November | Portal Alumni MAKSI FEB UGM

MAKSI NEWSLETTER

EDISI VI|2017

MAKSI
NEWLETTER

Redaksi: Admisi Maksi FEB UGM
Email : [email protected]
Telp 0274 513109
SMS/WA : 085 292 000 355

Integritas Akuntan Dalam
Pemberantasan Korupsi

Pendidikan dan Pelatihan
Reviu RPJMD dan
Penyusunan Renstra SKPD

Rapat Koordinasi APSSAI
dan Penyusunan Rencana

Kerja 2018

Sosialisasi Penguatan Tata
Kelola Pemerintahan yang
Bersih, Efektif, Efisien dan
Akuntabel

Dalam rangka mencegah
tidakan KKN, MAKSI FEB UGM
bekerjasama dengan KPK
menyelenggarakan
kuliah
umum Integritas Akuntan
Dalam
Pemberantasan
Korupsi pada 7 November
2017. Baca selengkapnya di
halaman 2.

Sebagai upada meningkatkan

kualitas RPJMD dan Restra
SKPD,
Pemerintah
Kota
Banjarmasin
bekerjasama
dengan MAKSI FEB UGM
menyelenggarakan Pendidikan
dan Pelatihan Reviu RPJMD dan
Penyusunan Renstra SKPD pada
9-10 November 2017. Baca
selengkapnya di halaman 3

Pengelola Program Studi S2
Akuntansi membentuk Asosiasi
Program Studi S2 Akuntansi
Indonesia atau APSSAI yang
bertujuan
meningkatkan
kualitas Program Studi S2

Akuntansi di Indonesia. Baca
selengkapnya di halaman 4

Sekretaris Porgam
Studi
MAKSI
FEB
UGM
mempresentasikan
hasil
penelitian Indeks Kondisi
Keuangan dan penghitungan
Indeks
Transparansi
Pengelolaan
Keuangan
Daerah di Indonesia pada
Sosialisasi Penguatan Tata
Kelola Pemerintahan yang
Bersih, Efektif, Efisien dan

Akuntabel di Kabupaten
Klaten. Baca selengkapnya di
halaman 5

Kalender Admisi Program Studi Magister Akuntansi
Periode Semester Genap, TA 2017/2018
Kegiatan
Pendaftaran online
Batas akhir pembayaran pendaftaran
Batas akhir pengumpulan berkas
Tes Validasi Kompetensi (TVK) & Wawancara
Pengumuman hasil seleksi
Pembayaran biaya pendidikan
Orientasi Mahasiswa Baru & Kuliah perdana

Tanggal
7 November 2017 - 4 Januari 2018
Sesuai jadwal dalam web
5 Januari 2018
3-5 Januari 2017

9-10 Januari 2017
18 Januari 2017
19-25 Januari 2018
Februari 2018

Keterangan
um.ugm.ac.id
Bank Mitra UGM
Rangkap 1
Gelombang I
Gelombang II
um.ugm.ac.id
Bank Mitra UGM

Kuliah Umum : Integritas Akuntan Dalam
Pemberantasan Korupsi
Beberapa bulan sebelum terjaring Operasi Tangkap Tangan
(OTT) oleh Komisi Pemerantasan Korupsi (KPK), seorang
kepala daerah menandatangani pakta integritas
pencegahan korupsi di kantor KPK. Namun sangat

disayangkan beberapa bulan setelahnya, sang kepala daerah
terjaring OTT oleh KPK atas tuduhan suap promosi dan
mutasi jabatan. Bagaikan duduk berkisar tegak berpaling,
sang kepala daerah yang telah berjanji untuk tidak
melalukan tindak pidana Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(KKN) justru melanggar janjinya sendiri dengan melakukan
tindak pidana tersebut. Kurangnya integritas yang tertanam
dalam jiwa sang kepala daerah membuatnya dengan mudah
melanggar janjinya sendiri.
Apakah yang dimaksud dengan integritas? Integritas adalah
suatu konsep yang berkaitan dengan konsistensi dalam
tindakan, nilai, metode, ukuran, prinsip, ekspektasi dan
berbagai hal yang dihasilkan. Orang yang berintegritas
berarti memiliki pribadi yang jujur dan memiliki karakter
kuat. Penjelasan tersebut disampaikan oleh Alexander
Marwata, Ak., S.H., CFE, Wakil Ketua KPK pada kuliah umum
Integritas Akuntan dalam Pemberantasan Korupsi yang
disampaikan kepada mahasiswa pasca sarjana pada Selasa,
7 November 2017 di Kampus Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
Universitas Gadjah Mada.

Beberapa faktor yang mendorong individu untuk melanggar
integritas dan berujung pada tindakan korupsi antara lain;
kebutuhan, lingkungan tidak mendukung, dorongan untuk
berkuasa/menjadi pemimpin, terpaksa atau dipaksa oleh
keadaan, serta perilaku dan kebiasaan. Integritas
merupakan kunci pemberantasan korupsi di Indonesia. Jika

seluruh rakyat Indonesia memiliki integritas yang tinggi,
maka niscaya tidak akan ada korupsi di Indonesia, baik
korupsi benda maupun tindakan. Dalam kuliah umumnya,
Alexander Marwata memberikan contoh segelintir orang
yang memiliki integritas tinggi, seperti seorang petugas
cleaning service yang mengembalikan uang ratusan juta
yang ditemukannya di tempat sampah dan seorang polisi
jujur yang mencari uang tambahan dengan menjadi
pemulung. Contoh terpuji datang dari golongan orang-orang
yang kurang beruntung secara ekonomi, namun contoh
tidak baik justru datang dari mereka yang telah memiliki
pekerjaan yang mapan.
Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) contohnya. Sebagian orang

yang telah diangkat menjadi PNS justru menurunkan
kualitas kerjanya karena merasa telah berada pada posisi
a a da tidak dapat diberhe tika . Alexa der Marwata
menyarankan kepada pemerintah agar para PNS sebaiknya
tidak diberika
posisi a a
atau tidak dapat
diberhentikan. Justru dengan statusnya sebagai pegawai
negeri, para PNS tersebut harus dinilai secara kontinyu
dengan indikator kinerja yang jelas. Sehingga para PNS
dituntut untuk selalu bekerja sesuai dengan target dan
termotivasi untuk meningkatkan kualitas kerjanya.
Profesi akuntan pun tidak dapat luput dari tindakan korupsi.
Beberapa tindakan korupsi yang dilakukan oleh akuntan
seperti; meninggikan pendapatan untuk mendongkrak
harga saham; menurunkan pendapatan untuk menghindari
pajak;
manipulasi/memalsukan
dokumen
untuk

menyembunyikan
transaksi
yang
sebenarnya;
menghilangkan temuan audit; dan jual beli opini laporan

keuangan. Selain korupsi kasus suap dalam dunia bisnis pun
banyak terjadi, integritas kembali dibutuhkan untuk
menghindari tindak pidana tersebut. Tindakan pencegahan
harus diberlakukan secara proporsional dengan risiko yang
dihadapi sesuai dengan ukuran perusahaan. Semakin besar
perusahaan dengan jangkauan operasional yang luas,
semakin penting tindakan pencegahan suap diberlakukan.
Komitmen manajemen untuk menjalankan kegiatan usaha
tanpa suap menjadi kunci utama, misalnya diwujudkan
dalam bentuk kode etik perusahaan.

Selain komitmen manajemen, pencegahan tindak pidana
KKN juga memerlukan komitmen dari para pekerja. Akuntan
sebagai penjaga keeper pengelolaan keuangan dapat

berperan dalam pemberantasan KKN yaitu dengan;
menyajikan laporan keuangan yang dapat diandalkan dan
dipercaya; membangun sistem pengendalian intern yang
memadai yang mampu mendeteksi kecurangan sejak dini;
melakukan audit investigasi untuk mendeteksi dan
mengungkap terjadinya kecurangan; dan bertindak sebagai
auditor forensik yang mengumpulkan dan menyediakan alat
bukti untuk persidangan.

Sosialisasi Penguatan Tata Kelola Pemerintahan yang
Bersih, Efektif, Efisien dan Akuntabel di Kabupaten Klaten
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB),
Universitas Gadjah Mada (UGM) kondisi dan transparansi keuangan di Indonesia masih belum mencapai kondisi yang
optimal. Hasil penelitian ini dirasa perlu untuk digaungkan kepada para pengambil kebijakan dan aparatur pemerintah
daerah untuk mengubah mindset para aparatur bahwasanya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tidaklah cukup untuk menggambarkan kondisi keuangan
yang baik. Opini tersebut sekedar menginformasikan bahwasanya pelaksanaan dan pelaporan keuangan daerah sudah baik
dan benar. Namun masih diperlukan upaya yang optimal untuk dapat menciptakan kondisi keuangan yang sehat, tidak
hanya mencapai batas standar WTP tetapi harus memerhatikan substansi keuangan yang akuntabel dan good governance.
Hasil penelitian tersebut dipaparkan oleh Irwan Taufiq Ritonga, M.Bus., Ph.D pada Sosialisasi Penguatan Tata Kelola

Pemerintahan yang Bersih, Efektif, Efisien dan Akuntabel di Kabupaten Klaten pada Selasa, 7 November 2017 bertempat di
Pendopo Kabupaten Klaten. Adapun penelitian yang dipaparkan terdiri dari pengukuran Indeks Kondisi Keuangan dan
penghitungan Indeks Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah di Indonesia.
Metode pengukuran IKK menggunakan model pengukuran 6 dimensi yang terdiri dari; Solvabilitas Keuangan Jangka Pendek,
Solvabilitas Keuangan Jangka Panjang, Solvabilitas Anggaran, Kemandirian Keuangan, Fleksibilitas Keuangan, dan
Solvabilitas Layanan. Data yang digunakan dalam penghitungan IKK berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan LKPD.
Adapun tahapan penghitungan IKK terdiri dari; (1) Penentuan kelompok acuan (benchmark) pemerintah daerah yang setara;
(2) Penghitungan indeks indikator dan indeks dimensi, (3) Penghitungan indeks komposit kondisi keuangan pemerintah
daerah; (4) Pengkategorian dan pemeringkatan kondisi keuangan.

Indeks Transparansi Pengelolaan Keuangan Daerah menilai penyajian informasi atau dokumen pengelolaan keuangan
daerah pada website resmi seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Penghitungan indeks tersebut menggunakan empat
kriteria pengukuran yang terdiri dari; (1) Ketersediaan, (2) Aksesibilitas, (3) Ketepatan waktu, dan (4) Frekuensi
Pengungkapan.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Daerah Kabupaten Klaten tersebut juga mengundang wakil ketua Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Alexander Marwata, Ak., S.H., CFE. dan dihadiri oleh ratusan peserta yang merupakan
perwakilan dari seluruh SKPD dan instansi pemerintah di Kabupaten Klaten.

Pendidikan dan Pelatihan Reviu RPJMD dan
Penyusunan Renstra SKPD
Minimnya sumber daya alam sebagai potensi pendapatan
asli daerah mendorong pemerintah kota Banjarmasin untuk
pintar-pintar menyusun rencana pengelolaan daerahnya.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Drs. H. Hamdi selaku
Asisten II Bidang Perekonomian Sekretariat Daerah Kota
Banjarmasin saat membuka kegiatan Pendidikan dan
Pelatihan Reviu Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Penyusunan Rencana Strategis Satuan
Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Kota Banjarmasin
Tahun 2018. Berangkat dari niat untuk meningkatkan
kualitas RPJMD dan Renstra SKPD serta lebih memahami
perbedaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
86 Tahun 2017, Pemerintah Kota Banjarmasin bekerjasama
dengan Program Studi Magister Akuntansi, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada
menyelenggarakan diklat reviu RPJMD dan penyusunan
Renstra SKPD yang dilaksanakan pada 9-10 November 2017
bertempat di kampus FEB UGM Yogyakarta.
RPJMD merupakan dokumen perencanaan kegiatan yang
melibatkan berbagai unsur dalam rangka pemanfaatan dan
pengalokasian sumber daya dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan sosial suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu. RPJMD berisi penjabaran visi, misi, dan program
kepala daerah dengan berpedoman pada RPJP Daerah serta
memperhatikan RPJM Nasional. RPJMD disusun untuk
periode lima tahunan dan berisi berbagai program dan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh daerah
selama lima tahun ke depan. Diperlukan pengetahuan dan
kemampuan yang kompleks dalam menyusun RPJMD.
Dimulai dari mengolah data primer dari berbagai aspek di
lapangan, hingga proyeksi perkembangan daerah pada masa
yang akan datang.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Renstra SKPD adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode
5 (lima) tahun. Dokumen tersebut memuat visi, misi, tujuan,
strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan
yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja
Perangkat Daerah serta berpedoman kepada RPJM Daerah
dan bersifat indikatif.
Penyusunan RPJMD dan Renstra SKPD diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun
2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah. Permendagri tersebut mengatur
tentang kewajiban daerah dalam penyusunan RPJPD,
RPJMD dan Renstra SKPD, renja SKPD, serta RKPD. Sejak
tahun 2010 hingga tahun 2017, pemerintah daerah
menggunakan peraturan tersebut sebagai dasar
penyusunan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD, renja SKPD,
serta RKPD. Namun pada 18 September 2017, Pemendagri
tersebut digantikan oleh Permendagri Nomor 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan
Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata cara Evaluasi RRPJPD
dan RPJMD, serta Tata Cara Perubahan RPJPD, RPJMD dan
RKPD. Dengan diterbitkannya Permendagri Nomor 86 Tahun
2017 maka Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tidak
berlaku.
Dalam Permendagri yang baru tercantum beberapa
perubahan dalam teknis penyusunan dokumen RPJPD,
RPJMD dan Renstra SKPD, renja SKPD, serta RKPD sehingga
diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam melaksanaan
pertaturan baru tersebut.

|Rapat Koordinasi APSSAI dan Penyusunan Rencana Kerja 2018
Profesi akuntan merupakan salah satu profesi bergengsi dan
menjadi profesi idaman. Iming-iming gaji tinggi dan jabatan
strategis merupakan salah satu daya tarik profesi tersebut.
Namun di balik daya tarik profesi akuntan, terbentang
berbagai kesulitan dan resiko pekerjaan yang cukup besar.
Seorang akuntan mutlak memiliki ketelitian dan kecermatan
dalam berhitung dan mengolah data keuangan. Sehingga
sebuah kelalaian kecil dapat berpengaruh besar terhadap
hasil kerjanya. Namun, perkembangan teknologi yang kian
pesat membuat kerja keras seorang akuntan seolah tergeser
oleh perangkat lunak (software) akuntansi. Bagaimana
tidak, perhitungan keuangan yang biasanya diselesaikan
dalam hitungan hari oleh akuntan, dapat diselesaikan oleh
software dalam hitungan menit bahkan detik. Berbagai
software tersebut seolah menjadi ancaman besar bagi
profesi akuntan.
Adaptasi akan melahirkan evolusi, pernyataan tersebut
disampaikan oleh Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis
(FEB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Eko Suwardi, M.Sc.,
Ph.D., Ak pada pembukaan Rapat Koordinasi Pengelola Prodi
S2 Akuntansi dan Rencana Kerja Tahun 2018 yang
dilaksanakan pada Minggu-Selasa, 19-21 November 2017
bertempat di Kampus FEB UGM. Menurut Eko Suwardi,
dengan adaptasi terhadap perkembangan zaman dan
teknologi, setiap profesi akan dapat tetap berkembang
sesuai dengan tuntutan zaman. Karena tanpa mengikuti
perkembangan teknologi yang ada, tidak mustahil sebuah
pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh manusia dapat
dilakukan oleh mesin. Diperlukan inovasi dan akselerasi
pada setiap bidang keilmuan agar para penyelenggara
pendidikan dapat melahirkan para lulusan professional yang
up-to-date.

Sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut dan sebagai
upaya mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi secara
efisien dan efektif, para pengelola Program Studi Magister
Akuntansi dari seluruh Indonesia membentuk Asosiasi
Program Studi S2 Akuntansi Indonesia (APPSAI).
Pembentukan APSSAI dituangkan dalam akta notaris Idham
Hamja, S.H, M.Kn. pada 10 Oktober 2017 bertempat di Kota
Makassar, Sulawesi Selatan. APSSAI dibidani oleh Prof. Dr.
Abdul Halim, MBA, Ak, CA dari Universitas Gadjah Mada
selaku ketua; Dr. Haryono, M.Si, Ak, CA. dari Universitas
Tanjungpura Pontianak selaku wakil ketua; Dr. Hamidah,
M.Si, Ak, CA dari Universitas Airlangga selaku sekretaris dan
Dr. Lintje Kalangi, SE, ME, Ak, CA dari Universitas Sam
Ratulangi Manado selaku bendahara. Saat ini APSSAI
beranggotakan 47 Program Studi S2 Akuntansi yang berasal
dari berbagai provinsi di seluruh Indonesia. Syarat untuk
menjadi anggota APSSAI, adalah Program Studi S2 Akuntansi
calon anggota harus sudah terakreditasi oleh Badan
Akreditasi Perguruan Tinggi (BAN PT)
Salah satu agenda utama APSSAI adalah menyusun
kurikulum minimal bagi Program Studi S2 Akuntansi sebagai
usulan acuan akreditasi. Dengan adanya acuan kurikulum
minimal bagi penyelenggara Program Studi S2 Akuntansi
diharapkan nantinya seluruh Program Studi S2 Akuntansi di
Indonesia memiliki kualitas yang sesuai dengan standar.
Dengan adanya standar tersebut diharapkan Program Studi
S2 Akuntansi yang belum terakreditasi akan meningkatkan
kualitasnya sesuai dengan standar yang ada dan dapat
mengajukan akreditasi tanpa proses panjang dan berbelit.