BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian - RETNO RIA OCTAFIANA BAB III

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2008: 16) tahap

  • – tahap penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahap, yaitu : Pertama, Perencanaan (

  

planning ). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa dan bangaimana tindakan tersebut dilakukan.

  

Kedua , Pelaksanaan tindakan ( Acting ). Penelitian tindakan adalah

  pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Ketiga, Pengamatan ( Observing ). Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat sambil melakukan pengamatan, guru mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan di siklus selanjutnya. Keempat, Refleksi ( Reflecting ). Kegiatan ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian di diskusikan dengan teman sejawat untuk merancang tindakan selanjutnya.

  Menurut Suhardjono (2008: 70) prosedur penelitian hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang siklus. Dalam siklus kegiatan penelitian dilakukan dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus, dan jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus.

  34 Menurut Supardi (2008: 117) Penelitian Tindakan Kelas menyebutkan pada bagian prosedur, difokuskan pada kegiatan pokok, yaitu ( 1) planning, ( 2 ) acting, ( 3 ) observing, ( 4 ) reflecting. Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan satu siklus kegiatan pemecahan masalah. Apabila satu siklus belum menunjukan tanda-tanda perubahan kearah perbaikan, kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya , sampai peneliti merasa puas dan tujuan dari penelitian tersebut berhasil yaitu ketuntasan telah memenuhi target yang di tentukan.

  Dalam penelitian ini peneliti memutuskan menggunakan penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto. Kesimpulan dari pengertian penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru yang berkolaborasi dengan teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan anak dan memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan memberikan suatu tindakan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas dilakukan dengan menggunakan siklus, menurut Arikunto,dkk (2008: 17) tiap siklus terdiri dari beberapa tahap yaitu: a. Tahap merencanakan atau perencanaan (planning),b.

  Tahap pelaksanaan tindakan (acting),c. Tahap pengamatan atau observasi (observing), d. Tahap refleksi (refleckting )

  Keempat tahapan tersebut merupakan daur berulang yang berhubungan, keempatnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini:

  Perencanaan

Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

  Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

  Pengamatan ?

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Menurut Suharsimi Arikunto

  Siklus I akan dilakukan dalam 3 pertemuan dan apabila dalam siklus I belum berhasil atau belum mencapai nilai ketuntasan maka akan dilanjutkan pada siklus II yang dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Perencanaan setiap siklus didasarkan pada perubahan yang dapat diketahui sesuai dengan faktor-faktor yang diamati, yaitu faktor pada: siswa, guru, dan kegiatan pembelajaran.

  1.Siklus 1

  a. Tahap merencanakan atau perencanaan Pada tahap ini peneliti menentukan langkah

  • – langkah antara lain, mempersiapkan rencana kegiatan harian, menetapkan tujuan dan tema , menetapkan metode dalam pembelajaran, menyiapkan alat peraga untuk pembelajaran, menyiapkan lembar untuk mengamati aktivitas anak sebagai penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap pelaksanaan tindakan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat.

Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan pertama Siklus I

  No Waktu Aktivitas Aktivitas

  1. Kegiatan awal

  1.Pengkondisian anak didik sebelum (15 menit) pembelajaran

  2.melakukan apersepsi dan menyediakan sarana belajar

  2. Kegiatan inti 1.menyanyi lagu asmaul husna (60 menit) 2. hafalan surat pendek

  3. kegiatan show your self 4. menyebutkan beberapa kata sesuai tema 5. menulis kosakata

  3. Kegiatan akhir Mengulas dan menyimpulkan kegiatan (15 menit) yang telah dilakukan, memberikan reward

Tabel 3.2 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan Kedua Siklus I

  No Waktu Aktivitas Aktivitas

  1. Kegiatan awal

  1.Pengkondisian anak didik (15 menit)

  2.Apersepsi penyampaian sarana belajar

  2. Kegiatan inti 1.menyanyi lagu asmaul husna (60 menit) 2. hafalan surat pendek

  3. kegiatan show your self 4. menulis tanggal, bulan, tahun kelahiran siswa

  3. Kegiatan akhir Mengulas dan menyimpulkan kegiatan (15 menit) yang telah dilakukan dan memberikan reward

Tabel 3.3 Rencana Kegiatan Harian (RKH) Pertemuan ketiga Siklus I

  No Waktu Aktivitas

  Aktivitas

  1. Kegiatan awal (10 menit)

  1.Pengkondisian anak didik

  2.Apersepsi penyampaian sarana belajar

  2. Kegiatan inti (25 menit)

  1. hafalan surat pendek 2. kegiatan show your self

  3. Kegiatan akhir (10 menit)

  Mengulas dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan serta memberikan reward

  c. Tahap Pengamatan/Observasi Pada tahap observasi, observer melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi.Disamping menggunakan lembar observasi, peneliti juga menggunakan metode tanya jawab secara langsung kepada siswa untuk mengetahui kemampuan komunikasi lisan mereka.

  Untuk mengetahui kemampuan komunikasi lisan siswa di PAUD Istiqomah Sambas melalui kegiatan show your self dengan metode peneliti menyiapkan lembar observasi kemampuan komunikasilisan selama kegiatan berlangsung. d.Tahap Refleksi

  Setelah melaksanakan pembelajaran melalui kegiatan show your self dengan metode percakapan maka peneliti melakukan pembahasan mengenai hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan dengan dibantu teman sejawat. Jika ternyata kemampuan komunikasi lisan para siswa belum memenuhi target yang telah ditentukan, melalui pembahasan ini perlu diambil tindakan yaitu kegiatan penelitian dilanjutkan pada siklus berikutnya.

  2. Siklus 2

  a. Tahap merencanakan atau perencanaan Peneliti melakukan perbaikan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi lisan anak melalui kegiatan show your self dengan metode percakapan dengan langkah

  • – langkah sebagai berikut: 1) Menetapkan setting dan waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran, dengan 3x pertemuan tatap muka

  2) Menetapkan metode 3) Menetapkan tujuan perbaikan 4) Menyusun rencana kegiatan harian 5) Menyusun lembar penilaian dan pengamatan

  b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Perbaikan Pada tahap pelaksanaan tindakan perbaikan peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah direncanakan.

Tabel 3.4 Rencana kegiatan harian (RKH) pertemuan pertama Siklus II

  No Waktu Aktivitas

  Aktivitas

  1. Kegiatan awal (15 menit)

  1.Pengkondisian anak didik

  2.Apersepsi penyampaian sarana belajar

  2. Kegiatan inti (60 menit)

  1.peneliti membawa siswa keluar ruangan

  2. menyanyi asmaul husna, hafalan surat pendek 3. kegiatan show your self

  3. Kegiatan akhir Mengulas, menyimpulkan kegitan (15 menit) yang telah dilakukandan memberikan reward

Tabel 3.5 Rencana kegiatan harian (RKH) pertemuan kedua Siklus II

  No Waktu Aktivitas Aktivitas

  1. Kegiatan awal

  1.Pengkondisian anak didik ( 15 menit)

  2.Apersepsi penyampaian sarana belajar

  2. Kegiatan inti 1.peneliti membawa siswa keluar ( 60 menit) ruangan,

  2. menyanyi asmaul husna, hafalan surat pendek 3. kegiatan show your self 4. menempel tanggal, bulan, dan tahun kelahiran masing-masing siswa

  3. Kegiatan akhir Mengulas, menyimpulkan kegiatan (15 menit) yang telah dilakukan dan memberikan reward

Tabel 3.6 Rencana kegiatan harian (RKH) pertemuan ketiga Siklus II

  No Waktu Aktivitas Aktivitas

  1. Kegiatan awal

  1.Pengkondisian anak didik (10 menit)

  2.Apersepsi penyampaian sarana belajar

  2. Kegiatan inti

  1.Peneliti membawa siswa keluar (25 menit) ruangan,

  2. hafalan surat pendek 3. kegiatan show your self dengan metode percakapan

  3. Kegiatan akhir Mengulas dan menyimpulkan (10 menit) kegiatan yang telah dilakukan, memberikan reward pada siswa c. Tahap Pengamatan/Observasi Pada tahap observasi, observer melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Selain menggunakan lembar observasi, observer juga menggunakan metode tanya jawab secara langsung kepada siswa untuk mengetahui kemampuan komunikasi lisan para siswa.

  Untuk mengetahui kemampuan komunikasi lisan siswa di PAUD Istiqomah Sambas melalui kegiatan show your self dengan metode percakapanpeneliti menyiapkan lembar observasi kemampuan komunikasi lisan selama kegiatan berlangsung. d.Tahap Refleksi

  Dari hasil pada siklus I peneliti memperbaiki pada siklus II, apabila dianggap sudah berhasil, maka perbaikan pembelajaran dihentikan sampai pada siklus II.

  B.Ruang Lingkup Penelitian

  1. Subyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelompok A PAUD

  Istiqomah Sambas Purbalingga pada semester genap tahun ajaran 2011/2012, dengan jumlah peserta didik 20 anak yang terdiri dari 8 putra dan 12 putri.

  2. Tempat dan Waktu Penelitian

  a. Tempat : Penelitian dilakukan dengan mengambil lokasi di kelompok A Paud Istiqomah Sambas Kecamatan Purbalingga Kabupaten Purbalingga.

  b. Waktu Penelitian :

Tabel 3.7 Waktu penelitian Siklus 1

  No Pertemuan Hari dan tanggal

  1. Pertemuan 1 Senin, 14 Mei 2012

  2. Pertemuan 2 Selasa , 15 Mei 2012

  3. Pertemuan 3 Rabu , 16 Mei 2012

Tabel 3.8 waktu penelitian Siklus 2

  No Pertemuan Hari dan tanggal

  1. Pertemuan 1 Senin, 21 Mei 2012

  2. Pertemuan 2 Selasa, 22 Mei 2012

  3. Pertemuan 3 Rabu , 23 Mei 2012

  C.Sumber Data

  Menurut Sugiyono (2010: 308) pengumpulan data dapat menggunakan sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dan sumber data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung. Sedangkan menurut lofland (dalam Moleong, 2010: 157) sumber data utama dalam pendekatan kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

  Syafrizal (2010: 2) juga membagi sumber data menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurutnya data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri yang dapat berupa interview, observasi. Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dan disatukan oleh studi- studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.Selain Sugiono, Lofland dan Syafrizal, Sukardi (2003: 205) juga menyebutkan bahwa sumber data dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

  Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder yang rinciannya sebagai berikut:

  1. Sumber Data Primer Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari subyek penelitian yaitu siswa kelompok A PAUD Istiqomah Sambas

  Purbalingga semester genap tahun ajaran 2011/2012.Data primer ini berupa hasil observasi,tanya jawab(bercakap-cakap), dan evaluasi terhadap peserta didik.

  2. Sumber Data Sekunder Data sekunder dari penelitian ini tidak diambil secara langsung dari subyek penelitian melainkan diperoleh dari dokumen-dokumen penghubung seperti data siswa , buku laporan perkembangan siswa.

D. Variabel Penelitian

  Menurut Hadari Nawawi (1983: 56) mengemukakan ada lima jenis variabel penelitian, yaitu ;

  1.Variabel bebas yaitu sejumlah faktor yang menentukan adanya factor lain.

  2. Variabel terikat yaitu faktor yang muncul karena adanya pengaruh variabel bebas.

  3. Variabel kontrol yaitu variabel yang ada di sekitar gejala yang akan diteliti tetapi diusahakan agar tidak ikut mempengaruhi terhadap gejala variabel terikat yang akan muncul dari adanya pengaruh variabel bebas.

  4. Variabel antara, merupakan variabel yang ada di sekitar gejala variabel terikat tetapi tidak dikendalikan pengaruhnya terhadap variabel terikat tersebut.

  5. Variabel Ekstrane, merupakan variabel yang ada disekitar gejala yang diteliti tetapi tidak dapat dikontrol dan tidak dapat diperhitungkan, serta tidak dapat ditiadakan. Menurut Suhardjono (2008: 56) setiap penelitian tindakan memiliki variabel, dengan adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.Menurut Nana Sudjana dkk (2009: 11) dalam penelitian terdapat dua variabel pokok, yaitu variabel bebas sering diberi notasi X adalah variabel penyebab yang diduga memberikan suatu pengaruh terhadap peristiwa lain. Kemudian variabel terikat yang sering diberi notasi Y adalah variabel yang ditimbulkan oleh variabel bebas.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu:

  a. Variabel bebas, variabel bebasnya adalah kegiatan show your self dengan metode percakapan.

  b. Variabel terikat, variabel terikatnya adalah kemampuan komunikasi lisan.

E. Metode Pengumpulan Data

  Hadari Nawawi (1983: 9) membagi teknik pengumpulan data menjadi 6 yaitu : 1. observasi langsung, 2. observasi tidak langsung, 3. wawancara, 4. angket, 5. tes dan 6. studi dokumenter.

  Menurut Suroso (2009: 22) teknik pengumpulan data ada 4 yaitu: 1. pengamatan berpartisipasi, 2. wawancara secara mendalam, 3. penyelidikan sejarah hidup, dan 4. analisis dokumen.

  Sedangkan menurut Sanjaya (2009: 86) pengumpulan data ada 3 yaitu: 1. observasi, 2. wawancara, dan 3. catatan harian.

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tiga cara yaitu wawancara, observasi,dan dokumentasi.

  1. Observasi Macam observasi menurut wijaya dan dedi dwitagama ( 2010: 66) yaitu observasi terbuka, terfokus, terstruktur, dan sistematik. Menurutnya alat bantu observasi dapat berupa kertas kosong, lembar observasi, dan alat elektronik. Menurut Nurbiana Dhieni dkk (2005: 19) ada beberapa jenis alat observasi yang digunakan dalam observasi yaitu berupa format observasi, tes, kaset audio, video dan komputer. Observasi menurut Bungin ( 2010: 133) ada 6 yaitu :

  a. observasi langsung,

  b. observasi berstruktur,

  c. observasi tidak berstruktur,

  d. observasi eksperimental,

  e. observasi partisapasi dan

  f. observasi kelompok Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi langsung dimana peneliti terlibat atau melihat langsung dalam kegiatan.

  Sehingga peneliti akan mendapat data yang lengkap dan mendalam tentang kemampuan komunikasi lisan anak yang sedang diteliti. Observasi dilakukan dengan cara mengamati perilaku pada anak saat melakukan kegiatan. Yang diobservasi antara lain keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam mengajar dan kemampuan komunikasi lisan siswa, lembar observasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9 Lembar observasi keterlibatan siswa dalam pembelajaran oleh guru

  Nama: Jenis kelamin:

  No Aspek yang diamati Siklus I Siklus II ya tidak ya tidak

  1. Siswa aktif dalam pembelajaran

  2. Siswa terlibat dalam pembelajaran

  3. Siswa mampu mengikuti instruksi guru selama proses kegiatan pembelajaran

  4. Siwa memperhatikan guru dalam proses belajar mengajar

Tabel 3.10 Lembar observasi kemampuan guru dalam

  

mengajar:

  No Aspek yang diamati Kurang Cukup Baik

  1. Penampilan guru sesuai dengan figur seorang pendidik

  2. Guru mempersiapkan peserta didik untuk melangsungkan kegiatan pembelajaran

  3. Guru melakukan apersepsi

  4. Guru menyiapkan materi pembelajaran

  5. Guru menjalin hubungan yang baik dengan murid

  6. Bahasa yang digunakan guru sesuai dengan bahasa pengantar pendidikan

  7. Langkah pembelajaran sesuai dengan rkh

  8. Guru melakukan evaluasi

  9. Guru memberikan pesan-pesan kepada murid

  Tabel 3. 11 Lembar observasi kemampuan komunikasi lisan

siswa

  Nama : Jenis Kelamin : No Indikator keberhasilan Hasil yang dicapai anak

     

  1. Mampu menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, dan alamat rumah secara sederhana.

  2. Mampu mengemukakan pikiran dan pendapat melalui kata-kata atau bahasa lisan.

  3. Mampu melakukan percakapan dengan teman sebaya,guru atau orang dewasa

  4. Mampu menambah kosakata baru dan memahami artinya.

  Keterangan: Indikator 1= kemampuan menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran serta alamat rumah secara sederhana.

   : mampu menyebutka nama diri dan hanya menjawab dengan anggukan kepala.

   : mampu menyebutkan nama diri dan jenis kelamin : mampu menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan

   bulan kelahiran, serta alamat rumah secara sederhana.

   : mampu menyebutkan nama diri, jenis kelamin, tanggal dan bulan kelahiran, alamat rumah secara sederhana dengan monolog

  Indikator 2 = kemampuan mengungkapkan pendapat, pikiran melalui kata-kata atau bahasa lisan.

   : tidak mau berpendapat, hanya menggelengkan kepala atau mengangguk.

   : mulai mampu mengungkapkan pendapat, pikiran dan perasaannya melalui bahasa lisan.

   : sudah mampu mengungkapkan keinginan, pendapat, pikirannya melalui bahasa lisan.

   : Kemampuan mengungkapkan keinginan, pikiran, pendapatnya melalui bahasa lisan sangat bagus.

  Indikator 3 = kemampuan melakukan percakapn dengan teman sebaya, guru atau oprang dewasa : masih sulit diajak bercakap-cakap

    : mulai mampu melakukan percakapan  : sudah mampu melakukan percakapan dengan teman sebaya, guru atau orang dewasa  : Kemampuan melakukan percakapan sangat bagus Indikator 4 = kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya.

   : Kemampuan menambah kosakata masih sangat minim

   : Kemampuan menambah kosakata sesuai tema mulai bertambah  : Kemampuan menambah kosakata sudah berkembang sesuai indikator.

   : Kemampuan menambah kosakata dan memahami artinya sangat bagus

  2. Dokumentasi Menurut Bungin (2010: 121) metode dokumenter atau dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial dan pada intinya metode ini digunakan untuk menelusuri data historis. Sebagian besar data dalam metode dokumenter berupa surat surat, catatan harian, cenderamata, laporan dan sebagainya. Kumpulan data berbentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas termasuk monumen, foto, CD dan lain sebagainya.

  Sedangkan Margono (2010: 181) menyatakan teknik dokumenter merupakan cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip arsip dan termasuk juga buku tentang pendapat, teori, dalil atau hukum dan lain lain.

  Menurut Wiriaatmadja (2009: 121) ada macam macam dokumen yang dapat membantu dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas. Elliot (dalam Wiriaatmadja, 2009: 121) menyatakan dokumen dokumen tersebut meliputi silabi atau rencana pelajaran, laporan diskusi tentang kurikulum, berbagai macam ujian dan tes, laporan rapat, laporan tugas siswa, bagian dari buku teks yang digunakan dalam pembelajaran dan contoh essay yang ditulis siswa.

  Dokumentasi dalam penelitian ini berupa data siswa kelompok A Paud Istiqomah Sambas Purbalingga, lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi pembelajaran guru, lembar observasi kemampuan komunikasi lisan siswa.

  3. Wawancara Macam wawancara menurut Wijaya ( 2010: 77)yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tidak berstruktur. Wawancara adalah pengumpulan data tentang kondisi awal. Wawancara ini dilakukan oleh peneliti dan guru sejawat kepada siswa untuk mengetahui kemampuan komunikasi siswa. Menurut Elliot (dalam Wiriaatmadja, 2008: 119) mengatakan bahwa ada beberapa bentuk wawancara yaitu wawancara terstruktur, wawancara setengah terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

  Dalam penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Wawancara atau tanya jawab dengan guru pendamping dilakukan sebelum peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dan wawancara atau tanya jawab dengan siswa dilakukan saat pembelajaran. Di bawah ini adalah lembar wawancara dengan siswa saat pembelajaran:

Tabel 3.12 Lembar wawancara dengan siswa

  Nama : Jeniskelamin :

  No Pertanyaan Keterangan 1.

  ”Siapa namamu?” 2. ”Siapa Nama lengkapmu?” 3. ”Kamu laki-laki atau perempuan?” 4. ”Tahu tidak tanggal dan bulan kelahiran kamu?

  ” 5. ”Rumahnya dimana?” 6. ”Benda apa yang kamu pilih dan kenapa memilih benda tersebut?

  ” 7. ”Pernah pergi ke desa apa belum?” 8. ”Disana melihat apa saja?”

F. Metode Analisis Data

  Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis data deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Muliawan (2010: 104) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berisi paparan penjelasan dan pengamatan fakta kenyataan pendidikan di lapangan.

  Sedangkan pendekatan kualitatif adalah model pendekatan logika hubungan dua atau lebih objek.

  Menurut Bungin (2010: 78) menyebutkan bahwa teknik analisis data kualitatif berkaitan erat dengan metode observasi dan wawancara, dengan demikian data kualitatif diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian bahkan dapat berupa cerita pendek.

  Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (dalam Moleong, 2010: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Menurut Janice Mc Derury ( dalam Moleong, 2010: 248) cara menganalisis data yaitu membaca/mempelajari data, mempelajari kata-kata kunci, menuliskan model yang ditemukan, koding.

  Sedangkan menurut Seiddel (dalam Moleong, 2010: 248) cara menganalisis data yaitu mencatat, mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat iktisar dan membuat indeksnya, berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola-pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.

  Dalam analisis data ini peneliti mempergunakan perhitungan prosentase ketuntasan belajar anak didik . Sudjana (2001: 8) menyebutkan bahwa biasanya keberhasilan siswa ditentukan kriterianya yakni berkisar antara 75- 80%, artinya siswa dikatakan berhasil apabila mencapai sekitar 75-80% dari tujuan atau nilai yang seharusnya dicapai, kurang dari tersebut dinyatakan kurang berhasil.

  Prosentase ini dilakukan untuk mempertegas peningkatan kemampuan komunikasi lisan anak pada siklus I dan siklus II. Selanjutnya, ketuntasan atau keberhasilan siswa terhadap siklusnya dideskripsikan melalui kata atau kalimat secara menyeluruh.