Karakteristik Tektonik dan Periode Ulang Gempa Bumi pada Sesar Matano Sulawesi Selatan - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

KARAKTERISTIK TEKTONIK DAN PERIODE ULANG

GEMPA BUMI PADA SESAR MATANO

SULAWESI SELATAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar

  

Sarjana Sains Jurusan Fisika pada Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Alauddin Makassar

Oleh:

  

HARIANI

NIM: 60400114039

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  

2018

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Hariani NIM : 60400114039 Tempat/Tgl.Lahir : Kadai/29 Juni 1996 Jur/Prodi/Konsentrasi : Fisika Fakultas/Program : Sains dan Teknologi Alamat : Perumahan Swadaya Mas Abdullah Daeng Sirua Judul : Karakteristik Tektonik dan Periode Ulang Gempa Bumi pada Sesar Matano Sulawesi Selatan

  Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah karya sendiri. Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

  Makassar, 27 Agustus 2018 Penyusun,

HARIANI NIM: 60400114039

KATA PENGANTAR

     

  Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas segala limpahan berkat dan rahmat-Nya. Tidak ada satupun sesuatu yang diturunkan-Nya menjadi sia-sia. Sungguh penulis sangat bersyukur kepada-Mu Yaa Rabb. Hanya dengan kehendak-Mulah, skripsi yang berjudul

  

“Karakteristik tektonik dan Periode Ulang Gempa Bumi pada Sesar

Matano Sulawe si Selatan” ini dapat terselesaikan secara bertahap dengan baik.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi sistematika penulisan, maupun sari segi bahasa yang termuat didalamnya.

  Oleh karena itu, kritikan dan saran yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan demi perbaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program Strata-I di Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

  Penulis menyampaikan terima kasih yang terkhusus, teristimewa, dan setulus-tulusnya kepada Ayahanda Dahlan dan Ibunda tercinta Alm. Hasnah yang telah segenap hati dan jiwanya mencurahkan kasih sayangnya serta doanya yang tiada henti-hentinya demi kebaikan, keberhasilan, dan kebahagiaan penulis sehingga penulis bisa menjadi orang seperti sekarang ini. Ayahanda dan ibunda senantiasa bekerja keras demi membiayai penulis hingga dapat menyelesaikan pendidikan dan penyusunan skripsi ini, serta mengusahakan dan memberikan yang terbaik kepada penulis hingga penulis memiliki bekal yang mampu digunakan untuk melanjutkan pendidikan dan penyelesaian skripsi demi hasil yang terbaik.

  Selain kepada kedua orang tua dan keluarga besar, penulis juga menyampaikan banyak terima kasih kepada Bapak Muh. Said L, S.Si., M.Pd., selaku pembimbing I yang dengan penuh ketulusan hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta penuh kesabaran untuk membimbing, mengarahkan dan memberi motivasi kepada penulis dalam setiap tahap penyelesaian penyusunan skripsi ini sehingga dapat selesai dengan cepat dan tepat. Serta kepada ibu

  

Ayusari Wahyuni S.Si., M.Si., selaku pembimbung II yang penuh ketulusan

  hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing, mengajarkan dan mengarahkan penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini dengan hasil yang baik.

  Penulis juga menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari tantangan dan hambatan namun berkat pertolongan dari Allah swt dan dukungan, bantuan serta doa dari berbagai pihak sehingga penyelesaian skripsi ini dapat terwujud. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari M.Si., selaku Rektor Univesitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta Wakil Rektor I Bapak Prof. Dr.

  Mardan, M.A., Wakil Rektor II Bapak Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A

  dan Wakil Rektor III Ibu Prof. Sitti Aisyah, M.A., Ph.D segala fasilitas yang diberikan membantu dalam menimba ilmu di dalamnya.

  2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Sains Dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar beserta staf yang telah memberikan pelayanan yang baik selama ini.

  3. Ibu Sahara, S.Si., M.Sc., Ph,D., selaku Ketua Jurusan Fisika Sains dan Teknologi yang selalu memberikan motivasi, bimbingan dan ilmu pengetahuan kepada penulis.

  4. Bapak Ihsan, S.Pd., M.Si., selaku penguji I yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  5. Bapak Dr. H. Muh. Sadik Sabry, M.Ag., selaku penguji II yang telah senantiasa memberikan masukan untuk perbaikan skripsi ini

  6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Teknologi yang telah segenap hati dan ketulusan memberikan banyak ilmu kepada penulis, sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  7. Bapak Muhtar, Bapak Ahmad Yani, Bapak Abdul Mun’im, Kakak

  Ningsih, dan Kakak Nurhaisah yang telah segenap hati membimbing

  penulis selama studi 8. Bapak Joharman, SH., MM., Kepala Tsunami Early Warning System

  (TEWS) Balai Besar Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika (BBMKG) wilayah IV Makassar yang telah mengizinkan dan member arahan dalam melaksanakan penelitian.

  9. Bapak Muh. Karnaen, ST., M.Sc., selaku pembimbing dalam proses pengolahan data yang telah setulus hati membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 10. Semua staf Tsunami Early Warning System (TEWS) Balai Besar

  Meteorology Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah IV Makassar yang selama penelitian senantiasa membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  11. Saudara-saudaraku Andriani, Haslan, Hamdan dan Muh. Adnan yang selalu mensupport saya dalam keadaan apapun.

  12. Teman-teman tercinta Teman Alumni SMPN 1 Mare dan SMAN 1

  MARE yang telah menjadi teman berbagi ilmu dan semangat selama proses penulisan skripsi ini.

  13. Kepada patner Ahmad Saipul yang selalu membantu penulis mulai dari masuk kuliah sampai sekarang dia selalu memberikan semangat yang tiada henti-hentinya, membantu mengurus sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  14. Kepada para sahabat-sahabat penulis Andi Wulandari Amd.Kep,

  Sulfiana S.M, Andi Sri Irmadayani, Noviana Amd.Keb, Fatmasari S.Kes dan Nurdiana, yang senantiasan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  15. Sahabat-sahabat tercinta keluarga besar Iners14, Nunu, Imha muntaha,

  Asna, Lorna, Waode, Melda, Kitty dan masih banyak yang tidak bisa

  disebutkan satu persatu yang selalu setia mendengarkan segala kepusingan dan keluh kesah penulis selama menjadi mahasiswa. Terima kasih atas semuanya, semoga persahabatan kita kekal dunia akhirat Amin.

16. Kepada kakak 2013, adik-adik 2015, 2016 dan 2017 yang telah berpatisipasi selama masa studi penulis.

  Terlalu banyak orang yang berjasa kepada penulis selama menempuh pendidikan di UIN Alauddin Makassar sehingga tidak sempat dan tidak muat bila dicamtumkan semua dalam ruang sekecil ini. Penulis mohon maaf kepada mereka yang namanya tidak sempat tercamtum dan kepada mereka tanpa terkecuali, penulis mengucapakan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya semoga bernilai ibadah dan amal jaryah. Amin

  Semoga Allah swt memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya. Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan dan perbaikan sehingga akhirnya skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya kepada penulis sendiri serta bagi bidang pendidikan dan masyarakat.

  Samata, 30 Agustus 2018 Penulis,

  Hariani NIM:60400114039

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ......................................................................... i PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ ii PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii KATA PENGANTAR ....................................................................... iv-vii DAFTAR ISI ..................................................................................... viii-ix DAFTAR TABEL ............................................................................. x-xi DAFTAR GAMBAR ........................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiii ABSTRAK ........................................................................................ xiv ABSTRAC ........................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................. (1-6) 1.1.Latar Belakang .........................................................................

  1 1.2.Rumusan Masalah ....................................................................

  4 1.3.Tujuan Penelitian .....................................................................

  4 1.4.Ruang Lingkup Penelitian ........................................................

  4 1.5.Manfaat Penelitian....................................................................

  5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ (7-32) 2.1. Gambaran Tektonik Sulawesi Selatan ...................................

  7 2.2. Gempa Bumi ........................................................................

  8 2.3. Magnitudo.............................................................................

  13 2.4. Sesar/Patahan ........................................................................

  15

  2.5. Sesar Matano .......................................................................

  15 2.6. Hubungan Magnitudo dengan Frekuensi ...............................

  18 2.7. Arti Fisis dari Konstanta a .....................................................

  21 2.8. Arti Fisis dari Konstanta b ....................................................

  22 2.9. Metode Least Square.............................................................

  22 2.10. Metode Likelihood ..............................................................

  24 2.11. Indeks Seimisitas ................................................................

  25 2.12. Periode Ulang .....................................................................

  26 2.11. Prespektif Gempabumi dalam Kajian Alquran ....................

  26 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 34-41 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................

  34 3.2. Alat dan Bahan Penelitian .....................................................

  34 3.3. Metode Analisis dan Pengolahan Data ..................................

  35 3.4.Diagram Alir Penelitian .........................................................

  41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 42-66 4.1. Hasil Penelitian .....................................................................

  42 4.2. Pembahasan ..........................................................................

  59 BAB V PENUTUP ........................................................................... 67-68 5.1. Kesimpulan ...........................................................................

  67 5.2. Saran .....................................................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 69-70 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ L1 RIWAYAT HIDUP ........................................................................... L45

  DAFTAR TABEL

No.Tabel Keterangan Tabel Halaman

  48 4.4 Data region 2 gempa kedalaman menengah (60-300)km ........

  54

  52 4.10 Perhitungan magnitudo rata-rata dan magnitudo minimum ...

  4.9 Dabel analisis keseluruhan a-value dan b-value pada metode Least square .........................................................................

  50

  4.7 Data region i gempa kedalaman dangkal (0 – 60)km..............

  49

  49 4.6 Data region 3 gempa kedalaman menengah (60-300)km ........

  48 4.5 Data region 3 gempa kedalaman dangkal (0-60)km ..............

  47 4.3 Data region 2 gempa kedalaman dangkal (0-60)km ...............

  3.1 Format data yang diambil dari BMKG Wilayah IV Makassar dan USGS Earthquake. .........................................................

  46 4.2 Data region 1 gempa kedalaman menengah (60-300)km ........

  39 4.1 Data region 1 gempa kedalaman dangkal (0-60)km ...............

  38 3.8 Format analisis a-value dan b-value .......................................

  38 3.7 Perhitungan magnitudo rata-rata dan magnitudo minimum ....

  37 3.6 Format perhitungan frekuensi dan magnitudo ........................

  36 3.5 Format analisis a-value dan b-value .......................................

  35 3.4 Format perhitungan untuk mencari a-value dan b-value .........

  35 3.3 Format perhitungan frekuensi dan magnitudo ........................

  34 3.2 Data region pada kedalaman dangkal dan menengah .............

  4.11 Tabel analisis keseluruhan a-value dan b-value pada metode

  Likelihood ...............................................................................

  54 4.12 Tabel perbandingan a-value dan b-value kedua metode ...........

  56 4.13 Hasil analisis indeks seimisitas Least Square dan Likelihood ..

  57 4.14 Hasil analisis periode ulang Least Square dan Likelihood .......

  58

  4.17 Perbandingan antara metode Least Square dan metode Likelihood ..............................................................................

  63

  DAFTAR GAMBAR

No.Gambar Keterangan Gambar Halaman

2.1 Struktur geologi pulau sulawesi selatan .................................

  4.4 Grafik hubungan frekuensi dan magnitudo region 1 dangkal .................................................................................

  4.8 Grafik perbandingan a-value pada metode least square dan likelihood ........................................................................

  56

  4.7 Grafik perbandingan b-value (kerapuan batuan) pada least square dan likelihood ...................................................

  55

  4.6 Grafik perbandingan b-value dan a-value pada metode likelihood ..............................................................................

  53

  4.5 Grafik perbandingan b-value dan a-value pada metode least square ............................................................................

  51

  45

  8 2.2 Mekanisme gempa bumi ........................................................

  4.3 Peta seimisitas sesar matano Sulawesi Selatan periode 1996 -2017 ...................................................................................

  44

  4.2 Analisis gempabumi berdasarkan magnitudo dengan menggunakan program microsoft excel ................................

  43

  4.1 Analisis gempabumi berdasarkan kedalaman dengan menggunakan program microsoft excel .................................

  22

  2.4 Perbandingan frekuensi-magnitudo antara daerah 1 dan daerah 2 .................................................................................

  20

  9 2.3 Grafik hubungan magnitudo dan frekuensi ............................

  57

  

DAFTAR LAMPIRAN

No.Grafik Keterangan Halaman

  L.1 Lampiran hasil penelitian ....................................................... L2-L11 L.2 Lampiran dokumentasi ........................................................... L12-L19 L.4 Analisis data ........................................................................... L20-L2 L.5 Persuratan penelitian .............................................................. L25-L29 L.6 Persuratan SK pembimbing .................................................... L30

  ABSTRAK

  Nama : Hariani NIM : 60400114039

  Judul : Karakteristik Tektonik dan Periode Ulang Gempa Bumi pada Sesar Matano Sulawesi Selatan

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik tektonik pada sesar matano dengan melihat dari nilai a-value dan b-value serta periode ulang terjadinya gempa dengan menggunakan metode least square dan likelihood. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder BMKG dan United States Geological Survey (USGS) dari tahun 1996-2017. Data tersebut diolah berdasarkan nilai magnitudo, latitude, longitude dan kedalaman. Selanjutnya data dibagi menjadi tiga wilayah (region), kemudian diolah menggunakan metode least square dan lakelihod. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat seismisitas pada wilayah dengan menggunakan kedua metode ini bervariasi yaitu untuk metode least square nilai b

  • –value diperoleh 0.541-0.787

  dan a

  • –value 3.000-4.580 sedangkan untuk metode Likelihood diperoleh nilai b–

  value 0.581-0.738 dan nilai a

  • –value 3.864-4.904. Dari kedua metode diperoleh

  region yang berbeda yaitu sesar matano yang memiliki seismisitas yang tinggi atau daerah rawan gempa dan kerapuan batuannya tinggi. Dari analisis a-value dan b-value, dapat disimpulkan bahwa karakteristik tektonik pada sesar matano bahwa dengan menggunakan metode least square maupun likelihood nilai dari a-

  value (aktivitas gempa) lebih tinggi dibandingan b-value (kondisi batuan

  setempat). Hal ini menandakan bahwa aktivitas seismik pada sesar matano tergolong tinggi. Sedangkan untuk kondisi bantuan atau b-value, semakin besar nilai b-value maka semakin besar pula tingkat kerapuhan batuannya ataupun sebaliknya. Salanjutnya dari keseluruhan region yang ada maka dapat dinyatakan bahwa M ≥ 4 region yang tercepat yaitu region satu dangkal untuk kedua metode sedangkan untuk region tercepat yaitu region 1 menengah, b egitupun dengan M ≥ 5 dan M ≥ 6.

  Kata Kunci: Gempa, a-value, b-value dan Periode Ulang.

  

ABSTRACT

  Nama : Hariani NIM : 60400114039 Judul : Tectonic Characteristics and Earthquake Recurrence Period at Matano Fault South Sulawesi.

  This study aims to determine the tectonic characteristics of the matano fault by looking at the value of a-value and b-value and the return period of the earthquake by using the least square and likelihood methods. The method used in this study uses secondary data from BMKG and United States Geological Survey (USGS) from 1996-2017. The data is processed based on the value of magnitude, latitude, longitude and depth. Then the data was divided into three regions, then processed using the least square and likelihood methods. The results showed that the level of seismicity in the area using these two methods varied, namely for the least square method the b-value value was obtained 0.541-0.787 and a value of 3000-4.580 while for the Likelihood method the value of b-value was 0.581-0.738 and the value of a

  • – value 3,864-4,904. From the two methods, different regions are obtained, namely matano faults which have high seismicity or earthquake-prone areas and high rock fragility. From the a-value and b-value analysis, it can be concluded that the tectonic characteristics of the matano faults by using the least square method and likelihood value of a- value (earthquake activity) are higher than the b-value (local rock conditions). This indicates that seismic activity in the matano fault is high. Whereas for help or b-value conditions, the greater the b-value value, the greater the degree of fragility of the stone or vice versa. Furthermore, from the entire region, it can be stated that M ≥ 4 is the fastest region, namely one shallow region for both methods, while for the fastest region is region 1 intermediate, as well as M ≥ 5 and M ≥ 6.

  Keywords: Earthquake, a-value, b-value and Repeat Period.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai wilayah yang mempunyai tatanan geologi yang

  unik dan rumit. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak pada jalur pertemuan tiga lempeng besar dunia yaitu lempeng Indo-Australia yang begerak ke Utara, lempeng Eurasia yang begerak relatif ke Selatan dan lempeng Pasifik yang relatif bergerak ke Barat. Akibat dari kondisi tersebut, pada daerah pertemuan antara lempeng dan pada daerah sesar aktif sering terjadi gempa bumi. Pertemuan ketiga lempeng bertumbukan secara relatif mengakibatkan daerah Sulawesi menjadi salah satu daerah yang memiliki tingkat kegempaan yang cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan katalog gempa BBMKG Wilayah IV Makassar pada tahun 2017 terjadi 1052 kejadian gempa di wilayah Sulawesi dengan kekuatan gempa M

  3 SR

  • – 6 SR. Berdasarkan data kejadian gempabumi didominasi oleh gempabumi dangkal sebanyak 871 kejadian. Diantaranya gempa yang dapat dirasakan manusia termasuk gempa yang dapat merusak (Data Laporan BMKG, 1 Januari- 31 Desember 2017).

  Sesar (patahan) Matano merupakan salah satu sesar yang aktif di daratan Sulawesi yang memanjang dengan arah barat laut

  • – tenggara. Di daratan Sulawesi, sesar ini terukur sepanjang 170 km mulai dari daerah pantai Bahodopi di Teluk Tolo, ke arah barat laut melewati sepanjang lembah Sungai Larongsangi ke area di sebelah utara Desa Lampesue, Petea, sepanjang pantai Danau Matano, Desa
Matano dan menyambung di Barat laut dengan lembah Sungai Kalaena. Mekanisme sesar ini adalah sesar geser kiri dengan pergeseran relative 5 mm/ tahun. Secara kolektif sejak terbentuk, sesar ini telah menghasilkan total pergeseran batuan kurang lebih 20 km ke arah barat laut, ditandai dengan batuan- batuan di utara jalur sesar yang bergeser sepanjang sekitar 20 km tadi (Budhi, 2017)

  Sejarah telah mencatat beberapa kejadian gempa bumi telah dihasilkan oleh kesalahan ini, menyebabkan guncangan kuat yang mengakibatkan penghancuran beberapa rumah dan infrastruktur penduduk sekitarnya (BMKG, 2011). Sebagian besar fasilitas infrastruktur seperti pondasi jalan, bendungan, rumah, dan lainnya dibangun dengan bahan beton. Beberapa struktur beton ini mengalami gaya getaran seperti pemuatan benturan atau kejutan dinamis dari gempa bumi.

  Fenomena ini dapat menyebabkan struktur beton gagal (Vitria, 2011). Kecelakaan atau peristiwa di wilayah tertentu biasanya akan dilaporkan oleh media massa dalam berbagai ekspresi (Sato, 2017).

  Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang periode ulang di sulawesi utara oleh Alfath (2009) dengan menggunakan metode distrubusi Weibull bahwa secara umum, daerah sulawesi mempunyai periode ulang antara 2 bulan sampai 23 Tahun 6 bulan (Alfath, 2009)

  Penelitian lain tentang periode ulang yang telah dilakukan oleh Aprialian (2014) tentan g “Analisa Tingkat Seismisitas dan Periode Ulang Gempa Bumi Di Maluku”. Penelitian ini menggunakan metode maksimum Likelihood dengan Nilai periode ulang dengan M

  ≥ 6 SR untuk seluruh daerah provinsi Maluku adalah 1 tahun-4 tahun (Aprialian, 2014) Dampak nyata akibat tumbukan antara ketiga lempeng yang berada di sekitar Sulawesi terjadi beberapa gempabumi di Sorowako diantaranya gempabumi pada Selasa 24 Oktober 2017 pukul (12:08:31) wita dengan pusat gempa pada koordinat 2.39 LS dan 121.34 BT yang berjarak 28 km arah Timur Laut Luwu Timur pada kedalaman hiposenter 10 kilometer, memiliki kekuatan magnitudo 4 SR dirasakan di Sorowako dan merusak pada skala intensitas II MMI. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah Sulawesi merupakan daerah yang memiliki tatanan tektonik yang aktif, bukan hanya tatanan tektoniknya saja yang rumit melainkan struktur penyusun batuannya yaitu batuan yang bersifat kontinen yang terdiri atas batuan gunung api, sedimen berumur mesozoikum, kuarter dan malihan berumur kapur (Daryono, 2011).

  Beberapa metode yang sering digunakan untuk menentukan tingkat seismisitas di suatu daerah yaitu metode Least Square dan Likelihood serta beberapa metode lainnya. Metode Least Square mempunyai pengertian suatu analisis tentang hubungan, yaitu seberapa jauh hubungan antara variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas / terikat (dependent variable). Metode Least Square (Regresi Linear) juga disebut sebagai suatu analisis statistik yang memanfaatkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Sedangkan metode adalah sebuah metode yang digunakan untuk memecahkan beberapa

  Likelihood masalah tentang statistik seimologi yaitu tentang periode ulang gempa bumi.

  Berdasarkan fakta tersebut, perlu dilakukan penelitian yang komprehensif untuk mendapatkan karakteristik tektonik pada sesar Matano terhadap danau Matano yang dilakukan penelitian secara seismisitas gempa dari peta seismisitas. namun pendekatan ini kualitatif maka diperlukan statistik yaitu salah satunya menggunakan metode statistik guttemberg richter yang telah dikembangkan menjadi periode ulang gempa bumi dengan menggunakan Metode Likelihood demi mitigasi masyarakat soroako, terutama di wilayah danau Matano. Untuk penelitian ini dilakukan pengolahan data gempabumi di wilayah danau Matano dengan koordinat batas penelitian dari lintang 1.6°LS – 3.46°LS dan bujur dari 120.22°BT – 122.47°BT.

1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian di atas maka akan dirumuskan pokok permasalahan dalam studi ini adalah sebagai berikut:

1. Seberapa besar nilai a-value dan b-value dengan menggunakan metode

  Least Square dan metode Likelihood? 2.

  Bagaimana karakteristik tektonik sesar Matano? 3. Bagaimana periode ulang gempa bumi signifikan pada sesar Matano dengan menggunakan metode Least Square dan metode Likelihood?

1.3 Tujuan Penelitian

  Tujuan yang akan diteliti pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui nilai a-value dan b value dengan menggunakan metode dan metode Likelihood.

  Least Square 2.

  Untuk mengetahui karakteristik tektonik sesar Matano.

3. Untuk mengetahui periode ulang gempa bumi signifikan di sesar Matano dengan menggunakan metode Least Square dan metode Likelihood.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka batasan masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Karakteristik yang diteliti pada penelitian ini adalah aktivitas daerah pengamatan (a-value) dan sifat batuan setempat (b-value).

  2. Dalam menentukan periode ulang gempa bumi digunakan metode Least Square dan metode Likelihood.

  3. LS LU

  • – 3.46 Wilayah penelitian ini dibatasi dengan titik koordinat 1.6 dan 120.22 BT BT.
  • – 122.47 4.

  Data gempa yang dijadikan sumber data mulai dari Januari 1996 – Desember 2017 dengan periode 21 tahun terakhir.

  5. Data gempa yang dijadikan sumber data sekunder akan diambil berdasarkan data laporan BMKG Wilayah IV Makassar dan situs USGS Earthquake.

  6. Data gempa yang digunakan dalam penentuan periode ulang dengan menggunakan metode least Square dan metode Likelihood adalah gempa yang berkekuata n M ≥ 3 SR dengan kedalaman > 0 – 300 km.

  7. Parameter yang terukur pada penelitian ini adalah periode ulang, pergerakan lempeng (a-value) dan parameter tektonik (b-value)

  8. Periode ulang yang dihitung yaitu pada Magnitudo lebih besar dari 4 (M ≥ 4, M ≥ 5, dan M ≥ 6).

1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat dari penelitian yang akan dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Sebagai informasi awal untuk mitigasi bencana kepada masyarakat agar mewaspadai terjadinya gempabumi yang tidak dapat diramalkan kapan kejadiannya, terkhusus untuk daerah sesar matano. Sehingga dapat dijadikan bahan antisipasi datangnya gempa bumi merusak.

  2. Sebagai informasi awal untuk mitigasi bencana kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah setempat untuk digunakan sebagai studi awal indikasi atau precursor gempabumi. Hal ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam lagi baik di tempat penelitian ini maupun di tempat-tempat penelitian lainnya yang memiliki aktivitas tektonik tinggi sehingga dimasa mendatang penelitian ini dapat dipakai untuk mitigasi bencana.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

  2.1 Gambaran Tektonik Sulawesi Selatan

  Daerah penelitian secara tepatnya berada didaerah Luwu Timur khususnya daerah Matano Kecamatan Nuha, yaitu Sesar Matano yang merupakan sesar geser sinistral. Sesar ini mulai aktif setelah proses kolisi yang terjadi pada Miosen Awal (Surono, 2010).

  Daerah ini dipilih karena aktivitas seismik atau kegempaan di daerah penelitian pada saat ini tergolong sangat tinggi (USGS Earthquake Achieve, 2015) sehingga dapat dikatakan pada saat ini, daerah ini merupakan daerah yang cukup aktif secara tektonik. Matano merupakan sebuah danau tektonik purba yang terbentuk dari aktifitas pergerakan lempeng kerak bumi pada akhir masa Pliosin sekitar 1-4 juta tahun yang lalu. Karena kedalaman serta panjang danau yang cukup signifikan, diduga kuat pembentukan danau Matano dipicu murni dari mekanisme tektonik patahan mendatar dari sesar Matano itu sendiri (Haffneret, 2001).

  Danau Matano terkenal sebagai danau terdalam di Indonesia dan berada di peringkat 11 danau terdalam di dunia. Danau ini berada 382 mdpl, berukuran panjang 25 km, lebar 6 km, kedalaman 600 m dan menjadi penopang hidup warga Soroako sebagai sumber air bersih dan energi listrik untuk menggerakkan pabrik pertambangan. Dari penelitiannya, Ahmad (1977) mengungkapkan bahwa posisi danau Matano tepat berada di atas zona patahan/sesar aktif Matano. Namun pendapat berbeda diungkapkan Abdullah (1927) mengungkapkan bahwa sesar Matano karena melintas didekat dengan danau Matano. Berdasarkan fakta tersebut, perlu dilakukan penelitian yang komprehensif untuk mendapatkan karakteristik tektonik pada sesar Matano terhadap danau Matano serta dan periode ulang gempa bumi demi mitigasi masyarakat soroako, terutama di wilayah danau Matano. Untuk penelitian ini dilakukan pengolahan data gempabumi di wilayah danau Matano dengan koordinat batas penelitian dari lintang 1.6°LS – 3.46°LS dan bujur dari 120.22°BT – 122.47°BT.

  Gambar II.1 Struktur Geologi Pulau Sulawesi Selatan (Amstrong, 2012)

2.2 Gempabumi

  Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi. Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat selalu bergerak dan gempabumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan (Ibrahim, dkk, 2010).

  Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang seismik yang efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Setiap tahun planet bumi digoyang oleh lebih dari 10 gempa bumi besar yang membunuh ribuan manusia, merusak bangunan, dan infrastruktur serta menjadi bencana alam yang menimbulkan dampak negative terhadap perekonomian dan sosial pada daerah di sekitar yang diakibatkannya (Gunawan, 2006).

  Gelombang yang dipancarkan oleh gempa tektonik tersebut akan menjalar keseluruh penjuru, tidak hanya melewati permukaan bumi melainkan juga melalui bagian bumi bagian dalam dan bahkan seringkali gelombang tersebut melewati inti bumi sebelum ditangkap oleh suatu stasiun pencatat gempa.

  Gambar II.2 Mekanisme Gempa Bumi (Sumber: Ibrahim dkk 2000) Gambar II.2.Mekanisme gempabumi yang menjadi sumber gempa tektonik.

  Garis tebal vertikal menunjukan pecahan atau sesar pada bagian bumi yang padat. Pada keadaan I menunjukan suatu lapisan yang belum terjadi perubahan bentuk geologi. Karena didalam bumi terjadi gerakan yang terus-menerus, maka akan terdapat stress yang lama kelamaan akan terakumulasi dan mampu merubah bentuk geologi dari lapisan batuan. Keadaan II menunjukan suatu lapisan batuan telah mendapat dan mengandung stress dimana telah terjadi perubahan bentuk geologi. Untuk daerah A mendapat stress ke atas, sedang daerah B mendapat stress ke bawah. Proses ini berjalan terus sampai stress yang terjadi (dikandung) di daerah ini cukup besar untuk merubahnya menjadi gesekan antara daerah A dan daerah B. Lama kelamaan karena lapisan batuan sudah tidak mampu lagi untuk menahan stress, maka akan terjadi suatu pergerakan atau perpindahan yang tiba- tiba sehingga terjadilah patahan. Peristiwa pergerakan secara tiba-tiba ini disebut gempabumi.

  Pada keadaan III menunjukkan lapisan batuan yang sudah patah, karena adanya pergerakan yang tiba-tiba dari batuan tersebut. Gerakan perlahan-lahan sesar ini akan berjalan terus, sehingga seluruh proses diatas akan diulangi lagi dan sebuah gempa akan terjadi lagi setelah beberapa waktu lamanya, demikian seterusnya. Teori Reid ini dikenal dengan nama “Elastic Rebound Theory”.

  Penyebab terjadinya gempabumi disebabkan oleh gerakan-gerakan lempeng bumi. Bumi memiliki lempeng-lempeng yang suatu saat akan bergerak karena adanya tekanan atau energi dari dalam bumi. Lempeng-lempeng tersebut bisa bergerak menjauh (divergen), mendekat (konvergen) atau melewati (transform).

  Gerakan lempeng-lempeng tersebut bisa dalam waktu yang lambat maupun dalam waktu yang cepat. Energi yang tersimpan dan sulit keluar menyebabkan energi tersebut tersimpan sampai akhirnya energi itu tidak dapat tertahan lagi dan terlepas yang menyebabkan pergerakan lempeng secara cepat dalam waktu yang singkat yang menyebabkan terjadinya getaran pada kulit bumi (Josina, 2011).

  Menurut Gunawan dan Subardjo (2010), berdasarkan penyebab terjadinya gempabumi dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu:

  1. Gempabumi tektonik, yaitu gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas pergerakan lempeng tektonik misalnya adanya tumbukan antar lempeng pembentuk kulit bumi.

  2. Gempabumi vulkanik, yaitu gempabumi yang terjadi karena adanya aktivitas vulkanik misalnya desakan magma dari gunungapi ke permukaan.

  Gempabumi ini memiliki kekuatan kurang dari 4 SR dan termasuk gempabumi sedang.

  3. Gempabumi terban atau runtuhan, yaitu gempabumi yang terjadi karena adanya runtuhan atau longsoran dari massa batuan. Gempabumi ini memiliki kekuatan yang sangat kecil sehingga getarannya tidak bisa terasa dan hanya bisa terdeteksi oleh seismograf. Gejala ini disebut dengan tremor dan banyak terjadi di pegunungan.

  4. Gempabumi buatan, yaitu gempabumi yang sengaja dibuat oleh manusia, seperti ledakan dinamit atau ledakan nuklir untuk mencari bahan tambang.

  5. Gempabumi imbasan merupakan gempabumi yang biasa terjadi disekitar dam akibat fluktuasi air dam.

  Menurut Agung (2010) Gempa bumi berdasarkan kedalamannya dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Gempabumi dangkal (kedalaman 0 - 60 km)

  Gempabumi dangkal yang terjadi di daratan biasanya berasosiasi dengan patahan-patahan besar yang bergeser atau bergerak akibat pergerakkan lempeng. Gempabumi dangkal memiliki daya rusak kontsruksi yang sangat kuat. Hal ini disebabkan jarak hiposenter relatif dekat dengan permukaan sehingga getaran gempa terasa sangat kuat dipermukaan. Walaupun skala gempanya hanya memiliki amplitudo 4 - 5 SR namum mampu merusakkan bangunan. Sedangkan gempabumi dangkal yang terjadi di laut bisa mengakibatkan tsunami bila kekuatan gempa 6 SR.

  2. Gempabumi dalam (kedalaman 60 – 300 km) Bumi terdiri dari tiga lapisan utama yaitu crust, mantle dan core. Crust atau lithosfer adalah lapisan yang paling terluar dari bumi berbentuk padat dengan ketebalan lapisan mencapai 100 km. Lithosfer terdiri dari kerak bumi dan bagian atas selubung. Gempa-gempa dalam terjadi pada kedalaman dibawah kerak bumi.

  Sehingga digolongkan sebagai gempa-gempa yang mungkin tidak berasosiasi dengan penampakan patahan di permukaan. Namun gempa-gempa ini masih dapat diperkirakan mekanisme terjadinya.

  3. Gempabumi sangat dalam ( > 300 km) Gempa sangat dalam ini sebenarnya relatif sering terjadi. Namun karena berada pada kedalaman dibawah 300 km maka manusia tidak bisa merasakan getarannya. Gempa sangat dalam merupakan gempa-gempa yang disebabkan oleh pergerakan kerak benua.

2.3 Magnitudo

  Magnitudo adalah ukuran kekuatan gempa berdasarkan energi yang dilepaskan di hyposenter . Konsep “magnitudo gempa bumi” sebagai skala kekuatan relatif hasil dari pengukuran fase amplitude. Magnitudo dikemukakan pertama kali oleh K.Wadati dan C.Richter sekitar tahun 1930 (T. Lay and T.C.Wallace, 1995).

  Suatu harga magnitudo diperoleh sebagai hasil analisis tipe gelombang seismik tertentu (berupa rekaman getaran tanah yang tercatat paling besar) dengan memperhitungkan koreksi jarak stasiun pencatat ke episenter . Adapun jenis jenis magnitudo yang umum digunakan yaitu:

  1) Magnitudo Lokal (ML)

  Magnitudo lokal pertama kali diperkenalkan oleh Richter diawal tahun 1960 dengan menggunaka data kejadian gempa bumi di daerah California yang direkam oleh seismograf Woods Anderson.

  Menurutnya dengan mengetahui jarak episenter ke seismograf dan mengukur amplitudo maksimum dari sinyal yang tercatat di seismograf maka dapat dilakukan pendekatan untuk mengetahui be sarnya gempa bumi yang terjadi.

  2) Magnitudo Body (Mb)

  Terbatasnya pennggunaan magnitudo lokal untuk jarak tertentu membuat dikembangkannya tipe magnitudo yang bisa digunakan secara luas. Salah satunya adalah magnitudo body (Mb). Magnitudo ini didefinisikan berdasarkan catatan amplitudo dari gelombang P yang menjalar melalui bagian dalam bumi.

  3) Magnitudo Permukaan (Ms) Selain magnitudo body dikembangkan pula magnitudo permukaan (Ms).

  Magnitudo tipe ini didapatkan sebagai hasil pengukuran terhadap gelombang permukaan. Untuk jarak Δ > 600 km seismogram periode panjang dari gempa bumi dangkal didominasi oleh gelombamg permukaan.

  Gelombang ini biasanya mempunyai periode sekitar 20 sekon. Amplitudo gelombang permukaan sangat tergantung pada jarak Δ dan kedalaman sumber gempa bumi. Gempa bumi dalam tidak menghasilkan gelombang permukaan.

  Sehingga Ms tidak memerlukan koreksi kedalaman.

  4) Magnitudo Moment (Mw)

  Kekuatan gempa bumi sangat berkaitan dengan energi yang dilepaskan oleh sumber gempa bumi. Pelepasan energi ini berbentuk gelombang yang menjalar kepermukaan dan bagian dalam bumi. Dalam penjalarannya energi ini mengalami pelemahan karena absor bsi dari batuan yang dilaluinya, sehingga energi yang sampai stasiun pencatat kurang menggambarkan energi gempa bumi di hiposenter.

  Berdasarkan teori elastik rebound diperkenalkan istilah momen seismik. Momen seismik ini dapat diestimasi dari dimensi pergeseran bidang sesar atau dari analisis karakteristik gelombang gempa bumi yang direkam di stasiun pencatat.

  5) Magnitudo Durasi (MD)

  Magnitudo Durasi (Duration Magnitudo) yang merupakan fungsi dari total durasi sinyal seismik. Magnitudo durasi sangat berguna dalam kasus sinyal yang sangat besar amplitudonya (off-scale) yang mengaburkan jangkauan dinamis sistem pencatat sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan pembacaan apabila dilakukan estimasi menggunakan ML (Massinon. B, 1986).

2.4 Sesar/Patahan

  Sesar (fault) adalah suatu rekahan pada batuan yang mengalami pergeseran sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah yang sejajar dengan bidang patahan. Menurut Simpson, sesar adalah rekahan pada masa batuan yang telah memperlihatkan gejala pergeseran pada kedua belah sisi bidang rekahan. Dari kedua pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sesar adalah rekahan pada batuan yang memperlihatkan gejala pergeseran (Asikin,1979).

  Secara umum, sesar diklasifikasikan berdasarkan atas dibidang sesar dan arah gerak relatifnya yaitu :

1. Sesar normal (normal fault) 2.

  Sesar mendatar (transform fault) 3. Sesar naik (reserve fault)

2.5 Sesar Matano

  Sesar (patahan) Matano merupakan salah satu sesar yang aktif di daratan Sulawesi yang memanjang dengan arah barat laut - tenggara. Di daratan Sulawesi, sesar ini terukur sepanjang 170 km mulai dari daerah pantai Bahodopi di teluk Tolo, ke arah barat laut melewati sepanjang lembah Sungai Larongsangi ke area di sebelah utara desa Lampesue, Petea, sepanjang pantai Danau Matano, Desa Matano dan menyambung di barat laut dengan lembah Sungai Kalaena. Meski masih menjadi perdebatan, beberapa ahli seperti Tjia dan Hamilton mempercayai bahwa sesar ini menyambung jauh ke timur dengan Sesar Sorong yang ada di Papua.

  Mekanisme sesar ini adalah sesar geser kiri dengan pergeseran relative 5 mm/tahun. Secara kolektif sejak terbentuk, sesar ini telah menghasilkan total pergeseran batuan kurang lebih 20 km ke arah barat laut, ditandai dengan batuan- batuan di utara jalur sesar yang bergeser sepanjang sekitar 20 km tadi. Sesar ini terbentuk sebagai hasil dari pergerakan lempeng Samudera Pasifik yang bergerak ke arah barat. Pergerakan ini telah menghasilkan gaya tekan di wilayah bagian timur Indonesia yang selanjutnya menghasilkan retakan yang panjang mulai dari kepala burung Papua sampai daratan Sulawesi. Seiring dengan tekanan yang terus berlangsung akibat pergerakan dari arah timur tersebut, pergerakan ini akhirnya menghasilkan gerakan di sepanjang retakan tersebut dan akhirnya terbentuklah sebuah sesar. Arti sesar sendiri secara simple adalah retakan di kulit bumi dimana sudah ada pergerakan di sepanjang retakan tersebut.

  Pada sesar besar, umumnya sesar tidak hanya terdiri dari satu garis lurus, tetapi merupakan kumpulan beberapa sesar sejajar yang berdekatan dan membentuk suatu zona sesar yang panjang. Ini juga yang terjadi di Sesar Matano. Di Sorowako, area di antara sesar-sesar yang sejajar tersebut membentuk lembah besar dan dalam, berupa Danau Matanao. Lembah ini terbentuk dari dua sesar sejajar yang memanjang di sepanjang kedua sisi utara dan sisi selatan Danau Matano.