BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - BAB I RIZKA LESTIARNO ASIH PGSD'17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran

  pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada tingkat sekolah dasar. IPA mengkaji tentang manusia dan gejala alam yang ada di sekitarnya. Pembelajaran IPA tidak terbatas pada penerimaan informasi atau materi tentang konsep yang ada, namun berupa proses mencari tahu dan menemukan suatu informasi baru. Sulistyorini (2007: 39) menyatakan bahwa

  IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari.

  Pembelajaran

  IPA tidak hanya mengutamakan ketercapaian pengetahuan semata, namun juga berperan dalam pembentukan sikap siswa.

  Trianto (2010: 143) menyatakan bahwa pembelajaran IPA ditekankan pada pendekatan proses, sehingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah siswa itu sendiri. Sikap ilmiah dalam pembelajaran IPA diantaranya yaitu sikap kerjasama, ingin tahu, bertanggungjawab, dan kedisiplinan diri .

  Proses penemuan dalam IPA dilakukan melalui penerapan metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen. Siswa melalui kegiatan observasi

  1 dan ekperimen diposisikan pada suatu kelompok, yang mendorong terbentuknya kerjasama dalam belajar. Kerjasama dalam proses pembelajaran dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan siswa secara optimal. Abdulsyani (2012: 156) menjelaskan bahwa kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial yang di dalamnya terdapat aktivitas tertentu dan ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing. Siswa melalui kerjasama dapat berbagi pengetahuan dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan belajar yang dialami, sehingga pemahaman terhadap materi menjadi meningkat dan prestasi belajar yang diperoleh lebih optimal.

  Permasalahan yang sering muncul dalam pelaksanaan pembelajaran

  IPA di Sekolah Dasar yaitu belum diterapkannya metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen dengan optimal, sehingga sikap ilmiah siswa belum terbentuk. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru dan siswa hanya menerima materi melalui metode ceramah, yang menyebabkan kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dalam mengikuti pembelajaran cenderung hanya duduk, mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan, sehingga pembelajaran terkesan monoton dan siswa cepat merasa bosan. Siswa yang merasa bosan akan bermain sendiri dan konsentrasi terhadap pelajaran menurun, pemahaman materi menjadi kurang, dan prestasi belajarnya menjadi rendah.

  Hasil observasi yang dilakukan di kelas III SD Negeri 1 Pageraji pada saat pembelajaran IPA juga menunjukkan kurangnya kerjasama antar siswa. Permasalahan tersebut dapat dilihat ketika pelaksanaan pembelajaran, siswa masih banyak yang kebingungan dan sulit dikondisikan ketika dilakukan pembentukan kelompok. Siswa yang pintar mengerjakan tugasnya sendiri, tidak bekerjasama, dan tidak mengundang siswa yang lain untuk berpartisipasi. Beberapa siswa bahkan sibuk bermain sendiri dan tidak membantu mengerjakan tugas. Rendahnya kerjasama tersebut berimbas pada rendahnya prestasi belajar siswa, karena dalam proses pembelajaran hanya beberapa siswa saja yang benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan oleh guru.

  Selain melakukan observasi juga dilakukan wawancara dengan guru kelas. Hasil wawancara menunjukkan bahwa kerjasama siswa dalam pembelajaran memang masih sangat kurang dan siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memahami materi, sehingga prestasi belajar yang diperoleh menjadi rendah. Dilihat dari nilai ulangan siswa kelas III SD Negeri

  1 Pageraji pada mata pelajaran IPA materi gerak benda tahun pelajaran 2015/2016 dari 36 siswa, sebanyak 20 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 72. Apabila dipersentasekan dengan jumlah seluruh siswa dalam satu kelas, maka hanya 40% siswa yang tuntas belajar dan sebanyak 60% siswa di kelas tersebut tidak tuntas belajar.

  Permasalahan yang muncul di Kelas III SD Negeri 1 Pageraji khususnya pada pelaksanaan pembelajaran IPA, disebabkan karena beberapa faktor. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kelas, faktor penyebab rendahnya kerjasama dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA diantaranya yaitu pelaksanaan pembelajaran yang masih didominasi metode ceramah dan penugasan, sehingga siswa tidak terbiasa untuk bekerja dalam kelompok. Siswa ketika dilibatkan dalam sebuah kelompok dan menerapkan metode observasi atau eksperimen, suasana kelas menjadi tidak kondusif. Siswa kelas III pada dasarnya memang lebih menyukai bekerja secara individu daripada bekerjasama dalam kelompok. Sikap individual siswa tersebut sangat dominan, sehingga sulit untuk diterapkan metode pembelajaran yang menggunakan pendekatan kelompok.

  Melihat permasalahan yang terdapat di kelas III dalam pembelajaran

  IPA, peneliti dan guru sepakat untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan teknik token economy. Purwanta (2015: 148) menyatakan bahwa teknik token economy merupakan suatu teknik modifikasi perilaku dengan cara memberikan satu kepingan (atau satu tanda, satu isyarat) sesegera mungkin setiap kali setelah perilaku sasaran muncul. Pemilihan teknik token economy didasarkan pada permasalahan utama di kelas III terkait sikap siswa yaitu rendahnya kerjasama dalam kegiatan pembelajaran, yang berimbas pada rendahnya prestasi belajar yang diperoleh. Teknik token

  

economy menekankan pada pemberian reward yang bertujuan untuk

  memunculkan perilaku yang diinginkan, maupun menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan.

  Mata pelajaran IPA menjadi pilihan dalam penelitian ini karena IPA merupakan mata pelajaran yang menekankan pada pendekatan proses sehingga dalam pelaksanaannya memerlukan kerjasama yang baik antar siswa. Sebagaimana Kurikulum 2013, pada KTSP juga terdapat intruksi pembelajaran terpadu yaitu dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006, dalam struktur KTSP pembelajaran pada Kelas I sampai Kelas III SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik, namun dalam pelaksanaan praktik pembelajaran di Kelas III SD Negeri 1 Pageraji masih menggunakan pendekatan mata pelajaran. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru kelas, alasan masih menggunakan pendekatan mata pelajaran pada praktiknya yaitu karena bahan ajar yang tersedia masih menggunakan pendekatan mata pelajaran dan jadwal yang digunakan juga menggunakan pendekatan mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam belajar, dan mempermudah orang tua memantau siswa dalam belajar dirumah. Materi gerak benda menjadi pilihan dalam penelitian ini karena pada semester genap, materi tersebut merupakan materi yang sebagian besar pelaksanaannya dilakukan melalui percobaan dan pengamatan yang memerlukan adanya kerjasama antar siswa dan aktivitas yang melibatkan siswa secara langsung dalam kelompok. Siswa diharapkan dapat membiasakan diri untuk saling bekerjasama dan berbagi pengetahuan sehingga berdampak pula pada meningkatnya prestasi belajar.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana penerapan teknik token economy dapat meningkatkan sikap kerjasama siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak benda Kelas III SD Negeri 1 Pageraji?

  2. Bagaimana penerapan teknik token economy dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak benda Kelas III SD Negeri 1 Pageraji? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu sebagai berikut:

  1. Meningkatkan sikap kerjasama siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak benda melalui penerapan teknik token economy di Kelas III SD Negeri 1 Pageraji.

  2. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gerak benda melalui penerapan teknik token economy di Kelas III SD Negeri 1 Pageraji.

D. Manfaat Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

  1. Manfaat Teoretis

  a. Secara teoretis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran IPA terutama pada peningkatan sikap kerjasama dan prestasi belajar siswa melalui penerapan teknik token economy.

  b. Dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

  2. Manfaat Praktis

  a. Bagi Siswa Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar IPA menjadi berkurang sehingga prestasi belajar meningkat, dan kerjasama yang baik antar siswa dapat terjalin.

  b. Bagi Guru Menambah pengetahuan tentang penerapan teknik yang bervariasi, sampai pada penggunaan model pembelajaran yang sesuai sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih interaktif.

  c. Bagi Sekolah Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

  d. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman mengenai cara mengelola kelas dalam pelaksanaan pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.