Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Besar di Provinsi Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Pengertian Perbankan
Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun

1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah
sebagai berikut:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
2.1.2 Jenis-Jenis Perbankan
Menurut undang-undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan
sebagaimana telah diubah dengan undang-undang RI No. 10 tahun 1998 tentang
perbankan, bank di golongkan menjadi sebagai berikut:
a. Berdasarkan jenisnya
Berdasarkan jenisnya, bank di bagi menjadi:
1) Bank umum
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau

berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa
dalam lalu lintas pembayaran; atau bank komersial.
2) Bank perkreditan rakyat
Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.

6

7

b. Berdasarkan kepemilikannya
Berdasarkan kepemilikannya, bank dibagi menjadi:
1) Bank milik pemerintah
2) Bank milik pemerintah daerah
3) Bank milik swasta nasional
4) Bank milik koperasi
5) Bank milik asing/campuran
c. Berdasarkan bentuk hukumnya
Berdasarkan bentuk hukumnya, bank dibagi menjadi:

1) Bank berbentuk hukum perusahaan daerah
2) Bank berbentuk hukum perseroan (PERSERO)
3) Bank berbentuk hukum perseroan terbatas (PT)
4) Bank berbentuk hukum koperasi
d. Berdasarkan kegiatan usahanya:
Berdasarkan kegiatan usahanya, bank dibagi menjadi:
1) Bank devisa
2) Bank bukan devisa
e. Berdasarkan sistem pembayaran jasa
Berdasarkan sistem pembayaran jasa, bank di bagi menjadi:
1) Bank berdasarkan pembayaran bunga
2) Bank berdasarkan pembayaran berupa pembagian hasil keuntungan
(bank dengan prinsip syariah).

8

2.2

Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti


kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari pada kredit adalah
kepercayaan. Sebuah badan hukum yang memberikan kredit (kreditur) percaya
bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi
segala sesuatu yang telah dijanjikan, baik berupa uang, barang maupun jasa.
Menurut Raymond P. Kent (Suyanto, 1997:13) dalam bukunya Money and
Banking, arti kredit adalah “Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atas
kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu
yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang”.
Sedangkan pengertian kredit menurut UU No. 7 tahun 1992 tentang
perbankkan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998 adalah
“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu bedasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”.
2.2.1 Unsur-unsur Kredit
Suatu hal yang mendasar dalam suatu pemberian kredit perbankan adalah,
bahwa setiap orang atau badan usaha yang mendapatkan fasilitas kredit dari bank,
berarti bahwa orang atau badan usaha tersebut telah mendapatkan kepercayaan
terhadap “capacity dan willingness”nya.

Sebelum seseorang atau badan usaha mendapatkan fasilitas kredit, oleh
bank telah dilakukan penelitian yang mendalam terhadap watak, kemampuan,

9

modal, agunan, dan kondisi atau prospek usaha yang bersangkutan. Kredit yang
diberikan kepada debitur harus didasarkan atas kepercayaan sehingga demikian
pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa kreditur
akan memberikan kredit kalau ia betul – betul yakin bahwa debitur akan
mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan
syarat – syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
Unsur – unsur yang terdapat dalam pemberian kredit adalah :
a.

Kepercayaan : Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit, bahwa kredit yang
diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar – benar diterima
kembali dimasa tertentu dimasa datang.

b.


Kesepakatan : Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga
mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si
penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian
dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing – masing.

c.

Tingkat resiko (degree of risk) : Adanya suatu tenggang waktu
pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet
pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya
demikian pula sebaliknya resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko
yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak
disengaja. Misalnya terjadinya bencana alam atau bangkrutnya usaha
nasabah tanpa adan unsur kesengjangan lainnya.

10

d.


Jangka waktu : Setiap waktu yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka panjang, jangka
menengah atau jangka pendek.

e.

Balas jasa : Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bunga balas jasa dalam bentuk
bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

2.2.2 Prinsip – Prinsip Perkreditan
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar – benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian
kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan
keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.
Dalam melakukan penilaian kriteria – kriteria serta aspek penilaian yang benar.
Dalam melakukan penilaian kriteria – kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama.
Begitu pula dengan ukuran – ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar

penilaian setiap bank.
Biasanya kriteria penilaian kredit yang harus dilakukan oleh bank untuk
mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan
analisa 5C dan 7P. Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah
sebagai berikut :
1. Character

11

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak pelaku orang – orang yang akan
diberikan kredit benar – benar dapat dipercayai. Hal ini tercermin dari latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau
gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan social
standingnya. Ini merupakan ukuran kemauan membayar.
2. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang
dihubungkan dengan pendidikannya. Kemampuannya bisnis juga diukur
dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan – ketentuan
pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan
usahanya, termasuk kekuatan yang ia miliki. Pada akhirnya akan terlihat

kemampuannya dalam mengembalikan kredit.
3. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan
( neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari
segi likuiditas dan sovabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital
juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
dan non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika
terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat digunakan
secepat mungkin.

12

5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang
dan kemungkinan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing –
masing serta akibatnya dengan prospek usaha dari sektor yang ia jalankan.
Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar – benar
memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut

bermasalah relatif kecil.
Sedangkan penilaian dengan analisis 7P kredit adalah sebagai berikut :
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dri segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari
– hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi,
tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah dalam kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan – golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta
karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacam – macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau
investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.

13

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang
dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi
nasabah juga.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang
telah diambil atau dari sumber mana saja dana yang untuk pengembalian
kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin
baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh
sektor lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau
akan semakin meningkat apalagi dengan tambahan kredit yang akan
diperoleh.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang
atau orang atau jaminan asuransi.


14

2.2.3 Jenis – Jenis Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Secara umum jenis – jeis kredit dapat
dilihat dari berbagai segi antara lain :
1. Dilihat dari segi kegunaan
a. Kredit investasi
Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun
proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit
investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin –
mesin. Dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif
lama.
b. Kredit modal kerja
Digunakan

untuk

keperluan

meningkatkan

produksi

dalam

operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk
membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya – biaya
lainnya yang berkaitan dengan produksi perusahaan.
2. Dilihat dari segi tujuan kredit
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan dalam peningkatan usaha atau produksi atau
invesatasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan
menghasilkan barang. Kredit pertanian akan menghasilkan produk

15

pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau
kredit industri lainnya.
b. Kredit perdagangan
Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli
barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier
atau agen – agen perdagangan yang membeli barang dalam jumlah
besar. Contoh kredit ini misalnya kredit impor dan ekspor.
c. Kredit konsumtif
Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Di dalam kredit
ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena
memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan
usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi,
kredit perabotan rumah tangga.
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Kredit jangka pendek
Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau
paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal
kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya untuk peternakan ayam
atau jika pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kredit berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun,
biasanya untuk investasi .Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti
jeruk , atau peternakan kambing.

16

c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengambilannya paling panjang. Kredit
jangka panjang masa pengambilannya diatas 3 tahun atau 5
tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti
perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit
konsumtif seperti kredit perumahan.
4. Dilihat dari segi jaminan
a. Kredit dengan jaminan
Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tersebut dapat berbentuk
barang berwujud atau tidak terwujud atau jaminan orang artinya setiap
yang disalurkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon
debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang
tertentu.Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan
karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur.
5. Dilihat dari sektor usaha terdiri dari
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor
perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa
jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya
peternakan ayam dan jangka panjang seperti kambing atau sapi.

17

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah,
atau besar.
d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya
dalam jangka panjang, sperti tambang emas, minyak atau timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kresit yang diberikan untuk membangun
sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kresit untuk
para mahasiswa.
f.

Kredit profesi, diberikan kepada profesioanl seperti dosen, dokter,
pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan ataupun
pembelian rumah.
h. Dan sektor-sektor lainnya.
2.3

Pengertian Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting

dalam usaha karena tanpa pekerja atau tenaga kerja mustahil suatu proses
produksi dan aktifitas lainya berjalan dengan baik.
Secara umum tenaga kerja adalah mencakup manusia yang mampu bekerja
untuk dapat menghasilkan barang atau jasa dan memiliki nilai ekonomis yang
dapat berguna bagi memenuhi kebutuhan masyarakat, yang secara fisik
kemampuan bekerja diukur dengan usia.
Menurut MT Rionga dan Yoga Firdaus (2007 : 2) berpendapat bahwa
“tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan,
antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan,

18

mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga”. Lalu
menurut Sumitro Djojohadikusumo (1994) mengenai arti tenaga kerja adalah
semua orang yang bersedia dan sanggup bekerja, termasuk mereka yang
menganggur meskipun bersedia dan sanggup bekerja dan mereka yang
menganggur terpaksa akibat tidak ada kesempatan kerja.
Sedangkan menurut Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No.14 tahun
1965 bahwa “tenaga kerja adalah semua orang yang mampu melakukan pekerjaan
baik didalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.
1.

Angkatan kerja
Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang

bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab, seperti
petani yang sedang menunggu panen/hujan, pegawai yang sedang cuti, sakit, dan
sebagainya. Disamping itu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan tetapi sedang
mencari pekerjaan atau mengharapkan dapat pekerjaan atau bekerja secara tidak
optimal disebut pengangguran.
2.

Pekerja
Adalah mereka yang melakukan suatu pekerjaan dengan maksud

memperoleh pendapatan atau keuntungan dengan lama bekerja paling sedikit satu
jam secara konstan selama seminggu. Pekerja keluarga tanpa upah yang
membantu dalam suatu proses usaha/kegiatan teknologi akan dimasukkan sebagai
pekerja.

19

3.

Tidak bekerja
a. Sementara tidak bekerja
Adalah mereka yang punya pekerjaan tetapi selama seminggu yang
lalu tidak bekerja karena berbagai sebab, sakit, cuti, menunggu panen,
mogok, termasuk mereka yang sudah diterima bekerja selama
seminggu yang lalu tidak bekerja.
b. Mencari pekerjaan
Adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan seperti
mereka yang belum pernah bekerja dan atau mereka Sudah pernah
bekerja karena suatu hal tertentu berhenti atau diberhentikan dan
sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan.

4.

Bukan angkatan kerja
Adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti bersekolah,mengurus

rumah tangga dan lain-lain :
a. Bersekolah
Adapun mereka yang melakukan kegiatan bersekolah di sekolah
formal yang dimulai pendidikan tinggi seminggu yang lalu termasuk
libur.
b. Mengurus rumah tangga
Adalah mereka yang mengurus rumah tangga dengan tidak
mendapatkan upah,sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapat
upah dikategorikan sebagai pekerja.

20

2.4.

Definisi Industri
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah
untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga
reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang,
tetapi juga dalam bentuk jasa.
a. Jenis / macam-macam industri berdasarkan tempat bahan baku
1. Industri ekstraktif
Industri ekstraktif adalah industri yang bahan baku diambil langsung
dari alam sekitar. Contoh : pertanian, perkebunan, perhutanan, perikanan,
peternakan, pertambangan, dan lain lain.
2. Industri nonekstaktif
Industri nonekstaktif adalah industri yang bahan baku didapat dari
tempat lain selain alam sekitar.
3. Industri fasilitatif
Industri fasilitatif adalah industri yang produk utamanya adalah
berbentuk jasa yang dijual kepada para konsumennya. Contoh : Asuransi,
perbankan, transportasi, kspedisi, dan lain sebagainya.
C. Golongan / macam industri berdasarkan besar kecil modal
1. Industri padat modal
Adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk
kegiatan operasional maupun pembangunannya

21

2. Industri padat karya
Adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga
kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
D. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya
Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986
1.

Industri kimia dasar contohnya seperti industri semen, obat-obatan,
kertas, pupuk, dsb

2.

Industri mesin dan logam dasar misalnya seperti industri pesawat
terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dll

3. Industri kecil Contoh seperti industri roti, kompor minyak, makanan
ringan, es, minyak goreng curah, dll
4. Aneka industri misal seperti industri pakaian, industri makanan dan
minuman, dan lain-lain.
E. Jenis-jenis / macam industri berdasarkan jumlah tenaga kerja
1. Industri rumah tangga
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 1-4
orang.
2. Industri kecil
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 5-19
orang.
3. Industri sedang atau industri menengah
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 2099 orang.

22

4. Industri besar
Adalah industri yang jumlah karyawan / tenaga kerja berjumlah antara 100
orang atau lebih.
F. Pembagian / penggolongan industri berdasakan pemilihan lokasi
1. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar (market oriented
industry)
Adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target
konsumen. Industri jenis ini akan mendekati kantong-kantong di mana
konsumen potensial berada. Semakin dekat ke pasar akan semakin menjadi
lebih baik.
2. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada tenaga kerja / labor
(man poweroriented industry)
Adalah industri yang berada pada lokasi di pusat pemukiman penduduk
karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja /
pegawai untuk lebih efektif dan efisien.
3. Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku (supply
oriented industry) Adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana
bahan baku berada untuk memangkas atau memotong biaya transportasi
yang besar.
G.

Macam-macam / jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan
1.

Industri primer
Adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan
langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu Contohnya adalah hasil
produksi pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, dan sebagainya.

23

2.

Industri sekunder
industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga
menghasilkan barang-Barang untuk diolah kembali. Misalnya adalah
pemintalan benang sutra, komponen elektronik, dan sebagainya.

3.

Industri tersier
Adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contoh seperti telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan
masih banyak lagi yang lainnya.

2.5

Industri Logam, Besi dan Baja
Industri logam, besi dan baja adalah pengolahan berbahan unsur dasar

metal yang keras. Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat,
liat, keras, penghantar listrik dan panas, serta mempunyai titik cair tinggi. Logam
juga merupakan bahan yang dapat ditempa, mengkilat, magnetis, dan dapat
dicampur secara homogen dalam berbagai kadar begitu halnya dengan besi dan
baja. Logam dibagi menjadi dua yaitu logam murni yang hanya terdiri dari satu
jenis atom, seperti besi (Fe) murni, tembaga (Cu) murni dan logam paduan (metal
alloy) yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom dan merupakan campuran dari
dua macam logam atau lebih yang dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.

2.6

Industri Mesin dan Peralatannya
Industri mesin adalah industri yang bergerak dalam hal pembuatan

kendaraan dan alat – alat didalamnya. Contoh dalam hal pembuatan pesawat
terbang, kendaraan bermotor dan sejenisnya.

24

2.7

Penelitian Terdahulu
Berikut ini adalah penelitian mengenai efisiensi bank yang telah banyak

dilakukan pada bank-bank asing maupun bank-bank swasta nasional baik
domestik maupun luar negeri:
1.

Diegi Dona Sari (2003)
Meneliti “Penyaluran dana UKM melalui pemberian kredit pada PT.Bank
Mandiri Cabang Solok SUMBAR.. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa tidak suksesnya akses UKM ke perbankan diakibatkan oleh Pihak
UKM yang tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PT. Bank
Mandiri dalam mengajukan permohonan kredit, usaha Debitor(UKM)
yang tidak memiliki prospek masa depan dan jaminan yang tidak
mencukupi.

2.

Tri Handayani (2002)
Meneliti “Peranan Kredit PT.Bank SUMUT Cabang Stabat Terhadap
Perkembangan UKM. Penelitian ini dilakukan dengan uji statistik yaitu
Koefisien Determinasi R Square (dan pengujian Hipotesa secara parsial
(uji t) dimana pada penelitian ini yang akan diuji adalah pengaruh modal
awal, lama usaha , dan setelah diberikan kredit oleh bank Sumut terhadap
pendapatan UKM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal awal
memiliki pengaruh negatif terhadap pendapatan sedangkan lama usaha dan
pemberian kredit oleh bank Sumut memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap pendapatan.

25

2.8

Kerangka Konseptual
Alur pemikiran dari penelitian “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan

Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Besar di Sumatera Utara”.
Akan dianalisis hubungan variabel Y (penyerapan tenaga kerja) dan
variabel X1 (kredit perbankan) dan variabel X2 (perkembangan ekonomi) dengan
menggunakan beberapa pengujian yaitu analisis regresi linier berganda yaitu
untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen (X1 = kredit
perbankan dan variabel X2 = perkembangan ekonomi) dengan variabel dependen
(Y = penyerapan tenaga kerja) apakah masing-masing variabel independen
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan atau penurunan.
Lalu uji t statistik, untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2)
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Tahap
terakhir uji F statistik untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2)
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(Y).
2.9. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, penulis
memberikan hipotesis sebagai berikut:
a.

∆Y
∆X1

b.

∆Y

>0;

Semakin tinggi kredit perbankan yang diberikan, cateris
paribus maka akan banyak tenaga kerja yang terserap pada
industri besar di Sumatera Utara.

>0;

Semakin tinggi perkembangan ekonomi, ceteris paribus,

26

∆X2

maka akan banyak tenaga kerja terserap pada industri
besar di Sumatera Utara

Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja Sektor Industri Besar di Sumatera Utara

Kredit Perbankan (X1)
Perkembangan
Ekonomi (X2)

uji t

Penyerapan Tenaga Kerja
(Y)

Uji F

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis