Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Di Kota Pematangsiantar

(1)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI KECIL DI KOTA

PEMATANGSIANTAR

OLEH

FLORIDA OCTAVIANA SITINJAK 090523037

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KREDIT PERBANKAN TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI KECIL DI KOTA

PEMATANGSIANTAR

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh kredit perbankan dan angkatan kerja terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kredit perbankan dan angkatan kerja terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar

Metode yang digunakan dalam analisis pengaruh kredit perbankan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar adalah regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS versi 15.0.

Berdasarkan hasil estimasi menunjukkan bahwa secara individual variabel kredit perbankan berpengaruh nyata pada penyerapan tenaga kerja dan angkatan kerja tidak berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar. Akan tetapi jika diuji secara bersama-sama variabel kredit perbankan dan angkatan kerja tidak berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Pematangsiantar.


(3)

ABSTRACT

Analysis The Influence of Credit of Bank to the absorption of small industrial sector employment in Pematangsiantar

Formulation of the problem in this study is to extent the effect of bank credit and the labor force to labor absorption in the small industrial sector in Pematangsiantar city. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of bank credit and the labor force to labor absorption in the small industrial sector in Pematangsiantar.

The method used in the analysis of the influence of bank credit to labor absorption in the small industrial sector in the Pematangsiantar is multiple linear regression using SPSS version 15.0.

Based on the estimation results show that bank credit variables individually significant effect on employment and workforce did not significantly affect labor absorption of small industrial sector in Pematangsiantar. However, if tested together variables of bank credit and workforce did not significantly affect employment in Pematangsiantar.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini bertujuan agar penulis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Di Kota Pematangsiantar”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada :

1. Bapak DRS. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku ketua Depertemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Sos, Sc, Ph.D selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekertaris Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

5. Bapak DR. H. B. Tarmizi, SU selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam mengerjakan skripsi ini dari awal pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.

6. Bapak DRS. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Dosen Pembaca Penilai yang memberikan petunjuk dalam menyempurnakan skripsi ini.

7. Teristimewa kedua orangtua penulis, bapak dan ibu serta kepada kedua saudara laki-laki saya, terimakasih atas doa serta dukungan moril ataupun materi yang tidak pernah putus diberikan kepada penulis.

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi terhusus Ekonomi Pembangunan atas pengajaran, bimbingan, dan bantuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.


(5)

9. Sahabat – sahabat terbaik penulis yang selalu memberikan dorongan serta doa dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10.Serta teman – teman seperjuangan di Ekonomi Pembangunan khususnya Ekonomi Pembangunan 2009 yang telah memberikan dorongan, memberi semangat dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena masih kurangnya pengalaman dan terbatasnya ilmu pengetahuan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam pencapaian kesempurnaan skripsi ini pada masa yang akan datang dan juga untuk penyempurnaan penulisan yang sejenis. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Juni 2012 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………... i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ……….……... iv

DAFTAR TABEL ……….….…….. v

DAFTAR GAMBAR ……….…….. vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ………....…. 1

1.2. Rumusan Masalah ……… 4

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……….…... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perbankan ………... 5

2.2. Pengertian Kredit ………. 6

2.2.1. Unsur-Unsur Kredit ………... 7

2.2.2. Prinsip-Prinsip Perkreditan ……….... 8

2.2.3. Jenis-Jenis Perkreditan ………... 12 2.3. Pengertian Tenaga Kerja ………... 16

2.3.1. Tenaga Kerja Dalam Industri Kecil ………... 18

2.4. Industri Kecil ……….…….….. 19

2.4.1. Pengertian Industri Kecil ………... 20

2.4.2. Karakteristik Industri Kecil ………... 22

2.4.3. Kategori Industri Kecil ……….. 26

2.5. Hipotesis ………... 27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ……… 28

3.2. Lokasi Penelitian ……….. 28

3.3. Jenis dan Sumber Dana ……… 28

3.4. Teknik Pengumpulan Data ………... 28

3.5. Teknik Analisis Data ……… 29

3.6. Uji Kesesuaian (Test Of Goodness Of Fit) ………...……... 29

3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square) ……… 29

3.6.2. Uji t-Statistik ………. 30

3.6.3. Uji F-Statistik ……… 31

3.7. Referensi Operasional ……….……. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kota Pematangsiantar ………... 33

4.1.1. Sejarah Kota Pematangsiantar ………... 33


(7)

4.1.3. Luas Wilayah dan Topografi Kota Pematangsiantar.. 35

4.1.4. Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar ………... 36

4.2. Hasil Penelitian ……….…... 36

4.2.1. Perkembangan Kredit Perbankan di Kota Pematangsiantar ………... 36

4.2.2. Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kota Pematangsiantar ……….. 42

4.2.3. Perkembangan Angkatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Pematangsiantar ……….. 46

4.3. Pembahasan ……….. 49

4.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 51

4.3.2. Intepretasi Model ………... 53

4.3.3. Pengujian Koefisien Regresi Secara Individual …… 54

4.3.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Keseluruhan …. 56 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ………... 59

5.2. Saran ………. 60 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

4.1 Luas Kota Pematangsiantar Berdasarkan Luas

Kecamatan ……… 35

4.2 Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota

Pematangsiantar ………... 36 4.3 Posisi Kredit Rupiah Yang Disalurkan

Berdasarkan Bank Umum di Kota Pematangsiantar

Menurut Jenis Valuta dari Tahun 2001-2010 …………... 37 4.4 Posisi Kredit Rupiah yang Disalurkan

Berdasarkan Bank Umum Menurut

Jenis Penggunaannya dari Tahun 2001-2010 ………... 38 4.5 Posisi Kredit Rupiah yang Disalurkan Oleh

Bank di kota Pematangsiantar Menurut

Sektor Ekonomi dari Tahun 2001-2010 ……….. 41 4.6 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor

Industri Kecil di Kota Pematangsiantar

Dari Tahun 2001-2005 ……….. 44 4.7 Perkembangan Tenaga Kerja Sektor

Industri Kecil di Kota Pematangsiantar

Dari Tahun 2006-2010 ……….. 45 4.8 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas

Yang Bekerja Selama Seminggu Menurut

Kotamadya dan Lapangan Usaha dari Tahun 2001-2010 ……. 47 4.9 Posisi kredit perbankan (Juta Rupiah), Angkatan Kerja (%)

Dan Penyerapan Tenaga Kerja (jiwa) di Kota Pematangsiantar Dari Tahun 2001-2010 ……….. 51 4.10 Hasil Analisis Regresi Kredit Perbankan,


(9)

DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Judul Halaman

4.1 Uji t Statistik Kredit Perbankan terhadap Tenaga

Kerja Sektor Industri Kecil ………... 55 4.2 Uji t Statistik Variabel Angkaan Kerja terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil ……... 56 4.3 Uji F Variabel Dependen terhadap Variabel


(10)

ABSTRACT

Analysis The Influence of Credit of Bank to the absorption of small industrial sector employment in Pematangsiantar

Formulation of the problem in this study is to extent the effect of bank credit and the labor force to labor absorption in the small industrial sector in Pematangsiantar city. The purpose of this study is to investigate and analyze the effect of bank credit and the labor force to labor absorption in the small industrial sector in Pematangsiantar.

The method used in the analysis of the influence of bank credit to labor absorption in the small industrial sector in the Pematangsiantar is multiple linear regression using SPSS version 15.0.

Based on the estimation results show that bank credit variables individually significant effect on employment and workforce did not significantly affect labor absorption of small industrial sector in Pematangsiantar. However, if tested together variables of bank credit and workforce did not significantly affect employment in Pematangsiantar.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan adanya suatu model yang menunjukkan proses perubahan yang dilakukan secara terus menerus dalam rangka meningkatkan perekonomian suatu negara. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta lembaga keuangan untuk membiayai, karena pembangunan sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.

Lembaga keuangan yang terlibat dalam suatu pembiayaan pembangunan ekonomi dibagi menjadi dua, yaitu lembaga keuangan bank (bank) dan lembaga keuangan non bank (LKKB).Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Bank menurut Undang-Undang Perbankan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Bank Umum dan BPR. Bank Umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR adalah bank yang hanya menerima simpanan dalam bentuk tabungan, deposito, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan lembaga keuangan non bank merupakan lembaga pembiayaan yang dalam kegiatan usahanya tidak melakukan penghimpunan dana dan memberikan jasa seperti halnya bank.


(12)

Kehadiran suatu lembaga perbankan dalam menopang pembangunan perekonomian mutlak diperlukan, karena bank disamping berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana dalam bentuk kredit, lembaga ini juga berfungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, simpanan berjangka, maupun dalam bentuk tabungan. Disamping itu bank juga berfungsi sebagai Agent of Development yang melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem lalu lintas pembayaran.

Dan sebagai bagian dari sektor finansial, keberadaan industri perbankan telah memainkan peranan yang cukup strategis. Untuk itu pemerintah terus berusaha untuk mendorong industri perbankan agar dapat menjalankan fungsinya sebagai mediator antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana.

Melihat peranannya yang demikian strategis maka lembaga perbankan perlu senantiasa mendapat pembinaan dan pengawasan yang efektif dengan didasari oleh landasan gerak yang kokoh agar lembaga perbankan di Indonesia mamp berfungsi secara efisien, sehat, dan wajar.

Sebagaimana halnya dengan usaha-usaha dibidang lainnya, kegiatan perbankan juga tidak terlepas dari tantangan dan resiko yang terkait dengan keadaan perekonomian, politik dan sebagainya.

Dalam upaya meningkatkan perekonomian, seluruh sektor-sektor ekonomi brupaya meningkatkan perekonomian daerahnya salah satunya ialah sektor industri kecil. Dewasa ini perbankan relatif kurang tertatrik untuk mengembankan mekanisme kredit bagi nasabah kecil terutama sektor industri kecil, karena nilai


(13)

transaksi yang relatif kecil dan lokasi usaha serta memiliki resiko yang tinggi sebagai sumber penyebab tingginya biaya transaksi yang harus dikeluarkan oleh bank sehingga lembaga keuangan lebih tertarik untuk menjangkau lapisan industri besar.

Pemberian kredit bagi sektor-sektor usaha kecil tidak terlepas dengan penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kualitas sebagai andalan pembangunan atau asset nasional yang perlu dipersiapkan sebaik-baiknya melalui program pengembangan sumber daya manusia.

Keberhasilan suatu sektor industri kecil ini didukung dengan adanya sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu meningkatkan produktifitas sektor industri kecil tersebut. Untuk memenuhi adanya sumber daya manusia yang dimaksud maka sektor industri kecil memerlukan dana yang cukup besar dalam merekrut karyawannya. Hal ini yang menyebabkan sektor industri kecil melakukan peminjaman kredit terhadap lembaga keuangan.

Dengan bantuan kredit dari perbankan diharapkan dapat meningkatkan produktifitas dari suatu sektor industri kecil dengan memiliki sumber daya manusia yang berkemampuan. Dengan demikian sektor usaha kecil dianggap sebagai sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lebih besar, dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya.

Sejalan dengan ulasan-ulasan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul : “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kota Pematangsiantar.


(14)

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh kredit perbankan terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar.

2. Seberapa besar pengaruh angkatan kerja terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar.

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kredit perbankan terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Pematangsiantar

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh angkatan kerja terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Pematangsiantar.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, agar dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang pengaruh dari kredit perbankan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil.

2. Agar hasil penelitian skripsi ini dapat dijadikan masukan yang berguna bagi para pengambil keputusan dimasa yang akan datang.


(15)

BAB II

Tinjauan Pustaka

2.1. Pengertian Perbankan

Dalam kehidupan perekonomian yang semakin berkembang dan modern, lembaga keuangan memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan kebijaksanaan moneter dalam meningkatkan tabungan masyarakat sangat tergantung pada lembaga keuangan. Dimana lembaga keuangan merupakan pelaksana dari kebiksanaan moneter tersebut. Secara umum lembaga keuangan dapat dikelompokkan dalam 2 bentuk, yaitu bank dan lembaga keuangan bukan bank (Sri Susilo, et. al., 2003:3).

Perbedaan bentuk lembaga keuangan tersebut dapat dilihat dari kegiatan utama yang mereka lakukan yaitu penghimpunan dan penyaluran dana. Dalam penghimpunan dana, bank dapat menghimpun baik secara langsung maupun secara tidak langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana secara tidak langsung dari masyarakat. Dalam hal penyaluran dana , bank dapat menyalurkan untuk tujuan modal kerja, investasi, dan konsumsi. Sedangkan lembaga keuangan bukan bank terutama untuk tujuan investasi. Meskipun hal ini tidak berarti lembaga keuangan bukan bank tidak diperbolehkan menyalurkan dana untuk tujuan modal kerja dan konsumsi.

Perbankan pada umumnya telah memegang peranan yang sangat penting dalam membantu dan mendorong kemajuan ekonomi. Melalui kegiatan


(16)

perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perbankan.

Pengertian perbankan menurut beberapa ahli: Menurut Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992 “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya pada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”.

Menurut A. Abdulrahman dalam Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan, menjelaskan bahwa “Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai jenis macam jasa, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawas terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan dan lain-lain”.

2.2. Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa yunani yaitu credere yang berarti kepercayaan (truth atau faith). Oleh karena itu dasar dari pada kredit adalah kepercayaan. Sebuah badan hukum yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan, baik berupa uang, barang maupun jasa.

Menurut Raymond P. Kent (Suyanto, 1997:13) dalam bukunya Money and Banking, arti kredit adalah “Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atas


(17)

kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang akan datang karena penyerahan barang-barang sekarang”.

Sedangkan menurut undang-undang pokok perbankan No. 7 tahun 1922, pengertian kredit adalah “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan”

2.2.1. Unsur – Unsur Kredit

Suatu hal yang mendasar dalam suatu pemberian kredit perbankan adalah, bahwa setiap orang atau badan usaha yang mendapatkan fasilitas kredit dari bank, berarti bahwa orang atau badan usaha tersebut telah mendapatkan kepercayaan terhadap “capacity dan willingness”nya.

Sebelum seseorang atau badan usaha mendapatkan fasilitas kredit, oleh bank telah dilakukan penelitian yang mendalam terhadap watak, kemampuan, modal, agunan, dan kondisi atau prospek usaha yang bersangkutan. Kredit yang diberikan kepada debitur harus didasarkan atas kepercayaan sehingga demikian pemberian kredit merupakan pemberian kepercayaan. Ini berarti bahwa kreditur akan memberikan kredit kalau ia betul – betul yakin bahwa debitur akan mengembalikan pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat – syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.


(18)

Unsur – unsur yang terdapat dalam pemberian kredit adalah :

a. Kepercayaan : Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit, bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang, atau jasa) akan benar – benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa datang.

b. Kesepakatan : Disamping unsur kepercayaan di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing.

c. Tingkat resiko (degree of risk) : Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja. Misalnya terjadinya bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa adan unsur kesengjangan lainnya.

d. Jangka waktu : Setiap waktu yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka panjang, jangka menengah atau jangka pendek.

e. Balas jasa : Merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.


(19)

2.2.2. Prinsip – Prinsip Perkreditan

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar – benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Dalam melakukan penilaian kriteria – kriteria serta aspek penilaian yang benar. Dalam melakukan penilaian kriteria – kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran – ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank.

Biasanya kriteria penilaian kredit yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar – benar menguntungkan dilakukan dengan analisa 5C dan 7P. Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai berikut :

1. Character

Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak pelaku orang – orang yang akan diberikan kredit benar – benar dapat dipercayai. Hal ini tercermin dari latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hoby dan social standingnya. Ini merupakan ukuran kemauan membayar.


(20)

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya. Kemampuannya bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya, termasuk kekuatan yang ia miliki. Pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit.

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan ( neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas dan sovabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik dan non fisik. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan yang dititipkan akan dapat digunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan kemungkinan untuk dimasa yang akan datang sesuai sektor masing – masing serta akibatnya dengan prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar – benar


(21)

memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Sedangkan penilaian dengan analisis 7P kredit adalah sebagai berikut : 1. Personality

Yaitu menilai nasabah dri segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari – hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah dalam kedalam klasifikasi tertentu atau golongan – golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Purpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam – macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.

4. Prospect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau


(22)

sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank ynag rugi tetapi nasabah juga.

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana yang untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Profitability

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperoleh.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.


(23)

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Secara umum jenis – jeis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antara lain :

1. Dilihat dari segi kegunaan a. Kredit investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin – mesin. Dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lama.

b. Kredit modal kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya – biaya lainnya yang berkaitan dengan produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit a. Kredit produktif

Kredit yang digunakan dalam peningkatan usaha atau produksi atau invesatasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan barang. Kredit pertanian akan menghasilkan


(24)

produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan bahan tambang atau kredit industri lainnya.

b. Kredit perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen – agen perdagangan yang membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit impor dan ekspor.

c. Kredit konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Di dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha. Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga.

3. Dilihat dari segi jangka waktu a. Kredit jangka pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya untuk peternakan ayam atau jika pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.


(25)

b. Kredit jangka menengah

Jangka waktu kredit berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi .Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk , atau peternakan kambing.

c. Kredit jangka panjang

Merupakan kredit yang masa pengambilannya paling panjang. Kredit jangka panjang masa pengambilannya diatas 3 tahun atau 5 tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan a. Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak terwujud atau jaminan orang artinya setiap yang disalurkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur.


(26)

5. Dilihat dari sektor usaha terdiri dari

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang seperti kambing atau sapi.

c. Kredit industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah, atau besar.

d. Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, sperti tambang emas, minyak atau timah.

e. Kredit pendidikan, merupakan kresit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kresit untuk para mahasiswa.

f. Kredit profesi, diberikan kepada profesioanl seperti dosen, dokter, pengacara.

g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan ataupun pembelian rumah.

h. Dan sektor-sektor lainnya.

2. 3. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usaha karena tanpa pekerja atau tenaga kerja mustahil suatu proses produksi dan aktifitas lainya berjalan dengan baik.


(27)

Secara umum tenaga kerja adalah mencakup manusia yang mampu bekerja untuk dapat menghasilkan barang atau jasa dan memiliki nilai ekonomis yang dapat berguna bagi memenuhi kebutuhan masyarakat, yang secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Winardi (1989 : 283) berpendapat bahwa “tenaga kerja adalah elemen penduduk yang membantu masyarakat dengan jalan menyediakan suatu kombinasi energi fisik dan intelengensia bagi suatu proses produksi”.

Sensus penduduk mendefenisikan tenaga kerja adalah semua penduduk yang telah berusia diatas sepuluh tahun. Sedangkan menurut Undang-Undang Pokok Ketenagakerjaan No.14 tahun 1965 bahwa “tenaga kerja adalah semua orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat”.

Jika yang digunakan sebagai satuan untuk menghitung tenaga kerja adalah orang, maka disini dianggap semua orang mempunyai kemampuan dan produktifitas kerja yang lama waktu kerjanya dianggap sama pula. Namun secara lebih praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan oleh batas umur yang berbeda.

1. Angkatan kerja

Menurut Biro Pusat Stasistik ( 1983 : 1), yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah “penduduk diatas umur sepuluh tahun keatas yang secara aktif melakukan kegiatan ekonomi. Angkatan kerja terdiri dari


(28)

penduduk yang bekerja , mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja dan tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari pekerjaan secara aktif”. Mereka yang berumur sepuluh tahun atau lebih tidak bekerja atau mencari pekerjaan karena sekolah, mengurus rumah tangga, pensiun atau secara fisik dan mental tidak memungkinkan untuk bekerja dan tidak dimasukkan dalam anngkatan kerja.

Angkatan Kerja = Pekerja + Pengangguran. 2. Pekerja.

Adalah mereka yang melakukan suatu pekerjaan dengan maksud memperoleh pendapatan atau keuntungan dengan lama bekerja paling sedikit satu jam secara konstan selama seminggu. Pekerja keluarga tanpa upah yang membantu dalam suatu proses usaha/kegiatan teknologi akan dimasukkan sebagai pekerja.

3. Tidak bekerja

a. Sementara tidak bekerja

Adalah mereka yang punya pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena berbagai sebab, sakit, cuti, menunggu panen, mogok, termasuk mereka yang sudah diterima bekerja selama seminggu yang lalu tidak bekerja.

b. Mencari pekerjaan

Adalah mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan dan mencari pekerjaan seperti mereka yang belum pernah bekerja dan atau mereka


(29)

sudah pernah bekerja karena suatu hal tertentu berhenti atau diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan pekerjaan. 4. Bukan angkatan kerja

Adalah penduduk usia kerja dengan kegiatan seperti bersekolah,mengurus rumah tangga dan lain-lain :

a. Bersekolah

Adapun mereka yang melakukan kegiatan bersekolah di sekolah formal yang dimulai pendidikan tinggi seminggu yang lalu termasuk libur.

b. Mengurus rumah tangga

Adalah mereka yang mengurus rumah tangga dengan tidak mendapatkan upah,sebaliknya pembantu rumah tangga yang mendapat upah dikategorikan sebagai pekerja.

2.3.1. Tenaga Kerja dalam Industri Kecil

Dengan mengamati komposisi tenaga kerja dari segi statusnya, maka secara langsung dapat diketahui indikasi tentang profesionalisme dan intensif biaya dalam pengelolaan suatu industri

Industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga umumnya adalah usaha yang bersifat kekeluargaan dan sebagian besar menggunakan pekerja yang tidak dibayar atau disebut juga unpaid family employment. Pekerja yang tidak dibayar tersebut seringkali tidak diperhitungkan atau bahkan sering diabaikan sebagai faktor produksi, padahal fungsi dan peranannya kemungkinan tidak berbeda dengan pekerja yang dibayar.


(30)

2.4. Industri Kecil

Proses pembangunan industri menggunakan strategi pembangunan yang diarahkan untuk membantu proses transformasi dari sektor agraris ke sektor industri melalui pendekatan pusat pertumbuhan (growth centre), serta menempatkan industri sebagai leading sector. Dan industri kecil dipandang mampu menjadi salah satu bagian dari industri yang potensial untuk dikembangkan menuju sasaran dari strategi pembangunan tersebut. Industri kecil memiliki peran yang strategis untuk meningkatkan pendapatan ,perluasan kesempatan kerja,peluang kesempatan berusaha dan mengatasi kemiskinan.

Hal ini memberi konsekuensi logis bahwa produk industri kecil harus mempunyai keunggulan-keunggulan baik kompetitif maupun komperatif, sehingga mampu bersaing dengan produk luar negeri dan pasar domestik maupun pasar luar negeri. Industri kecil perlu diberdayakan dalam raangka memanfaatkan peluang usaha dan tantangan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang. Pemberdayaan itu secara garis besar bertujuan untuk :

1. Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan industri kecil menjadi industri kecil yang tangguh dan mandiri serta dapat berkembang menjadi industri besar.

2. Meningkatkan peranan usaha dalam meningkatkan produk nasional, perluasan kesempatan kerja dan berusaha, peningkatan ekspor serta peningkatan dan pemerataan pendapatan untuk mewujudkan dirinya sebagai tulang punggung serta memperkukuh struktur perekonomian nasional.


(31)

2.4.1. Pengertian Industri Kecil

Untuk menjelaskan pengertian industi kecil maka akan diuraikan beberpa pendapat sebagai berikut :

1. Mubyarto (1984 :79)

Industri kecil dan industri pedesaan biasanya tidak dapat dipisahkan karena keduanya menunjukkan beberapa persamaan. Industri pedesaan biasanya adalah industri kecil yang tujuan utamanya adalah menambah pendapatan keluarga.

2. Kwik Kian Gie (1987 :14)

Industri kecil merupakan para wiraswasta yang mandiri dan tidak pernah menggantungkan diri pada siapapun juga, tidak pernah terdengar suara dan tuntutan- tuntutanya karena mereka terlalu lemah dan tidak mempunyai akses pada media massa. Tidak pernah menuntut fasilitas dari pemerintah, tidak mengerti dan tidak mungkin mampu mengerti instrumen canggih dan serba abstrak, tetapi besar hasilnya.

3. Departemen Perindustrian dan perdagangan (Depperindag)

Depperindag mendefenisikan industri kecil sebagai industri kecil yang memiliki nilai investasinya seluruhnya sampai dengan Rp 200 juta di luar tanah dan bangunan. Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 254/MPP/Kep/1997 tanggal 28 juli 1997.


(32)

Industri kecil adalah industri yang mempekerjakan 5-19 orang yang terdiri dari pekerja kasar yang dibayar, pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang tidak dibayar. Perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja 1-4 orang disebut sebagai industri rumah tangga.

5. Bank Indonesia

Menyatakan bahwa industri kecil adalah jika nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan berjumlah tidak melebihi Rp.600 juta. Dalam hal ini kepemimpinan Bank Indonesia juga menetapkan bahwa industri kecil minimal 50 % modal usaha dimiliki pribumi dan sebagian pengurus usaha tersebut adalah pribumi.

Dengan banyaknya batasan industi kecil yang berbeda-beda berdasarkan ketentuan dan ketetapan dari suatu lembaga,sehingga pendefenisian dari industri kecil berbeda dan menghambat pengembangan usaha tersebut.

6. Undang-Undang No.9 tahun 1995

Di dalam UU No.9 /1999 ditetapkan bahwa usaha hasil adalah suatu usaha yang memiliki nilai asset neto (tidak termasuk tanah dan bangunan) yang melebihi Rp 200 juta,atau penjualan per tahun tidak lebih besar dari Rp 1 miliar.


(33)

Industri kecil selain memiliki ciri khas menambah pendapatan masyarakat dan mempekerjakan sedikit orang dan teknologi sederhaha, juga mempunyai karakteristik yang sebagai berikut :

1. Kegiatan cenderung tidak formal dan jarang memiliki rencana usaha. 2. Struktur organisasi sederhana.

3. Jumlah tenaga kerja terbatas dengan pembagian kerja yang terbatas.

4. Kebanyakan tidak memisahkan kekayaan pribadi dengan kekayaan perusahaan.

5. Sistem akuntansi kurang baik bahkan tidak memilika sama sekali. 6. Skala ekonomi sangat kecil sehingga sulit menekan biaya.

7. Kemampuan pemasaran yang terbatas. 8. Marjin keuntungan sangat terbatas.

Karakteristik industri kecil diidentikkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dari segi kapital, industri kecil adalah industri yang nilai kapitalnya relatif kecil, lambat melakukan ekspansi, tidak tahan dumping dan modal sering dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.

2. Dari segi personil, industri kecil adalah industri yang sering yang dilakukan secara mandiri (self employment), tidak menuntut keterampilan yang tinggi, lemah latar belakang bisnis maupun masalah latar belakang akademisnya , lemah kaderisasi, dan kurang wawasan perkembangan di luar.


(34)

3. Dari segi manajemen, industri kecil adalah industri yang rentan terhadap pesaing, pasif dan tanpa integrasi dan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol.

4. Dari segi sarana dan teknologi menggunakan teknologi yang terbatas dan sering kali out of date, mudah diungguli pesaing dan menjalani kesulitan manejerial dan finansial dalam pengembangan teknologi.

5. Dari segi sosial ekonomi dan pasar, sering menjalani kesulitan menembus pasar yang lebih luas karena tidak standarnya produk dibanding dengan produk industri besar.

6. Dari segi sistem produksi, memiliki sistem produksi yang rendah, sering kali menggantungkan diri kepada pekerja keluarga yang tidak dibayar dan sulit mengembangkan desain produknya.

Pengusaha-pengusaha kecil yang ada di Indonesia mempunyai karakteristik yang dapat dilihat dari sisi permintaan yaitu:

1. Usaha lebih bersifat perusahaan keluarga, manajemen usaha dipegang oleh satu orang, biasanya kepala keluarga.

2. Bekerja / berusaha secara tradisional, menggunakan peralatan dan teknologi sederhana.

3. Manajemen dan administrasi keuangannya sangat lemah, antara lain tidak adanya catatan kegiatan usahanya, manejemen keuangan dan pribadi masih belum terpisah.


(35)

5. Jaminan yang dimilikinya umumnya tidak mencukupi, bahkan banyak yang tidak mempunyai jaminan.

6. Tempat tinggal/tempat usaha pada umumnya merupakan warisan yang bukti kepemilikannya belum diselesaikan (belum bersertifikat) bahkan ada yang tidak memiliki tempat usaha sendiri.

7. Kesulitan dalam memasarkan produksi yang dihasilkan.

8. Sulit mengidentifikasi permasalahan yang timbul dalam usahanya sehingga pada umumnya mereka hanya menyimpulkan kekurangan modal. 9. Dalam gejolak ekonomi, perubahan lingkungan makro ekonomi pengusaha

kecil tergolong paling terbelakang dalam mengetahuinya karena mereka lambat bahkan sama ssekali tidak mendapatkan informasi tersebut.

Menurut Amang (1995:2) mengkategorikan industri kecil dalam ciri-ciri seperti : 1. Modal kecil. Dalam hal tertentu kadang-kadang tenaga kerja satu-satunya

faktor produksi yang digunakan.

2. Biaya produksi sering bersifat computed tetapi belum tentu calculated. 3. Teknologi yang digunakan sangat sederhana.

4. Mutu yang diproduksi tergolong rendah. 5. Pasar terbatas

6. Usaha perluasan pasar selalu terbentur pada kendala peraturan.

7. Masalah pembiayaan dalam beberapa hal yang sering ditimbulkan karena kurangnya akses di dunia perbankan.

Berdasarkan Undang-Undang Departemen Perindustrian No.9 tahun 1995 tentang usaha kecil,ciri-cirinya adalah :


(36)

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.200 juta diluar tanah dan tempat bangunan tempat usaha.

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.100 juta. 3. Milik Warga Negara Indonesia (WNI)

4. Berdiri sendiri,bukan merupakan anak cabang perusahaan atau anak perusahaan yang dimiliki,dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan industri menengah maupun industri besar.

5. Bentuk usaha perorangan,badan usaha yang tidak berbentuk badan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum yaitu koperasi.

Sehingga secara umum sektor industri/usaha kecil di Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Hampir setengahnya dari industri kecil hanya mempergunakan kapasitas terpasang 60 % atau kurang.

2. Lebih dari setengah industri kecil didirikan sebagai pengembangan dari usaha kecil-kecilan.

3. Masalah utama yang dihadapi berbeda menurut tahap pengembangan usaha.

4. Umumnya susah untuk meningkatkan pangsa pasar bahkan cenderung mengalami penurunan usaha yang terjadi karena kurangnya modal,tidak mampu memasarkan dan kurang keterampilan teknis dan administrasi. 5. Tingkat ketergantungan terhadap bantuan dari pemerintah berupa

permodalan,pemasaran dan pengadaan barang /bahan relatif murah.


(37)

7. Hampir 70 % dari industri kecil melakukan pemasaran langsung kepada konsumen.

8. Sebagian besar industri kecil dalam usaha memperoleh bantuan perbankan merasa terlalu rumit dan dokumen yang harus dipersiapkan sukar dipenuhi.

2.4.3. Kategori Industri Kecil

Departemen Perindustrian mengkategorikan industri kecil dalam tiga jenis yaitu :

1. Industri Kecil Modern, yaitu industri yang meliputi : a. Memiliki skala produksi yang terbatas.

b. Menggunakan teknologi proses madya (intermediate process technology).

c. Dilibatkan dalam sistem produksi besar dan menengah dengan sistem pemasaran domestik dan ekspor.

d. Menggunakan mesin khusus dan alat perlengkapan lainnya.

Dengan kata lain industri kecil yang mempunyai akses untuk menjangkau sistem pemasaran yang relatif lebih berkembang di pasar domestik maupun di pasar ekspor.

2. Industri kecil tradisional memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

a. Mesin yang dipakai dan alat kelengkapan modal hanya relatit sederhana.

b. Proses teknologi yang digunakan sederhana. c. Lokasi di daerah pedesaan.


(38)

d. Aksesnya untuk mencapai atau menjangkau pasar di luar lingkungannya yang berdekatan terbatas.

3. Industri kerajinan besar

Industri kerajinan besar ini meliputi berbagai industri kecil yang sangat beragam mulai dari industri kecil yang menggunakan teknologi proses madya atau teknologi proses maju. Selain memiliki potensi untuk menyediakan lapangan kerja dan kesempatan untuk memperoleh pendapatan badi kelompok berpendapatn rendah terutama di daerah pedesaan ,industri kecil juga didorong olen landasan budaya.

2.5. Hipotesis

Secara empiris, hipotesa adalah jawaban sementara dari hasil pembahasan terhadap permasalahan yang menajadi obyek penelitian dimana tingkat kebenarannya masih perlu diuji.

Dari permasalahan diatas, maka penulis memberikan hipotesa sebagai berikut :

1. Kredit perbankan memberikan pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota Pematangsiantar.

2. Angkatan kerja memberikan pengaruh negatif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil d kota Pematangsiantar.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mengamati dan menganalisa peranan kredit perbankan terhadap peyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil di kota Pematagsiantar.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap industri kecil yang berada pada kota Pematangsiantar.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh langsung dari sumber resmi atau publikasi resmi seperti dari Badan Pusat Statistik kota Pematangsiantar.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Studi dokumentasi, dilakukan dengan meneliti dokumen-dokumen dan bahan tulisan serta sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian. Yang diambil dari Badan Pusat Statistika Kota Pematangsiantar dan Bank Indonesia Cabang Pematangsiantar.


(40)

3.5. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang dipergunakan dalam skripsi adalah :

Metode analisis regresi linier berganda yaitu untuk memprediksi nilai dari variabel terikat yaitu penyerapan tenaga kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu kredit investasi (X1), kredit modal kerja (X2), dan angkatan kerja (X3), sehingga dapat dipengaruhi hasil sehingga dapat diketahui pengaruh positif. Analisis ini menggunakan bantuan aplikasi sofware SPSS versi 15.0. Adapun model persamaan yang digunakan adalah:

Y = α + β1X1+ β2X2

Y = Penyerapan tenaga kerja(Jiwa)

+ μ

α = Intercept / Konstanta

β = Koefisien Arah Regresi X1

X

= Kredit perbankan (Rp) 2

μ = Term of error = Angkatan kerja (%)

3.6. Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) 3.6.1. Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat


(41)

dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.6.2. Uji t – statistik

Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat. Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa jumlah penyerapan tenaga kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu kredit perbankan (X1), angkatan kerja (X2). Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa penyerapan tenaga kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu kredit perbankan (X1), angkatan kerja (X2

Kriteria pengambilan keputusan :

) terhadap jumlah penyerapan tenaga kerja(Y).

Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α

Rumus uji – t hitung adalah :

Dimana bi

b = nilai hipotesis nol

= koefisien variabel independen ke-I


(42)

3.6.3. Uji F – Statisitik

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang di masukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Ho : b1 = b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel penyerapan tenaga kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu kredit perbankan (X1), angkatan kerja(X2), penyerapan tenaga kerja yaitu varibel terikat (Y). Ha : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya secara bersama -sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu variabelpenyerapan tenaga kerja (Y) dengan ikut memperhitungkan nilai-nilai variabel bebas yaitu kredit perbankan (X1), angkatan kerja (X2) terhadap penyerapan tenaga kerja (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika f hitung < f tabel pada α

Ha diterima jika f hitung > f tabel pada α

Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus :

Dimana :

k = jumlah variabel independen

n = jumlah sampel


(43)

3.7. Defenisi Operasional

1. Tenaga kerja adalah mencakup manusia yang mampu bekerja untuk dapat menghasilkan barang atau jasa dan memiliki nilai ekonomis yang

dapat berguna bagi memenuhi kebutuhan masyarakat, yang secara fisik

kemampuan bekerja diukur dengan usia.

2. Kredit Perbankan adalah kredit yang diberikan oleh suatu bank kepada masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan produktifitas usaha. 3. Angkatan kerja adalah penduduk diatas umur sepuluh tahun keatas yang


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Kota Pematangsiantar

4.1.1. Sejarah Kota Pematangsiantar

Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik, yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.

Disekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,Suhi Bah Bosar,dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu :

1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang. 2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota.

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu, Martoba, Sukadame dan Bane.

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.

Setelah Belanda memamusuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi Daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja. Controleur Belanda yang semula berkedudukan di perdagngngan pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu


(45)

Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami Kawasan Tiombang Galung dan Kampung melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian Pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285 Pematangsiantar berubah menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No.717 berubah menjadi Geemente yang mempunyai Dewan.

Pada jaman Jepang berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Pematangsiantar kembali menjadi daerah Otonomi. Berdasarkan UU No.22/1948 status geemente menjadi kota kabupaten Simalungun dan Walikota di rangkap oleh Bupati Simalungun sampai 1957.

Berdasarkan UU No1/1957 berubah menjadi Kota Praja penuh dan dengan keluarnya UU No.18/1965 berubah menjadi Kotamadya, dan dengan keluarnya UU No.5/1974 Tentang pokok-pokok pemerintah di daerah berubah menjadi daerah tingkat II Pematangsiantar sampai sekarang.

4.1.2. Kondisi Geografis Kota Pematangsiantar

Secara geografis wilayah kota Pematangsiantar berada antara 3°01’09” - 2° 54’ 40” Lintang Utara dan 99° 6’ 23” – 99° 1’ 10” Bujur Timur. Dengan luas wilayah 79,97 Km2 dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Simalungun Sebelah Selatan : Kabupaten Simalungun Sebelah Timur : Kabupaten Simalungun Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun


(46)

4.1.3. Luas Wilayah dan Topografi Kota Pematangsiantar

Kota Pematangsiantar terletak pada ketinggian 400-500 m diatas permukaan laut dengan topografi datar hingga bergelombang. Daerah bergelombang sampai berbukit di sebelah utara dan barat, sementara sebelah selatan dan timur merupakan daerah landai dengan kemiringan 0%-15%.Kota PematangSiantar tergolong ke dalam daerah tropis dengan iklim sedang.Suhu maksimum rata-rata 30,50C dan suhu minimum rata-rata 19,70C.Kelembaban udara rata-rata 86% dengan rata-rata tertinggi pada bulan Oktober dan November mencapai 89%. Sedangkan curah hujan rata-rata 306 mm dengan tertinggi 574 mm terjadi pada bulan September.Luas wilayah kota Pematangsiantar secara keseluruhan adalah 79,971 Km2 yang terdiri dari 8 kecamatan. Luas wilayah kota Pematangsiantar dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Luas Kota Pematangsiantar berdasarkan Luas Kecamatan

No Kecamatan Luas (Km2)

1 Siantar Marihat 7,825

2 Siantar Selatan 2,020

3 Siantar Barat 3,205

4 Siantar Utara 3,650

5 Siantar Timur 4,520

6 Siantar Martoba 18,022

7 Siantar Marimbun 18,006

8 Siantar Sitalasari 22,723

Total 79,971


(47)

4.1.4. Jumlah Penduduk Kota Pematangsiantar

Jumlah penduduk kota Pematangsiantar adalah 234.698 dengan kepadatan penduduk 47.016 Km2. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2

Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk kota Pematangsiantar No Kecamatan

Jumlah penduduk(Km2)

Kepadatan Penduduk(Km2)

1 Siantar Marihat 17.872 2.284

2 Siantar Selatan 14.642 813

3 Siantar Barat 17.101 8.466

4 Siantar Utara 34.984 10.915

5 Siantar Timur 46.423 12.719

6 Siantar Martoba 38.454 8.508

7 Siantar Marimbun 38.368 2.129

8 Siantar Sitalasari 26.854 1.182

Total 234.698 47.016

Sumber : Pematangsiantar dalam angka 2010 4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Perkembangan Kredit Perbankan di Kota Pematangsiantar

Perbankan yang beasaskan demokrasi ekonomi dengan fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat juga memiliki peranan yang sangat strategis untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasionla dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil – hasilnya serta menjaga stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak.


(48)

Dalam kaitannya dengan pemanfaatan dana dari masyarakat tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dunia perbankan sangat besar seiring dengan semakin meluasnya perkembangan dunia perbankan di negara kita, serta dukungan dari pemerintah dengan jalan megeluarkan berbagai kebijaksanaan yang bertujuan untuk mendorong perkembangan dunia perbankan. Dimana penyaluran dana yang dihimpun oleh dunia perbankan tersebut berupa kredit atau pinjaman dari berbagai sektor.

Penyaluran dana dalam bentuk kredit ini sangat bermanfaat untuk perkembangan pembangunan dimana kredit yang disalurakan oleh bank sangat bermanfaat untuk peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perkembangan kredit perbankan di kota Pematangsiantar dari tahun 2001-2010.

Table 4.3 akan memperlihatkan posisi kredit rupiah yang disalurkan oleh bank di kota Pematangsiantar menurut jenis valuta dari tahun 2001 – 2010. Dimana data tersebut akan menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan jumlah kredit yang disalurkan oleh bank di kota Pematangsiantar.


(49)

Tabel 4.3

Posisi Kredit Rupiah Yang Disalurkan Berdasarkan Bank Umum Di Kota Pematangsiantar Menurut Jenis Valuta Dari Tahun 2001 – 2010

(Milyar rupiah) Tahun

Jenis Tahun

Jumlah

Rupiah Valas

2001 960.860 1.613 962.743

2002 1.255.280 328 1.255.608

2003 1.397.059 12 1.397.071

2004 1.408.977 1.042 1.410.019

2005 1.458.190 635 1.458.825

2006 1.046.666 3.954 1.050.620

2007 956.522 - 956.522

2008 1.162.805 73.687 1.236.494

2009 1.242.123 21.942 1.264.065

2010 1.153.930 - 1.153.930

Sumber : Bank Indonesia Pematangsiantar, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah 2011

Dengan melihat tabel 4.3 diatas, terlihat perkembangan kredit di kota pematangsiantar yang disalurkan bank menurut jenis valuta dimana pada tahun 2001 kredit yang disalurkan sebesar Rp 962.473 mengalami peningkatan pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 1.458.825, pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar Rp 1.050.620. Tetapi pada tahun 2007 dimana posisi kredit mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar Rp 956.522. Untuk keadaan tahun 2008 posisi kredit yang disalurkan oleh perbankan hanya sebesar Rp 1.236.494 mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar yaitu sebesar Rp


(50)

279.972. Peningkatan kredit perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp 1.264.065. Pada tahun 2010 kredit yang disalurkan mengalami penurunan lagi sebesar Rp. 1.153.930 walaupun penurunannya tidak terlalu besar dibandingkan dengan posisi kredit pada tahun 2009.

Untuk mengetahui posisi kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan menurut jenis penggunaan dapat dijelaskan pada table 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Posisi Kredit Rupiah Yang Disalurkan oleh Bank Umum menurut Jenis Penggunaannya Dari tahun 2001 – 2010 (Milyar rupiah)

Tahun

Jenis Penggunaan

Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi

2001 683.503 100.261 178.709 962.743

2002 753.218 171.962 330.429 1.255.608 2003 784.618 169.196 443.257 1.397.071 2004 686.150 198.997 524.872 1.410.019 2005 683.471 247.794 527.560 1.458.825 2006 496.630 162.512 391.478 1.050.620

2007 425.883 119.775 410.864 956.522

2008 415.764 205.122 615.608 1.236.494 2009 497.685 143.756 622.624 1.264.065 2010 636.596 124.452 392.882 1.153.930 Sumber : Bank Indonesia Pematangsiantar, Statistik Ekonomi Keuangan Negara 2011

Tabel 4.4 menunjukkan perkembangan posisi kredit yang disalurkan berdasarkan jenis penggunaannya dari tahun 2001 – 2010, dimana kredit


(51)

perbankan yang disalurkan sebagian besar digunakan sebagai modal kerja dan investasi serta sebagian lagi untuk konsumsi. Keadaan pada tahun 2001 sebesar Rp 962.473 dimana sebesar Rp 683.503 digunakan untuk modal kerja, sekitar 100.261 digunakan untuk investasi dan sisanya lagi sebesar Rp 178.709 digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Diliha dari keseluruhan kredit menurut penggunaannya pada tahun 2001 – 2005 dan pada tahun 2006 posisi kredit mengalami penurunan sebesar Rp 408.205. Diikuti posisi kredit yang disalurkan baik dari modal kerja, konsumsi serta investasi pada tahun 2007 mengalami penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar Rp 94.096 dari posisi kredit tahun 2006 yang sebesar Rp 1.050.620. Hal ini jelas terlihat dari total kredit yang disalurkan pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp 956.522 dimana jauh lebih kecil dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya.

Pada tahun 2008 – 2010 kondisi kredit perbankan mengalami peningkatan. Apabila kita bandingkan dengan jumlah kredit pada tahun 2007 perbandingan cukup begitu besar tetapi dengan kondisi kredit yang disalurkan 3 tahun berikutnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Apabila kondisi ini terus berlanjut maka diharapkan kegiatan perekonomian kota Pematangsiantar akan berjalan baik sebagaimana yang diharapkan.

Dengan membaiknya kondisi perekonomian kota Pematangsiantar yang terlihat dari posisi kredit yang disalurkan pada jenis penggunaannya, maka dengan otomatis tingkat pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja akan terbuka ebih luas apalagi didorong dengan kondisi perbankan yang cukup sehat.


(52)

Penyaluran kredit yang dilakukan oleh pihak perbankan sangat dinantikan oleh para pelaku ekonomi dalam sektor industri. Hal ini ditujukan untuk meningkatkan kegiatan perekonomian kota Pematangsiantar. Sektor industri kecil memerlukan kucuran dana segar berupa penyaluran kredit perbankan untuk menjalankan roda perekonomian sektor industri kecil setiap tahunnya.

Kegiatan perekonomian kota Pematangsiantar tentu akan membaik apabila kondisi sosial masyarakat juga membaik. Dalam hal ini dengan membaiknya kondisi perekonomian kota Pematangsiantar tentu akan memperbaiki tingkat pendapatan masyarakat. Kredit yang disalurkan bank kepada masyarakat akan menambah suatu kegairahan industri kecil dalam meningkatkan usahanya. Dimana telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya diman fungsi suatu kredit yaitu sebagi alat stabilitas ekonomi dan meningkatkan suatu kegairahan dalam berusaha.

Pada tabel 4.5 akan menunjukkan posisi kredit rupiah yang disalurkan oleh bank di kota Pematangsiantar menurut sektor ekonomi. Dimana perkembangan penyaluran kredit sektor industri baik itu kenaikan atau penurunan menjadi acuan utama dalam hal menganalisis pengaruhnya terhadap proses kegiatan ekonomi sektor industri kecil pada umumnya.


(53)

(54)

Berdasarkan tabel 4.5, menunjukkan posisi kredit yang disalurkan pihak perbankan menurut sektor ekonomi. Dimana pada tahun 2001 hingga tahun 2003 posisi kredit yang disalurkan menurut sektor ekonomi maningkat dari posisi Rp 962.473 menuju Rp 1.397.341. Keseluruhan sektor ekonomi meningkat dari tahun 2003 hingga tahun 2005. Hal itu terlihat pada kestabilan ekonomi Indonesia. Dimana posisi kredit 2004 hingga tahun 2005 terus mengalami peningkatan diseluruh sektor ekonominya yaitu sebesar Rp 1.410.019 menuju Rp 1.458.825. Pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar Rp 408.205 dibandingkan dengan tahun 2005. Hal ini juga terlihat pada penurunan posisi kredit sektor perindustrian dari Rp 58.552 pada tahun 2006 menurun menjadi Rp. 33.405 pada tahun 2005. Pada tahun 2008 posisi kredit pada kesleruhan sektor ekonomi mulai meningkat kembali dimana pada tahun 2007 sebesar Rp 956.522 meningkat pada tahun 2008 sebesar Rp 279.972 menjadi Rp 1.236.494. Begitu juga pada tahun 2009 dan 2010 mengalami peningkatan yang serupa Hal yang paling signifikan, yaitu terlihat pada sektor perindustrian dimana pada tahun 2007 posisi kredit sebesar Rp 33.405 menuju Rp 72.623 pada tahun 2009. Hingga akhirnya pada tahun 2010 posisi kredit sector perindustrian mengalami penurunan sebesar Rp 8.735 jika dibandingkan dengan tahun 2009.

4.2.2.Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Di Pematangsiantar Besarnya tenaga kerja pada suatu kelompok indusri, baik itu industri besar, kecil, maupun menengah, belum tentu mencerminkan tingkat penyerapan yang tinggi terhadap tenaga kerja. Tingginya tingkat penyerapan tenaga kerja dapat dilihat dari rata – rata tenaga kerja perusahaan.


(55)

Biasanya perusahaan yang paling tinggi menyerap tenaga kerja adalah perusahaan – perusahaan pada golongan industri logam dasar sedangkan pada golongan industri kimia, batu bara, karet, dan plastik lebih kecil penyerapan tenaga kerjanya. Hal tersebut berdasarkan jenis industrinya baik itu besar, sedang maupun industri kecil.

Pada umumnya proses penyerapan dan perkembangan tenaga kerja pada industri kecil tidak dalam jumlah besar. Umumnya penyerapan tenaga kerja industri kecilberdasarkan jumlah kecamatan dan perusahaan yang membuka usaha pada wilayah tersebut dimana berkisar antara 5 – 15 orang per perusahaan.

Industri kecil merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah pada umumnya dan khususnya kota Pematangsiantar, umumnya industri kecil menggunakan teknologi yang sangat sederhana, proses produksinya membutuhkan padat tenaga kerja manusia yang dapat memperluas kesempatan kerja dan sekaligus dapat meningkatkan pendapatan. Pada tabel 4.6 menunjukkan perkembangan tenaga kerja berdasarkan sektor industri kecil.


(56)

Tabel 4.6

Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kota Pematangsiantar Tahun 2001 – 2005

Tahun

SEKTOR INDUSTRI KECIL

Jumlah Pengolahan Sandang Kimia Dan Logam, Alat Kerajinan

Bahan Dan Bahan Angkutan Dan

Makanan Kulit Bangunan Dan Jasa Umum

2001 139 200 101 300 371 1111

2002 283 768 137 414 703 2305

2003 198 744 237 390 540 2109

2004 229 309 105 256 334 1233

2005 167 228 107 390 572 1456

Sumber: BPS Kota Pematangsiantar, Pematangsiantar Dalam Angka 2010

Berdasarkan tabel 4.6 jumlah tenaga kerja dari tahun 2001 – 2005 mengalami suatu peningkatan dan juga mengalami suatu penurunan jumlah tenaga kerja. Menurut data yang diperoleh dari BPS kota Pematangsiantar bahwasanya sektor industri kecil pada tahun 2001 – 2005 terbagi atas 5 (lima) sektor yaitu pengolahan bahan makanan, sandang dan kulit, kimia dan bahan bangunan, logam, alat angkutan dan jasa, serta kerajinan dan umum.

Pada tahun 2002 jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar 2305 tenaga kerja dari 1111 tenaga kerja pada tahun 2001. Terjadi sedikitnya penurunan jumlah tenaga kerja pada tahun 2003 menjadi sebesar 2109 tenaga kerja. Hal ini terlihat dari penurunan keseluruhan sektor kecuali kimia dan bahan bangunan. Begitu juga pada tahun 2004 dan 2005 mengalami penurunan juga dari tahun 2003. Dimana pada tahun 2004 jumlah tenaga kerja menurun sebesar 876


(57)

tenaga kerja dan meningkat kembali pada tahun 2005 sebesar 232 tenaga kerja menjadi 1465 tenaga kerja.

Kenaikan dan penurunan jumlah tenaga kerja paling banyak terjadi pada sektor sandang dan kulit serta kerajinan dan umum. Hal ini dipengaruhi banyaknya permintaan dan penawaran akan tenaga kerja daripada sektor tersebut.

Tabel 4.7

Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Di Kota Pematangsiantar tahun 2005 – 2010

Tahun

SEKTOR INDUSTRI KECIL

Jumlah Logam, Mesin Hasil Pertanian Industri

Dan Dan Aneka

Kimia Kehutanan

2006 123 131 63 317

2007 194 215 473 882

2008 148 403 839 1390

2009 128 523 867 1518

2010 111 259 646 1016

Sumber : BPS Kota Pematangsiantar, Pematangsiantar Dalam Angka 2010

Menurut data yang diperoleh dari BPS kota Pematangsiantar, sektor industri kecil dibagi menjadi 3 (tiga) sektor yaitu kimia dan bahan bangunan, pertanian dan kehutanan, serta industri aneka. Pembagian sektor pada hasil pertanian dan kehutananterdiri dari pengolahan bahan makanan dan kulit, pada tahun 2005 keatas. Begitu juga kimia dan bahan bangunan serta logam, alat angkutan dan jasa masak pada pembagian logam dan kimia, dan pada industri aneka terdiri atas kerajinan dan umum.


(58)

Berdasarkan tabel 4.7 terjadi penururnan pada tahun 2006 dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya. Dimana penurunan tenaga kerja pada tahun 2006 dibandingkan tahun 2005 sebesar 1148 tenaga kerja menjadi 317 tenaga kerja pada tahun 2006 tersebut. Pada tahun 2007 jumlah tenaga kerja kembali meningkat menajdi 882 tenaga kerja disbanding tahun 2006 yaitu sebesar 317 tenaga kerja. Peningkatan pun terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 508 tenaga kerja dibandingkan tahun 2007. Peningkatan terus terjadi sebesar 128 tenaga kerja manjadi 1518 tenaga kerja pada tahun 2009. Peningkatan sektor industri aneka menyebabkan peningkatan jumlah tenaga kerja pada sektor industri umumnya. Dimana pada tahun 2006 hingga tahun 2009 peningkatan terus terjadi. Pada tahun 2006 hanya sebesar 63 tenaga kerja, 475 tenaga kerja pada tahun 2007 hingga 867 tenaga kerja pada tahun 2009. Tetapi pada tahun 2010 terjadi penurunan tenagakerja menjadi 1016 tenaga kerja dibandingkan tahun 2009 sebesar 1518 tenaga kerja.

4.2.3.Perkembangan Angkatan Kerja Menurut Lapangan Usaha Utama di Pematangsiantar

Berdasarkan buku indicator kesejahteraan rakyat tahun 2007 angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun keatas dan selama seminggu yang lalu mempunyai kerjaan, baik pekerjaan maupun sementara tidak bekerja karena suatu sebab seperti menunggu panen, sedang cuti dan sedang menunggu pekerjaan berikutnya (pekerjaan bebas professional seperti dukun dan dalang).

Dari penjelasan bab – bab yang terdahulu dimana seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi sedang mencari pekerjaan juga termasuk angkatan


(59)

kerja. Serta mereka yang bekerja selama seminggu sebeblum pencacahan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh penghasilan atau keuntungan dan lamanya bekerja paling sedikit 2 hari termasuk dalam golongan angkatan kerja yang bekerja. Sedangkan mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari pekerjaan termasuk dalam angkatan kerja golongan yang mencari kerja.


(60)

(61)

Berdasarkan tabel 4.8 persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang bekerja selama seminggu menurut kabupaten/kotamadya berdasarkan lapangan usaha utama terjadi kenaikan dan penurunan dari keseluruhan sektor ekonomi. Sektor industri menajdi tujuan utama dikarenakan persentase peningkatan dan penurunannya cukup signifikan disbanding sektor industri lain. Walaupun pada sektor perdagangan persentasi angkatan kerja cukup signifikan.

Angka persentase angkatan kerja pada tahun 2001 hingga tahun 2008 terus mengalami penurunan hal ini dipengaruhi oleh factor sumber daya manusia terhadap kemajuan teknologi yang berkembang, walaupun angka penurunannya tidak terlalu besar. Dimana pada tahun 2001 persentasinya sebesar 16,52%. Pada tahun 2002 dan 2003 mengalami penurunan hingga mencapai angka 13,39%, hal ini berarti terjadi penurunan sebesar 3,13%. Pada tahun 2004 terjadi penurunan sebesar 1,36% menjadi 12,03%. Begitu juga pada tahun 2005 dan 2006 penurunan persentasi angkatan kerja sebesar 11,12%. Pada tahun 2006 dan 2007 penduduk semakin bergiat mancari pekerjaan guna meningkatkan pendapatannya hal ini terlihat pada tahun 2007 persentasi angkatan kerja mencapai angka 13,35%. Tetapi pada tahun 2008 kembali mengalami penurunan sebesar 1,95% yaitu menjadi 11,58%. Lonjakan peningkatan angkatan kerja cukup drastic pada tahun 2009 sebesar 4,59% yaitu sebesar 16,27%. Peningkatan tersebut didukung oleh kondisi perekonomian pada umumnya sehingga menyebabkan minat masyarakat untuk meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan hidupnya untuk lebih mapan. Tetapi keadaan pada tahun 2008 kembali terulang pada tahun 2010


(62)

dimana persentasi angkatan kerja menurun sebesar 4,39% menjadi 11,88% pada tahun 2010 tersebut.

4.3. Pembahasan

Bila kita lihat perkembangan penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil dari tahun 2001 sampai 2005 mengalami peningkatan dan juga mengalami suatu penurunan jumlah tenaga kerja yang diserap sektor industri kecil di kota Pematangsiantar. Dimana pada penjelasan tabel 4.6 bahwasanya jumlah tenaga kerja tahun 2002 mengalami suatu peningkatan, sedangkan pada tahun 2003 – 2004 mengalami penurunan jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri kecil di kota Pematangsiantar. Pada tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar 223 tenaga kerja.

Pada tahun 2006 jumlah tenaga kerja mengalami penurunan. Tenaga kerja yang ada berkisar sebesar 317 tenaga kerja. Tapi pada tahun berikutnya penyerapan tenaga kerja telah mengalami peningkatan kembali dimana pada tahun 2007 jumlah tenaga kerja yang telah diserap oleh sektor industri telah mengalami kenaikan yaitu berkisar 882 tenaga kerja dan diikuti oleh tahun 2008 dan 2009. Pada tahun 2010 penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil mengalami penurunan kembali yaitu sebesar 502 tenaga kerja dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2009.

Dari penjelasan diatas penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil dipengaruhi oleh banyak factor diantaranya yaitu penyaluran kredit perbankan dan angkatan kerja. Kredit perbankan merupakan salah satu indicator yang mempengaruhi perkembangan industri kecil. Pada penelitian ini, posisi perbankan


(63)

diambil dari posisi kredit yang disalurkan pada sektor perindustrian. Sedangkan data angkatan kerja diperoleh berdasarkan persentase penduduk yang berumur 10 tahun keatas yang bekerja selama seminggu menurut kabupaten/kotamadya dan lapangan usaha utama. Lapangan usaha utama tersebut yaitu sektor industri kecil. Maka dari itu kedua variable tersebut akan diuji pengaruhnya terhadap penyerapan tenaga kerja sesuai dengan hipotesis yang tekah dilakukan sebelumnya.

Dari teori ekonomi yang ada pada umumnya, berhubungan dengan pembentukan suatu hipotesis yang biasanya merupakan pernyataan yang bersifat kualitatif. Untuk membuktikan hipotesis yang telah dibuat berdasarkan teori – teori yang sudah ada, maka penulis menggunakan teknik ekonometri untuk mempelajari analasis kuantitatif dari fenomena ekonomi dalam artian secara umum. Bentuk analisa yang dipakai yaitu untuk mengetahui apakah penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil dipengaruhi oleh posisi kredit perbankan dan angkatan kerja di kota Pematangsiantar.

Disini akan dijelaskan perhitungan serta pengujian terhadap masing – masing koefisien regresi yaitu Uji t dan Uji F yang diperoleh dengan menggunakan alat Bantu computer dengan program SPSS. Berdasarkan dengan hal – hal diatas maka berikut ini disajikan data dari variabel – variabel yang akan diteliti, sebagai berikut :


(64)

Tabel 4.9

Posisi Kredit Perbankan (juta Rupiah), Angkatan Kerja (%) dan Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa) di kota Pematangsiantar

Pada tahun 2001-2010

Tahun

Posisi Kredit

Angkatan Kerja

Penyerapan

Perbankan Tenaga Kerja

(Juta Rupiah) (%) (Jiwa)

2001 94.375 16,52 1111

2002 104.952 13,11 2305

2003 97.078 13,39 2109

2004 83.998 12,03 1233

2005 100.737 11,54 1465

2006 58.552 11,12 317

2007 33.405 13,53 882

2008 93.367 11,58 1390

2009 72.623 16,27 1518

2010 63.888 11,88 1016

Sumber : data pada tabel 4.5, 4.6, 4.7, dan 4.8 4.3.1. Analisis Regresi Linier Berganda

Tahapan selanjutnya dalam analisis ekonomi ekonometri adalah mengestimasi parameter model yang diperoleh melalui analisis regresi. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel. Hubungan tersebut dapat diekspresikan dalam bentuk persamaan yang menghubungkan variabel terikat (Y) dengan variabel bebas (X).


(65)

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Kredit Perbankan, Angkatan Kerja Dan Penyerapan Tenaga Kerja

No Hasil Regresi X1 X2

1 Mean 80.2975 13.0970

2 Standard Deviation 22.8274 1.9239

3 Regresion Coefficiants 17.717 53.889

4 Standard error (SE) 6.530 77.485

5 t-statistic 2.713 0.695

6 Constant -793.795

7 Standar Eror Of the Estimate (SEE) 446.8415

8 R. Square 0.534

9 Adjusted R2 0.400

10 F-statistic 4.006

Sumber : Hasil Olahan Data Sekunder

Dengan menggunakan dua variabel bebas yaitu kredit perbankan dan angkatan kerja, maka model yang diperoleh disebut model regresi linier berganda. Dari hasil analisis regresi linier berganda diatas dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), dapat ditarik suatu bentuk model persamaan untuk analisis pengaruh kredit perbankan dan angkatan kerja terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil sebagai berikut :

Bentuk umum : Y = α + β1X1 + β2X2

Dimana : Y = Penyerapan Tenaga kerja (Jiwa) + µ


(66)

β1 = Koefisien X X

1

1

β

= Kredit Perbankan (Juta Rupiah) 2 = Koefisien X

X

2

2

Hasil estimasi : Y= -793,795 + 17,717X1 + 53,889X2 = Angkatan Kerja (%)

t – Ratio (-701) (2,713) (0,695) Standard Error (1131,966) (6,530) (77,485) R2

4.3.2. Interpretasi Model 53%

Hasil estimasi parameter dari persamaan regresi yang telah diperoleh dapat dibuat suatu intepretasi terhadap model atau hipotesis yang telah diambil pada metode penelitian, sebagai berikut :

1. Kredit perbankan di kota Pematangsiantar memiliki pengaruh yang positif terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Pematangsiantar, hal ini terlihat pada koefisien β1

2. Angkatan kerja di kota Pematangsiantar memiliki pengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja sektor industri kecil di kota

pematangsiantar, hal ini terlihat pada koefisien β

sebesar 17,717. Artinya setiap kenaikan kredit perbankan sebersar 1.000.000 ceteris paribus maka mengakibatkan meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar 17 jiwa.

2 sebesar 53,889. artinya setiap kenaikan angkatan kerja sebesar 1000 ceteris paribus maka mengakibatkan meningkatnya jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar 53 jiwa.


(67)

3. Ukuran Goodness of Fit (R2) adalah tinggi dengan nilai 0,534 atau R2

4.6.3 Pengujian Koefisien Regresi secara Individual

sebesar 53%. Artinya 53% variasi penyerapan tenaga kerja dapat dijelaskan oleh variabel independent yaitu variabel kredit perbankan dan angkatan kerja. Sedangkan 47% lainnya dijelaskan oleh variabel lainnya.

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Hipotesis untuk masing – masing variabel dependen adalah sebagai berikut :

1. Kredit Perbankan a) Ho : β1

Ha : β

= 0 2

b) α = 5% ; df = n – k = 10 – 3 = 7

≠ 0

t – tabel = 1,895

c) Statistik Penguji (t-statistic) t – ratio = 2,713

d) KPK (Kriteria Pengambilan Keputusan) Ho diterima, apabila t-ratio < t-tabel Ha diterima, apabila t-ratio > t-tabel e) Keputusan : Statistically Significant

Ha diterima (ratio > tabel atau ratio berada diluar daerah t-tabel) berarti variabel X1 (Kredit Perbankan) berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja (Y) pada tingkat kepercayaan 95%.


(68)

Gambar 4.1

Uji t Statistik Variabel Kredit Perbankan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil

2. Angkatan Kerja a) Ho : β1

Ha : β

= 0 2

b) α = 5% ; df = n – k = 10 – 3 = 7

≠ 0

t-tabel = 2,365

c) Statistik penguji (t-statistik) t-ratio = 0,695

d) KPK (Kriteria Pengambilan Keputusan) Ho diterima, apabila t-ratio < t-tabel Ha diterima, apabila t-ratio > t-tabel e) Keputusan : Statistically Unsignificant

Ho diterima (apabila ratio < tabel atau ratio berada di daerah t-tabel atau daerah penerimaan hipotesa nol).


(69)

Berarti variabel X2

Gambar 4.2

(Angkatan kerja) tidak berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja (Y) pada tingkat kepercayaan 95%.

Uji t Statistik Variabel Angkatan Kerja terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil

4.3.4. Pengujian Koefisien Regresi Secara Keseluruhan

Untuk melihat apakah secara bersama – sama variabel X1 dan X2

a) Ho : R

yaitu kredit perbankan dan angkatan kerja mempengaruhi jumlah penyerapan tenaga kerja di kota Pematangsiantar melalui Uji F sebagai berikut :

2= 0 atau β 1 = β2 Ha : R

= 0 2≠ 0 atau β

1 = β2

b) α = 5% ; V1 = k – 1 = 3 – 1 = 2

≠ 0

V2 = n – k = 10 – 3 = 7 Maka F-tabel (2,7) = 4,74 c) Uji statistik


(70)

F-tabel = 4,74

d) KPK (Kriteria Pengambilan Keputusan) Ho diterima, apabila F-ratio < F-tabel Ha diterima, apabila F-ratio > F-tabel

Gambar 4.3

Uji F Variabel Dependen terhadap Variabel Independen

e) Kesimpulan bahwa Ho diterima (F-ratio < F-tabel) maka variabel kredit perbankan dan angkatan kerja tidak berpengaruh nyata terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Pematangsiantar.

Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam Uji t dan Uji F maka, dapatlah ditarik suatu kesimpulan pokok yaitu :

1. Daya taksiran dari model yang dibuat cukup baik dilihat dari R2 dan standar errornya. Dilihat dari ukuran Goodness of Fit (R2) sebesar 53% dapat disimpulkan bahwa semua titik pengamatan berada dekat garis regresi. Standard error adalah metode yang digunakan untuk menaksir model yang dilandasi pada prinsip meminimalkan error. Ketepatan dari taksiran ditentukan oleh standard error dari masing – masing taksiran.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

A. Abdulrahman, 1993. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, Pradnya Paramita, Jakarta.

Amang, Beddu, 1995. Ekonomi Rakyat, Usaha Kecil dan Koperasi, Dharma Karsa Utama, Jakarta.

Hadiwidjaja, H, dan R.A. Rivai Wirasasmita, 1997. Analisis Kredit, Pionir Jaya, Bandung.

Ismi, Iswandi, 1996. Pengembangan Industri Kecil Dan Rumah Tangga, BEB. Kasmir, 2003. Dasar – Dasar Perbankan, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. Mubyarto, 1984. Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta.

Suyanto Thomas, dkk, 1993. Dasar – Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

---, Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamadya Pematangsiantar, Indikator Ekonomi Pematangsiantar 2001 – 2010.

---, Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamadya Pematangsiantar, Indikator Kesejahteraan Rakyat Kota Pematangsiantar 2010.

---, Bank Indonesia Cabang Pematangsiantar, Statistik Ekonomi Keuangan Daerah 2011.

---, Badan Pusat Statistik (BPS) Kotamadya Pematangsiantar, Pematangsiantar Dalam angka 2001 – 2010.


(2)

Posisi Kredit Perbankan (juta Rupiah), Angkatan Kerja (%) dan Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa) di kota Pematangsiantar

Pada tahun 2001-2010

Tahun

Posisi Kredit

Angkatan Kerja

Penyerapan

Perbankan Tenaga Kerja

(Juta Rupiah) (%) (Jiwa)

2001 94.375 16,52 1111

2002 104.952 13,11 2305

2003 97.078 13,39 2109

2004 83.998 12,03 1233

2005 100.737 11,54 1465

2006 58.552 11,12 317

2007 33.405 13,53 882

2008 93.367 11,58 1390

2009 72.623 16,27 1518


(3)

GET

FILE='D:\skripsi octa\data.sav'. DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT. REGRESSION

/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS CI BCOV R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN /DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2 .

Regression

[DataSet1] D:\skripsi octa\data.sav

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

Penyerapan tenaga kerja 1334.60 577.087 10

kredit perbankan 80.29750 22.827438 10

angkatan kerja 13.0970 1.92389 10

Correlations

Penyerapan tenaga kerja

kredit perbankan

angkatan kerja Pearson Correlation Penyerapan tenaga kerja 1.000 .708 .208

kredit perbankan .708 1.000 .041

angkatan kerja .208 .041 1.000

Sig. (1-tailed) Penyerapan tenaga kerja . .011 .282

kredit perbankan .011 . .455

angkatan kerja .282 .455 .

N Penyerapan tenaga kerja 10 10 10

kredit perbankan 10 10 10

angkatan kerja 10 10 10

Variables Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 angkatan

kerja, kredit perbankan( a)

. Enter

a All requested variables entered.


(4)

Model Summary

Mode

l R

R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Change Statistics

R Square Change

F

Change df1 df2

Sig. F Change R Square Change F

Change df1 df2

1 .731(a) .534 .400 446.841 .534 4.006 2 7 .069

a Predictors: (Constant), angkatan kerja, kredit perbankan

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1599591.2

61 2 799795.630 4.006 .069(a)

Residual 1397671.1

39 7 199667.306

Total 2997262.4

00 9

a Predictors: (Constant), angkatan kerja, kredit perbankan b Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja

Coefficients(a) M od el Unstandardi zed Coefficients Standar dized Coeffic

ients t Sig.

95% Confidence

Interval for B Correlations

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Low er Boun d Upp er Bou nd Zero-order Parti al Part

Toler

ance VIF B Std. Error 1 (Constan

t)

-793. 795

1131

.966 -.701 .506 -3470.4 69 1882.8 79 kredit perbanka n 17.7 17 6.53

0 .701 2.71

3 .030 2.275 33.159 .708 .716 .700 .998 1.00

2 angkatan

kerja 53.8 89

77.4

85 .180 .695 .509 -129.33 2

237.11

1 .208 .254 .180 .998 1.00

2

a Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja

Coefficient Correlations(a) Model angkatan kerja kredit perbankan 1 Correlations angkatan kerja 1.000 -.041

kredit perbankan -.041 1.000 Covariances angkatan kerja 6003.853 -20.651 kredit perbankan -20.651 42.646 a Dependent Variable: Penyerapan tenaga kerja


(5)

Collinearity Diagnostics(a)

Model Dimension

Eigenvalue

Condition

Index Variance Proportions (Constant)

kredit perbankan

angkatan

kerja (Constant)

kredit perbankan

1 1 2.943 1.000 .00 .01 .00

2 .048 7.793 .03 .93 .09

3 .009 18.036 .96 .07 .91


(6)

Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Kredit Perbankan Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil di Kota Pematangsiantar” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma kaida dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skipsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, 18 Juni 2012

Florida Octaviana Sitinjak 090523037