S SDT 1203534 Chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan
yang

mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain: perubahan dari

pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat global, perubahan dari
kohesi sosial menjadi partisipasi demokratis, dan perubahan dari pertumbuhan
ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. Untuk melaksanakan perubahan
tersebut, dalam Mulyasa sejak tahun 1998 UNESCO telah mengemukakan dua
basis landasan: pertama; pendidikan harus diletakkan pada empat pilar yaitu
belajar mengetahui (learning to know), belajar melakukan (learning to do), belajar
hidup dalam kebersamaan (learning to live together), dan belajar menjadi diri
sendiri (learning to be); kedua: belajar seumur hidup (life long learning). Kultur
demikian harus dikembangkan dalam pendidikan, karena pada akhirnya aspek
kultural dari kehidupan manusia, terutama yang berkaitan dengan pendidikan nilai
dan sikap lebih penting dari pertumbuhan ekonomi. Pendidikan nilai dan sikap,
yang sekarang populer dengan istilah pendidikan karakter merupakan upaya untuk

membantu perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin, dari sifat
kodratinya menuju kearah peradaban manusia yang lebih baik.
Perubahan yang mendasar dalam sistem pendidikan nasional yang
dipandang oleh berbagai pihak sudah tidak

efektif, bahkan dari segi mata

pelajaran yang diberikan dianggap kelebihan muatan (overload) tetapi tidak
mampu memberikan bekal, serta tidak dapat mempersiapkan peserta didik untuk
bersaing dengan bangsa-bangsa lain didunia. Perubahan mendasar berkaitan
dengan

kurikulum, yang dengan sendirinya menuntut dan mempersyaratkan

berbagai perubahan pada komponen-komponen pendidikan lain. Hamalik (2001,
hlm.31) menjelaskan mengenai prinsip relevansi yang terdapat pada landasan
kurikulumyaitu pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan sistem
penyampaiannya
masyarakat,


harus

tingkat

relevan(sesuai)

perlembangan

dan

dengan

kebutuhan

kebutuham

dan

masyarakat,


keadaan
tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa, serta serasi dengan perkembangan ilmu
1
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2

pengetahuan Melalui pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan
berbasis kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat,
dan masyarakatnya mempunyai nilai tambah (added value), dan nilai jual yang
bisa ditawarkan kepada orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa
bersaing, bersanding bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam
pencaturan global. Hal ini dimungkinkan, kalau implementasi kurikulum 2013
betul-betul dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan
berkarakter.

Mulyasa ( 2014,hlm. 6) menjelaskan bahwa menganalisis dan melihat
perlunya diterapkan kurikulum berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter
(competency and character based curriculum), yang dapat membekali peserta
didik dengan berbagai sikap dan kemampuan yang sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan tuntutan teknologi. Hal tersebut penting, guna
menjawab

tantangan

arus

globalisasi,

berkontribusi

pada

pembangunan

masyarakat dan kesejahteraan sosial, lentur, serta adaptif terhadap berbagai

perubahan.
Berdasarkan pernyataan tersebut dengan adanya kurikulum berbasis
kompetensi dan karakter pendidkan di Indonesia bisa menghasilkan peserta didik
yang memiliki kompetensi dan dibekali sikap yang baik sehingga mampu
memecahkan masalah dalam bidang pendidikan khususnya sesuai dengan
perkembangan zaman
Menurut Permendikbud No. 58 tahun 2014, mata pelajaran seni budaya
merupakan aktivitas belajar yang menampilkan karya seni estetis, artistik, dan
kreatif yang berakar pada norma, nilai, perilaku dan produk seni budaya bangsa.
Mata pelajaran seni budaya memiliki tujuan untuk menumbuh kembangkan
kepekaan terhadap rasa estetik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada setiap diri
peserta didik secara menyeluruh.
Dalam kurikulum 2013 pembelajaran seni tari adalah salah satu aspek
yang wajib sekolah terapkan sebagai pembelajaran seni budaya. Ruang lingkup
dalam seni tari dalam kurikulum 2013 antara lain apresiasi seni tari, estetika seni
tari, pengetahuan bahan dan alat seni tari, teknik penciptaan seni tari, pertunjukan
seni tari, evaluasi seni tari, portofolio seni tari. Pada jenjang pendidikan Sekolah
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3

Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) mata pelajaran seni tari
melakukan dan mengkreasikan tari bentuk.
Pengertian evaluasi secara luas adalah suatu proses memperoleh,
merencanakan, dan menyediakan informasi yang sangat dibutuhkan untuk
membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5). Dari
pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan evaluasi
adalah suatu proses yang sengaja direncanakan untuk medapatkan informasi atau
data, dan dengan berdasarkan data tersebut kemudian akan di coba untuk
membuat suatu keputusan.
Berdasarkan pemaparan diatas, evaluasi adalah proses untuk memperoleh
informasi mengenai sesuatu hal yang dinilai untuk mendapatkan suatu keputusan.
Dalam PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Penataan Standar Nasional
Pendidikan

dikemukakan


beberapa

ketentuan

tentang

penilaian/evaluasi

kurikulum sebagai berikut.
1. Evaluasi kurikulum merupakan upaya mengumpulkan dan mengolah informasi
dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan kurikulum pada tingkat
nasional, daerah, dan satuan pendidikan.
2. Evaluasi kurikulum dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, satuan
pendidikan, dan atau masyarakat
3. Evaluasi muatan nasional dan muatan lokal dilakukan oleh pemerintah.
4. Evaluasi muatan lokal dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan
kewenangannya masing-masing.
5. Evaluasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilakukan oleh satuan
pendidikan yang berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat.
6. Evaluasi muatan nasioanl, muatan lokal, dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan yang berkoordinasi dengan dinas pendidikan setempat.
7. Evaluasi kurikulum digunakan untuk penyempurnaan kurikulum.
Berdasarkan pernyataan tersebut evaluasi dilakukan secara menyeluruh
terhadap pendidikan guna menyempurnakan seluruh aspek yang terdapat dalam
sistem pendidikan, namun dalam pelaksanaanya dibutuhkan kerjasama yang baik
antara seluruh pihak yang terlibat demi kelancaran proses evaluasi pendidikan,
dengan terselanggaranaya proses evaluasi dalam bidang pendidikan ini diharapkan
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4

pelaksanaan pendidikan menghasilkan pesera didik yang lebih siap guna
menjawab permasalahan tantangan zaman yang dihadapi.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam
rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional


sebagai

bentuk

akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan,
diantaranya terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan.
“Evaluasi pendidikan mencakup semua komponen, proses pelaksanaan dan
produk pendidikan secara total, dan di dalamnya terakomodasi tiga
konsep, yaitu memberikan pertimbangan (judgement), nilai (value), dan
arti (worth)” (Ratnawulan, hlm.221).
Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa evaluasi
pendidikan selalu memberikan pertimbangan, nilai dan sebuah arti dalam semua
komponen, proses pelaksanaan dan hasil dalam pendidikan.
Mulyasa (2014. hlm.9) menjelaskan bahwa Implementasi kurikulum
2013lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada tingkat dasar, yang
akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya, dan dalam pelaksaannya menuntut
kerjasama yang optimal diantara para guru, sehingga memerlukan pembelajaran
tim, dan menuntut kerjasama yang kompak diantara para anggota tim. Kerjasama
antara para guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini
mengalami perubahan yang sangat pesat. Implementasi kurikulum 2013 akan

dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013)
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, dimulai kelas I dan VI untuk SD,
kelas VII untuk SMP dan kelas XI untuk SMA.
Sejalan dengan pernyataan tersebut implementasi kurikulum 2013 pada
semua jenjang pendidkan, adanya penekanan pendidikan karakter dalam sistem
pendidikan, olehkarena itu diperlukan kerjasama antar semua lapisan baik pihak
guru, dan pihak-pihak lainnya untuk membentuk kerjasama yang sangat baik
Penilaian yang dilakukan oleh guru , baik penilaian formatif maupun
penilaian sumatif sangat bervariasi pelaksanaannya. Ada guru yang sengaja
mempersiapkannya dengan baik dalam hal menentukan apa yang harus dinilai,
bagaimana penilaiam itu harus dilakukan dan tindakan apa yang harus dilakukan
setelah penilaian itu dilaksanakan. Namun, ada pula guru yang melaksanakan
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5

penilaian tersebut semata-mata untuk memenuhi kelengkapan tugas mengajarnya,

bahkan tak peduli apapun hasil tindakan penilaian yang dilaksanakannya tersebut.
Bagi guru profesional yang memandang tugasnya sebagai keahlian khusus yang
tidak dimiliki oleh profesi lain, hasil penilaian yang dilakukannya justru menjadi
sebuah batu uji bagi keberhasilan dirinya sebagai pengajar sehingga senantiasa
dimanfaatkan untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas-tugas profesinya. Ia
selalu tidak puas dengan hasil belajar yang dicapai para siswa sehingga hasil
penilaian itu selalu dikaji untuk mencari usaha dan cara baru dalam tindakan
megajarnya agar diperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik. Kondisi inilah yang
diduga belum sepenuhnya dihayati oleh para guru di sekolah sehingga tidak
mengherankan apabila tugas mengajar cenderung bersifat rutin.
Berdasarakan Undang-undang yang dikeluarkan Permendikbud No. 66
Tahun 2013

menjelaskan beberapa prinsip penilaian untuk implementasi

kurikulum 2013 baik pada jenjang pendidikan dasar (SD/MI) maupun pada
jenjang pendidikan menengah (SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK), antara
lain sebagai berikut.
a. Sahih. Penilaian yang dilakukan harus sahih, artinya penilaina didasarkan pada
data yang mencerminkan kemampuan yang ingin diukur
b. Objektif. Penilaian yang objektif adalah penilaiana yang didasarkan pada
prosedur dan kriteria yang jelas dan tidak boleh dipengaruhi oleh subjektivitas
penilai (guru)
c. Adil. Penilaian yang adil adalah penilaian yang tidak menguntungkan atau
merugikan siswa hanya karena mereka (bisa jadi) berkebutuhan khusus serta
memliki perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial, ekonomi dan gender
d. Terpadu. Penilaian dikatakan terpadu apabila guru yang merupakan salah satu
komponen tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran
e. Terbuka. Penilaian harus memenuhi prinsip keterbukaan, yaitu kriterian
penilaian, dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dapat diketahui
oleh semua pihak yang berkepentingan
f. Menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian harus dilakukan secara
menyeluruh dan berkesinambungan oleh guru dan mencakup segala aspek
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6

kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai.
Dengan demikian, akan dapat memantau perkembangan kemampuan siswa.
g. Sistematis. Penilaian yang dilakukan oleh guru harus terencana dan dilakukan
secara bertahap dengan mengikuti langkah-langkah yang baku
h. Beracuan kriteria. Penilaian dikatakan beracuan kriteria apabila dilakukan pada
ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel. Penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya
j. Edukatif. Penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila dilakukan untuk
kepentingan dan kemajuan pendidikan siswa
Mulyasa (2014, hlm.69) memaparkan bahwa“Seperti kita ketahui,
kurikulum 2013 diterapkan di 6.221 sekolah sejak tahun pelajaran 2013/2014 dan
di semua sekolah di seluruh tanah air pada tahun pelajaran 2014/2015. Sementara
itu, Peraturan Menteri nomor 159 tahun 2014 tentang evaluasi kurikulum 2013
baru dikeluarkan tanggal 14 Oktober 2014, yaitu tiga bulan setelah kurikulum
2013 dilaksanakan di seluruh Indonesia.”
Berdasarkan pemaparan tersebut, pelaksanaan kurikulum yang serentak
diseluruh sekolah tentu saja mengalami beberapa hambatan. Tidak semua sekolah
mampu melaksanakan kurikulum 2013 dalam sistem pembelajarannya, banyak
sekolah di daerah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang cukup
menunjang selama proses pembelajaran berlangsung, hal ini tentu saja
berpengaruh terhadap kelancaran pembelajaran. Tak heran dalam pelaksanaannya
pun terjadi beberapa kendala dalam proses penilaian khususnya yang dilakukan
oleh guru seni budaya dalam pembelajaran seni tari. Pelaksanaan evaluasi pada
pembelajaran seni tari dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ada tiga tahapan
penilaian, diantaranya adalah:
1. Penilaian kognitif yang meliputi: ulangan tertulis, ulangan lisan, dan portofolio
2. Penilain apektif yang meliputi: jurnal, penilain diri sendiri, penilaian teman
sejawat (penilaian anatar teman), observasi
3. Penilaian psikomotor yang meliputi: penilaian projek, penilaian unjuk kerja.

Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7

Saat ini kita sebagai fasilitator atau pendidik diharapkan mampu
melakukan pola pendidikan dan pengajaran dengan mengedepankan high order
thingking skill (HOTS), yaitu pola pembelajaran yang mengharuskan fasilitator
atau pendidik untuk bisa menciptakan pola interaksi belajar-mengajar yang
menuntut peserta didik melakukan pola pikir tingkat tinggi. Tidak hanya sekedar
pada tahap hafalan atau pemahaman tapi lebih jauh dari itu yaitu berfikir analisis,
sintesis, atau bahkan lebih tinggi dari itu. Namun kenyataan di lapangan, masih
banyak pendidik di sekolah/Madrasah yang belum melakukan penilaian sesuai
dengan kondisi nyata dan standar penilaian yang diharapkan.
Untuk memperkuat sistem penilaian dalam pembelajaran perlu adanya
literatur sebagai pedoman yang senantiasa dapat digunakan oleh setiap orang yang
berperan dalam penilaian . kehadiran artikel penilaian otentik ini sangat penting
keberadaannya dalam rangka meningkatan kompetensi penilaian sesuai dengan
kondisi nyata dan sesuia standar penilaian bagi pendidik dalam pembelajaran di
kelas.
Penyusunan, perencanaan, peraksanaan proses, dan penilaian merupakan
rangkaian program pendidikan yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan lagi satu dengan yang lainnya,untuk itu perlu ada model penilaian
otentik

yang dapat dijadikan sebagai salah satu acauan atau referensi oleh

pendidik dan penyelenggaraannya di jenjang sekolah/Madrasah.
Sistem penilaian dalam pembelajaran seni tari dilakukan berdasarkan
kompetensi dasaryang ingin dicapai yang meliputi sikap ( spiritual dan sosial),
pengetahuan dan keterampilan siswa, pusat pembelajarannya student center (siswa
diharapkan untuk berperan aktif selama proses belajar mengajar).

Evaluasi

pembelajaran seni tari dalam pelaksanaan kurikulum 2013 tentu saja mengalami
beberapa hambatan sehingga pelaksanaannya kurang maksimal, diantaranya
adalah guru mata pelajaran seni budaya merasa dibebankan dengan penilaian yang
sangat banyak seperti penilaian apektif yang dimulai saat guru memasuki kelas
dan guru harus melakukan penilaian terhadap anak-anak yang sedang berdoa satu
persatu, proses pembelajaran berlangsung sampai proses kegiatan belajar
mengajar selesai. Sehingga guru merasa pada saat proses belajar berlangsung
belum terkendali secara baik,materi pembelajaran yang disampaikan kurang
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

8

maksimal karena guru terlalu fokus terhadap penilaian yang harus dilakukan
terhadap masing-masing siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar, siswa
yang diharapkan memiliki sifat jujur justru sebaliknya pada saat memberikan
penilaian diri sendiri, siswa cenderung bersifat tidak jujur melakukan manipulasi
penilaian agar mendapatkan nilai yang bagus, tentu saja hal tersebut tidak
mencerminkan sifat kejujuran,guru merasa kewalahan dalam memasukan nilai
karena sistem administrasi penilaian seni budaya khusunya pada pembelajaran
seni tari guru merasa sangat dibebankan dengan banyaknya penilaian untuk
masing-masing siswa. Namun selain memiliki kekurangan, evaluasi pembelajaran
seni budaya khususnyapembelajaran seni tari memliki kelebihan diantaranya
siswa bisa lebih aktif pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru juga
menjadi lebih paham kondisi siswadalam kelas saat berlangsungnya pembelajaran
seni budaya.
Pelaksanaan penilaian pembelajaran seni budaya di SMK 45 Lembang
dilakukan setiap hari pada tiap pembelajarannya. 1 mata pelajaran seperti seni
budaya ada 13 lembar penilaian yang harus guru lalukan untuk tiap siswa, dalam
1 KD yang diberikan guru terhadap siswa ada 9 kolom penilaian yang harus guru
nilai. Model penilaian yang dilakukan adalah penilaian sikap (apektif),
pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Penilaian apektif dapat
tercermin ketika siswa mampu mencerminkan kehidupan berbudaya yang baik,
antusias siswa terhadap pembelajaran seni budaya khususnya pembelajaran seni
tari. Penilaian pengetahuan dapat tercermin dari kesiapan siswa untuk mengikuti
pembelajaran seni taridengan cara menggali pengetahuan seni tari yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya, dan penilaian keterampilan dapat tercermin
dengan cara siswa mengekspresikan apa yang telah dipelajarinya.
Model evaluasi pembelajaran seni budaya khususnya pembelajaran seni
tari yang dilakukan di SMK 45 Lembang adalah evaluasi praktik yang dilakukan
terhadap siswa dengan cara memberikan kewenangan untuk siswa memilih materi
pembejaran yang akan ujian, misalnya semester 1 kelas x siswa mempelajari seni
rupa dan seni tari untuk mata pelajaran seni budaya, pada saat pelaksanaan ujian
siswa dapat memilih salah satu materi pembelajaran yang akan ujian misalnya
siswa memilih seni tari yang akan diujiankan.
Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

9

Faktor penghambat pelaksanaan evaluasi pembelajaran diSMK 45
Lembang adalah waktu pelaksanaannya, dimana pada saat akan melaksanakan
evaluasi terhambat dengan waktu yang tersedia, misalnya saat guru akan
melaksanakan evaluasi terhadap 1 kelas yang terdiri dari 5 kelompok akan tetapi 3
kelompok saja yang telah dinilai, sedangkan 2 kelompok lainnya belum
memperoleh nilai. Faktor pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran seni tari
adalah kesiapan siswa dan tempat melaksanakan evaluasipembelajaran.
Dari perincian diatas mengenai model evaluasipembelajaran seni tari pada
pelaksanaan kurikulum 2013pencapaian yang ingin diraih adalah hasil
pembelajaran seni tari seutuhnya yang ada pada peserta didik, maka bukan hanya
penilaian ranah kognitif seperti yang biasanya dilakukan oleh guru dengan soalsoal tertulis atau kadang-kadang juga melalui tes lisan, tetapi juga apektif dan
psikomotor siswa dapat tercapai secara baik, siswa diharapkan memiliki sifat
religius yang tinggi, menumbuhkan kecintaan terhadap kebudayaan, dan siswa
bisa lebih aktif pada saat pembelajaran seni budaya khususnya pada pembelajaran
seni tari.
Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti menemukan suatu alternatif
untuk membantu memecahkan masalah dalam penggunaan model evaluasi dalam
pembelajaran seni tari dalam kurikulum 2013. Dalam hal ini peneliti akan
mengangkat judul “ Analisis Model Evaluasi Pada Pembelajaran Seni Tari di
SMK 45 Lembang Dalam Kurikulum 2013 ”
B. Rumusan Masalah Penelitian
1. Bagaimana Model Evaluasi Pada Pembelajaran Seni Tari dalam
Pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMK 45 Lembang ?
2. Bagaimana Pelaksanaan Evaluasi Pada Pembelajaran Seni Tari dalam
kurikulum 2013 di SMK 45 Lembang?
3. Faktor Apa Saja yang Berpengaruh Pada Pelaksanaan Evaluasi
Pembelajaran Seni Tari Dalam Kurikulum 2013 di SMK 45 Lembang?

Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui proses pelaksanaan evaluasi pembelajaran seni tari
dalam kurikulum 2013 pada jenjang sekolah menengah kejuruan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui model evaluasi pada pembelajaran seni tari dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 di SMK 45 Lembang
b. Untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi pada pembelajaran seni tari dalam
kurikulum 2013 di SMK 45 Lembang
c. Untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh pada pelaksanaan evaluasi
pembelajaran seni tari dalam kurikulum 2013 di SMK 45 Lembang

D. Manfaat Signifikasi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat
praktis, diantaranya sebagai berikut.
1. Manfaat dari segi Teori
Secara

teori

penelitian

ini

diharapkan

memberikan

sumbangan

penegetahuan tentang model evaluasi pembelajaran seni tari di SMK 45 Lembang.
2.

Manfaat dari segi kebijakan
Acuan pada pengguanaan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang digunakan sekolah merupakan suatu kebijakan yang harus diikuti
sekolah. Maka hasil penelitian ini dapat menjadisalah satu ukuran, yang mana
diharapkan dapat mendorong pelaksanaan Pendidikan Nasional.
3.

Manfaat dari segi praktik

a.

Bagi Peneliti
Penelitian ini sangat berguna untuk dijadikan bahan telaah untuk calon

pendidik agar lebih meningkatkan kualitas diri memperoleh gambaran lebih jauh
mengenai model evaluasi pada pembelajran seni tari dalam kurikulum 2013, dan
menjadi slah satu cara mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama menempuh
pendidikan dengan membuat laporan yang ilmiah dan sistematis.

Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

11

b.

Bagi Guru
Dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar siswa lebih efektif

dan efisien serta dapat melakukan evaluasi pembelajaran sesuai dengan tuntutan
kurikulum2013.
c.

Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif dan menjadi salah

satu bahan pertimbangan bagi sekolah dalam melaksanakan evaluasi pada
pembelajaran seni tari dalam kurikulum 2013.
d.

Bagi perpustakaan Sekolah
Dapat menambah referensi

perpustakaan sekolah sehingga dapat

digunakan sebagai bahan dasar bagi peneliti selanjutnya
4.

Manfaat dari segi isu serta aksi sosial
Manfaat penelitian ini dari segi isu dan aksi sosial adalah sebagai salah

satu jawaban terhadap isu yang berkembang dalam dunia pendidikan di indonesia
yang menyangkut dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Karena pada sekolah yang
diteliti SMK 45 Lembang menggunakan silabus dan kurikulum 2013, sesuai
dengan penggunaan kurikukum yang ada di sekolah tersebut. Bagi pengambil
kebijakan penelitian ini menjadi masukan atau referensi yang bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas dalam pengambilan keputusan.

E. Struktur Organisasi Skripsi
Peneliti menyusun skripsi ini dengan sistematika penulisan skripsi yang
diseskripsikan sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab I

merupakan awal pembahasan data terkait dengan penelitian

mengenai Analisis Model Evaluasi Pembelajaran Seni Tari di SMK 45 Lembang
(Studi kasus pembelajaran seni tari dalam kurikulum 2013) yang disusun sebagai
berikut: Latar belakang masalah penelitian, Rumusan maslah penelitian, Tujuan
penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika penulisan skripsi.

Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12

2. BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II merupakan konseptual yang digunakan sebagai pembedah datadata penelitian, khususnya pertanyaan penelitian mengenai model evaluasi pada
pembelajaran seni tari dalam pelaksanaan kurikulum 2013, pelaksanaan evaluasi
pada pembelajaran seni tari, dan faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan
evaluasi pembelajaran seni tari dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yang disususn
sebagai berikut: pengertian pendidikan, pembelajaran, komponen pembelajaran
diantaranya a) kurikulum; b) guru; c) sisiwa; d) metode; e) materi; f) media; g)
evaluasi, pembelajaran seni tari, penegertian evaluasi, evaluasi pendidikan,
pengertian model menurut para ahli, kurikulum, model evaluasi lurikulum 2013,
kurikulum 2013.

3. BAB III METODE PENELITIAN
Bab

III merupakan langkah-langkah operasiaonal penelitian yang

digunakan untuk mengumpilkan, menyusun, mengolah, dan menganalisis data
penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan deskriptif
analisis yang bertujaun untuk mendeskriptifkan suatu gejala, peristiwa yang
terjadi pada saat ini. Dengan desain penelitian yang berisikan metode dan
pendekatan penelitian secara jelas, partisipan dan tempat penelitian, instrumen
penelitian dan teknik pengumpulan data, prosedur penelitian yang memaparkan
langkah-langkah penelitian, definisi operasional, skema atau alur penelitian dan
unsur-unsur yang disampaikan secara rinci, analisis data, dan isu etik yang pada
dasarnya bersifat opsional.

4. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV merupakan temuan dan pembahasan yang telah dilakukan di SMK
45 Lembang. Temuan tersebut berupa model evaluasi pada pembelajaran seni tari
yang dilihat dari model evaluasi pada pembelajaran seni tari, pelaksanaan evaluasi
pembelajaran seni tari dan faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan evaluasi
pembelajaran seni tari dalam kurikulum 2013.

Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

13

5. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
Bab V merupakan kesimpulan dari hasil temuan penelitian mengenai
analisis model evaluasi pada pembelajaran seni tari (studi kasus pembelajaran seni
tari dalam kurikulum 2013) yang telah direduksi, diolah, dianalisis, dan
diverivikasi yang kemudian disusun dengan susunan sebagai berikut: Simpulan,
implikasi dan rekomendasi.

Novi Novita Akmarina, 2016
ANALISIS MODEL EVALUASI PADA PEMBELAJARAN SENI TARI DI SMK 45 LEMBANG DALAM
PELAKSANAAN KURIKULUM 2013
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu