s sdt 1003176 chapter1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang

Pendidikan

Nomor

20

Tahun

2003,

Pasal

3,

mengamanatkan bahwa : ″Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Tersirat makna dalam tujuan ini, bahwa proses pendidikan dan pembelajaran
harus mampu memanusiakan manusia Indonesia agar berbudaya dan beradab
sehingga mampu menghadapi tantangan kehidupan yang kian kompetitif.
Dasar pemikiran Pendidikan Seni sebagaimana yang dikutif oleh Read
dalam bukunya yang berjudul ″Education Through Art”, dinyatakan ″Pendidikan
Estetika merupakan satu-satunya pendidikan yang mendatangkan ketangguhan
pada tubuh, serta kemuliaan pada jiwa, dan itulah sebabnya kita mesti
menjadikan seni sebagai dasar pendidikan karena seni dapat berperan banyak
pada masa kanak-kanak selama masa tidurnya daya nalar, (Oho Garha, 2000;46 ).
Guru hanyalah bertindak sebagai nara sumber yang melayani peserta didik
yang menghadapi masalah saat mereka melaksanakan kegiatannya.
Selain itu tugas pokok yang diemban adalah membina kreativitas peserta didik,
melakukan evaluasi, dan berperan sebagai fasilitator”.
Guru tidak perlu turut campur dalam kegiatan mereka saat pembelajaran
dilaksanakan, namun apabila ada peserta didik yang meminta tolong kepada guru,

permintaan itu dilayani meskipun tidak memakan waktu terlalu lama. Dengan
demikian kepercayaan guru kepada peserta didik diharapkan terasa oleh mereka,
Mahrup, 2012
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Membuat Karya Seni Kriya Keramik Melalui
Pendekatan CTL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sehingga kepercayaan kepada diri sendiri semakin besar. Sikap yang demikian
dapat memupuk keberanian yang menjadi modal dasar dalam membina
kreativitas diri sendiri yang dilakukan peserta didik.(Zainal Aqif, 2008 : 03).
Berdasakan pengalaman di lapangan, peserta didik di tingkatan SMP
khususnya di SMP Negeri 3 Rajagaluh untuk menyatakan peserta didik “kreatif”,
masih jauh dari harapan. Untuk mencapai hasil tersebut maka kami melakukan
Penelitian Tindakan Kelas melalui kegiatan penugasan praktik membuat karya
seni kriya keramik, peserta didik diharapkan akan kreatif dan terampil dalam
memanfaatkan bahan dan alat atau media yang ada di sekitarnya serta teknik
yang memungkinkan untuk dipilih dengan metode eksperimen, sehingga mampu
menciptakan karya yang inovatif.
Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti yaitu; 1)
Penelitian, 2) Tindakan, 3) Kelas, dapat diambil pengertian bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan dalam sebuah kelas secara bersama, secara realistik. Aqip (2003
: 04).
Dalam buku Contektual Teaching and Learning: what it is and why it’s here
to stay, dalam pembelajaran seni rupa pembuatan kerajinan lebih menggunakan

bahan alam maupun bahan lain. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk
menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dalam
pembelajaran seni rupa pada pembuatan seni kriya keramik. Penerapan
pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan proses
pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu peserta didik untuk
Mahrup, 2012
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Membuat Karya Seni Kriya Keramik Melalui
Pendekatan CTL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga peserta didik
memiliki pengetahuan atau keterampilan yang dinamis dan fleksibel untuk
mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Contextual Teaching and

Learning adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-pola

yang mewujudkan makna. CTL adalah suatu sistem pengajaran yang cocok
dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan
akademik dengan konteks dari kehidupan sehari-hari peserta didik. Dalam sistem
CTL adalah sebuah proses pembelajaran yang bertujuan menolong para peserta
didik melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara
menghubungkan subjek-subjek

akademik dengan konteks dalam kehidupan

keseharian mereka, yaitu dengan keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
B. Perumusan Masalah
Masalah itu timbul karena adanya tantangan, adanya kesangsian ataupun
kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti
(ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap) baik antar
kegiatan atau antarfenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada,
Moh. Nazir (2003 : 111).
Dari pengalaman langsung di kelas dan hasil diskusi yang intens dengan
guru-guru Seni budaya di SMP melalui MGMP diketahui beberapa masalah yang

berhubungan dengan judul penelitian tentang pembelajaran Seni Rupa dalam sub
pokok bahasan membuat karya seni kriya keramik dengan bahan dan teknik yang
ada di sekitarnya.
Mahrup, 2012
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Membuat Karya Seni Kriya Keramik Melalui
Pendekatan CTL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Beberapa rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagaimana rencana pembelajaran

Contextual Teaching & Learning

(CTL) untuk meningkatkan kreativitas peserta didik kelas VII C SMP
Negeri 3 Rajagaluh pada pembelajaran seni kriya keramik?
2.

Bagaimanakah proses


pembelajaran dengan pendekatan CTL agar

kreativitas peserta didik kelas VII C meningkat dalam membuat karya seni
kriya keramik?
3. Bagaimanakah prestasi hasil pembelajaran peserta didik meningkat dalam
membuat karya seni keramik dengan pendekatan CTL?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan rencana pembelajaran CTL guna memperbaiki dan
meningkatkan kreativitas peserta didik dalam membuat karya kriya
keramik.
2. Untuk menjelaskan proses pembelajaran dengan pendekatan CTL dalam
membuat karya seni kriya keramik.
3. Supaya prestasi hasil pembelajaran praktik membuat karya seni kriya
keramik lebih meningkat.
4. Untuk mengukur kreativitas peserta didik dalam membuat karya kriya

keramik dalam pembelajaran seni budaya.


Mahrup, 2012
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Membuat Karya Seni Kriya Keramik Melalui
Pendekatan CTL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas mempunyai manfaat yang besar, baik bagi
guru, pembelajaran maupun bagi sekolah. (Diklat PLPG, 2003 : 40).
1. Manfaat penelitian Bagi Guru
Bagi guru, PTK mempunya tujuan sebagai berikut :
a. Membantu guru dalam membuat RPP untuk PTK guna memperbaiki
pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran akhir PTK adalah
perbaikan pembelajaran.
b. Membantu

guru

melakukan proses


pembelajaran

CTL guna

memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c. Membantu meningkatkan kreativitas dan prestasi peserta didik.
d. Meningkatkan rasa percaya diri bagi guru.
e. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
f. Guru

menguasai

model

pembelajaran

pendekatan

Contextual


Teaching & Learning (CTL). Disamping itu guru akan terbiasa
melakukan

penelitian

kecil

yang

sangat

bermanfaat

untuk

meningkatkan profesionalitasnya sebagai guru dan juga demi
perbaikan pembelajaran serta kariernya sebagai guru.
Mahrup, 2012
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Membuat Karya Seni Kriya Keramik Melalui

Pendekatan CTL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

g. Sebagai pengembangan intelektual kreativitas serta proses penciptaan
karya yang inovatif.
2. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi pembelajaran peserta didik.
Bagi pembelajaran peserta didik, PTK bermanfaat untuk meningkatkan
proses dan hasil belajar, disamping guru yang melaksanakan PTK dapat
menjadi model bagi peserta didik dalam bersikap kritis terhadap hasil
belajarnya, (Pan, PLPG, 2003 : 41).
3. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi sekolah ;
Bagi sekolah, Penelitian tindakan kelas membantu sekolah untuk berkembang
karena adanya peningkatan/kemajuan pada diri guru dan pendidik di sekolah
tersebut.

Mahrup, 2012
Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik Dalam Membuat Karya Seni Kriya Keramik Melalui
Pendekatan CTL
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu