fullpaper riwayati snast

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/290838755

ADSORPSI LOGAM BERAT TIMBAL DAN
KADMIUM PADA LIMBAH BATIK
MENGGUNAKAN BIOSORBENT PULPA KOPI...
Conference Paper · November 2014
CITATIONS

READS

0

537

4 authors, including:
Indah Riwayati

Indah Hartati

5 PUBLICATIONS 1 CITATION


14 PUBLICATIONS 11 CITATIONS

Universitas Wahid Hasyim

SEE PROFILE

Universitas Wahid Hasyim

SEE PROFILE

Helmy Purwanto

Universitas Wahid Hasyim

5 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Adsorption View project


All content following this page was uploaded by Indah Riwayati on 18 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

ADSORPSI LOGAM BERAT TIMBAL DAN KADMIUM PADA LIMBAH BATIK
MENGGUNAKAN BIOSORBENT PULPA KOPI TERXANTHASI
Indah Riwayati1, Indah Hartati2, Helmy Purwanto3, Suwardiyono4
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim semarang
3
Jurusan Teknik mesin, Fakultas Teknik Universitas wahid Hasyim Semarang
e-mail : 1riway79@yahoo.com

1,2,4

ABSTRACT


Effluent from Batik industries

may contain some toxic pollutant. One of those are heavy used optimally. Heavy

metal in wastewater can be treated by adsorption process. Modification of coffe pulp can be an alternative to
conventional methode for heavy metal contain waste adsorption. The effects
adsorption efficiency of Pb (II) dan cadmium

of various parameter on

particularly pH, temperature, contact time and amount of

adsorbent were investigated. The aim of this research was evaluate optimum condition adsorption

on those

parameter using xanthated coffe pulp for heavy metal contain batik wastewater. The experimental results
obtained optimum conditions at pH values of 2, the maximum temperature of 40 0 C, the maximum contact time
of 24 hours and a maximum weight of 100 g adsorbent. These conditions result in the adsorption process,

respectively for 68.18% and 76.1% of lead and cadmium with successive adsorption capacity of 0,029 and
0.00198 mgr metal ion / g adsorbent. Has successfully reduced the adsorption capacity of heavy metal content in
the waste batik originally 0,213 ppm to 0,068 ppm for lead. While the original metal cadmium 0,068 ppm to
0,013 ppm.
Kata kunci : batik, coffe pulp, adsorbent, xanthate

PENDAHULUAN
Batik merupakan salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang telah mendapat pengakuan
internasional dari UNESCO pada tahun 2009. Pencanangan hari batik nasional telah berperan meningkatkan minat
pemakai batik. Data Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa pada tahun 2010 jumlah konsumen batik
tercatat 72,86 juta orang (Kompas, 2011). Meningkatnya minta dan konsumsi batik berdampak tumbuh dan
berkembangnya sentra-sentra industri batik berbagai daerah di Indonesia.
Proses pembuatan batik berawal dari metode sederhana, yaitu menggambar dengan canting dan
mencelupkn dalam pewarna, batik cap dengan cara dicap pada cetakan sampai produksi massal dengan mesin
moderen. Dalam pembuatan batik, dari proses awal hingga proses penyempurnaan diindikasikan menggunakan
bahan kimia yang mengandung unsur logam berat, sehingga bahan buangannya juga masih mengandung unsur
logam berat tersebut. Apabila bahan buangan tersebut tidak diolah dengan baik, maka bahan buangan tersebut
dapat mencemari lingkungan (Sasongko dan Tresna, 2010).
Karakteristik limbah batik adalah meliputi: (i) karakteristik fisika yang terdiri atas warna, bau, zat padat
tersuspensi, temperatur, dan (ii) karakteristik kimia yang terdiri atas bahan


organik, anorganik, fenol, sulfur, pH,

logam berat, senyawa racun (nitrit), dan gas (Muljadi, 2009). Adapun contoh karaketeristik limbah industri batik
(industri batik cap khas Palembang) disajikan pada Tabel 1 (Agustina dkk., 2011).

A-1

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

Tabel 1. Karakteristik air limbah pabrik batik cap
Parameter

Standar (mg/L)

Limbah industri batik (mg/L)


pH

6-9

6

COD

150

4.230

Amoniak total

8

5,47

Fenol total


0,5

0,008

TSS

50

535

Sulfida

0,3

0,040

Crom total

1


0,1385

Besi

-

2,0587

Tembaga

-

0,2696

Seng

-

54,7175


Kadmium

-

0,0063

Timbal

-

0,2349

Sumber: Agustina dkk., 2011

Timbal adalah sebuah unsur yang biasanya ditemukan di dalam batu-batuan, tanah, tumbuhan dan hewan.
Timbal 95% bersifat anorganik dan pada umumnya dalam bentuk garam anorganik yang bersifat kurang larut
dalam air. Timbal merupakan suatu logam toksik yang bersifat kumulatif, toksisitasnya dibedakan menurut organ
yang dipengaruhi . Pada sistem hemopoietik dapat memperlambat pematangan normal sel darah merah yang
menyebabkan anemia, mempengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah serta menghambat biosintesa
haemoglobin.


Risiko dari keracunan timbal dapat menimbulkan kerusakan pada otak. Penyakit-penyakit yang

timbul sebagai akibat dari keracunan timbal adalah epilepsi, halusinasi, kerusakan pada otak besar dan delirium.
Timbal yang terlarut dalam darah akan berpindah ke sistem urinaria sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan pada ginjal. Timbal dapat melewati placenta sehingga dapat menyebabkan kelainan pada janin berupa
cacat pada bayi dan menimbulkan berat badan lahir rendah serta prematur. Timbal juga dapat menyebabkan
kelainan pada fungsi tiroid dengan mencegah masuknya iodine (Sudarwin, 2008).
Kadmium adalah suatu logam putih, mudah dibentuk, lunak dengan warna kebiruan. Titik didih relatif
rendah (767ºC) membuatnya mudah terbakar, membentuk asap kadmium oksida. Kadmium dan bentuk
garamnya banyak digunakan pada beberapa jenis pabrik untuk proses produksinya. Berbagai organ tubuh dapat
terpengaruh setelah paparan jangka panjang terhadap kadmium. Organ yang akan mengalami gangguan
fungsional dini adalah ginjal. Keracunan Cd kronis dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular dan hipertensi
(Sudarwin, 2008).
Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah/pulpa kopi pada proses
pengupasan buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat penggerbusan (hulling). Limbah pulpa kopi dapat
mencapai 28,7% dari produksi kopi (Parani & Eyini, 2010). Jika produksi kopi pada tahun 2008 mencapai

683


ribu ton (Deptan, 2009) maka limbah pulpa kopi mencapai 196,2 ribu ton.
Limbah pulpa kopi yang berlimpah tersebut hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal.
A-2

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

Umumnya pulpa kopi hanya ditumpuk di sekitar lokasi pengolahan, sehingga menimbulkan bau busuk dan
cairan yang mencemari lingkungan. Sementara ini, pulpa kopi baru dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, bahan
baku biogas, media tanam jamur, pakan ternak, karbon aktif dan produksi bioetanol (Rathinavelu & Grazioni,
2005; Yesuf, 2010).
Senyawa xanthate dibuat dengan mereaksikan substrat yang mengandung gugus hidroksil dengan karbon
bisulfida dalam suasana basa. Reaksi xanthasi disajikan pada Gambar 4 (Bashyal, Homagai, & Ghimire, 2010).

Gambar 1. Reaksi xanthasi
Adsorpsi ion logam berat kedalam permukaan senyawa xanthate dapat dianggap sebagai proses pertukaran
ion, pembentukan kompleks dan atau proses pembentukan chelat. Melalui proses pertukaran ion, dua atom sulfur
yang bermuatan negatif pada senyawa xanthate akan menangkap ion logam bervalensi dua. Sedangkan pada
proses pembentukan kompleks melibatkan empat atom sulfur dan satu ion logam bervalensi dua.
Beberapa penelitian mengenai penggunaan senyawa xanthate yang digunakan dalam pemisahan logam
berat antara lain penelitian oleh Kim dkk. (2006) yang menggunakan

senyawa xanthat yang berbasis kitin

2+

dalam mengadsorpsi ion Pb . Homagai dkk. (2009) menggunakan senyawa xanthate dari ampas apel untuk
mengadsorpsi ion Pb2+, Cd2+, Zn2+, dan Fe3+. Sementara Sha dkk. (2010) menggunakan senyawa xanthate dari
kulit jeruk untuk mengadsorpsi logam ion Cu2+, Cd2+, Pb2+, Zn2+, dan Ni2+.
Proses adsorpsi logam berat dengan menggunakan pulpa kopi terxanthasi dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu: pH, berat adsorben, waktu kontak dan suhu. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kondisi optimum
variabel proses pH, berat adsorben, waktu kontak dan suhu pada adsorbsi logam berat timbal dan cadmium yang
ada di dalam limbah batik dengan menggunakan biosorben pulpa kopi terxanthasi dalam prototype tanki biosorpsi.
METODE PENELITIAN
Sintesa Pulpa Kopi Terxanthasi
Pulpa kopi dicuci dan dikeringkan pada suhu 700C selama 24 jam dan digiling (PK). Sebanyak 50 gram PK
direndam dalam 250 ml etanol dan 250 ml larutan NaOH 1% pada suhu ruang selama 24 jam. Campuran
disaring, dicuci dengan distilled water dan dikeringkan pada suhu 70 0C. Selanjutnya produk kering (PKK)
sebanyak 15 g ditambahkan dengan 200 ml larutan NaOH 4 M. Larutan diaduk pada suhu ruang selama 3 jam
dan 3 jam lagi setelah ditambah 10 ml CS2. Campuran dibiarkan mengendap dan supernatan didekantasi. Alkali
berlebih dihilangkan dengan distilled water dan aceton serta dikeringkan.
Prosedur Percobaan

Sebanyak 25 g adsorben pulpa kopi terxanthasi ditambahkan kedalam 1,5 L limbah industri batik. Larutan
diaduk menggunakan pengaduk isotermal dengan kecepatan pengadukan dijaga pada 100 rpm. Temperatur
larutan diatur pada suhu 250C (atau sesuai variabel). pH awal larutan diatur pada pH sesuai variabel
menggunakan larutan 1 N NaOH dan HCl. Pada akhir kesetimbangan, erlenmeyer dipindahkan dari tanki
biosorpsi dan adsorben

disaring menggunakan kertas saring Whatman no 41. Konsentrasi logam pada filtrat

dianalisa menggunakan AAS.Variabel pH pada percobaan sebesar 2,4,6, 8; berat adsorben (gr) 25, 50, 75, 100;
A-3

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

waktu kontak (jam) : 6, 12, 18, 24 dan suhu (0C): 25, 30, 35, 40. Optimasi dilakukan pada variabel pH, hasilnya
digunakan untuk optimasi variabel suhu kemudian berturut –turut waktu dan berat adsorben.
Data yang diperoleh dari setiap run percobaan adalah data konsentrasi akhir ion logam dalam larutan (Ce).
Jumlah ion logam yang teradsorpsi pada kesetimbangan ditentukan menggunakan persamaan kesetimbangan
massa:

qe 

Ci  Ce
S

Dimana qe adalah konsentrasi ion logam yang teradsorpsi dalam adsorben pulpa kopi terxantasi pada saat
kesetimbangan (mg ion logam /g adsorben), Ci

adalah konsentrasi awal ion logam (mg/L) dan

adalah

konsentrasi kesetimbangan atau konsentrasi akhir ion logam dalam larutan. Sementara S adalah konsentrasi slury,
yang dinyatakan sebagai:

S

m
v

Dimana v adalah volume awal larutan logam yang digunakan (L) dan m adalah berat adsorben yang digunakan.
Persentase adsorpsi dan rasio distribusi dihitung menggunakan persamaan berikut:

% adsorpsi 

Ci  Ce
Ci

x100 %

PEMBAHASAN
Optimasi pH
Hasil percobaan optimasi variabel pH dapat dilihat seperti pada gambar 2. Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa
kondisi optimum diperoleh pada nilai pH 2. Prosentase adsorpsi maximum pada pH sebesar 61,4 % untuk timbal
dan 63,45 % untuk kadmium atau kapasitas adsorpsi sebesar 0,026 mgr ion logam /gr adsorben dan 0,00165 mgr
ion logam/gr adsorben. Dari konsentrasi awal sebesar 0,213 ppm untuk timbal menjadi 0,082 ppm. Sedangkan
konsentrasi awal logam kadmium sebesar 0,013 ppm menjadi 0,00475 ppm.

Gambar 2. Hasil percobaan optimasi variabel pH
A-4

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

Kapasitas adsorbsi dan prosentase adsorpsi menurun tajam jika dibandingkan dengan penggunaan adsorben pulpa
kopi terxanthasi pada limbah sintetis yang hanya mengandung timbal atau kadmium saja. Pada limbah sintetik
diperoleh nilai pH optimal sebesar 8 dengan kapasitas adsorpsi sebesar 10 mg ion/gr adsorben untuk timbal dan
9,64 mg ion/gr adsorben untuk kadmium. Prosentas adsorpsi maksimum berturut-turut sebesar 100 % dan 96,45 %
untuk timbal dan kadmium (Riwayati dkk., 2013). Penurunan ini diakibatkan oleh kompleksnya kandungan bahan
dalam limbah batik yang sebagian besar terdiri dari zat warna. Zat warna dalam batik dapat melepatkan kation
yang akan bersaing dengan ion logam berat untuk menenpel pada adsorbent (Khalir dkk., 2011). Adsorpsi ion
logam berat kedalam permukaan senyawa xanthate dapat dianggap sebagai proses pertukaran ion, pembentukan
kompleks dan atau proses pembentukan chelat. Melalui proses pertukaran ion, dua atom sulfur yang bermuatan
negatif pada senyawa xanthate akan menangkap ion logam bervalensi dua. Sedangkan pada proses pembentukan
kompleks melibatkan empat atom sulfur dan satu ion logam bervalensi dua. Pada pH 2 diperoleh prosen adsorpsi
optimum. Prosen adsorbsi turun pada pH yang lebih tinggi, hal ini disebabkan oleh semakin kecilnya kelarutan
logam sehingga memungkinkan terjadinya pengendapan dalam larutan. Pada adsorbsi bebrapa logam berat
menggunakan xanthat kulit apel diperoleh pH optimum sebesar 3 untuk timbal dan 4 untuk kadmium (Homagai
dkk., 2009). Pada pH tinggi juga terjadi interaksi antara ion Pb dengan OH - yang diikuti dengan pelarutan dan
hidrolisis didalam larutan. Mekanisme yang terjadi adalah sebagai berikut (Bashyal dkk., 2010):

Pb 2  nH 2 O  Pb.(H2 O) 2n

Pb(H 2 O) 2n  Pb(H 2 O) n-1  H 

-m
nPb 2  mH2 O  Pb(OH) 2n
 mH
m

Optimasi Suhu

Pada percobaan optimasi suhu, diperoleh hasil seperti yang terlihat pada gambar 3. Kondisi maksimum diperoleh
pada suhu 40

0

C untuk timbal dan kadmium dengan prosen adsorbsi masing-masing sebesar 31,57 % dan

26,47 %. Kapasitas adsorbsi untuk timbal dan kadmium berturut turut sebesar 0,016 mgr ion logam/gr adsorben
serta 0,00069 mgr ion logam/gr adsorben. Proses adsorpsi logam dapat bersifat eksotermis atau endothermis.
Jika kapasitas adsorpsi meningkat seiring peningkatan suhu, maka adsorpsi bersifat endothermis dan jika
sebaliknya maka bersifat eksotermis. Untuk logam timbal diperoleh nilai energi bebas Gibbs negatif, entropi dan
enthalpi positif, sehingga proses adsorpsi logam timbal bersifat spontan endothermis (Zhao dkk., 2011). Apabila
dilihat dari gambar 2, prosen adsorpsi meningkat seiring peningkatan suhu, sehingga proses adsorpsi logam Pb
dan Cd bersifat endothermis.

A-5

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

Gambar 3. Hasil Percobaan optimasi variabel suhu
Optimasi Waktu Kontak

Untuk variabel waktu kontak, dalam penelitian ini diperoleh hasil terbaik pada nilai 24 jam dengan prosentase
adsorpsi sebesar 46,15 % untuk timbal dan 35,58 % untuk kadmium (gambar 4.). Besar kapasitas adsorpsi untuk
timbal dan kadmium berturut-turut sebesar 0,020; 0,00092 mgr ion logam/gr adsorben. Adsorpsi terjadi melalui
dua fase tahapan. Tahap pertama merupakan fase cepat, sedangkan kedua merupakan fase lambat. Fase cepat
terjadi sehubungan dengan banyak tersedianya tempat aktif tempat terjadinya ikatan pada permukaan adsorbent.
Fase lambat dengan penambahan waktu kontak tidak memberikan prosen adsorpsi yang signifikan, hal ini terjadi
karena trjadi proses difusi ion logam ke bagian yang lebih dalam dari biosorbent (Kostic dkk., 2013).

Gambar 4. Hasil percobaan optimasi variabel waktu

Optimasi Berat Adsorben

Percobaan optimasi variabel berat adsorben dilakukan dengan kondisi pH, suhu dan waktu kontak optimum.
Hasil maksimum yang diperoleh dalam percobaan ini pada berat adsorben 100 gr dengan prosentase adsorpsi
sebesar 68,18% dan 76,1 % untuk timbal dan kadmium dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut sebesar 0,029
dan 0,00198 mgr ion logam/gr adsorben. Prosentase tersebut diperoleh dari konsentrasi logam berat awal sebesar
0,213 ppm untuk timbal dan 0,013 ppm untuk logam kadmium menjadi 0,068 ppm dan 0,0031 ppm.

Gambar 5. Hasil percobaan optimasi variabel berat adsorben

A-6

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

KESIMPULAN
Dari proses perancangan, implementasi dan pengujian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Percobaan optimasi memperoleh hasil pH optimum sebesar 2, suhu maksimum pada 40 0C, waktu kontak
maksimum 24 jam dan berat adsorbent maksimum 100 gr.
2. Hasil prosen adsorpsi maksimum diperoleh sebesar sebesar 68,18% dan 76,1 % untuk timbal dan kadmium
dengan kapasitas adsorpsi berturut-turut sebesar 0,029 dan 0,00198 mgr ion logam/gr adsorben.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang sebesar-besarnya pada Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Indonesia (Dikti) yang
telah mendanai penelitian ini melalui program Hibah Bersaing tahun 2014.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, T.E., Nurisman, E., Prasetyowati, Haryani, N., 2011,” Pengolahan Air Limbah Pewarna Sintesis
dengan Menggunakan Reagen Fenton” Prosiding Seminar Nasional AvoER ke-3, Palembang.
Bashyal, D., Homagai, P.L.,

Ghimire, K.N., Removal of Lead from Aqueous Medium Using Xanthate

Modified Apple Juice Residue. Journal of Nepal Chemical Society. 2010, Vol 26: pp. 53-60
Departemen Pertanian, 2009, “ Outlook Komoditas Pertanian (Perkebunan)”
Homagai, P.L., Bashyal, D., Poudyal, H., Ghimire, K.N., (2009). Studies on Functionalization of Apple Waste for
Heavy Metal Treatment. Nepal Journal of Science and Technology. Vol 10: 135-139
Khalir,w., K., A., W., M., Hanafiah, M., A., K., M., So’ad, S., Z., M., Ngah, W., S., W., “Adsorption behavior of
Pb (II) onto xanthated rubber (hevea brasiliensis) leaf powder” Polish Journal of Chemical technology , 13,
4, 2011, pp. 82-88
Kim, S.H., Song, H., Nisola, G.M., Ahn, J., Galera, M.M., Chung, W.J., Lee, C.H., 2006,” Adsorption of Lead
Ions using Surface Modified Chitin”, Journal of Ind.Eng.Chem, vol 12 (3):469-475
Kompas, 2011,” Batik

Punya Nilai Ekonomi Tinggi”

Kostic, M., Mitrovic, J., Radovic, M., Ljupkovic, R., Krstic, N., Bojic, D., Bojic, A., “Biosorption Pb(II) Ions
Using Xanthated Lagena vulgaris Shell” Reporting for Sustainability, 2013.
Muljadi, 2009,” Efisiensi Instalasi Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetah dengan Metode Fisika Kimia
dan Biologi Terhadap Penurunan Parameter Pencemar (BOD, COD dan Logam Berat Krom)”, Ekuilibrium,
vol 8 (1):7-16
Parani, K., Eyini, M., 2010, “ Effect of Co-fungal Treatment on Biodegration of Coffee Pulp Waste in Solid State
Fermentation”, Asian Journal Experiment Biologycal Science, 1(2), 352-359
Rathinavelu, R., Grazioni, G., 2005, “ Potential Alternative Use of Coffee Wastes and By Product”, Coffee
Organization:1-4
Riwayati, I., Hartati, I, Purwanto, H., dan Suwardiyono, 2013, Optimization Variables Process of Adsorption
lead and Cadmium Using Xanthated Coffe Pulp, Engineering International Conference 2013 Proceeding,
ISBN: 97925-2784
Sasongko, D., P., dan Tresna, W., P., 2010, Identifikasi Unsur dan Kadar Logam Berat pada Limbah Pewarna
Batik dengan Metode Analisa Pengaktifan Neutron, Journal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi TELAAH,
Volume 27,pp. 22-27
Sha, L., XueYi, G., Ning-chuan, F., Qing-hua, T.,

(2010). Effective Removal of Heavy Metals From Aqueous

Solution by Orange Peel Xanthate. Transactions of Nonferous Metals Society of China. Vol 20,pp. 187-191
Sudarwin, 2008, “Analisa Spasial Pencemaran Logam Berat Pb dan Cd Pada Sedimen Aliran Sungai dari TPA
A-7

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) 2014
Yogyakarta, 15 November 2014

ISSN: 1979-911X

Jatibarang Semaarng”, Thesis pada Program Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro
Yesuf, Y.K., 2010,” Chemical Composition and In Vitro Digestibility of Coffee Pulp and Coffee Husk Ensiled
with Grass Hay and EM”, A Thesis at Jimma University
Zhao, G., Wu, X., Tan, X., and Wang, X., 2011, Sorption of Heavy Metal ions from Aqueous Solutions: A
Review, The Open Colloid Science Journal, 4, 19-31

A-8

View publication stats