ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN (Studi Kasus di Ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

  

KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK

DENGANMASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

DI RSUD BANGIL

  

OLEH:

NINIK WULANDARI

141210026

  

PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  

INSAN CENDEKIA MEDIKA

JOMBANG

  2 KARYA TULIS ILMIAH : STUDI KASUS

  ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN MASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RSUD BANGIL Di ajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli Madya Keperwatan

  (A.Md.Kep) pada Diploma III Keperaatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendika Medika Jombang.

  Oleh : NINIK WULANDARI

  141210026 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

  INSAN CENDEKIA MEDIKA

  3

  4

  5

  6 Penulis, dilahirkan di Jombang, pada tanggal 25 November 1995 dari ayah yang bernama Alm. Mat Sakri dan ibu yang bernama Sukinah, penulis merupakan putri bungsu, yang ketiga dari dua bersaudara.

  Tahun 2008 penulis lulus dari SDN Sumberagung, tahun 2011 penulis lulus dari SMPN 2 Jatirejo, tahun 2014 penulis lulus dari SMK Kesehatan Mojokerto Dan melalui jalur PMDK, penulis memilih program studi Diploma III Keperawatan dari lima pilihan studi yang ada di STIKes ICME Jombang Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

  Jombang, Januari 2017

  (NINIKWULANDRI ) 141210026

  7

  MOTTO

  “Yakinlah tidak ada hasil yang sia-sia selama kita mau berusaha, mengasah kemampuan, berdoa & berkarya”

  PERSEMBAHAN

  Karya Tulis Ilmiah ini saya ucapkan terima kasih dan saya persembahkan kepada: 1.

  Terima kasih kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia Nya saya bisa menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar.

  2. Terima kasih untuk kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendo’akan yang terbaik untukku dalam berkarir demi masa depanku.

  3. Terima kasih untuk dosen pembimbing yang selama ini sudah banyak memberikan saran dan masukan tentang materi dalam penyelesaian tugas ini.

  4. Terima kasih untuk sahabat-sahabat yang juga sealu menyemangati untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Terima kasih untuk teman sejawat yang sama-sama berjuang dan selalu saling mendukung agar terselesainya tugas akhir ini secara bersama-sama.

  8

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulisan panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia- Nya akhirnya penulisan dapat menyelesaikan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada pasien Gagal Ginjal Kronik dengan masalah Kelebihan Volume Cairan” dapat selesai tepat waktu.

  Karya tulis ini ditulis sebagai persyaratan kelulusan dalam menempuh programpendidikan di STIKes ICME Jombang Program Studi D-III Keperawatan Sehubungan dengan penulisan menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada H.Bambang Tutuko.S.kep.Ns,SH.M.Hum selaku ketua STIKes ICME Jombang. Maharani Tri Puspitasari.,S.Kep.Ns.,MM selaku ketua program studi D-III Keperawatan.

  Ns. Inayatur Rosyidah, S.Kep.,M.kep. sebagai pembimbing anggota. Dwi Puji W.S.Kep.Ns sebagai pembimbing anggota. Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada Bapak, Ibu dan Teman- teman atas Do’a dorongan moral sehingga proposal karya tulis ini dapat diselesaikan.

  Penyusun sadar bahwa Proposal Karya Tulis Ilmiah ini masin belum sempurna oleh karena itu penyusun sangat harap saran dan kritikan dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

  Jombang, januari 2017 (penulis )

  9

  ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN

MASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

  

(Studi Kasus di Ruang Melati RSUD Bangil Pasuruan)

Oleh:

Ninik wulandari*Inayatur Rosyidah**Dwi Puji Wijayanti***

  Kelebihan Volume Cairan pada klien gagal ginjal kronik sudah tidak dialami

orang tua lagi, tetapi pada usia remaja juga sudah banyak yang mengalami gagal ginjal.

Tujuan studi kasus ini adalah melaksanakan Asuhan Keperawatan kepada klien yang

menggalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan diruang melati RSUD

Bangil.

  Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi

kasus. Subyek pada studi kasus ini adalah 2 klien yang mengalami Gagal ginjal kronik

dengan masalah Kelebihan Volume Cairan. Dengan teknik pengumpulan data meliputi

wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

  Hasil studi kasus pada tahap pengkajian diketahui bahwa Responden 1

mengatakan bengkak di abdomen, kaki, dan tangan sejak 10 hari yang lalu, klien juga

mempunyai riwayat diabetes melitus dan hipertensi. Sedangkan Responden 2 mengatakan

bengkak pada kaki sejak 2 bulan yang lalu, nyeri saat BAK seperti ditusuk-tusuk, skala

nyeri 5, dan nyeri terjadi hilang timbul. Diagnosa keperawatan yang di tetapkan adalah

kelebihan volume cairan. Intervensi dan implementasi yang digunakan untuk Responden

1dan Responden 2 adalah NOC Fluid Monitoring dan NIC Fluid Monitoring.

  Kesimpulan dari Asuhan Keperawatan pada “ Responden 1” dan “ Responden 2”

yang mengalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan yaitu masalah yang

dialami klien belum teratasi.

  Kata Kunci : Gagal Ginjal, Kelebihan Volume Cairan

  10

  ABSTRACT NURSING CARE ON CHRONIC RENAL FAILURE CLIENTS WITH

THE PROBLEM OF EXCESS LIQUID VOLUME

(case study in the local hospital of Bangil, Pasuruan)

By

  

Ninik wulandari*Inayatur Rosyidah**Dwi Puji Wijayanti***

Excess fluid volume in chronic renal failure client is not experienced by parents

anymore, but in adolescence also have many who experience gahal kidney. The purpose

of this case study is to carry our nursing case tp clients who have chronic renal failure

with excess fluid volume in room jasmine RSUD Bangil.

  The method used is descriptive method with case study approach. Subjects in this

case study were 2 clients who experienced chronic renal failure with excess fluid volume

problems. with data collection techniques include interviews, observation, physical

examination and documentation studies.

  The results of the case study at the assessment stage found that respondent 1 said

swelling in the abdomen, legs and arms since 10 days ago, the client also has a history of

diabetes mellitus and hypertension. While respondent 2 said swelling in the legs since 2

months ago, pain when BAK like pierced, scaly pain 5, and pain lost, A defined nursing

diagnosis is the volume of fluid overload of the intervention and the application used for

respondent 1 and respondent 2 is the monitoring of Nursing Outcomes Classification

(NOC) fluid and Nursing Interventions Classification (NIC) fluid monitoring.

  The conclusions of nursing care on “Respondent 1” and “Respondent 2” who

experience chronic renal failure with excess fluid volume is the problem experienced by

the client has not been resolved.

  Keywords : Renal failure, Excess fluid volume

  11

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii MOTTO ........................................................................................................iii SURAT PERNYATAAN ............................................................................. iv LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ v LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... vii KATA PENGANTAR ................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................ x DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN .............................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1

  1.2 Batasan Masalah ........................................................................ 4

  1.3 Rumusan Masalah ...................................................................... 4

  1.4 Tujuan ......................................................................................... 4

  1.5 Manfaat ....................................................................................... 5

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA

   2.1 Konsep Gagal Ginjal Kronik............................................................ 7

  

2.2 Konsep Kelebihan volume cairan .................................................... 19

  

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan.......................................................... 22

  BAB III METODE PENELITIAN

  

3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 36

  

3.2 Batasan Istilah ................................................................................... 36

  

3.3 Partisipan ........................................................................................... 37

  

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 38

  

3.5 Pengumpulan Data ............................................................................ 38

  

3.6 Uji keabsahan Data ........................................................................... 40

  

3.7 Analisa Data ....................................................................................... 41

  

3.8 Etik Penelitian .................................................................................... 43

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

  

4.1 Hasil ................................................................................................... 32

  

4.2 Pembahasan...................................................................................... 45

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  

5.1 Kesimpulan....................................................................................... 54

  

5.2 Saran .................................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ ....57 LAMPIRAN

  12

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.3 Intervensi Kelebihan Volume Cairan .........................................34Tabel 4.1 Identitas Klien .............................................................................44Tabel 4.2 Riwayat Penyakit.........................................................................44Tabel 4.3 Perubahan Pola Kesehatan..........................................................45Tabel 4.4 Pemeriksaan Fisik.......................................................................46Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Diagnostik.....................................................47Tabel 4.6 Terapi.........................................................................................48Tabel 4.1.3 Analisa Data............................................................................48Tabel 4.1.4 Diagnosa Keperawatan.............................................................49Tabel 4.1.5 Intervensi.................................................................................49Tabel 4.1.6 Implementasi............................................................................50Tabel 4.1.7 Evaluasi....................................................................................52

  13

DAFTAR LAMPIRAN

  No. Lampiran Lampiran 1 Lembar Jadwal Penelitian Lampiran 2 Pre Survey Data Dan Studi Pendahuluan Lampiran 3 Lembar Disposisi Lampiran 4 Surat Penelitian Lampiran 5 Lembar Pengajuan Bimbingan Kepala Ruangan Lampiran 6 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7 Lembar Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Lampiran 8 Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Lampiran 9 Berita Acara Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian Lampiran 11 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah Pembimbing I Lampiran 12 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah Pembimbing II Lampiran 13 Lembar Bebas Plagiat

  14

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

  % : Presentase 2.

  : Berat badan 11. NaCl : Natrium Klorida 12. MmHg : Mili meter air raksa

  ICMe : Insan Cendekia Medika

  STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan 6.

  RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah 5.

  RR : Respiratory Rate 4.

  TD : Tekanan Darah 3.

  WHO : World Health Organization 2.

  SINGKATAN 1.

  : Normal 10. BB

  ≤ : Lebih kecil dari atau sama dengan 3.

  LAMBANG 1.

  : Meter 8. cm

  Kg : Kilogram 7. m

  2 : Oksigen 6.

  O

  > : Lebih besar sari 5.

  < : Lebih kecil dari 4.

  : Sentimeter 9. N

  15

  : Nomor Rekam Medik 10. RS

9. No. RM

  : Nursing Interventions Classification 12. NOC

  : Electrocardiogram 23. EEG

  IVP : Intervenous Phylography

  IV : Intavena 30.

  ISK : Infeksi Saluran Kemih 29.

  : Hemoglobin 28.

  : Gagal Ginjal Kronik 27. Hb

  : Glomerulus Filtration Rate 26. GGK

  : Elektrokardiografi 25. GFR

  : Elektoenchepalography 24. EKG

  : Diabetes Militus 22. ECG

  : Nursing Outcome Classification 13. ARF

  : Rumah Sakit 11. NIC

  : Computer Tomography 20. CVP

  : Cronic Kidway Disease 19. CT

  : Cronic Heart Failure 18. CKD

  : Clirens Creanitin Test 17. CHF

  : Bload Urea Nitrogen 16. CCT

  : Blass Niar Oversight 15. BUN

  : Acute Renal Failure 14. BNO

  : Central Veneus Pressur 21. DM

  16

  : Blood Urea Nitrogen 34. LDH

33. BUN

  : Laktat Dehidrogenase 35. RBC

  : Red Blood Cells 36. RR

  : Respiration Rate 37. USG

  : Ultrasonografi 38. WBC

  : White Blood Cell 39. LDL

  : Low Density Lopoprotein 40.

  VLDL : Very Low Density Lipoprotein 41.

  GFR : Glomerular Filration Rate 42.

  Na : Natrium

  17

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan kemunduran fungsi ginjal dimana terjadi kegagalan kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan metabolik, cairan dan elektrolit yang mengakibatkan retensi urea dan sampahnitrogen lain dalam darah, gagal ginjal kronik bersifat progresif dan irreversibel biasanya akibat akhirnya kehilangan fungsi ginjal lanjut secara bertahap. Saat ini kejadian penyakit gagal ginjal kronik cenderung meningkat setiap tahunnya. penderita gangguan gagal ginjal kronik tergolong cukup tinggi dan menjadi masalah kesehatan bukan hanya di Indonesia bahkan di negara maju, penduduk di kota-kota besar yang banyak penderita gagal ginjal kronik, dari tahun ke tahun jumlah pasien gagal ginjal kronik meningkat, salah satu masalah yang sering muncul adalah Kelebihan volume cairan (Nurat&Kusuma,2013). Fenomena yang terjadi saat ini jumlah penderita GGK mengalami kenaikan, bukan hanya orang tua saja tetapi pada usia remaja, hampir seluruh pasien mengalami keluhan diantaranya edema.

  The Centers for Disease Control and Prevention 2010. menyatakan bahwa penyakit gagal ginjal kronik menduduki urutan ke 8 penyebab kematian terbanyak di Amerika Serikat. Jumlah penderita gagal ginjal kronik di Australia juga mengalami peningkatkan, Jumlah penderita gagal ginjal

  18 ginjal kronik hingga tahun 2015 sebanyak 36 juta orang warga dunia meninggal akibat penyakit gagal ginjal kronik, indonesia merupakan tingkat penderita gagal ginjal yang cukup tinggi tidak memandang usia pria maupun wanita yang menderita gagal ginjal kronik ini telah menjadi personal kesehatan seirus masyarakat didunia. pada survei yang dilakukan oleh (persatuan nefrologi indonesia) menjelaskan diperkirakan terdapat 70.000 penderita gagal ginjal kronik di indonesia terdeteksi menderita gagal ginjal kronik. Menurut Riskesdas tahun 2013, provinsi Di jawa timur,1-3 dari 10.000 penduduknya mengalami gagal ginjal kronik, Sedangkan data di Jawa Timur pada tahun 2011 pasien ginjal sejumlah 477 orang, tahun 2012 sejumlah 340 orang, dan Januari-Mei 2013 sejumlah 392 orang (Listyanti, 2013).

  Menurut jurnal penelitian Siwi ikaristi yang berjudul “analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono soekarjo purwokerto, volume 4 no.1 maret 2009” mengatakan bahwa penderitan gagal ginjal kronik 64,29%, Hal tersebut terjadi dari tidak kepatuhannya mengurangi asupan cairan di dapat dari RS Patih Rapih yogyakarta. Berdasarkan data jumlah kasus gagal ginjal kronik dari rekam medik di RSUD bangil, pasuruan tahun 2016 berjumlah 75 orang yang mengalami GGK 75-80% dan data januari 2017 berjumlah 6 orang yang menderita gagal ginjal kronik 10% yang menggalami edema.

  19 hipertensi, obstruksi (Mansjoer, 2008).Semua penyebab tersebut dapat menimbulkan fungsi renal menurun karena produk akhir metabolisme protein tertimbun dalam darah, sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan memengaruhi seluruh system tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat. Gangguan clearance renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang dapat menurukan clearance kretinin dan meningkatkan kadar kretinin serum. Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema dan hipertensi. Kehilangan garam mengakibatkan resiko hipotensi dan hipovolemia.Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status uremik memburuk, asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam yang berlebihan (Nursalam & Fransisca, 2006).masalah keperawatan pada gagal ginjal kronik yang sering muncul salah satunya kelebihan volume cairan, dampak yang timbul diantaranya adalah terjadinya retensi kerusakan integritas kulit, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan, intoleransi aktivitas, cedera kepala, pola nafas tidak efektif, ansietas(wijaya & putri,2013). Dampak lain yang diakibatkan oleh ketidak patuhan asupan cairan dan elektrolit adalah terjadinya edema. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh siswi ikaristi,2009) menyebutkan banyak pasien gagal ginjal kronik yang dalam dalam masa penggobatan tanda-tanda edema di sekitara bagian tubuh karena tidak melakukan kekurangan volume cairan.

  Kelebihan volume cairan dapat diatasi dengan pemberian intervensi

  20 osmolitas urin, monitor status hemodinamik termasuk (CVP,MAP,PAP, dan PCNP), kaji lokasi yang terjadi edema dan luas daerah edema, batasi masukan cairan pada keadaan hipotermi dilusi dengan serum (Na< 130 meq/L). Dan hal tersebut bisa dicegah dengan gaya hidup yang sehat yaitu dengan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan, minuman yang berasa, minum air cukup dengan jumlah yang dibutuhkan 1500ml/hari, makan-makanan sehat, menjaga berat badan, mengurangi dan mengelola stres. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit dengan gangguan sistem ginjal khususnya pada penyakit gagal ginja kronik (GGK) dalam sebuah Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “ Asuhan keperawatan pada klien gagal ginjal kronik dengan masalah kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-

  Pasuruan”.

  1.2 Batasan Masalah

  Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada: Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan masalah kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

  1.3 Rumusan Masalah

  Bagaimanakah asuhan keperawatan kilen yang menggalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan?

  1.4 Tujuan

  21 Tujuan umum dilakukanya penulisan karya tulis ilmiah ini untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

1.4.2 Tujuan Khusus

  Tujuan khusus penulisan karya ilmiah ini untuk: 1.

  Melakukan pengkajian keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

  2. Melakukan perumusan diagnosis keperawatan pada klien gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil- Pasuruan.

  3. Melakukan perencanaan keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

4. Melakukan implementasi keperawatan pada klien gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

  5. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien yang mengalami gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil-Pasuruan.

  22 Manfaat teoritis studi kasus ini adalah untuk pengembangan ilmu keperawatan terkait Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami

  Gagal ginjal kronik dengan kelebihan volume cairan di RSUD Bangil.

1.5.2 Manfaat Praktis 1.

  Bagi klien dan keluarga klien Dapat membantu memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi gagal ginjal kronik.

  2. Bagi perawat Dapat digunakan dalam pengkajian sampai evaluasi keperawatan dengan teliti yang mengacu pada fokus permasalahan yang tepat sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara tepat khususnya gagal ginjal kronik.

  3. Bagi istansi pendidikan (dosen) Dapat digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan pendidikan.

  4. Bagi peneliti selanjutnya Diharapkan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya tentang masalah kelebihan volume cairan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Konsep Gagal Ginjal Kronik

  2.1.1 Definisi Gagal ginjal kronik merupakan kegagalan fungsi ginjal (unit nefron) yang berlangsung perlahan-lahan, karena penyebab yang berlangsung lama dan menetap, yang mengakibatkan penumpulkan sisa metabolit (toksik uremik) sehingga ginjal tidak dapat memenuhi kebutuhan bisa lagi dan menimbulkan sakit (Aspiani, 2015).

  Gagal Ginjal yaitu ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal.Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu Kronik dan Akut. Gagal Ginjal Kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan tidak reversible), Gagal Ginjal Akut seringkali berkaitan dengan penyakit kritis, berkembang sepat dalam hitungan beberapa hari hingga minggu, dan biasanya reversible bila pasien dapat bertahan dengan penyakit kritisnya. (Price & Wilson,2006).

  Penyakit gagal ginjal terjadi karena ginjal yang tidak mampu mengangkut sampah metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya.

  Adapun ketidakmampuan ginjal melakukan fungsinya tersebut, prosesnya diawali dari suatu bahan yang biasanya dieliminasi oleh urin menumpuk dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit dan asam basa (Kusuma, 2010).

  Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi renal yang progresil dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia. (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).

  Dialisis atau transplantasi ginjal kadang-kadang diperlukan untuk kelangsungan hidup pasien (Brunner & Suddarth, 2002).

  2.1.2 Etiologi Gagal ginjal kronik sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit lainya, sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary illness).

  Penyebab yang sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi selain itu, ada beberapa penyebab lainya dari gagal ginjal kronis, yaitu (Prabowo, 2014) :

1. Penyakit glomerular kronis (glomerulonefritis), 2.

  Infeksi kronis (pyelonefritis kronis, tuberkulosis), 3. Kelainan kongenital (polikistik ginjal), 4. Penyakit vaskuler (renal nephrosclerosis), 5. Obstruksi saluran kemih (nephrolithisis), 6. Penyakit kolagen (systemic lupus erythematosus), 7. Obat-obatan nefrotoksik (aminoglikosida)

  2.1.3 Patofisiologi Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian besar nefron termasuk utuh),nefron

  • –nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkatkan disertai reabsorpsi walaupun dalam keadaan penurunan GFR/daya sering. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron-nefron rusak. Beban bahan harus dilarut menjadi lebih besar daripada yang bisa direabsorpsi berakibat diuresis osmotik disertai poliuri dan haus. Selanjutnya karena jumlah nefron yang rusak bertambah banyak oliguri timbul disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbunya gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian nilai kreatinin clearance turun sampai 15ml/menit atau lebih rendah itu.(Barbara C Long,1996,368).

  Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya disekresikan kedalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh, semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia membaik setelah dialisi.(Brunne&suddarth,2001:1448).

2.1.4 Manifestasi klinis a.

  Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat menurun hingga 25% dari normal.

  b.

  Insufiensi ginjal selama keadaan ini pasien mengalami poliuria dan nokturia, GFR 10% hingga 25%dari normal, kadar creatinin serum dan BUN sedikit meningkat diatas norma. c.

  Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi, anoreksia, mual, muntah, nokturia, kelebihan volume cairan/volume overload, neuropati perifer, pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang sampai koma), yang ditandai dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar kreatinin dan BUN meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang komplek. (aplikasi nanda noc nic 2015)

2.1.5 Manifestasi klinik

  1. Manifestasi klinik antara lain (Long, 1996 : 369): a.

  Gejala dini : lethargi, sakit kepala, kelelahan fisik dan mental, berat badan berkurang, mudah tersinggung, depresi b.

  Gejala yang lebih lanjut : anoreksia, mual disertai muntah, nafas dangkal atau sesak nafas baik waktu ada kegiatan atau tidak, udem yang disertai lekukan, pruritis mungkin tidak ada tapi mungkin juga sangat parah.

  2. Manifestasi klinik menurut (Smeltzer, 2001 : 1449) antara lain : a. hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sisyem renin - angiotensin

  • – aldosteron), gagal jantung kongestif dan udem b.

  pulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis (akibat iriotasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi).

  3. Manifestasi klinik menurut Suyono (2001) adalah sebagai berikut: a.

  Gangguan kardiovaskuler Hipertensi, nyeri dada, dan sesak nafas akibat perikarditis, effusi perikardiac dan gagal jantung akibat penimbunan cairan, gangguan irama jantung dan edema.

  b.

  Gangguan Pulmoner Nafas dangkal, batuk dengan sputum kental dan riak, suara krekels.

  c.

  Gangguan gastrointestinal Anoreksia, nausea, dan fomitus yang berhubungan dengan metabolisme protein dalam usus, perdarahan pada saluran gastrointestinal, ulserasi dan perdarahan mulut, nafas bau ammonia.

  d.

  Gangguan muskuloskeletal Resiles leg sindrom (pegal pada kakinya sehingga selalu digerakan), burning feet syndrom (rasa kesemutan dan terbakar, terutama ditelapak kaki), tremor, miopati (kelemahan dan hipertropi otot

  • –otot ekstremitas).

  e.

  Gangguan integument Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning

  • – kuningan akibat penimbunan urokrom, gatal – gatal akibat toksik, kuku tipis dan rapuh.
f.

  Gangguan endokrim Gangguan seksual : libido fertilitas dan ereksi menurun, gangguan menstruasi dan aminore. Gangguan metabolic glukosa, gangguan metabolic lemak dan vitamin D.

  g.

  Gangguan cairan elektrolit dan keseimbangan asam dan basa biasanya retensi garam dan air tetapi dapat juga terjadi kehilangan natrium dan dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipomagnesemia, hipokalsemia.

  h.

  System hematologi anemia yang disebabkan karena berkurangnya produksi eritopoetin, sehingga rangsangan eritopoesis pada sumsum tulang berkurang, hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam suasana uremia toksi, dapat juga terjadi gangguan fungsi trombosis dan trombositopeni.

2.1.6 Komplikasi

  Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari penyakit gagal ginjal kronik adalah (Prabowo, 2014):

1. Penyakit tulang

  Penurunan kadar kalium (hipokalsemia) secara langsung akan mengakibatkan dekalsifikasi matriks tulang, sehingga tulang akan menjadi rapuh (osteoporosis) dan jika berlangsung lama akan menyebabkan fraktur pathologis.

  2. Penyakit kardiovaskuler Ginjal sebagai kontrol sirkulasi sistemik akan berdampak secara sistemik berupa hipertensi, kelainan lipid, intoleransi glukosa, dan kelainan hemodinamik (sering terjadi hipertrofi ventrikel kiri).

  3. Anemia Selain berfungsi dalam sirkulasi, ginjal juga berfungsi dalam rangkaian hormonal (endokrin). Sekresi eritropoetin yang mengalami defesiensi di ginjal akan mengakibatkan penurunan hemoglobin.

  4. Disfungsi seksual Dengan gangguan sirkulasi pada ginjal, maka libido sering mengalami penurunan dan terjadi impotensi pada pria, pada wanita, dapat terjadi hiperprolaktinemia.

2.1.7 Pemeriksaan penunjang

  Pemeriksaan yang dapat di lakukan pada pasien gagal ginjal kronis adalah (Aspiani, 2015): a.

  Pemeriksaan laboratorium Penilaian GGK dengan gangguan yang serius dapat di lakukan dengan pemeriksaan laboratorium, seperti kadar serum sodium/natrium dan potasium/kalium, PH, kadar serum phosphor, kadar Hb, hematokrit, kadar urea nitrogen dalam darah (BUN), serum dan konsentrasi kreatinin urien, urinalis.

  Pada stadium yang cepat pada insufisiensi gagal, analisa urien dapat menunjang dan sebagai indikator untuk melihat kelainan fungsi ginjal.Batas kreatinin urien rata-rata dari tamping selama 24 jam. Analisa urien rutin dapat menunjukan kadar protein, glukosa, RBC/eritrosit, dan WBCs/leukosit serta penurunan osmolaritas urine. Pada gagal ginjal yang progresif dapat terjadi output urine yang kurang dan frekuensi urien menurun. Monitor kadar BUN dan kadar kreatinin sangat penting bagi pasien dapat gagal ginjal. Urea nitrogen adalah produk akhir dari metabolisme protein serta urea yang harus dikeluarkan oleh ginjal normal kadar BUN dan kreatinin sekitar 20:1. Bila ada peningkatan BUN b.

  Pemeriksaan radiologi Beberapa pemeriksaan radiologi yang biasa digunakan untuk mengetahui gangguan fungsi ginjal antara lain:

  1) Flat plat radiography keadaan ginjal, ureter dan vesika urinaria untuk mengidentifikasi bentuk, ukuran, posisi dan klasifikasi dari ginjal, pada gambaran ini akan terlihat bahwa ginjal mengecil yang mungkin disebabkan karena adanya proses infeksi.

  2) Computer Tomograpy (CT) Scan yang digunakan untuk melihat secara jelas struktur anatomi ginjal yang penggunaanya dengan memakai kontras atau tanpa kontras.

  3) Intervenotus Pyelography (IVP) digunakan untuk mengevaluasi pada kasus gangguan ginjal yang disebabkan oleh trauma, pembedahan, anomali kongetal, kelainan prostat, kalkuli ginjal, abses/batu ginjal, serta obstruksi saluran kecing. 4)

  Aortorenal Angiography digunakan untuk mengetahui sistem arteri, vena dan kapiler pada ginjal dengan menggunakan kontras.

  Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada kasus renal arteri stenosis, aneurisma ginjal, arterovenous fistula, serta beberapa gangguan bentuk vaskuler. 5)

  Magnetic Resonance Imaging (MRI) digunakan untuk mengevaluasi kasus yang disebakan oleh obstruksi urophati, Acute Renal Failure, proses infeksi pada gagal ginjal setra post transplantasi ginjal.

  c.

  Biopsi Ginjal Untuk mendiagnosa kelainan ginjal dengan mengambil jaringan ginjal lalu dianalisa.Biasanya biopsi dilakukan pada kasus glomerulonefritis, nefrotik sindro, penyakit ginjal bawaan, ARF dan perencanaan transplantasi ginjal.

  Diagnosis penyakit GGK dapat ditemukan berdasarkan : 1)

  Anamnesis 2)

  Pemeriksaan fisik 3)

  Pemeriksaan laboratorium 4)

  Pemeriksaan penunjang lainnya seperti :

  a) BNO →untuk melihat besarnya batu, adanya obstruksi c) USG → untuk menilai besar, bentuk, tebal parekim ginjal.

  d) Renogram →untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri.

  e) Radiologi →jantung, paru, dan tulang.

  f) Pyelografi retrograde →bila dicurigai adanya obstruksi reversible.

  g) EKG →hiperventrikel, aritmia, hiperkalemia.

  h) Biopsi ginjal. 5)

  Pemeriksaan Lab CCT (Clirens Creatinin Test) →untuk mengetahui laju filtrasi glomelurus.

2.1.8 Penatalaksanaan

  Mengingat fungsi ginjal yang rusak sangat sulit untuk dilakukan pengembalian, maka tujuan dari penatalaksanaan klien gagal ginjal kronis adalah untuk mengoptimalkan fungsi ginjal yang ada dan mempertahankan keseimbangan secara maksimal untuk memperpanjang harapan hidup klien.

  Sebagai penyakit yang kompleks, gagal ginjal kronis membutuhkan penatalaksanaan terpadu dan serius, sehingga akan menimalisir komplikasi dan meningkatkan harapan hidup klien.

  Oleh karena itu beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penatalksanaan pada klien gagal ginjal kronik (Prabowo, 2014):

1. Perawatan kulit yang baik

  Perhatikan hygiene kulit pasien dengan baik memlalui personal hygiene (mandi/sekat) secara rutin.Gunakan sabun yang mengandung lemak dan gliserin/sabun yang mengandung gliserin karena akan mengakibatkan kulit tambah kering.

  2. Jaga kebersihan oral Lakukan perawatan oral hygiene melalui sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut/spon. Kurangi kosumsi gula (bahan makanan manis) untuk mengurangi rasa tidak nyaman dimulut.

  3. Beri dukungan nutrisi Kolaborasi dengan nutrionist untuk menyediakan menu makanan favorit sesuai anjuran diet.Beri dukungan intake tinggi kalori, rendah natrium dan kalium.

  4. Pantau adanya hiperkalemia Hiperkalemia biasanya ditujukan dengan adanya kejang kram pada lengan dan abdomen, dan diare.selain itu pemantauan hiperkalemia dengan hasil ECG. Hiperkalemia bisa diatasi dengan dialisi.

  5. Atasi hiperfosfatemia dan hipokalsemia Kondisi hiperfosfatemia dan hipokalsemia bisa diatasi dengan pemberian antasida (kandungan aluminium/ kalsium karbonat).

  6. Kaji status hidrasi dengan hati-hati Dilakukan dengan memeriksa ada/tidaknya distensi vena jugularis, ada/tidaknya crackles pada auskultasi paru. Selain itu,status hidrasi bisa dilihat dari keringat berlebihan pada aksila, lidah yang kering, hipertensi, dan edema perifer. Cairan hidrasi yang diperoleh adalah 500-600 ml atau

  7. Kontrol tekanan darah Tekanan diupayakan dalam kondisi normal.Hipertensi dicegah dengan mengontrol volume intravaskuler dan obat-obatan anti hipertensi.

  8. Pantau ada/tidaknya komplikasi pada tulang dan sendi.

  9. Latih klien napas dalam dan batuk efektif untuk mencegah terjadinya kegagalan napas akibat obstruksi.

  10. Jaga kondisi septik dan aseptik setiap prosedur perawatan (pada perawatan luka operasi)

  11. Observasi adanya tanda-tanda perdarahan Pantau kadar hemoglobin dan hematokrit klien. Pemberian heparin selama klien menjalani dialisis harus disesuaikan dengan kebutuhan.

  12. Observasi adanya gejala neurologis Laporkan segera jika dijumpai kedutan, sakit kepala, kesadaran derilium, dan kejang otot.Berikan diazepam/fenitoin jika dijumpai kejang.

  13. Atasi komplikasi dari penyakit Sebagai penyakit yang sangat mudah menimbulkan komplikasi, maka harus dipantau secara ketat.Gagal jantung kongesif dan edema pulmonal dapat diatasi dengan membatasi cairan, diet rendah natrium, diuretik, preparat inotopik (digitalis / dobutamin) dan lakukan dialisis jika perlu.Kondisi asidosis metabolik bisa diatasi dengan pemberian natrium bikarbonat atau dialisis.

  14. Laporkan segera jika ditemui tanda- tanda perikarditis (friction rub dan nyeri dada)

  15. Tata laksanaan dialisis/transplatansi ginjal. Untuk membantu mengoptimalkan fungsi ginjal maka dilakukan dialisis. Jika memungkinkan koordinasikan untuk dilakukan transplatansi ginjal.

2.2 Konsep Kelebihan Volume Cairan

  Konsep Kelebihan Volume Cairan menurut Andi Eka Pranata tahun 2013 adalah sebagai berikut :

  2.2.1 Definisi Gangguan volume cairan adalah suatu keadaan ketika individu beresiko menggalami penurunan, peningkatan, atau perpindahan cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler.

  2.2.2 Penyebab Kelebihan Volume Cairan Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat kecil.Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisia, ginjal dan

  • – jantung berfungsi secara normal.Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang orang yang ginjalnya tidak membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jatung, ginjal atau hati.Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang mereka makan.

  1) Stimulus kronis pada ginjal untuk menahan natrium dan air. 2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air. 3) Kelebihan pemeberian cairan intravena (IV). 4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma.

  2.2.3 Manajemen Kelebihan Volume Cairan 1)

  Timbang klien tiap hari dari monitor kenaikan/penurunan berat-badan 2)

  Monitoring status hemodinsamika (CVP) 3)

  Monitoring serum albumin dan kadar protein total 4)

  Monitoring patensi respiratori dan gejala adanya kesulitan bernapas (dispneu, takipneu, dan napas pendek)

  5) Monitoring fungsi ginjal (BUN dan kadar kreatinin)

  6) Monitoring intake dan output

  7) Monitoring tanda tanda vital

  8) Monitoring adanya edema perifer

  9) Gunakan set infuse perintravena dengan aliran rendah

  10) Kolaborasi penggunaan diuretic

  11) Monitoring efek dari terapi diuretic (peningkatan output urine, penurunan

  CVP/PCWP dan penurunan suara napas) 12)

  Terangkan kepada pasien tentang rasional penggunaan diuretic 13)

  Monitoring kadar kalium setelah pemberian diuretik 14)

  Siapkan klien untuk prosedur dialysis jika dibutuhkan 15)

  Monitoring perubahan berat badan sebelum dan setelah dialysis jika

  16) Elevasikan kepada klien untuk meningkatkan ventilasi

2.2.4 Batasan Karateristik

  1) Bunyi napas

  2) Gangguan elektrolit

  3) Anasarka

  4) Ansietas

  5) Azotemia

  6) Perubahan tekanan darah

  7) Perubahan status mental

  8) Perubahan pola pernapasan

  9) Penurunan hematokrit

  10) Penurunan hemoglobin

  11) Dispnea

  12) Edema

  13) Peningkatan tekanan vena sentral

  14) Asupan melebihi haluaran

  15) Distensi vena jugularis

  16) Oliguria

  17) Orthopnea

  18) Efusi pleura

  19) Refleks hepatojugular positif

  21) Kongesti pulmonal

  22) Gelisah

  23) Perubahan berat jenis urine

  24) Bunyi jantung S3

  25) Perubahan berat badan waktu singkat

2.2.5 Faktor yang berhubungan

  1) Gangguan mekanisme regulasi

  2) Kelebihan asupan cairan

  3) Kelebihan asupan natrium

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan

  2.3.1 Pengkajian Pengkajian pada klien gagal ginjal kronis sebenarnya hampir sama dengan klien gagal ginjal akut, namun disini pengkajian lebih penekanan pada support system untuk mempertahankan kondisi keseimbangan dalam tubuh (hemodynamically process). Dengan tidak optimalnya/gagalnya fungsi ginjal, maka tubuh akan melakukan upaya kompensasi selagi dalam batas ambang kewajaran. Tetapi, jika kondisi ini berlanjut (kronis), maka akan menimbulkan berbagai manifestasi klinis yang menandakan gangguan sistem tersebut. Berikut ini, adalah pengkajian keperawatan pada klien dengan gagal ginjal kronis (Prabowo, 2014).