IND PUU 7 2009 Permen No.01 thn 2009 Adipura Lamp 1 2 3 5

SALINAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 01 TAHUN 2009
TENTANG
PROGRAM ADIPURA
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kota yang bersih dan
teduh, perlu dilaksanakan Program ADIPURA di kabupaten/
kota;
b. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 219 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal
10 huruf i Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pasal 21 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, Pemerintah dapat memberikan insentif berupa
penghargaan kepada pemerintah daerah;
c. bahwa Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 99
Tahun 2006 tentang Program ADIPURA dan Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program ADIPURA sudah tidak sesuai
dengan perkembangan keadaan sehingga perlu dilakukan
penyempurnaan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup tentang Program
ADIPURA;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3699);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4844);
1

3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4851);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4737);
5. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden

Nomor 94 Tahun 2006;
6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun
2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan

:

PERATURAN
MENTERI
NEGARA
TENTANG PROGRAM ADIPURA.

LINGKUNGAN

HIDUP


BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Program ADIPURA adalah program kerja berlingkup nasional yang dikelola
oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka mewujudkan kota
yang bersih dan teduh.
2. Periode penilaian adalah jangka waktu penilaian Program ADIPURA yang
dimulai dari bulan Juni tahun berjalan sampai dengan bulan Juni tahun
berikutnya.
3. Tempat penampungan sementara, yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan,
dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu.
4. Tempat pemrosesan akhir, yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat
untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara
aman bagi manusia dan lingkungan.
2

5.


6.

Tempat pengolahan sampah terpadu, yang selanjutnya disingkat TPST adalah
tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan
ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang pengelolaan lingkungan hidup.

Pasal 2
Program ADIPURA bertujuan untuk mendorong pemerintah kabupaten/kota dan
masyarakat dalam mewujudkan kota yang bersih dan teduh melalui penerapan
prinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan
hidup.
Pasal 3
Program ADIPURA diberlakukan bagi kota-kota dengan jumlah penduduk sama
dengan atau lebih dari 20.000 jiwa di wilayah kabupaten/kota.

BAB II
PELAKSANAAN


(1)
(2)

(1)
(2)

(3)
(4)

(1)

(2)

Pasal 4
Program ADIPURA diselenggarakan oleh Menteri.
Menteri dalam menyelenggarakan Program ADIPURA sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat mendelegasikan kepada Deputi yang tugas dan
tanggungjawabnya di bidang pengendalian pencemaran lingkungan hidup,
Kementerian Negara Lingkungan Hidup.

Pasal 5
Menteri melaksanakan penilaian terhadap peserta Program ADIPURA.
Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. penilaian non fisik; dan
b. penilaian fisik.
Penilaian non fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a
dilaksanakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode penilaian.
Penilaian fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilaksanakan
paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) periode penilaian.
Pasal 6
Penilaian non fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a
dilakukan dengan cara mengisi kuisioner sesuai dengan kriteria penilaian
non fisik Program ADIPURA sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Berdasarkan kuisioner yang telah diisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri melakukan penilaian sesuai dengan indikator dan skala nilai non
fisik Program ADIPURA sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
3


(1)

(2)

(3)

(4)

(1)

Pasal 7
Penilaian fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b
dilaksanakan oleh tim penilai yang terdiri atas wakil dari:
a. Kementerian Negara Lingkungan Hidup; dan
b. daerah provinsi.
Tim penilai fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditunjuk oleh:
a. Menteri bagi tim penilai fisik dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup;
dan
b. gubernur untuk tim penilai fisik dari daerah provinsi.
Keanggotaan dari tim penilai fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf

b meliputi wakil dari:
a. Instansi lingkungan hidup provinsi;
b. perguruan tinggi;
c. media massa;
d. organisasi lingkungan;
e. pemerhati lingkungan;
f. lembaga/dewan yang ditetapkan oleh gubernur untuk mengevaluasi
lingkungan perkotaan; dan/atau
g. lembaga swadaya masyarakat.
Tim penilai fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memenuhi
syarat:
a. ketua tim penilai fisik berstatus Pegawai Negeri Sipil;
b. memiliki kemampuan untuk melaksanakan penilaian dan telah mengikuti
pelatihan penilaian ADIPURA;
c. sehat jasmani dan rohani; dan
d. memahami kriteria dan mekanisme penilaian yang telah ditetapkan dalam
Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
Tim penilai fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2)
susunan keanggotaan:


dengan

a. kota metropolitan dan kota besar, terdiri atas:
1. paling sedikit 2 (dua) orang wakil dari Kementerian Negara Lingkungan
Hidup; dan
2. 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) orang wakil dari daerah provinsi yang
terdiri atas:
a). 1 (satu) orang wakil dari instansi lingkungan hidup provinsi; dan
b). 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) orang yang mewakili lembaga
swadaya masyarakat, perguruan tinggi, media massa, organisasi
lingkungan, atau lembaga/dewan yang ditetapkan oleh gubernur
untuk mengevaluasi lingkungan perkotaan.
b. kota sedang dan kecil, terdiri atas:
1. 1 (satu) orang wakil dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup; dan

4

2. 2 (dua) sampai dengan 3 (tiga) orang wakil dari daerah provinsi yang
terdiri atas:

a). 1 (satu) orang wakil dari instansi lingkungan hidup daerah provinsi;
dan
b). 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) orang yang mewakili lembaga
swadaya masyarakat, perguruan tinggi, media massa, organisasi
lingkungan, atau lembaga/dewan yang ditetapkan oleh gubernur
untuk mengevaluasi lingkungan perkotaan.
(2)

Tim penilai fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menilai 6
(enam) sampai dengan 7 (tujuh) kota.

(3)

Tim penilai fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menilai paling
sedikit 6 (enam) kabupaten/kota.

(1)

(2)

(3)

(4)

Pasal 9
Tim penilai fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) bertugas:
a. melakukan penilaian terhadap kondisi fisik kota dari awal sampai akhir
penilaian;
b. mencari dan meminta informasi yang berkaitan dengan pengelolaan
kebersihan dan ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan di lokasi penilaian;
c. memaparkan (expose) hasil penilaian;
d. mengisi dan menandatangani formulir isian nilai fisik dan menyerahkan
hasilnya kepada ketua tim; dan
e. khusus ketua tim membuat dan menyampaikan berita acara hasil
penilaian yang dilengkapi dengan formulir isian nilai fisik, aplikasi
penilaian fisik, foto penilaian dan daftar kehadiran anggota tim pemantau
kepada Menteri.
Tim penilai fisik dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) wajib:
a. mengikuti seluruh kegiatan penilaian sesuai jumlah kabupaten/kota dan
hari yang telah ditetapkan dan melaporkan hasilnya kepada Menteri;
b. meminta izin kepada instansi terkait khususnya di lokasi-lokasi tertentu
antara lain perkantoran, sekolah, rumah sakit/puskesmas, dan
pelabuhan; dan
c. mengenakan tanda pengenal dan membawa surat tugas.
Dalam hal tim penilai fisik tidak mendapatkan izin dari instansi terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, tim penilai fisik harus meminta
bukti penolakan.
Tim penilai fisik dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) berdasarkan pada:
a. mekanisme
penilaian
fisik
kabupaten/kota
Program
ADIPURA
sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
b. kriteria, indikator dan skala nilai fisik kabupaten/kota Program ADIPURA
sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan
5

c. kode etik tim penilai fisik Program ADIPURA yang meliputi:
1. melakukan penilaian secara obyektif dan independen sesuai fakta di
lapangan;
2. menaati semua ketentuan sebagaimana diatur dalam mekanisme
penilaian kabupaten/kota Program ADIPURA dan panduan tim penilai
kabupaten/kota Program ADIPURA;
3. tidak menerima sesuatu dalam bentuk apapun yang berhubungan
dengan pelaksanaan penilaian Program ADIPURA;
4. tidak menginformasikan waktu dan lokasi pelaksanaan penilaian
kepada aparat pemerintah kabupaten/kota;
5. berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan penilaian; dan
6. tidak menginformasikan hasil penilaian kepada pihak manapun.
Pasal 10
Peserta Program ADIPURA dikelompokkan berdasarkan kategori:
a. kota metropolitan dengan jumlah penduduk > 1.000.000 jiwa;
b. kota besar dengan jumlah penduduk 500.001 – 1.000.000 jiwa;
c. kota sedang dengan jumlah penduduk 100.001 – 500.000 jiwa; dan
d. kota kecil dengan jumlah penduduk 20.000 – 100.000 jiwa.
Pasal 11
Lamanya penilaian fisik untuk masing-masing kategori kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10:
a. kota metropolitan paling sedikit 7 (tujuh) hari;
b. kota besar paling sedikit 6 (enam) hari;
c. kota sedang paling sedikit 3 (tiga) hari;dan
d. kota kecil paling sedikit 2 (dua) hari.

(1)

Pasal 12
Lokasi penilaian fisik kota terdiri atas :
a. permukiman, meliputi:
1. permukiman menengah dan sederhana; dan
2. permukiman pasang surut;
b. fasilitas kota, meliputi:
1. jalan arteri dan kolektor;
2. pasar;
3. perkantoran;
4. sekolah;
5. rumah sakit/puskesmas;
6. hutan kota; dan
7. taman kota;
c. fasilitas transportasi, meliputi:
1. terminal;
2. stasiun kereta api; dan
3. pelabuhan;
d. perairan terbuka;
e. fasilitas kebersihan, meliputi:
6

(2)

(3)

(4)

(1)
(2)

(1)
(2)

(3)

1. TPA;
2. pemilahan sampah; dan
3. pengolahan sampah.
f. pantai wisata.
Lokasi penilaian fisik kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang wajib
dinilai, terdiri atas:
a. permukiman menengah dan sederhana;
b. jalan arteri dan kolektor;
c. pasar;
d. perkantoran;
e. sekolah;
f. rumah sakit/puskesmas;
g. hutan kota;
h. taman kota;
i. TPA;
j. Pemilahan sampah; dan
k. Pengolahan sampah.
Lokasi penilaian fisik kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak
wajib dinilai, terdiri atas:
a. permukiman pasang surut;
b. terminal bus/angkot;
c. perairan terbuka;
d. pelabuhan;
e. stasiun kereta api; dan
f. pantai wisata.
Bagi kabupaten/kota yang tidak memiliki lokasi yang wajib dinilai
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberi nilai 30 (tiga puluh).
Pasal 13
Tim penilai menentukan wilayah penilaian
fisik kota peserta Program
ADIPURA secara umum.
Penentuan wilayah penilaian fisik kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus menyebar secara merata dan proporsional terhadap luas wilayah
perkotaan dengan ketentuan:
a. untuk kategori kota metropolitan dan kota besar, luas wilayah yang
dinilai paling sedikit mencakup 60 % dari luas wilayah kota; dan
b. untuk kategori kota sedang dan kota kecil paling sedikit 70 % dari luas
wilayah perkotaan (urban area).
Pasal 14
Menteri menentukan lokasi penilaian peserta Program ADIPURA.
Lokasi penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan untuk
masing-masing lokasi menyebar secara merata dan proporsional terhadap
luas wilayah penilaian.
Penentuan lokasi penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diutamakan
yang dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota.

7

Pasal 15
Menteri melaksanakan evaluasi lokasi penilaian kota pada masing-masing
kabupaten/kota setiap tahun sekali.
(1)
(2)

(1)

(2)

Pasal 16
Kegiatan penilaian fisik dilaksanakan secara bersama-sama oleh anggota tim
penilai.
Apabila terdapat anggota tim penilai fisik yang berhalangan, kegiatan
penilaian tetap dilaksanakan tanpa menunggu anggota tim penilai fisik yang
berhalangan tersebut.
Pasal 17
Pada penilaian berikutnya dalam periode yang sama, tim penilai fisik menilai
kelompok (cluster) kota yang berbeda dengan penilaian sebelumnya, kecuali 1
(satu) orang wakil dari daerah provinsi.
Pertukaran antar tim penilai fisik dapat dilakukan apabila dianggap perlu.

Pasal 18
Apabila anggota tim penilai fisik tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai
hasil penilaian, keputusan penilaian diserahkan kepada Menteri.
Pasal 19
Berdasarkan berita acara hasil penilaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
ayat (1) huruf e, Menteri dapat:
a. menetapkan kabupaten/kota yang akan diverifikasi;
b. menetapkan tim verifikasi; dan
c. menugaskan tim untuk melakukan verifikasi dalam upaya memastikan hasil
penilaian 1 (satu) dan 2 (dua) akurat dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan mekanisme dan kriteria yang telah ditetapkan.
Pasal 20
Verifikasi dilaksanakan berdasarkan mekanisme verifikasi Program ADIPURA
sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 21
Apabila anggota tim tidak dapat mencapai kesepakatan hasil verifikasi, keputusan
diserahkan kepada Menteri.

(1)
(2)

(1)

Pasal 22
Berdasarkan hasil penilaian dan/atau verifikasi, Menteri menentukan
peringkat kota calon penerima penghargaan ADIPURA.
Menteri menetapkan kota yang mendapatkan penghargaan ADIPURA.
Pasal 23
Penghargaan ADIPURA terdiri atas Anugerah ADIPURA, Piagam ADIPURA dan
Plakat ADIPURA.
8

(2)

Pengumuman penerima penghargaan ADIPURA dilakukan oleh Menteri pada
peringatan hari lingkungan hidup.

Pasal 24
Kementerian Negara Lingkungan Hidup melaksanakan pengelolaan data hasil
penilaian dan verifikasi peserta Program ADIPURA.
BAB III
PEMBINAAN
Pasal 25
Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan/atau pemerintah provinsi melakukan
pembinaan kepada pemerintah kabupaten/kota dalam rangka pelaksanaan
Program ADIPURA.
BAB IV
SANKSI

(1)

(2)

Pasal 26
Pelanggaran terhadap kode etik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(4) huruf c dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai tim
penilai.
Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh:
a. Menteri untuk tim penilai Kementerian Negara Lingkungan Hidup; dan
b. Gubernur untuk tim penilai daerah provinsi.

Pasal 27
Bagi pemerintah kabupaten/kota yang tidak peduli terhadap pelaksanaan
Program ADIPURA dapat dikenakan disinsentif sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
BAB V
PEMBIAYAAN

(1)

(2)

Pasal 28
Pelaksanaan Program ADIPURA dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Provinsi, dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten/Kota.
Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pembiayaan
dapat berasal dari sumber pendanaan lain sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

9

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 99 Tahun 2006 tentang Program ADIPURA dan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program ADIPURA dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 30
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal: 02 Februari 2009
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,
ttd
Ilyas Asaad

10

Lampiran I
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
: 01 Tahun 2009
Tanggal
: 02 Februari 2009

KRITERIA PENILAIAN NON FISIK PROGRAM ADIPURA
I.

LEMBAR PERNYATAAN
Mengingat kebenaran data sangat diperlukan dalam analisis bagi
penyusunan
profil
kota,
bersama
ini
saya
sebagai
bupati/walikota.............................menyatakan bahwa format isian untuk
penyusunan profil kota ini telah diisi dengan sebenarnya dan dapat saya
pertanggungjawabkan.
................., ......................20...
bupati/walikota,

(............................................)

II.

DAFTAR ISIAN DAN PERTANYAAN
A.

DATA UMUM KABUPATEN/KOTA
1.
2.
3.
4.

Nama kabupaten/kota :.........................................................
Nama ibu kota
:........................................................
Provinsi
:.........................................................
Jumlah penduduk dan luas wilayah:
a. Isian untuk kota:
1). Luas wilayah administrasi: .........................(km2).
2). Jumlah penduduk di wilayah administrasi:.......(jiwa).
b. Isian untuk kabupaten:
1). Luas wilayah administrasi:...............(km2).
2). Jumlah penduduk di wilayah perkotaan (urban): ..............(jiwa).
3). Luas
daerah
perkotaan/daerah
pelayanan
kebersihan:
2
................(km ).
4). Jumlah penduduk di daerah perkotaan/pelayanan kebersihan:
...................(jiwa)

11

5. Geografi
a. Pantai
b. Pegunungan
c. Pasang surut/rawa-rawa
B.

: ...............................
: ...............................
: ...............................

INSTITUSI
1. Kelembagaan.
a. Pengelolaan lingkungan hidup (PLH).
Apakah ada lembaga yang menangani PLH di kabupaten/kota
Saudara?
a). Ya, sebutkan dan lampirkan struktur dan tupoksi organisasinya
(Lampiran 1).
b). Tidak.
b. Pengelolaan kebersihan/sampah
1). Apakah ada lembaga/unit pengelola kebersihan/ sampah di
kabupaten/kota Saudara?
a). Ya, sebutkan dan lampirkan struktur organisasinya berikut
tupoksi (Lampiran 2).
b). Tidak.
2).

Apakah dalam pengelolaan kebersihan/sampah melibatkan pihak ketiga ?

a). Ya, lampirkan surat perjanjian/kontrak kerja (Lampiran 3).
b). Tidak.
c. Pengelolaan RTH.
1). Apakah ada lembaga/unit pengelola RTH di kabupaten/kota
Saudara?
a). Ya, sebutkan dan lampirkan struktur organisasinya berikut
tupoksi (Lampiran 4).
b). Tidak.
2).

Apakah dalam pengelolaan RTH melibatkan pihak ketiga?

a). Ya, lampirkan surat perjanjian/kontrak kerja (Lampiran 5).
b). Tidak.
2. Produk hukum.
Sebutkan produk hukum yang dimiliki kabupaten/kota Saudara:

12

No.

1.
2.

3.

KOMPONEN

BENTUK
PERATURAN
DAN ATAU
PEDOMAN
TEKNIS

NOMOR DAN
TANGGAL
PENGESAHAN

TENTANG

KETERANGAN

Pengelolaan
lingkungan hidup.
Pengelolaan
kebersihan/
sampah
RTH.

Catatan : Kolom keterangan diisi untuk memberikan keterangan
jika produk hukum masih dalam proses (belum
disahkan).
3.

Anggaran.
a. Jumlah anggaran.
JUMLAH ANGGARAN
Tahun
Tahun
Tahun
20...
20...
20...

No.

JUMLAH ANGGARAN

1).
2).

APBD total
APBD sektor lingkungan
hidup.
Lembaga
pengelola
lingkungan hidup.
(diberi keterangan kalau
lembaga tergabung dengan
fungsi lain)
Lembaga pengelola sampah
Lembaga/unit
pengelola
RTH.
Pendapatan
asli
daerah
(PAD).

3).

4).
5).
6).

PERSENTASE
(tahun terakhir)

Catatan : Persentase = (jumlah anggaran tiap lembaga : jumlah
anggaran APBD) x 100%, hanya untuk anggaran tahun
terakhir)
b. Sebutkan potensi dan realisasi penerimaan
kebersihan pada tahun 20... dan 20...

4.

KOMPONEN

TAHUN

Kebersihan/sampah

20...
20...

PENERIMAAN
RETRIBUSI (000,-)
POTENSI
REALISASI

retribusi
PERSENTASE
REALISASI

Fasilitas.
a. Pengelolaan kebersihan/sampah
No.

TEMPAT PENANGANAN

1)

TPS
a). Terbuka.
b). Tertutup
c). Dengan pemisahan sesuai jenis
sampah.
Fasilitas pengolahan sampah
Fasilitas
pemanfaatan
sampah
menjadi energi

2)
3)

LOKASI

13

JUMLAH

Volume
(m3/unit)

untuk

4)

Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki tempat pengolahan
sampah terpadu (TPST)?
a). Ya (sebutkan luas dan lokasinya).
b). Tidak.
5). Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki tempat pemrosesan
akhir sampah (TPA)?
a). Ya (sebutkan luas dan lokasinya).
b). Tidak.
6). Sebutkan umur TPA dan tahun mulai operasional?
7). Sebutkan luasan TPA yang sudah terpakai (dalam ha)?
8). Sistem operasional TPA yang digunakan:
a). Open dumping.
b). Control landfill .
c). Sanitary landfill.
9). Jarak TPA
a). Jarak
TPA
dengan
perumahan/permukiman
terdekat..........km.
b). Jarak TPA dengan sungai/badan air terdekat .........km.
c). Jarak TPA dengan pantai ............km.
10). Apakah ada pengolahan lindi di TPA? Lampirkan hasil analisis
laboratorium inlet dan outlet (Lampiran 6).
11). Apakah ada sumur pantau di TPA? Lampirkan hasil analisis
laboratorium (Lampiran 7)
12). Alat angkut:
No.

Jenis Alat Angkut

a).

Gerobak sampah
Truk terbuka
besar
Truk terbuka kecil
Mini truk (kijang)
Truk compactor
besar
Truk compactor
kecil
Dump truck besar
Dump truck kecil
Arm roll besar
Arm roll kecil
Trailer container
Motor sampah

b).
c).
d).
e).
f).
g).
h).
i).
j).
k).
l).

Jumlah

Kapasitas per
unit (m3)

Ritasi

Masih Beroperasi
Ya
Tidak

13). Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki alat angkut dengan
fasilitas pemisahan? Sebutkan jumlah dan kapasitas per unit.
b. Pengendalian pencemaran air (PPA).
1) Apakah terdapat IPAL domestik komunal? (khusus untuk kota
metropolitan dan besar).
a). Ada, beroperasi.
b). Ada, tidak beroperasi.
c). Masih dalam proses.
d). Tidak ada.

14

2)

Sistem pengolahan air limbah domestik di kabupaten/kota
Saudara:
NO
a).

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

JUMLAH
PENDUDUK/
KK

PERSENTASE

Sewerage system (IPAL komunal).

b).

Septik tank komunal.

c).

Individual septik tank.

d).

Tanpa diolah.

e).

Lainnya, sebutkan........................

c. Pengelolaan RTH.
1). Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki taman kota?
2). Sebutkan luas seluruh taman kota di kabupaten/kota Saudara?
3). Siapa penanggung jawab pengelolaan taman kota?
4). Apakah memiliki tempat pembibitan? Sebutkan alamat lengkap
lokasi tempat pembibitan tersebut.
5). Apakah kabupaten/kota Saudara memiliki hutan kota? Sebutkan
lokasinya.
6). Sebutkan luas seluruh hutan kota yang telah ditetapkan dengan
peraturan daerah / peraturan kepala daerah, dan lampirkan
bukti pendukung (Lampiran 8).
5.

Tingkat pelayanan.
a. Pengelolaan kebersihan/sampah
1). Sebutkan total timbulan sampah kota tahun...../ tahun.....: .....
m3/hari.
2). Sebutkan jumlah sampah yang terangkut tahun ......./tahun.... :
......m3/hari.
3). Penanganan sampah:
NO

PENANGANAN

a).

Diangkut ke TPA.

b).

Diolah :

VOLUME (m3)/bulan

PERSENTASE
(dari total timbulan)

(1). Kompos.
(2). Daur ulang.
(3). Pemanfaatan lain.
c).

4).

5).

Tidak terangkut

Berapa lama sampah berada di TPS (holding time)?
a). < 6 jam.
b). 7 jam – 18 jam.
c). 19 jam – 24 jam.
d). 25 jam – 48 jam.
e). 48 jam.
Lampirkan jadwal pengangkutan sampah (Lampiran 9).

15

6).

7).
8).

Apakah penanganan transportasi sampah melibatkan swasta?
Jelaskan (untuk kota metro).
a). Ya .
b). Tidak.
Jelaskan rute truk sampah, sertakan peta rutenya (Lampiran 10)
dan peta daerah pelayanannya (Lampiran 11).
Sebutkan tingkat pelayanan kebersihan kota:
No.
a).
b).
c).

C.

Pelayanan

20..
........(ha)
........jiwa
.........%

Luas daerah pelayanan
Jumlah penduduk terlayani
Jumlah penduduk terlayani
terhadap jumlah penduduk
perkotaan

Tingkat Pelayanan
20..
20..
........(ha)
........(ha)
........jiwa
........jiwa
.........%
.........%

MANAJEMEN
1. Perencanaan.
1). Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana pemerintah
jangka
menengah
(RPJM)
atau
rencana
strategis
daerah
(RENSTRADA)?
a. Ya.
b. Tidak.
2). Apakah dalam RPJM terdapat komitmen politik mengenai lingkungan,
kebersihan dan keteduhan?
a. Ada.
b. Tidak ada.
3). Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana kerja
pemerintah daerah tahunan (RKPDT)?
a. Ya.
b. Tidak.
4). Apakah dalam RKPDT terdapat rencana kerja yang terkait dengan
kebersihan dan keteduhan?
a. Ya.
b. Tidak.
5). Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana kerja dan
anggaran (RKA)?
a. Ya.
b. Tidak.
6). Berapa persentase (%) realisasi rencana kerja dan anggaran (RKA)
tahun 20... terhadap output/hasil?
7). Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana strategis
(RENSTRA) ?
a. Ya.
b. Tidak.
8). Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana kerja (RENJA)?
a. Ya.
b. Tidak.

16

9).

10).
11).
12).
13).
14).
15).

16).

Apakah pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana umum tata
ruang (RUTR) ?
a. Ya.
b. Tidak
Apakah ada penetapan lokasi TPA dan TPST dalam RUTR? Jelaskan.
Apakah ada penetapan target pengurangan volume sampah? Jelaskan
prosentase pengurangan per tahun.
Apakah ada penetapan target volume sampah yang diolah (m3/bulan)?
Jelaskan.
Apakah ada penetapan rencana fasilitas 3R? Sebutkan jumlah
(unit/tahun) dan kapasitasnya (m3/tahun).
Apakah ada penetapan rencana pemberian insentif dan disinsentif
dalam pengurangan sampah? Jelaskan.
Apakah kabupaten/kota saudara telah memiliki rencana penutupan
TPA sistem open dumping?
a. Ya, jelaskan jadwal pelaksanaan dan lampirkan dokumen
perencanaannya.
b. Dalam proses, lampirkan dokumennya.
c. Tidak.
(lampiran 12)
Apakah ada rencana pengelolaan sampah pasca penutupan TPA
sistem open dumping? Jelaskan.

2. Pelaksanaan.
1).

Apakah ada kegiatan pemanfaatan sampah selain 3R? Sebutkan
lokasinya, jelaskan prosesnya dan berapa volume sampah (m3/bulan)
yang dimanfaatkan.
Apakah ada kegiatan pengomposan di TPA? Jelaskan prosesnya,
berapa volume sampah (m3/bulan) yang dibuat kompos?
Apakah ada kegiatan 3R pada lokasi-lokasi di bawah ini :

2).
3).

No.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Lokasi

Alamat

Jenis
Kegiatan

Pemanfaatan

Volume
Sampah
yang Diolah
(m3)/Bulan

Pelaksana
(Jelaskan)

Perumahan
Pasar
Perkantoran
Sekolah
Hotel
Terminal
Rumah Sakit/
Puskesmas
Lainnya,
sebutkan

3. Pengendalian.
1).

Apakah ada pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan
kebersihan/sampah?
a. Ya, lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan pelaksanaan
(Lampiran 13).
17

2).

3).

4).

D.

b. Tidak
Apakah hasil-hasil pengawasan ditindak lanjuti?
a. Ya, sebutkan .
b. Tidak.
Apakah ada pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pengelolaan
RTH?
a Ya, lampirkan bukti-bukti hasil pengawasan/laporan pelaksanaan
(Lampiran 14).
b Tidak.
Apakah hasil-hasil pengawasan ditindak lanjuti?
a Ya, sebutkan.
b Tidak

PARTISIPASI MASYARAKAT
1.

Apakah ada peran serta lembaga pendidikan di bidang kebersihan dan
penghijauan? Sebutkan.
No.

Pendidikan

a.
b.
c.

Karya
tulis

Bentuk peran serta
Satgas
Lomba kebersihan
kebersihan
dan lomba taman

Lomba
poster/
karya seni

Lainnya

SD
SMP
SMA

Catatan : Lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 15).
2.

Apakah ada peran serta media massa terhadap kebersihan kota?
Sebutkan.
a. Media cetak
No

Nama
Media

Artikel

Pemberitaan

Frekuensi dan Bentuk Pemberitaan
Tajuk
Surat
Karikatur
Rencana
Pembaca

Foto

Lainnya

1).
2).
3).
4).

Catatan : Lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 16).
b. Media elektronik.
No.

Nama Stasiun
Pemancar

Kontak
Pendengar

Jenis Pemberitaan
Obrolan/
Hiburan
Talk Show

Laporan
khusus

Lainnya

1).
2).
3).
4).

Catatan : Lampirkan bukti-bukti pendukung seperti : MoU, kontrak
kerjasama dan lainnya (Lampiran 17)
3.

Apakah pemerintah daerah mempunyai mekanisme pemberian usul,
pertimbangan, saran dan pengaduan dalam pengelolaan sampah dari
masyarakat? Jelaskan & lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran
18).
18

4.

5.

Sebutkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan dan
penghijauan lingkungan perkotaan di kabupaten/kota Saudara?.
Lampirkan bukti-bukti pendukung (Lampiran 19).
Sebutkan wilayah perumahan/pemukiman dimana masyarakatnya telah
melakukan kegiatan pemilahan pada tempatnya.
No.

Nama wilayah
perumahan/ permukiman

Desa/ Kelurahan

Kecamatan

1.
2.
3.
4.
....
....

Motif *)
a/b/c/d
a/b/c/d
a/b/c/d
a/b/c/d

*)

6.

Lingkari huruf yang menunjukkan motif yang melatarbelakangi
masyarakat melakukan aktivitas tersebut:
a. Karena adanya Program ADIPURA.
b. Hasil kerjasama/pendampingan/kolaborasi/ kemitraan dengan
LSM.
c. Hasil kerjasama/pendampingan/kolaborasi/ kemitraan dengan
pihak swasta.
d. Inisiatif warga sendiri.
Sesuai dengan jawaban pertanyaan nomor 5, sebutkan wilayah yang
masyarakatnya melakukan kegiatan-kegiatan berikut :
a. Membangun fasilitas pemilahan sampah.
b. Membangun fasilitas pemilahan sampah sekaligus melakukan upaya
pengolahan sampah.

III. PETA
Lampirkan peta yang terdiri dari atas :
1. Peta I
: lokasi penilaian.
2. Peta II
: lokasi pelaksanaan 3R dan pemanfaatan.
3. Peta III
: lokasi TPS 3R.
4. Peta IV
: rute truk sampah.
5. Peta V
: daerah pelayanan pengangkutan sampah.
IV. TATA CARA PENGISIAN KRITERIA PENILAIAN NON FISIK PROGRAM
ADIPURA.
Daftar isian kabupaten/kota mencakup aspek-aspek penting dalam
pengelolaan lingkungan hidup, yang terdiri atas komitmen pemerintah
daerah, institusi dan manajemen.
Daftar isian ini terdiri dari 2 (dua) bagian utama yaitu lembar pernyataan dan
daftar isian serta pertanyaan. Lembar pernyataan berisi tentang pernyataan
dari bupati/walikota mengenai kebenaran data yang telah diisi. Lembar
pernyataan ini ditandatangani oleh bupati/walikota, diberi cap dan ditulis di
atas kertas kop bupati/walikota.
Daftar isian dan pertanyaan terdiri dari data umum kota, institusi,
manajemen dan partisipasi masyarakat.
19

A. DATA UMUM KABUPATEN/KOTA.
Bagian ini memuat tentang informasi umum kota, kategori kota, jumlah
penduduk, wilayah pelayanan, dan kondisi geografi. Jika tempat jawaban
yang disediakan tidak mencukupi, jawaban dapat diisi dengan
menggunakan lembar tersendiri sebagai lampiran.
Angka 1, cukup jelas
Angka 2, untuk kabupaten diisi dengan nama kota yang diusulkan
sebagai peserta Program ADIPURA (dapat berupa ibu kota
kabupaten/kota lain dalam wilayah kabupaten/kota tersebut).
Angka 3, cukup jelas
Angka 4, huruf a , angka 1), cukup jelas
Angka 4, huruf a, angka 2) jumlah penduduk menggunakan jumlah
penduduk administratif
Angka 4, huruf b, angka 1) cukup jelas
Angka 4, huruf b, angka 2) jumlah penduduk di wilayah perkotaan
(urban)/daerah pelayanan
Angka 4, huruf b, angka 3), dan huruf b angka 4) cukup jelas
Angka 5, huruf a, huruf b dan huruf c cukup jelas (jika dalam satu
kabupaten/kota memilki lebih dari satu kondisi geografis,
cantumkan yang dominan).
B. INSTITUSI.
1. Kelembagaan
a. PLH.
Cukup jelas
b. Pengelolaan kebersihan/sampah
Angka 1) dan angka 2), cukup jelas.
c. Pengelolaan RTH.
Angka 1) dan angka 2), cukup jelas.
2. Produk hukum
Sebutkan seluruh produk hukum dan/atau pedoman teknis yang
dimiliki (jumlahnya dapat lebih dari satu untuk setiap isu)
3. Anggaran
a. Jumlah anggaran.
Angka 1), APBD total merupakan APBD keseluruhan untuk
kabupaten/kota.
Angka 2), APBD sektor lingkungan hidup merupakan APBD yang
diperuntukan bagi pengelolaan lingkungan hidup di
seluruh instansi yang ada di kabupaten/kota.
Angka 3), Anggaran
lembaga
pengelola
lingkungan
hidup
merupakan anggaran yang ada di instansi pengelola
lingkungan hidup.
Angka 4) dan angka 5), cukup jelas.
20

Angka 6), total PAD dalam struktur APBD pada tahun yang
bersangkutan.
b. Potensi dan realisasi penerimaan retribusi.
Cukup jelas.
4. Fasilitas
a. Pengelolaan kebersihan/sampah.
Angka 1), TPS yang memiliki 2 (dua) ruang atau lebih untuk
pemisahan sampah sesuai dengan jenisnya.
Angka 2),
Angka 3),

meliputi fasilitas 3R, TPS 3R atau TPST
fasilitas yang mengubah sampah menjadi energi
misalnya instalasi biogas, instalasi pembangkit listrik
tenaga sampah.
Angka 4), cukup jelas.
Angka 5), cukup jelas.
Angka 6), umur TPA merupakan rencana masa pemakaian TPA
dan tahun berapa mulai beroperasi
Angka 7), sampai dengan angka 9), cukup jelas
Angka 10), analisis laboratorium 3 bulan terakhir
Angka 11), analisis laboratorium 3 bulan terakhir
Angka 12), cukup jelas
Angka 13), alat angkut dengan fasilitas kontener yang memiliki 2
ruang atau lebih untuk pemisahan sampah sesuai jenis
b. Pengendalian pencemaran air (PPA).
Angka 1), cukup jelas.
Angka 2), sistem pengolahan yang dimaksud merupakan sistem off
site seperti septik tank komunal, municipal sewerage.
c. Pengelolaan RTH.
Angka 1), sampai dengan angka 5), cukup jelas
Angka 6), lampirkan peraturan bupati/walikota atau peraturan
daerah.
5. Tingkat pelayanan
Pengelolaan kebersihan/sampah
Angka 1) sampai dengan angka 8), cukup jelas
C. MANAJEMEN.
1. Perencanaan
Angka 1) sampai dengan angka 16), cukup jelas.
2. Pelaksanaan

Angka 1), kegiatan pemanfaatan sampah selain 3R antara lain biogas,
mengubah sampah menjadi energi
Angka 2) dan angka 3), cukup jelas
3. Pengendalian
Angka 1) sampai dengan angka 4), cukup jelas.
21

D. PARTISIPASI MASYARAKAT.
Angka 1 sampai dengan angka 6 , cukup jelas

MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,
ttd
Ilyas Asaad.

22

Lampiran II
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
: 01 Tahun 2009
Tanggal
: 02 Februari 2009

INDIKATOR DAN SKALA NILAI NON FISIK PROGRAM ADIPURA
I.

INSTITUSI
A. KELEMBAGAAN
KRITERIA
1. Pengelolaan lingkungan hidup.
Lembaga yang menangani pengelolaan lingkungan
hidup
a Ya, ada lampiran.
b Ya, tidak ada lampiran.
c Tidak ada.

B.

SKOR

90
60
30

2. Pengelolaan kebersihan/sampah
Lembaga / unit pengelola kebersihan / sampah
a Ya, ada lampiran.
b Ya, tidak ada lampiran.
c Tidak ada.

90
60
30

3. Pengelolaan RTH.
Lembaga/unit pengelola RTH.
a Ya, ada lampiran.
b Ya, tidak ada lampiran.
c Tidak ada.

90
60
30

PRODUK HUKUM
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengelolaan lingkungan hidup.
KRITERIA
Ada, dalam bentuk peraturan daerah, ada
lampiran.
Ada, dalam bentuk peraturan daerah, tidak ada
lampiran.
Ada, dalam bentuk peraturan bupati/walikota,
ada lampiran.
Ada, dalam bentuk peraturan bupati/walikota,
tidak ada lampiran.
Dalam proses (ada draft akademik).
Tidak ada peraturan tentang pengelolaan
lingkungan hidup.
23

SKOR
90
80
70
60
50
30

2.
a.
b.
c.
d.

Pengelolaan kebersihan/sampah.
KRITERIA
Ada, dalam bentuk peraturan daerah, ada
lampiran
Ada, dalam bentuk peraturan daerah, tidak ada
lampiran.
Ada, dalam bentuk peraturan bupati/walikota,
ada lampiran.
Ada, dalam bentuk peraturan bupati/walikota,
tidak ada lampiran.

e. Dalam proses (ada draft akademik).
f. Tidak ada peraturan tentang pengelolaan
sampah.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengelolaan RTH.
KRITERIA
Ada, dalam bentuk peraturan daerah, ada
lampiran
Ada, dalam bentuk peraturan daerah, tidak ada
lampiran.
Ada, dalam bentuk peraturan bupati/walikota,
ada lampiran
Ada, dalam bentuk peraturan bupati/walikota,
tidak ada lampiran
Dalam proses (ada draft akademik)
Tidak ada peraturan tentang pengelolaan RTH.

SKOR
90
80
70
60
50
30

SKOR
90
80
70
60
50
30

C. ANGGARAN.
1. Anggaran pengelolaan lingkungan hidup (anggaran PLH).
a. Kota metropolitan dan besar.
KRITERIA
a. Rasio anggaran PLH terhadap APBD > 10%.
b. Rasio anggaran PLH terhadap APBD 7,5% < Y <
10%
c. Rasio anggaran PLH terhadap APBD 5% < Y <
7,5%.
d. Rasio anggaran PLH terhadap APBD 2,5% < Y <
5%.
e. Rasio anggaran PLH terhadap APBD < 2,5%.

24

SKOR
90
75
60
45
30

b. Kota Sedang dan Kecil.
KRITERIA
a. Rasio anggaran PLH terhadap
b. Rasio anggaran PLH terhadap
5%.
c. Rasio anggaran PLH terhadap
3%.
d. Rasio anggaran PLH terhadap
2%.
e. Rasio anggaran PLH terhadap

SKOR
90

APBD > 5%.
APBD 3% < Y <

75
APBD 2% < Y <
60
APBD 1% < Y <
45
30

APBD < 1%.

2. Anggaran pengelolaan sampah.
a. Kota metropolitan dan besar.
Anggaran pengelolaan RTH
____________________________ x 100 %
ABD

a.
b.
c.
d.

KRITERIA
KABUPATEN/KOTA
≥ 5 %.
3% ≤ Y < 4%.
2% ≤ Y < 3%.
< 2%.

SKOR
90
75
60
30

b. Kota sedang dan kecil.
Anggaran pengelolaan RTH
__________________________ x 100 %
ABD

a.
b.
c.
d.

KRITERIA
KABUPATEN/KOTA
≥ 3 %.
2% ≤ Y < 3%.
1% ≤ Y < 2%.
< 1%.

SKOR
90
75
60
30

25

3. Pengelolaan RTH.
a. Kota metropolitan dan besar.
Anggaran pengelolaan RTH
__________________________ x 100 %
ABD
KRITERIA
KABUPATEN/KOTA
a. ≥ 5 %.
b. 3% ≤ Y < 4%.
c. 2% ≤ Y < 3%.
d. < 2%.

SKOR
90
75
60
30

b. Kota sedang dan kecil.
Anggaran pengelolaan RTH
__________________________ x 100 %
ABD
KRITERIA
KABUPATEN/KOTA
a. ≥ 3%.
b. 2% ≤ Y < 3%.
c. 1% ≤ Y < 2%.
d. < 1%.

SKOR
90
75
60
30

D. FASILITAS
1. Pengelolaan kebersihan/sampah.
a. TPS.
KRITERIA
a Ada, terpisah sesuai jenis sampah.
b Ada, tertutup.
c Ada, terbuka.
d Tidak ada.
b. Fasilitas pengolahan sampah.
KRITERIA
a Ada, dengan penjelasan.
b Ada, tidak ada penjelasan.
c Tidak ada.

SKOR
90
75
60
30

SKOR
90
60
30

26

c. Fasilitas pemanfaatan sampah menjadi energi.
KRITERIA
a Ada, dengan penjelasan.
b Ada, tidak ada penjelasan.
c Tidak ada.

SKOR
90
60
30

d. TPST.
KRITERIA
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Ada, tidak ada penjelasan.
c. Tidak ada.

SKOR
90
60
30

e. Sistem operasional TPA yang digunakan.
KRITERIA
a. Sanitary landfill.
b. Controlled landfill.
c. Open dumping.

SKOR
90
60
30

f. Jarak TPA dengan :
KRITERIA
Perumahan terdekat :
a. > 2 km.
b. 1 km.
c. 0.5 km.
d. 0 km.
Perairan terbuka :
a. > 2 km.
b. 1 km
c. 0.5 km.
d. 0 km.
Pantai terdekat :
a. > 2 km.
b. 1km.
c. 0.5 km.
d. 0 km.

SKOR
90
75
60
30
90
75
60
30
90
75
60
30

g. Pengolahan lindi di TPA.
KRITERIA
a. Ada, dengan analisis laboratorium inlet dan
outlet.
b. Ada, tidak ada analisis laboratorium inlet
dan outlet.
c. Tidak ada.

27

SKOR
90
60
30

h. Sumur pantau di TPA.
KRITERIA
Ada,
dengan
analisis
laboratorium inlet
a.
dan outlet.
b.
c.

Ada, tidak ada analisis laboratorium inlet
dan outlet.
Tidak ada.

i. Alat angkut sampah dengan fasilitas pemisahan.
KRITERIA
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Tidak ada.

SKOR
90
60
30

SKOR
90
30

2. Pengendalian Pencemaran Air (PPA)
IPAL domestik komunal (khusus untuk kota metropolitan dan besar)
KRITERIA
SKOR
a. Ada, beroperasi.
90
b. Ada, tidak beroperasi.
75
c. Masih dalam proses.
60
d. Tidak ada.
30
3. Pengelolaan RTH.
a. Keberadaan taman kota
KRITERIA
a. Ada.
b. Tidak ada.

SKOR
90
30

b. Rasio luas taman kota terhadap luas daerah urban
KRITERIA
a. >15%.
b. 10% < x < 15%.
c. 5% < x < 10%.
d. < 5%.

SKOR
90
75
50
30

c. Tempat pembibitan.
KRITERIA
a. Ada.
b. Tidak ada.

SKOR
90
50

d. Keberadaan hutan kota.
KRITERIA
a. Ada.
b. Tidak ada.

SKOR
90
30

28

e. Rasio luas hutan kota terhadap luas daerah urban (wilayah perkotaan).
KRITERIA
SKOR
a. >10%.
90
b. 5% < x < 10%.
75
c. 1% < x < 5%.
50
d. < 1%.
30

E. TINGKAT PELAYANAN.
1. Pengelolaan kebersihan/sampah.
a. Penanganan sampah.
1). Jumlah / volume sampah yang dibuat kompos (untuk kota
metropolitan dan kota besar).
KRITERIA
SKOR
a. > 30%.
90
b. 20% < x < 30%.
75
c. 10% < x < 20%.
65
d. 1% < x < 10%.
50
e. < 1%.
30
2). Jumlah / volume sampah yang didaur ulang (untuk kota metropolitan
dan kota besar).
KRITERIA
SKOR
a. > 30%.
90
b. 20% < x < 30%.
75
c. 10% < x < 20%.
65
d. 1% < x < 10%.
50
e. < 1%.
30
3). Lama sampah berada di TPS (holding time).
KRITERIA
a. < 6 jam.
b. 6 jam < x < 19 jam
c. 19 jam < x < 25 jam.
d. 25 jam < x < 48 jam.
e. > 48 jam.

SKOR
90
75
65
50
30

4). Penanganan transportasi sampah melibatkan swasta (untuk kota
metropolitan dan besar).
KRITERIA
SKOR
a. Ya (dengan penjelasan).
90
b. Ya (tidak ada penjelasan).
75
c. Tidak.
60

29

5). Tingkat pelayanan kebersihan kota .
KRITERIA
a. >75%.
b. 50 < x < 75%.
c. 25 < x < 50%.
d. < 25%.
II. MANAJEMEN.
A. Perencanaan
NO
KRITERIA
1. Rencana pemerintah jangka menengah
(RPJM) atau rencana strategis daerah
(Renstrada):
a. Ada, terdapat komitmen lingkungan,
kebersihan dan keteduhan.
b. Ada, tidak ada komitmen.
c. Tidak ada.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

SKOR
90
75
60
30

SKOR

90
60
30

Rencana kerja pemerintah daerah tahunan
(RKPDT):
a. Ada, terdapat rencana terkait kebersihan
dan keteduhan.
b. Ada, tidak ada rencana kerja.
c. Tidak ada.

90
60
30

Rencana kerja dan aggaran (RKA):
a. Ada.
b. Tidak ada.

90
30

Rencana strategis (RENSTRA):
a. Ada.
b. Tidak ada.

90
30

Rencana kerja (RENJA):
a. Ada.
b. Tidak ada.

90
30

Rencana umum tata ruang (RUTR):
a. Ada, terdapat penetapan lokasi TPA dan
TPST.
b. Ada, tidak terdapat penetapan lokasi TPA
dan TPST.
c. Tidak ada.

60
30

Penetapan target pengurangan volume
sampah (% / tahun):
a. Ada, dengan penjelasan.

90

30

90

NO

KRITERIA

SKOR
30

b. Tidak ada.
8.

9.

Penetapan target volume sampah yang diolah
(m3 / bulan):
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Tidak ada.
Penetapan rencana fasilitas 3R:
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Tidak ada.

90
30

90
30

10. Penetapan rencana pemberian insentif dan
disinsentif dalam pengurangan sampah:
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Tidak ada.

90
30

11. Rencana penutupan TPA sistem open
dumping:
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Dalam proses.
c. Tidak ada.

90
60
30

12. Rencana pengelolaan sampah pasca
penutupan TPA sistem open dumping:
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Tidak ada.
B. Pelaksanaan.
1. Kegiatan pemanfaatan sampah selain 3R.
KRITERIA
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Tidak ada.
Pengomposan di TPA.
KRITERIA
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Ada, tidak ada penjelasan.
c. Tidak ada.

90
30

SKOR
90
75

2.

SKOR
90
60
30

3.

Jumlah lokasi kegiatan 3R.
KRITERIA
Kota sedang dan kecil.
a. > 10.
b. 7 – 10.
c. 4 – 6.
d. < 4.

SKOR
90
75
65
50
31

Kota metro dan besar.
a. > 15.
b. 10 – 15.
c. 5 – 9.
d. < 5.

90
75
65
50

C. Pengendalian.
1. Pengawasan pelaksanaan kegiatan pengelolaan kebersihan / sampah.
KRITERIA
SKOR
a. Ada, dengan penjelasan / lampiran
90
b. Ada, tidak ada penjelasan.
60
c. Tidak ada.
30
2.

Tindak lanjut hasil pengawasan.
KRITERIA
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Ada, tidak ada penjelasan.
c. Tidak ada.

SKOR
90
60
30

3.

Pengawasan pelaksanaan kegiatan pengelolaan RTH.
KRITERIA
SKOR
a. Ada, dengan penjelasan / lampiran.
90
b. Ada, tidak ada penjelasan.
60
c. Tidak ada.
30

4.

Tindak lanjut hasil pengawasan.
KRITERIA
a. Ada, dengan penjelasan.
b. Ada, tidak ada penjelasan.
c. Tidak ada.

SKOR
90
60
30

III. PARTISIPASI MASYARAKAT
3. Peran serta unsur-unsur masyarakat di bidang kebersihan dan penghijauan
kota.
NO
UNSUR MASYARAKAT
ADA/
SKOR
TIDAK ADA
1. Lembaga pendidikan.
Ada
75
2. Media massa:
a. Media Cetak.
Ada
75
b. Media Elektronik.
Ada
75
3. Lainnya.
Ada
75

32

4. Peran serta masyarakat di wilayah permukiman dalam pengelolaan sampah.
KRITERIA
SKOR
a. Membangun fasilitas pemilahan sekaligus
90
melakukan pengolahan sampah.
b. Membangun fasilitas pemilahan sampah
tetapi tidak melakukan pengolahan.
75
Tidak
ada.
c.
30

MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd

RACHMAT WITOELAR
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Penaatan Lingkungan,
ttd
Ilyas Asaad.

33

Lampiran III
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
: 01 Tahun 2009
Tanggal
: 02 Februari 2009

MEKANISME PENILAIAN FISIK KABUPATEN/KOTA
PROGRAM ADIPURA
I.

TUJUAN
Mekanisme penilaian fisik ini bertujuan agar diperoleh persepsi yang sama
antar anggota tim penilai dalam pelaksanaan penilaian fisik kota peserta
Program ADIPURA.

II.

RUANG LINGKUP.
Penilaian fisik dilaksanakan melalui tahap persiapan, tahap pelaksanaan,
tahap evaluasi dan pelaporan.

III.

TAHAPAN PENILAIAN FISIK.
A.

TAHAP PERSIAPAN.
Pada tahap persiapan penilaian, setiap anggota tim penilai fisik
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mempelajari daftar isian yang dikirimkan oleh bupati/walikota
dan/atau profil kabupaten/kota, serta menyusun ringkasan
informasi awal.
2. Menyiapkan, mempelajari dan memahami jadwal, rute dan peta
perjalanan ke lokasi penilaian.
3. Membuat formulir isian nilai fisik untuk masing-masing kota yang
dilengkapi dengan nama dan alamat lengkap lokasi penilaian.
4. Membawa perlengkapan penilaian yang meliputi:
a. Buku pedoman Program ADIPURA.
b. Formulir isian nilai fisik.
c. Kamera digital.
d. Komputer notebook/laptop.
e. CD-R kosong.
f. Peta administrasi ibukota kabupaten/kota.

B.

TAHAP PELAKSANAAN.
1.

Tim penilai dalam melakukan penilaian fisik berpedoman pada
panduan penentuan lokasi penilaian sebagaimana ditentukan
dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.

34

2.

Waktu penilaian fisik dilakukan antara pukul 07.00 sampai dengan
pukul 17.00 waktu setempat atau pada saat kegiatan obyek yang
dinilai sedang berlangsung.

3.

Nilai tiap lokasi penilaian serta komponen dan sub komponen harus
diisi ke dalam formulir isian nilai fisik. Nama dan alamat lokasi
penilaian dicatat dalam formulir isian nilai fisik dengan benar dan
lengkap.

4.

Melakukan penilaian secara bersama-sama dengan seluruh anggota
tim dan tidak dibenarkan melakukan penilaian secara terpisah,
sehingga penilaian terhadap suatu wilayah penilaian dan lokasi
yang dinilai didasarkan atas persepsi yang sama seluruh anggota
tim. Wilayah penilaian dan lokasi yang dinilai meliputi:
a.

Wilayah perkotaan secara umum.
1). Mengamati seluruh wilayah perkotaan yang dinilai untuk
mendapatkan gambaran tentang kondisi kota tersebut.
2). Pengamatan juga dapat membantu untuk mengetahui
apakah pengelolaan lingkungan perkotaan dilakukan secara
terencana atau mendadak.

b.

Lingkup lokasi yang dinilai meliputi:
1)

Permukiman (wajib).
a). Menengah dan sederhana.
Meliputi perumahan dan/atau permukiman. Penilaian
permukiman menengah dan sederhana (Gambar 1 dan
Gambar 2), terdiri atas:
(1). Lingkungan permukiman.
Penilaian dilakukan terhadap jalan di lingkungan
perumahan (1) yang meliputi jalan utama dan gang,
tidak termasuk jalan raya.
(2). Drainase (2).
Catatan:
(a). Untuk drainase, jika tertutup tidak dilakukan
penilaian.
(b). Sampah di saluran (drainase) termasuk gulma,
dan sedimen.

35

3

Jalan raya

Deretan

1
1
1

2

Gambar 1. Ilustrasi kawasan

1
2
2

1

Gambar 2. Kawasan perumahan

(3) RTH.
Meliputi
sebaran,
fungsi
pohon
peneduh
dan
penghijauan. Pohon peneduh merupakan pohon yang
berada di luar dan/atau di dalam halaman. Apabila ada
ruang, keteduhan dan penghijauan dinilai, namun
apabila tidak ada ruang yang dinilai hanya penghijauan.
Sedangkan untuk jalan yang dinilai keteduhan.
Catatan:

36

(a). Perumahan menengah dan sederhana dengan jalan
sempit dan tidak ada ruang untuk menanam pohon
(Gambar 3), tidak dilakukan penilaian untuk pohon
peneduh, namun dilakukan penilaian untuk
penghijauan (pot-pot tanaman dinilai sebagai
penghijauan). Nilai tertinggi adalah baik (71-80).

Gambar

3.Ilustrasi penghijauan di
menengah dan sederhana.

perumahan

(b). Perumahan menengah dan sederhana yang hanya
punya ruang untuk menanam pohon di halaman
rumah (Gambar 4), dapat dilakukan penilaian untuk
pohon peneduh.

Gambar 4. Ilustrasi pohon peneduh di perumahan
menengah dan sederhana

37

(4) TPS (3).
Meliputi ketersediaan/ bentuk fisik dan kebersihan
sekitar TPS.
Catatan:
(a). Jika ada pengangkutan langsung dari rumah ke TPA,
TPS tidak dinilai.
(b). Apabila tidak ada pengangkutan langsung, TPS
harus dicari dan dinilai meskipun tidak berada di
lokasi penilaian tersebut. TPS dapat berupa transfer
depo yang terdiri atas 3 (tiga) jenis:
(1). Ada bangunan, landasan dan kontener (luas ±
200 m2).
(2). Ada bangunan, landasan dan kontener (luas
±100-150 m2).
(3). Tidak ada bangunan, tetapi ada landasan dan
kontener.
Jika transfer depo yang dinilai, wajib ada kontener,
bak penampung sampah atau gerobak sampah. Jika
tidak ada, dianggap tidak memiliki TPS.
b). Pasang surut (tidak wajib).
Meliputi permukiman yang berada di daerah yang
dipengaruhi oleh pasang surut air laut/sungai. Permukiman
pasang surut yang dinilai terdiri atas:
(1). Lingkungan perumahan.
Meliputi jalan (1), rumah (2) dan kolong/rawa-rawa (3)
(Gambar 5 dan Gambar 6).
(2). RTH.
Hanya penghijauan yang dinilai.
(3). TPS.
Meliputi ketersediaan/bentuk fisik dan kebersihan
sekitar TPS.
Catatan:
(a). Jika ada pengangkutan langsung dari rumah ke TPA,
TPS tidak dinilai.
(b). Apabila tidak ada pengangkutan langsung, TPS
harus dicari dan dinilai walaupun tidak berada di
lokasi penilaian tersebut. TPS dapat berupa transfer
depo. Jenis transfer depo sama dengan di penilaian
permukiman menengah dan sederhana.

38

3

3
1

2

2

1
2

2

3
3
Keterangan :
1. Jalan (termasuk lingkungan perumahan)
2. Deretan rumah
3. Rawa-rawa (lahan pasang surut)

Gambar 5. Ilustrasi perumahan pasang surut

2

3
1

Gambar 6. Contoh salah satu perumahan pasang surut

2)

Fasilitas kota.
a). Jalan arteri dan kolektor.
B

B

A

B

B
Keterangan:
A = jalan arteri/utama
B = jalan kolektor/penghubung

Gambar 7. Ilustrasi jalan arteri dan kolektor
39

Penilaian jalan (Gambar 7, Gambar 8 dan Gambar 9), terdiri
atas:
(1) Lingkungan (area) jalan.
Meliputi penilaian kebersihan di badan jalan (1), median
jalan dapat berupa taman atau batas pemisah permanen
(2), jembatan penyeberangan/ penyeberangan under
pass, trotoar
dan sekitarnya (3) serta PKL.
(2) Trotoar.
(a). Merupan bagian jalan yang diperuntukkan bagi
pejalan kaki walaupun hanya berupa tanah.
(b). Wajib dinilai untuk jalan arteri/utama, sedangkan
untuk jalan kolektor, jika tidak ada trotoar, trotoar
tidak dinilai.
(c). Nilai sangat baik diberikan apabila terdapat nilai
estetika antara lain marka dan terawat.
(3) RTH.
(a). Penilaian hanya dilakukan terhadap pohon peneduh
di seluruh lokasi.
(b). Apabila pohon peneduh tersebut baru ditanam nilai
maksimal untuk fungsi peneduh adalah sedang (6170).
(4) Drainase terbuka (5).
(a). Apabila drainasenya tertut