KESULITAN-KESULITAN YANG DIHADAPI GURU EKONOMI AKUNTANSI DI SMA KOTA YOGYAKARTA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI KELAS

KESULITAN-KESULITAN YANG DIHADAPI GURU EKONOMI AKUNTANSI DI SMA KOTA YOGYAKARTA DALAM

  IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI KELAS Studi Eksploratif: 4 SMA Negeri dan 16 SMA Swasta di Kota Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh: Eunike Dia Kristiani NIM: 041334043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  2008

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

” KEBERHASI LAN ADALAH BUAH DARI DOA, KETEKUN AN DAN

PERJ UAN GAN TAN PA HEN TI ”

” SEBAB AKU I N I MEN GETAHUI RAN CAN GAN - RANCANGAN APA

YAN G ADA PADA- KU MENGENAI KAMU, DEMI KI ANLAH FI RMAN

  

TUHAN , YAI TU RAN CAN GAN DAMAI SEJ AHTERA DAN BUKAN

RAN CAN GAN KECELAKAAN , UN TUK MEMBERI KAN KEPADAMU

HARI DEPAN YAN G PEN UH HARAPAN ”

(YEREMI A 29: 11)

  

I KNOW THE LORD W I LL MAKE A W AY FOR ME

Skripsi ini dipersembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus Juruselamatku,

  Ø Bapak dan I bu,

  Ø kakak dan 2 adikku tercinta,

  Ø

B. Yogi D wi H artanto, tenaga baru

  Ø dikala aku jenuh mengerjakan skripsi, Almamaterku

  Ø

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 25 Agustus 2008 Penulis,

  Eunike Dia Kristiani

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tanda di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Eunike Dia Kristiani Nomor Mahasiswa : 041334043

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

“ Kesulitan-Kesulitan Yang Dihadapi Guru Ekonomi Akuntansi Di SMA Kota

Yogyakarta Dalam Implementasi KTSP “

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengn demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam betuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 23 September 2008 Yang menyatakan, (Eunike Dia Kristiani)

  

ABSTRAK

KESULITAN-KESULITAN YANG DIHADAPI GURU EKONOMI

AKUNTANSI DI SMA KOTA YOGYAKARTA DALAM IMPLEMENTASI

KTSP DI KELAS

  

Eunike Dia Kristiani

Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma

2008

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan KTSP di kelas, termasuk didalamnya rencana tindakan yang dirumuskan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut.

  Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian eksploratif, yang dilaksanakan di 4 SMA Negeri dan 16 SMA Swasta di Kota Yogyakarta dengan waktu penelitian bulan Maret-Mei 2008. Adapun yang menjadi populasi penelitian adalah seluruh guru Ekonomi dan Akuntansi di SMA Kota Yogyakarta, baik SMA Negeri maupun Swasta. Sedangkan penentuan sampel dengan teknik Propotional Random Sampling. Sehingga sampel yang diambil adalah 40% dari keseluruhan SMA Negeri dan Swasta di Kota Yogyakarta, yaitu 20 SMA diambil secara acak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Untuk teknik pemeriksaan keabsahan data dengan teknik trianggulasi. Sedangkan teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data yang meliputi analisis persentase dan analisis deskriptif, dan kesimpulan (verifikasi).

  Hasil dari penelitian ini, yaitu berdasarkan komponen-komponen KTSP, masih banyak guru mengalami kesulitan dalam mengimplementasikan KTSP di kelas. Guru mengatasi kesulitan tersebut dengan berbagai macam upaya baik yang sudah sesuai maupun yang tidak sesuai, yang dapat menjadikan para guru lebih lancar dalam menerapkan atau melaksanakan pembelajaran di kelas. Dan rekomendasi yang diberikan adalah adanya satu proses sosialisasi KTSP yang lebih mendalam dan menyeluruh, guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

  

ABSTRACT

THE DIFFICULTIES FACED BY ACCOUNTING

TEACHERS OF SENIOR HIGH SCHOOLS IN YOGYAKARTA

IN IMPLEMENTING THE CURRICULUM OF EDUCATION UNIT LEVEL

  

IN LEARNING TEACHING ACTIVITIES

Eunike Dia Kristiani

Sanata Dharma University

Yogyakarta

  

2008

  This research aims to know the difficulties faced by Accounting teachers in implementing the curriculum of education unit level, including the planning action that is formulated to overcome those difficulties.

  This research is a qualitative descriptive research by explorative research style that was held in 4 states Senior High Schools and 16 private Senior High Schools in Yogyakarta. This research was conducted in March until May 2008. The participants of this research were all Accounting teachers of Senior High Schools in Yogyakarta, either state or private Senior High Schools. The samples determined by using Propotional Random Sampling technique. The sample taken ware 40 % of state and private Senior High Schools in Yogyakarta, they were 20 Senior High Schools taken randomly. Data collecting method were interview, questionnaire and documentation. For the authenticity audit technique of date used triangulation technique. The analytical technique of data applied reduction of data, presentation of data convering analysis and descriptive analysis, and conclusion (verification).

  The result of this research, which is based on curriculum of education unit level’s components, shows that there are still many teachers who fo und difficulties in implementing the curriculum of education unit level. The effort of teachers to overcome the difficulties in order to become better in applying thet curriculum in learning teaching activities is doing socialization that curriculum deeply and totally in order to make better the quality of education in Indonesia.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah mengaruniakan kasih dan berkat-Nya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan.

  Penulis menyadari, bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, dan masih banyak sekali perbaikan. Oleh karena itu kiranya ada pihak yang menyempurnakan melalui penelitian atau tulisan lain. Sebagai sebuah harapan sederhana, penulis berharap kiranya laporan ini bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pendidikan dan tulisan ini dapat menjadi referensi bagi penulisan selanjutnya.

  Pada kesempatan ini pula, tak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu penulis mulai dari saat penelitian hingga pembuatan skripsi ini. Pihak-pihak tersebut antara lain adalah : 1.

  Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph D. , selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan saran dan arahan serta izin sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  3. Bapak L. Saptono, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan penulis mengadakan penelitian.

  4. Ibu E. Catur Rismiati, S. Pd., M.A., selaku dosen pembimbing yang sabar, yang mengarahkan penulis tanpa lelah, mulai dari penyusunan proposal hingga saat penulis menghadapi ujian Skripsi.

  5. Ibu Rita Eny Purwanti, S. Pd., M. Si. Dan ibu B. Indah N, S. Pd., S.I.P., M.Pd., selaku dosen penguji Skripsi. Trimakasih untuk revisi dan segala

  6. Kepala Sekolah dan Guru-guru di 20 SMA Negeri dan Swasta di Kota Yogyakarta atas waktu yang diberikan serta memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

  7. Bapak dan ibu Dosen FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal pengetahuan sehingga mendukung terwujudnya skripsi ini. Serta karyawan Universitas Sanata Dharma yang sudah banyak membantu.

  8. Pak Bambang Irmanto dan Ibu Sri Murgiyanti, yang telah mendidik, membesarkan dan memberi penulis segala fasilitas. Juga kakakku Krisna dan adik-adikku Samuel dan Otniel, serta mbah Kakung dan mbah Uti. Keluarga besar dirumah yang kecil.

  9. Mas Yogi, thank’s a lot for your love and kindness…semangat dan harapan muncul dari mu.

  10. Ibu Catur yang bisa menjadi orang tua, sahabat, teman bagi penulis dan Romo Hiro. Terima kasih atas segala bantuannya dan keceriaan serta dukungan doa yang telah diberikan kepada penulis.

  11. Mas Anank, mas Rino, dan Epi… terima kasih atas kerjasamanya dan bantuannya selama ini. Kapan nongkrong lagi...=P

  12. Sahabat-sahabat aku yang baik…As3, Dika, Nana makasih sudah bantu aku saat penelitian…Ivan, Wisnu, Robbin makasih atas motivasi dan dukungan doanya…I love you all 13. Yogi PE’04…makasih banyak sudah memberikan inspirasi dan waktunya, sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi.

  14. Teman-teman seperjuangan angkatan 2004, yang jumlahnya sak brayat ...terima kasih atas semuanya...banyak kenangan bersama kalian yang

  tidak akan aku lupakan.

  15. Pdt. Martinus, Pdt. Yon, yang sudah dukung doa sehingga penulis dapat menjalankan ujian skripsi dengan lancar.

  Masih banyak lagi pihak yang membantu penulis, namun tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis mohon maaf dan mengucapkan terima kasih atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan. Tuhan Yang Maha Kasih akan membalas dengan kelimpahan berkat-Nya, amin.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL .................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... v PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vi ABSTRAK ...................... ........................................................................... vii

  

ABSTRACK ................................................................................................... viii

  KATA PENGANTAR ................................................................................. xi DAFTAR ISI ................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………

  1 B. Batasan Masalah ……………………………………………………

  5 C. Rumusan Masalah ………………………………………………….

  6 D. Definisi Operasional ……………………………………………….

  6 E. Tujuan Penelitian …………………………………………………..

  7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ……………………………………………..........

  10 B. Hasil yang Relevan ...........................................................................

  27 C. Kerangka Berfikir .............................................................................

  29 BAB III METODE PENELITIAN A.

  Jenis Penelitian …………………………………………………….

  30 B. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………..

  30 C. Subyek dan Obyek Penelitian ……………………………………...

  31 D. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………

  31 E. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………….

  34 F. Teknik Pengujian Instrumen ………………………………............

  35 G. Prosedur Analisis Data ………………………………………........

  36 BAB VI DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A.

  Deskripsi dan Analisis Data 1.

  Deskripsi Responden ................................................................. 39 2. Analisis Presentase...................................................................... 40 3. Analisis Deskriptif Kualitatif .................................................... 48 B. Pembahasan 1.

  Kesulitan yang dihadapi guru .................................................... 76 2. Upaya-upaya yang dilakukan guru ............................................ 105 3. Rekomendasi .............................................................................. 132

  BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ............................................................................... 141 B. Saran......................................................................................... 143 C. Keterbatasan ............................................................................. 144 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 146 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian (Teknik Proposional) ...................................

  33 Tabel 2. Random Sampling (Nama Sekolah yang dijadikan Sampel) ................................................

  33 Tabel 3. Kisi-Kisi Komponen KTSP ...................................................................

  34 Tabel 4. Rekapitulasi Keseluruhan Subyek Penelitian .........................................

  39 Tabel 5. Kategori Penyusunan Kuesioner ............................................................

  41 Tabel 6. Presentase Komponen Tujuan Pendidikan ............................................

  42 Tabel 7. Presentase Komponen Struktur dan Muatan KTSP ..............................

  43 Tabel 8. Presentase Komponen Kalender Pendidikan ........................................

  45 Tabel 9. Presentase Silabus dan RPP .................................................................

  46 Tabel 10. Cara Mengatasi Kesulitan (Komponen Tujuan Pendidikan) .........................................................

  64 Tabel 11. Cara Mengatasi Kesulitan (Komponen Struktur dan Muatan KTSP) ............................................

  65 Tabel 12. Cara Mengatasi Kesulitan (Komponen Kalender Pendidikan) ........................................................ 68

  Tabel 13. Cara Mengatasi Kesulitan (Komponen Silabus dan RPP) ..............................................................

  69

  DAFTAR GAMBAR 1.

  Mind Map 1 .............................................................................. 136 2. Mind Map 2 ............................................................................. 137 3. Mind Map 3 ............................................................................. 138 4. Mind Map 4 ............................................................................. 139 5. Mind Map 5 ............................................................................. 140

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Angket Guru ............................................................................... 149

  2. Hasil Olah Data ………………………………………………. 161

  3. Diagram 1 ................................................................................... 163

  4. Diagram 2 …………………………………………………….. 164

  5. Surat Ijin Penelitian …………………………………………... 165

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap tata laku seseorang atau

  kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, dan cara mendidik. Pendidikan ini merupakan unsur yang penting dalam menghadapi era globalisasi. Peranan dunia pendidikan dituntut harus mampu mengimbangi perkembangan jaman yang selalu berkembang dan berubah maju dengan pesatnya. Karena kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi turut mewarnai dunia pendidikan dewasa ini, maka penataan kembali sistem pendidikan perlu dilakukan agar mampu melahirkan calon-calon penerus bangsa yang kompeten, cerdas, kreatif, dan siap pakai, dalam artian mampu melahirkan sumber daya yang berkualitas.

  Untuk mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi maka pemerintah perlu mengkaji ulang sistem pendidikan yang berlaku saat ini. Salah satu kebijakan yang telah ditetapkan adalah memperbaharui kurikulum. Secara histories, format kurikulum pendidikan di Indonesia terus mengalami sejumlah tahapan perubahan. Kalau kita cermati sejak tahun 1945, Indonesia sudah mengalami kurang lebih tujuh kali perubahan kurikulum. Kurikulum yang pertama menggunakan istilah Rencana Pelajaran 1947, karena perkembangan Pokok Pendidikan 1950, rencana pelajaran yang digunakan adalah Rencana

  Pelajaran 1950, kemudian muncul Rencana Pelajaran Terurai 1952, setelah itu istilah rencana pelajaran tidak dipakai lagi dan diganti dengan kurikulum 1968 yang lebih bersifat politis. Baru berjalan tujuh tahun disempurnakan menjadi kurikulum 1975 yang menekankan pada tujuan. Kurikulum 1975 kemudian diubah menjadi kurikulum 1984 yang mengusung process skill approach. Dan disempurnakan menjadi kurikulum 1994 dan pada tahun 1999 kurikulum mengala mi penyempurnaan dengan diterbitkannya suplemen GBHN yang digunakan mulai tahun pelajaran 1999/2000. Kurikulum 1994 mengalami penyempurnaan lagi dengan istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) belum berjalan secara maksimal lantaran baru diterapkan sekitar dua tahun, kini diganti lagi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum 2004 (Bianglala, Fl Asih Wulan Senjayani : 27).

  Berbeda dengan pergantian kurikulum-kurikulum sebelumnya, pergantian kurikulum kali ini didasarkan oleh sebuah cara pandang yang secara mendasar berbeda dengan sebelumnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perbedaan mendasar yang menyertai perubahan kurikulum kali ini adalah diberikannya kepada komite sekolah, kepala sekolah, dan guru, kewenangan dan tanggungjawab untuk mengembangkan kurikulum sehingga meningkatkan kreatifitas kepala sekolah dan para guru. Perbedaan mendasar tersebut sesuai dengan definisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

  Menurut pakar pendidikan dari Universitas Atmajaya Jakarta M Marcelino PhD (Suara Pembaharuan, 24 Febuari 2007: 76), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan paradigma baru dalam pendidikan dan memberi tempat pada demokratisasi untuk penentuan kurikulum pendidikan yang sesuai dengan konteks komunitas di mana sekolah berada, konteks financial, SDM dan sebagainya dari sekolah yang bersangkutan. Sehingga memungkinkan guru untuk lebih banyak kreatif dalam melaksanakan proses belajar.

  Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai kurikulum baru yang mulai dilaksanakan pada tahun 2006 ini, terlihat sebuah peluang besar bagi para penyelenggara sekolah yaitu sekolah dapat mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan visi misi yang diyakini. Selain itu, dengan diberinya sekolah kewenangan dan tanggungjawab mengembangkan kurikulum maka dapat diperkirakan bahwa kurikulum yang diterapkan di suatu sekolah bisa jadi berbeda dengan kurikulum yang diterapkan pada sekolah lain meskipun keduanya berada pada jenjang pendidikan yang sama.

  Dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini, para gurulah yang paling tahu keunggulan dan kelemahan sekolah. Oleh karena itu hanya guru yang bisa membantu para siswanya secara kreatif dan pas, karena guru itu sebagai unsur dalam Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan kompetensi guru sudah memadai? Pasalnya selama ini guru tidak ubahnya hanya seperti robot yang berdiri di depan kelas. Padahal guru dalam hal ini sebagai penyusun (administrator) dan pelaksana dalam proses penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah disusun. Selain itu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh satuan pendidikan harus memuat komponen-komponen tujuan pendidikan sekolah, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan RPP.

  Dengan begitu tugas dan beban tanggungjawab guru, khususnya yang mengajar di kawasan terpencil dengan sarana dan prasarana terbatas, sungguh luar biasa berat. Sekarang, ketika mereka masih ditambah harus melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka beban hidupnya makin bertumpuk-tumpuk. Banyak fenomena-fenomena yang terjadi, guru yang pada umumnya sudah terkondisi dengan barang jadi tinggal pakai ujungnya sekarang banyak guru yang mengalami kesulitan untuk mengubah kebiasaannya selama ini.

  Selama ini dalam proses belajar mengajar semua bahan sampai jawaban soal-soal sudah disiapkan oleh penyelenggara pendidikan, guru hanya menyampaikan apa yang sudah disiapkan tersebut. Dan sekarang, dengan adanya Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), banyak guru yang mengalami kesulitan dalam menyiapkan soal jawaban, silabus, melakukan penilainan otentik, hingga melaksanakan pembelajaran dikelas sesuai dengan apa yang telah disusun guru itu sendiri. Belum lagi dengan kemampuan guru, tak banyak guru yang mampu

  Berdasarkan uraian diatas, penulis menduga bahwa kesulitan yang dihadapi guru dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) akan sangat bervariasi. Hal ini dapat dilihat dari komponen-komponen yang ada di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), seperti yang dijelaskan diatas.

  Dalam penelitian ini yang akan diteliti oleh penulis adalah guru di sekolah yang digunakan sebagai pilot project atau uji coba pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Memang semua guru bidang studi melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), namun peneliti hanya mengambil guru di bidang ekonomi dan akuntansi. Oleh karena itu peneliti ingin mengadakan penelitian dengan judul “Kesulitan-kesulitan yang Dihadapi

  Guru Ekonomi Akuntansi di SMA Kota Yogyakarta dalam Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di Kelas. “

B. BATASAN MASALAH

  Penelitian ini dibatasi pada implementasi komponen-komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ya ng terdiri dari tujuan pendidikan sekolah, struktur dan muatan kurikulum, kalender pendidikan, silabus dan RPP. Penelitian ini juga dibatasi pada guru bidang ekonomi dan guru bidang akuntansi sebagai unsur Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan guru dalam hal ini sebagai unsur pelaksana dalam proses penerapan Kurikulum

C. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang menjadi kesulitan guru dalam mengimplementasikan Kurikulum

  Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas? 2. Bagaimana guru mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas? 3. Apa rencana tindakan selanjutnya yang bisa diusulkan dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas?

D. DEFINISI OPERASIONAL

  Definisi operasional untuk istilah- istilah dalam masalah penelitian di atas sebagai berikut:

1. Kesulitan: keadaan yang sulit, sesuatu yang sulit (Kamus Bahasa Indonesia, 1989).

  2. Guru: salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar dan memiliki posisi yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru adalah merancang, mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran.

  3. Kurikulum: sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah. (Wiryokusumo, 1988 : 3).

  4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing- masing satuan pendidikan (BSNP, 2006:5).

  5. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: komponen yang mencakup tujuan, struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kalender pendidikan, silabus dan RPP.

  6. Implementasi: diartikan sebagai penerapan atau pelaksanaan, mengimplementasikan berarti melaksanakan (Kamus Bahasa Indonesia 1989:372).

E. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas serta merumuskan rencana-rencana tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di kelas.

F. MANFAAT PENELITIAN

  Hasil penelitian ini bermanfaat untuk: 1. Bagi Sekolah a.

  Bagi Kepala Sekolah: Sebagai instansi untuk menaikkan kinerja apabila sekolah atau kepala sekolah mengalami kesulitan dalam hal mengimplementasikan

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk follow up (tindak lanjut).

  b.

  Bagi Guru: Untuk memberikan gambaran konkrit mengenai kesulitan- kesulitan yang dihadapi guru dalam Implementasi Kurikulum Tingkat

  Satuan Pendidikan (KTSP) dan memberikan pengalaman nyata bagi guru untuk merefleksikan kemungkinan adanya sebagian/keseluruhan dari kesulitan yang dihadapi guru yang mirip yang kemungkinan terjadi apabila guru mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi penelitian selanjutnya serta dapat menambah kepustakaan yang berguna bagi mahasiswa atau pihak lain yang membutuhkan. Selain itu hasil penelitian ini dapat berguna bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan memberikan solusi-solusi yang tepat apabila nantinya mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) ini mengalami kesulitan yang sama dalam mengimlementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Bagi Penulis

  Dengan penelitian ini, berarti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman yang berguna, serta penulis dapat berlatih menganalisis suatu masalah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORITIK

a. Kurikulum 1. Pengertian Kurikulum

  Menurut pandangan lama kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah (Wiryokusumo, 1988 : 3).

  Menurut Romine (dalam Wiryokusumo 1988 : 4) menyatakan pandangan baru kurikulum sebagai berikut:

  “Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of school whether in the classroom or not.”

  Webster’s New Collegiate Dictionary (dalam Allan & Linda 1995 : 3) menyatakan bahwa: curriculum as a course of study, as in a college,

  the whole body of course offered in an educational institution or by department thereof.

  Menurut Nana Sudjana (dalam Iswanto 2000 : 26) kurikulum dapat diartikan sebagai program dan pengalaman belajar serta hasil- hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi sosial anak didik.

  Dari pengertian tersebut ada hal yang tersirat dalam pengertian kurikulum. Pertama, adalah program atau rencana atau niat atau harapan atau keinginan. Pada hakekatnya kurikulum potensial, wujud nyatanya adalah buku kurikulum yang dituangkan dalam garis-garis besar program pengajaran beserta petunjuk pelaksanaannya. Kedua, adalah pengalaman belajar atau kegiatan nyata hakekatnya adalah kurikulum aktual, wujudnya adalah kegiatan nyata pada proses belajar mengajar berlangsung atau lebih popular disebut pengajaran (instruction). Oleh sebab itu, kurikulum dan pengajaran tidak bisa dipisahkan tetapi hanya bisa dibedakan. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah pelaksana atau operasionalisasi dari rencana dan program.

2. Peranan Kurikulum

  Pada dasarnya kurikulum merupakan refleksi dari kebudayaan dimana kurikulum itu berada. Dengan memperhatikan struktur suatu kebudayaan, lebih memperjelas lagi untuk membedakan suatu kurikulum yang satu dengan yang lainnya yaitu kurikulum yang menggambarkan hal- hal yang bersifat pendidikan umum dan yang bersifat pendidikan khusus.

  Dalam upaya menerapkan, mengimplementasikan dan mengelola kurikulum, maka kurikulum memiliki peranan sebagai berikut: a.

  Peranan konservatif Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku, bahkan kebudayaan terwujud dan didirikan dari perilaku manusia. Semua kebudayaan yang sudah ada harus ditransmisikan kepada peserta didik selaku generasi penerus, sehingga semua ini menjadi tanggung jawab kurikulum dalam menafsirkan dan mewariskan nilai- nilai budaya yang mengandung makna dalam membina perilaku peserta didik.

  b.

  Peranan Kreatif Kurikulum harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan konstruktif dalam arti harus menyusun dan mendesain pengalaman belajar yang bersumber dari masyarakat dan dibuat dalam bentuk mata pelajaran yang akan disajikan pada peserta didik.

  c.

  Peranan kritis dan evaluatif Kurikulum berperan aktif sebagai control social dan menekankan pada unsur-unsur berpikir kritis di mana nilai-nilai sosial yang tidak sesuai dengan perkembangan teknologi disisihkan dan yang sesuai ditata untuk siap diorganisasikan menjadi bentuk pengalaman belajar yang mampu mengembangkan sikap kritis peserta didik kearah pembentukan pribadi yang terintegrasi dengan kehidupan nyata masyarakat.

3. Fungsi Kurikulum

  Menurut Alexander Inglis (dalam Wiryokusumo, 1988:8), kurikulum memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Fungsi penyesuaian Lingkungan masyarakat yang bersifat dinamis harus diikuti dengan kedinamisan hidup setiap anggota masyarakat. Oleh karena itu, kurikulum harus mampu menata keadaan masyarakat agar dapat dibawa ke lingkungan sekolah untuk dijadikan objek pelajaran.

  2. Fungsi pengintegrasi Kurikulum harus mampu menyiapkan pengalaman belajar yang dapat mendidik pribadi yang terintegrasi, karena individu- individu yang berada di sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang harus mampu melakukan pengintegrasian sesuai dengan norma masyarakat.

  3. Fungsi pembedaan Kurikulum harus mampu melayani pengembangan-pengembangan potensi individu yang akan hidup di lingkungan masyarakat.

  4. Fungsi penyiapan Kurikulum juga harus menyiapkan seperangkat pengalaman- pengalaman belajar yang siap dianalisis oleh peserta didik untuk bekal hidup bermasyarakat.

  5. Fungsi pemilih Sekolah melakukan penyeleksian secara selektif terhadap pengalaman belajar yang dapat diorganisir lebih lanjut dalam suatu bentuk organisasi kurikulum.

  6. Fungsi diagnosa Fungsi ini merupakan fungsi kurikulum yangpada gilirannya akan mengetahui keberhasilan. Penerapan program-program pengalaman belajar yang diikuti peserta didik sejalan dengan upaya memahami bakat dan minat peserta didik.

b. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini diterapkan untuk meningkatkan mutu pendidikan serta meningkatkan kreatifitas para guru. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing- masing satuan pendidikan (BSNP, 2006:5).

2. Acuan Operasional Penyusunan KTSP

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun sesuai dengan acuan operasional yang berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (Masnur Muslich, 2007:18). Acuan operasional tersebut adalah sebagai berikut: a.

  Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

  b.

  Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.

  c.

  Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan daerah.

  d.

  Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keseimbangan tuntutan pembangunan daerah dan nasional. e.

  Tuntutan dunia kerja Kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja, khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

  f.

  Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

  g.

  Agama Kurikulum harus dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku dilingkungan sekolah.

  h.

  Dinamika perkembangan global Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. i.

  Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kurikulum harus dapat mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. j.

  Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik social budaya masyarakat setempat dan menunjang pelestarian keragaman budaya. k.

  Kesetaraan Jender Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan mendukung upaya kesetaraan jender. l.

  Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

3. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.

  Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh pertimbangan komite sekolah / madrasah. Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk pendidikan khusus dikooordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (Permendiknas no 22 dan 23, 2006:1).

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut: 1)

  Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.

  Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

  2) Beragam dan terpadu

  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak deskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status social, ekonomi dan jender. 3)

  Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.

  Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4)

  Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

  5) Menyeluruh dan berkesinambungan

  Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan. 6)

  Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik agar mampu dan mau belajar yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

4. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh satuan pendidikan harus memuat komponen- komponen berikut (Masnur Muslich, 2007: 29):

  1. Tujuan Pendidikan Sekolah Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut: a.

  Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

  b.

  Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

  c.

  Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.

2. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

  Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), meliputi sub komponen: a.

  Mata Pelajaran Berisi “Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah” yang disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan sekolah terkait dengan pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

  b.

  Muatan Lokal Berisi tentang jenis, strategi pemilihan dan pelaksanaan mulok yang diselenggarakan oleh sekolah. c.

  Pengembangan Diri Bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, bakat, minat, peserta didik, dan kondisi sekolah. Pengembangan diri dapat dilaksanakan dalam bentuk bimbinga n konseling dan ekstrakurikuler.

  d.

  Pengaturan Beban Belajar Berisikan tentang jumlah beban belajar per mata pelajaran, per minggu per semester dan per tahun pelajaran yang dilaksanakan di sekolah, sesuai dengan alokasi waktu yang tercantum dalam Struktur Kurikulum.

  e.

  Ketuntasan Belajar Berisi tentang kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah.

  f.

  Kenaikan Kelas dan Kelulusan Berisi tentang kriteria dan mekanisme kenaikan kelas dan kelulusan, serta penanganan siswa ya ng tidak naik atau tidak lulus yang diberlakukan oleh sekolah g. Penjurusan di SMA/MA

  Berisikan tent ang kriteria dan mekanisme penjurusan serta strategi/ kegiatan penelusuran bakat, minat dan prestasi yang diberlakukan oleh sekolah, yang disusun dengan mengacu pada panduan penjurusan yang akan disusun oleh Direktorat terkait.

  h.

  Pendidikan Kecakapan Hidup Bukan mata pelajaran tetapi substansinya merupakan bagian integral dari semua mata pelajaran. i.

  Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global Program yang dikembangkan dengan memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global.

  3. Kalender Pendidikan Berisi tentang kalender pendidikan yang digunakan oleh sekolah, disusun berdasarkan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan setempat, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan aturan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

  4. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan (RPP) Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan / atau kelompok mata pelajaran / tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok / pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana Pelaksanaan Pembelajaraan memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pengajaran sumber belajar, dan penilaian hasil belajar

c. Guru

  Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (1990:228) guru adalah orang yang pekerjaannya atau mata pencahariannya, profesinya mengajar. Menurut UU sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 Bab XI pasal 39 ayat 2 mengatakan:

  “Pendidik (guru) merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.”

  Menurut DR. M.I. soeleman (1985:7), “Guru” pada hakekatnya merupakan komponen strategis yang memiliki peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa, bahkan keberadaan guru merupakan factor condisio sine guanom yang tidak mungkin.