018 279 292 Penyelidikan landaian suhu daerah panas bumi Parrrara

Buku 1 : Bidang Energi

PENYELIDIKAN LANDAIAN SUHU DAERAH PANAS BUMI PARARRA
KABUPATEN LUWU UTARA - SULAWESI SELATAN
Oleh :
Suparman, Arif Munandar dan Syuhada. A
Pusat Sumber Daya Geologi

SARI
Kabupaten Luwu Utara merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan yang tidak
memiliki sumber energi fosil seperti minyak, gas dan batubara. Untuk memenuhi kebutuhan
energi, daerah ini harus mendatangkan bahan bakar dari daerah lain, sehingga harga energi
menjadi mahal. Berdasarkan data inventarisasi sebelumnya, daerah panas bumi Pararra

memiliki potensi energi panas bumi seluas ± 5 km2, diperkirakan setara dengan 7.7 – 20.8 Mwe,
yang dapat difungsikan sebagai energi alternatif
Daerah panas bumi Pararra secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan
Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis berada pada
posisi antara 120°6'00" - 120°15'00" BT dan 02°32'00" - 02°40’00" LS. Lokasi sumur landaian
suhu PRA-1 terletak pada koordinat 181256 mE dan 9710101 mN, dengan elevasi 210 m dpl.
Sumur landaian suhu PRA-1 berkedalaman 251,20 m litologi sumur disusun oleh batuan granit

terubah dengan intensitas ubahan lemah sampai kuat. Mineral-mineral ubahan yang hadir pada
sumur PRA-1 merupakan fosil hidrotermal dengan tipe ubahan phyllic hingga propylitic, dan
permeabilitas batuan relatif rendah.
Gradien temperatur sumur PRA-1 sebesar 11,44 °C per 100 m dengan temperatur formasi di

kedalaman 250 m sekitar 53,19 °C. Potensi panas bumi daerah Pararra dapat dimanfaatkan

secara langsung (daerah wisata) dan secara tidak langsung menjadi energi listrik memakai
sistem biner (binary system).
.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

279

Buku 1 : Bidang Energi

tersingkap antara lain batuan basa dan ultra

PENDAHULUAN


basa, batuan plutonik, geneis dan sekis;
Kabupaten Luwu Utara merupakan salah

batuan Tersier Zona Palu; tufa Barufu

satu wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan

berumur

yang tidak memiliki sumber energi fosil

berumur Kuarter.

Plio-Plistosen;

dan

aluvium


seperti minyak, gas dan batubara. Untuk
memenuhi kebutuhan energi, daerah ini

Kenampakan panas bumi berupa mata air

harus mendatangkan

panas

bahan bakar dari

dengan

suhu

permukaan

39°-

daerah lain, sehingga harga energi menjadi


96,5°C, debit 2-4 ltr/det, pH 6-9 dan suhu

mahal.

udara disekitarnya 27°C.

Berdasarkan

data

inventarisasi

sebelumnya, daerah ini memiliki potensi
energi panas bumi, yang dapat berfungsi

Stratigrafi daerah penyelidikan terdiri dari

sebagai energi alternatif.


tiga satuan batuan, dari tua ke muda adalah
: batuan malihan (batusabak, filit, sekis, dan

Untuk

memenuhi

kebutuhan

dan

gneis), batuan terobosan (granit porfir,

mempercepat pengembangan energi panas

granit

bumi di daerah Kabupaten Luwu Utara,

endapan aluvium. Struktur geologi yang


maka pada tahun anggaran 2008

berkembang di daerah penyelidikan berupa

Sumber
Geologi

Daya

Geologi

menindak

Pusat

(PMG),
lanjuti

Badan


Pararra,

dan

granodiorit),

dan

sesar normal dan sesar mendatar.

dengan

melakukan pengeboran sumur landaian

Manifestasi panas bumi di daerah Pararra

suhu di daerah panas bumi Pararra (PRA -

berupa pemunculan mata air panas dengan


1).

temperatur berkisar antara 40,7 – 96.5 °C,
debit = 0.30 - 2 liter/detik, dan pH = 6.4 –

Daerah

panas

bumi

Pararra

secara

8.1. Hasil analisis kimia, menunjukkan

administratif termasuk ke dalam wilayah


bahwa air panas bertipe khlorida dan

Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu

bikarbonat.

Utara, Propinsi Sulawesi Selatan. Secara
geografis

berada

pada

posisi

antara

Secara

umum


penyelidikan

anomali

kemagnetan

120°6'00" - 120°15'00" BT dan 02°32'00" -

didominasi

02°40’00" LS. Sedangkan lokasi sumur

negatip rendah yang mencerminkan bahwa

landaian

batuan di daerah ini pada umumnya bersifat

suhu


PRA-1

terletak

pada

oleh

daerah

koordinat 181256 mE dan 9710101 mN,

non-magnetik,

yang

dengan elevasi 210 m di atas permukaan

merupakan

laut, (Gambar 1).

manifestasi panas bumi yang terjadi di

refleksi

diperkirakan
adanya

zona

beberapa tempat di daerah penyelidikan,
penyelidikan

yang dicirikan dengan munculnya mata air

merupakan lanjutan dari zona Palu dari

panas. Struktur searah dengan struktur

Sulawesi bagian Tengah.

dalamnya yaitu barat daya – timur laut.

Secara

geologi

daerah

Batuan yang

Struktur gaya berat ini mengindikasikan

280

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

adanya struktur sesar yang diperlihatkan

Tujuan pengeboran sumur landaian suhu

oleh beberapa sesar yang menerus dengan

adalah

arah barat daya – timur laut.

Disamping

bawah permukaan (sub surface) yang

sesar normal terdapat pula sesar geser dan

meliputi landaian suhu (gradient thermal),

sesar naik yang diperkirakan berarah barat

litologi

daya – timur laut dan barat laut - tenggara.

intensitas, dan tipe ubahan, serta sebagai

untuk

mendapatkan

batuan,

jenis

mineral

data-data

ubahan,

pembuktian dari hasil penyelidikan terpadu
Hasil pengukuran sounding, dibagi menjadi

sebelumnya. Sehingga dari data di atas

beberapa kelompok, yaitu :

dapat digunakan untuk menginterpretasi

Kelompok permukaan, lapisan tersusun

sistem panas bumi di daerah Pararra

oleh soil dan lapisan batuan tipis dengan

secara lebih akurat.

tahanan jenis bervariatif dari nilai terendah
± 100 Ωm sampai
Kelompok

tertinggi ± 2500 Ωm.

konduktif

sedang,

LANDAIAN SUHU

lapisan

tersusun oleh batuan bertahanan jenis <

450 Ωm. Kelompok resistif sedang lapisan

Metode yang dilakukan dalam penyelidikan
landaian suhu di daerah Pararra terdiri dari

tersusun oleh batuan bertahanan jenis

Pengeboran, Geologi dan Geofisika.

tinggi, lapisan yang tersusun oleh batuan

Pengeboran

sangat resistif dengan nilai tahanan jenis

Pengeboran sumur landaian suhu PRA-1

antara 450 – 1150 Ωm. Kelompok resistif

antara >1150 Ωm, diduga merupakan

dilaksanakan dalam beberapa trayek, yaitu:
1). Trayek selubung 6”, meng- gunakan

batuan granit yang kompak dan keras.

tricone bit (TB) Ø 7 5/8”, dari permukaan
Hasil

survei

parameter

terpadu

struktur

berdasarkan
panas

bumi,

karakteristik fisik serta kimia panas bumi

s/d 9,60 m (casing point), masuk casing 6”
sampai kedalaman 9,13 m (Casing shoe),
semen selubung.

daerah penyelidikan reservoir terperangkap
pada lensa kekaran dan rekahan, bersuhu

2). Trayek selubung 4”, diawali dengan

103.28

rendah)

menggunakan tricone bit (TB) Ø 5 5/8”

reservoir

pengeboran semen dari 3,26 s/d 9,60 m,

temperatur sedang, berada sekitar 250 –

lanjut pengintian memakai HQ 3 ½”, dari

600 m di bawah daerah Kanan Pararra dan

kedalaman

daerah Makula setebal

pertimbangan

termasuk



125.91°C
dalam

(entalpi

klasifikasi

300 – 400 m

dengan total luas mencapai ± 5 km2.
Potensi

sumber

daya

panas

bumi

diperkirakan berkisar antara 7.7 – 20.8
Mwe (Gambar 2).

9,60

s/d

formasi

102

m.

Dengan

batuan

setelah

kedalaman 26,0 m s/d kedalaman 100 m
sudah kompak dan keras, maka casing 4”
di set pada kedalaman 26,60 m

(Casing

shoe), semen selubung.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

281

Buku 1 : Bidang Energi

3).

Trayek

pengintian

pengeboran panas bumi dapat ditafsirkan

menggunakan HQ 3 ½” dari kedalaman

dari sifat fisik batuan (milonitisasi dan

102 sampai dengan 251,2 m (total depth).

rekahan) yang dikombinasikan dengan data

Konstruksi sumur landaian suhu PRA -1

pemboran seperti adanya hilang sirkulasi

disajikan pada Gambar 3.

(total/sebagian)

open

hole,

dan

terjadinya

drilling

break.
Geologi Sumur
Hasil analisis megaskopis terhadap contoh

Jumlah prosentase pemunculan mineral-

batuan hasil pengeboran berupa serbuk bor

mineral

dan inti bor, diketahui litologi penyusun

adalah sebagai berikut :

sumur landaian suhu PRA-1 terdiri dari satu
satuan

batuan,

yaitu:

dalam

contoh

batuan

Mineral lempung, (6 - 25 % dari total

Terubah.

mineral), hadir disemua kedalaman,

Granit terubah dari kedalaman 0 –16 m,

terdiri dari jenis kaolin dan smektit.

didominasi oleh proses eksogenik berupa

Hasil

pelapukan, dengan ciri-ciri lunak, berwarna

plagioklas,

coklat

biotit.

kemerahan,

Granit



ubahan

kehitaman

dan

keputihan, unconsolidated dan teroksidasi
kuat.



proses

argilitisasi

K-felspar,

terhadap

muskovit

dan

Kuarsa sekunder, (2 – 20 % dari total

Selanjutnya dari kedalaman 16 –

mineral), hadir di semua kedalaman,

251,20 m, batuan telah mengalami proses

sebagai replacement dari plagioklas/K-

alterasi hidrotermal akibat interaksi fluida

felspar dan pengisi urat-urat halus dan

panas dengan batuan melalui rekahan-

rekahan batuan.

rekahan pada batuan. Intensitas ubahan



Pirit, (1 – 15 % dari total mineral), hadir

bervariasi dari lemah sampai dengan kuat

di semua kedalaman dengan jumlah

(SM/TM = 15 - 55%). Batuan umumnya

sedikit hingga berlimpah, terutama di

berwarna abu-abu, kehitaman, keputih-

kedalaman 16 - 19 m, dominan dalam

putihan, kehijauan, dan sedikit kecoklatan,

bentuk kristal kubik berupa agregat,

kekerasan

disseminated,

sedang



keras,

kompak,

sebagai

hasil

bertekstur holokristalin dengan mineral-

ubahan/replacement dari biotit/muskovit

mineral pembentuk terdiri dari kuarsa,

dan pengisi urat-urat halus serta rongga

plagioklas, K-felspar, muskovit dan biotit.

batuan berasosiasi/tanpa dengan kalsit

Sebagian besar telah terubah hidrotermal

dan kuarsa sekunder.

menjadi mineral lempung (kaolin, smektit),



Kalsit, (0 – 15 % dari total mineral),

pirit, kuarsa sekunder, dengan/tanpa kalsit,

hadir hampir di semua kedalaman

oksida besi dan klorit. Batuan mengalami

kecuali di kedalaman 16 – 25 m dan

proses deformasi yang intensif dicirikan

41,50 – 48 m, umumnya dalam jumlah

dengan

yang

kekar-kekar

gerus,

rekahan-

banyak,

sebagai

hasil

rekahan yang sebagian besar sudah terisi

replacement dari mineral plagioklas/K-

oleh kuarsa sekunder, kalsit, dan pirit

felspar dan pengisi urat-urat halus dan

hampir di sepanjang kedalaman lubang bor

rekahan batuan.

(Gambar 4). Struktur geologi pada sumur

282

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi


Oksida besi, (0 – 10 % dari total

temperatur.

Pengukuran

logging

mineral), hadir di kedalaman 19 – 34 m

temperatur di sumur landaian suhu PRA-1

dan 227 – 244,60 m sebagai hasil

dilakukan dua kali, yaitu di kedalaman 100

replacement dari mineral plagioklas,

m dan 250 m.

biotit dan muskovit serta pengisi urat•

urat halus dan rekahan batuan.

Pada

saat

pengukuran

Klorit, (0 – 1 % dari total mineral),

kedalaman 100 m, temperatur terukur

hanya dijumpai di kedalaman 65 – 67,4

33,2°C

m dalam jumlah sedikit. Hasil ubahan

direndam selama ± 8 jam temperatur malah

dari mineral plagioklas.

menurun menjadi 32,5°C (Gambar

dan

temperatur

temperatur

setelah

di

probe

5

),

dan pada pengukuran di kedalaman 250 m,
Untuk menunjang hasil analisis megaskopis

temperatur terukur 41,2°C dan setelah

dilakukan

probe direndam ± 12 jam, temperatur naik

pula

analisis

petrografi

dan

analisis PIMA (Portable Infrared Mineral

menjadi 42,6°C (Gambar 6).

Analizer).
Penghitungan
Berdasarkan

hasil

terhadap

contoh

15

mineral-mineral

analisis

Petrografi

batuan,

ubahan

yang

diketahui
muncul

adalah : serisit, klorit, kalsit dengan/tanpa

temperatur

ekstrapolasi

dengan metode Horner Plot, diperoleh
temperatur

formasi

sumur

PRA-1

di

kedalaman 250 m adalah 53,19°C (Gambar
7).

biotit dan epidot, sedangkan hasil analisis
PIMA terhadap 30 contoh batuan, diperoleh

DISKUSI

mineral-mineral ubahan adalah : mineral
lempung, kalsit, opal, polygorskit, ilit, dan

Litologi sumur landaian suhu PRA-1 dari

epidot (Tabel 1).

permukaan

sampai

kedalaman

16

m

disusun oleh lapukan granit selanjutnya dari
Hasil pemantauan
pembilas

dari

temperatur lumpur

permukaan

kedalaman 16 hingga kedalaman 251,20 m

sampai

(total depth), batuan disusun oleh granit

kedalaman 251,20 m (TD) temperatur

terubah, dengan intensitas ubahan lemah

masuk berkisar antara 25,2 – 32,2 ºC dan

sampai kuat (SM/TM = 15 – 55 %).

temperatur keluar berkisar antara 25,4 –
32,7

ºC

dengan

lonjakan

(perbedaan

Kehadiran mineral-mineral ubahan pada

temperatur masuk dan keluar) sebesar 0,2

sumur

– 1,5 ºC, tidak terjadi lonjakan temperatur

seluruhnya merupakan fosil hidrotermal,

yang cukup berarti selama pengeboran

hasil interaksi fluida yang bersifat relatif

berlangsung.

netral, temperatur pembentukan mineral

ladaian

suhu

PRA-1

hampir

ubahan bervariasi mulai rendah hingga
Geofisika sumur

sangat tinggi. Hal ini didukung oleh hasil

Metode geofisika yang dilakukan di sumur
landaian suhu PRA-1 adalah

pemantauan lonjakan lumpur pembilas dan

logging

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

283

Buku 1 : Bidang Energi

hasil

pengukuran logging temperatur (T-

kedalaman 244,60 – 251,20 m, batuan

logging) di kedalaman 100 m dan 250 m,

mengalami

tidak menunjukkan lonjakan temperatur

semua terubah menjadi mineral lempung,

yang mencolok dan temperatur formasi di

bersifat getas, diduga di kedalaman ini

kedalaman 250 m hanya 53,19°C. Maka

merupakan zona struktur.

proses

milonitisasi,

hampir

secara keseluruhan litologi sumur landaian
suhu PRA-1 terubah hidrotermal dengan

Jika gradien termal di dalam sumur PRA-1

tipe ubahan phyllic hingga propylitic (fosil

dianggap sama, maka perkiraan temperatur

alterasi).

formasi di kedalaman 850 m adalah 121,83
°C,

hal

ini

relatif

mendekati

hasil

Hasil pengukuran logging temperatur di

perhitungan geotermometer kimia air hasil

kedalaman 100 m, temperatur terukur

survei terpadu tahun 2002 yang memberi

sebesar 33,2 °C dan temperatur menurun
setelah

alat logging

(probe)

direndam

selama ± 8 jam menjadi 32,5 °C, hal ini

kisaran temperatur reservoir sekitar 103,28
– 125,91 °C (low temperature).

diduga ada air dingin yang masuk (influx)

Berdasarkan data di atas, potensi panas

melalui rekahan-rekahan batuan ke dalam

bumi di Pararra hanya dapat dimanfaatkan

sumur PRA-1. Sedangkan temperatur di

secara langsung menjadi obyek wisata.

kedalaman 250 m, temperatur terukur 41,2

Tetapi bila dilakukan pengeboran sampai

°C dan setelah probe direndam ± 12 jam
temperatur

naik

menjadi

42,6°C,

kedalaman

sekitar

dimanfaatkan

±

secara

900

m,

tidak

dapat

langsung

menunjukkan adanya panas di kedalaman

menjadi energi listrik memakai sistem biner

250

(binary sytem).

m.

Hasil

perhitungan

temperatur

ekstrapolasi dengan metode Horner Plot,
KESIMPULAN

diperoleh temperatur formasi sumur PRA-1
di

kedalaman 250 m adalah 53,19°C

dengan gradien 11,44°C per 100 m atau
hampir empat kali gradien normal bumi (±

Hasil Penyelidikan Landaian Suhu daerah
Panas Bumi Pararra dapat disimpulkan
sebagai berikut :


3°C per 100 m).

dengan

hampir seluruhnya telah terisi oleh mineralHal ini

didukung pula oleh tidak terjadinya hilang
sirkulasi sebagian maupun total (PLC/TLC)
lumpur pembilas dan “drilling break” selama
kegiatan pengeboran berlangsung. Pada

284

suhu

PRA-1

disusun oleh batuan granit terubah

sangat rendah, karena kekar/rongga batuan

kalsit, pirit, dan oksida besi.

landaian

berkedalaman 251,20 m litologi sumur

Permeabilitas sumur landaian suhu PRA -1

mineral sekunder seperti kuarsa sekunder,

Sumur



intensitas

ubahan

lemah

hingga kuat.
Mineral-mineral

ubahan

yang

hadir

pada sumur PRA-1 merupakan fosil
hidrotermal,

bertemperatur

pembentukan rendah hingga tinggi,
jenis fluida bersifat netral.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi



Permeabilitas batuan sumur PRA-1

dan SWW-2, Daerah panas bumi Suwawa,

relatif rendah.

Kab. Luwu – Sulawesi Selatan”, Laporan

Gradien temperatur sumur Landaian

Subdit.

suhu PRA -1 sebesar 11,44 °C per 100

Bumi,

Direktorat

Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Tdk

m, temperatur formasi di kedalaman

dipubl.

Potensi panas bumi di Pararra dapat

Wohletz,

dimanfaatkan secara langsung (Wisata)

Volcanology

maupun tidak langsung (energi listrik).

California, USA: The Regents of The

250 m sekitar 53,19 °C.



Panas

K.

dan
and

Heiken,G.

Geothermal

1992.
Energy.

University of California.
UCAPAN TERIMAKASIH
Sri Widodo, 2002, ”Survey Penyelidikan
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan

Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika,

terima kasih kepada Kepala Pusat Sumber

Daerah Panas Bumi Pararra, Kabupaten

Daya

Luwu Utara, Sulawesi Selatan”,

Geologi,

Koordinator

Kelompok

Program Penelitian Panas Bumi beserta

Laporan Subdit. Panas Bumi, Direktorat

jajarannya, dan Tim Editor serta teman-

Inventarisasi Sumber Daya Mineral. Tdk

teman

dipubl.

yang

memberi

telah

semangat

mendorong
kepada

serta
penulis

sehingga terselesaikannya makalah ini,

Tim Pemutakhiran Data Base Panas

semoga bermanfaat.

Bumi, 2003, “Survey Penyelidikan Terpadu
Geologi, Geokimia dan Geofisika, Daerah
Panas Bumi Pararra, Kabupaten Luwu

DAFTAR PUSTAKA

Utara, Sulawesi Selatan”, Laporan Subdit.
Arif

Munandar

,

Pengeboran Sumur

2008,

Laporan

Landaian

Suhu

Panas

Bumi,

Direktorat

Inventarisasi

Sumber Daya Mineral. Tdk dipubl.

Pararra (PRA-1), Daerah panas Pararra,
Kab. Luwu – Sulawesi Selatan”, Laporan
Pusat

Sumberdaya

Geologi,

Badan

Geologi. Tdk dipubl.
Bain R.W. 1964, Steam Tables, Physical
Properties of Warter and Steam (0 – 800oC
and 0 – 1000 bars). Published by Her
Majesty’s Stationer Office, 147 p.

Fredi

Nanlohi,

2006,

”Proposal

pengeboran sumur landaian suhu SWW-1

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

285

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 1. Peta lokasi titik bor daerah panas bumi Pararra, Kabupaten Luwu Utara – Provinsi
Sulawesi Selatan

286

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 2. Peta kompilasi survei terpadu daerah panas bumi Pararra, Kabupaten Luwu Utara –
Provinsi Sulawesi Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

287

Buku 1 : Bidang Energi

Ground
Hole 7 5/8"
Csg 6"
9,13 m
9,60 m

Hole 5 5/8"
Csg 4"
26,60 m

Hole 3 4/5"

251,20 m ( TD )

Gambar 3. Konstruksi sumur landaian suhu PRA-1, daerah panas bumi Pararra, Luwu Utara –
Sulawesi Selatan.

288

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 4. Composite Log sumur landaian suhu PRA-1, daerah panas bumi Pararra, Luwu
Utara - Sulawesi Selatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

289

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 5. Grafik T.Logg Kedalaman 100 m

Gambar 6. Grafik T.Logg Kedalaman 250 m

290

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Grafik Analisis Temperatur Formasi Metoda "Horner Plot" Sumur PRA-1 ( 250 m )
Lapangan Panas Bumi Pararra, Kabupaten Luwu Utara
Provinsi Sulawesi Selatan

Buku 1 : Bidang Energi

Gambar 7. Grafik analisis temperatur formasi dengan metode Horner Plot.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

291

Buku 1 : Bidang Energi
Tabel 1 : Temperatur pembentukan mineral sekunder sumur PRA-1.
Mineral Sekunder

TEMPERATUR ( ° C )
30

50

100

150

200

250

300

350

Kaolinit
Smektit
Illit
Palygorskite
Kalsit
Klorit
Oksida Besi
Kuarsa
Opal
Pirit
Epidot
Biotit
Serisit

292

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009