Artikel Ferza, Umi, Kur

PERSEPSI GURU
SMP DAN SMA SE-KABUPATEN LAHAT
TERHADAP PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI GURU
Oleh:
Ferza Afriansyah
Umi Chotimah
Kurnisar
(Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sriwijaya)
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat terhadap pelaksanaan uji kompetensi guru. Populasi dalam
penelitian ini adalah guru SMP dan SMA yang mengikuti uji kompetensi guru tahun
2015 dengan jumlah 1694 orang. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel
probabilitas yaitu cluster sampling dengan menjadikan kecamatan sampel kelas
kemudian dilanjutkan dengan disproportionate stratified random sampling yang
berjumlah 209 orang guru. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
dokumentasi, angket dan wawancara. Untuk analisis data menggunakan statistic
deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa persepsi guru
SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat mempunyai persepsi yang positif terhadap
pelaksanaan uji kompetensi guru dengan persentase skor rata-rata 77.4% dari
persentase yang diharapkan (100%).
Kata-kata kunci: Persepsi guru, SMP dan SMA, Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru,
Kabupaten Lahat.

Abstract: This study aimed to know the perception of teachers in junior high school
and senior high school Lahat on the implementation of teacher competency tests. The
population of this study was junior high school and senior high school teachers who
did the competency test in 2015 with total number of 1694 people. The sampling
technique was a probability sampling, a cluster sampling with sample districts make
class followed by disproportionate stratifiet random sampling which totaled 209
teachers. The data were collected through documentation, questionnaires and
interviews. For the data were analyzed using descriptive statistics. Based on the
results of the data analysis, it can be conclueded that the perception of junior high
school and senior high school teachers in Lahat regency responded positively to the

Page 1

implementation of teacher competency tests with total percentage score 77.4% out of
the expected percentage (100%).
Key words: Perception teacher, Junior high school and Senior high school,
Implementation of the Teacher Competency Test, Lahat Regency.
PENDAHULUAN
Uji Kompetensi Guru (UKG) merupakan sarana pembinaan bagi guru dalam
meningkatkan kompetensi dan kualitas guru. Berkaitan dengan program tersebut,

pemetaan kompetensi yang secara detail menggambarkan kondisi objektif guru
dan merupakan informasi penting bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan
terkait dengan materi dan strategi pembinaan yang dibutuhkan oleh guru.
Pemetaan kompetensi guru tersebut dapat diperoleh melalui UKG. Setiap guru
profesional harus memenuhi syarat sebagai manusia yang bertanggung jawab
dalam bidang pendidikan, tetapi di pihak lain juga mengemban sejumlah
tanggung jawab dalam bidang pendidikan. Undang Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 (Saufa, 2014:35) dinyatakan bahwa
Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh : pembinaan karir sesuai
dengan tuntutan pengembangan kualitas;

kesempatan menggunakan sarana,

prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan
tugas. Pembinaan di atas sangat dibutuhkan oleh guru. Guru membutuhkan
pelatihan profesional untuk menambah wawasan dan meningkatkan keterampilan
mereka. Brand dalam Mulyasa (2009:9) mengungkapkan bahwa hampir semua usaha
reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan penerapan metode
pembelajaran tergantung pada guru. Dalam perspektif kebijakan nasional, pemerintah
telah merumuskan empat jenis kompetensi guru, sebagaimana tercantum dalam

Penjelasan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 (Sujanto, 2009:100) tentang
Standar Nasional Pendidikan, yaitu kompetensi pedagogis, kepribadian, sosial dan
profesional. Pelaksanaan UKG merupakan salah satu wujud implementasi dari

Page 2

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dalam mencapai
keprofesionalannnya sebagai penyandang profesi guru. Kondisi dan situasi yang ada
menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan
kompetensi

yang

dalam

penguasaan

disyaratkan. Oleh karena itu, skema yang akan dilakukan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengukur profesionalisme guru

dengan pengukuran akademis dilakukan secara rutin setiap tahun yaitu dengan
menyelenggarakan UKG. UKG telah dilakukan sejak tahun 2012 bagi guru yang
akan mengikuti sertifikasi guru. Mulai tahun 2015 ini UKG secara periodik
akan dilakukan untuk mengukur dan pemetaan kompetensi guru. Tujuannya untuk
mengetahui level kompetensi individu guru dan peta penguasaan

guru pada

kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Pelaksanaan UKG difokuskan
pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik dan
profesional. Pada pelaksanaan UKG 10 sampai 19 November 2015 lalu dengan
jumlah peserta adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Data Peserta Uji Kompetensi Guru 10-19 November 2015
Kabupaten Lahat
No
1
2

Guru
SMP

SMA

Jumlah
Sumber : ICTDISDIKLAHAT diolah, tahun 2015.

Peserta
1046
648
1694

Penelitian ini memfokuskan pada pelaksanaan uji kompetensi untuk guru SMP
dan SMA di Kabupaten Lahat dengan jumlah 1694 orang guru yang diselenggarakan
oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat tahun 2015.
Dari hasil studi pendahuluan peneliti di Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat
melalui wawancara pada tanggal 7 Desember 2015 terhadap panitia penyelenggara
UKG dinas pendidikan diketahui bahwa masih terdapat kendala-kendala seperti
masih terdapat guru yang belum memahami mengoprasikan komputer, terdapat juga
ketidaksesuaian tes yang diujikan terhadap guru dan guru masih mengalami masalah
dalam hal verifikasi data peserta UKG, sehingga mengakibatkan masih terdapat guru
Page 3


yang belum bisa mengikuti uji kompetensi tersebut dan akan mengikuti UKG
susulan.
Dari data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat bahwa guru
yang mengikuti tes UKG pada tanggal 10 sampai dengan 19 November 2015 lalu
masih banyak guru yang belum lulus uji kompetensi dari jumlah total seluruh peserta
mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan SMK hanya 12.4 % saja yang lulus UKG artinya
87.6 % guru yang belum lulus tersebut akan mengikuti UKG periode selajutnya.
Mengenai pelaksanaan UKG tersebut melalui wawancara tidak terstruktur
peneliti mewawancarai beberapa guru SMP dan SMA di kabupaten Lahat dengan
menanyakan beberapa pertanyaan terkait UKG dan mekanisme pelaksanaanya
terdapat tanggapan yang beragam dari guru, setiap guru memiliki pandangan sendiri
terhadap UKG tersebut yaitu masih terdapat peserta UKG yang tidak setuju, peserta
UKG beranggapan UKG tidak bermanfaat bagi guru melainkan menambah beban
bagi guru, menghabiskan waktu bagi guru yang dari daerah yang jauh dari tempat tes
UKG dan tidak setuju karena tidak bisa mengoprasikan komputer. Sementara bagi
peserta yang setuju dengan UKG beranggapan UKG baik bagi guru untuk
meningkatan kemampuannya sebagai guru karena dengan UKG guru harus belajar
lebih baik lagi agar dapat lulus UKG, ada guru yang setuju dengan UKG tapi tidak
secara online karena guru masih banyak yang tidak bisa mengikuti UKG dengan baik

disebabkan kurang memahami komputer dan ada juga guru yang beranggapan bahwa
UKG penting bagi guru karena dapat menjadi bahan perbaikan dari guru itu sendiri.
Fakta di atas membuktikan bahwa pelaksanaan UKG perlu mendapatkan
perhatian serius serta kematangan pada pelaksanaan proses dan program yang
telah disusun dan dirancang oleh pemerintah guna meningkatkan kualitas guru
dan mutu pendidikan di Indonesia. Berdasarkan dari uraian di atas, maka peneliti
ingin mengetahui Persepsi Guru SMP dan SMA Se-Kabupaten Lahat Terhadap
Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “bagaimanakah persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap
Page 4

pelaksanaan UKG ?”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi
guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG. Hasil
penelitian ini diharapak dapat memberikan manfaat baik secara teoritis yaitu dapat
mendukung teori-teori mengenai persepsi dan kompetensi profesi guru, maupun
secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi Dinas Pendidikan dan
kebudayaan Kabupaten Lahat dan guru SMP dan SMA di Kabupaten Lahat.
METODELOGI PENELITIAN
Pada penelitian ini terdapat satu variabel yaitu persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG. Selanjutnya dalam penelitian ini

terdapat empat indicator yaitu sosialisasi dan koordinasi UKG, konfirmasi dan
validasi, pelaksanaan UKG dan fasilitas UKG. Adapun populasi pada penelitian ini
berjumlah 1694 orang dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 209 orang guru
berdasarkan keikutsertaan dalam pelaksanaan uji kompetensi guru tahun 2015.
Sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
probabilitas yaitu cluster sampling dengan menjadikan sampel kelas adalah
kecamatan, dan terdapat 21 kecamatan yang menjadi populasi penelitian,. Kemudian,
dalam sampel kelas dilakukan pemilihan sampel berlapis berdasarkan kategori
tertentu, dalam penelitian ini kategorinya adalah tingkatan sekolah yaitu SMP dan
SMA. Untuk menentukan sekolah-sekolah yang akan menjadi sampel penelitian,
peneliti melakukan pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian
setiap kecamatan mewakili satu SMP, dan satu SMA, sesuai dengan data populasi.
Selanjutnya karena sampel dalam penelitian ini berstrata dan tidak proporsional maka
dilanjutkan dengan teknik sampel dengan menggunakan disproportionate stratified
random sampling.
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik dokumentasi, teknik
kuesioner atau angket dan teknik wawancara sebagai data pendukung, dua teknik

Page 5


analisis instrument yaitu validitas angket dan reliabilitas angket. Adapun uji
instrument tersebut yaitu Uji validitas akan dianalisis dengan menggunakan bantuan
program SPSS Versi 22.0. Jika Corrected Item-Total Correlation < nilai signifikansi,
maka instrumen dinyatakan tidak valid. Jika Corrected Item-Total Correlation > nilai
signifikansi, maka instrumen dinyatakan valid dan r product momen untuk taraf
kesalahan

(α) = 5%. Jika diketahui N = 199, dengan nilai signifikansi (Sig) = 0.138

dan Corrected Item-Total Correlation > nilai signifikansi, maka item valid. Berdasarkan
perhitungan dari 35 item didapatkan semua item valid sehingga instrument penelitian
berupa angket dapat digunakan. Selanjutnya pada uji reliabilitas, koefisien reabilitas
yang diperoleh Cronbach's Alpha = .751. Jadi reliabilitas data tes tersebut dengan
koefisien alpha signifikan 5% dimana Cronbach's Alpha = .751 > nilai signifikansi
.138. Ini berarti instrumen yang peneliti gunakan reliabel.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14 September 2016 sampai dengan 04
Oktober 2016 dilakukan di SMP dan SMA Se-Kabupaten Lahat. Dari hasil

dokumentasi bahwa pada pelaksanaan UKG 10 sampai 19 November 2015 jumlah
peserta guru SMP yaitu 1046 orang dan peserta guru SMA sebanyak 648 orang dari
105 sekolah SMP dan SMA dan 21 keccamatan. Hasil kuisioner yang diberikan
kepada guru sebagai sampel, dimana pada awalnya sampel pada penelitian ini
berjumlah 209 orang guru yang mengikuti UKG tahun 2015 di Kabupaten Lahat.
Namun setelah dilkukan penelitian didapatkan data bahwa terdapat tiga orang guru
yang sudah pindah, satu orang telah meninggal dunia,dua orang cuti melahirkan dan
empat orang guru lagi dikarenakan sekolah telah berganti kecamatan yaitu SMPN 2
Pajar Bulan Menjadi SMP 1 Suka Merindu berdasarkan surat keputusan Bupati Lahat
Nomor 364/KEP/PENDIK/2014 tentang penyesuaian penomoran pada SD dan SMP
negeri di wilayah Kabupaten Lahat. Sehingga sampel guru dalam penelitian ini
menjadi berjumlah 199 orang guru yang tersebar di 21 kecamatan.
Page 6

Dalam penelitian ini angket yang digunakan peneliti berjumlah 35 item
pernyataan yang disebarkan kepada 199 orang responden. Menurut Sugiyono (2015:
137) mengemukakan bahwa untuk keperluan analisis kuantitatif, alternatif jawaban
pada angket dapat diberikan skor sebagai berikut:
Tabel 1 Klasifikasi Pernyataan dan Skor Nilai
Pernyataan

Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju

Skor Positif
4
3
2
1

Sumber : Sugiyono (2015: 137), diolah tahun 2016.

Skor Negatif
1
2
3
4

Adapun tujuan dari penyebaran kuisioner ini adalah untuk mengetahui persepsi
guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelasanaan UKG, yang diukur
melalui empat indikator yaitu sosialisasi dan koordinasi UKG, konfirmasi dan
validasi, pelaksanaan UKG dan fasilitas UKG. Pada pengolahan data kuisioner hasil
penelitian ini menggunakan penghitungan pengolahan data melalui rumus frekuensi
relatif (P = F/N x 100%). Setelah dilkukan pengolahan data angket, hal yang
dilakukan peneliti selanjutnya analisis data hasil angket. Dalam penelitian ini analisis
data menggunakan statistic deskriptif. Menurut Sugiyono (2015: 138) menyatakan
analisis data interval juga dapat dianalisis dengan menghitung rata-rata jawaban
berdasarkan skor setiap jawaban dari responden. Selanjutnya digambarkan secara
kontinum sehingga diketahui rata-rata jawaban responden dan diambil kesimpulan
untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Selanjutnya untuk melihat persepsi guru SMP dan SMa se-Kabupaten Lahat
terhadap pelaksanaan UKG dengan menggunakan empat indikator di dapatkan data
sebagai berikut:

Page 7

Tabel 2 Rata-Rata Persepsi Guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap
pelaksanaan UKG
No Indikator
Persentase
Keterangan
Skor (%)
Persepsi
1
Sosialisasi dan Koordinasi UKG
81.4
Positif
2
Konfirmasi dan Validasi
74.7
Positif
3
Pelaksanaan UKG
75.2
Positif
4
Fasilitas UKG
78.3
Positif
Rata-rata
77.4
Positif
Sumber : data primer diolah, tahun 2016

Dalam penelitian ini penghitungan penentuan skor pada kriteria obyektif pada
rekapitulasi persepsi guru SMP dan SMA Se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan
UKG dengan tiga puluh lima pernyataan adalah sebagai berikut :
Jumlah skor tertinggi

= skor tertinggi x jumlah pernyataan (4 x 35 = 140)
= 140/140 x 100% =100%

Jumlah skor terendah

= skor terendah x jumlah pernyataan (1 x 35 = 35)
= 35/140 x 100% = 25%

Range (R)

= skor tertinggi – skor terendah (100%-25% = 75%)

Kategori (K)

= 2 (kriteria yang disusun pada kriteria objektif
suatu variabel yaitu positif dan negatif)

Interval (I)

= R / K (75%/2 = 37.5%)

Skor Penilaian

= skor tertinggi – Interval (100%-37.5% = 62.5%)

Dari penghitungan di atas, didapatkan kriteria interpretasi skor persentase sebagai
berikut : persepsi positif jika nilai yang didapatkan ≥ 62.5% dan persepsi negatif jika
nilai yang didapatkan ≤ 62.5%.
Skor terendah
25%

Skor penilaian
62,5%

77,4%

Skor teringgi
100%
Page 8

Berdasarkan tabel 3.2 di atas diketahui bahwa guru SMP dan SMA mempunyai
persepsi positif terhadap pelaksanaan UKG, terlihat dari persentase skor yang didapat
yaitu 77.4% (> 62.5%) dari persentase yang diharapkan (100%).
Selanjutnya setelah melakukan wawancara tidak terstruktur terhadap staf Dinas
Pendidikan bagian program di dapatkan hasil jawaban dari 12 pertanyaan terkait
dengan pelaksanaan UKG tahun 2015 di Kabupaten Lahat dapat dilihat bahwa
pelaksanaan UKG tahun 2015 di Kabupaten Lahat tersebut telah dilaksanakan dengan
sebagimana pedoman pelaksanaa atau ketentuan yang ditetapkan mulai dari
sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat telah dilakukan
sosialisasi sesuai dengan prusedur pelaksanaan UKG 2015 ketika peneliti bertanya
mengenai bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Lahat?, responden menjawab bahwa sosialisasi telah dilakukan sebagaimana dengan
petunjuk teknis pelaksanaan sesuai dengan pedoman pelaksanaan UKG 2015,
informasi terkait dengan pelaksanaan UKG telah disampaikan kepada guru baik
melalui papan pengumuman, surat edaran maupun dengan melalui media lainnya
seperti internet, konfirmasi dan validasi data telah dilakukan, data guru peserta telah
dilakukan validasi dan dikonfirmasi untuk kesalahan data, data yang diberikan
sebelum mengikuti UKG telah dilakukan validasi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten
Lahat. ketika peneliti bertanya mengenai teknis pelaksanaan UKG responden telah
menyampaikan bahwa teknis pelaksanaan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan UKG 2015, misalnya pertanyaan yang berkaitan dengan pendampingan
untuk peserta tuna netra, peneliti menanyakan apakah ada peserta yang berkebutuhan
khusus atau tuna netra yang mengikuti UKG 2015?, kemudian dijawab tidak ada
peserta yang berkebutuhan khusus mengikuti UKG 2015, selanjutnya untuk
memastikan jawaban responden peneliti bertanya lagi dengan hal yang berkaitan,
apakah dinas pendidikan Kabupaten Lahat memberikan pendampingan?, responden
menjawab Dinas pendidikan memberikan pendampingan tapi untuk yang sakit dan
untuk yang tuna netra tidak ada peserta, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa peserta
yang berkebutuhan khusus atau tuna netra memang benar tidak ada. Mengenai
Page 9

fasilitas UKG 2015 responden menyatakan bahwa fasilitas mendukung pelaksanaan
sebab sebelum menetapkan tempat telah dilakukan verifikasi terlebih dahulu. Dari
hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan UKG 2015
telah dilaksanakan dengan pedoman pelaksanaan.
Pembahasan
Berdasarkan uraian dari data hasil penelitian, jika dilihat berdasarkan empat
indikator yang digunakan sebagai tolak ukur peneliti dapat diketahui untuk indikator
pertama yaitu sosialisasi dan koordinasi UKG memperoleh rata-rata persentase 81.4%
memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap
sosialisasi dan koordinasi UKG adalah positif artinya dalam hal sosialisasi dan
koordinasi UKG telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat
sebagaimana sejalan dengan Sani dan Kurniasi (2015: 103) mengemukakan bahwa
Dinas Pendidikan Provinsi mengkoordinasikan pelaksanaan UKG dengan Dinas
Pendidikan

Kabupaten/Kota.

Sedangkan

Dinas

Pendidikan

Kabupaten/Kota

melakukan beberapa hal yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan maksud dan tujuan UKG kepada para guru di wilayah
masing-masing.
2. Menyusun daftar guru yang memenuhi persyaratan ikut UKG.
3. Bersama LPMP menetapkan sekolah yang memenuhi syarat sebagai
tempat UKG online.
4. Bersama LPMP menetapkan lokasi UKG bagi guru peserta uji
kompetensi online.
Dari pengertian di atas peneliti menyimpulkan bahwa dalam menyampaikan
informasi tentang pelaksanaan UKG tersebut memerlukan sosialisasi dan koordinasi
semua unit yang terkait dalam pelaksanaan UKG mulai dari koordinasi dinas
pendidikan provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota hingga kesemua guru. Kedua
yaitu konfirmasi dan validasi UKG memperoleh rata-rata persentase 74.7%
memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap
konfirmasi dan validasi adalah positif artinya dalam hal konfirmasi dan validasi telah
dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat sebagaimana dinyatakan dalam
Page 10

Pedoman UKG (2015:14) menyatakan bahwa konfirmasi dan validasi data peserta
UKG wajib dilakukan untuk memastikan kebenaran data. Validitas data peserta
ini sangat diperlukan untuk menentukan mata uji masing-masing peserta.
Konfirmasi dan validasi data peserta merupakan tanggung jawab PPPPTK/
LPPPTK

KPTK/ LPPKS/ LPMP

bekerja

sama

dengan

Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota. Indikator Ketiga yaitu Pelaksanaan UKG memperoleh rata-rata
persentase 75.2% memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten
Lahat terhadap Pelaksanaan UKG adalah positif artinya dalam hal Pelaksanaan UKG
telah dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Lahat

sebagaimana

dikemukakan oleh Sani dan Kurniasih (2015: 95) menyatakan bahwa UKG
dilaksanakan menggunakan dua sistem yaitu paper-pencil-test dan sistem ujian
online. Selanjutnya indikator keempat yaitu fasilitas UKG memperoleh rata-rata
persentase 78.3% memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten
Lahat terhadap fasilitas UKG adalah positif artinya dalam hal fasilitas UKG telah
dipenuhi oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Lahat sebagaimana dikemukakan oleh
Sani dan Kurniasi (2015: 96) tempat UKG dilakukan verifikasi untuk memastikan
seluruh perangkat yang tersedia sesuai dengan ketentuan dan koneksi internet dapat
berjalan dengan lancar. Melihat dari empat indikator yang menjadi tolak ukur peneliti
dengan 35 pernyataan memperlihatkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG memperoleh rata-rata persentase 77.4%
dari persentase yang diharapkan (100%). Jika lihat dari rata-rata skor tersebut maka
berarti guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat memberikan persepsi positif
terhadap pelaksanaan UKG. Ini menunjukkan dari persepsi guru SMP dan SMA seKabupaten Lahat, menyatakan bahwa pelaksanaan UKG yang ditinjau dari indikator
sosialisasi dan koordinasi UKG, konfirmasi dan validasi UKG, pelaksanaan UKG dan
fasilitas UKG. Semakin positif persepsi guru SMP dan SMA yang terbentuk
mengenai pelaksanaan UKG, maka akan semakin baik pula pelaksanaan program
pemetaan kompetensi tersebut atau yang disebut UKG dalam menggambarkan

Page 11

kondisi objektif guru agar dapat pula mengambil kebijakan yang baik dan sesuai
dengan materi dan strategi pembinaan yang dibutuhkan oleh guru.
Melihat bahwa pentingnya pembinaan terhadap guru maka dibutuhkan cara atau
strategi tertentu untuk meningkatkan kualitas guru. Hal ini sejalan dengan Undang
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 40 (Saufa,
2014:35) dinyatakan bahwa Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh :
pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;

kesempatan

menggunakan sarana, prasarana, dan

menunjang

fasilitas

pendidikan

untuk

kelancaran pelaksanaan tugas. Pembinaan di atas sangat dibutuhkan oleh guru.
Guru

membutuhkan pelatihan profesional untuk menambah wawasan dan

meningkatkan keterampilan mereka. Brand dalam Mulyasa (2009:9) mengungkapkan
bahwa hampir semua usaha reformasi pendidikan seperti pembaharuan kurikulum dan
penerapan metode pembelajaran tergantung pada guru.
Pendapat yang disampaikan oleh Janawi (2011:10-11), menjelaskan bahwa salah
satu komponen yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan
adalah guru, karena dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang sangat
besar. Hal tersebut dikarenakan guru adalah “garda terdepan” dalam pelaksanaan
pendidikan. Sehubungan hal tersebut perlu diperhatikan upaya-upaya dalam
memaksimalkan fungsi dan peran strategis guru yang meliputi hak dan kewajiban
guru sebagai tenaga profesional, pembinaan dan pengembangan profesi guru. Dalam
hal ini peningkatan kualitas guru dimulai dengan pemetaan kompetensi atau yang
disebut dengan UKG dengan hasil tersebut dapat diketahui cara atau strategi yang
bagaimana yang akan dilakukan untuk peningkatan kualitas guru tersebut, terkait
dengan hal ini bukan hanya di Negara Indonesia saja hal semacam ini dilaksanakan
misalnya di Negara lain juga di laksanakan hanya saja dalam sistem yang berbeda
atau

cara

yang

berbeda

dengan

Indonesia

Sert,

C.

(2015)

http://www.sciencedirect.com/ dalam jurnal dengan judul “The role of teacher field
knowledge test on teachers’ knowledge” uji bidang pengetahuan untuk guru sekolah
negeri di Turki merupakan ujian untuk guru bidang pengetahuan sehingga sebelum
Page 12

menjadi guru sekolah negeri harus mengikuti uji tersebut, dari ujian ini guru
berpendapat bahwa itu adalah implementasi yang baik dari yang di nilai dari bidang
mereka sendiri, namun harus di tingkatkan dan di perbaiki.
Menanggapi pendapat di atas, maka dalam meningkatakan kualitas guru sangat
penting untuk diketahui gambaran objektif kondisi guru tersebut untuk itu dalam
memperoleh gambaran tersebut maka penting pelaksanaan UKG yang harus
memperhatikan prisip-prinsip UKG sebagaiman terdapat dalam Pedoman UKG
(2015:8) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan UKG harus diperhatikan prinsipprinsip UKG sebagai berikut:
1.

Objektif
Pelaksanaan UKG dilakukan secara benar, jelas, dan menilai
kompetensi sesuai dengan apa adanya.
2. Adil
Dalam pelaksanaan uji kompetensi guru, peserta uji kompetensi guru
harus diperlakukan sama dan tidak membeda-bedakan kultur,
keyakinan, social budaya, senioritas, dan harus dilayani sesuai
dengan kriteria dan mekanisme kerja secara adil dan tidak
diskriminatif.
3. Transparan
Data dan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan uji
kompetensi seperti mekanisme kerja, sistem penilaian harus
disampaikan secara terbuka dan dapat diakses oleh yang
memerlukan.
4. Akuntabel
Pelaksaan uji kompetensi guru harus dapat dipertanggung-jawabkan
baik dari sisi pelaksanaan maupun keputusan sesuai dengan aturan
dan prosedur yang berlaku.
Dalam hal pelaksanaannya UKG harus dilaksanakan dengan benar sesuai dengan
standar yang telah ditentukan agar mendapatkan gambaran yang objektif sesuai
dengan apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas guru. UKG juga harus
disesuikan dengan jenjang guru tersebut mengajar mulai dari pendidikan dasar hingga
pendidikan menengaah, agar tidak terjadi kesalahan gambaran objektif terhadap
kondisi guru yang sebenarnaya, misalnya berkaitan dengan hal ini berdasarkan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuswono, L. C. dkk., (2014) http: / / id.
Page 13

portalgaruda. Org / ? ref = browse & mod = viewarticle & article =158626 dengan
judul “Profil Kompetensi Guru SMK Teknik Kendaraan Ringan di Daerah Istimewa
Yogyakarta”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan jawaban dari
guru, terdapat 5 orang guru (10 persen) peserta UKG yang lulus. Terdapat berbagai
pendapat guru mengenai pelaksanaan UKG, yang dikelompokan ke dalam 12 butir,
pendapat tersebut meliputi: tindak lanjut UKG, bentuk soal UKG, isi materi UKG,
akses internet, waktu pelaksanaan UKG, dan kriteria penilaian UKG. Kendala dalam
UKG adalah usia peserta dan kemampuan peserta dalam teknologi informasi, soalsoal pedagogik pada UKG terlalu teoritis, artinya tidak berkaitan langsung dengan
tugas guru dalam mengelolah proses pembelajaran, masih ada soal UKG yang tidak
lengkap, dan akses internet kurang baik. Dalam penelitian ini juga disebutkan untuk
uji kompetensi guru SMK tidak hanya dengan uji teoritis sebab guru SMK juga
membutuhkan laboratorium untuk uji kompetensi mereka pada prakteknya.
Kedua penelitian yang dilakukan oleh Warganegara, N. S. dkk., (2013)
http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=168217

dengan

judul penelitian “Persepsi Guru Terhadap Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru di SMA
Negeri 3 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2012/2013”. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa persepsi guru terhadap pelaksanaan UKG dalam aspek
pengalaman guru masuk kategori cukup baik, dalam aspek pendapat guru masuk
kategori cukup baik dan dalam aspek pengetahuan guru masuk dalam kategori baik.
Dalam penelitian ini masih terdapat berbagai kendala seperti redaksi soal misalnya
pada soal kompetensi sosial terdapat ketidaksesuaian antara pertanyaan soal dan
jawaban, dan juga kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan.
Dengan demikian maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah
bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat terhadap pelaksanaan UKG
adalah positif. Hal ini juga menunjukkan dari pelaksanaan UKG yang dilaksanakan di
Kabupaten Lahat sudah sesuai dengan standar pelaksanaan UKG yang telah
ditetapkan.

Page 14

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab IV dapat disimpulkan bahwa persepsi guru SMP dan SMA se-Kabupaten Lahat
mempunyai persepsi yang positif terhadap pelaksanaan UKG tahun 2015. Hal ini
dapat dilihat dari persentase rata-rata skor yaitu 77.4% lebih dari nilai kriteria objektif
suatu variabel (>62.5%), terbukti dari pernyataan guru peserta UKG dalam
pembahasan hasil angket penelitian ( pernyataan dalam angket penelitian). Hal ini
juga menunjukkan bahwa pelaksanaan UKG tahun 2015 yang dilaksanakan di
Kabupaten Lahat sudah sesuai dengan standar pelaksanaan UKG yang telah
ditetapkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Guru dan
Tenaga Kependidikan.
Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti menyarankan kepada beberapa pihak
terkait sebagai berikut:
5.2.1

Kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lahat diharapkan
untuk dapat lebih memperhatikan pelaksanaan UKG sebagai program
pemetaan kompetensi guru tersebut agar dapat sesuai dengan tujuannya
menggambarkan secara objektif kondisi guru, selain itu juga pihak
penyelenggara diharapkan untuk dapat mensosialisasikan lebih jelas lagi apa
saja terkait pelaksanaan UKG tersebut, mulai dari tujuan UKG, manfaat UKG
sampai dengan mekanisme pelaksanaan UKG itu sendiri baik melalu
pengumuman atau dengan media lainnya yang lebih dekat dengan guru agar
guru sebagai peserta UKG dapat mengetahui dan mengikuti pelaksanaan UKG
sebagai program pemetaan kompetensi guru secara objektif yang nanti akan
digunakan sebagai program pembinaan guru yang akan dilakukan oleh
pemerintah guna meningkatkan kualitas pendidikan.

Page 15

5.2.2

Kepada guru diharapkan dapat mengikuti pelaksanaan UKG lebih baik lagi
agar dapat menggambarkan kondisi objektif untuk mendapatkan pembinaan
sebagaimana

mestinya

sesuai

dengan

apa

yang

dibutuhkan

guna

meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia lebih baik lagi.
5.2.3 Kepada mahasiswa terutama mahasiswa FKIP Unsri khususnya maupun
seluruh mahasiswa Unsri pada umumnya dengan hasil penelitian ini
diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dalam penelitian lanjutan dalam
bidang kebijakan pemerintah tentang pendidikan terutama mengenai
pelaksanaan UKG.

Page 16

DAFTAR PUSTAKA
Hertanto, K, Akhmad. (2013) Persepsi Guru SMK N 2 Depok Terhadap Uji
Kompetensi
Awal
(UKA). Skripsi Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta
Janawi. (2011). KOMPETENSI GURU Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta
Kemdikbud, (2015) Uji Kompetensi Guru susulan diselenggarakan 11-14 desember
2015 http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/berita/4883 diakses pada
tanggal 4 Desember 2015,pukul 19.20 WIB
Mulyasa. E. (2009). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sani, B., dan Kurniasih, I. (2015). Sukses Uji Kompetensi Guru (UKG) Panduan
Lengkap. Surabaya: Kata Pena
Saufa. (2014). Himpunan Lengkap Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.
Yogyakarta: Saufa
Sert, C., (2015). The role of teacher field knowledge test on teachers’ knowledge.
Procedia-Social
dan
Behavioral
Sciences
(199):
801-805
http://www.sciencedirect.com/ diakses 18 juni 2015,pukul 12.01
Sudijono, A., (2008). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung:
Alfabeta.Sujanto,B., (2009).Cara efektik menuju sertifikasi guru. Jakarta:
Niaga Swadaya
Sujanto,B., (2009).Cara efektik menuju sertifikasi guru. Jakarta: Niaga Swadaya
Yuswono, L. C., Martubi., Sukaswanto., Budiman, A. (2014) Profil Kompetensi
Guru SMK Teknik Kendaraan Ringan di Daerah Istimewah Yoyakarta.
APTEKINDO, (7).
Warganegara, N. S., Pitoewas, B., Yanzi, H. (2013) Persepsi Guru Terhadap
Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru Di SMA Negeri 3 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Penelitian Pendidikan,.
Page 17