Literasi Informasi Mahasiswa Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan

sebuah

konsep

yang

sangat

erat

hubungannya dengan kehidupan manusia terlebih dalam bidang akademisi
khususnya mahasiswa. Seorang mahasiswa diharapkan mampu mencari,
menemukan, dan menggunakan informasi sesuai dengan kebutuhan setiap
individu tersebut.
Literasi informasi merupakan seperangkat kemampuan yang menuntun
individu untuk "mengenali kapan informasi dibutuhkan dan memiliki kemampuan

untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan secara efektif informasi
yang dibutuhkan." Melek informasi juga semakin penting dalam perkembangan
dan perubahan teknologi yang cepat dan berkembangnya sumber informasi yang
ada. Kompleksitas yang semakin meningkat membuat individu dihadapkan
dengan beragam, pilihan informasi berlimpah dalam studi akademis, pekerjaan ,
dan dalam kehidupan pribadi. Informasi yang tersedia melalui perpustakaan,
sumber daya masyarakat, media tercetak dan internet digunakan tanpa seleksi
yang memunculkan pertanyaan tentang keaslian, validitas, dan reliabilitas.
Istilah literasi informasi pertama kali diperkenalkan oleh Paul Zurkowski
pada tahun 1974. Zurkowski berpendapat bahwa orang yang terlatih untuk
menggunakan sumber-sumber informasi dalam menyelesaikan tugas mereka
disebut orang yang melek informasi (information literate). American Library
Association (ALA) menyatakan bahwa: “untuk menjadi orang yang melek
informasi, seseorang harus mampu mengetahui kapan informasi itu dibutuhkan

6

Universitas Sumatera Utara

dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan

informasi yang dibutuhkan secara efektif”. Literasi informasi dapat diartikan
sebagai kemampuan dalam menemukan dan menggunakan informasi untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
ACRL(2000)

mendefenisikan

literasi

informasi

sebagai

satu

set

kemampuan yang dimiliki individu untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan
dan memiliki kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi dan menggunakan
secara efektif informasi yang dibutuhkan.

University of Maryland University College (UMUC) menyatakan bahwa
kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi individu yang melek informasi
(information literate), meliputi:
1. Menggunakan informasi dan sumber daya perpustakaan baik didalam
perpustakaan maupun melalui sarana elektronik secara efektif dan
efisien.
2. Memilih sumberdaya terbaik untuk digunakan sebagai pemenuhan
kebutuhan informasi, tidak hanya sumber daya yang paling mudah atau
familiar.
3. Menerapkan evaluasi kritis dan sintesis (rangkuman) sumber daya
yang dipilih.
4. Mengutip sumber-sumber secara tepat dan akurat.
Menurut Verzosa yang dikutip oleh Apriyanti (2010), literasi informasi
dapat berarti kemampuan untuk mengakses dan mengevaluasi informasi secara
efektif untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan. Seorang yang
memiliki literasi informasi adalah orang yang tahu bagaimana belajar untuk
belajar(learning how to learn) karena mereka tahu bagaimana informasi itu
dikelola, cara menemukannya, dan menggunakan informasi sesuai dengan etika
yang berlaku.


7

Universitas Sumatera Utara

Dalam pertemuan Alexandria Proclamation yang diedit oleh Garner
(2006:3) dinyatakan bahwa literasi merupakan dasar bagi manusia di era digital.
Dalam laporan tersebut dikatakan bahwa literasi informasi adalah:
1. Kemampuan dasar dalam menentukan kebutuhan informasi,
menempatkan, mengevaluasi, membuat dan menerapkan informasi
dalam konteks budaya dan sosial.
2. Sebagai kunci pedoman seseorang dalam mengakses informasi secara
efektif serta penggunaan dan pembuatan konten dalam mendukung
pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan, pelayanan manusia dan
aspek lainnya.
3. Kemampuan dasar dalam mempelajari teknologi informasi.
Kemampuan ini merupakan kemampuan yang sangat penting karena
dengan memahami teknologi informasi maka akan semakin mudah
seseorang memenuhi kebutuhan informasinya.
Dari beberapa pendapat diatas terdapat persamaan bahwa literasi informasi
merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang individu baik

dalam dunia akademisi, dunia pekerjaan maupun penelitian. Literasi informasi
mencakup kemampuan seorang individu dalam mengenali kebutuhan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan informasi, mencari informasi yang dibutuhkan,
menemukan

informasi,

mengevaluasi

informasi

yang

telah

ditemukan,

mengorganisasikan informasi dan menggunakan informasi tersebut secara akurat
dan efektif.
2.2 Manfaat Literasi Informasi

Literasi informasi memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan
seseorang, literasi informasi digunakan dalam dalam menyeleksi informasi sesuai
kebutuhan. Dengan semakin berkembangnya berbagai informasi yang ada saat ini
maka seseorang harus memiliki literasi informasi. Menurut Gunawan (2008:3)
literasi informasi bermanfaat dalam persaingan era globalisasi sehingga pintar saja
tidak cukup tetapi yang utama adalah kemampuan dalam belajar secara terusmenerus. Menurut Adam (2009:1) terdapat beberapa manfaat literasi informasi

8

Universitas Sumatera Utara

yaitu:
1. Membantu mengambil keputusan.
Literasi informasi berperan dalam membantu memecahkan persoalan.
Kita harus mengambil keputusan ketika memecahkan masalah,
sehingga dalam mengambil keputusan tersebut seseorang harus
memiliki informasi yang cukup.
2. Menjadi manusia pembelajar di era ekonomi pengetahuan.
Kemampuan literasi informasi memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan kemampuan seseorang menjadi manusia

pembelajar. Semakin terampil dalam mencari, menemukan,
mengevaluasi dan menggunakan informasi, semakin terbukalah
kesempatan untuk selalu melakukan pembelajaran sehingga dapat
belajar secara mandiri.
3. Menciptakan pengetahuan baru.
Suatu Negara dikatakan berhasil apabila mampu menciptakan
pengetahuan baru. Seseorang yang memiliki literasi informasi akan
mampu memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah,
sehingga tidak mudah saja percaya dengan informasi yang diperoleh.
Literasi informasi juga bermanfaat sebagai sarana untuk memecahkan
masalah

dengan menggunakan informasi

yang akurat, sebagai

sebuah

keterampilan dalam menyaring informasi, dan sebagai sarana untuk mencapai
suatu tujuan baik itu tujuan pribadi, sosial dan pekerjaan.

Dalam bahan ajar yang disusun Kementerian Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Tenaga Kependidikan (2010:15) Penerapan literasi informasi penting
karena:
1.

Literasi informasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan hidup
pribadi, sosial, pekerjaan dan pendidikan.
2. Literasi informasi merupakan sarana untuk memecahkan masalah
dengan memanfaatkan beragam sumber-sumber informasi sebagai hak
asasi manusia untuk mejadi pembelajar seumur hidup.
3. Literasi informasi sebagai keterampilan menyaring informasi dalam
kehidupan masyarakat berbasis informasi.
Menurut Association of College and Research Library (ACRL) setelah
menguasai keterampilan literasi informasi individu akan bisa:
1. Menentukan batas informasi yang diperlukan.
2. Mengakses informasi yang diperlukan dengan efektif dan efisien.

9


Universitas Sumatera Utara

3. Mengevaluasi informasi dan sumber-sumbernya dengan kritis.
4. Memadukan sejumlah informasi yang terpilih menjadi dasar
pengetahuan seseorang.
5. Menggunakan informasi dengan efektif untuk mencapai tujuan
tertentu.
6. Mengerti masalah ekonomi, hukum, dan soisal sehubungan dengan
penggunaan informasi, serta mengakses dan menggunakan informasi
secara etis dan legal (ACRL 2000:1).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa literasi informasi memiliki
manfaat yang beragam dalam kehidupan seorang individu dan dengan literasi
informasi, seorang individu akan lebih memiliki referensi yang yang dapat
membantu individu tersebut dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya serta
membantu individu dalam proses pengambilan keputusan.
2.3 Tujuan Literasi Informasi
Literasi informasi merupakan kemampuan yang sangat penting untuk
dimiliki oleh seseorang terutama dalam dunia pendidikan tinggi. Saat ini
seseorang dihadapkan dengan berbagai jenis informasi yang berkembang sangat
pesat, tetapi belum tentu semua informasi yang ada dan diciptakan tersebut dapat

dipercaya dan sesuai dengan kebutuhan para pencari informasi. Literasi informasi
akan mempermudah seseorang untuk belajar secara mandiri dimana pun berada
dan berinteraksi dengan berbagai informasi.
Literasi informasi sangat penting dalam dunia perguruan tinggi untuk
mendukung

pendidikan

dan

mengimplementasikan

kurikulum

berbasis

kompentensi yang mengharuskan peserta didik untuk menemukan informasi bagi
dirinya sendiri dan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Dengan memiliki
literasi informasi maka peserta didik akan mampu berfikir secara kritis dan logis.
Tidak mudah percaya terhadap informasi yang diperoleh sehingga perlu dilakukan

evaluasi sebelum informasi tersebut digunakan.

10

Universitas Sumatera Utara

Menurut Doyle yang dikutip oleh Wijetunge (2005: 33) menyatakan
bahwa dengan memiliki kemampuan literasi informasi maka seorang individu
akan mampu:
1. Menentukan informasi yang akurat dan lengkap untuk menjadi dasar
dalam pengambilan keputusan
2. Menentukan batasan informasi yang dibutuhkan
3. Mengidentifikasi sumber informasi yang potensial
4. Memformulasikan informasi
5. Mengembangkan strategi penelusuran
6. Mengakses sumber informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien
7. Mengevaluasi informasi
8. Mengorganisasikan informasi
9. Menggabungkan informasi menjadi dasar pengetahuan
10. Menggunakan informasi secara efektif untuk mencapai sebuah tujuan.
Menurut UNESCO (2005: 1) literasi informasi menuntut seseorang untuk
dapat menafsirkan informasi sebagai pengguna informasi dan menjadi penghasil
informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO juga menyatakan tujuan dari literasi
informasi adalah:
1. Memampukan seseorang mengakses informasi sesuai profesi mereka
2. Memandu mereka dalam pengambilan keputusan
3. Seseorang lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan
mereka.
Literasi informasi dibutuhkan di era globalisasi informasi agar pengguna
memiliki kemampuan untuk menggunakan informasi dan teknologi komunikasi
dan aplikasinya untuk mengakses dan membuat informasi. Misalnya kemampuan
dalam menggunakan alat penelusuran internet.
Berdasarkan tujuan yang diuraikan di atas, maka literasi informasi
memiliki tujuan dalam membantu seseorang dalam memenuhi kebutuhan
informasinya baik untuk kebutuhan pribadi (pendidikan, kesehatan, pekerjaan)
maupun lingkungan masyarakat.
2.4 Unsur-Unsur Literasi Informasi
Menurut Bhandary (2003) ada beberapa literasi yang dapat mendukung

11

Universitas Sumatera Utara

literasi informasi, yaitu:
1. Literasi Perpustakaan (Library literacy). Literasi perpustakaan
membantu seseorang menjadi pengguna mandiri perpustakaan dan
mampu untuk menetapkan, menempatkan, mengambil dan menemukan
kembali informasi dari perpustakaan.
2. Literasi Visual (Visual literacy), diartikan sebagai kemampuan untuk
memahami dan menggunakan gambar, termasuk kemampuan untuk
berfikir, belajar dan menjelaskan istilah yang digambarkan. Visual
Literacy dibedakan menjadi 3 yaitu
a. Pembelajaran visual (Visual learning): kemampuan dalam
mengakuisisi dan mengkonstruksi pengetahuan yang merupakan hasil
interaksi dengan fenomena visual.
b.Pemikiran
visual
(Visual
thinking):
kemampuan
untuk
mengorganisasikan citra mental pada hal-hal seputar bentuk, garis,
warna, tekstur, dan komposisi.
c. Komunikasi
visual
(Visual
communication):
kemampuan
menggunakan symbol visual untuk mengekspresikan gagasan dan
menyampaikan makna.
3. Literasi Media (Media literacy), didefenisikan sebagai kemampuan
untuk memperoleh, menganalisis dan menghasilkan informasi untuk
hasil yang spesifik. Misalnya untuk masyarakat memerlukan
keterampilan melek media agar mampu mensikapi keberadaan media
dengan lebih kritis dan bijaksana.
4. Literasi Komputer (Computer literacy), Komputer merupakan alat yang
dapat memfasilitasi dan memperluas kemampuan manusia dalam
mempelajari dan memproses informasi. Contoh yang paling nyata
adalah penggunaan computer secara luas dalam dunia pendidikan
sekarang ini dapat dikatakan bahwa komputer telah menjadi bagian
integral dari pendidikan. Competer literacy yaitu kemampuan untuk
menciptakan dan memanipulasi dokumen dan data menggunakan
perangkat lunak pengolah kata, pangkalan data dan sebagainya. Literasi
computer juga dapat diartikan akrab dengan perangkat komputer dan
mampu menciptakan dan memanipulasi dokumen, serta akrab dengan
email dan internet.
5. Literasi Digital (Digital Literacy), yaitu suatu keahlian yang berkaitan
dengan penguasaan sumber dan perangkat digital. Mereka yang mampu
mengejar dan menguasai perangkat-perangkat digital mutakhir
dicitrakan sebagai penggenggam masa depan, dan sebaliknya yang
tertinggal akan semakin sempit kesempatannya untuk meraih kemajuan.
6. Literasi Jaringan (Network literacy) adalah kemampuan untuk dapat
mengakses, menempatkan dan menggunakan informasi dalam dunia
berjejaring misalnya internet, pengguna harus menguasai keahlian ini.
Menurut Eisenberg yang dikutip oleh Pattah (2014: 120) , karakteristik
orang yang melek jaringan adalah:
1).Memiliki kesadaran akan luasnya pengguna jasa dan sumber
informasi berjejaring.

12

Universitas Sumatera Utara

2).Memilki pemahaman bagaimana sistem informasi berjejaring
diciptakan dan dikelola.
3).Dapat melakukan temu balik informasi tertentu dari jaringan dengan
menggunakan serangkaian alat temu balik informasi.
4).Dapat memanipulasi informasi berjejaring dengan memadukannya
dengan sumber lain dan meningkatkan nilai informasinya untuk
kepentingan tertentu.
5).Dapat menggunakan informasi berjejaring untuk menganalisis dan
memecahkan masalah yang terkait dengan pengambilan keputusan,
baik untuk kepentingan tugas maupun pribadi, serta menghasilkan
layanan yang mampu meningkatkan kualitas hidup.
6).Memiliki pemahaman akan peran dan penggunaan informasi
berjejaring untuk memecahkan masalah dan memperingan kegiatan
dasar hidup.
7. Literasi Kultural
Menurut Sulistyo-Basuki (2013), literasi kultural berarti pengetahuan
mengenai pemahaman tentang bagaimana tradisi, kepercayaan, simbol,
perayaan dan sarana komunikasi sebuah Negara, agama, kelompok
etnik atau suku berdampak terhadap penciptaan, penyimpanan,
penanganan, komunikasi, preservasi serta pengarsipan data, informasi
dan pengetahuan menggunakan teknologi. Pemahaman literasi
informasi dalam kaitannya dengan literasi kultural adalah bagaimana
faktor budaya berdampak terhadap penggunaan teknologi komunikasi
dan informasi secara efisien.
Menurut Sukaesih (2013), Literasi informasi juga mempunyai empat
komponen dasar dalam konteks informasi yaitu determine of information needs,
access of information, store and find back information.
1). Menentukan kebutuhan informasi
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum penelusuran informasi adalah
mendefenisikan dan menentukan kebutuhan informasi. Menyadari kebutuhan
informasi merupakan satu kepekaan terhadap informasi bahwa informasi
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah baik di tempat kerja, memahami
kebutuhan bermasyarakat, mengatasi masalah kesehatan serta menjalankan
berlangsungnya kehidupan. Oleh karena itu, menyadari akan kebutuhan
informasi merupakan komponen pertama dalam literasi informasi.
2). Mengakses dan Mengevaluasi Informasi
Keterampilan ini dibutuhkan untuk mencari informasi yang kondisinya
bergantung pada konteks dimana seseorang tersebut melakukan penelusuran
dan jenis sumber informasi yang dibutuhkan. Seseorang dikatakan melek
informasi adalah orang yang dapat mengakses informasi serta mampu
mengevaluasi informasi yang diperolehnya tersebut secara efektif, efisien dan
etis. Literasi informasi berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan
teknologi informasi akan tetapi dengan kompetensi dan cakupan yang
berbeda. Meningkatnya kemampuan seseorang dalam menggunakan teknologi

13

Universitas Sumatera Utara

informasi akan mendukung kemampuan literasi informasi.
3). Menyimpan dan Menemukan Kembali Informasi
Manusia harus dapat selalu menghargai betapa pentingnya menyimpan
informasi dan menemukannya kembali ketika diperlukan. Seseorang yang
melek informasi dalam hal ini juga adalah orang yang dapat menggunakan
berbagai macam media untuk membawa informasi dengan memberikan
pengaruh yang baik, sehingga mereka dapat menemukan kembali dan
memperbaharui ketika dibutuhkan
4). Pemanfaatan Informasi secara Efektif dan sesuai Etika
Penggunaan inforamsi secara efektif meliputi kemampuan berfikir secara
kritis dan dapat memecahkan masalah. Tujuan dari literasi informasi adalah
untuk memungkinkan seseorang untuk menciptakan dan menggunakan
pengetahuan sehingga pada akhirnya kembali dapat mewujudkan information
literacy itu sendiri.
Komponen literasi informasi yang telah dijelaskan di atas merupakan
bentuk-bentuk literasi yang mendukung tercapainya tujuan dari literasi informasi
itu sendiri. Komponen tersebut sangat dibutuhkan dan akhirnya akan saling
mendukung untuk tercapainya literasi informasi.
2.5 Literasi Informasi dalam Pencapaian Hasil Pembelajaran Mahasiswa
Magister
Literasi informasi (information literacy) telah menjadi fokus perhatian
utama dunia pendidikan. Menurut Proboyekti (2008), Bagi kita yang terlibat
dalam proses belajar mengajar, sering mendapati mahasiswa kesulitan dalam:
1. Memahami tugas yang diberikan sehingga apa yang dikerjakan tidak
sesuai dengan tugas yang diberikan.
2. Menemukan ide untuk makalah ilmiah dalam topik tertentu
3. Mendapatkan sumber informasi yang kurang bervariasi dan cenderung
menggunakan sumber atau format yang sama.
4. Menentukan pustaka yang tepat, sehingga enggan membaca karena
berpikir bahwa buku-buku yang dipilih sebagai sumber informasi harus
dibaca habis.
5. Mengutip sebuah sumber yang memiliki hak cipta secara langsung
maupun dengan tidak langsung untuk menghindari plagiarisme.
6. Membuat kalimat yang beralur dari paragraf ke paragraf.
7. Mempresentasikan karya monoton, kurang informatif dan kurang tepat
untuk audiens yang dituju.
8. Mempelajari hal baru dengan cara yang aktif dan kreatif.
Akses terhadap sumber daya informasi elektronik saat ini sudah menjadi

14

Universitas Sumatera Utara

keharusan mengingat volume informasi dalam format elektronik yang tersedia
saat ini diperkirakan jauh melebihi informasi yang tersedia dalam format tercetak.
Akibatnya, proses pembelajaran harus memanfaatkan informasi dalam format
elektronik. Teknologi informasi membuat informasi menjadi begitu mudah
diakses dan digunakan, tetapi kecepatan dan kemudahan memperoleh informasi
hanya akan diperoleh jika pencari informasi memiliki kompetensi dalam literasi
informasi. Penguasaan kompetensi literasi informasi tidak hanya bermanfaat bagi
mahasiswa yang masih mengikuti perkuliahan tetapi juga bermanfaat di dunia
kerja.
Pentingnya penguasaan kompetensi literasi informasi disadari oleh
sebagian besar pengelola pendidikan tinggi, akan tetapi masih banyak juga yang
belum menyadarinya. Penguasaan literasi informasi menjadi kompetensi yang
sangat penting dimiliki baik mahasiswa maupun dosen. Perguruan tingggi yang
telah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi haruslah tanggap dengan
perubahan yang terjadi di lingkungannya, sehingga wajib untuk membekali dosen
dan mahasiswanya dengan kompetensi literasi informasi. Penguasaan literasi
informasi tidak hanya bertujuan untuk menjadikan mahasiswa sebagai individu
yang information literate, yang mampu menyelesaikan tugas-tugas akademisnya
dengan baik, tetapi juga untuk membekali mereka dengan pemahaman yang
mendalam tentang literasi informasi karena merekalah nantinya yang akan
menularkan dan mengajarkan kompetensi ini ke lingkungan kerjanya.
Berdasarkan KKNI 2015 seorang mahasiswa Program Magister harus
memiliki capaian yaitu:
1. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan atau seni di dalam

15

Universitas Sumatera Utara

bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset,
hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
2. Mampu memecahkan permasalahan sains, teknologi, dan atau seni di
dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter atau multidisipliner.
3. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi
masyarkat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional atau
internasional.
4. Mampu mengembangkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan kreatif
melalui penelitian ilmiah, penciptaan desain atau karya seni dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan
nilai humaniora sesuai dengan bidang keahliannya, menyusun konsepsi
ilmiah dan hasil kajian berdasarkan kaidah, tata cara, dan etika ilmiah
dalam bentuk tesis atau bentuk lain yang setara dan diunggah dalam laman
perguruan tinggi, serta makalah yang diterbitkan di jurnal ilmiah
terakreditasi atau diterima di jurnal internasional.
5. Mampu melakukan validasi akademik atau kajian sesuai bidang
keahliannya dalam menyelesaikan masalah di masyarakat atau industri
yang relevan melalui pengembangan pengetahuan dan keahiannya;
6. Mampu menyusun ide, hasil pemikiran dan argument saintifik secara
bertanggung jawab dan berdasarkan etika akademik, serta
menkomunikasikan melalui media kepada masyarakat akademik secara
luas.
7.
Mampu mengidentifikasi bidang keilmuan yang menjadi obyek
8. penelitiannya dan memosisikan kedalam suatu peta penelitian yang
dikembangkan melalui pendekatan inter atau multi disipliner.
9. Mampu mengambil keputusan dalam konteks menyelesaikan masalah
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora berdasarkan kajian ,analisis atau
eksperimental terhadap informasi dan data
10. Mampu mengelola, mengembangkan dan memelihara jaringan kerja
dengan kolega, sejawat di dalam lembaga dan komunitas penelitian yang
lebih luas.
11.
Mampu meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
12. Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengamankan, dan
menemukan kembali data hasil penelitian dalam rangka menjamin
kesahihan dan mencegah plagiasi
Seorang mahasiswa magister harus menjadi information literate, sehingga
mampu mencapai kemampuan berdasarkan capaian yang telah ditetapkan KKNI.
Ketersediaan sumber daya informasi merupakan faktor penting dalam dunia
perguruan tinggi. Pernyataan klasik menyatakan bahwa perpustakaan sebagai
pusat tersedianya berbagai sumber daya informasi disebut sebagai jantungnya
perguruan tinggi. Akan tetapi bila kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya

16

Universitas Sumatera Utara

tersebut tidak dimiliki maka sumber daya tersebut akan menjadi sesuatu yang
tidak berdaya. Untuk itulah literasi informasi menjadi sesuatu yang sangat urgen.
Urgensi literasi informasi tidak hanya untuk mahasiswa melainkan untuk seluruh
sivitas akademika termasuk dosen dan staf.
Menurut Supriyanto (2015), literasi informasi pada dunia perguruan tinggi
dianggap sebagai serangkaian keterampilan yang bersifat generik dan dapat
diterapkan di segala bidang ilmu. Pustakawan dan penyelenggara pendidikan
memberikan program-program dasar bagi para mahasiswa baru dengan harapan
mereka akan dapat mengembangkan diri lebih lanjut di sepanjang masa belajar
mereka. Program-program literasi informasi di perguruan tinggi pada umumnya
berdasarkan

pandangan

untuk

keterampilan

mencari,

menemukan,

dan

menggunakan informasi. Keterampilan seperti itu disebut keterampilan teknis.
Dari sudut pandang pendidikan, pada umumnya program literasi informasi
memakai prinsip-prinsip yang menekankan pada perubahan keadaan mental dan
pikiran.
Munculnya beragam pilihan informasi yang tersedia baik itu tercetak,
elektronik maupun yang bersifat numerikal membuat literasi informasi menjadi
semakin penting di era informasi seperti sekarang ini. Permasalahan yang terjadi
bukanlah tidak tersedianya informasi yang cukup, tetapi karena begitu banyaknya
informasi yang tesedia dalam berbagai format sehingga menimbulkan pertanyaan
tentang keaslian, kesahihan, dan kebenarannya. Masalah lain yang muncul dalam
berinteraksi dengan informasi adalah waktu yang tidak pernah cukup dan sulit
mengetahui informasi apa saja yang tersedia. Masalah utama dalam informasi
yaitu bagaimana memiliki waktu yang cukup untuk mengaksesnya dan bagaimana

17

Universitas Sumatera Utara

mengetahui informasi apa yang tersedia saat ini.
2.6 Standar Literasi Informasi Model 8 Ws
Model ini dikembangkan oleh Annette Lamb pada awal 1990-an. Annette
menerima gelar Ph.D. Teknologi Pendidikan dari Iowa State University. Dia saat
ini menjadi Profesor Virtual (kelas online saja) dan Dosen Senior di Sekolah
Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indiana University. Dia memberikan layanan
pengembangan profesional dan sumber daya untuk pendidik; dia adalah seorang
penulis untuk LibraryThing Wiki / Blog serta berbagai situs online lainnya.
Following is a short description of the eight W’s. Click on each one for
more a more detailed explanation (Lamb, 2011).
1. Watching (Exploring) asks students to explore and become observers
of their environment. It asks students to become more in tune to the
world around them from family needs to global concerns.
1.)
2.)
3.)
4.)
5.)
6.)

Become more "in tune" with the world
Observing Stop and Enjoy
Reading and Viewing Literature Ladders News Sources
Writing Journaling
Discussing Collaboration
Bring meaning to a project

2. Wondering (Questioning)

focuses on brainstorming options,
discussing ideas, identifying problems, and developing questions.

1.)
2.)
3.)
4.)
5.)
6.)

Focus on a topic, theme, issue, or problem
Finding Purpose Wonder about world
QuestioningQuestioning Techniques
Connecting Prior Knowledge Brainstorm
Finding Focus Graphic Organizers
Narrowing Topic Manageable Chunks Critical Thinking

3. Webbing

(Searching)
directs students to locate, search for, and
connect ideas and information. One piece of information may lead to
new questions and areas of interest. Students select those resources that
are relevant and organize them into meaningful clusters.

1.) Create a search strategy for identifying useful information
2.) Planning a Search Strategy Analyze Questions
3.) Addressing Individual Differences Multiple Intelligences
4.) Identifying Types of Information Reference Resources Nonfiction
Resources Live Resources: Polls & Surveys

5.) Selecting Resource
Multiple Formats

Formats Brainstorm Formats Live Print

18

Universitas Sumatera Utara

4. Wiggling (Evaluating) is often the toughest phase for students.
They're often uncertain about what they've found and where they're
going with a project. Wiggling involves evaluating content, along with
twisting and turning information looking for clues, ideas, and
perspectives.
1.) Use and evaluate information resources
2.) Planning for Exploration Individual Differences Collaboration- Using
Information Resources Reception Scaffolds Reading Techniques
Filtering Information
3.) Evaluating Information Evaluation Guidelines
4.) Communicating and Collaborating Ask-an-Expert
5. Weaving

(Synthesizing)
consists of organizing ideas, creating
models, and formulating plans. It focuses on the application, analysis,
and synthesis of information.

1.) Process information
2.) Processing Information Transformation scaffolds Graphical Organizers
Critical Thinking:Compare, Select, Organize, Analyze, Synthesize
3.) Reviewing the Results Questioning Techniques
4.) Citing Sources Citation Guidelines
6. Wrapping (Creating)

involves creating and packaging ideas and
solutions. Why is this important? Who needs to know about this? How
can I effectively convey my ideas to others? Many packages get
wrapped and rewrapped before they're given away.

1.)
2.)
3.)
4.)

Select and develop a product
Choosing a Product Product options
Planning a Product Production scaffolds
Developing a Product Development Tools Technology Tutorials

7. Waving (Communicating) is communicating ideas to others through

presenting, publishing, and sharing. Students share their ideas, try out
new approaches, and ask for feedback.
1.) Communicate with an audience
2.) Identifying an Audience Service Learning Expert Sharing Collaborative
Projects Contests & Events EZines Web Publishing
3.) Communicating with Others Purpose Channels Format Sharing
8. Wishing (Assessing)

is assessing, evaluating, and reflecting on the
process and product. Students begin thinking about how the project
went and consider possibilities for the future.

1.) Assess project and reflect on the process
2.) Assessing Student Projects Project Assessments Process, Product
Student, Teacher
3.) Revising a Project Revision Guidelines
4.) Reflecting on the Process Reflective questions

19

Universitas Sumatera Utara

Watching
Exploring

Wondering
Questioning

Webbing
Searching

Wiggling
Evaluating

Become more "in tune" with the world
Observing Stop and Enjoy
- Reading and Viewing Literature Ladders News Sources
Writing Journaling

-

Discussing Collaboration
Bring meaning to a project

-

Focus on a topic, theme, issue, or problem
Finding Purpose Wonder about world
QuestioningQuestioning Techniques
Connecting Prior Knowledge Brainstorm
Finding Focus Graphic Organizers
Narrowing Topic Manageable Chunks Critical

-

Create a search strategy for identifying useful
information
Planning a Search Strategy Analyze Questions
Addressing Individual Differences Multiple
Intelligences
- Identifying Types of Information Reference Resources
Nonfiction Resources Live Resources: Polls & Surveys

- Use and evaluate information resources
- Planning for Exploration Individual Differences
Collaboration- Using Information Resources Reception
Scaffolds Reading Techniques Filtering Information
- Evaluating Information Evaluation Guidelines
- Communicating and Collaborating Ask-an-Expert

Weaving
Synthesizing

Wrapping

- Process information
- Processing Information Transformation scaffolds Graphical
Organizers Critical Thinking:Compare, Select, Organize,
Analyze, Synthesize
- Reviewing the Results Questioning Techniques

Creating

Waving
Comunicating

Wishing

-

Select and develop a product
Choosing a Product Product options
Planning a Product Production scaffolds
Developing a Product Development Tools

- Communicate with an audience
- Identifying an Audience Service Learning Expert Sharing
Collaborative Projects Contests & Events EZines Web
Publishing
- Communicating with Others Purpose Channels Format Sharing

Assessing

Gambar 2.1 Model 8 Ws

Assess project and reflect on the process
- Assessing Student Projects Project Assessments Process,
Product Student, Teacher
Revising a Project Revision Guidelines
Reflecting on the Process Reflective questions

20

Universitas Sumatera Utara

Model 8 Ws terdiri dari 8 tahap yaitu:
1. Seorang individu harus menyelidiki dan mengidentifikasi topik.
1) Observasi
2) Membaca literatur
3) Menulis jurnal
4) Diskusi
5) Mendapat kesimpulan
2. Individu mengidentifikasi dan merumuskan masalah serta
mengembangkan pertanyaan.
1) Berfokus pada topik, tema dan masalah
2) Mencari tujuan
3) Teknik bertanya
4) Menemukan pengetahuan yang lebih fokus
5) Topik yang sempit dan berpikir kritis
3. Menentukan strategi pencarian informasi yang berhubungan dengan
lokasi dan akses informasi. Individu memilih sumber-sumber yang
relevan.
1) Membuat strategi pencarian untuk mendapatkan informasi
2) Merencanakan strategi pencarian
3) Mengidentifikasi sumber daya informasi
4) Memilih format sumber referensi
4. Menggunakan dan mengevaluasi informasi.
1) Menggunakan dan mengevaluasi sumber informasi
2) Melakukan kolaborasi dalam pencarian
3) Mengevaluasi informasi
4) Komunikasi dengan pakar
5. Menyatukan dan mengolah informasi.
1) Memproses informasi
2) Pengolahan transformasi informasi
3) Meninjau teknik pencarian
4) Mengutip sumber pedoman
6. Menciptakan informasi atau pengetahuan.
1) Memilih dan mengembangkan informasi
2) Memilih informasi
3) Merencanakan pengolahan informasi
4) Mengembangkan informasi dengan teknologi
7. Mengaplikasikan dan mengkomunikasikan informasi.
1) Berkomunikasi
2) Mengidentifikasi audiens
3) Berkomunikasi dengan orang lain dalam berbagai format
8. Menilai dan mengevaluasi hasil.
1) Menilai informasi dan proses pencarian informasi
2) Penilaian proses
3) Melakukan revisi
4) Meninjau proses

21

Universitas Sumatera Utara