BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Kepemimpianan kepala madrasah dalam persfektif kecerdasan spiritual pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang - Raden Intan Repository

  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum tentang Latar Penelitian

  1. Sejarah Singkat MTs Negeri 1 Tulang Bawang Dalam rangka membangun manusi Indonesia seutuhnya berdasarkan

  Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta mencerdaskan Kehidupan Bangsa, maka pada tahun 1986 berdirilah Yayasan pendidikan Islam. (YPAI) 12 tahun dengan menempati gedung semi permanen. Lembaga tersebut didirikan atas swadaya masyarakat.

  Pada awal berdiri YPAI memiliki gedung 11 lokal, tenaga pengajar 10 orang. Dengan kepala madrasah pertama adalah Bapak Hasan BA. Kemudian pada tanggal 19 Juni 1997 oleh Kakanwil Departemen Agama Provinsi Lampung YPAI diganti namanya dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) menggala

  2

  sekaligus berpindah lokasi dengan luas tanah 10.183.25 M dan mempunyai murid kelas VII berjumlah 127 orang, kelas VII 90 orang dan kelas IX berjumlah 90 orang.

  Pada saat itu teanaga pendidik berjumlah 29 orang bendahara 1 orang dengan kepala madrasah bernama Ibu kamilah pada tahun 1992 S/d 1997. Diganti oleh Bapak Drs. Biorio pada tahun 1997 s/d 2004 kemudian pada tahun 2004 S/d Januari 2006 digantikan oleh Bapak Drs. Dasmiri, pada februari 2006 s/d oktober 2007 digantikan oleh bapak sedarno, S.Pd dan kemudian 0ktober 2007 S.d tahun

  2015 diganti oleh Bapak Wiratno, S.Pd., M.Pd.I. dan pada bulan februari 2015 digantikan oleh Bp. H. Irwin, S.Pd., M.Pd.

  Dan pada tahun 2015 MTs Negeri Menggala Berubah Nama Menjadi MTs Negeri 1 Tulang Bawang yang beralamatkan di jalan IV Kampung Menggala, Kelurahan Menggala Tenggah, Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang.

  MTs Negeri 1 Tulang Bawang sudah enam kali mengalami pergantian kepala madrasah dan hingga saat ini masih dijabati oleh Bapak H. Irwin, S.Pd., M.Pd.I beliau berasal dari Krui Lampung Barat dan sekarang Tingal di Kota Metro.

  2. Visi dan Misi MTs Negeri 1 Tulang Bawang

  “MEWUJUDKAN MADRASAH YANG BERKUALITAS, ISLAMI DAN BERKARAKTER”

  Indikator :  Berkualitas adalah bermutu tinggi, berprestasi dan siswa lulusan dapat meneruskan pendidikan pada madrasah lanjutan yang sesuai pilihan dan dambaan pribadi.  Budaya Islami berarti hidup yang bersumber dari syariat Islam, Budaya islami ini dapat tercermin dalam sikap : tabassum ( senyum ), menghargai waktu, cinta ilmu, mujahadah ( kerja keras dan optimal ), tanafus ( berkompetisi ) dan

  ta’awun ( tolong – menolong )

  1. Membangun Madrasah yang Memiliki Kompetensi Unggul dan Akhlaqul Karimah sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan ( SNP ) yang dilandasi nilai keislaman serta karakter berprestasi.

  Misi MTsN 1 Tulang Bawang berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai berikut :

   Standar Isi 2) Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) 3) Menignkatkan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat daan bakat peserta didik untuk mencapai kejuaraan dan kebanggaan madrasah.

   Standar Proses

  a. Menggunakan pendekatan, metodologi dan strategi pembelajaran yang bervariasi, yaitu Pembelajaran Partisipatif, aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAIKEM )

  b. Melaksanakan pembelajaran dengan system mastery learning ( pembelajaran tuntas ) c. Mengaitkan nilai – nilai islami pada setiap mata pelajaran dan mengaplikasikan nya dalam sikap serta prilaku sehari

  • – sehari.

  d. Melaksanakan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi.

  e. Melaksanakan pembelajaran bilingual pada mata pelajaran MIPA khusus kelas Internasional  Standar Kelulusan a. Mengusahakan tercapainya kelulusan 100% yang berkualitas.

   Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan

  a. Melaksanakan pelatihan bagi tenaga pendidik dan kependidikan secara berkala b. Melaksanakan supervise, bimbingan dan control terhadap kinerja tenaga pendidikan dan kependidikan

   Standar Sarana dan Prasarana

  a. Melengkapi dan memperbarui sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan  Standar Pengelolaan

  a. Melaksanakan pengelolaan administrasi yang representative

  b. Melaksanakan pembinaan kepada seluruh stake holder secara berkala

  c. Menjalin kerjasama dengan madrasah / madrasah yang bertaraf nasional dan internasional d. Meningkatkan suasana yang harmonis dan kekeluargaan sesame warga madrasah dan lingkungan masyarakat.

   Standar Pembiayaan

  a. Menyusun Rencana Anggaran Bulanan, Semester, dan Tahunan RKAKL

  b. Membentuk kerjasama dengan komite madrasah untuk mendukung program madrasah dan pembiayaan  Standar Penilaian

  a. Melaksanakan evaluasi belajar secara berkala, terencana, efektif, dan efisien serta mandiri Tabel: 1V.1

  Jumlah Siswa MTs Negeri 1 Tulang Bawang KELAS JENIS KELAMIN JUMLAH

  22

  25 VIII/d

  13

  14

  27 IX/a

  14

  21 35 104

  IX/b

  13

  14

  35 IX/c

  14

  20

  34 Jumlah 326

  Tabel: IV.2 Asal Madrasah Siswa MTs Negeri 1 Tulang Bawang

  Asal Madrasah

  Jenis Kelamin Jumlah

  Laki-Laki Perempuan MI

  11

  VIII/c

  PER-KELAS JUMLAH TOTAL

  18

  Laki-Laki Perempuan

  VII/a

  14

  16

  30 VII/b

  15

  14

  29 VII/c

  12 30 119

  14 24 103

  VII/d

  15

  15

  30 VIII/a

  16

  11

  27 VIII/b

  10

  60 45 105

  20

  Berat

  63  

   6 Ruang Perpustakkan

  56

   5 Ruang TU

  25

   4 Ruang Waka

  5

   3 Ruang Guru 123 ,

  63

   2 Ruang Kepala

  1 Ruang Kelas Belajar 567

  Ringan Rusak

  40

  Baik Rusak

  ) Keadaan Bangunan

  2

  NO Jenis Bangunan Luas (M

  Tabel: IV.4 Data Bangunan MTs Negeri 1 Tulang Bawang

  326 Tabel: IV. 3

  SD 110 111 221 Jumlah

  Laki Perempuan

  Asal Sekolah

Grafik Keadaan Siswa Berdasarkan Asal Sekolah

dan Jenis Kelamin

  

MI SD

J u m la h

  80 100 120

  60

  7 Ruang Laboratorium 104 

  • Lab.Fisika
  • Lab.Biologi
  • Lab.Komp
  • Lab.Bahasa -
  • 8 Aula 

  9 Ruang Multimedia

  63

   10 WC.Guru

  9

  12

   11 WC.Murid

  12 PSBB/Asrama -

  • Jumlah Keterangan : GRB : gedung ruang belajar Ket : dapat diisi dengan kondisi fisik maupun kondisi kuantitatif Sedangkan tenaga pengajar, Staff dan Karyawan dapat dilihat pada data berikut :

  Tabel:. IV.5 Daftar Tenaga Pengajar MTs Negeri 1 Tulang Bawang

  No Nama Guru L/P Pendidikan Jabatan

  1 H. Irwin, S.Pd.M.Pd L S2 Kepala Madrasah

  2 Tri Astuti, S.Pd P S1 Guru

  3 Nurhana, S.Pd P S1 Guru

  4 Drs. Iskandarsyah L S1 Guru

  5 H. Nashron, S.Ag L S1 Guru

  6 Sri Ayu Warnila, S.Pd P S1 Guru

  7 Faridah Ariyani, S.Ag P S1 Guru

  19 Imam Mugiono, S.Pd.I L S1 Guru

  27 Anna Marvita, S.Pd P S1 Guru

  26 Eko Saputra, S.Pd L S1 Guru

  25 Hersan, S.Pd L S1 Guru

  24 Reta Natalia, S.Pd.I P S1 Guru

  23 Septina, S.Pd P S1 Guru

  22 Evanalia, S.Pd P S1 Guru

  21 Muhaji, S.Pd L S1 Guru

  20 Arifianto, S.Pd.I L S1 Guru

  18 Tulus, S.Pd L S1 Guru

  8 Siti Suratminah, S.Ag P S1 Guru

  17 Desi Arita, S.Pd P S1 Guru

  16 Dra. Maryati Musli P S1 Guru

  15 Agus Sahendra, S.Pd L S2 Guru

  14 Mega Sari, S.Pd.I P S1 Guru

  13 Kiki Vlorika F, S.Pd P S1 Guru

  12 Erliyani, S.Pd P S1 Guru

  11 Mozi Devera, S.Pd.I P S1 Guru

  10 Yulianti Kasanah, S.Pd. P S1 Guru

  9 Apriyadi, S.Pd.I L S1 Guru

  28 Lucya Decentia, S.Pd P S1 Guru

  Tabel: IV. 6 Daftar Staf dan Pegawai MTs Negeri 1 Tulang Bawang

  No Nama Pendidikan Status Jabatan

  1 H. Irwin, S.Pd. M.Pd S2 Pen. Bhs. PNS Ka. MTsN 1 Indonesia Tuba

  2 Desi Basroh, S.Pd.I S1 PAI PNS Ka. T. Usaha

  3 Hi. Hudalloh SMK PNS Bendahara

  4 Koriyana, S.Pd.I S1 PAI PNS Staf TU

  5 Yusuf As SMA PNS Staf TU

  6 Eka Putra, S.Pd.I S1 Honor Staf TU

  7 Artina Sari, S.Kom S1 Honor Staf TU

  8 Ahmad SMA Honor Satpam Tabel: IV. 7

  Daftar Staf dan Pegawai Perpustakaan MTs Negeri 1 Tulang Bawang No Nama Pendidikan Status Jabatan

  1 Desi Arita, S.Pd S1 PNS Ka. Perpustakaan

  2 Wahyuni, S.Pd S1 PNS Staf Perpustakaan

  3 Yuseptina, S.Pd S1 Honor Staf Perpustakaan

  Dalam paparan data penelitian, data akan disajikan dengan hasil wawancara dengan kepala madrasah, waka dan segenap dewan guru pada tanggal 21 sampai dengan 31 Agustus 2017. Penyajian data di sini adalah pengungkapan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan yang sesuai dengan masalah yang ada dalam tesis yaitu Kecerdasan Spiritual dalam Kepemimpinan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang.

  1. MTs Negeri 1 Tulang Bawang.

  a. Program pengembangan kecerdasan spiritual.

  Suatu lembaga pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah, yang mana kepala sekolah berwenang memimpin, mengawasi, membina, mengevaluasi serta memfasilitasi berbagai kegiatan baik yang berkaitan dengan sekolah, guru, karyawan/ staf ataupun terhadap peserta didiknya. Sehingga peran kepala sekolah/madrasah sangatlah penting terhadap berlangsungnya pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala madrasah itu sendiri maupun dewan guru secara umum khususnya di MTs Negeri 1 Tulang Bawang.

  Dari hasil pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta dokumentasi, maka diperoleh data dari kepala sekolah sebagai berikut : “Program saya Bu Siti, Utamanya seluruh siswa harus bisa membaca Al-

  Qur’an dengan benar jika belum bisa seluruh guru baik agama maupun umum saya kasih tugas tambahan untuk membimbingnya sampai dia benar dalam membaca , guru harus konsisten terhadap agamanya mendalami dan mengamalkannya dan harus menjadi contoh didepan anak baik sikap maupun pikirannya, menjalankan ibadah-ibadah sunnah diupayakan selalu meningkat selain yang wajib, terwujudnya semua dikoordinasikan mengikuti ibadah, dan kajian keislaman, upgrade metode untuk anak bagai mana anak setelah keluar mampu mengitegrasikan ilmu-ilmu sains dengan ilmu-ilmu agama dan pengamalannya”. Dalam pelaksanaan program kegiatan untuk meningkatkan kecerdasan spiritual kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang memerlukan dukungan dari semua warga madrasah sehingga bisa berjalan lancar. Dari hasil wawancara maka diperoleh data sebagai berikut :

  “Semua kegiatan spiritual saya tekankan dan saya kordinasikan, saya adakan kajian ke-Islaman setiap bulan menghadirkan nara sumber dan nantinya untuk mempraktekkan, sering terhadap teman-teman guru yang dimotori guru Pendidikan Agama Islam , setiap ilmu yang didapat yang memberikan manfaat terhadap diri sendiri dan orang lain saya tekankan untuk diamalkan tidak usah dipertentangkan”. “Dalam pengembangan program kecerdasan spiritual lebih difokuskan pada hal-hal tertentu sehingga lebih mudah untuk mengontrol dan memperoleh hasil yang maksimal. Dari hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut : “Begini Ibu Siti, bagi seluruh siswa sebelum dimulainya Kegiatan Belajar Mengajar saya tekankan untuk membaca al-

  Qur’an (tadarus) walau satu ayat pokoknya harus membaca, sholat wajib khususnya sholat dhuhur dan sholat Jumat dan sholat-sholat sunnah untuk dilakukan walau lembaga kami belum punya masjid yang secara maksimal mampu menampung seluruh seluruh dewan guru dan siswa untuk melaksanakan sholat berjamaah secara serentak, tetapi di ruang Tata Usaha dan ruang guru saya sediakan tempat sholat, dan ruang kelas dapat difungsikan untuk sholat yang dibimbing guru kelasnya masing- masing, puasa sunnah, infaq, sumbangan kematian sudah saya galakkan, dan silaturrohim setiap bulan melalui kegiatan arisan saya jadwalkan dan didalamnya di isi tausyiiah untuk teman-teman guru sendiri secara bergiliran enam bulan sekali saya hadirkan ustadz”.

  “Hubungan kami dengan guru-guru saya terapkan menejemen keibuan artinya hubungan kami dengan guru layaknya seperti ibu dengan anak tidak ada pilah-pilah antara guru satu dengan yang lainnya apabila mendapat suatu problem saya dekati saya bantu memecahkannya. Sedang yang berkaitan dengan spiritual, saya sentuh dengan pertanyaan nya menyentuh angka berapa bu ? hal ini sebagai pengingatan

Istighfar dalam mencerdaskan spiritual guru”

  “Untuk kegiatan ibadah saya tekankan seluruh steackholder walau tempatnya belum memadai namun saya siapkan tempat-tempat sholat di musholla, diruang guru, dikantin untuk selain guru”.

  Dari data wawancara tersebut, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut : Fokus Indikator Temuan/ hasil penelitian

  Program kegiatan kecerdasan Kepala Madrasah harus menjadi spiritual kepala Madsrasah tauladan bagi guru dan para 1.01 dalam jangka panjang ke siswanya baik ucapan, perilaku, depan maupun kemampuannya (skill) Peran kepala madrasah Mengkoordinasikan, membimbing,

  1.02 dalam pelaksanaan program mengarahkan sikap kecerdasan kecerdasan spiritual. spiritual Kecerdasan spiritual dalam Menerapklan program jangka panjang

  1.03 kepemimpinan kepala madrasah Hubungan kepala madrasah Berjalan baik, saling koordinasi dengan warga madrasah sehingga terjalin menejemen

  1.04 dalam pelaksanaan sikap keibuan . kecerdasan spiritual. Pihak yang terlibat dalam Seluruh steackholder.

  1.05 program kegiatan sikap kecerdasan spiritual.

  b. Langkah pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang

  Dalam pelaksanaan kegiatan sikap kecerdasan spiritual kepala madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang diperlukan kerja sama yang baik diantara pihak yang terlibat didalamnya, dalam hal ini lebih dikhususkan semua guru baik guru Pendidikan Agama Islam maupun guru non agama. Kepala sekolah/madrasah lebih berperan dalam membimbing, mengarahkan dan mengkoordinir pelaksanaan program kecerdasan spiritual. Dari data wawancara dengan waka dan berbagai guru diantaranya guru bidang studi agama dan non agama maka didapatkan data tentang langkah-langkah dalam mengembangkan kecerdasan spiriual sebagai berikut :

  “Langkah-langkahnya melalui pengendalian diri dari hawa nafsu agar tidak selalu memprofokasi hati, ya melalui ibadah-ibadah seperti sholat wajib maupun sunnah, dzikir, membaca Al-

  Qur’an, puasa Senin Kamis, istighosah dan lain- lain”

  “Bagi saya Ibu selaku kepala sekolah memulai dari melatih hati dengan mengendalikan hawa nafsu dari sifat-sifat egoisme, iri dengki, ngambeg, frustrasi”.

  Pernyataan tersebut didukung dengan berbagai pernyataan dari waka dan berbagai guru baik guru agama maupun non agama, hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut ini :

  “Memahami identitas diri untuk menemukan kesadaran bahwa spiritual diri harus dikembangkan melalui intensitas ibadah baik wajib maupun sunnah, belajar dari kenyataan hidup, untuk menumbuhkan kesadaran”. “Melalui pemahaman agama yang benar lewat berbagai kajian, membaca buku, mendidik hati dari gangguan nafsu jelek agar diri saya memiliki tanggung jawab, semangat yang kuat, selalu mencari kebenaran, keihlasan. Begitu juga aku berupaya sekuat tenaga untuk menjahui larangan- larangan Allah dan memenuhi perintah- perintah Allah”.

  “Melatih hati untuk dapat memahami makna diri agar menumbuhkan kesadaran, melalui mendengarkan tausiyah dari ustad, membaca buku kalau saya tidak faham saya tanyakan ustadz, tidak hanya itu saja kadang saya mendengarkan lewat radio maupun telivisi kalau ada waktu yang memungkinkan, saya juga belajar dari kehidupan membaca prilaku seseorang dari sebab dan akibatnya sehingga menumbuhkan kesadaran diri”.

  “Langkahnya gimana sih pak ? kalau saya dengan belajar membaca buku- buku agama, sering dengan teman-teman mendengarkan ceramah dari ustadz pokoknya mencari tambahan ilmu terus gitu lo pak”.

  Di dalam mengembangkan program kecerdasan spiritual kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang, maka diperlukan suatu cara dan langkah-langkah yang tentunya harus terprogram secara baik sehingga menghasilkan suatu hasil yang maksimal. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual kepemimpinan kepala madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang, dari hasil wawancara dengan guru agama dan guru non agama diperoleh data sebagai berikut :

  “Bagi saya Ibu, kalau hati saya lagi jernih, suasana keluarga mendukung melakukan amal ibadah baik wajib maupun sunnah rasanya bisa

  khusu’, tadzarru ’. Sebaliknya kalau hati dan fikiran saya kacau, marah, ada rasa

  iri dengki, munafik pada diri saya, akan mempengaruhi kedekatan saya dan kekusukan saya pada Allah”. “Jika hati dan pikiran saya tenang ibadah saya semakin subur sebaliknya jika mudah marah, emosi, kacau, kelelahan itu merupakan penghambat kesuburan”.

  Pernyataan yang terkait dengan beberapa faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan program kecerdasan spiritual di MTsN

  1 Tulang Bawang tersebut juga didukung dengan berbagai pernyataan dari berbagai guru bidang studi, hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut ini : “Yang mendukung sepanjang hati saya jernih mudah menjalani ibadah dan mendorong untuk berbuat yang benar dan membahagiakan sedang yang menghambat spiritual kami dalam hati kami ada rasa marah dendam sombong iri dan dengki hal ini yang membuat hati kami kacau bekerja tidak bisa maksimal”. “Yang mendukung itu pak bila hati saya lagi tenang, tentram dan bahagia kemudian ada dorongan dari dalam hati saya untuk berbuat baik dan benar seolah-olah mengalir nilai-nilai rasa tanggungjawab, kesadaran diri pokoknya baik gitulah pak. Sedang yang menghambat kalau hati dan perasaan saya itu bergolak ada marah, acuh tak acuh, prasangka buruk, mudah menuduh jelek pada orang lain itu pak yang merontokkan keimanan saya yang akhirnya kehidupan saya menjadi tidak tenang tidak tentram dan menjadi kacau”.

  “Faktor yang menghambat bagi saya adalah kesehatan fisik apabila terganggu kegiatan ibadah menurun dan semua menurun, kesibukan keluarga, pikiran dan perasaan kacau, sedang yang mendukung apabila hati saya lagi tenang tentram ibadah itu saya lakukan dengan khusyu’, waktu yang memungkinkan tidak terganggu dengan anak-anak maupun keluarga”.

  “Yang mendukung jika kesehatan saya fit dan suasana hati lagi tentram dan tenang waktu yang longgar. Dan sebaliknya hati gak mut (gak konsentrasi dan tenang)”.

  “Ketika hati saya gak mut (konsentrasi) pekerjaan apa saja keteter (tidak terselesaikan) termasuk bangun malam, badan cape, mengajar dan mengurus keluarga semuanya keteter, sedang yang mendukung bila badan saya fit dan sehat dan hati saya nggak kacau kegiatan ibadah saya lakukan dengan ringan”, “Jika keluarga saya lagi tenang, tentram gak banyak gangguan dari anak dan pikiran yang kacau dan fisik yang fit karena kami bekerja sampai jam 14.30 sampai dirumah sudah jam 17.30 kalau tubuh sudah payah kadang kebablasaan sampai subuh sebaliknya kalau badanku fit pikiran tidak kacau dan tidak banyak pr oblem ibadah saya lebih khusu”.

  Bentuk-bentuk dalam kegiatan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang berdasarkan data yang diperoleh dari guru agama dan dan guru non agama adalah sebagai berikut :

  “Bentuknya ya seperti puasa wajib, puasa sunnah seperti Senin Kamis, Syawal, sholat khusus sholat sunnah yang sering saya lakukan seperti sholat tahajjud, hajat, dan dzikir istighfar dan kalimat tauhid dalam hadits akan menghancurkan setan, akan diberi kesehatan, diberikan jalan keluar setiap problem, diberikan ketenangan hati dan diberi rizki yang tak terduga, ini saya lakukan pak, sedang kalau punya rejeki saya peruntukan kejalan kebaikan sesuai dengan tuntunan agama islam seperti menyantuni anak yatim”.

  “Bentuk pengembangannya ya seperti puasa, sholat jamaah, dan silaturrohim”.

  Sekalipun pernyataan dari kedua guru tersebut relatif sangat singkat namun didukung dengan berbagai pernyataan dari guru bidang studi lainya menjelaskan bentuk-bentuk pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang.

  Data-data tersebut adalah sebagai berikut : “Bentuk pengembangannya ya seperti sholat puasa, dzikir, membaca alqur’an, berdoa, istighosah, tahtimul Qur’an sementara itu pak”.

  “Bentuk pengembangan menurut diri saya ya selalu beribadah seperti sholat wajib dan sunnah, kalau sunnahnya yang saya lakukan seperti sholat tahajjud yang diperintahkan dalam al-

  Qur’an surat al-Isro : 79. Saya yakin pak yang saya lakukan itu hati itu menjadi tenang tentram pikiran saya menjadi segar kemudian saya tambah dengan dzikir istighfar, tasbih dan sholawat, ya baru berdo’a semua keinginan saya curahkan, juga puasa

  Senin Kamis masih itu pak puasanya, membaca al- Qur’annya saya hafalkan

  Yasin dan Waqiah”. “Selama ini yang saya kembangkan itu ya sholat wajib untuk bagaimana melakukan sholat yang khusu’ dan tepat waktu dan saya upayakan dukungan dari sholat-sholat sunnah, utamanya sholat dhuha, sholat tahajjud, sholat tasbih, dan dzikir istighfar saya upayakan semaksimal mungkin membaca sebanyak- banyaknya dan saya tambah kalimat tauhid mengimbangi istighfar, kemudian kalimat baqiyatussholihah yaitu

  (subhanallah walhamdulillah wala ilahaillallahu akbar ) itulah pak yang

  saya lakukan selama ini” “Bentuk pengembangan yang saya lakukan sholat wajib tepat waktunya, dan sholat malam yang sering saya lakukan sholat tahajjud dan witirnya kemudian saya teruskan dzikir dan do’a, setelah maghrib saya upayakan membaca al-

  Qur’an, sedekah saya lakukan walau kurang aktif”. “Bentuknya seperti sholat, baik wajib maupun sunnah untuk yang sunnah kami lakukan sholat tahajjud, sholat tasbih dan sholat hajad setelah itu kami lakukan dzikir subhanallah walhamdulillah walaailahaillallah

  wallaahuakbar lakhaulawaquwwata illa billaa hil ‘aliyyil ‘adziim

  kemudian istighfar kami lanjutkan do’a”. Dari bentuk-bentuk kegiatan sikap kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala MTs Negeri 1 Tulang Bawang dilakukan melalui bentuk latihan dan bentuk pengamalan. Dari data wawancara bentuk kegiatan latihan diperoleh data dari guru agama dan guru non agama adalah sebagai berikut :

  “Bagi saya Ibu Siti, melatih diri dengan merenungkan apa sih tujuan hidup ini, apa sih bekerja ini, termasuk apa sih tujuan bekerja ini memang saya menemukan beragam jawaban kemudian keragaman itu mengerucut pada satu titik yaitu dihati, dihati itu bila memiliki keyakinan yang kokoh maka perwujudannya disuruh berbuat amal sholeh baik untuk dirinya maupun orang lain”. “Latihannya mengendalikan diri dari ngambek, marah dan seterusnya, membaca Al- Qur’an itu yang saya lakukan Ibu”.

  Data pernyataan diatas tersebut didukung dengan beberapa pernyataan dari guru agama dan non agama, hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut : “Latihannya melalui membaca dan memahami buku–buku agama, pengajian dengan tujuan untuk memahami makna diri dan identitas diri agar tumbuh kesadaran, yang bisa menyelesaikan problem dengan penuh dedikasi dan tanggung jawab”. “Saya belajar memahami dan menyadari tentang diri saya tentang kekurangan dan kelemahan untuk menemukan jalan dalam mengatasi problem-problem diri saya sendiri melalui membaca, mendengarkan pengajian dan sering dengan teman untuk menambah dan menyerap pen getahuan”. “Oh ya Ibu, belajar memahami dari semua ibadah melalui membaca buku mendengarkan ceramah agama, bertanya ke Kyai bila masih belum jelas, kemudian melatih diri untuk melakukan perintah dan menjauhi larangan sekuat tenaga walau masih ada yang ketinggalan”. “Berlatih yang dimaksud ibu “berlatih pemahanan makna spiritual, memaknai diri sendiri untuk melangkah lebih maju, dapat mengatasi rintangan dan seterusnya”. Ya ibu saya membaca buku menemukan cara pengembangan potensi diri kemudian saya renungknan benar adanya bahwa didalam diri manusia itu bila dikembangkan memiliki kekuatan artinya kekuatan untuk berbuat sesuatu contohnya ketika saya berangkat agak kesiangan karena sesuatu hal saya pacu kendaraan melebihi kebiasaan saya berjalan denganhati saya berucap “yasalam”, alhamdulillah selamat sampai tujuan dan tidak terlambat, kemudian setelah istirahat aku merenung lainnya ibu andai mengulangi memacu kendaraan seperti yang lalu saya takut”.

  Dalam pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala nadrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang dilakukan dengan melalui cara- cara yang lebih spesifik, dari data hasil wawancara dengan guru-guru agama dan non agama adalah sebagai berikut:

  “Bentuk pengamalannya seperti sholat, puasa, dzikir, membaca Al- Qur’an menolong sesama, seperti yang diutarakan pak Mugiyono tadi sehingga bentuk- bentuk inilah yang saya lakukan setiap hari”. “Dari latihan diatas kemudian saya praktekkan, pengaruhnya sangat segar terhadap hati dan pikiran saya”. Pernyataan serupa juga datang dari beberapa guru mata pelajaran lainya terkait dengan kegiatan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang, pernyataan tersebut diperoleh dari hasil wawancara sebagai berikut :

  “Yang di amalkan oleh kepala Madrasah sepertinya sholat, puasa, dzikir, membaca al- Qur’an, infak, dan sering sodaqoh untuk zakatnya masih sebatas zakat fitrah pak belum menyentuh zakat maal”

  “Yang saya amalkan seperti diatas sholat wajib dan sholat sunah tahajjud, tasbih, sholat hajat dan berdo’a, membaca al-Qur’an sedekah yang saya berikan pada tetangga dan saudara dekat, dzikir saya amalkan sewaktu- waktu, silaturrahmi masih sebatas kegiatan rutin setiap bulan anjangsana kerumah teman guru”.

  Kegiatan sikap kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala Madrasah tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang mempunyai beberapa tujuan yang kesemuanya itu berorientasi untuk meningkatkan kualitas kerja kepala madrasah khususnya di MTs Negeri 1 Tulang Bawang. Dari data hasil wawancara dengan kepala Madrasah diperoleh data sebagai berikut : “Yaitu menata hati sebab hati kalau tidak ditata maka akan menghancurkan kehidupan saya ingat hadits Nabi yang artinya “Dalam tubuh ini terdapat segumpal daging yang memotori semua anggota tubuh lainnya. Jika ia baik, semuanyapun menjadi baik, dan jika ia rusak maka rusaklah semuanya. Itulah yang disebut qolbu. Hati bisa menjadi tenang tentram, memberikan pencerahan hidup dan hidup ini menjadi lebih bersemangat yang memiliki tujuan yang jelas. Agar keimanan hati saya menjadi lebih kokoh, memiliki keberanian, mengokohkan cita- cita”. “Untuk menambah kekohan keimanan mempertajam spiritual, menentramkan dan membahagikan hati, menajamkan cakrawala pandang, menjauhkan diri dari setan dan mendekatkan pada Allah, menghilangkan kemalasan, memberikan kekuatan”. “Untuk menguatkan keyakinan aku agar tumbuh kesabaran dan kesadaran untuk mengerti arti hidup, tujuan hidup, prinsip hidup, hati menjadi tenang tentram, menumbuhkan keihlasan, menambah cerdas secara spritual beragama, menumbuhkan sikap optimis, cakrawala pandang yang luas”. “Kok rasanya hati itu menjadi tenang nggak mudah bingung seolah-olah jalan itu terbuka lebar, mudah untuk diraih dan diselesaikan setiap masalah. pikiran dan perasaan memiliki cakrawala pandang yang luas, menumbuhkan kesabaran dan kesadaran dalam diriku sehingga hidup ini dapat aku nikmati dan menemukan jalan hidup yang membahagiakan dan ada ghiroh untuk berbuat baik” “Sebagai bekal kehidupan saya, menambah keyakinan, membuat hati saya menjadi tenang, menumbuhkan rasa sabar dalam menghadapi suatu problem apa saja, mengevaluasi setiap kejadian/ kegagalan maupun keberhasilan, menumbuhkan semangat hidup saya semakin apa ya bu, seperti ada jalan yang cerah begitu, seolah

  • –olah ada yang mendorong dan menuntun untuk mencapai suatu keingina, Memperkuat keimanan, menata diri dan membekali diri saya agar menjadi orang yang lebih taat pada Allah.

  “Untuk bekal saya dalam menghadapi hidup ini harus menata hati saya agar dapat menerima kenyataan yang ditakdirkan, tidak kemrungsung (merasa tidak terima atas pemberian Allah) agar memiliki ketenangan, kesabaran, ketabahan dan keberanian”. Dari data wawancara tersebut, maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut : Fokus Indikator Temuan/ hasil penelitian

  2.06 Langkah mengembangkan Latihan pemahaman spiritual kecerdasan spiritual Mengendalikan hawa nafsu terhadap kepala Madrasah

  2.07 Faktor-faktor yang Faktor pendukung kesehatan fisik mendukung dan yang prima sedangkan faktor menghambat dalam penghambat pikiran yang kacau mengembangkan kecerdasan spiritual terhadap kepala Madrasah

  2.08 Bentuk pengembangan Sholat jamaah, puasa Senin dan kecerdasan spiritual Kamis, sholat tahajjud dan sholat terhadap kepala Madrasah hajat

  2.09 Pengembangan kecerdasan Mengokohkan keyakinan, berbuat spiritual terhadap kepala amal sholih, membaca al- Qur’an,

  Madrasah dalam bentuk mengendalikan hawa nafsu latihan

  2.10 Bentuk pengamalan dalam Ibadah sholat, dzikir, menyantuni mengembangkan anak yatim, puasa sunah, kecerdasan spiritual mengendalikan hawa nafsu terhadap kepala Madrasah

  2.11 Hal-hal ibadah yang di Puasa, dzikir, sholat, sodakoh, lakukan untuk silaturahmi, membaca al-

Qur’an mengembangkan

  kecerdasan spiritual terhadap kepala Madrasah

  2.12 Tujuan dari pengembangan Mengokohkan keimanan sebagai kecerdasan spiritual bekal hidup, menentramkan hati, terhadap kepala Madrasah menumbuhkan sikap optimis

  c. Dampak pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang

  Dalam pelaksanaan pengembangan kecerdasan spiritual di MTs Negeri 1 Tulang Bawang memiliki bentuk yang lebih dominan dibanding bentuk- bentuk lainnya. Untuk memperkuat pernyataan tersebut maka peneliti mengadakan wawancara terhadap kepala Madrasah. Dari data hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut :

  “Semua ibadah ya Ibu Siti, akan tetapi yang saya rasakan dan kesan yang mendalam adalah sholat sunnah tahajjud dimalam hari ketika waktu sunyi dan hening saya mengadu pada Allah semua masalah saya muntahkanlah setelah itu rasanya blong ringan, hati dan pikiran menjadi jernih mengerjakan sesatu menjadi semangat dan ihlas rasanya.

  “Sholat dhuha saya mendorong bekerja lebih tekun dan bersemangat”. “Spiritual ibadah diatas tadi yang mempengaruhi diri saya dan membentuk kepribadian saya namun ibadah yang paling dominan mempengaruhi sumber daya adalah sholat sebab ibadah ini sebagai kuncinya ibadah”. “Yang membentuk kepribadianku dengan ibadah yang ajeg Bu, utamanya ibadah sholat, dzikir, puasa dan membaca al-

  Qur’an yang sunnah-sunnah itu saya tingkatkan, ternyata memberikan pengaruh terhadap kepribadian saya menjadi selalu optimis dalam menjalankan kehidupan dan mencari jalan keluar yang terbaik penuh semangat tidak mudah gundah dan semua persoalan jika aku tidak mampu memecahkan aku serakhan sepenuhnya kepada allah melalui sholat tahajjud dan dzikir, biar Allah yang memberi jalan keluar”. “Kalau saya semua spiritual saya lakoni semua Bu, tapi yang intensif itu sholat malam, dzikir dan doa. Kok rasanya dari intensif itu memberi pengaruh kalau saya bekerja rasanya tenang, ikhlas dan selalu saya berfikir pada nasib anak didik saya mudah- mudahan menjadi anak yang berhasil mencapai cita-citanya. tidak hanya itu tok rasanya beban pekerjaan jika belum selesai hati saya belum plong (tuntas) masih mengganjal menjadi pikiran”.

  “Bentuknya ya seperti sholat, dzikir, puasa, membaca al-Qur’an dan shodaqoh”. “Kalau saya Bu yang saya lakukan seperti sholat tahajjud pokoknya sholat sunnah malam saya teruskan dzikir dan berdo’a, membaca al-Qur’an dan shodaqoh”.

  Dengan adanya kegiatan pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang mempunyai beberapa dampak terutama kinerja kepala madrasah. Beberapa dampak yang dirasakan yang diperoleh dari data wawancara adalah sebagai berikut :

  “Dampaknya bagi saya sudah saya singgung diatas bekerja lebih semangat yang didorong rasa ikhlas semua beban kerja menjadi ringan”. “Dampaknya saya bekerja lebih semangat, memiliki disiplin kerja, sabar dalam melaksanakan tugas”. “Mempengaruhi sumber daya saya menjadi lebih baik dan bersemangat karena bekerja tidak untuk dirinya sendiri tetapi mencari keridhoan Allah, tanggungjawab terhadap sumber daya semakin meningkat, dedikasi, komitmen, loyalitas terhahap sumber daya tak kenal lelah”.

  Dengan adanya program pengembangan kecerdasan spiritual dalam kepemimpinan kepala madrasah memberikan beberapa manfaat yang positif khusunya terhadap kinerja kepala madrasah baik didalam kehidupan disekolah maupun kehidupan sehari-hari di luar sekolah. Dari data hasil wawancara diperoleh data sebagai berikut ini :

  “Mencintai pekerjaan, beban pekerjaan semua dilakukan dengan ikhlas akhirnya menjadi ringan, jika terdapat problem selalu mencari jalan yang terbaik, hati menjadi tentram yang mendorongja lebih berkuwalitas beker selalu mencari manfaatnya”.

  “Manfaatnya menurut saya ya, sumber dayanya lebik aktif inovatif, tidak mudah mengeluh, semua pekerjaan dilakukan dengan kesabaran dan keikhlasan”. “Aku bekerja lebih energik dan bersemangat, bila terjadi hambatan selalu mencari cara yang terbaik dalam menyelesaikan, bekerja lebih jujur, saya bekerja lebih bersemangat, menerima tugas saya lakukan dengan penuh tanggung jawab, pikiran saya mengarah lebih positif bisa mengerti antar rekan kerja tidak mudah menyalahkan orang lain”.

  “Rasanya melakukan sesuatu lebih jujur ada rasa takut berbohong, bekerja itu ringan karena dilandasi dengan rasa keikhlasan, bekerja lebih bersemangat penuh tanggung jawab, harapan dari pekerjaan yang dilakukan dilandasi mencari keridhoan Allah”.

  Dari data-data tersebut maka peneliti menyimpulkan bahwa : Fokus Indikator Temuan/ hasil penelitian

  3.13 Bentuk kecerdasan spiritual apa yang lebih dominan dalam mempengaruhi kinerja kepala madrasah

  Semua amal ibadah selagi mampu dan yang diutamakan adalah sholat tahajjud selain sholat wajib

  3.14 Dampak pengembangan kecerdasan spiritual terhadap kinerja kepala madrasah

  Semangat kerja meningkat, loyalitas tinggi, disiplin, tannggungjawab, ikhlas, tertib dalam administrasi

  3.15 Manfaat adanya pengembangan kecerdasan spiritual terhadap kinerja kepala madrasah

  Pengembangan diri yang islami baik di sekolah, dirumah maupun dimasyarakat

  C. Pembahasan Hasil Penelitian

  Bagian ini membahas hasil temuan penelitian berdasarkan judul yaitu Kepemimpinan Kepala Madrasah Dalam Perspektif Kecerdasan Spiritual pada

Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang dengan fokus penelitian yang

telah ditetapkan sebelumnya.

  1. Kecerdasan spiritual kepemimpinan kepala Madrasah dalam mempengaruhi bawahannya pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang.

  Kepala sekolah merupakan jabatan profesi yang tugas utamanya adalah sebagai seorang manajer, administrator, motivator, supervisor, tenaga pendidik sekaligus sebagai tenaga kependidikan, untuk itu kecerdasan spiritual sangat dibutuhkan dengan harapan untuk meningkatkan kemampuan dalam memanaj, serta menanamkan kehidupan yang lebih baik dan terarah bagi pimpinan pada khususnya sehingga secara tidak langsung semua warga madrasah dapat meniru segala perbuatan dan tindakan pimpinan, seperti pandangan masyarakat Indonesia saat ini

  “ ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tutwuri handayani”. Sikap spiritual kepala sekolah / madrasah pada dasarnya dipengaruhi banyak hal namun dalam penelitian ini difokuskan pada pengembangan kecerdasan spiritual sebagaimana yang diteorikan Suharsono pada kajian teori. Seperti penelitian ini yang di lakukan di MTs Negeri 1 Tulang Bawang yang digunakan untuk membandingkan pelaksanaan pengembangan program kecerdasan spiritual di kedua tempat untuk mengetahui penelitian tersebut.

  Kecerdasan spiritual (spiritual question) adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. Tony Busan menjelaskan bahwa kecerdasan spiritual dapat menjadikan seseorang menjadi kreatif dan menemukan nilai-nilai baru sehingga menjadikan kehidupan manusia semakin terarah dan mempunyai tujuan hidup ke arah masa depan. Nilai-nilai yang dimaksudkan adalah nilai-nilai yang berpedoman pada ajaran agama Islam. Dengan adanya penanaman nilai ajaran Islam yang kuat maka menjadikan kehidupan seseorang lebih bermakna dalam menjalani kehidupan dan tanggungjwabnya sebagai seorang insan dan hamba di dunia. Baik tanggungjawan pada diri sendiri, tanggungjawab terhadap sesama dalam berinteraksi sosial ataupun tanggungjawab sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang membutuhkan suatu kesadaran pada masing-masing individu.

  Sehubungan dengan hal tersebut program pengembangan kecerdasan spiritual yang dilaksanakan di MTs Negeri 1 Tulang Bawang dalam jangka panjang ke depan diarahkan untuk meningkatkan kinerja kepala madrasah dengan melalui berbagai langkah dan melibatkan semua pihak khususnya kerja sama diantara guru dan kepala sekolah ataupun kepala madrasah. Untuk menentukan tujuan hidup yang jelas dan hidup lebih terarah. Lebih di utamakan adalah dengan meningkatkan ibadah diantara masing-masing guru baik berupa ibadah yang sifatnya wajib seperti sholat lima waktu, pelaksanaan puasa Ramadhan, pembayaran zakat fitrah dan juga ibadah yang sifatnya sunah seperti mambaca al-

Qur’an, sedekah, dzikir, puasa Senin dan Kamis, zakat maal, penyembelihan hewan qurban di sekolah

  Peran sekolah sehubungan dengan hal tersebut adalah memfasilitasi dan mendukung terlaksananya program tersebut sehingga bisa berjalan lancar. Peran dari sekolah dalam hal ini diantaranya dalam jangka panjang ke depan adalah untuk menyiapkan sarana-sarana tempat ibadah seperti mushola ataupun masjid, memfasilitasi kegiatan-kegiatan ke-Islaman seperti perayaan Hari Besar Islam

  (Maulid Nabi,

Isro’ Mi’raj, Pelaksanaan Zakat Fitrah, Zakat Maal dsb). Oleh karena itu perlu adanya kerja sama semua pihak

  Kaitannya dengan hal tersebut diatas Munadir kecerdasan spiritual merupakan kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, terutama masalah yang menuntut kemampuan fikiran. Hal ini didukung pendapat dari Mimi Doe & Marsha Walch bahwa spiritual adalah semangat kejiwaan/ rohani, maksudnya jiwa atau rohani itu memiliki semangat atau dorongan yang sangat kuat, melalui tatanan moral yang benar- benar luhur dan agung, dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, moral, semangat jiwa seseorang dalam menjalankan kehidupan. Ia memberi arah dan arti bagi kehidupan kita tentang kepercayaan mengenai adanya kekuatan non fisik yang lebih besar dari pada kekuatan diri kita; Suatu kesadaran yang menghubungkan kita langsung dengan Allah.

  Sehubungan dengan hal tersebut dengan adanya pelaksanaan program pengembangan sikap kecerdasan spiritual, di MTs Negeri 1 Tulang Bawang memberikan suatu motivasi tersendiri dan suatu dorongan (ghorizah) dalam melaksanakan aktivitas dan tugasnya sebagai seorang manajer, administrator, motivator, supervisor dalam kehidupan sehari-hari di madrasah maupun diluar madrasah. Hal ini ditandai dengan adanya perasaan ikhlas yang muncul dari diri seorang pimpinan didalam melaksanakan tuganya. Profesi yang dijalankan bukan semata- mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun lebih di fokuskan bagaimana menyalurkan ilmu dan berinteraksi terhadap sesama guru maupun dengan siswa.

  Program pengembangan kecerdasan spiritual untuk meningkatkan kinerja kepala madrasah di MTs Negeri 1 Tulang Bawang sama-sama melibatkan berbagai pihak baik itu dari pihak dalam maupun pihak luar. Dari pihak dalam misalnya kerjasama diantara kepala sekolah/ kepala madrasah dengan berbagai waka, guru baik itu guru agama, guru non agama maupun seluruh staf tata usaha yang kesemuanya merupakan bagian dari lembaga pendidikan tersebut. Alwi S menjelaskan bahwa melalui pendekatan make pengembangan kecerdasan spiritual dalam jangka panjang adalah proses jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan efektifitas. Potensi yang dimaksudkan disini adalah potensi dari seorang kepala madrasah dan potensi sekolah yang diharapkan semakin berkembang dan meningkat menyesuaikan perkembangan dan tuntutan zaman sehingga menjadikan lembaga pendidikan tersebut tidak ketinggalan dibandingkan lembaga pendidikan umum lainnya. Program jangkan panjang untuk mengembangkan kecerdasan spiritual dalam meningkatkan kinerja Kepala madrasah di MTs Negeri 1 Tulang Bawang diantaranya akan diprogramkan pengembangan sarana ibadah seperti mushola di sekolah dan madrasah tersebut sehingga memudahkan kegiatan keagamaan yang berlangsung disekolah seperti sholat, wudhu, praktek sholat dan wudhu, kegiatan keagamaan lainnya seperti kegiatan di bulan Ramadhan (pesantren kilat), ujian praktek untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam untuk MTsN 1 Tulang Bawang.

  Langkah mengembangkan sikap kecerdasan spiritual dalam meningkatkan kinerja di MTs Negeri 1 Tulang Bawang Doko Suharsono menjelaskan bahwa untuk mengembangkan kecerdasan spiritual dengan cara Islami diantaranya: 1) Mengembangkan kapasitas kecerdasan umum yaitu IQ dan EQ; 2) Memperbanyak ibadah-ibadah sunnah. Seperti ibadah shalat malam, membaca al-

Qur’an; 3)

  Penyucian diri perlu dilakukan agar cahaya dapat menembus kecerdasan dan mata batin kita. Caranya adalah menjauhkan diri secara ucapan, perbuatan, sikap maupun hati dari perbuatan-perbuatan dosa, hal-hal negatif dan kejelekan; dan 4) Menjauhkan diri dari egoisme, dan kata-kata destruktif adalah penting untuk menjauhkan diri dari awan hitam hati.

Dokumen yang terkait

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Kepemempinan kepala madrasah Aliyah pesantren moderen Nahdlatul Ulama:Pemnu Talang Padang Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 0 54

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepala Madrasah - Peran kepala sekolah madrasah dalam meningkatkan disiplin dan prestasi peserta didik di madrasah ibtidaiyah Negeri 3 Lampung Barat - Raden Intan Repository

0 1 52

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN - Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiay pondok pesantren Nurul Huda Sukaraja Oku Timur - Raden Intan Repository

0 0 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum MTs Negeri 1 Lampung Utara - Peran kepemimpinan kepala madrasah:studi tentang kedisiplinan guru di Mts Negeri 1 Lampung Utara - Raden Intan Repository

0 2 66

Kepemimpinan kepala madrasah ibtidaiyah Negeri di Kabupaten Lampung Utara - Raden Intan Repository

0 2 214

Manajemen perpustakaan MTS Negeri 1 Tulang Bawang - Raden Intan Repository

0 0 7

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH - Manajemen perpustakaan MTS Negeri 1 Tulang Bawang - Raden Intan Repository

0 1 103

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru di Mis Mathla'ul Anwar Teluk Betung Bandar Lampung - Raden Intan Repository

0 0 23

60 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian - Upaya guru dalam meningkatkan kecerdasan emosional siswa di Madrasah Tsanawiyah al-Khoiriyah Agom Kalianda Lampung Selatan - Raden Intan Repository

0 0 9

1. Pengertian Kepemimpinan - Kepemimpianan kepala madrasah dalam persfektif kecerdasan spiritual pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tulang Bawang - Raden Intan Repository

0 0 79