019 293 308 Penyelidikan Landaian suhu Daerah Pnas Bumi Bonjol

Buku 1 : Bidang Energi

PENYELIDIKAN LANDAIAN SUHU DAERAH PANAS BUMI BONJOL,
KABUPATEN PASAMAN, PROVINSI SUMATERA BARAT
Arif Munandar, Suparman, Robertus SLS
Kelompok Program Penelitian Panas Bumi
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Secara administratif daerah panas bumi Bonjol termasuk dalam wilayah Kecamatan Bonjol,
Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Sedangkan sumur BJL-1 berada pada
koordinat 100°12’44,64” BT dan 0°0’6,90” LU atau 634920 mE dan 0000212 mN dengan
elevasi 236 m di atas permukaan laut.

Umumnya proses ubahan yang terjadi di sumur BJL-1 sampai kedalaman akhir (250,80 m)
masih menunjukkan ubahan berderajat rendah yang dicirikan oleh ubahan hasil proses
argilitisasi, silifikasi, oksidai, dengan/tanpa piritisasi, karbonatisasi, dan kloritisasi. Mineralmineral ubahan tersebut dikelompokkan termasuk ke dalam jenis argilik (argilic type) yang
berfungsi sebagai lapisan punudung panas (clay cap).

Hadirnya mineral-mineral lempung hasil ubahan hidrotermal dengan jumlah yang cukup
dominan di sumur BJL-1 ini, mendukung data survei terpadu sebelumnya (2006), yang

menujukkan adanya lapisan batuan bertahanan jenis rendah (low resistivity) hingga kedalaman
800 m. Hal ini meyakinkan bahwa harga tahanan jenis rendah tersebut bukanlah disebabkan
oleh adanya batuan sedimen, melainkan adanya lapisan lempung ubahan hidrotermal dalam
sistem panas bumi Bonjol.

Hasil pengukuran logging temperatur ke -1 di kedalaman 100 m, temperatur terukur sebesar
33,2 °C (Temperatur udara di kedalaman 0 m = 26,5°C), dengan gradien temperatur sebesar

14,3°C/100 m. Selanjutnya pada pengukuran logging temperatur ke-2 di kedalaman 200 m
diperoleh temperatur maksimal sebesar 42,0°C setelah probe direndam selama 12 jam. Data
hasil rendam ini dianalisis dan dilakukan perhitungan temperatur formasi dengan menggunakan
metoda Horner Plot diperoleh harga temperatur formasi = 66,2°C dengan gradien temperatur
18,97°C/100 m (> 6 kali gradien temperatur rata-rata bumi).
.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

293

Buku 1 : Bidang Energi


suhu

PENDAHULUAN

BJL-1

berada

pada

koordinat

100°12’44,64” BT dan 0°0’6,90” LU atau
Dalam

rangka

pengembangan


energi

634920 mE dan 0000212 mN dengan

panas bumi di Indonesia dan sebagai

elevasi 236 m di atas permukaan laut,

tindak lanjut hasil Penyelidikan Terpadu

(Gambar 1).

(geologi, geokimia, dan geofisika) yang
telah dilakukan pada tahun 2006, di daerah

Lokasi sumur BJL-1 ini terletak sekitar 152

panas bumi Bonjol, Kabupaten Pasaman,

km barat laut Kota Padang atau 16 km dari


Provinsi Sumatera Barat yang memberikan

Lubuk Sikaping sebagai ibukota Kabupaten

perkiraan sementara potensi panas bumi di

Pasaman. Pecapaian ke lokasi sumur BJL-

daerah penyelidikan sebesar 50 MWe

1 relatif mudah, karena tidak jauh dari jalan

(dalam kelas cadangan terduga), dengan

provinsi lintas sumatera dan akses sampai

perkiraan luas daerah prospek sekitar 7

ke lokasi berupa jalan desa beraspal.


2

km dan temperatur reservoir sekitar 180°C
(temperatur sedang). Berdasarkan data-

GEOLOGI DAN SISTEM PANAS BUMI

data tersebut di atas dan dalam rangka

DAERAH BONJOL

pengembangan

energi

panas

bumi


di

daerah Bonjol, maka pada tahun anggaran

Geologi Daerah Bonjol

2009

Morfologi daerah penyelidikan didominasi

di

Penelitian

bawah
(KP2)

kelompok
Panas


Program

Bumi,

Pusat

oleh perbukitan berlereng sedang hingga

Sumber Daya Geologi, Badan Geologi telah

terjal

melakukan

suhu

perbukitan vulkanik tua maupun muda dan

sumur BJL-1, dengan kedalaman akhir


sedimen Formasi Sihapas yang menempati

250,80 m.

hampir seluruh daerah penyelidikan (±

pengeboran

landaian

90%)

yang

tersusun

kecuali

di


oleh

bagian

perbukitan-

tengah

yang

Tujuan dari pengeboran landaian suhu ini

merupakan zona depresi yang terisi oleh

adalah

batuan sedimen danau.

untuk


mendapatkan

data-data

bawah permukaan (sub surface) yang
meliputi landaian suhu (gradient thermal),

Batuan

litologi, mineral ubahan, intensitas, dan tipe

penyelidikan adalah batuan sedimen yang

ubahan, serta sebagai pembuktian dari

termasuk ke dalam Formasi Sihapas yang

hasil penyelidikan terpadu sebelumnya.

berumur Tersier, menempati bagian timur


Sehingga dari data di atas dapat digunakan

laut daerah penyelidikan. Batuan sedimen

untuk menginterpretasi sistem panas bumi

lainnya merupakan endapan danau yang

di daerah Bonjol yang lebih akurat.

menempati

tertua

yang

bagian

ada

di

tengah

daerah

daerah

penyelidikan yang mengisi zona depresi.
Secara administratif daerah panas bumi

Sedangkan

Bonjol termasuk dalam wilayah Kecamatan

ditemukan di daerah penyelidikan sebagian

Bonjol,

diperkirakan

Kabupaten

Pasaman,

Provinsi

Sumatera Barat. Letak sumur landaian

294

batuan

berumur

vulkanik

Tersier

yang

(Miosen)

seperti produk Bukit Malintang dan satuan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

batuan

lava

tua,

sedangkan

batuan

Sistem Panas Bumi Daerah Bonjol

vulkanik muda menempati daerah bagian

Sumber Panas

barat,

daerah

Sumber panas (heat sources) merupakan

penyelidikan yang diantaranya membentuk

komponen utama dalam suatu sistim panas

punggungan-punggungan vulkanik, kerucut

bumi, ada beberapa bentukan geologi yang

Bukit Gajah, dan kerucut Bukit Binuang.

bisa

Berdasarkan

absolut

berupa sisa panas dapur magma yang

batuan dengan metode jejak belah (fision

berasosiasi dengan kerucut gunung api

track) untuk lava Bukit Binuang di dapat

muda, kedua bisa berupa tubuh batuan

kisaran umurnya 1.3 ± 0.1 juta tahun

intrusi muda. Secara geologi ada beberapa

(Plistosen). Bukit Binuang ini diperkirakan

area

sebagai kerucut vulkanik termuda yang

memungkinkan menjadi sumber panas,

membentuk kubah lava (lava dome) yang

yaitu Bukit Binuang yang berumur 1.3 ± 0.1

berjenis Andesit piroksen. Endapan aluvium

juta

merupakan satuan batuan termuda di

batuan berkomposisi andesitik dan masih

daerah penyelidikan yang prosesnya masih

memungkinkan menyimpan sisa panas dari

terus berlangsung hingga sekarang.

dapur magmanya dan hasil pengukuran

utara,

dan

selatan

pentarikhan

umur

menjadi

di

sumber

daerah

tahun

panas,

pertama

penyelidikan

(Plistosen)

dengan

yang

produk

gaya berat yang mengindikasikan adanya
Penyebaran manifestasi panas bumi di

tubuh intrusi (laccolith ?) di bawah air panas

daerah penyelidikan dikontrol oleh sesar-

S. Takis dan sekitarnya, yang diduga

sesar normal yang berarah baratlaut –

berumur kuarter (plistosen). Lokasi kedua

tenggara

tenggara.

sumber panas tersebut berada dalam suatu

Manifestasi aktif di daerah panas bumi

zona depresi yang membentuk graben, hal

Bonjol

ini merupakan suatu hal yang wajar dimana

dan

ini

baratdaya

hanya



berupa

kelompok

pemunculan mata air panas, sedangkan

Bukit

manifestasi

ubahan

terakhir dalam suatu aktivitas vulkanik

merupakan fosil alterasi yang terjadi di

besar. Selanjutnya adanya struktur-struktur

masa lampau. Tiga dari empat kelompok

geologi di daerah penyelidikan merupakan

mata

media

air

berupa

panas

batuan

tersebut

membentuk

kelurusan, yaitu mata air panas S. Takis (±

Binuang

untuk

sebagai

keluarnya

fase

air

vulkanik

panas

ke

permukaan.

87,9°C), mata air panas S. Limau (±
73,5°C, pH= 7,3), dan mata air panas

Reservoir

Kambahan (± 73,4°C, pH= 7,5) dikontrol

Lapisan reservoir panas bumi berdasarkan

oleh sesar normal Takis, sedangkan mata

definisinya

adalah

air panas Padang Baru (± 49.7°C, pH= 6.5)

permukaan

yang

di kontrol oleh sesar normal Padang Baru.

berdaya

lulus

wadah
bersifat

terhadap

di

bawah

sarang
fluida,

dan
dapat

menyimpan fluida panas serta mempunyai
temperatur dan tekanan dari sistem panas
bumi. Berdasarkan penyelidikan geofisika,
terutama

dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

metode

geolistrik

295

Buku 1 : Bidang Energi

kedalaman lapisan reservoir tidak diketahui,

PENGEBORAN LANDAIAN SUHU BJL-1

diperkirakan > 1000 meter dengan tahanan
jenis 50 – 150 Ohm-m dengan indikasi clay

Pengeboran

cap berada

Pengeboran landaian suhu sumur BJL-1 ini

pada kedalaman antara 500 – 800 m

dilaksanakan

dengan tahanan jenis antara 10 – 15 Ohm-

tahapan/trayek kegiatan, yaitu: 1). Trayek

m dan ke arah selatan relatif lebih dalam.

selubung 6” dengan menggunakan mata

Reservoir

batuan

bor berjenis tricone bit berukuran diameter

vulkanik tua (satuan lava tua dan satuan

7 5/8”, 2). Trayek selubung 4” dengan

lava produk Bukit Malintang) yang kaya

menggunakan mata bor berjenis tricone bit

akan

berukuran diameter 5 5/8” dan diamond bit

diduga

rekahan

merupakan

atau

yang

bersifat

permeabel.

dalam

beberapa

berukuran diameter 3 4/5”, dan 3). Trayek
Open hole dengan menggunakan diamond

Batuan Penudung

bit berukuran diameter 3 4/5”.

Batuan penudung (cap rock) mempunyai
sifat

tidak

lulus

air

Kedalaman akhir sumur bor landaian suhu

(impermeable) sehingga fluida hidrotermal

BJL-1 adalah 250,80 m, dengan susunan

yang

selubung (casing design), (Gambar 3).

terdapat

air

di

atau

lapisan

kedap

reservoir

di

bawahnya dapat tertahan. Batuan yang
diduga sebagai lapisan penudung di daerah

Geologi Sumur

penyelidikan terdapat di kedalaman sekitar

Litologi Sumur BJL-1

500 m sampai 800 m, dengan nilai tahan

Litologi sumur BJL-1 berdasarkan analisis

jenisnya

megakospis batuan contoh bor disusun

sekitar

Perbedaan

10

-

15

ohm-meter.

oleh beberapa satuan batuan, antara lain:

kedalaman

yang cukup besar ini disebabkan oleh

1) Endapan Depresi/Danau (SD), dijumpai

lapisan penutupnya yang relatif makin tebal

mulai

ke arah selatan.

kedalaman 26, 95 m, didominasi oleh

di

permukaan

tanah

hingga

batuan lempung-pasiran berwarna abu-abu,
Gabungan dari komponen sistem panas

kecoklatan.

bumi di atas (sumber panas, reservoir, dan

2) Endapan Sungai Purba (SS), dijumpai

lapisan

suatu

di kedalaman 26,95 hingga 41,26 m,

sistem panas bumi di daerah penyelidikan,

berupa batuan-batuan lepas dari berbagai

(Gambar 2). Sistem panas bumi ini tersebar

jenis, didominasi oleh batuan beku dengan

di sepanjang struktur graben/depresi yang

ukuran bervariasi dari beberapa Cm hingga

merupakan

50 Cm,

penudung)

Sumatera.

bagian

membentuk

dari

sistem

sesar

3) Andesit Terubah (AT), ditemui mulai di
kedalaman
berwarna

296

41,26

hingga

abu-abu,

kecoklatan,

sebagian

mengalami

ubahan

54,80

kehijauan,
batuannya
(alterasi)

m,

sedikit
telah
dengan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

intesitas bervariasi dari lemah sangat kuat.

kekerasan sedang, telah terubah dengan

Bertektur porfiritik dengan fenoris terdiri dari

intensitas kuat-sangat

plagioklas, piroksen yang tertanam dalam

kuat menjadi mineral lempung, kuarsa

massa dasar afanitik dan gelas vulkanik.

sekunder, pirit, dan oksida besi. Dijumpai

Batuan relatif segar (fresh) dijumpai di

kekar-kekar, rekahan dan rongga pada

kedalaman 41,26 – 45,80 m, sedangkan

batuan yang sebagian terisi oleh mineral

intinsitas ubahan kuat hingga sangat kuat

kuarsa sekunder dan pirit.

terdapat di kedalaman 45,80 hingga 54,80

7) Andesit Terubah (AT), dijumpai di

m. Mineral-mineral sekunder yang hadir

kedalaman

didominasi oleh mineral lempung (smektit,

berwarna

montmorilonit), kuarsa sekunder, oksida

sebagian telah terubah dengan intensitas

besi, dan pirit.

lemah – sedang. Bertektur porfiritik dengan

4) Breksi Tufa Terubah (BTT), dijumpai di

fenoris terdiri dari plagioklas, piroksen yang

kedalaman

tertanam dalam massa dasar afanitik dan

berwarna

54,80

hingga

abu-abu,

126,90

kehijauan,

m,

lunak-

188,00

hingga

199,70

abu-abu,

masif

dan

m,

keras,

gelas vulkanik. Mineral-mineral sekunder

sedang, kurang padu, dengan komponen

yang dijumpai adalah mineral lempung

terdiri

(smektit, montmorilonit), kuarsa sekunder,

dari

fragmen-fragmen

andesit

tertanam dalam matriks berukuran abu-

dan sedikit pirit.

pasir. Batuan telah mengalami ubahan

8)

dengan intensitas kuat dengan mineral

dijumpai

ubahan yang dominan lempung (smekit,

205,80 m, berwarna abu-abu kehitaman,

montmorilonit), mineral ubahan lainnya,

sedikit keputih-putihan dan kemerahan,

antara lain: kuarsa sekunder, oksida besi,

kehijauan.

dan pirit. Batuan bersifat swelling. Terdapat

fenokris terdiri dari plagioklas, piroksen, dan

kekar-kekar dan rekahan batuan, sebagian

hornblende tertanam dalam massa dasar

terisi oleh mineral kuarsa sekunder, pirit,

afanitik dan gelas vulkanik. Batuan terubah

dan lempung.

menjadi mineral lempung, kuarsa sekunder,

5) Breksi Tufa Terubah Termilonitisasi

pirit, dan sedikit oksida besi. Urat-uarat

(BTT), dijumpai di kedalaman 126,90 m

halus batuan terisi oleh pirit dan kuarsa

hingga

sekunder.

148,80

m,

berwarna

abu-abu

Breksi

Andesit

di

Terubah

kedalaman

Bertekstur

199,70

porfiritik,

(BAT),
hingga

dengan

kehitaman, banyak dijumpai kekar-kekar,

9) Andesit Terubah (AT), dijumpai di

hancuran batuan, batuan asal masih dapat

kedalaman 205,8 hingga kedalaman 250,80

terlihat. Dijumpai urat-urat halus (veins)

(kedalaman

akhir),

pada batuan yang terisi oleh mineral kalsit,

kehitaman,

kehijauan,

berwarna putih, terutama di kedalaman

putihan,

141,55 – 148,80 m.

kekerasan

6)

Breksi

Andesit

Terubah

(BAT),

berjenis

kebiruan,

berwarna
sedikit

coklat

sedang-keras,
andesit,

abu-abu,
keputih-

kemerahan,
agak

bertekstur

getas,
porfiritik,

dijumpai di kedalaman 148,80 m hingga

dengan fenokris terdiri dari

188,00

sedikit

piroksen, dan hornblende, tertanam dalam

keputih-putihan,

massa dasar afatinitik dan gelas vulkanik.

m,

kehijauan,

berwarna
kecoklatan,

abu-abu,

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

plagioklas,

297

Buku 1 : Bidang Energi

Batuan telah mengalami ubahan dengan

kedalaman,

intensitas sedang hingga kuat, dengan

samai sedang, sebagai replacement

mineral-mineral

dari plagioklas

sebagai

sekunder

berikut:

yang

lempung

hadir,

(smektit,

sebagai

dengan

hasil

jumlah

sedikit

dan
devitrifikasi

terhadap

montmorilonit), kuarsa sekunder, sedikit

gelas

pirit dan oksida besi. Banyak dijumpai

fragmen serbuk bor dijumpai sebagai

rekahan batuan, sebagian telah terisi oleh

pengisi rekahan/urat halus (veins) dan

mineral kuarsa sekunder dan pirit.

rongga batuan (vugs).



Jenis, Intensitas, dan Tipe Ubahan

vulkanik.

Dalam

beberapa

Pirit, (1 – 5 % dari total mineral),
dijumpai

hanya

pada

kedalaman

Jenis Mineral Ubahan

tertentu dalam jumlah sedikit, kadang

Hasil analisis megaskopis dari inti bor pada

sulit ditemukan. Hadir sebagai hasil

kedalaman 16 – 251,20 m menunjukkan

ubahan/replacement dari mineral gelap

batuan

ubahan

seperti piroksen, hornblende, dan gelas

hidrotermal, mineral-mineral ubahan dalam

vulkanik. Mineral ini dijumpai pula

contoh batuan tersebut, secara lebih rinci

sebagai pengisi urat halus (veins) pada

dibahas sebagai berikut.

batuan dan mengisi rongga (vugs)



telah

mengalami

Mineral lempung, (2 – 67% dari total

bersama-sama

mineral), dijumpai hampir di semua

sekunder.

kedalaman umumnya hadir dengan

dijumpai

jenis

kedalaman

smektit

dan

montmorilonit.

kuarsa

Karbonat, (3 % dari total mineral),

jumlah banyak (dominan), terdiri dari

hanya

pada

interval

126 m, dalam jumlah

Berwarna abu-abu keputih-putihan dan

sedikit, berwarna putih, hadir mengisi

kehijauan. Kehadiran mineral lempung

urat-urat

ini

batuan.

terutama

argilitisasi





dengan

sebagai

terhadap

hasil

proses

mineral

primer

halus

dan

rongga-rongga

(plagioklas, piroksen, hornblende) dan

Intensitas Ubahan

gelas vulkanik.

Batuan/litologi sumur landaian suhu BJL-1

Oksida besi, (1 – 10% dari total

mulai dari kedalaman

mineral), dijumpai hampir di semua

telah

kedalaman,
sedikit.

mengalami

41,26 – 250,80 m

ubahan

hidrotermal

hadir

dengan

jumlah

dengan intensitas ubahan lemah sampai

Berwarna

coklat,

sedikit

sangat kuat (SM/TM = 15 – 85 %) oleh

kekuningan,

kemerahan.

Kadang

proses

ubahan

argilitisasi,

terdapat pada bagian pinggir fragmen.

silisifikasi/devitrifikasi,

Hadir

dengan/tanpa piritisasi dan karbonatisasi.

sebagai

hasil

ubahan

dari

oksidasi,

mineral piroksen, plagioklas, dan gelas


vulkanik.

Tipe Ubahan

Kuarsa sekunder, (5 – 14 % dari total

Secara keseluruhan litologi sumur landaian

mineral),

suhu BJL-1 mulai dari kedalaman 41,26 –

hadir

hampir

di

semua

250,80

298

m

telah

mengalami

ubahan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

hidrotermal dengan tipe ubahan didominasi

Struktur Geologi

tipe

mineral

Kehadiran struktur geologi pada sumur

berfungsi

pengeboran panas bumi dapat ditafsirkan

panas (clay

dari beberapa ciri struktur seperti sifat fisik

argillic

montmorilonit,

(didominasi
smektit)

yang

sebagai batuan penudung
cap).

batuan (milonitisasi dan rekahan) yang
dikombinasikan dengan data pemboran

Hasil Analisis PIMA Mineral Ubahan
Sebanyak

20

contoh

batuan

seperti
terpilih

adanya

hilang

sirkulasi

(total/

sebagian) dan terjadinya drilling break.

(selected samples) diambil dari sumur BJL1

yang

selanjutnya

dilakukan

analisis

Selama

kegiatan

pengeboran

sumur

laboratorium dengan menggunakan metode

landaian suhu BJL-1 sampai kedalaman

PIMA.

akhir (250,80 m), terjadi hilang sirkulasi
lumpur pembilas sebagian/parsial (PLC) di

Hasil analisis PIMA tersebut memberikan

kedalaman 30,80 – 39,45 m dan 227 m,

hasil mineral-mineral ubahan pada batuan

masing-masing sebesar 5 – 10 lpm dan 30

penyusun sumur BJL-1 adalah sebagai

lpm. Banyak dijumpai kekar-kekar gerus,

berikut:

kaolinit,

rekahan-rekahan yang sebagian terisi oleh

gipsum. opal, dan biotit. Secara umum,

kuarsa sekunder, kalsit dan pirit, dan

mineral-mineral

milonitisasi

montmorilonit,

halosit,

ubahan

yang

hadir

pada

kedalaman

126,90

-

didomininasi oleh mineral-mineral lempung

148,80 m, berwarna abu-abu kehitaman,

berjenis montmorilonit, kaolinit, dan haloisit,

bersifat

yang dapat diidentifikasi hampir pada setiap

kedalaman

kedalaman sumur BJL-1.

struktur.

Hasil Analisis Petrografi

Temperatur Lumpur Pembilas

Sebanyak 8 contoh batuan dari sumur BJL-

Hasil pengukuran temperatur lumpur masuk

1

dianalisis

(Tin) dan temperatur keluar (Tout) sumur

laboratorium dengan menggunakan metode

landaian suhu BJL-1, berkisar antara Tin =

petrografi.

analisis

23,3 – 33,9°C dan Tout = 23,6 – 35,3°C,

petrografi tersebut, maka diketahui nama-

dengan selisih temperatur masuk dan

dipilih

nama

untuk

selanjutnya

Berdasarkan

batuan

dan

hasil

mineral-mineral

getas,
ini

diperkirakan
merupakan

bahwa

di

zona-zona

keluar sebesar 0,1 – 2,6 °C.

penyusun batuan tersebut. Nama batuan
hasil analisis petrografi tersebut adalah

Hasil analisis batuan sumur landaian suhu

Andesit dan Breksi Vulkanik yang sebagian

BJL-1

telah

disajikan dalam Composite Log, (Gambar

mengalami

ubahan

hidrotermal

menjadi mineral-mineral sekunder, seperti:
mineral

lempung,

kalsit,

klorit,

dan

beberapa

parameter

bor

4).

kuarsa

sekunder, biotit sekunder, dan mineral
opak.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

299

Buku 1 : Bidang Energi

Pengukuran Logging Temperatur

batuan

mengalami

proses

eksogenik

Dari pekerjaan logging tahap pertama

berupa

pelapukan

dengan

intensitas

sampai kedalaman lubang bor 100 meter,

rendah-sedang. Adanya endapan sungai

temperatur

tanah/posisi

tua tersebut dapat dilihat jelas dari contoh

nol

terukur

batuan yang didapat dan dari parameter

dasar

bor, dimana contoh batuan terdiri dari

m) terukur 33,2°C,

berbagai komponen batuan (polimik) dan

setelah dilakukan analisis dan evaluasi

batuan lepas-lepas, sehingga sulit untuk

terhadap data temperatur pada kedalaman

penetrasi dan lubang sering ambruk saat

ini diperoleh harga gradien temperatur

pengeboran. Selanjutnya pada kedalaman

sebesar 14,3°C/100 m.

41,26 m hingga kedalaman akhir (250,80

dipermukaan

kedalaman

sama

dengan

sebesar 26,5°C. Sedangkan pada
lubang

bor

(100

m)

pengaruh

fluida

hidrotermal

mulai

Pekerjaan logging tahap kedua sampai

nampak, yakni dengan dijumpainya batuan

kedalaman

meter,

ubahan pada interval kedalaman tersebut.

temperatur

Intensitas ubahan bervariasi dari lemah

dipermukaan tanah/posisi kedalaman sama

hingga sangat kuat (SM/TM = 15 – 85 %).

dengan nol meter adalah sebesar 25,4°C,

Hasil analisis batuan pada sumur BJL-1

dimana

memberikan mineral-mineral ubahan yang

lubang

diperoleh

harga

bor

bacaan

temperatur

udara

250

luar

terukur

oleh probe adalah 24,8°C, sedangkan pada
kedalaman 200 meter diperoleh harga
bacaan sebesar 42,0°C, pada posisi ini
data rendam diperoleh harga hasil rendam
probe T-Logging probe selama 12 jam.
Data

hasil

rendam

ini

dianalisis

dan

hadir

sebagai

berikut:

montmorilonit/

smektit, kaolinit, kuarsa sekunder, opal,
kalsit, oksida besi, pirit, gipsum, klorit, dan
biotit sekunder. Mineral-mineral lempung
hadir

mendominasi

hampir

di

setiap

kedalaman pada sumur BJL-1 ini.

dilakukan perhitungan temperatur formasi
dengan menggunakan metoda Horner Plot
diperoleh

harga

temperatur

formasi

=

66,2°C dengan gradien temperatur sebesar
18,97°C/100 m (> 6 kali gradien normal
rata-rata bumi).

dari

permukaan

hingga

depresi/danau dan endapan sungai tua
yang

belum

terkena

ubahan

hidrotermal, hanya di bagian permukaan

300

menunjukkan

ubahan

berderajat

rendah yang dicirikan oleh ubahan hasil
proses

argilitisasi,

silifikasi,

oksidai,

dikelompokkan termasuk ke dalam jenis

kedalaman 41,26 m disusun oleh endapan

(purba)

masih

kloritisasi. Mineral-mineral ubahan tersebut

Batuan penyusun sumur landaian suhu
mulai

di sumur BJL-1 sampai kedalaman akhir

dengan/tanpa piritisasi, karbonatisasi, dan

PEMBAHASAN

BJL-1

Secara umum proses ubahan yang terjadi

argilik (argilic type) yang berfungsi sebagai
lapisan

punudung

Berdasarkan

hasil

panas
analisis

(clay
PIMA

cap).
dan

petrografi dijumpai mineral biotit sekunder
hasil ubahan dari mineral hornblende pada
sumur BJL1 ini, yang diketahui mempunyai

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

temperatur pembentukan relatif tinggi, yaitu

yakni di interval kedalaman 30,80 – 39,45

>260°C, hal inididuga merupakan

m dan 227 m, masing-masing sebesar 5 –
10 lpm dan 30 lpm. PLC pertama yang

sisa ubahan masa lampau atau sebagai

terjadi di interval kedalaman 30,80 – 39,45

fosil alterasi, hal ini sangat dimungkinkan

m diduga disebabkan oleh adanya rongga-

karena lokasi sumur BJL-1 ini berada tak

rongga

jauh dari jalur jalur mineralisasi berumur

satuan endapan sungai purba, sedangkan

Tersier dengan jenis batuan vulkanik tua,

pada kedalaman 227 m PLC terjadi karena

yaitu di sebelah di baratlaut (di sekitar mata

adanya

air panas S. Takis) dan Bukit Malintang di

dikedalaman tersebut.

antar

komponen

kekar-kekar

batuan

pada

pada

batuan

sebelah timur-tenggara.
Pada

pengukuran

logging

Hadirnya mineral-mineral lempung ubahan

dilakukan

di sumur BJL-1 hingga kedalaman akhir,

Horner Plot untuk mendapatkan harga

mendukung

terpadu

Initial Temperature (temperatur formasi).

sebelumnya, yang menunjukkan adanya

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut

lapisan batuan bertahanan jenis rendah

diperoleh harga temperatur formasi sebesar

(low resistivity) hingga kedalaman 800 m.

66,2

Hal ini menyakinkan bahwa harga tahanan

posisi kedalaman 200 meter.

data

survei

perhitungan

temperatur

o

C (Gambar 5)

dengan

metode

Horner Plot pada

jenis rendah tersebut bukanlah disebabkan
oleh batuan sedimen, melainkan adanya

Berdasarkan

temperatur

lapisan lempung ubahan hidrotermal dalam

posisi

sistem panas bumi Bonjol.

diperoleh harga gradien temperatur sebesar

kedalaman

formasi

pengukuran

pada

200

m,

18,97oC/100 meter atau lebih dari enam (6)
Berdasarkan temperatur pembentukan dari

kali gradien rata-rata bumi (± 3°C per 100

mineral-mineral

di

m). Selanjutnya, jika perkiraan top reservoir

sumur landaian suhu JL-1, maka dapat

di daerah panas bumi Bonjol berada di

diperkirakan bahwa secara umum sumur

kedalaman sekitar 1000 m (hasil survei

BJL-1 sampai kedalaman akhir (250,80 m)

terpadu, 2006) dan gradien diasumsikan

mempunyai

linier pada sumur BJL-1, maka temperatur

ubahan

yang

temperatur

Perkiraan

hadir

sekitar

temperatur

90°C.
tersebut

selaras/sesuai dengan hasil perhitungan
temperatur

logging

yang

di

kedalaman

tersebut

sekitar

218oC

(Gambar 6).

memberikan
KESIMPULAN

temperatur sebesar 66,2°C di kedalaman
200 m, (Tabel 1).

Daerah panas bumi Bonjol mempunyai
Pada sumur landaian suhu BJL-1 ini,

potensi energi panas bumi yang layak untuk

dijumpai sedikitnya dua kali terjadi hilang

dikembangkan

sirkulasi parsial (partial loss circulation),

pembangkit

listrik

lebih
tenaga

lanjut
panas

untuk
bumi

(PLTP) dimasa mendatang.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

301

Buku 1 : Bidang Energi

Mahon K., Ellis, A.J., 1977. Chemistry and

UCAPAN TERIMA KASIH

Geothermal System. Academic Press Inc.
Kami mengucapkan terimakasih kepada
Kepala

Pusat

Sumber

Daya

Orlando.

Geologi,

Koordinator Kelompok Program penelitian
Panas Bumi, dan editor makalah, serta
orang-orang yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arif

Munandar,

dkk.,

2009.

Laporan

Pengeboran Landaian Suhu Sumur BJL-1,
Daerah Panas Bumi Bonjol, Kab. Pasaman,
Prov. Sumatera Barat, Pusat Sumber Daya
Geologi, Badan Geologi.

Bakrun,

dkk.,

2007.

Laporan

survei

terpadu daerah panas bumi Bonjol, Kab.
Pasaman, Prov. Sumatera Barat, Pusat
Sumber Daya Geologi, Badan Geologi.

Browne,

P.R.L.,

1978.

Hydrothermal

alteration in Active Geothermal Fields,
Annual Riview of Earth and Planetay
Science 6:229-250.

Fredi

Nanlohi,

dkk.,

2006.

Laporan

pengeboran sumur landaian suhu SWW-1
dan SWW-2 Daerah panas bumi Suwawa,
Kab. Luwu – Sulawesi Selatan. Laporan
Subdit.

Panas

Bumi,

Direktorat

Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Tdk
dipubl.

Lawless, J.V., White, P.J., and Bogie, I.,
1994. Important Hydrothermal Minerals and
their Significance, Fifth Edition, Kingston
Morrison Ltd.

302

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 1: Lokasi daerah panas bumi Bonjol, Kab. Pasaman-Sumbar

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

303

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 2: Model panas bumi tentatif daerah panas bumi Bonjol.

304

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

G round S urface
Ho le 7 5/8"

11.60 m

Casing 6"
Ho le 5 5/8"
Casing 4"

44.26 m

Casing S hoe 4"

O pen Hole 3 1/2"

250.80 m (TD )

Gambar 3: Konstruksi sumur landaian suhu BJL-1, daerah panas bumi Bonjol

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

305

Buku 1 : Bidang Energi
E

Gam
mbar 4 : Com
mposite log sumur
s
BJL-1
1, daerah pan
nas bumi Bo
onjol.

306

Prosiding Ha
asil Kegiatan Lap
pangan Pusat Sumber
S
Daya G
Geologi Tahun 2009
2

Buku 1 : Bidang Energi

Grafik "Horner Plot" Sumur Landaian Suhu BJL-1 Bonjol
Untuk Temperatur Formasi dan Gradien Temperatur
43

y = -18,974x + 66,239

Temperatur ( o C)

42
41
40
39
38
37
36
1,32

1,34

1,36

1,38

1,4

1,42

1,44

1,46

1,48

(T+dt)/dt
Temp Formasi = 66.2 oC
Gradien Temp. = 18.97

Gambar 5: Grafik analisis temperatur formasi dengan metode Horner Plot

Gambar 6: Penampang bor sumur landaian suhu BJL-1, daerah panas bumi Bonjol.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

307

Buku 1 : Bidang Energi

Tabel 1: Temperatur pembentukan mineral-mineral ubahan pada sumur BJL-1.
TEMPERATUR ( ° C )

Mineral Sekunder
30

50

100

150

200

250

300

Smektit
Kaolinit
Halosit
Kuarsa Sekunder
Opal
Kalsit
Oksida Besi
Pirit
Gypsum
Klorit
Biotit Sekunder

308

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

350