BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Liya Febriana Ayuningtyas BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi merupakan sebuah wadah yang dipakai untuk melakukan

  kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Dimana pelaku kegiatan tersebut adalah manusia yang merupakan anggota atau peserta dari organisasi, baik organisasi yang bergerak bidang perdagangan, perbankan maupun bidang pemerintahan. Mereka akan melakukan aktivitas maupun rangkaian untuk mencapai tujuan organisasi. Manusia merupakan makhluk hidup yang mana mempunyai perilaku yang didasarkan atas nilai yang dianut oleh manusia tersebut sehingga dapat melakukan kewajiban dan hak nya masing–masing untuk menghasilkan produktifitas seoptimal mungkin dan senyaman mungkin ketika ditempat kerja. Didalam organisasi sumber daya manusia merupakan aspek yang krusial yang menentukan efektifan suatu organisasi, bahwa organisasi perlu mendidik, merekrut, dan mempertahankan sumber daya manusia agar bisa mempertahankan atau dapat memberikan kinerja yang lebih baik. Setiap perusahaan selalu mempunyai SDM, dimana SDM ini berfungsi menggerakan roda perekomian dan menjalankan proses-proses atau kegiatan dalam perusahaan.

  Seperti di perusahaan Royal Korindah Purbalingga perusahaan ini merupakan perusahaan yang berdiri sudah lama dan merupakan perusahaan penghasil bulu mata di area Purbalingga. Di sana terdapat delapan bangunan

  1 yang mana bangunan pertama merupakan kantor utama, 5 bangunan dibelakang merupakan bangunan produksi dan 2 bangunan yang terakhir merupakan paking dan gudang. Dikantor ini terdapat banyak pekerja, yang biasa disebut dengan karyawan. Karyawan ini bertugas mengurus karyawan dibagian produksi, pengecekan barang, membuat sampel, membuat design, mengatur karyawan produksi melalui supervaisor masing-masing, serta pembukuan dalam kantor.

  Di perusahaan ini, juga terdapat struktur organisasi yang terdiri dari karyawan yaitu: factori manager berjumlah 1orang, expenses, secretary berjumlah 1 orang, Accounting berjumlah 7orang, IT 3 orang, MR, HR dan GA 12 orang, PPIC 67 orang, Produksi, QA 225 orang, Engineering 22 orang.

  Struktur diatas mempunyai tugas dan kewajiban masing-masing dalam perusahaan. Dan yang akan di teliti dalam penelitian ini yaitu pada karyawan bagian Accounting (merupakan bagian perhitungan atau pencatatan pengeluaran dan pemasukan dalam perusahaan) IT, HR dan GA (General Affair), QA(Qualiy Assurance) serta Engineering (pengembangan produk dan mesin-mesin pendukung) yang semuanya berjumlah 269 karyawan. Berarti secara otomatis karyawan harus bisa semaksimal mungkin beradaptasi dengan lingkungan dan mempergunakan fasilitas yang ada untuk menyelesaikan tugasnya.

  Setiap karyawan harus memiliki motivasi, tujuan, cara kerja serta kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan dalam kerja. Karakteristik dan kebiasaan ini bisa diartikan sebagai etos kerja. Etos kerja setiap orang pasti berbeda satu dengan yang lain, karena setiap orang pasti mempunyai perilaku, cara pandang, prinsip bahkan sifat tentang cara kerja yang berbeda sesuai pribadi dan job deskripsi masing-masing karyawan. Dengan adanya etos kerja tersebut berarti seseorang juga mempunyai tujuan hidup yang berbeda–beda sesuai harapannya.

  Hasil penelitian firman (2007) mengenai etos kerja karyawan yang dapat diambil kesimpulan bahwa etos kerja dapat dilihat dari disiplin kerja dalam melaksanakan tugas sehari-hari yang belum memuaskan hal ini ditandai dengan 46,57% banyak Kepala Sekolah SD Kota Padang Panjang yang tidak disiplin waktu dan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan keadaan seperti ini akan berpengaruh dengan karyawan lainya yang ada di perusahaan dan membuat suasana perusahaan kurang nyaman untuk bekerja.

  Menurut Tasmara (2002) etos kerja merupakan totalitas kepribadian diri, serta cara mengekpresikan memandang, meyakini dan memberikan makna ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih penghasilan yang optimal, sehingga pola hubungan antar manusia dengan dirinya dan antar manusia dengan makhluk lainya dapat terjalin dengan baik. Berarti jika seseorang memiliki semangat bahkan motivasi dari dalam diri maka etos kerja yang diperoleh atau dihasilkan akan tinggi. Sebaliknya jika seseorang tidak mempunyai semangat maka etos kerja yang diperoleh akan rendah.

  Setelah melakukan interview dan observasi, 26 April 2011 serta 29 April 2011 khususnya karyawan bagian accounting, IT, HR dan GA serta Engineering. Sebagian karyawan di Royal Korindah merasa bekerja hal yang membebani, karena mereka masih ingat dengan pekerjaan rumah serta anak yang ditinggalkan saat bekerja, menurut karyawan Accounting juga beranggapan kerja hanya menghambat kesenangan ketika ia akan berkumpul dan bermain dengan teman-temannya, selain itu ia merasa bekerja merupakan hal yang membosankan dengan situasi atau keadaan lingkungan kantor.

  Dan pada tanggal 29 April 2011 saat melakukan observasi, ada beberapa karyawan laki–laki dan perempuan sedang asik bersanda-gurau dengan karyawan lain saat jam kerja, serta masih ada karyawan yang kurang mematuhi peraturan perusahaan. Mereka jarang berdiskusi saat melakukan pekerjaan bahkan sering berkelompok dengan teman atau karyawan yang dianggap kenal saat beersanda-gurau.

  Dengan adanya hal semacam ini, maka etos kerja akan dipengaruhi oleh suasana tersebut, misalnya hubungan karyawan yang masih berkelompok, kurang disiplin saat jam kerja, kurang adanya interaksi atau diskusi antar karyawan dengan keadaan seperti ini karyawan akan merasa tidak nyaman berada di kantor. Seharusnya karyawan harus bisa menyesuaikan lingkungan seperti pendapat Gilmer (1984) bahwa iklim organisasi merupakan keadaan di dalam organisasi dimana setiap anggota saling berinterakasi, membatasi dan mengenali satu sama lain, serta menentukan kualitas kerjasama, pembagian anggota organisasi dan eksistensi yang akan mengubah tujuan menjadi lebih baik, bararti iklim organisasi berhubungan dengan organisasi baik peralatan untuk proses kerja maupun hubungan antar karyawan baik dengan atasan serta dengan rekan kerja dalam kantor.

  Berdasarkan hasil interview Menurut “SR” karyawan bagian IT, bahwa di perusahaan setiap karyawan kurang bisa berbaur dengan seluruh karyawan dan hanya teman dekatnya saja yang mereka kenal. Karyawan lain kurang bisa membantu atau kerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan bersama.

  Lebih-lebih suasana kantor yang kurang ada interaksi lancar dan kurang koordinasi dengan rekan kerja serta kurang diskusi dalam memulai atau saat bekerja. Menurut PS, karyawan bagian QA (pengecekan barang jadi) ia merasa senang berkelompok dengan teman dekatnya dan merasa memiliki perlakuan sama terhadap peraturan yang ada di perusahaan. Saat bekerja pun ia merasa bosankan serta jenuh dengan rutinitas yang sama. Selain itu penghasilan yang kurang memenuhi, bahkan karyawan sering melihat kesenjangan dan perlakuan khusus pada atasan dengan bawahan. Dengan adanya situasi di PT Royal Korindah, maka karyawan menganggap bahwa bekerja sesuatu hal yang membebani, bekerja menghambat kesenangan, serta dilingkungan kerja masih ada pengelompokan dan kurang adanya hubungan komunikasi serta interaksi antar departemen dan rekan kerja satu departemen.

  Seharusnya masing-masing karyawan mempunyai motivasi dalam dirinya agar dapat melaksanakan tugas-tugas yang ada. Bahkan tiap–tiap karyawan mampu menghargai serta dapat berhubungan baik antar sesama dan merasa nyaman saat bekerja. Pada akhirnya, iklim organisasi oleh hampir semua hal yang berhubungan dengan organisasi baik peralatan untuk proses kerja maupun hubungan antar karyawan baik dengan atasan serta dengan rekan kerja dalam kantor. Jika karyawan di kantor tidak bisa berbaur bahkan kurang interaksi dengan yang lain maka berdampak menghambat kinerja para karyawan dikantor, walaupun peralatan sudah memenuhi tetapi hubungan interaksi yang kurang lancar dan kurang koordinasi dengan rekan kerja serta kurang diskusi dalam memulai atau saat bekerja, Hal seperti ini yang akan menurunkan semangat dalam bekerja dan dengan lingkungan perusahaan dengan karyawan yang senang berkumpul atau berkelompok dengan teman dekatnya, maka akan membuat karyawan lain merasa kurang nyaman dan kurang diperhatikan karyawan lain.

  Menurut Kartikandri (2002) iklim organisasi yang menyenangkan akan membuat karyawan merasa senang untuk tinggal didalamya serta terpacu untuk meningkatkan etos kerja. Sehingga setiap karyawan harus memiliki etos kerja yang baik yaitu dengan berperilaku disiplin saat bekerja, dapat bertanggung jawab, jujur, teliti, dapat menghargai, dapat berkomunikasi dengan baik, berinteraksi dengan yang lain, ulet dan bisa menyelesaikan tugas bersama-sama. Jika setiap karyawan mempunyai etos kerja yang seperti ini maka hubungan bersama dapat terjalin dengan baik dan tidak ada lagi konformitas antar depertemen.

  Menurut pendapat Nitisemito (1977) bahwa iklim organisasi adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebabankan. Sama halnya dengan PT Royal Korindah, perusahaan ini masih perlu dibenahi dari segi kedisiplinan, kurang bisa berbagi dan kurang membantu pekerjaan teman yang belum selesai, selalu mencampurkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi sehingga menganggap kerja sebagai hal yang membebani, menghambat kesenangan, membosankan dengan rutinitas yang monoton, dan di kantor masih ada pengelompokan dan kurang komunikasi serta interaksi antar departemen dan rekan kerja satu departemen. Karyawan kurang mempunyai motivasi dalam diri, sehingga kerja sebagai hal yang terpaksa, mereka kadang merasa jenuh serta mereka juga kurang merasa nyaman dengan keadaan perusahaan dengan iklim yang kurang menyenangkan akan berpengaruh dengan etos kerja dari pribadi seseorang.

  Berdasarkan permasalahan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh iklim organisasi terhadap etos kerja pada karyawan bulu mata di PT Royal Korindah Purbalingga.

  B. Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah, Apakah ada pengaruh iklim organisasi terhadap etos kerja pada karyawan bulu mata di PT Royal Korindah Purbalingga

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim organisasi terhadap etos kerja pada karyawan bulu mata di PT Royal Korindah Purbalingga

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoritis Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu psikologi industri dan organisasi yang berkaitan dengan pengetahuan iklim organisasi dan etos kerja karyawan.

2. Manfaat praktis a.

  Perusahaan Memberikan informasi kepada perusahaan agar dapat membantu untuk membentuk iklim organisasi yang baik, dengan menyediakan lingkungan yang nyaman seperti ventilasi, udara, peralatan serta penerangan yang maksimal, sehingga karyawan yang bekerja merasa nyaman b. Karyawan

  Memberi pengetahuan kepada karyawan tentang iklim organisasi yang baik, sehingga dapat meningkatakan etos kerja masing-masing karyawan, dengan semangat, kerja keras, tanggung jawab dan bisa ber komunikasi dengan karyawan lain saat menyelesaikan pekerjaanya.