) didatangkan dari PT Charoen Pokphand Jaya Farm yang berada di Salatiga dan Cikande.

  Uraian proses dari departemen cut up adalah sebagai berikut:

  1 Proses awal dilakukan pengambilan griller dari gudang bahan baku (chiller

  room ) ke departemen cut up

  2 Grillerakan didiamkan secara konvensional (towing) untuk proses drying daging ayam yang dalam keadaan beku selama satu hari.

  3 Selanjutnya ayam dibawa ke mesin Screw Chiller untuk dilakukan proses pencucian dan dilanjutkan dengan proses penirisan pada mesin Drift Drum

  4 Ayam yang telah ditiriskan dibawa ke stasiun pemotongan dimana ayam dipotong menjadi beberapa bagian seperti paha, dada, dan carcassberdasarkan jenis size dan kebutuhan.

  5 Selanjutnya dilakukan proses pemisahan daging dengan tulang (pada bagian tertentu juga dilakukan pemisahan daging dengan kulit sesuai dengan

  6 Bagian-bagian ayam tersebut dipacking menggunakan plastik inner lewat mesin Metal Detector yang kemudian dilakukan penimbangan sesuai kapasitas plastik inner.

  7 Bagian-bagian ayam tersebut dibawa ke chilling roomdan disusun pada rak

  o

  kemudian di bekukan pada mesin ABF hingga suhu -18 C.

  8 Setelah itu ayam ditimbang lagi sesuai ukuran dan masuk kedalam proses packaging sesuai ukuran box dan karung kemudian ayam dalam bentuk

  o

  packaging masuk ke dalam Coldstorage (gudang dengan suhu -18 C).

  Berikut merupakan flowsheet uraian proses pada departemen cut up.

  Berikut Flowsheeturaian proses Departemen Cut Up dapat dilihat pada Gambar 2.2

  

Gambar 2.2Flowsheet Uraian Proses pada Departemen Cut Up

2.6.2.2 Further Production

  Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan further pada PT Charoen Pokphand Indonesia:

  1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu petugas produksi menyiapkan formula untuk pembuatan suatu macam produk further (nugget) dimana petugas mempersiapkan komposisi seasoning (bahan baku berupa tepung) dan premix (bumbu) dari produk yang akan diproduksi.

  2 Selain mempersiapkan seasoning dan premix yang dibutuhkan, petugas juga membuat campuran emulsi yaitu campuran dari kedelai dan air dengan menggunakan mesin bowl cutter. Fungsi dari penggunaan emulsi yaitu untuk mengenyalkan adonan.

3 Daging segar hasil olahan pada departemen cut updimasukkan ke dalam chill

  daging yaitu proses untuk menggiling daging menjadi halus. Proses grinding dilakukan dengan menggunakan mesin autogrind.

  4 Langkah berikutnya yaitu mencampur semua adonan yang telah dipersiapkan seperti seasoning, premix, daging giling, dan emulsi dengan air dan nitrogen.

  Proses mixing tersebut menggunakan mesin unimix dengan kapasitas produksi 250 kg.

  5 Setelah semua adonan tercampur, langkah berikutnya yaitu melakukan

  forming (pencetakan adonan). Terdapat berbagai cetakan yang dipergunakan

  tergantung dengan jenis produk yang akan diproduksi. Proses forming dilakukan dengan menggunakan mesin reforfomer.

  6 Adonan yang telah dibentuk tadi selanjutnya dibaluri dengan tepung breadcrumb atau biasa disebut tepung roti.

  Proses selanjutnya yaitu proses penggorengan. Proses penggorengan terbagi menjadi dua yaitu proses precook dan cook. Pada proses precook adonan digoreng setengah matang, selanjutnya masuk pada proses cook adonan digoreng hingga benar – benar matang. Proses precook dan cook dilakukan pada mesin fryer.

  8 Selanjutnya petugas menyeleksi produk yang telah jadi apakah defect atau tidak. Apabila produk tersebut defect akan dilakukan rework pada mesin

  unimix , yaitu dicampur lagi dengan adonan-adonan yang lain. Produk defect yang direworkmempunyai batasan jumlah pada tiap batch maksimal

  sebanyak 5%.

  9 Langkah berikutnya yaitu memasukkan adonan pada mesin insulated quick

  freeze (IQF) untuk dibekukan. Setelah itu adonan dijalankan oleh conveyor menuju televator untuk dinaikkan menuju mesin MHW. Pada mesin

  MHW adonan ditakar sesuai dengan ukuran per kemasan.

  10 Selanjutnya proses packaging dimana adonan yang telah sesuai takaran tadi dikemas pada kemasan plastic menggunakan mesin Kawasima.

  11 Langkah berikutnya yaitu menimbang kemasan menggunakan mesin check

  weighter , apabila ukuran berat yang tertera tidak sesuai maka produk tersebut

  akan secara otomatis dipisahkan. Produk yang terpisah tadi dilepas kembali kemasannya lalu dijalankan pada conveyor untuk melalui proses penakaran ulang pada mesin MHW.

  12 Apabila produk tersebut sudah sesuai beratnya dengan spesifikasi, maka ditransfer ke warehouse finished product.

  Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan nugget pada PT Charoen Pokphand Indonesia dapat dilihat pada Gambar 2.3

  Membua t campuran emulsi Menyiapkan kuantitas sea sonig dan premix sesua i formula Sta rt Melakukan proses grinding daging seasoning & premix, daging giling, Melakukan proses mixing emulsi, Melakukan forming a donan air,dan nitrogen Melapisi a donan ya ng telah dibent uk Melakukan proses precook a donan denga n tepung breadcrumb Ya Melakukan proses cook adonan Menyeleksi nug get apa kah defect atau t idak Melakukan proses penaka ran nugget Melakukan proses frozen nugget

Tidak

Melakukan proses pa cka ging nug get ke produk apakah sesuai at au tidak Melakukan pengukura n berat dalam kemasan plastik Tidak Melakukan proses pa cka ging produk jadi nugg et ke dalam carton box End

Ya

  

Gambar 2.3Flowchart Proses Produksi Pembuatan Nugget

2.6.2.3 Sausage Production

  Berikut merupakan uraian proses produksi pembuatan sausagepada PTCharoen Pokphand Indonesia:

  1 Tahap pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan formula bahan baku pembuatan sosis, seperti seasoning dan premix sesuai dengan takarannya masing – masing.

  2 Sama seperti proses produksi further, setelah mempersiapkan formula bahan baku, petugas membuat campuran emulsi dan melakukan proses grinding daging.

3 Selanjutnya semua adonan dicampur hingga merata menggunakan air dan nitrogen menggunakan mesin unimix.

  4 Setelah semua bahan tercampur, adonan tadi dicampur atau dicacah kembali pada mesin emulsi fryer, tetapi tanpa menggunakan nitrogen.

  5 Langkah berikutnya adalah mencetak adonan. Adonan tersebut akan otomatis masuk pada pelapis sosis yang disebut casing dengan menggunakan mesin

  6 Lalu adonan sosis dipanggang pada mesin smoke house dengan suhu 80- 100°C

  7 Setelah melalui proses pemanggangan, sosis dipotong sesuai ukuran menggunakan mesin sausage cutter. Apabila ukuran panjang sosis tidak sesuai, maka sosis tersebut akan di-rework pada proses mixing di mesin unimix .

  8 Sosis yang telah dipotong dengan panjang sesuai kriteria tersebut selanjutnya dipacking pada kemasan plastik. Proses packing menggunakan man power, sehingga tidak ada mesin yang digunakan dalam proses packaging tersebut.

  9 Setelah dikemas, produk sosis melalui proses pengepressan kemasan. Proses ini dilakukan pada mesin vacuum pack yang gunanya agar kemasan menjadi kedap udara.

  10 Langkah selanjutnya adalah melakukan proses pembekuan sosis pada mesin

  IQF yang sebelumnya melalui mesin check weighter untuk mengecek berat kemasan yang sebelumnya melalui mesin metal detector.

  11 Kemasan tersebut kemudian dipacking pada kemasan carton box kemudian melalui mesin check weighter untuk mengecek berat selanjutnya ditransferke

  warehouse finished product .

  Berikut merupakan flowchartproses produksi pembuatan sosis pada PT Charoen Pokphand Indonesia. Membua t campuran emulsi Melakukan proses grinding daging Menyiapkan kuantitas sea sonig dan Sta rt Melakukan proses penggilingan adonan Melakukan proses mixing emulsi, premix sesua i for mula daging giling, dan air seasoning & premix, Melakukan proses pemotongan sosis Melakukan proses pemanggangan adonan kembali Ya Melakukan proses pa cka ging apakah reject at au tidak pada kemasa n plast ik Menyeleksi sosis

Tidak

Melakukan proses pr essing kemasa n Melakukan pengukura n ber at apakah sesuai a tau tidak

Ya

Tidak Melakukan proses pa cka ging produk jadi sosis ke dalam carton box Melakukan proses frozen End

2.7 Mesin dan Peralatan

2.7.1 Mesin Produksi

  Mesin produksi adalah semua mesin-mesin yang secara langsung berperan dalam proses produksi. Berikut adalah beberapa mesin yang digunakan oleh PT Charoen Pokphand Indonesia Food Division yaitu : 1.

  Divisi Further

  Tabel 2.4Mesin Produksi Divisi Further Spesifikasi No Mesin Fungsi Merk Daya Asal Jumlah

  400V, 50 Laska Type

  Menggiling ayam Hz, 95

  1. Auto Grind Cutter KCU Austria

  1 menjadi halus Kw, 238 200 DC A