BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Variabel Terkait Y ( Kinerja Guru) a. Pengertian Kinerja Guru - Pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di Mis Mathla'ul Anwar Teluk Betung Bandar Lampung - Rade

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual

1. Variabel Terkait Y ( Kinerja Guru)

a. Pengertian Kinerja Guru

  Istilah kinerja terjemahan dari performance. Karena itu, istilah kinerja juga sarna dengan istilah perfomansi. Selanjutnya.. Simamora menyatakan, kinerja adalah keadaan atau tingkat perilaku seseorang

  1

  yang harus dicapai dengan persyaratan tertentu. Sementara itu, dengan kalimat yang senada, Bernandin dan Russel seperti yang dikutip oleh Gomes, menyatakan istilah kinerja dengan perfomansi adalah sejumlah catatan yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama

  2

  suatu periode waktu tertentu. Kinerja merupakan penampilan dan perbuatan

  3

  seseorang dalam melaksanakan pekerjaan atau tugas. Tingkat keberhasilan guru dalam menyelesaikan pekerjaannya disebut dengan istilah "level of

  performance" atau level kinerja.

  Kinerja bukan merupakan karakteristik individu, seperti bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau kemampuan itu sendiri. Kinerja merupakan perwujudan dari kemampuan dalam bentuk 1 Henry Simamora, manajemen sumber daya manusia, ( Yogyakarta : STIE YKPN,

  1995), h. 327 2 Fastino Cardaso Gomes ,manajemen sumber daya manusia,( Yogyakarta: Andi Offset, 1997), h. 35 3 Muhammad Fathurrohman, Sukses Menjadi Pengawas Sekolah Ideal, (yogyakarta : ar-

  karya nyata. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai guru di sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah. Kine:rja guru nampak dari tanggungjawabnya dalam menjalankan amanah, profesi yang diembannya, serta moral yang dimilikinya.

  Hal tersebut akan tercermin dari kepatuhan, komitmen, dan loyalitasnya dalam mengembangkan potensi peserta didik serta memajukan sekolah. Guru yang memiliki level kinerja tinggi merupakan guru yang memiliki produktivitas kerja sarna dengan/ di atas standar yang ditentukan, begitupun sebaliknya, guru yang memiliki level kinerja rendah, maka guru tersebut merupakan guru yang tidak produktif. Dalam meningkatkan kinerja seorang guru mengusahakan agar siswa dapat menguaainya, hal ini dapat diteladani dari Firman Allah SWT. Dalam Q.S An-Nahl ayat :125

                           

  Artinya: “Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

  Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Q.S An-Nahl ayat :125.

  Berdasarkan ayat diatas dapat diambil pelajaran bahwa untuk memberi pelajaran kepada seseorang hendaknya seorang guru menggunakan metode yang baik . Simamora menyatakan bahwa prestasi kerja (performance) diartikan sebagai suatu pencapaian persyaratan pekerjaan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat

  4 tercermin dari output yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitasnya.

  Pengertian diatas menyoroti kinerja berdasarkan hasil yang di capai seseorang setelah melakukan pekerjaan.

  Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN), Sedarmayanti mengemukakan Performance ditrjemahkan menjadi kinerja, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau hasil kerja, unjuk kerja, penampilan kerja. Sedangkan menurut August W Smith dalam kutipan Sedarmayanti menyatakan bahwa performance atau kinerja adalah “... output

  

drive from priceses human or otherwise”,jadi dikatakan bahwa kinerja adalah

  5 merupalan hasil atau kekuatan dari suatu proses.”

  Fremont E.Kast dan James E.Rosenzeweig memberikan konsep umum tentang prestasi adalah : Prestasi=f (kesanggupan, usaha dan kesempatan) Persamaan ini menampilkan faktor atau variabel pokok, yang menghasilkan prestasi, mereka adalah masukan (inputs )yang jika digabung akan menentukan hasil usaha perorangan dan kelompok. Kesanggupan (ability) adalah fungsi dari pengetahuan dan skill manusia dan kemampuan teknologi. Ia memberikan indikasi tentang berbagai kemungkinan prestasi .Usaha (effort) adalah fungsi dari kebutuhan. Sasaran, harapan dan imbalan,besar kemampuan terpendam manusia yang dapat di realisir itu bergantung pada tingkat motivasi individu atau 4 Simamora ,Henri,Manajemen sumberdaya manusia (yogyakarta ,bagian penerbitan

  STIE YKPN ,2000) h.423 5 Sedarmayanti, Sumberdaya manusia dan produktivitas kerja, (Bandung , Mandor Maju ,2001),h.50 kelompok untuk mencurahkan usaha fisik dan mentalnya. Tetapi tak akan ada yang terjadi sebelum manajer memberikan kesempatan(opportunity) kepada kesangupan dan usaha individu untuk dipakai dengan cara-cara bermakna.Prestasi organisasi adalah hasil dari sukses individu dan kelompok dalam mencapai sasaran yang relevant

  Ada beberapa indikator kinerja guru dalam meningkatkan kemampuan dalam pembelajaran yaitu :

1) Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.

  2) Penguasaan materi yang akan diajarkan kepada siswa

  3) Penguasaan metode dan strategi mengajar

  4) Kemampuan Pemberian tugas kepada siswa

  5) kemampuan mengelola kelas

  6

  6) kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.

b. Karakteristik Kompetensi Guru

  Dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia bahwa kompetensi dalam pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan usia dini meliputi : a. Kompetensi pedagogik; b. Kompetensi kepribadian; c.

  7 Kompetensi profesional; d. Kompetensi social .

1) Kompetensi Pedagogik

  Kompetensi pedagogik mengenai bagaimana kemampuan guru dalam mengajar, dijelaskan Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 6 Abd Wahab dan Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual, (

  Jogjakarta : Ar Ruzz Media, 2010), h. 122 7 Peraturan Pemerintah RI No.19 Tahun 2005, Tentang Standar Pendidikan Nasional,

  ayat(3) butir a, dikutip oleh E. Mulya dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah “ kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya “

  8

  . Lebih lanjut, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang guru dikemukakan bahwa: kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

  a) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

  b) Pemahaman terhadap peserta didik

  c) Pengembangan kurikulum/silabus

  d) Perancangan pembelajaran

  e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

  f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

  g) Evaluasi hasil belajar

  h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

9 Kompetensi pedagogik ini berkaitan pada saat guru mengadakan proses

  belajar mengajar dikelas. Mulai dari membuat skenario pembelajaran memilih metode, media, juga alat evaluasi bagi anak didiknya. Karena bagaimanapun dalam proses belajar mengajar sebagaian besar hasil belajar peserta didik 8 E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung : PT . Remaja

  Rosdakarya,2009),h .75 9 Ibid , h.76

  ditentukan oleh peranan guru. Guru yang cerdas dan kreatif akan mampu menciptakan suasana belajar yang efektif dan efesien sehingga proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik.

  Dari kutipan diatas dapat diketahui bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam proses belajar mengajar yakni persiapan mengajar yang mencakup merancang dan melaksanakan skenario pembelajan, memilih metode, media, serta alat evaluasi bagi anak didik agar tercapai tujuan pendidikan baik pada ranah kognitif, maupun psikomotor peserta didik.

  2) Kompetensi Kepribadian

  Dalam standar nasional pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b, yang dikutip E. Mulyasa dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

  10 .

  mulia” Dikemukakan oleh seorang ahli yang lain bahwa kemampuan kepribadian guru meliputi: a)

  Mengembangkan kepribadian;

  b) Berinteraksi dan berkomunikasi

  c) Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan;

  d) Melaksanakan administrasi sekolah;

10 Ibid,h. 117

  11

  e) .

  Melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran Dari kutipan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru harus mempunyai kepibadian yang baik, peptah mengatakan bahwa guru adalah yang digugu dan yang ditiru, guru menjadi panutan bagi peserta didiknya, oleh karena itu kepribadian guru harus dewasa, arif, berwibawa dan berakhlak mulia. Seorang guru mempunyai peran ganda, peran tersebut diwujudkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Adakalanya guru harus berempati pada siswanya dan adakalanya guru harus bersifat kritis. Berempati maksudnya guru harus dengan sabar menghadapi keinginan siswanya juga harus melindungi dan melayani siswanya, tetapi guru juga harus bersikap tegas jika ada siswanya yang berbuat salah. Kepribadian sangat penting bagi seorang guru, karena merupakan cerminan prilaku bagi anak didik khususnya dan masyarakat pada umumnya.

3) Kompetensi Professional

  Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan pasal 28 ayat (3) butir c, yang dikutip oleh E. Mulyasa dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi professional adalah “ kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional

  12 .

  Pendidikan”

11 Moh. UzerUsman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT . Remaja Rosda

  Karya,2003),h. 16 12

  Istilah profesi selalu menyangkut tentang pekerjaan. Guru sebagai suatu profesi harus memenuhi kriteria professional sebagaimana dijelaskan dalam undang-undang guru dan dosen sebagai berikut:

  a) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme

  b) Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia c)

  Memiliki kualifikasi akdemik data latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas d)

  Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas

  e) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan

  f) Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja

  g) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan sepanjang hayat h)

  Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan i)

  Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan yang mengatur

  13 hal-hal yang berkaitandengan tugas keprofesionalan guru .

  Tentang kriteria profesionalisme guru juga dijelaskan oleh seorang ahli yang lain yaitu :

  13

  (1) Fisik, meliputi : sehat jasmani dan rohani, tidak mempunyai cacat tubuh yang bias menimbulkan ejekan atau cemoohan maupun merasa kasihan dari peserta didik.

  (2) Mental atau kepribadian, meliputi : berjiwa pancasila, menghayati GBHN, mencintai bangsa dan sesama manusia dan rasa kasih sayang kepada peserta didik, berbudi pekerti luhur, berjiwa kreatif dapat memanfaatkan rasa kependidikan yang ada secara maksimal, mampu menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, mampu mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab yang besar akan tugasnya, mampu mengembangkan kecerdasan yang tinggi, bersikap terbuka, peka dan inovatif, menunjukkan rasa cinta kepada profesinya, ketaatan akan disiplin, dan memiliki sense of humor.

  (3) Keilmiahan dan pengetahuan, meliputi : memahami ilmu yang dapat melandasi pembentukan pribadi, memahami ilmu pendidikan dan keguruan dan mampu menerapkannya dalam tugasnya sebagai pendidik, memahami, menguasai, serta mencintai ilmu pengetahuan yang lain, senang membaca buku-buku ilmiah, mampu memecahkan persoalan secara sistematis terutama yang berhubungan dengan bidang studi, dan memahami prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar.

  (4) Keterampilan, meliputi : mampu berperan sebagai organisator proses belajar mengajar, mampu menyusun bahan pelajaran atas dasar pendekatan

  struktural, interdisipliner, fungsional, behavior, dan teknologi , mampu

  menyusun GBPP, mampu melaksanakan dan memecahkan teknik-teknik mengajar yang baik dalam mencapai tujuan pendidikan, mampu merencanakan dan mengevaluasi pendidikan.

  14

  (5) .

  Memahami dan melaksanakan kegiatan dan pendidikan luar sekolah Dari kutipan diatas disimpulkan, implikasi dari peran guru dalam bidang pendidikan pada umumnya dan bidang pengajaran pada khususya, maka guru sebagai suatu profesi dituntut bagi penyandangya untuk memiliki kompentensi yang diperoleh melalui pendidikan dan kepribadian yang mantap sebagai prasarat bagi pencapaian performannya. Dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas peran guru tidak dapat diabaikan, dimana melalui guru yang benar-benar profesional dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran, diharapkan dapat mengkontribusikan output pendidikan yang berkualitas.

4) Kompetensi Sosial

  Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d, yang dikutip E. Mulyasa dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

  Hal tersebut diuraikan lebih lanjut dalam rencana pelaksanaan pendidikan tentang guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat, yang sekurang-kurangnya memiliki kompetensi untuk : 14 Hamalik, Hasil Lokakarya Pembinaan Kurikulum Pendidikan Guru UPI (Bandung,

  2003),h. 36-38 a) Bekomunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat.

  b) Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

  c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik.

  d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

  15 Kompetensi sosial seorang guru merupakan modal dasar seorang guru

  yang bersangkutan dalam menjalankan tugas keguruan. Sebagaimana yang dikemukakan dibawah ini yang meliputi : a)

  Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya.

  b) Kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap lembaga kemasyarakatan.

  c) Kemampuan untuk menjalin kerjasama baik secara individual maupun secara kelompok

  16 .

  Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah makhluk sosial, yang dalam kehidupannya tidak bisa terlepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungannya, oleh karena itu seorang guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan, yang tidak terbatas dari pembelajaran disekolah tetapi juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung dimasyarakat.

  Guru yang dinilai kompeten secara professional apabila: 15 E.Mulyasa, Op. Cit., h.173 16 Syaiful Hadi, Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang Guru, www. Saiful Hadi.Wordpress.com,2007), a) Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.

b) Guru tersebut mampu melaksanakan peran-perannya secara berhasil.

  c) Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan .

  d) Guru tersebut mampu melaksanakan perannya dalam pembelajaran

  17 dikelas.

c. Indikator kinerja guru

  Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu organisasi, maka dipandang untuk mengukur karateristik tenaga kerjanya. “kinerja guru merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan dan

  18

  . Tingkat keterampilan merupakan bahan mentah yang kondosi eksternal” dibawa seseorang ketempat kerja seperti pengalaman, kemampuan, kecakapan- kecakapan antar pribadi serta kecakapan teknik.

  Upaya tersebut diungkap sesuai sebagai motivasi yang diperlukan karyawan untuk menyelesaikan tugas pekerjaanya. Sedangkan kondisi eksternalnya adalah tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung produktifitas kerja. Menurut castetter yang dikutip oleh Mulyasa mengemukakan ada empat kriteria kinerja yaitu:1) karateristik individu; 2)proses; 3) hasil;

  17 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (edisi ke-3, Balai Pustaka, Jakarta,2003),

  h. 66 18 Sulistyorini, Hubungan Antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah Dan Iklim

  4)kombinasi antara karateristik individu, proses dan hasil”

  c) Tahap evaluasi dan tindak lanjut. 3)

  13 20

  Indikator penilaian kinerja guru menurut Depdiknas terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu :

  20 .

  d) Pelaksanaan program perbaikan dan pengayaan

  c) Laporan hasil evaluasi

  b) Evaluasi formatis

  a) Evaluasi normatis

  Kemampuan mengevaluasi meliputi :

  b) Tahap instruksional

  19

  a) Tahap pra instriksional

  Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar meliputi :

  d) Menyusun program atau pembelajaran. 2)

  c) Menyusun program semester

  b) Menyesuaikan analisa materi pembelajaran

  a) Menguasai garis-garis besar penyelenggaraan pendidikan

  1) Kemampuan merencanakan proses belajar mengajar meliputi :

  . Pendapat ahli yang lain mengatakan ada beberapa indikator yang dapat dilihat peran kinerja guru dalam meningkatkan kemampuan proses belajar mengajar yaitu :

19 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung:PT.Remajarosda Karya, 2003),h.

  1) Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

  Tahap ini adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar, yang dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu pengembangan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, yang terdiri dari unsur-unsur : a). Identitas Silabus

  a) Standar Kompetensi

  b) Kompetensi Dasar

  c) Materi Pembelajaran

  d) Kegiatan Pembelajaran

  e) lokasi Waktu f)

  Sumber pembelajaran Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan istilah

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran , yang merupakan pembelajaran lebih rinci dan spesifik dari silabus, yang ditandai oleh adanya komponen-komponen : (1)

  Identitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (2)

  Standar Kompetensi (3)

  Kompetensi Dasar (4)

  Indikator (5)

  Tujuan Pembelajaran (6)

  Materi Pembelajaran (7)

  Metode Pembelajaran

  (8) Langkah-Langkah Kegiatan;

  (9) Sumber Pembelajaran;

  (10) Penilaian. 2)

  Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran di dalam kelas adalah merupakan inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan-kegiatan: a)

  Pengelolaan kelas

  b) Penggunaan media dan sumber belajar

c) Penggunaan metode pembelajaran.

  3) Evaluasi

  “ Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian secara sistematis dan terencana untuk mengetahui tingkat kemampuan, ketepatan proses dan pencapaian

  

21

  tujuan, sesuai dengan y . Kegiatan evaluasi merupakan kegiatan ang diharapkan” yang terencana yang dilakukan secara berkesinambungan.

  Evaluasi bukan hanya merupakan kegiatan akhir atau penutup dari suatu program tertentu melainkan merupakan kegiatan yang dilakukan pada permulaan selama program berlangsung, pada akhir program setelah program itu dianggap selesai. Yang dimaksud dengan program disini adalah suatu pelajaran yang akan dilaksanakan dalam satu pertemuan atau lebih, program catur wulan atau semester, dan juga program pendidikan yang dirancang untuk satu tahun ajaran.

21 Yurnalis Etek, Supervisi Akademik Dan Evaluasi Pengajaran, (Jakarta : Transmisi Media,2008),h. 67.

  Guru merupakan suatu profesi yang sedang berkembang. Profesi guru memiliki ciri yang dapat membedakan dengan profesi lainnya. Ciri profesi guru menurut Joni yang dikutip oleh Sri Banun .Ciri tersebut adalah (1) pekerjaan itu memiliki fungsi dan signifikansi sosial; (2) dimilikinya sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan sejumlah teknik dan prosedur kerja; (3) diperluka persiapan yang sengaja dan sistematis sebelum melaksanakan pekerjaan profesional;(4) dimilikinya mekanisme untuk penyaringan secara efektif, sehingga hanya mereka yang dianggap kompeten yang diperbolehkan bekerja memberikan layanan ahli yang dimaksud;dan(5) dimilikinya organisasi profesi.

  Sedangkan indikator untuk mengukur kinerja guru adalah: 1)

  Merencanakan pengajaran atau kegiatan belajar mengajar 2) Merencanakan pengajaran berdasarkan pendekatan sistem. 3) Mengenal berbagai model pengajaran. 4) Merumuskan tujuan pengajaran. 5) Mengaplikasikan taksonomi kedalam tujuan pengajaran. 6) Mendreskripsikan dan menganilisis tugas – tugas pembelajaran.

  a) Pelaksanaan pengajaran

  (1) Memilih sumber- sumber belajar/pengajaran

  (2) Memilih strategi mengajar

  (3) Mempresentasikan pelajaran

b) Menilai pengajaran.

d. Penilaian Kinerja

  Penilaian kinerja atau prestasi kerja (performance appraisal) adalah proses suatu organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

  Kegiatan ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang pelaksanaan kerja

  22 mereka.

  Adapun kegunaan penilaian kinerja adalah sebagai berikut : 1)

  Mendorong orang atau pun karyawan agar berprilaku positaif atau memperbaiki tindakan mereka yang dibawah standar.

  2) Sebagai bahan penilaian bagi manajemen apakah karyawan tersebut sudah bekerja dengan baik Memberikan dasar yang kuat bagi pembuatan kebijakan peningkatan organisasi

  3) aspek kinerja ini dapat dijadikan landasan ukuran dalam mengadakan pengkajian tingkat kinerja seseorang. Menurut Husaini Usman (2008: 458) ada lima faktor yang menjadi kriteria paling populer dalam membuat penilaian kinerja yaitu (1) kualitas pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, penampilan, dan penerimaan keluaran, (2) kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi, (3) supervisi yang diperlukan, meliputi: saran, arahan, dan perbaikan, (4) kehadiran, meliputi: regulasi, dapat dipercaya atau diandalkan dan ketepatan waktu, (5) konservasi, meliputi: pencegahan pemborosan, kerusakan dan pemeliharaan peralatan. Penentuan aspek pengukuran dilakukan dengan melihat relevansi, signifikansi, 22 T. Tani Handoko,Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia, (Yogyakarta:

  Andi, 1992), h.15 dan cakupan yang komprehensif terhadap kinerja guru tersebut untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien mengenai standar

  

23

formal proses pembelajaran di sekolah.

e. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru

  1) Faktor personal/ individual (Intrinsik) meliputi unsur pengetahuan, ketermpilan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh setiap individu seperti guru.

  2) Faktor extrinsik , meliputi aspek kualitas manajer dan tem leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan, dan dukungan kerja pada guru.

  3) Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan sesama anggota tim, kekompakan, dan keeratan anggota tim.

  4) Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja yang diberikan oleh pimpinan madrasah, proses organisasi, kultur organisasi (madrasah).

  5) Faktor kontekstual (situasional), meliputi tekanan dari perubahan lingkungan eksternal dan internal.

23 Husaini Usman. (2008). Manajemen, teori, praktik, dan riset pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

2. Variabel Bebas X1 (Kepemimpinan) a. Pengertian kepemimpinan

  Kepemimpinan didefinisikan sebagai seni mempengaruhi dan mengarahkan orang dengan cara kepatuhan, kepercayaan, kohormatan, dan kerja

  24

  sama yang bersemangat dalam mencapai tujuan bersama. . Istilah pemimpin dalam KBBI diartikan sebagai pemuka, penuntun (pemberi contoh) atau penunjuk jalan. Jadi secara fisik pemimpin itu berada di depan. Tetapi pada hakekatnya, di manapun tempatnya, seseorang dapat menjadi pemimpin dalam memberikan pimpinan. Hal ini sesuai dengan ungkapan Ki Hajar Dewantoro yang terkenal

  

“ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani” artinya,

  jika ada di depan memberikan contoh, di tengah-tengah memberikan dorongan/motivasi, sedangkan apabila berada di belakang dapat memberikan pengaruh yang menentukan Definisi kepemimpinana menurut Tery :

  ” Leadership is the aktivity of in fluencing people ti strive willingly for

  

mutual objektives “ Seorang Pemimpin memperlihatkan jalan atau contoh kepada

  25 anak buahnya .

  Pemimpin harus mampu mempelopori semua perbuatan yang baik agar di ikutioleh bawahan atau rakyatnya ,bukan hanya mmerintah dan menganjurkan hal 24 tersebut sesuai Firman Allah Dalam surat AlAhzab ayat 21 Yang berbunyi

  Rivai, Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Cahaya Ilmu, 2003), h. 3 25 Terry, george ,prinsiples of management, edisi ke 6, Ricard D Irwin homewood, (Illionis,1972), h.458

                    Artinya; Sesungguhnya telah ada pada (diri ) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari Qiyamat Dan dia banyak menyebut Nama Allah (Alahzab ayat

  26

  21) Menurut Wahjosumidjo, dalam praktik organisasi, kata

  “memimpin” mengandung konotasi menggerakkan, mengarahkan, membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan dorongan, memberikan bantuan, dan

  27

  sebagainya. Sebagai proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu proses di mana para pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan organisasi bagi para pegawai, bawahan, atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam organisasi. Adapun dari sisi atribut, kepemimpinan adalah kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin dapat didefinisikan sebagai seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain tanpa menggunakan kekuatan, sehingga orang-orang yang dipimpinnya menerima dirinya sebagai sosok yang layak memimpin mereka.

  Kepemimpinan sebagai ilmu demikian berkembang, seiring dengan perkembangan itu pemahaman tentang kepemimpinanpun mengalami 26 27 Departemen Agama RI Anoraga, Pendekatan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan, (Surabaya: Usaha perkembangan. Menurut Andrew J. Dubrin dalam Buku The Complete Ideal’s

  nd

  Guides to Leadership 2 Edition yang dialih bahasa oleh Tri Wibowo BS arti kepemimpinan yang sesungguhnya dapat dijelaskan dengan banyak cara. Ada lima definisi tentang kepemimpinan dan definisi itu dapat dilihat sebagai berikut:

  Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi untuk mencapai tujuan.

  1) Kepemimpinan adalah cara mempengaruhi orang dengan petunjuk atau perintah.

  2) Kepemimpinan adalah tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespon dan menimbulkan perubahan positif.

  3) Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.

  4) Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuan organisasional

  28 tercapai.

  Kepemimpinan kepala madrasah adalah kepemimpinan kepala madrasah dalam suatu organisasi madrasah .Kepala madrasah sebagai manajer dan sekaligus sebagai seorang pemimpin punya andil besar Terhadap kelancaran pendidikan dibawah kepemimpinananya.Kemampuan kepala madrasah untuk melakukan manajemen pendidikan perlu untuk dikuasai dan di tingkatkan

  Mengingat madrasah merupakan suatu usaha yang menelorkan produk berupa sumber daya manusia dan bukan produk berupa barang komoditas ,Kepala 28 madrasah mempunyai beban yang berat di pundaknya karena dia harus memimpin sekian banyak siswa ,dewan guru dan staf administrasi.Ini merupakan suatu pekerjaan yang berat yang memerlukan kejelian dan pemikiran yang matang agar kepala madrasah dapat memimpin bawahan dan warga madrasah dengan sukses.

  Ada beberapa gaya kepemimpinan yang bisa diadaptasi oleh kepala madrasah ,dimana gaya kepemimpinan itu dapat dijalankan oleh kepala madrasah jika gaya tersebut tidak berseberangan dengan keinginana bawahan.Kepemimpinan dalam bahasa inggris biasa disebut leadership Beberapa definisi tentang kepemimpinan diantaranya

  1) George Terry ” Leadership is the relationship in which one person ,or the

  leader, influences others to work together willingly on related tasks to attain that which the leaders desires “ (Kepemimpinana adalah hubungan

  yang yang ada dalam diri orang seorang atau pemimpin ,mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai yang diinginkan pemimpin)

  29

  2) James L. Gibson ,Kepemimpinan adalah suatu upaya penggunaan jenis pengaruh bukan paksaan (concoersive)untuk memotivasi orang-orang mencapai tujuan tertentu.

  30

  3) Keith Davis ,Kepemimpinana adalah proses mendorong dan membantu orang lain untuk bekerja dengan antusias mencapai tujuan.

  31

  29 Terry, Ibid 30 Gibson James L, et. All,Organisasi Prilaku Struktur ,Proses Alih bahasa,Djarkasih

  4) Paul Hersey dan Kenneth H.Blanchard

  “Leadership is the prosess of influencing the aktivities of on individual or a group

  

in efforts toward goal achiefement in a given situation .”(Kepemimpinana adalah

proses mempengaruhi kegiatan-kegiatan seseorang atau sekelompok orang untuk

32 mencapai tujuan dalam suatu situasi tertentu).

  Dari uraian di atas dapat di simpulkan kepemimpinan kepala madrasah adalah cara atau usaha kepala madrasah dalam mempengaruhi ,mendorong.membimbing ,mengarahkan dan menggerakkan guru,staf, siswa, wali murid serta pihak lain yang terkait untuk bekerja ,berperanserta guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

  Para pakar manajemen telah banyak memberikan tentang pengertian dan teori kepemimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien, hal tersebut disebabkan organisasi tidak dapat dipisahkan dengan kepemimpinan. Berhasil tidaknya suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kepemimpinan yang memimpin organisasi, bahkan maju mundurnya suatu organisasi sering diidentikkan dengan perilaku kepemimpinan dari pimpinannya.

  Dengan demikian, pemimpin harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan organisasi atau lembaga yang dipimpin, hal ini menempatkan posisi pemimpin yang sangat penting dalam suatu organisasi atau pada lembaga tertentu. 31 Sementara itu Nawawi mendefinisikan kepemimpinan sebagai kemampuan

  

Keith Davis & John W Newstrom ,human behaviour at work.Alih Bahasa,Agus

Dharma ,Jakarta Erlangga .1985,h.152 32 Paul Hersey dan Ken Blanchard ,Management of organisasional Behaviour,(New

  menggerakkan, memberi motivasi, dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui

  33 keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.

  Sedangkan menurut Sadler kepemimpinan adalah suatu proses atau aktivitas mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan interaksi antara pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam

  34 pencapaian tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju.

  Menurut Gary Yulk kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang untuk memahami dan setuju dengan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana tugas itu dilakukan secara efektif, serta proses untuk memfasilitasi upaya individu dan

  35 kolektif mencapai tujuan bersama.

  Menurut Yukl dalam Husaini Usman, beberapa definisi tentang kepemimpinan yang dianggap cukup mewakili selama seperempat abad adalah sebagai berikut: 1)

  Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama. 2)

  Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi ke arah pencapaian tujuan satu atau beberapa tujuan tertentu. 3)

  Kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi.

  4) 33 Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, 34 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Haji Masagung, 1987), h. 81 35 Romad, Kepemimpinan Pendidikan, (Bandung: Cahaya Ilmu, 2010), h. 43 pada dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan- pengarahan rutin organisasi.

  5) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.

  6) Kepemimpinan adalah sebuah proses memberikan arti (pengarahan yang berarti) terhadap usaha kolektif, dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai

  36 sasaran.

  Dari definisi-definisi kepemimpinan yang berbeda-beda tersebut, pada dasarnya mengandung kesamaan asumsi yang bersifat umum seperti : (1) di dalam satu fenomena kelompok melibatkan interaksi antara dua orang atau lebih, (2) di dalam melibatkan proses mempengaruhi, dimana pengaruh yang sengaja digunakan oleh pemimpin terhadap bawahan.

  Berdasarkan uraian tentang definisi kepemimpinan di atas, terlihat bahwa unsur kunci kepemimpinan adalah pengaruh yang dimiliki seseorang dan pada gilirannya akibat pengaruh itu bagi orang yang hendak dipengaruhi. Peranan penting dalam kepemimpinan adalah upaya seseorang yang memainkan peran sebagai pemimpin guna mempengaruhi orang lain dalam organisasi/lembaga tertentu untuk mencapai tujuan.

  Menurut Wirawan, “mempengaruhi” adalah proses dimana orang yang mempengaruhi berusaha merubah kompetensi, perilaku, nilai-nilai, normanorma,

36 Usman Husaini, op.cit., h. 279

  37 kepercayaan, pikiran dan tujuan yang dipengaruhi secara sistematis.

  Kepemimpinan dalam Islam adalah perilaku interaktif yang mampu mempengaruhi individu-individu untuk melaksanakan tugasnya dalam rangka memberikan arahan, petunjuk yang lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mengembangkan, memegang teguh, dan menjaga kepercayaan yang dipercayakan kepadanya. Begitu juga dengan peran kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu untuk meningkatkan peran strategis dan teknis dalam meningkatkan kualitas lembaga yang dipimpinnya. Hal lain yang pelu diperhatikan juga adalah kepemimpinan kepala sekolah sebagai agen perubahan dalam meningkatkan kualitas keagamaan sangat penting. Karena dengan dasar agama seluruh warga/komunitas sekolah dapat menjalankan aktivitas pembelajaran dan pergaulan di lingkungan masyarakat dengan didasari oleh nilai- nilai keislaman.

  Dengan demikian kepemimpinan mempunyai proses yang muncul pada setiap individu, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibn Umar ra., berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda;

  ُ ُُك ٍُعاَزُُمُجَّسناَو ُ،ِهِتَّيِعَزُ ٍَْعٌُلىُئْسَيَوٍُعاَزُُوبَيِلإاُ،ِهِتَّيِعَزُ ٍَْعٌُلىُئْسَيُْىُكُّهُكَوُ،ٍعاَزُْىُكُّه ُ

  ُِف ٍَُْعُ ٌتَنىُئْسَيَوُ بَهِجْوَشُ ِجْيَبُ يِفُ ٌتَيِعاَزُ ُةَأْسًَْناَوُ ،ِهِتَّيِعَزُ ٍَْعُ ٌلىُئْسَيوُ ِهِهْهَأُ ي ُ ٌُلىُئْسَيُْىُكُّهُكَوٍُعاَزُْىُكُّهُكَُلاَأُ،ِهِتَّيِعَزُ ٍَْعٌُلىُئْسَيَوُِهيِبَأُِلبَيُيِف ٍُعاَزُُمُجَّسناَوُ،بَهِتَّيِعَز ُِهِتَّي ُِعَزُ ٍَْع

  Artinya: 37 “Setiap kamu adalah pemimipin dan setiap kamu akan ditanyai tentang kepemimpinannya, seorang imam (pemimpin) akan ditanya hal rakyat yang dipimpinnya, Seorang suami akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri yang memelihara rumah tangga suaminya akan ditanya perihal tanggungjawab dan tugasnya. Bahkan seorang pembantu/pekerja rumah tangga yang bertugas memelihara barang milik majikannya juga akan ditanya dari hal yang dipimpinnya. Dan kamu sekalian adalah pemimpin dan akan ditanya dari

  38 hal-hal yang dipimpinnya.

  ” (HR. Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya, hadits di atas berbicara tentang etika kepemimpinan dalam

  Islam. Dalam hadis ini dijelaskan bahwa etika paling pokok dalam kepemimpinan adalah tanggungjawab. Semua orang yang hidup di muka bumi ini disebut sebagai pemimpin. Karenanya, sebagai pemimpin, mereka semua memikul tanggungjawab, sekurang-kurangnya terhadap dirinya sendiri. Seorang suami bertanggungjawab atas istrinya, seorang bapak bertanggungjawab kepada anak- anaknya, seorang majikan bertanggung jawab kepada pekerjanya, dst.

  Akan tetapi, tanggungjawab di sini bukan semata-mata bermakna melaksanakan tugas lalu setelah itu selesai dan tidak menyisakan dampak (atsar) bagi yang dipimpin. Melainkan lebih dari itu, yang dimaksud tanggungjawab di sini adalah lebih berarti upaya seorang pemimpin untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pihak yang dipimpin. Karena kata

  râ’a sendiri secara bahasa

  bermakna gembala dan kata râ-in berarti pengembala. Ibarat pengembala, ia harus merawat, memberi makan dan mencarikan tempat berteduh binatang gembalaannya. Singkatnya, seorang penggembala bertanggung jawab untuk menyejahterakan binatang gembalaannya. 38 Tapi cerita gembala hanyalah sebuah tamsil, dan manusia tentu berbeda Imâm al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, (Kairo: Syirkat Iqamat ad-Din, 1349 H), h. dengan binatang, sehingga menggembala manusia tidak sama dengan menggembala binatang. Anugerah akal budi yang diberikan Allah swt kepada manusia merupakan kelebihan tersendiri bagi manusia untuk menggembalakan dirinya sendiri, tanpa harus menggantungkan hidupnya kepada penggembala lain.

  Karenanya, pertama-tama yang disampaikan oleh hadits di atas adalah bahwa setiap manusia adalah pemimpin yang bertanggung jawab atas kesejahteraan dirinya sendiri, atau dengan kata lain, seseorang mesti bertanggung jawab untuk dirinya sendiri, tanpa menggantungkan hidupnya kepada orang lain. Dalam Islam karena kepemimpinan erat kaitannya dengan pencapaian cita-cita maka kepemimpinan itu harus ada dalam tangan seorang pemimpin yang beriman.

  Hakikat kepemimpinan antara lain kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang positif, juga adanya unsur-unsur orang yang memimpin, yang dipimpin, adanya organisasi dan adanya tujuan yang ingin dicapai bersama. Dalam ajaran Islam baik ayat maupun hadits banyak yang menjelaskan tentang kepemimpinan baik langsung atau tidak langsung diantaranya surat al-Nahl ayat 36 yang menjelaskan tentang hakekat diutusnya para Rasul kepada manusia sebenarnya hanyalah untuk memimpin umat dan mengeluarkannya dari kegelapan kepada cahaya (petunjuk) yang benar dengan menunjukkan akidah yang benar.

  ُ ُُ َّاللَُّ يَدَه ٍَُْيُ ْىُهًَُِْفُ َثىُغبَّطناُ اىُبَُِت ْجاَوُ َ َّاللَُّ اوُدُبْعاُ ٌَِأُ لاىُسَزُ ٍتَّيُأُ ِّمُكُ يِفُ بَُْثَعَبُ ْدَقَنَو ُ ُُتَنلاَّضناُِهْيَهَعُ ْجَّقَح نَم ٍَُيِبِّرَكًُْناُُتَبِقبَعٌَُبَكُ َفْيَكُاوُسُظَْبَفُِضْزلأاُيِفُاوُسيِسَف ُْىُهُِْيَو

  Artinya: “Dan sungguh Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang

  39

  mendustakan (rasul-rasul) .” (QS. an-Nahl: 36).

  Bertolak dari pengertian kepemimpinan tersebut, terdapat tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur manusia, sarana, dan tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur tersebut secara seimbang, seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalamannya dalam praktik selama menjadi pemimpin. Namun secara tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan kepemimpinannya menurut caranya sendiri, dan cara-cara yang digunakan itu merupakan pencerminan dari sifat-sifat dasar kepemimpinannya. Dengan demikian, kepemimpinan adalah hal yang berhubungan dengan proses menggerakkan, memberikan tuntunan, binaan dan bimbingan, menunjukkan jalan, memberi keteladanan, mengambil risiko, mempengaruhi dan meyakinkan pihak lain.

  Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat dipahami bahwa kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengoordinasi. Tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mampu 39 Mahmud Yunus, Tarjamah al-

  Qur’anul Karim, (Bandung: PT. al-Ma’arif, 2000),

Dokumen yang terkait

Hubungan gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan etos kerja guru di madrasah Aliyah negeri Cibinong

2 26 122

Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, komitmen, kompetensi dan motivasi kerja guru terhadap etos kerja guru serta implikasinya pada kinerja guru SMK Negeri di kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan - repo unpas

0 0 14

BAB II LANDASAN TEORI a. Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Kinerja - Kinerja guru pendidikan agama islam dalam membentuk dan membina akhlak peserta didik di Sma Muhammadiyah Gisting Lampung Tahun Pelajaran 2016/2017 - Raden Intan Repositor

0 0 47

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh pengawasan eksternal dan motivasi berprestasi guru terhadap kinerja guru madrasah ibtidaiyah negeri di Kabupaten Lampung Utara - Raden Intan Repository

1 1 135

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kepemimpinan Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah - Peran kepemimpinan kepala madrasah:studi tentang kedisiplinan guru di Mts Negeri 1 Lampung Utara - Raden Intan Repository

0 0 28

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kinerja Guru 1. Kinerja Guru - Analisis kinerja guru pada Madrasah Aliyah Negeri 2 Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 42

BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Konseptual 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen Pembelajaran - BAB 2 Revisi Cetak 2017

0 1 28

BAB II LANDASAN TEORI A. Kinerja Guru - Pengaruh kemampuan menejemerial dan kecerdasan emosional kepala sekolah terhadp kinerja guru Smk 2 Swadhipa Natar Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 110

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Kinerja Pendidik ( Y ) a. Pengertian Kinerja Pendidik - PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENDIDIK DI SD NEGERI KECAMATAN GUNUNG ALIP KABUPATEN TANGGAMUS - Raden Intan

0 0 46

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di Mis Mathla'ul Anwar Teluk Betung Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 17