HUBUNGAN TERPAAN SINETRON REMAJA DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP PERGAULAN BEBAS REMAJA DI SURABAYA (Studi Korelasional Hubungan Terpaan Sinetron Remaja Dengan Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja di Surabaya)

  HUBUNGAN TERPAAN SINETRON REMAJ A DENGAN SIKAP REMAJ A TERHADAP PERGAULAN BEBAS REMAJ A DI SURABAYA (Studi Kor elasional Hubungan Terpaan Sinetron Remaja Dengan Sikap Remaja

  Ter hadap Per gaulan Bebas Remaja di Surabaya) SKRIPSI

  OLEH : MARIA ULFAH HANAFI

  0743010291 YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

  UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI SURABAYA

  2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis sehingga skripsi dengan judul “ HUBUNGAN

  TERPAAN SINETRON REMAJ A DENGAN SIKAP REMAJ A TERHADAP PERGAULAN BEBAS REMAJ A DI SURABAYA” (Studi Kor elasi Kuantitatif Hubungan Ter paan Sinetr on Remaja dengan Sikap Per gaulan Bebas Remaja di Surabaya) dapat terselesaikan dengan baik.

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Sumardjijati, M.Si selaku Dosen Pembimbing utama yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, nasehat serta motivasi kepada penulis. Dan penulis juga banyak menerima bantuan dari berbagai pihak, baik berupa moril, spiritual maupun materiil. Untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

  1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

  2. Bapak Juwito, S.sos, Msi, selaku Ketua Program Ilmu Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

  3. Bapak Drs. Saifuddin Zuhri, M.Si selaku Sekretaris Program Ilmu Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

  4. Para dosen Ilmu Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi yang berguna bagi penulis.

  Serta tak lupa penulis ucapkan rasa terima kasih secara khusus kepada :

  1. Allah SWT yang telah merestui langkah penulis sampai terselesainya skripsi ini dengan lancar dan sukses.

  2. Orang tua tersayang H. Imam Hanafi dan Hj. Shochibah terima kasih karena selalu memberi dukungan doa, moril, dan materiil, I LOVE YOU…!!!

  3. Adik penulis M. Fikri Hanifuddin yang terkadang membantu begadang dalam menulis skripsi. Fajar, Dicky, Akbar dan Roy yang selalu meramaikan dan mengganggu penulis.

  4. Para sahabat penulis Tjong Eva dan Rizka Rahmawati yang selalu mendukung dan memberikan semangat tiada henti. Teman-teman Ilmu Komunikasi angkatan 2007 terima kasih atas sarannya. Serta Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

  Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi ini akan ditemukan banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis khususnya.

  Surabaya, Juni 2011 Penulis

  DAFTAR ISI Halaman

  HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..i HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI….……ii KATA PENGANTAR …..……………………………………………………....iii DAFTAR ISI……………………………………………………………………...v DAFTAR TABEL………………………………………………………………..ix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….xii ABSTRAKS……………………………………………………………………..xii

  BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………1

  1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………1

  1.2 Perumusan Masalah ……………………………………………….10

  1.3 Tujuan Penelitian ………………………………………………….10

  1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………...10

  BAB II KAJ IAN PUSTAKA …...……………………………………………...11

  2.1 Landasan Teori …………………………………………………….11

  2.1.1 Teori Kultivasi (Cultivation Theory) ………………………..11

  2.1.2 Televisi ………………………………………………………12

  2.1.3 Remaja Sebagai Khalayak Media …………………………...14

  2.1.4 Konsep Sikap…………………………………………………15

  2.1.5 Sinetron Remaja …………………………………………….19

  2.1.6 Terpaan Media ………………………………………………21

  2.1.7 Efek Media Massa …………………………………………..23

  2.1.8 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa …………………..25

  2.2 Kerangka Berfikir ………………………………………………....27

  2.3 Skema Kerangka Berfikir ………………………………………….28

  BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………29

  3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ………………….29

  3.1.1 Variabel Bebas atau Variabel X…………………………….29

  3.1.2 Variabel Terikat atau Variabel Y …………………………..30

  3.1.3 Pengukuran Variabel……………………………………….32

  3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………………..35

  3.2.1 Populasi …………………………………………………….35

  3.2.2 Sampel dan Teknik Penarikan Sampel …………………….36

  3.3 Teknik Pengumpulan Data ……………………………………….39

  3.4 Metode Analisis Data …………………………………………….40

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………....44

  4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ……………………………...44

  4.2 Penyajian Data ……………………………………………………45

  4.2.1 Identitas Responden…………………………………………45

  4.2.2 Rekapitulasi Hasil Penyebaran Kuisioner ………………….48

  4.2.2.1 Variabel Terpaan Sinetron Remaja di Televisi (X)…...48

  4.2.2.2 Variabel Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja (Y)…………………………………………….51

  A. Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja Kategori Kognitif (Y) …………………………….......51

  B. Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja Kategori Afektif (Y) ………………………………….56

  C. Sikap Remaja Terhadap Pergaulan Bebas Remaja Kategori Konatif (Y) ………………………………….59

  4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis ………………………………...63

  4.3.1 Analisis Data…………………………………………………...64

  4.3.2 Pengujian Hipotesis……………………………………………65

  4.3.3 Interpretasi Hasil………………………………………………67

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………….....68

  5.1 Kesimpulan……………………………………………………….68

  5.2 Saran………………………………………………………………69 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………70 LAMPIRAN – LAMPIRAN……………………………………………………..72

  ABSTRAKS MARIA ULFAH HANAFI, HUBUNGAN TERPAAN SINETRON REMAJ A DENGAN SIKAP REMAJ A TERHADAP PERGAULAN BEBAS REMAJ A DI SURABAYA (Studi Kor elasional Hubungan Terpaan Sinetr on Remaja Dengan Sikap Remaja Ter hadap Pergaulan Bebas Remaja Di Surabaya)

  Penelitian ini didasarkan pada fenomena maraknya sinetron-sinetron remaja maupun program acara televisi lainnya menampilkan cerita-cerita ataupun adegan-adegan yang kurang mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma budaya ketimuran seperti perempuan merokok, pergi ke klab malam, narkoba, kehamilan yang terjadi di luar nikah dan lain-lain. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sikap remaja terhadap pergaulan bebas remaja di Surabaya sesuai dengan pendekatan Cultivation Theory atau Teori Kultivasi.

  Metode yang digunakan adalah analisis koefisien korelasi Rank Spearman yang termasuk dalam penelitian kuantitatif. Disini metode kuantitatif menggunakan teori Kultivasi atau Cultivation Theory.

  Hasil penelitian ini berdasarkan analisis data yang memiliki kesimpulan bahwa tidak ada hubungan dari terpaan sinetron dengan sikap pergaulan bebas remaja. Dalam penelitian ini merasa bahwa sikap pergaulan bebas tidak hanya timbul dari kegemaran mereka menonton sinetron remaja yang ditayangkan di televisi, akan tetapi juga dapat timbul dari lingkungan sekitar, keluarga, serta pengaruh dari teman.

  Kata kunci : Sikap, Remaja, Tayangan Sinetron remaja, pergaulan bebas.

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran media massa saat ini sangat berperan dalam menyampaikan informasi yang akurat kepada masyarakat sesuai dengan fungsinya sebagai kontrol sosial. Dimana setiap isu yang berkembang di masyarakat sangat erat dengan cara media mengkonstruksi dan menyampaikan informasi tersebut kepada khalayak.

  Disisi lain media merupakan sarana informasi yang memungkinkan masyarakat untuk mengetahui realitas yang terjadi disekitarnya.

  Masyarakat dalam kehidupannya membutuhkan informasi untuk memenuhi segala kebutuhan yang semakin beragam. Informasi selalu berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Dapat dikatakan masyarakat tidak hanya butuh melainkan masyarakat sangat dituntut untuk mengetahui informasi- informasi yang selalu berkembang. Dalam penyampaian informasi tidak lepas dari proses komunikasi dimana dalam proses komunikasi selalu membutuhkan sarana atau media dalam menyampaikan informasinya, baik melalui media massa atau melalui media komunikasi interpersonal.

  Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam memperoleh informasi tidak hanya komunikasi secara langsung (tatap muka), tetapi juga dapat melalui media massa untuk membantu komunikator berhubungan dengan khalayaknya. Media massa dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan komunikator dengan komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan pelapisan sosial dalam suatu masyarakat. Media massa juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan respon dan kepercayaan. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokok media massa membawa pula pesan- pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan respon seseorang.

  Kehadiran media massa merupakan gejala awal yang menandai kehidupan masyarakat modern sekarang ini. Hal ini dapat dilihat melalui meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk media masssa dan bermunculan media baru yang menawarkan banyak pilihan pada khalayaknya, yang pada akhirnya akan menimbulkan ketergantungan pada media elektronik tersebut. Pesan yang disampaikan oleh media massa melalui majalah, koran, tabloid, buku, televisi, radio, internet, dan film dapat diterima secara serempak oleh khalayak yang jumlahnya ribuan bahkan hingga puluhan juta. Berdasarkan pengamatan beberapa ahli bidang pertelevisian menyebutkan bahwa informasi yang diperoleh melalui siaran televisi dapat mengendap dalam daya ingatan manusia lebih lama dibandingkan dengan perolehan informasi melalui membaca, karena televisi menyajikan gambar yang merupakan pemindahan bentuk, warna, ornament dan karakter yang sesungguhnya dari obyek yang divisualkan (Muda, 2004 : 21)

  Dalam media eletronik, televisi merupakan salah satu media yang paling efektif karena selain dapat mendengar, pemirsa juga dapat melihat. Penonton televisi tak perlu susah-susah pergi ke gedung bioskop atau gedung sandiwara karena pesawat televisi menyajikan kerumahnya (Effendi, 2002 : 60). Televisi adalah salah satu diantara sekian banyak media massa yang tengah berkembang. Meskipun demikian, perkembangannya terus-menerus dan cepat. Hal ini terbukti dari makin banyaknya stasiun televisi swasta bermunculan, ini dikarenakan media televisi memiliki banyak keunggulan tersendiri dibandingkan media lain yang lahir saat itu (Kuswandi, 2000 : 8). Televisi merupakan gabungan dari media gambar dan dengar. Kekuatan gambar menjadi andalan media televisi, karena gambar yang disajikan bukan gambar mati melainkan gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan pada penonton. Hal ini jelas menguntungkan televisi untuk digunakan penonton karena sifatnya yang audio visual.

  Selain itu televisi memiliki segi positif yaitu suatu pesan yang disampaikan kepada penonton tidak mengalami proses yang berbelit (Effendi, 1993 : 178). Dengan demikian, sasarannya adalah untuk menjangkau massa yang cukup besar. Penonton dapat melihat sendiri rangkaian kejadian dari awal hingga akhir. Nilai aktualisasi terhadap suatu liputan atau pemberitaan sangatlah cepat.

  Penonton atau pemirsa adalah sasaran komunikasi melalui televisi siaran yang karena heterogen masing-masing, mempunyai kerangka acuan (frame of

  reference ) yang berbeda satu sama lain. Mereka berbeda bukan saja dalam usia

  dan jenis kelamin, tetapi juga dalam latar belakang sosial dan kebudayan, sehingga pada gilirannya berbeda dalam pekerjaan, pandangan hidup, agama dan kepercayaan, pendidikan dan cita-cita, keinginan, kesenangan, dan lain sebagainya. Kegiatan pemirsa dalam menonton acara televisi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memenuhi tujuan mereka, baik kebutuhan berupa informasi, maupun hiburan (Effendi, 1993:8). Dibandingkan dengan media lainnya, televisi memiliki kemampuan lebih dalam menyajikan berbagai kebutuhan manusia, baik dalam bidang informasi, pendidikan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dalam bidang hiburan.

  Televisi mempunyai pengaruh, serta dapat memperkuat persepsi khalayak terhadap realitas sosial. Televisi menjadi media atau alat utama dimana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya. Gerbner berpendapat bahwa media massa menanamkan sikap dan nilai tertentu. Gambar (visual) dan suara (audio) yang ada pada televisi mampu mempersuasi khalayak untuk menirukan apa yang ditampilkan di layar televisi.

  Berdasarkan penelitian sederhana tentang sinetron Indonesia, terungkap bahwa proporsi penayangan sinetron setiap stasiun televisi umumnya berbeda- beda. Dari hasil observasi dan analilis, diketahui bahwa Indosiar merupakan stasiun televisi yang menyediakan waktu untuk sinetron yaitu 2100 menit perminggu, disusul RCTI dan SCTV masing-masing 1890 dan 1680 menit perminggu. Penelitian ini mengungkapkan stasiun televisi Indosiar, RCTI dan SCTV merupakan tiga stasiun dengan waktu penayangan sinetron terbanyak, baik secara kuantitas jam tayang maupun kualitas judul sinetron yang diputar.

  Maraknya sinetron-sinetron remaja seperti Arti Sahabat, Nada Cinta, Cinta Cenat Cenut maupun program acara televisi lainnya menampilkan cerita-cerita ataupun adegan-adegan yang kurang mencerminkan nilai-nilai dan norma-norma budaya ketimuran seperti perempuan merokok, pergi ke klab malam, narkoba, kehamilan yang terjadi di luar nikah dan lain-lain. Hal-hal demikianlah yang sering disaksikan oleh remaja tiap kali menonton televisi. Di sisi lain, pergaulan remaja saat ini pun juga tidak jauh berbeda dengan apa yang ditampilkan di televisi.

  Pergaulan bebas merupakan salah satu bentuk perilaku menyimpang, Pergaulan bebas identik dengan yang namanya “dugem” (dunia gemerlap). Yang sudah menjadi rahasia umum bahwa di dalamnya marak sekali pemakaian narkoba. “Bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma ketimuran yang ada. Masalah pergaulan bebas ini sering didengar, baik di lingkungan maupun dari media massa. Remaja adalah individu labil yang emosinya rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Masalah keluarga, kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yang bergaul bebas membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuan bangsa. Penyebab tiap remaja mungkin berbeda tetapi semuanya berakar dari penyebab utama yaitu kurangnya pegangan hidup remaja dalam hal keyakinan atau agama dan ketidakstabilan emosi remaja. Hal tersebut menyebabkan perilaku yang tidak terkendali, seperti pergaulan bebas & penggunaan narkoba yang berujung kepada penyakit, seperti HIV & AIDS, yang lebih parah dapat menyebabkan kematian.

  Terdapat banyak faktor penyebab remaja terjerumus dalam pergaulan bebas, seperti sikap mental yang tidak sehat, pelampiasan rasa kecewa, serta kegagalan remaja menyerap norma. Ironisnya, kian hari fenomena pergaulan bebas ini bukannya semakin berkurang namun malah kian menjadi-jadi. Terbukti pada tahun 2008, BKKBN melakukan penelitan mengenai pergaulan bebas di beberapa kota besar di Indonesia. Hasilnya sungguh mencengangkan. 63% remaja di kota-kota besar Indonesia telah berhubungan seks sebelum menikah. Pakar seks juga specialis Obstetri dan Ginekologi Dr. Boyke Dian Nugraha di Jakarta mengungkapkan, dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat. Dari sekitar lima persen pada tahun 1980-an, menjadi dua puluh persen pada tahun 2000. Kisaran angka tersebut, kata Boyke, dikumpulkan dari berbagai penelitian di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Palu dan Banjarmasin.

  (http://karyaabdulrauf.blogspot.com/2008/09/dampak-pergaulan-bebas-bagi- remaja.html) Pergaulan bebas zaman sekarang menjadi semakin permisif. Para pelakunya sudah tak malu-malu lagi mengumbar kebebasan mereka di muka umum. Tingginya persentase pergaulan bebas zaman sekarang menimbulkan banyak kekhawatiran. Apalagi, tak sedikit perilaku seks bebas ini yang membawa dampak langsung berupa kehamilan yang tak diharapkan, aborsi, kematian ibu belia, kanker serviks, dan penyakit menular seksual. Dampak ini masih bisa diperpanjang dengan hilangnya kesempatan meraih cita-cita (tak ada SMP atau SMA yang mau menerima siswi yang hamil) dan timbulnya penyakit sosial (misalnya menjadi pekerja seks komersial sebagai pelampiasan rasa frustrasi dan sakit hati). Dilihat dari kacamata agama, pergaulan bebas zaman sekarang yang ditunjukkan kaum muda ini jelas tak dibenarkan.

Gambar 1.1. Cuplikan adegan pada sinetron remaja yang kurang mencerminkan nilai budaya ketimuran

  Salah satu dasar mengapa sinetron remaja menjadi pilihan peneliti yaitu karena sinetron-sinetron remaja saat ini memberi dampak yang kurang baik bagi para pemirsa khususnya remaja. Sinetron remaja yang bertemakan percintaan berisi cerita-cerita yang terjadi dimasa remaja. Namun sungguh disayangkan karena cerita cinta dalam sinetron lebih banyak berisikan perselingkuhan, kebebasan hidup, seks bebas, narkoba, penindasan dan kekerasan remaja. Masalah ini tentunya akan memiliki dampak negatif terhadap perkembangan kehidupan remaja. Masa remaja adalah masa pencarian jati diri. Jadi sangat mungkin perbuatan-perbuatan tokoh dalam sinetron dapat ditiru. Bahkan bagi remaja yang menjadi penggemar berat seorang artis sinetron tertentu bisa saja menirukan gaya hidup dan tingkah laku artis tersebut. Jika tingkah laku artis tersebut baik, maka tidak masalah. Namun akan menjadi masalah apabila tokoh-tokoh dalam sinetron tersebut bertindak negatif. Sekarang ini banyak remaja bersikap cuek dan tidak peduli dengan keadaan disekitarnya. Dengan adanya dampak-dampak negatif dari penayangan sinetron yang tidak mendidik tentu akan mengganggu perkembangan kehidupan remaja. Sikap moral dan mental remaja menjadi rusak.

  Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan pada suatu objek atau kelompok objek baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Jika dianalogikan dengan sikap khalayak terhadap program acara televisi berarti bahwa sikap terhadap program acara televisi yaitu mempelajari kecenderungan khalayak untuk mengevaluasi program acara baik disenangi atau tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian, khalayak mengevalusi program acara tertentu secara keseluruhan dari yang paling buruk sampai yang paling baik.

  Tiga komponen sikap yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Komponen kognitif menunjukkan kepercayaan khalayak terhadap sinetron remaja yaitu melalui tingkat pengetahuan remaja terhadap gaya bahasa, alur cerita, adegan, aktor dan aktris, background atau setting cerita, dan soundeffect atau soundtrack, komponen afektif atau perasaan menunjukkan evaluasi remaja terhadap sinetron remaja yaitu apakah mereka menyukai atau tidak menyukai sinetron remaja tersebut serta komponen konatif atau tindakan menunjukkan kecenderungan sikap pergaulan bebas remaja.

  Penelitian ini berkaitan erat dengan hubungan terpaan intensitas menonton sinetron remaja dengan sikap remaja terhadap pergaulan bebas remaja di Surabaya. Sesuai pendekatan Cultivation Theory atau Teori Kultivasi bahwa terpaan media (khususnya televisi) mampu memperkuat persepsi khalayak terhadap realitas sosial. Hal ini tampak pada hipotesis dasar analisis kultivasi yaitu “ semakin banyak waktu seseorang dihabiskan untuk menonton televisi (artinya semakin lama dia hidup dalam dunia yang dibuat televisi), maka seseorang menganggap bahwa realitas sosial sama dengan yang digambarkan televisi. ( Rohim, 2009 : 192 )

  Pada penelitian ini, terpaan sinetron remaja akan diukur dengan indikator frekuensi dan durasi sedangkan sikap pergaulan bebas remaja pada penelitian ini akandiukur dengan menggunakan indikator kognitif, afektif dan konatif. Pada penelitian ini yang akan digunakan sebagai sampel adalah remaja yang berumur 12-21 tahun, karena pada usia ini seseorang telah memiliki kemampuan berfikir yang lebih sempurna, ditunjang oleh sikap pandangan yang lebih realistis terhadap lingkungannya (Mappiare, 1982 : 39). Asumsi bahwa khalayak pada dasarnya aktif dalam menggunakan media massa maupun sumber-sumber lain (non media), karena memiliki tujuan tertentu yaitu untuk memenuhi kebutuhan. Disini khalayak juga terlihat selektif, maksudnya khalayak memiliki kebebasan memilih terhadap jumlah dan jenis isi media yang dirasa berguna bagi dirinya.

  Berkaitan dari uraian diatas membuat peneliti terdorong untuk meneliti hubungan terpaan intensitas menonton televisi dengan sikap pergaulan bebas remaja. Untuk itu diadakan satu penelitian yang melibatkan remaja Surabaya. Kota Surabaya dipilih peneliti karena Surabaya adalah salah satu kota besar di Indonesia. Selain itu pemilihan Surabaya sebagai objek penelitian disebabkan karena karakteristik masyarakat yang heterogen dan dinamis. Dengan demikian pemilihan Surabaya sebagai kota penelitian karena Surabaya cukup representative untuk dijadikan tempat penelitian.

  1.2 Per umusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana hubungan terpaan sinetron remaja dengan sikap remaja terhadap pergaulan bebas remaja di Surabaya?

  1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan sinetron remaja dengan sikap remaja terhadap pergaulan bebas remaja di

  Surabaya.

  1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu : 1. Kegunaan Teoritis

  Untuk mengaplikasikan Cultivation Theory (Teori Kultivasi) terhadap pengaruh intensitas menonton televisi dengan pergaulan bebas remaja di Surabaya sebagai dampak dari anggapan bahwa realitas sosial sama dengan yang digambarkan di televisi.

  Memberikan masukan dan evaluasi bagi pihak televisi, agar lebih diperhatikan lagi dalam memproduksi acara ke arah yang lebih baik.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sinetron Remaja Jomblo Terhadap Perubahan Prilaku Remaja (Studi Korelasional Pengaruh Sinetron Remaja ”Jomblo” Di RCTI Terhadap Perubahan Prilaku Remaja di SMU Swasta GBKP Kabanjahe)

3 129 131

PEMBERDAYAAN REMAJA BERBASIS MASJID (Studi Terhadap Remaja Masjid Di Labuh Baru Barat) Aslati

0 1 11

PERILAKU MEROKOK REMAJA (Perilaku Merokok Sebagai Identitas Sosial Remaja Dalam Pergaulan Di Surabaya) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 22

i PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Sikap Seksual Remaja di SMK PIRI 3 Yogyakarta 2012 - DIGILIB UNISAYOG

0 0 13

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA SMK DI KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Faktor Lingkungan Sosial dengan Perilaku Seks Bebas Remaja SMK di Kota Yogyakarta - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 13

HUBUNGAN PERSEPSI REMAJA TENTANG KEKERASAN DENGAN SIKAP TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA SISWI DI SMK NEGERI NANGGULAN KULON PROGO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Persepsi Remaja tentang Kekerasan dengan Sikap Terhadap Kekerasan dalam Pacaran pada Siswi

0 0 16

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK NEGERI 1 SEWON BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja terhadap Sikap Seksual Remaja di SMK Negeri 1 Sewon Bantul Tahun 2014

0 0 12

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SADARI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI DI SMA NEGERI 1 NGAGLIK YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Sadari Terhadap Sikap Remaja Putri dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri di

0 0 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP MEROKOK DI DUSUN JETIS TIRTOADI MLATI SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Remaja Terhadap Merokok Di Dusun Jetis Tirtoadi Mlati Sleman Yogyakarta - DIGILI

0 0 11

SIKAP REMAJA SURABAYA TERHADAP PEMBERITAAN KONTEN MULTIMEDIA DI TELEVISI (Study Deskriptif Sikap Remaja Pengguna Internet Terhadap Pemberitaan Rancangan Peraturan Menteri Konten Multimedia di Televisi)

0 0 26