T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Pengendalian Diri dengan Agresivitas Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga Tahun Ajaran 20162017 T1 Full text
HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN
AGRESIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
Vivi Dewi Salonika
132013074
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN
AGRESIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh : Vivi Dewi Salonika
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing :
Drs. Umbu Tagela, M.Si dan Drs. Sumardjono, Pm. M.Pd
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara
pengendalian diri dengan agresivitas. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 221 siswa. Jumlah ini
diperoleh dengan memakai Nomogram Harry King, jumlah populasi 596
siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 221 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random
Sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah Kendall Tau dengan
bantuan program SPSS Windows 16.0. Berdasarkan analisis data, dihasilkan
rxy= -.234 dengan p = < 0.01 berarti ada hubungan negatif yang signifikan
antara pengendalian diri dengan agresivitas. Dapat diartikan bahwa semakin
meningkat skor pengendalian diri maka akan diikuti oleh penurunan skor
agresivitas siswa.
Kata kunci : Siswa Kelas XI SMK, Pengendalian Diri, Agresivitas
dalamnya terdapat berbagai pilihan
PENDAHULUAN
Perkembangan
yang
yang akan membawa remaja ke arah
begitu cepat telah memberikan dampak
positif dan negatif. Perubahan yang
bagi
terkhususnya
membawa remaja ke arah positif tentu
remaja. Masa remaja yang dinyatakan
tidak menjadi masalah, namun ketika
sebagai periode perubahan (Hurlock,
hal itu justru membawa remaja ke arah
1980) menunjukkan bahwa perubahan
negatif maka perlu untuk diperhatikan.
yang terjadi bukan hanya secara
Perilaku-perilaku negatif yang mulai
internal namun juga eksternal.
dilakukan oleh remaja akan membawa
banyak
zaman
orang,
Masa remaja juga disebutkan
remaja
memiliki
agresivitas
yang
sebagai periode peralihan. Menurut
tinggi. Jika agresivitas
Hurlock (1980), bila anak-anak beralih
dibiarkan maka akan meningkat, maka
dari masa kanak-kanak menuju masa
dari itu diperlukan pengendalian diri
dewasa,
untuk menekannya.
anak-anak
harus
yang ada
“meninggalkan segala sesuatu yang
Berk (dalam Gunarsa, 2004)
bersifat kekanak-kanakan” dan juga
menjelaskan pengendalian diri adalah
harus mempelajari pola perilaku dan
kemampuan individu untuk menahan
sikap
menggantikan
keinginan atau dorongan sesaat yang
yang
sudah
bertentangan dengan tingkah laku yang
demikian
tidak sesuai dengan norma sosial.
perubahan pola perilaku dan sikap baru
Memiliki pengendalian diri yang tinggi
bagi
remaja
akan membantu remaja untuk menekan
Namun
agresivitas dalam dirinya.
baru
perilaku
untuk
dan
sikap
ditinggalkan.
Dengan
remaja
sangatlah
pada
masa
diperlukan.
terkadang perubahan perilaku dan
Agresivitas sendiri oleh Baron &
sikap remaja tidak dibarengi dengan
Richardson (Mercer, 2012) dijelaskan
kemampuan
sebagai setiap bentuk perilaku yang
untuk
mengendalikan
dirinya.
bertujuan mencelakai makhluk hidup
Proses perubahan dari kanakkanak
menuju
dewasa
tentu
di
lain
yang
termotivasi
untuk
menghindari perlakuan semacam itu.
Hal ini berarti diperlukan adanya niat
adanya hubungan antara pengendalian
untuk mencelakai orang lain walaupun
diri dengan agresivitas.
hal itu mungkin tidak benar-benar
terjadi.
Selain itu, berdasarkan hasil
wawancara dengan guru BK SMK
Banyak pemberitaan di media
Negeri 2 Salatiga diketahui bahwa
massa mengenai perilaku agresif yang
pengendalian diri siswa belum stabil
dilakukan
ini.
karena masih sering terpicu oleh
tahun
teman-temannya. Aspek pengendalian
meninju seorang nenek yang berusia
perilaku masih dinilai rendah daripada
87 tahun di Croydon, London (Liputan
aspek pengendalian kognitif maupun
6, 10 November 2015). Sejumlah
keputusan.
remaja di Kebon Jeruk tawuran dengan
siswa yang paling nampak dilakukan
memakai senjata tajam (Suara.com, 13
adalah agresi verbal, siswa biasanya
Februari 2016).
mengucapkan
Seorang
remaja
gadis
berusia
Keterkaitan
dengan
akhir-akhir
14
pengendalian diri
agresivitas
dikaji
Nurfaujiyanti
(2010)
penelitiannya
yang
oleh
dalam
berjudul
“Hubungan Pengendalian Diri (Self
Control
dengan
Agresivitas
Anak
Sedangkan
kata-kata
agresivitas
umpatan
secara spontan.
Berdasarkan
latar
belakang
sebagaimana diuraikan di atas, maka
penulis
tertarik
untuk
menulis
mengenai hubungan pengendalian diri
dengan agresivitas
siswa kelas XI
Jalanan” yang menunjukkan adanya
SMK Negeri 2 Salatiga tahun ajaran
hubungan negatif antara pengendalian
2016/2017.
diri dengan agresivitas anak jalanan.
LANDASAN TEORI
Penelitian
Agresivitas
relevan
lainnya
mengungkapkan hasil yang berbeda,
Dalam Kamus Besar Bahasa
Toyibah (2007) dalam penelitiannya
Indonesia agresivitas merupakan hal
“Perilaku Agresif pada Budaya Carok
(sifat, tindak_ agresif; keagresifan.
ditinjau dari Kematangan Emosi dan
Agresi menurut Elliot Aronson (dalam
Kontrol
Koeswara,1988) adalah “tingkah laku
Diri”
menunjukkan
tidak
yang
dijalankan
individu
dengan
maksud melukai atau mencelakakan
agresif, yakni agresi fisik, agresi
verbal, kemarahan dan permusuhan.
individu lain dengan ataupun tanpa
tujuan tertentu.”
(2014)
Baron
(2005)
juga
agresi pada manusia, yaitu :
1. Sosial
mendefinisikan agresi sebagai tingkah
2. Personal
laku yang diarahkan kepada tujuan
3. Kebudayaan
menyakiti makhluk hidup lain yang
4. Situasional
ingin menghindari perlakuan semacam
5. Sumber Daya
itu. Definisi agresi dari Baron ini
6. Media Massa
mencakup empat faktor : tingkah laku,
Pengendalian Diri
tujuan
menuliskan
beberapa faktor yang menyebabkan
Sejalan dengan pendapat Elliot,
Robert
Sarlito
untuk
melukai
atau
Pengendalian diri atau di dalam
mencelakakan (termasuk mematikan
bahasa inggris sering disebut pula
atau
yang
dengan self control, memiliki arti yang
menjadi pelaku dan individu yang
sama pula dengan kontrol diri. Averill
menjadi korban, dan ketidakinginan si
(dalam Lestari, 2014) mengemukakan
korban menerima tingkah laku si
kontrol diri sebagai variabel psikologis
pelaku
Dapat
yang sederhana, karena di dalamnya
agresivitas
tercakup tiga konsep yang berbeda
berbicara mengenai perilaku yang
tentang kemampuan mengontrol diri,
dilakukan dengan maksud menyakiti,
yaitu
mencelakai maupun melukai orang
memodifikasi perilaku, kemampuan
lain yang tidak diharapkan datangnya.
individu dalam mengelola informasi
membunuh),
individu
(Koeswara,1988).
disimpulkan
bahwa
Pengukuran
agresivitas
:
kemampuan
individu
yang tidak diinginkan dengan cara
dilakukan dengan melihat aspek-aspek
menginterpretasi
yang ada di dalamnya. Buss dan Perry
individu untuk memilih suatu tindakan
(dalam Lestari, 2014) menyebutkan
berdasarkan sesuatu yang diyakininya.
bahwa ada empat aspek perilaku
serta
kemampuan
Gilliom et al (Gunarsa, 2005)
juga
mengungkapkan
keinginan atau dorongan sesaat yang
pengertian
bertentangan dengan tingkah laku yang
pengendalian diri sebagai kemampuan
tidak sesuai dengan norma sosial
individu yang terdiri dari tiga aspek,
(Berk, dalam Gunarsa, 2006).
yaitu kemampuan mengendalikan diri
Seseorang
yang
memiliki
atau menahan tingkah laku yang
pengendalian
bersifat menyakiti atau merugikan
cenderung memiliki agresivitas yang
orang lain, kemampuan bekerja sama
rendah. Berbeda dengan seseorang
dengan orang lain dan kemampuan
memiliki pengendalian yang rendah,
untuk
mengikuti
berlaku,
serta
diri
yang
tinggi
peraturan
yang
ketika tidak mampu mengendalikan
kemampuan
untuk
emosinya maka perilaku agresif yang
keinginan
atau
merugikanlah yang akan timbul. Baron
mengungkapkan
perasaan kepada orang lain tersebut.
Aspek-aspek
dalam
dan
Richardson
berpendapat
(Kraher,2005)
bahwa
agresi
adalah
perilaku
yang
pengendalian diri diungkapkan oleh
segala
Averill (dalam Serena, 2014), ada 3
dimaksudkan untuk menyakiti atau
aspek
melukai makhluk hidup yang lain yang
yaitu
:
behaviour
control
bentuk
(kontrol perilaku), cognitive control
terdorong
(kontrol kognitif) dan decision control
perlakuan itu.
(kontrol keputusan).
Faktor
yang
untuk
Berdasarkan
mempengaruhi
penulis
menghindari
uraian
di
menyimpulkan
atas,
bahwa
pengendalian diri oleh Logue (dalam
pengendalian diri memiliki pengaruh
Sriyanti, 2015) dibagi menjadi dua,
besar terhadap agresivitas seseorang.
yakni : faktor genetik dan faktor milieu
Semakin tinggi pengendalian diri maka
(lingkungan).
semakin
rendah
dimiliki
seseorang,
Hubungan
Pengendalian
Diri
sebaliknya
dengan Agresivitas
Pengendalian
diri
diartikan
kemampuan individu untuk menahan
agresivitas
begitu
semakin
yang
pula
rendah
pengendalian diri seseorang maka
agresivitasnya semakin tinggi.
METODE
Jenis
penelitian
penelitian
ini
korelasional,
adalah
Arikunto
(2010) menyebutkan jenis penelitian
korelasional
bertujuan
untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan
antara dua atau beberapa variabel.
Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2
Salatiga yang berjumlah 596 siswa.
Teknik
pengambilan
menggunakan
Cluster
sample
Random
Sampling. Penentuan jumlah sampel
dilakukan dengan menggunakan rumus
penentuan
jumlah
dikembangkan
(Sugiyono,
Isaac
2012).
sampel
dan
yang
Michael
Penghitungan
jumlah sampel diambil dari jumlah
populasi siswa kelas XI SMK Negeri 2
Salatiga
yakni
596
siswa
(yang
dibulatkan menjadi 600 siswa). Jumlah
populasi 600 dengan taraf kesalahan
5% pada tabel penentuan rumus Isaac
dan
Michael
didapatkan
siswa.
(Sugiyono,
sampel
sebanyak
2012)
221
Tabel 1.1 Data Subjek Penelitian
Siswa
Juml Persenta
Kelas
ah
se
L
P
XI TKJ-B
18 16
34
15.38%
XI TMO-A 35
35
15.84%
XI TEI-A
24
9
33
14.93%
XI TEI-B
27
7
34
15.38%
XI TPM-B
33
33
14.93%
XI TPBU
36
36
16.30%
XI TKBB
12
4
16
7.24%
185 36
221
100%
Total
Teknik
pengumpulan
menggunakan
skala,
data
yakni
skala
pengendalian diri dan skala agresivitas.
Uji validitas instrumen mengacu
pada teori Azwar (2012) dengan
koefisien validitas berada di atas 0.25.
Uji reliabilitas mengacu pada teori
George & Mallery (1995) dengan hasil
kedua
skala
memiliki
koefisien
reliabilitas > 0.8 dan berada pada
kategori reliabilitas bagus.
Sebelum
menentukan
teknik
analisis data yang dipakai, penulis
melakukan
metode
uji
normalitas
dengan
Kolmogorov-Smirnov
didapatkan hasil Asymp.Sig (2-tailed)
pengendalian
diri
0.000
AGRESIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL TUGAS AKHIR
Oleh
Vivi Dewi Salonika
132013074
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2017
HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN
AGRESIVITAS SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 SALATIGA
TAHUN AJARAN 2016/2017
Oleh : Vivi Dewi Salonika
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
Pembimbing :
Drs. Umbu Tagela, M.Si dan Drs. Sumardjono, Pm. M.Pd
(Program Studi Bimbingan dan Konseling-FKIP-UKSW)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara
pengendalian diri dengan agresivitas. Subyek penelitian ini adalah siswa
kelas XI SMK Negeri 2 Salatiga yang berjumlah 221 siswa. Jumlah ini
diperoleh dengan memakai Nomogram Harry King, jumlah populasi 596
siswa dengan taraf kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya 221 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random
Sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah Kendall Tau dengan
bantuan program SPSS Windows 16.0. Berdasarkan analisis data, dihasilkan
rxy= -.234 dengan p = < 0.01 berarti ada hubungan negatif yang signifikan
antara pengendalian diri dengan agresivitas. Dapat diartikan bahwa semakin
meningkat skor pengendalian diri maka akan diikuti oleh penurunan skor
agresivitas siswa.
Kata kunci : Siswa Kelas XI SMK, Pengendalian Diri, Agresivitas
dalamnya terdapat berbagai pilihan
PENDAHULUAN
Perkembangan
yang
yang akan membawa remaja ke arah
begitu cepat telah memberikan dampak
positif dan negatif. Perubahan yang
bagi
terkhususnya
membawa remaja ke arah positif tentu
remaja. Masa remaja yang dinyatakan
tidak menjadi masalah, namun ketika
sebagai periode perubahan (Hurlock,
hal itu justru membawa remaja ke arah
1980) menunjukkan bahwa perubahan
negatif maka perlu untuk diperhatikan.
yang terjadi bukan hanya secara
Perilaku-perilaku negatif yang mulai
internal namun juga eksternal.
dilakukan oleh remaja akan membawa
banyak
zaman
orang,
Masa remaja juga disebutkan
remaja
memiliki
agresivitas
yang
sebagai periode peralihan. Menurut
tinggi. Jika agresivitas
Hurlock (1980), bila anak-anak beralih
dibiarkan maka akan meningkat, maka
dari masa kanak-kanak menuju masa
dari itu diperlukan pengendalian diri
dewasa,
untuk menekannya.
anak-anak
harus
yang ada
“meninggalkan segala sesuatu yang
Berk (dalam Gunarsa, 2004)
bersifat kekanak-kanakan” dan juga
menjelaskan pengendalian diri adalah
harus mempelajari pola perilaku dan
kemampuan individu untuk menahan
sikap
menggantikan
keinginan atau dorongan sesaat yang
yang
sudah
bertentangan dengan tingkah laku yang
demikian
tidak sesuai dengan norma sosial.
perubahan pola perilaku dan sikap baru
Memiliki pengendalian diri yang tinggi
bagi
remaja
akan membantu remaja untuk menekan
Namun
agresivitas dalam dirinya.
baru
perilaku
untuk
dan
sikap
ditinggalkan.
Dengan
remaja
sangatlah
pada
masa
diperlukan.
terkadang perubahan perilaku dan
Agresivitas sendiri oleh Baron &
sikap remaja tidak dibarengi dengan
Richardson (Mercer, 2012) dijelaskan
kemampuan
sebagai setiap bentuk perilaku yang
untuk
mengendalikan
dirinya.
bertujuan mencelakai makhluk hidup
Proses perubahan dari kanakkanak
menuju
dewasa
tentu
di
lain
yang
termotivasi
untuk
menghindari perlakuan semacam itu.
Hal ini berarti diperlukan adanya niat
adanya hubungan antara pengendalian
untuk mencelakai orang lain walaupun
diri dengan agresivitas.
hal itu mungkin tidak benar-benar
terjadi.
Selain itu, berdasarkan hasil
wawancara dengan guru BK SMK
Banyak pemberitaan di media
Negeri 2 Salatiga diketahui bahwa
massa mengenai perilaku agresif yang
pengendalian diri siswa belum stabil
dilakukan
ini.
karena masih sering terpicu oleh
tahun
teman-temannya. Aspek pengendalian
meninju seorang nenek yang berusia
perilaku masih dinilai rendah daripada
87 tahun di Croydon, London (Liputan
aspek pengendalian kognitif maupun
6, 10 November 2015). Sejumlah
keputusan.
remaja di Kebon Jeruk tawuran dengan
siswa yang paling nampak dilakukan
memakai senjata tajam (Suara.com, 13
adalah agresi verbal, siswa biasanya
Februari 2016).
mengucapkan
Seorang
remaja
gadis
berusia
Keterkaitan
dengan
akhir-akhir
14
pengendalian diri
agresivitas
dikaji
Nurfaujiyanti
(2010)
penelitiannya
yang
oleh
dalam
berjudul
“Hubungan Pengendalian Diri (Self
Control
dengan
Agresivitas
Anak
Sedangkan
kata-kata
agresivitas
umpatan
secara spontan.
Berdasarkan
latar
belakang
sebagaimana diuraikan di atas, maka
penulis
tertarik
untuk
menulis
mengenai hubungan pengendalian diri
dengan agresivitas
siswa kelas XI
Jalanan” yang menunjukkan adanya
SMK Negeri 2 Salatiga tahun ajaran
hubungan negatif antara pengendalian
2016/2017.
diri dengan agresivitas anak jalanan.
LANDASAN TEORI
Penelitian
Agresivitas
relevan
lainnya
mengungkapkan hasil yang berbeda,
Dalam Kamus Besar Bahasa
Toyibah (2007) dalam penelitiannya
Indonesia agresivitas merupakan hal
“Perilaku Agresif pada Budaya Carok
(sifat, tindak_ agresif; keagresifan.
ditinjau dari Kematangan Emosi dan
Agresi menurut Elliot Aronson (dalam
Kontrol
Koeswara,1988) adalah “tingkah laku
Diri”
menunjukkan
tidak
yang
dijalankan
individu
dengan
maksud melukai atau mencelakakan
agresif, yakni agresi fisik, agresi
verbal, kemarahan dan permusuhan.
individu lain dengan ataupun tanpa
tujuan tertentu.”
(2014)
Baron
(2005)
juga
agresi pada manusia, yaitu :
1. Sosial
mendefinisikan agresi sebagai tingkah
2. Personal
laku yang diarahkan kepada tujuan
3. Kebudayaan
menyakiti makhluk hidup lain yang
4. Situasional
ingin menghindari perlakuan semacam
5. Sumber Daya
itu. Definisi agresi dari Baron ini
6. Media Massa
mencakup empat faktor : tingkah laku,
Pengendalian Diri
tujuan
menuliskan
beberapa faktor yang menyebabkan
Sejalan dengan pendapat Elliot,
Robert
Sarlito
untuk
melukai
atau
Pengendalian diri atau di dalam
mencelakakan (termasuk mematikan
bahasa inggris sering disebut pula
atau
yang
dengan self control, memiliki arti yang
menjadi pelaku dan individu yang
sama pula dengan kontrol diri. Averill
menjadi korban, dan ketidakinginan si
(dalam Lestari, 2014) mengemukakan
korban menerima tingkah laku si
kontrol diri sebagai variabel psikologis
pelaku
Dapat
yang sederhana, karena di dalamnya
agresivitas
tercakup tiga konsep yang berbeda
berbicara mengenai perilaku yang
tentang kemampuan mengontrol diri,
dilakukan dengan maksud menyakiti,
yaitu
mencelakai maupun melukai orang
memodifikasi perilaku, kemampuan
lain yang tidak diharapkan datangnya.
individu dalam mengelola informasi
membunuh),
individu
(Koeswara,1988).
disimpulkan
bahwa
Pengukuran
agresivitas
:
kemampuan
individu
yang tidak diinginkan dengan cara
dilakukan dengan melihat aspek-aspek
menginterpretasi
yang ada di dalamnya. Buss dan Perry
individu untuk memilih suatu tindakan
(dalam Lestari, 2014) menyebutkan
berdasarkan sesuatu yang diyakininya.
bahwa ada empat aspek perilaku
serta
kemampuan
Gilliom et al (Gunarsa, 2005)
juga
mengungkapkan
keinginan atau dorongan sesaat yang
pengertian
bertentangan dengan tingkah laku yang
pengendalian diri sebagai kemampuan
tidak sesuai dengan norma sosial
individu yang terdiri dari tiga aspek,
(Berk, dalam Gunarsa, 2006).
yaitu kemampuan mengendalikan diri
Seseorang
yang
memiliki
atau menahan tingkah laku yang
pengendalian
bersifat menyakiti atau merugikan
cenderung memiliki agresivitas yang
orang lain, kemampuan bekerja sama
rendah. Berbeda dengan seseorang
dengan orang lain dan kemampuan
memiliki pengendalian yang rendah,
untuk
mengikuti
berlaku,
serta
diri
yang
tinggi
peraturan
yang
ketika tidak mampu mengendalikan
kemampuan
untuk
emosinya maka perilaku agresif yang
keinginan
atau
merugikanlah yang akan timbul. Baron
mengungkapkan
perasaan kepada orang lain tersebut.
Aspek-aspek
dalam
dan
Richardson
berpendapat
(Kraher,2005)
bahwa
agresi
adalah
perilaku
yang
pengendalian diri diungkapkan oleh
segala
Averill (dalam Serena, 2014), ada 3
dimaksudkan untuk menyakiti atau
aspek
melukai makhluk hidup yang lain yang
yaitu
:
behaviour
control
bentuk
(kontrol perilaku), cognitive control
terdorong
(kontrol kognitif) dan decision control
perlakuan itu.
(kontrol keputusan).
Faktor
yang
untuk
Berdasarkan
mempengaruhi
penulis
menghindari
uraian
di
menyimpulkan
atas,
bahwa
pengendalian diri oleh Logue (dalam
pengendalian diri memiliki pengaruh
Sriyanti, 2015) dibagi menjadi dua,
besar terhadap agresivitas seseorang.
yakni : faktor genetik dan faktor milieu
Semakin tinggi pengendalian diri maka
(lingkungan).
semakin
rendah
dimiliki
seseorang,
Hubungan
Pengendalian
Diri
sebaliknya
dengan Agresivitas
Pengendalian
diri
diartikan
kemampuan individu untuk menahan
agresivitas
begitu
semakin
yang
pula
rendah
pengendalian diri seseorang maka
agresivitasnya semakin tinggi.
METODE
Jenis
penelitian
penelitian
ini
korelasional,
adalah
Arikunto
(2010) menyebutkan jenis penelitian
korelasional
bertujuan
untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan
antara dua atau beberapa variabel.
Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2
Salatiga yang berjumlah 596 siswa.
Teknik
pengambilan
menggunakan
Cluster
sample
Random
Sampling. Penentuan jumlah sampel
dilakukan dengan menggunakan rumus
penentuan
jumlah
dikembangkan
(Sugiyono,
Isaac
2012).
sampel
dan
yang
Michael
Penghitungan
jumlah sampel diambil dari jumlah
populasi siswa kelas XI SMK Negeri 2
Salatiga
yakni
596
siswa
(yang
dibulatkan menjadi 600 siswa). Jumlah
populasi 600 dengan taraf kesalahan
5% pada tabel penentuan rumus Isaac
dan
Michael
didapatkan
siswa.
(Sugiyono,
sampel
sebanyak
2012)
221
Tabel 1.1 Data Subjek Penelitian
Siswa
Juml Persenta
Kelas
ah
se
L
P
XI TKJ-B
18 16
34
15.38%
XI TMO-A 35
35
15.84%
XI TEI-A
24
9
33
14.93%
XI TEI-B
27
7
34
15.38%
XI TPM-B
33
33
14.93%
XI TPBU
36
36
16.30%
XI TKBB
12
4
16
7.24%
185 36
221
100%
Total
Teknik
pengumpulan
menggunakan
skala,
data
yakni
skala
pengendalian diri dan skala agresivitas.
Uji validitas instrumen mengacu
pada teori Azwar (2012) dengan
koefisien validitas berada di atas 0.25.
Uji reliabilitas mengacu pada teori
George & Mallery (1995) dengan hasil
kedua
skala
memiliki
koefisien
reliabilitas > 0.8 dan berada pada
kategori reliabilitas bagus.
Sebelum
menentukan
teknik
analisis data yang dipakai, penulis
melakukan
metode
uji
normalitas
dengan
Kolmogorov-Smirnov
didapatkan hasil Asymp.Sig (2-tailed)
pengendalian
diri
0.000