https: elshinta.com Majels 2017 07 07.
BISNIS UNIK: TAC Craft Tembus Mancanegara
Kembangkan
Ekspedisi
di 52 Kota
INDRA GUNAWAN
hal. 22
Inovasi Jamu
Jadi Bisnis
Menguntungkan
UWI MATHOVANI
hal. 26
hal. 52
Daddys Takoyaki
Jaring Laba
dari
Jajanan
Jepang
Yusuf Mansur
hal. 58
Belajarlah
dari Kasus
7-Eleven
(2)
TEMUKAN PASSION ANDA DALAM BERBISNIS
SENTUH GADGET DAN BUKA APLIKASI
Elshin
ta
Elshinta
elshinta / JUN 2017
elshinta / A PR 2017
elshinta / M AR
2017 elshinta / APR
(3)
B
anyak hal yang menjadi latar belakang para usahawan dalam memulai usahanya. Ada yang karena warisan, meneruskan bisnis orang tua, hobi hingga, alasan karena kepepet. Apapun itu, menjalankan suatu bisnis akan memberikan akibat sukses dan sukses yang tertunda. Apalagi jika di awal memulai bisnis, dengan membawa bekal yang cukup, kesempatan semakin terbuka. Modal tak hanya uang, tetapi juga ilmu, pengetahuan dan keterampilan. Praktisi ataupun pakar bahkan meletakkan pengetahuan sebagai modal yang utama dibanding uang. Dengan mempunyai pengetahuan, ditambah skill atau keterampilan, peluang sukses yang bisa diraih akan semakin besar. Edisi ini e-majels ingin menyampaikan beberapa kisah sukses, di antaranya, Reza yang hobi ikan. Ia pada akhirnya menjadi pengusaha ikan koki yang berhasil. Reza tahu betul seluk-beluk ikan dari suhu yang dibutuhan hingga bagaimana menjaga nafsu makan ikan. Reza menjadi terampil tentang semua itu, karena saking cintanya terhadap ikan koki. Begitu juga dengan yang diceritakan oleh Devi, keterampilannya memahami psikologi anak, memberinya ide padanya untuk menulis buku-buku anak hingga ia sendiri kewalahan karena banyaknya permintaan. Indra, Uwi ataupun Satyani juga ingin membagikan kisah sukses mereka, dengan harapan yang sama dengan kami, yang tak lain dan tak bukan; ingin menjadi inspirasi untuk Anda.Salam,
A. Widodo
SURAT REDAKSI
(4)
sebagai psikolog anak banyak orangtua yang mengeluhkan kesulitan berkomunikasi antara orangtua dengan anak. Maka tercetus ide membuat buku cerita bergambar khusus anak. Tak disangka buku tersebut laris manis. Dalam sebulan 14.000 buku laku terjual dengan omzet mencapai miliaran. Berawal dari sakit yang dideritanya, Uwi Mathovani minum jamu. Setelah merasakan khasiatnya, ia membuka usaha kedai jamu. Walau sempat ditertawakan teman, kini usahanya berkembang pesat dan telah membuka cabang di berbagai tempat.
38 BISNIS SELEB
Nama Maia Estianty di dunia musik sudah tak diragukan lagi. Perempuan kelahiran Surabaya, 27 Januari 1976 ini sukses meniti karir di dunia tarik suara. Tapi karena tak ingin hanya mengandalkan musik, Maia pun melirik bisnis. Maia memang jitu dalam membaca peluang usaha. Terbukti dari berbagai bisnis yang digelutinya semuanya sukses. Maia mengaku ada kepuasan lain selain materi yang didapatnya yakni merasa senang bisa memperkerjakan banyak orang.
DAFTAR ISI
Cover: Yusuf Mansur Fotografer: Reza Hardiyani
12 MAESTRO
YUSUF MANSUR
Selain dikenal ketokohannya sebagai ustadz dan pimpinan pesantren, Yusuf Mansur juga dikenal sebagai pengusaha yang telah menelurkan beberapa unit bisnis. Selain Daarul Quran yang berkembang pesat, kini ia juga melahirkan bisnis baru bernama PayTren. Dalam waktu cepat, PayTren yang berbasis aplikasi ini sudah dipakai oleh 1,4 juta user di 34 negara di dunia. Aplikasi yang memiliki kegunaan sebagai sarana berbagai pembayaran, saat ini telah mencatatkan transaksi hingga 300 ribu kali sehari dengan nilai antara Rp5-10 miliar.
22 PENCERAHAN
Bisnis di bidang jasa pengiriman memang masih cukup menjanjikan. Salah satunya adalah Herona Express yang digagas sejak 45 tahun silam oleh tiga sekawan, alm. DR. H. Zainal Arifin Syah, MBA., alm. H. Alimuddin Syah, dan alm. H. Abdul Djalal. Di awal berdirinya pada 1966, Herona bergerak sebagai perusahaan yang menjadi salah satu subkontraktor kereta api. Kini sudah berkembang hingga ke 52 kota. Satu lagi bukti bahwa hobi terhadap sesuatu bisa mendatangkan keuntungan. Hobi dan kecintaan Reza terhadap ikan berujung pada bisnis yang menghasilkan keuntungan besar baginya. Setiap bulan laku 300 ikan mas koki. Saat Devi Raissa Rahmawati praktik
12 I Juli 2017 I Tahun IX I
MAESTRO
@MajalahElshinta
@MajalahElshinta I Juli 2017 I Tahun IX I13 Yusuf Mansur
K
H Yusuf Mansur, pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini adalah da’i kondang asal Betawi yang merupakan anak dari pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah. Sejak kecil, ia adalah anak yang cerdas. Di usianya yang baru menginjak 9 tahun, misalnya, ia sudah terbiasa tampil di atas mimbar untuk berpidato.2020,
PayTren
Menuju10 Juta User
Selain dikenal ketokohannya sebagai ustadz dan pimpinan pesantren, Yusuf Mansur juga dikenal sebagai pengusaha yang telah menelurkan beberapa unit bisnis. Selain Daarul Quran yang berkembang pesat, kini ia juga melahirkan bisnis baru bernama PayTren. Dalam waktu cepat, PayTren yang berbasis aplikasi ini sudah dipakai oleh 1,4 juta user di 34 negara di dunia. Aplikasi yang memiliki kegunaan sebagai sarana berbagai pembayaran, saat ini telah mencatatkan transaksi hingga 300 ribu kali sehari dengan nilai antara Rp5-10 miliar.
Dalam catatan hidupnya, Yusuf Mansur kemudian menggagas pendirian Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA) Daarul Quran di kawasan Ketapang, Cipondoh, Tangerang. Sejak awal, PPPA Daarul Qur’an fokus membangun gerakan Rumah Tahfizh di dalam dan luar negeri dengan ribuan santri. Dalam program dakwah dan sosial, PPPA juga terlibat dalam pembangunan kemandirian dan pengembangan masyarakat berbasis tahfizhul Qur’an. Mulai bantuan beasiswa, kemanusiaan, kesehatan, dan pengembangan masyarakat. Dengan program kreatif, membumi, dan tepat sasar PPPA terus dipercaya masyarakat sebagai mitra pengelola sedekah dalam pembangunan bangsa berbasis tahfizhul Qur’an.
Pada 2014 lalu, Yusuf Mansur juga menggagas berdirinya produk aplikasi untuk kemudahan beragam pembayaran bernama PayTren. Sebagai salah satu startup lokal, ide kreatifnya dalam pembuatan aplikasi ini patut diacungi jempol. Sebab, dalam waktu relatif singkat, jumlah user aplikasinya sudah mencapai 1,4 juta dengan penambahan
user setiap harinya antara 3.000-5.000
user. Moncernya pertumbuhan itu membuat valuasi perusahaan terus meningkat. Terakhir, sebagaimana diakuinya, valuasi perusahaan sudah sebesar Rp4 triliun dan sedang digarap
BISNIS UNIK: TAC Craft Tembus Mancanegara
Kembangkan Ekspedisi di 52 Kota
INDRA GUNAWAN hal. 22 Inovasi Jamu Jadi Bisnis Menguntungkan UWI MATHOVANI hal. 26 hal. 52 Daddys Takoyaki Jaring Laba dari Jajanan Jepang Yusuf Mansur hal. 58 Belajarlah dari Kasus 7-Eleven
(5)
42 INDUSTRI KREATIF
Bima Shaw merupakan desainer grafis yang peduli terhadap perkembangan industri kreatif di Indonesia. Terjun di dunia kreatif desain selama 20 tahun membuat dirinya kaya akan pengalaman. Kepeduliannya akan industri kreatif inilah yang mendorongnya dan istri membangun Designer Speaks! Komunitas yang berdiri pada Maret 2010 ini didirikan dengan tujuan untuk merangkul para mahasiswa maupun praktisi yang terlibat di dunia kreatif seperti, fotografer dan animator.48 BISNIS UNIK
Sebenarnya Satyani Tjendra memulai usaha clay ini secara tidak sengaja. Awal mula membuat clay hanya untuk mengisi waktu luang dan melepas stres di sela-sela kesibukan mengajar musik. Namun kegiatan ini rupanya mendapatkan perhatian dari orang tua murid dan mereka meminta Satyani untuk mengajar anak-anaknya. Dari sekadar iseng kegiatan ini berkembang menjadi usaha yang terus berjalan sampai saat ini.
52 FRANCHISE
Takoyaki merupakan dari daerah Kansai di Jepang, berbentuk bulat seperti bola kecil yang bercitarasa gurih dan berisi aneka makanan laut, seperti gurita. Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan dalam bentuk set dengan 1 set berisi 5, 6, 8 hingga 10 buah. Rupanya peminat makanan ini cukup banyak. Membaca peluang bisnis tersebut, maka Muhamad Fadli Azis pun segera memanfaatkannya.
@MajalahElshinta
JULI 2017
PENERBIT:
PT Content First Indonesia
PEMIMPIN REDAKSI. Iwan Haryono
WAKIL PEMIMPIN REDAKSI. A. Widodo
REDAKTUR PELAKSANA
Cucun Hendriana
REDAKTUR. Ervina Rias Palupi
SEKRETARIS REDAKSI. Indah Apriyanti
FOTOGRAFER. Reza Hardiyani
DESAIN GRAFIS. Tazdik Zs Sucy Amelia Suryani
DISTRIBUSI/SIRKULASI. Budhi Sutisna, Rossa
KEUANGAN: Yesi
MARKETING:
Arief Anditantyo, Dedy Setiadi AS Telp. (62-21) 584 2285
Fax: (62-21) 587 3750
IKLAN & PROMOSI: Telp. (62-21) 58359113 Fax. (62-21) 58359093
ALAMAT REDAKSI/SIRKULASI/IKLAN
Jl. Kedoya Duri Raya No. 36 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11520
(62-21) 58359108
Email: [email protected] REKENING PEMBAYARAN: Bank BCA a.n PT Content First Indonesia
A/C 459.30.71.955 Cabang Wisma Indocement
(6)
Maju Terus Majalah Elshinta
Jangan Menyerah
Halo
Halo Elshinta. Ternyata membaca eMajels lebih seru. Ini saya captured dari hape saya. Ada 120 halaman lebih. Mantap. Maju terus @MajalahElshinta.
@WongQTQ
Terima kasih atas kepuasan Anda pada Majalah Elshinta. Kami akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk para pembaca.
@ Majalah
Jangan menyerah hanya karena gagal pada kesempatan pertama. Keberhasilan memang tidak akan mudah diraih. Teruslah berusaha!
Aji Trianto @ajitrianto Terima kasih atas pesan yang penuh semangatnya pak Aji Trianto. Semoga pembaca Majels menjadi terinspirasi dan selalu semangat menghadapi segala hal termasuk juga dalam berbisnis.
Redaksi menerima saran, kritik dan masukan. Jika ada yang ingin Anda tanyakan sehubungan dengan isi Majalah Elshinta, dapat mengirimkan
surat ke redaksi: Majalah Elshinta, Jl. Kedoya Duri Raya No.36 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11520.
Atau ke alamat email [email protected] dan
twitter @majalahelshinta. Kami tunggu partisipasi Anda.
BISNIS UNIK: T AC Craft T
embus Mancanegara
Kembangkan Ekspedisi di 52 Kota
INDRA GUNA WAN hal. 22
Inovasi Jamu Jadi Bisnis Menguntungkan
UWI MA THOVANI hal. 26
hal. 52 Daddys Takoyaki
Jaring Laba dari Jajanan Jepang
Yusuf Mansur
hal. 58
Belajarlah dari Kasus
(7)
TAMU
Geluti
Dua Bisnis
Sekaligus
T
ertarik dengan bisnis. Tidak tanggung-tanggung ia terjun dalam 2 bisnis sekaligus. Memiliki hobi dengan kendaraan bermotor membuat Adjie Pangestu ingin membuka sebuah bisnis dalam bidang otomotif. “Selama ini saya ikut klub motor dan klub mobil dan ini peluang bagus membuka usaha cuci mobil dan body repair.” Bisnisnya yang kedua adalah di bidang kuliner yaitu sate Taichan. Karena masih sibuk syuting, Adjie meminta bantuan istrinya, Novita Petria untuk mengurus usahanya sehari-hari. Adjie Pangestu percaya dengan kemampuan Novita Petria karena sang istri dulu pernah sukses membuka usaha. (teks:eri/ft:ist)R
yan Delon dan istrinya, Sharena memiliki bisnis cloting line baju anak-anak terinspirasi dari Ryshaka Dharma Situmeang, putra mereka. Mereka merancang sendiri setiap baju anak-anak yang dijual di clothing line yang bernama Baby Gott Style. Baju anak-anak itu tidak hanya untuk anak cowok saja, namun juga baju kembaran untuk orang tuanya. Uniknya Ryshaka tidak hanya menjadi model setiap pakaian yang dijual tersebut tapi juga sekaligus sebagai pemilik. (teks:eri/ft:ist)ADJIE
Pangestu
Ryan Delon
Kelola Bisnis
Clothing Line
(8)
Coba Jalani
Bisnis Kuliner
K
endati masih sibuk syuting, Ranty Purnamasari ternyata tertarik juga peruntungan dalam dunia bisnis. Bersama dengan tiga orang rekannya, Ranty membentuk sebuah tim untuk menjalankan bisnis kuliner dengan nama Cerita Rasa. “Makanan itu kebutuhan pokok manusia. Jadi saya pikir bisnis makanan itu sangat menjanjikan dan tidak akan pernah mati,” tuturnya. Cerita Rasa ini dijual dalam sebuah kemasan box dengan menawarkan lima macam rasa. Bisnis ini bagi Ranty juga merupakan tabungan jika tak lagi menekuni dunia hiburan. (teks:eri/ft:dok.pri)RIANTY
(9)
TAMU
Pilih Jualan
Keripik Singkong
S
etelah sukses dengan bisnis karaoke Inul Vizta dengan banyak cabang, pedangdut Inul Daratista rupanya tertarik untuk mencoba bisnis yang lain. Kali ini ia mencoba peruntungan di dunia kuliner. Tapi bukan membuka resto seperti artis lainnya, Inul memilih berjualan keripik singkong. Bisnis keripik singkong yang diberi nama Snack Inul ini terdiri dari tiga varian rasa. “Yakni rasa barbeque, rasa original, dan rasa balado,” ujar istri Adam Suseno ini. (teks:eri/ft:dok.pri)(10)
A
manda Manopo semakin tertarik menekuni bisnis. Setelah mengelola bisnis produk perawatan dan kecantikan bernama Beauty Lugue, kini ia merambah bisnis kuliner dengan nama EnAwings. “Kami menjual makanan chicken wings,” ujar Amanda yang hobi makan ayam. Bisnis kuliner ini, Amanda berkolaborasi dengan kekasihnya, Esa Sigit. “Pemodal dan pemiliknya kami berdua saja,”katanya. Namun karena Amanda masih sibuk syuting, ia menyerahkan urusan operasional pada Esa. (teks:eri/ft:ist)(11)
TAMU
Sibuk
BisnisKue
E
ndhita Wibisono memang jarang terlihat di layar kaca, panggung catwalk, dan produksi film. Rupanya artis kelahiran 1975 itu kini tengah sibuk berbisnis. Bukan bisnis pakaian atau restoran seperti artis lainnya, Endhita memilih bisnis camilan pastri. Istri Onci Ungu tersebut sedang membuka bisnis penjualan kue secara online bernama Bubis Corner di Instagram. Demi menjaga kualitas produknya, Endhita turun sendiri untuk mengolah bahan hingga menjadi kue yang sesuai dengan pesanan pembelinya. “Sebenarnya resep ini terinspirasi kue dari Hongaria. Setelah oke baru bernai jualan,” ungkapnya. Endhita mengaku sangat menjaga kualitas sehingga belum 100 persen percaya dengan pegawainya. Kendati kewalahan lantaran kebanjiran pesanan, namun ia tetap menikmati kegiatannya tersebut. “Menjalani hobi memasak sambil berbisnis memiliki keseruan dan kepuasan tersendiri,” tandasnya. (teks:eri/ft:ist)
(12)
Yusuf Mansur
2020,
PayTren
(13)
MAESTRO
K
H Yusuf Mansur, pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini adalah da’i kondang asal Betawi yang merupakan anak dari pasangan Abdurrahman Mimbar dan Humrifíah. Sejak kecil, ia adalah anak yang cerdas. Di usianya yang baru menginjak 9 tahun, misalnya, ia sudah terbiasa tampil di atas mimbar untuk berpidato.Selain dikenal ketokohannya sebagai ustadz dan pimpinan pesantren, Yusuf Mansur juga dikenal sebagai pengusaha yang telah menelurkan beberapa unit bisnis. Selain Daarul Quran yang berkembang pesat, kini ia juga melahirkan bisnis baru bernama PayTren. Dalam waktu cepat, PayTren yang berbasis aplikasi ini sudah dipakai oleh 1,4 juta user di 34 negara di dunia. Aplikasi yang memiliki kegunaan sebagai sarana berbagai pembayaran, saat ini telah mencatatkan transaksi hingga 300 ribu kali sehari dengan nilai antara Rp5-10 miliar.
Dalam catatan hidupnya, Yusuf Mansur kemudian menggagas pendirian Program Pembibitan Penghafal Al Quran (PPPA) Daarul Quran di kawasan Ketapang, Cipondoh, Tangerang. Sejak awal, PPPA Daarul Qur’an fokus membangun gerakan Rumah Tahfizh di dalam dan luar negeri dengan ribuan santri. Dalam program dakwah dan sosial, PPPA juga terlibat dalam pembangunan kemandirian dan pengembangan masyarakat berbasis tahfizhul Qur’an. Mulai bantuan beasiswa, kemanusiaan, kesehatan, dan pengembangan masyarakat. Dengan program kreatif, membumi, dan tepat sasar PPPA terus dipercaya masyarakat sebagai mitra pengelola sedekah dalam pembangunan bangsa berbasis tahfizhul Qur’an.
Pada 2014 lalu, Yusuf Mansur juga menggagas berdirinya produk aplikasi untuk kemudahan beragam pembayaran bernama PayTren. Sebagai salah satu startup lokal, ide kreatifnya dalam pembuatan aplikasi ini patut diacungi jempol. Sebab, dalam waktu relatif singkat, jumlah user aplikasinya sudah mencapai 1,4 juta dengan penambahan user setiap harinya antara 3.000-5.000 user. Moncernya pertumbuhan itu membuat valuasi perusahaan terus meningkat. Terakhir, sebagaimana diakuinya, valuasi perusahaan sudah sebesar Rp4 triliun dan sedang digarap
(14)
untuk mencapai Rp20 triliun. Bahkan, jika tak ada aral melintang, tahun depan, PayTren yang secara tidak disengaja masuk pada perusahaan financial technology (fintech) ini juga akan segera melantai di bursa.
Bagaimana perjalanan Yusuf Mansur dalam membangun usaha? Bagaimana PayTren bermetamorfosa menjadi perusahaan fintech bernilai triliunan rupiah? Yusuf Mansur menjelaskannya pada Majalah Elshinta. Berikut ulasannya:
PayTren cukup semarak, bisa
Anda jelaskan tentang bisnis ini?
PayTren ini adalah generasi kedua, sebelumnya orang kenalnya VSI. Nah, VSI itu
sudah ada sejak awal 2013, produknya MLM kesehatan, obat habbatussauda. Di perusahaan tersebut, saya kira-kira memiliki saham 10%-an. Ini murni MLM produk. Seiring waktu, saya kemudian banyak tertarik untuk membicarakan teknologi pembayaran. Maka pada Agustus 2013 muncul lagi produk baru, tapi bukan lagi kesehatan, tapi di bidang teknologi bernama V-Pay. Teknologi inilah yang kami jual saat itu. Kami ingin kembangkan cashless society di Indonesia melalui aplikasi untuk beragam pembayaran dari mulai pulsa, telepon, tiket, kredit, sampai BPJS Kesehatan.
Seiring waktu, perkembangannya juga sudah sangat bagus. Pertumbuhannya luar biasa. Karena ketidaktahuan, perusahaan ini
(15)
MAESTRO
berkembang hanya bermodalkan legalitas SIUP, tidak tahu harus ada izin yang lainnya. Meledaknya perusahaan itu membuat kami tidak sanggup secara teknologi. Secara umum kami bermasalah dan terpaksa harus tutup. Ini adalah bagian dari sejarah lahirnya PayTren.
PayTren sendiri baru hadir sekira November 2014. Ini adalah momentum yang baik untuk berubah. Melalui PT Veritra Sentosa Internasional (Treni) kami berbenah; semua legalitas hukum yang diperlukan kami penuhi. Kami memulainya kembali dari nol dengan semua kelengkapan yang ada. Sekarang legalitas kami komplit.
Kami memasarkan lisensi penggunaan aplikasi/software/perangkat lunak/ teknologi bernama PayTren, dimana sistem pemasarannya dikembangkan melalui kerjasama kemitraan/mitra usaha (Direct Selling/penjualan langsung) dengan konsep jejaring. Teknologi aplikasi ini dapat digunakan pada semua jenis telepon selular atau
handphone (melalui Aplikasi Android), Yahoo Messenger, Gtalk/ Hangouts, atau SMS biasa) dan dengan mudah/ sederhana maka kita dapat melakukan pembayaran seperti halnya kita melakukan pembayaran melalui ATM/ Internet Banking/ PPOB.
Apa yang membuat Anda
tertarik terjun di bidang ini?
Pada dasarnya, apa yang dibayarkan lewat PayTren itu sama dengan yang dibayarkan lewat ATM
dan sarana pembayaran lainnya. Nah, semua orang mafhum, jika dalam setiap pembayaran itu pasti ada biaya adminnya, meskipun kecil. Orang mungkin tidak sadar dan itu tidak dianggap karena jumlahnya kecil. Tapi harus diketahui jika biaya admin di seluruh Indonesia dikumpulkan dalam
waktu sebulan, itu bisa mencapai Rp30 triliun. Ini kan uang yang cukup besar dan bisa produktif kalau dikumpulkan dalam satu wadah. Sekarang tidak begitu berarti karena masyarakat bayarnya tercecer,
(16)
dimana-mana. Atas dasar kenyataan itu PayTren hadir. Sebagian besar kami balikkan biaya admin itu jadi cashback ke pembayar setelah dipotong sedekah, operasional perusahaan, dan pembagian ke 10 silsilah.
Sebagai filosofi kami dalam menjalankan usaha, kami berlandaskan pada firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.” (An-Nisa: 29)
Berlandaskan dalil di atas, Treni berfilosofi untuk membagi keuntungan yang
diperoleh kepada para mitra PayTren dalam bentuk cashback dan komisi yang
dijabarkan terpisah dalam proses bisnis. Dalam hal ini, Treni menetapkan besaran cashback berdasarkan kemampuan perusahaan sesuai dengan perkembangan bisnis atau usaha perusahaan.
(17)
Setelah dirilis ulang, saat
ini berapa jumlah pengguna
PayTren?
Alhamdulillah dari tahun 2014 sampai sekarang user kami sudah bertumbuh hingga 1,4 juta orang yang tersebar di 34 negara. Selain di Indonesia, ada 10 negara utama yang menjadi basis penggunaan PayTren di antaranya Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Singapura, Korea, Arab Saudi, Jepang. Para user di luar negeri, umumnya mereka adalah
(18)
orang Indonesia yang bekerja di sana. Mereka membayarkan beragam keperluannya di Indonesia dari mulai cicilan motor, iuran BPJS, bahkan bisa mengirimkan uang ke keluarganya.
Kami juga cukup berbangga, karena user kami tumbuh antara 3.000 sampai 5.000 orang setiap harinya. Ini adalah bukti bahwa masyarakat menyambut positif aplikasi PayTren, meskipun harus membayar administrasi. Aplikasi ini dibutuhkan setiap orang di Indonesia. PayTren ini merah-putih. Artinya, tidak hanya bisa dipakai oleh orang muslim, sekalipun yang punyanya ustadz. Bayar-bayar dari listrik, angsuran, pulsa, dan
lainnya adalah kebutuhan setiap orang. Sakit sekalipun, bayar listrik harus dilakukan. Oleh sebab itu, PayTren adalah solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Bagaimana dengan potensi
bisnisnya bagi para user?
Nah, PayTren ini memiliki dua mitra; pengguna dan pebisnis. Ada orang yang bermitra dengan PayTren hanya untuk memenuhi kebutuhan dan kemudahan pembayaran sendiri saja. Tapi ada juga mereka yang sudah merasakan manfaatnya, yang tadinya user, mereka ingin menaikkan
(19)
MAESTRO
benefitnya, maka jadilah pebisnis. Mereka bisa menjual lisensi PayTren kepada yang lain. Karena untuk mengaktifkan aplikasi dibutuhkan serial number. Ini hanya sekali seumur hidup dengan biaya Rp350 ribu. Dengan menjadi pebisnis, disamping bisa pakai sendiri, dia juga bisa sekaligus berjualan.
Keuntungan user didapat dari
cashback?
Ya, setiap kali melakukan pembayaran, user mendapatkan cashback. Banyak yang sudah membuktikan, biaya admin pertama sebesar Rp350 ribu, bisa tertutup dengan cashback, meskipun tidak berjualan. Sudah balik modal pun, cashback masih tetap dapat. Bahkan, bukan tidak mungkin, dari cashback yang didapatkan, bisa menutupi semua kebutuhan
pembayaran user setiap bulannya. Artinya, dia sudah tidak perlu lagi keluar uang untuk bayar listrik, bayar angsuran, dan lainnya. Dengan kata lain, uang angsuran yang harus kita bayarkan setiap bulan, bisa didapat dari PayTren. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak mitra PayTren, mereka yang punya kewajiban angsuran hingga Rp1 juta sebulan, saat ini sudah bukan kewajiban lagi karena sudah terbayarkan dari cashback PayTren.
Kabarnya, valuasi perusahaan
Anda ditaksir hingga triliunan
rupiah?
PayTren adalah perusahaan startup lokal yang sedang terus bertumbuh. Saya ingin agar di masa depan, PayTren bisa mengharumkan
(20)
nama Indonesia di kancah global. Jika Amerika punya PayPal, maka Indonesia memiliki PayTren.
Memang, saat ini valuasi perusahaan (PayTren) ada di angka minimal Rp4 triliun.
Ini berdasarkan penilaian para investor yang pernah datang ke kami. Dan kami sedang
terus menggarap agar valuasinya bisa mencapai Rp20 triliun. Agar hal tersebut
bisa terwujud, insha Allah di tahun depan PayTren akan menjadi perusahaan publik
dengan masuk ke bursa.
Saat ini berapa transaksi
yang bisa dibukukan oleh
PayTren?
Ini yang membuat kami semakin optimis. Sebab, komunitas PayTren bisa melakukan transaksi hingga 300 ribu kali dalam sehari dengan nilai rupiah antara Rp5-10 miliar. Dari 1,4 juta user, memang kami akui, yang aktif mungkin hanya di
angka 800 ribuan user saja. Dengan pertumbuhan user-user baru, kami
semakin optimis bisa melakukan transaksi lebih besar lagi.
Dalam rangka
menggerakkan komunitas cashless, bahkan sebelumnya
kami pernah menggelar program di Bandung yang
bayarnya harus non tunai dengan memakai PayTren. Alhasil, dalam waktu 5
jam kami bisa melakukan 5.000 transaksi dengan nilai hingga Rp1,7 miliar. Ini adalah kejadian pertama di Indonesia, dimana ada
2.000 orang datang ke acara dan semua melakukan
transaksi non tunai.
Dengan kondisi
yang ada sekarang,
bagaimana Anda
melihat potensi
bisnis ini ke
depan?
Insha Allah akan sangat bagus. Perjalanan kami dari MLM produk, lalu masuk ke bidang teknologi, dan secara tidak disengaja sekarang malah masuk ke dunia baru, financial technology (fintech). Harus diakui, sekarang kami
(21)
MAESTRO
berada di area fintech, dan insha Allah PayTren menjadi salah satu perusahaan fintech terbesar di Indonesia.
Fintech ini istilah baru di dunia finansial. Tapi yang menarik, kami sebetulnya tidak mengejar fintech, tapi secara otomatis masuk ke area itu. Ada beberapa investor yang datang ke kami, ternyata PayTren yang kami anggap ini biasa saja, di mata mereka luar biasa. Mereka bilang, perusahaan yang dibangun benar-benar untuk tujuan fintech saja, belum tentu bisa seperti PayTren. Sementara, kami mampu mencapai tingkat, dimana terjadi banyak transaksi bukan karena iklan dan promosi, tapi lebih karena kebutuhan user. Alhamdulillah, PayTren saat ini sudah memiliki gedung sendiri di Bandung yang dibeli secara tunai.
Target dari PayTren berikutnya?
Kami memiliki target pada 2020 nanti, user kami tembus di angka 10 juta orang, dengan satu miliar penerima manfaat. Kami juga terus bergerak dengan menjalin berbagai kerja sama, salah satunya dengan OmniPay Asia, perusahaan yang berbasis di Manila.
Komunitas ini juga menjadi sebuah komunitas yang loyal. Kami tidak digerakkan dengan bonus-bonus. Tapi user mendapatka manfaat yang lain, misalnya, dengan menjadi user PayTren, dia bisa belajar mengaji, bisa sholat dhuha, dan lainnya. Nilai-nilai inilah yang sesungguhnya sangat sentral di PayTren.
Insha Allah komunitas ini bukan komunitas mata duitan. Tapi komunitas loyal yang siap bergerak untuk hal-hal yang positif. Bahkan, kami juga terus bergerak dengan memberikan manfaat bagi user melalui marketplace yang dikembangkan, yakni belanjaqu.co.id. Ini adalah situs untuk jual-beli antar-user, dimana ada lebih dari 100 ribu produk tersedia di sana. Dengan karyawan 130 orang yang ada, kami berharap agar PayTren benar-benar menjadi ikon perusahaan fintech lokal yang paling banyak dipakai di Indonesia. Bahkan, bukan tidak mungkin orang di luar negeri sekalipun, nantinya mereka bisa bertransaksi melalui PayTren di negaranya masing-masing.
(22)
K E M B A N G KA N
EKSPEDISI
DI 52 KOTA
Bisnis di bidang jasa pengiriman memang masih cukup menjanjikan. Banyak pemain di industri ini berkembang cukup baik, apalagi dengan pesatnya perkembangan situs belanja online. Salah satunya adalah Herona Express yang digagas sejak 45 tahun silam oleh tiga sekawan, alm. DR. H. Zainal Arifin Syah, MBA., alm. H. Alimuddin Syah, dan alm. H. Abdul Djalal. Di awal berdirinya pada 1966, Herona bergerak sebagai perusahaan yang menjadi salah satu subkontraktor kereta api.
Indra Gunawan
P
ada 1980 PT Herona Express secara resmi diterima menjadi kontraktor PT Kereta Api melalui kontrak pertama hanya dengan satu kereta, yaitu kereta Api Bima. Kini, setelah para pendirinya berpulang, laju perusahaan dipegang oleh generasi kedua, salah satunya adalah Indra Gunawan. Di bawah kepemimpinan generasi kedua yang berjumlah 7 orang, Herona makin eksis dengan memiliki 6 cabang, 62 kantor perwakilan di 52 kota di Tanah Air.Terkait perkembangan Herona di generasi kedua ini, Indra bercerita jika awalnya, selain bermitra dengan kereta api, pihaknya juga menjalin relsi dengan bis antarkota. “Dulu kami pernah kerjasaam dengan bus Cipto jurusan Jakarta-Surabaya. Lalu kami masuk ke kereta api pada 1980, saat itu memang peluangnya masih sangat bagus. Pemainnya juga masih belum terlalu banyak,” kata Indra.
Indra menyebut jika bisnis ekspedisi ini tidak terlepas dari kondisi politik dalam negeri. Jika kondisi politik bagus dan perdagangan berkembang, maka hal ini akan berdampak positif kepada perusahaan pengiriman. “Ya,
(23)
PENCERAHAN
dulu pemain di kereta api paling hanya ada 2-3 perusahaan saja, sekarang sih sudah lebih dari 20-an perusahaan. Belum lagi ekspedisi yang memakai angkutan truk. Sejujurnya, saat ini kompetisinya sangat ketat, termasuk bersaing dalam harga,” katanya.
Namun pengalaman Herona selama puluhan tahun di bidang ini membuatnya memahami industri secara detail. Buktinya, Herona tetap eksisi hingga sekarang. Indra pun membuka rahasianya yang bisa eksis selama 45 tahun berjalan. “Yang paling jelas, kiat sukses kami adalah dengan memberikan pelayanan yang baik. Ini yang
kami utamakan hingga kami bisa bertahan. Dan kami juga konsisten bermitra dengan kereta api. Konsistensi itulah yang akhirnya kami dipercaya masyarakat. Banyak klien yang awalnya terbujuk perusahaan ekspedisi lain karena tawaran harga yang lebih murah, tapi setelah merasakan pelayanannya yang kurang baik, mereka akhirnya kembali ke kami,” jelasnya.
Herona saat ini telah menjangkau wilayah Jawa, Madura, dan Bali.
(24)
Pada 2000, pihaknya pernah mengembangkan wilayah pengiriman sampai ke Sumatera, namun karena kekurangan SDM, akhirnya rute tersebut dihentikan operasionalnya setelah 5 tahun berjalan. “Ini pengalaman bagi kami juga selama 5 tahun beroperasi di Sumatera. Ada banyak pengalaman pahit yang kami rasakan, misalnya, ada yang klaim kiriman hilang, terlambat, dan lainnya, tapi setelah kami lacak, memang tidak ada transaksi pengiriman. Banyak oknum yang bermain lah, sampai kuitansi pun dibuat sendiri. Akhirnya ya sudah kami tutup operasioanlnya.”
Belakangan, pihaknya juga baru membuka cabang di Serang-Cilegon. Bahkan, kedepan bukan tidak mungkin, dirinya juga akan kembali membuka operasionalnya di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan pulau lainnya. “Itu salah satu keinginan kami agar bisa berkembang secara nasional. Kami kemungkinan akan masuk ke area tersebut jika jalur kereta api di wilayah sekitar
telah beroperasi dengan baik,” sebutnya. Pelayanan yang diberikan Herona saat ini adalah berupa pengiriman barang door to door, door to station, station to door, station to station. Terkait konsumen yang menggunakan jasanya, Indra mengaku jika umumnya adalah perorangan, meskipun ada beberapa di
antaranya berasal dari korporat. “Sekarang kan banyak usaha online yang berkembang, mereka banyak yang berlangganan. Transaksi kami per hari bisa mencapai ratusan kali pengiriman.”
Agar Herona bisa semakin berkembang lagi, bahkan pihaknya juga tak ragu untuk menyesuaikan dengan zaman, termasuk salah satunya dalam hal IT. “Nah, sejak tahun 2010 lalu, kami sudah masuk dan memperbaiki sistem IT. Dari yang semula serba manual, kini sudah komputerisasi. Di generasi kedua ini kami berkomitmen untuk menjadi lebih baik, karena kalau tidak, bisa membahayakan bagi
(25)
PENCERAHAN
kelanjutan perusahaan. Beberapa inovasi kami, di antaranya dengan membangun kantor berciri khas yang sama, baik ukuran, warna, sampai ke papan reklame yang sama. Kami berhasil mengubah imej kantor ekspedisi yang identik dengan gudang, menjadi lebih bersih dan berbeda. Intinya kami terus lakukan perubahan untuk kelangsungan perusahaan di masa mendatang,”ujarnya.
Dengan jumlah kantor perwakilan yang tersebar di 52 kota, perusahaan pun saat ini mampu menyerap tenaga pekerja hingga lebih dari 500 karyawan. Sementara untuk armada operasional yang tersedia, untuk kantor pusat di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan, ada antara 35-40 mobil, di kantor cabang antara 10-15 armada, dan di kantor perwakilan sekira 5 armada. “Semua kami bergerak untuk melayani yang lebih baik. Dari yang awalnya kami hanya pakai sepeda motor untuk pengiriman barang,
saat ini semuanya sudah memakai mobil box.” Dengan peluang yang sebetulnya masih sangat besar, Indra masih terus merajut mimpi untuk mengembangkan perusahaan ekspedisinya agar lebih besar lagi. Tak hanya domestik, tapi juga bisa mengembangkan ke internasional dengan menggunakan fasilitas pengiriman yang ada, dari darat, laut, dan udara. Bahkan, dirinya juga bermimpi untuk melakukan ekspansi bisnis ke bidang lain. “Mimpi kami besar, bisa berkembang di bidang ini dan malah mungkin bisa mengembangkannya ke bidang lain. Kami, misalnya, pernah masuk ke bisnis rumah sakit di Sulawesi dan juga bisnis SPBU. Mudah-mudahan di masa depan kami juga bisa bergerak ke industri properti,” demikian Indra. (Cucun Hendriana/Foto: Reza, ist)
(26)
Inovasi Jamu
Jadi Bisnis
Menguntungkan
(27)
U
wi merasa bahwa obat-obat kimia pasti memiliki efek samping tidak seperi obat tradisional seperti jamu. Atas dasar itulah ia ingin mendirikan kedai jamu. “Mungkin kalau tidak sakit saya tidak akan buka kedai jamu,”ujarnya. Namun saat ide itu diceritakan kepada teman-temannya ia sempat ditertawakan. “Merekajustru menyarankan agar membuka kedai kopi yang sedang tren daripada kedai jamu,” ujar pria berumur 43 tahun tersebut. Beruntung istrinya, Nova Dewi Setiabudi yang memang sering mengkonsumsi jamu sangat mendukung idenya. Di samping itu tujuan utamnya adalah ingin mengenalkan jamu kepada semua kalangan, terutama kalangan muda. “Karena mereka menilai jamu merupakan minuman obat dan tidak trendi seperti kopi.” Dirinya ingin mengubah paradigma bahwa sakit tidak harus minum obat dan jamu dijadikan sebagai langkah pencegahan.
Akhirnya dengan penuh percaya diri, Uwi membuka kedai jamu bernama Sue Ora Jamu. Uwi kemudian berbagi tugas dengan Nova.
Berawal dari sakit yang dideritanya, Uwi Mathovani yang tidak ingin minum obat-obatan terus, kemudian menggantinya dengan minum jamu. Setelah merasakan khasiat minum jamu, ia kemudian memiliki ide untuk membuka usaha. Walau sempat ditertawakan teman, Uwi tetap
mendirikan kedai jamu. Kini usahanya berkembang pesat, bahkan ia telah membuka cabang di berbagai tempat.
Untuk urusan yang berkaitan dengan racikan jamu, Uwi serahkan sepenuhnya kepada istrinya. Kebetulan Nova memang punya pengalaman bekerja di kafe. Saat kuliah ia pernah membuka kafe bersama teman-temannya. Sedangkan Uwi fokus menyiapkan kedai. Pria lulusan desain grafis Institut Kesenian Jakarta ini mendesain kedai sedemikian rupa hingga kebanyakan pengunjung sering mengatakan bahwa konsep kedai bertemakan vintage atau zaman dahulu. “Awalnya tidak merencanakan konsep kedai seperti itu. Hanya sekadar mengisi kekosongan kedai dengan barang-barang yang ada di rumahnya maupun di lingkungan sekitar.” Waktu mendesain, Uwi hanya memikirkan
(28)
konsep jika kebanyakan orang banyak meminum jamu di rumah seperti kebanyakan tukang jamu keliling. Modal yang dikeluarkan Uwi sekitar Rp50 juta. “Modalnya tidak besar karena sebagian menggunakan barang-barang pribadi.” Kebetulan Uwi dan Nova sejak lama menyukai barang-barang kuno. Oleh karenanya biaya perabotan bisa dihemat. Menurut Uwi modal yang terbanyak adalah untuk membuat jamu. Sebenarnya dalam pengerjaannya, Uwi berusaha mempertahankan resep tradisional
yaitu dengan ditumbuk. Namun ternyata dalam pengolahannya harus dibantu dengan blender dan lain-lain.
Bersama istrinya, Uwi terus berinovasi agar semua orang mau untuk meminum jamu. Caranya dengan menjual dalam kemasan botol kaca dengan berbagai ukuran. Ada lima jamu yang dibuat yaitu beras kencur, kunyit, jahe, rosela dan alang-alang. Namun ternyata tak semua cocok dikemas dalam botol. Seperti green tamarind yang paling banyak disukai
(29)
Dalam hal memasarkan usaha, Uwi
mengaku tidak memiliki anggaran khusus untuk promosi. “Biasanya kita barter. Misalnya kita mendukung kegiatan seperti kegiatan seni, humanis, atau budaya biasanya secara otomatis mereka yang mempromosikan.” Baginya yang terpenting selalu berkreasi bagaimana jamu tidak selalu disajikan dalam keadaan pahit dan panas. Namun bisa dioalah sedemikian rupa dan tampilannya lebih trendi. Terakhir Uwi ingin berbagi kuncinya dalam memajukan usaha yakni kemauan menjaga kualitas. “Selain itu ketika sudah yakin dan paham dengan produk kita, nanti pasti ada jalan.” (teks & foto:firdamsyah,Ist)
dan best seller. “Karena kalau dikemas kedalam botol rasanya berubah walau secara khasiat tidak .” Sebenarnya menurut Uwi, jamu dalam kemasan botol kaca ini awet selama satu bulan dalam keadaan dingin. Sedangkan untuk harganya tergantung ukuran botolnya. Botol 300 ml dihargai Rp30 ribu, 1 liter Rp138 ribu, 500 ml Rp188 ribu. Namun saat ada event dan bisa menjangkau semua kalangan, Uwi juga menyediakan botol kecil dengan harga Rp12 ribu. “Biasanya dibuat untuk langsung diminum.” Berkat usahanya ia berhasil memperoleh omzet Rp50 juta per bulan.
Selama menjalankan usaha ini, Uwi menjadikan kendala sebagai tantangan. Salah satunya keinginan sejak awal ingin menjangkau
pasar yang lebih mudah ternyata itu masih menjadi pekerjaan rumah. “Selain itu tidak mudah mensosialisasikan jamu terhadap pasar agar membuat semua orang butuh dan tidak gengsi dalam meminum jamu.” Hal lain yang menurut Uwi menjadi pekerjaan rumahnya saat itu adalah menyakini bahwa bahan baku yang telah didapatkan di pasar memang segar dan terbebas dari pestisida. “Sekarang sudah ada penyuplai yang mengerti riwayatnya karena menanam sendiri.”Demikian juga dengan kompetitor. Uwi tidak menilai tempat atau produk sejenis sebagai pesaing. “Justru kita senang kalau ada kompotitor jadi ada teman jalan bersama untuk mengenalkan jamu. Bagi kita yang terpenting kita bisa jaga kualitas.”
(30)
Setiap Bulan
Laku 300 Ikan
Mas Koki
Satu lagi bukti bahwa hobi terhadap sesuatu bisa mendatangkan keuntungan. Demikian pula yang terjadi pada Reza. Hobi dan kecintaannya terhadap ikan berujung pada bisnis yang menghasilkan keuntungan besar baginya. Padahal bisnis yang dijalaninya sekarang pada mulanya memang bukan atas dasar kesengajaan. Sebab ia memelihara ikan-ikan tersebut hanya untuk pribadi saja.
(31)
PENCERAHAN
A
walnya saat ikan-ikan itu terus berkembang biak, Reza akan memberikan secara cuma-cuma jika ada yang berminat. Namun lambat laun, Reza memutuskan untuk menyeriusi hobi yang dijalaninya tersebut menjadi sebuah bisnis dengan nama Reza Goldfish Farm. Modal yang dikeluarkannya pada waktu itu sekitar Rp10 juta yang dipergunakannya untuk sewa tempat, renovasi kolam ikan, kebutuhan pakan ikan dan untuk bibit ikan itu sendiri. Reza mengatakan menjalani bisnis ikan tersebut harus memiliki keahlian khusus dan kemampuan mengembangkan bisnis tersebut. “Untuk bisnis ikan itu harus memiliki skill tersendiri. Selain memiliki modal dan tempat, pelaku usaha harus memiliki jiwa dan kecintaan terhadap ikan itu sendiri,” ujarnya.Karena ia menyukai ikan mas koki maka sebelum memulai bisnisnya ia melakukan riset terhadap seluk beluk ikan mas koki seperti mencari pengetahuan terhadap karakter air untuk ikan mas koki, karakter ikan itu sendiri, pemberian pakan, pemeliharaan kolam dan lain sebagainya. Reza tak sungkan untuk belajar pada beberapa rekannya yang kemudian dikembangkannya sendiri. “Selain research pengetahuan terhadap ikan, saya juga harus
mengembangkan itu secara mandiri
karena
karakter tempat di satu kolam dengan di kolam saya itu pasti berbeda dan harus memiliki penanganan sesuai karakteristik iklim yang ada di kolam ini,” ujarnya.
Ia mengatakan dalam beternak ikan mas koki salah satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah iklim. Ikan mas koki sangat suka pada suhu udara yang panas atau berkisar antara 28 hingga 32 derajat celcius. Pada suhu panas tersebut nafsu makan ikan akan sangat meningkat dan kolam harus sering dibersihkan karena meningkatnya nafsu makan terhadap
ikan juga akan mengakibatkan
kotoran ikan atau amoniak yang semakin banyak
(32)
pula. Jadi kebersihan kolam ikan mas koki tesebut harus sangat perlu diperhatikan. Namun sebaliknya ketika suhu lembab atau berkisar 26 derajat celcius maka akan menjadi kendala karena nafsu makan ikan akan menurun dan petumbuhan bakteri yang juga akan ikut meningkat. Oleh sebab itu Reza mengatasinya dengan selalu rutin membersihkan kolam serta memberikan suplemen maupun vitamin kepada
ikannnya agar tetap sehat. “Selain itu dalam menghadapi kendala ia juga selalu fokus untuk tetap menjalani bisnisnya tersebut dengan ikhlas dan sabar mengingat bisnis yang dijalani ini merupakan hobinya.”
Ikan yang dijual Reza yaitu mas koki berjenis rancu dan juga oranda. Ia menjual ikan tersebut dari usia dua bulan hingga dua bulan setengah dan sudah siap jual kepada
(33)
PENCERAHAN
para konsumennya. Untuk harga ia mematok ikan mas koki pada kisaran Rp400 ribu hingga Rp 1,5 juta per ekornya. Ia mengatakan bahwa harga tersebut sangat sepadan karena ikan yang ia jual merupakan ikan yang memiliki kualitas terbaik dan telah memalu tahap pemilihan yang cukup panjang hingga bisa dijual kepada para konsumennya tersebut. Dari 1.000 hingga 3.000 untuk sekali perkembang biakan ia hanya menjual antara 200 hingga 300 ekor yang benar-benar memiliki kualitas terbaik. Kualitas tersebut berasal dari kerapihan ikan atau bentuk fisik seperti sirip, mata, bentuk kepala, sisik dan juga gaya renang dari ikan itu sendiri.
Dalam pemasaran , Reza mengatakan sangat terbantu dengan adanya media sosial seperti Instagram dan Facebook. Ia sering mendapatkan konsumen dari kedua media sosial miliknya tersebut. Keuntungan lainnya adalah dapat menjangkau konsumen dari dari dalam dan luar negeri. “Untuk konsumen dari dalam negeri berasal dari Jawa dan Sumatera. Sedangkan untuk konsumen yang berasal dari luar negeri yaitu dari Singapura, Malaysia, Filipina dan juga sebagian eropa.” Untuk biaya pengiriman semua akan dibebankan kepada konsumennya namun untuk konsumen yang ingin melakukan pengiriman di daerah ibu kota maka akan digratiskan dengan ketentuan minimal pembayaran sekitar Rp10 juta untuk transaksinya. Untuk satu boxnya ia dapat mengirim 8 ekor ikan ukuran besar dan 10 ekor untuk ukuran kecil. Dalam setiap bulannya ia dapat menjual 100 hingga 300 ekor ikan dan dapat memperoleh keuntungan sebesar 60 juta rupiah
perbulannya. Dalam menghadapi kompetitor ia
mengatalan bahwa bisnis ikan mas koki memang banyak namun para pelaku usaha tersebut lebih cenderung memikirkan kepada kuantitas. Namun tidak demikian dengan Reza. Ia menitikberatkan bisnis ikan mas koki ini pada kualitas dan masih sangat jarang yang mau melakukan hal seperti dirinya tersebut. Oleh karenanya Reza yakin bahwa bisnisnya tersebut akan terus berkembang dan masih memiliki prospek yang baik. Hingga saat ini ia memiliki tiga orang pekerja yang juga turut membantu dalam mengembangbiakkan ikan-ikan berkualitas tersebut. Untuk kedepannya nanti, pria kelahiran 1977 tersebut akan terus mengembangkan usaha milikinya itu sendiri dengan cara memperluas dan mengembangkan lahan kolam miliknya. “Mengingat pasar atau konsumen yang akan semakin meningkat.” Reza pun tak keberatan berbagi ilmu bagi para pelaku usaha untuk terus mencari ilmu baru dan bereksperimen terhadap bisnis yang digeluti serta menjiwai juga mencintai usaha atau bisnis yang dijalaninya. (teks & foto: ist, darma)
(34)
Produksi Buku
Khusus Anak,
Hasilkan Omzet
Hingga Miliaran
Saat Devi Raissa Rahmawati praktik sebagai psikolog anak banyak orangtua yang mengeluhkan kesulitan berkomunikasi antara orangtua dengan anak. Padahal menurut Devi, kurangnya komunikasi dan bonding antara orangtua dengan anak bisa dampaknya akan besar sekali,
(35)
PENCERAHAN
S
eperti putus sekolah dan ketergantungan narkoba. Maka tercetuslah ide membuat buku cerita bergambar khusus anak. Tak disangka buku tersebut laris manis. Dalam sebulan 14.000 buku laku terjual dengan omzet mencapai miliaran.Devi menjelaskan sebenarnya ada cara yang mudah untuk tindakan pencegahannya yaitu orangtua membacakan buku sedari dini untuk anaknya. “Tidak perlu lama-lama cukup 5 sampai 10 menit sehari.” Tetapi sayangnya, buku-buku di Indonesia masih kurang, kalau pun ada buku yang bagus dan sesuai dengan perkembangan anak itu buku-buku impor yang harganya sekitar Rp 300.000. Sehingga belum menjangkau banyak orang. Berangkat dari hal itu, muncul sebuah ide.“Kebetulan saya suka menulis dan memiliki ilmunya juga, jadi saya ingin buat buku anak yang berkualitas dan terjangkau untuk anak-anak indonesia.”
Walau tidak memiliki latar belakang bisnis dan juga bukan dari keluarga pembisnis, Devi tetap berani mendirikan usaha. Dengan modal awal sebesar Rp10 juta, Devi menggunakannya untuk mencetak buku cerita yang dibuatnya sendiri. Setelah itu ia mulai membuka usaha pada dengan nama Rabbit Hole pada 2014. Buku yang pertama kali dibuat yaitu buku asal
mula namaku. Buku-buku yang dibuat Devi merupakan buku bergambar, dimana 80% pesan yang disampaikan melalui gambar. Sehingga ia harus mencari partner atau ilustrator yang sesuai, agar pesan yang ingin disampaikan sesuai. Saat mengawali usaha, sebenarnya Devi sama sekali tidak tahu mengenai tentang percetakan. Kebetulan waktu kuliah di Univertas Indonesia, ia sering nge-print di sebuah percetakan yang ada di sana. Devi pun membawa contoh buku yang ingin dicetak (dammy). Namun setelah mengetahui biaya untuk satu buku saja seharga Rp 100.000 ke
atas, Devi pun mengurungkan cetak di tempat tersebut. “Katanya karena percetakannya menggunakan metode digital makanya mahal. Padahal visi misi saya ingin membuat buku dengan harga yang terjangkau.”
Belajar dari pengalaman tersebut maka Devi bersama dengan partnernya mencari-cari cara cetak yang lebih murah. “Ternyata ada metode yang namanya ofset dan itu bisa ditekan harganya, cuma memang harus cetak banyak. Jadi kalau ingin menjual dengan harga yang sesuai keinginan, kami harus mencetak sekitar 1000 buah,” papar Devi. Hal itu sempat membuat anak sulung
(36)
dari empat bersaudara ini bingung. Sebab ia pikir tidak ada yang mau membeli buku seperti ini. Untung saja keraguan itu tak terbukti karena setelah mencoba dijual ternyata malah sukses besar. Malah dari yang awalnya hanya satu buku sekarang sudah memproduksi 9 buku dengan harga mulai dari Rp25.000 hingga Rp185.000.
Devi juga membuat paket hamper seharga Rp200.000 yang berisi buku-buku paket bayi. Paket hamper tersebut biasanya digunakan untuk kado bagi kerabat yang melahirkan. Dengan dibantu sekitar 130 orang karyawan, dalam satu bulan, sebanyak 14.000 buku laku terjual. Untuk melengkapi, Devi juga membuat alat pendukung dalam membaca buku seperti booklet permainan, dadu untuk bermain buku emosi, hamper dan wayang. Namun ada juga customer yang menjadikan produk Devi sebagai seserahan. Omzet yang didapat mencapai 1 miliar rupiah dengan profit sekitar Rp200-Rp300 juta.
Lalu bagaimana cara Devi memasarkan produknya hingga laku sebanyak itu? Saat ini Devi menjual produk bukunya melalui media sosial. “Jadi di media sosial,calon customer diberikan edukasi terlebih dahulu tentang pentingnya membacakan buku selagi dini.” Bagi Devi penting untuk memberitahukan kepada calon customer manfaat tersebut bukan hanya untuk anak tetapi juga orangtua. Devi akan menjelaskan apa dampaknya nanti saat sudah
(37)
PENCERAHAN
dewasa dan apa jenis buku yang sesuai dengan perkembangan anak dan kenapa seperti itu. “Hal-hal seperti itu yang perlu diberi edukasi sampai akhirnya orang mau dan percaya untuk membeli buku Rabbit Hole.” Dengan melakukan penjualan secara online, maka produ bukunya sudah tersebar dari Aceh sampai Papua. Bahkan ada pula reseller dari Malaysia dan Singapura. “Ada juga pembelian dari Inggris. Selain itu kami juga sudah ikut beberapa international bookfair yang ada di Frankfurt, Bologna, London, dan Singapura,” ujarnya.
Walau saat ini Devi mengaku belum ada kompetitor dalam usaha ini namun ia tetap menemui kendala. Biasanya di bagian percetakannya yang sering menemui kendala karena buku yang ingin dibuat adalah buku dengan kualitas impor dimana percetakan tidak biasa mencetak buku-buku semacam itu, misalnya halaman yang tebal. “Jadi kami membongkar buku impor untuk mencari tahu caranya bagaimana, cari bahan yang kira-kira serupa, dan bisa menjadi substitusi dari
buku-buku impor tersebut.”
Banyak suka duka yang dialami Devi selama menjalani bisnis ini. Ia senang dapat membuat produk yang bermanfaat bagi anak-anak maupun orangtua di Indonesia. “Jadi dapat membantu mereka mengembangkan kebiasaan untuk membaca sedari dini, maupun bisa meningkatkan hubungan orang tua dengan anak sedari dini dengan cara yang menyenangkan.” Sementara dukanya karena ini seperti fast growing company, jadi perubahannya bisa sangat cepat. “Misalkan, seperti baru saja di tempat baru, tiba-tiba harus mencari tempat baru lagi karena sudah sempit. Tantangannya terlalu banyak dengan waktu yang singkat,” terang pemenang pertama kategori Best of The Best program Wirausaha Muda Mandiri 2016. Untuk rencana ke depan, Devi masih ingin membuat buku-buku lagi sebab masih banyak target-target format buku yang belum dibuat. (teks:eri/ft:dok.pri)
(38)
Pentingnya
Menciptakan
Branding
Maia Estianty
Nama Maia Estianty di dunia musik sudah tak diragukan lagi. Perempuan kelahiran Surabaya, 27 Januari 1976 ini sukses meniti karir di dunia tarik suara. Tapi karena tak ingin hanya mengandalkan musik, Maia pun melirik bisnis. Maia memang jitu dalam membaca peluang usaha. Terbukti dari berbagai bisnis yang digelutinya semuanya sukses. Maia mengaku ada kepuasan lain selain materi yang
didapatnya yakni merasa senang bisa memperkerjakan banyak orang.
(39)
BISNIS
SELEB
M
usik adalah dunia dimana Maia mengawali karirnya. Ia pernah menjadi backing vocal Dewa 19 yang kemudian berhasil membentuk grup musik Ratu bersama Pinkan Mambo yang kemudian diganti dengan Mulan Jameela. Setelah grup itu bubar, selanjutnya Maia membentuk Duo Maia, bersama Mey Chan. Sebagai musisi yang piawai mencipta lagu, ia memulai bisnisnya denganmembangun manajemen artis. Keberhasilan Maia dalam membangun manajemen artis tidak membuatnya cepat puas. Selain menyanyi, Maia juga pernah menjajal dunia akting dengan main dibeberapa sinetron dan layar lebar.
Tidak cukup sampai di situ, Maia masih ingin mengembangkan kemampuannya. Ia sadar bahwa dirinya tak bisa menggantungkan hidupnya sebagai musisi saja dan mencoba terjun ke dunia bisnis. Rupanya kemahiran Maia tak hanya dibidang musik dan film, terbukti beberapa bisnis yang dijalaninya meraih kesuksesan. Maia sangat jeli melihat peluang bisnis. Maia membuka bisnis restoran yang menyajikan menu unggulan steak. Tidak memerlukan banyak waktu, bisnis restoran ini mulai berkembang, bahkan sudah membuka cabang di beberapa kota. Maia kemudian melirik bisnis properti. Ia tidak membangun real estate, tetapi memilih jual beli apartemen mewah. Apartemen yang kurang bagus didesain dan ditata kembali oleh timnya hingga menjadi lebih menarik dan punya nilai seni yang tinggi. Baru setelah itu ditawarkan kepada orang-orang yang membutuhkan hunian baru.
Sukses dengan dua bisnisnya membuat Maia makin menyukai dunia bisnis. Ibu tiga putra ini mengaku menggemari bisnis karena
perputaran uangnya cukup cepat dan tidak terlalu menguras tenaga dan waktu. Maka ia pun membuka bisnis selanjutnya yakni karaoke. Saat itu bisnis tempat karaoke memang sedang tren. Tak mau melewatkan kesempatan, Maia pun ikut membuka bisnis karaoke berlabel Alegro Family KTV. Ia memilih nama Alegro, dari bahasa Italia yang berarti cepat. “Dengan harapan bisnis ini bisa melaju cepat seiring bisnis-bisnis karaoke lainnya yang menjamur di ibu kota.” Benar saja, dalam waktu tak terlalu lama, karaoke miliknya sudah memiliki tiga cabang di Jakarta, Medan dan Batam. Keuntungan yang didapat bisa mencapai satu miliar rupiah per bulan. Menurut Maia
kesuksesannya di bidang karaoke ini karena ia menawarkan dua hal yaitu eksklusivitas dan teknologi. Maka pasar yang dibidik memang cukup premium seperti para profesional muda, serta untuk kalangan keluarga besar yang berdomisili di kota besar. Karaoke milik Maia memang tergolong mewah dengan banyak fasilitas yang mendukung. Misalnya menyediakan fasilitas play station, aneka film yang bisa ditonton di ruangan tersebut, serta fasilitas disk jockey (DJ), dan lounge, Internet Wifi, Screen Projector untuk kebutuhan mulai dari meeting, presentasi produk dan jasa, ulang tahun, arisan, launching produk, pesta dan lainnya. Untuk lebih mengembangkan karaokenya, Maia membuka investasi kemitraan.
(40)
Melebarkan Sayap Bisnis
Maia bukan tipe wanita yang pantang menyerah, ia tidak berhenti mencari inovasi. Bisnis berikutnya adalah bisnis kecantikan. Sebagai perempuan, ia memang tak bisa jauh dari produk kecantikan. Maia pun menekuni bisnis kecantikan dengan membuka klinik kecantikan di Surabaya, kota kelahirannya. “Bisnis kecantikan jadi tantangan baru untuk saya,” kata Maia. Klinik kecantikan yang dinamai CnC ini, Maia bekerja sama dengan dr. Novita Pristiwaningrum yang masih terhitung sahabatnya. Selain klinik kecantikan, Maia juga bisnis kosmetik. Berawal dari banyaknya teman yang menanyakan rahasia wajahnya yang selalu segar dan awet muda, membuat Maia bisnis kosmetik bernama EMK. Produk kosmetik ini
terdiri dari serum, night cream, day cream, base cream, vitamin spray, dan lainnya. Produk-produk ini dibelinya langsung di Beverly Hills, Los Angeles, Amerika Serikat. Nama produk EMK, kepanjangan dari Emilia Karsh, profesor di bidang kecantikan di Amerika Serikat yang menciptakan formula perawatan kecantikan dari plasenta. Awalnya, rangkaian produk ini belum dijual di pasaran, masih dalam kalangan teman teman saja. Namun kini produknya sudah resmi masuk di Indonesia dan Maia menjadi distributor tunggal EMK di Indonesia.
Maia semakin melebarkan sayap bisnisnya. Selanjutnya ia melirik bisnis pakaian dengan merambah bisnis busana muslim. Banyak artis yang membuka clothing line dan Maia pun tak mau ketinggalan. Berlabel Kayara, Maia membuka bisnis pakaian dengan
(41)
untuk membuka toko oline, saat ini belum ada. “Kalau store belum karena kita mainnya reseller, kita sebagai distributor, reseller bisa ambil semua barang ke kita,” tuturnya.
Bisnis Bukan Mencari Keuntungan
Semata
Maia adalah contoh selebriti yang pintar mencari peluang usaha yang bisa meraup laba. Maia menjelaskan selain menambah penghasilan, bisnis yang dikerjakannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Sehingga ia pun merasa nyaman mengerjakannya.”Pastinya ilmu saya terpakai. Bagaimana membuat brand dikenal luas, dari yang semula tidak
diketahui orang.” Maia menambahkan, ilmu soal branding untuk go public sudah dipahaminya. Sebagai sarjana komunikasi, Maia paham bahwa branding itu adalah bagaimana membentuk sebuah brand atau merek yang tidak terkenal menjadi terkenal. “Itu tugas saya sebagai lulusan sekolah komunikasi,” ujarnya. Namun dari semua kesuksesannya dalam bisnis, Maia tidak hanya memikirkan keuntungan saja. Maia mengaku ada kepuasan lain yang didapatnya karena bisa mempekerjakan banyak orang. Sambil mencari uang untuk diri sendiri, ia bisa membantu orang lain dalam mencari penghidupan.“Senang bisa mengolah keuntungan yang luar biasa, terus juga mempekerjakan orang, mengolah sumber daya manusia.” Maia pun semakin nyaman dengan bisnis karena menurutnya, dunia usaha lebih aman untuk masa depan daripada hanya terus mengandalkan profesi artis. (teks:eri,bbs/ft:ist)
BISNIS
SELEB
berbagai model busana muslim. Ini bermaksud memudahkan para pembeli untuk tampil lebih fashionable dengan busana muslim. “Mendesain sebuah baju sopan, tapi sebagian besar juga bisa digunakan sebagai hijab. Ada dua pilihan bisa digunakan dengan hijab atau tanpa hijab. Tergantung orang yang mau memakainya,” ujar Maia. Walau penjualan dilakukan secara online di Instagram, bisnis ini rupanya memiliki peminat yang cukup banyak. “Ternyata sambutannya luar biasa, sampai habis barangnya dan tim juga kewalahan menjawab pertanyaan customer.” Sedangkan
(42)
Designer Speaks!
Bima Shaw merupakan desainer grafis yang peduli terhadap perkembangan industri kreatif di Indonesia. Terjun di dunia kreatif desain selama 20 tahun membuat dirinya kaya akan pengalaman. Kepeduliannya akan industri kreatif inilah yang mendorongnya dan istri membangun Designer Speaks! Komunitas yang berdiri pada Maret 2010 ini didirikan dengan tujuan untuk merangkul para mahasiswa maupun praktisi yang terlibat di dunia kreatif seperti, fotografer dan animator.
DESAIN
GRAFIS
SUDAH
MERAMBAH
BANYAK
(43)
INDUSTRI KREATIF
P
ria lulusan Curtin University of Technology, Perth-Australia tahun 1966 ini pernah bekerja sebagai freelance desain kartu undangan pernikahan, serta pembuatan logo. Kala itu ia mencari pekerjaan dengan mendatangi langsung dan menawarkan kemampuan desain yang dimilikinya. Bima mendatangi sebuah toko bunga yang memiliki logo kurang menarik, ia pun langsung menemui pemilik toko. “Saya jelaskan diri saya mahasisiwa DKV dan menawarkan membuatkan logo baru.” Bima kemudian membuatkan 3 logo dan pemilik toko setuju dari salah satu logo buatannya. Bima merasa senang karena karyanya dihargai oleh pemilik toko. Sejak itu muncul banyak pesanan pembuatan logo.Membantu Mahasiswa Memahami Kekuatan Sebuah Desain
Bima tergerak untuk mendirikan Designer Speaks! dilatar belakangi beberapa alasan. Menurutnya pada era sekarang semua orang sudah bisa menjadi desainer dengan belajar otodidak pun bisa, tidak harus sekolah desain juga bisa menjadi desainer demikian juga dengan masak atau menjadi pelukis batik juga bisa otodidak. “Tapi kita memanggil pakar yang sudah mengerti dan berpengalaman agar kita
sendiri menjadi paham. Misalnya bagaimana menjadi pembatik maka akan dijelaskan oleh orang-orang yang sudah paham dan mengerti dibidangnya masing-masing.”
Untuk Designer Speaks! sendiri sebetulnya lebih fokus pada kegiatan di luar kota, karena banyak mahasiswa lulusan DKV (Desain Komunikasi Visual) masih bingung ketika lulus mereka ingin kemana. Para mahasiswa tersebut ragu jika ingin mencari pekerjaan di Jakarta mereka harus bersaing dengan mahasiswa DKV lulusan dari Jakarta langsung. Bima kemudian mempelajari tren mahasiswa di luar kota menggambil desain grafis seperti apa. Designer Speaks! ini sifatnya adalah membantu teman-teman yang ingin maju sekaligus menyadarkan harus berinvestasi, jadi para member mengumpulkan uang untuk membantu sebuah kegiatan dan setiap tiga bulan sekali memanggil narasumber untuk jadi pembicara. “Uang yang terkumpul kita kumpulkan untuk memanggil narasumber untuk berbicara berbagi pengalamannya di depan anggota. Ini lebih kepada sifatnya dari anggota untuk anggota.”
Ada 4 kategori yaitu mahasiswa, praktisi, dan akademisi yang boleh menjadi anggota Designer Speaks! Untuk mahasiswa tahap masuknya tidak sulit. Bima menerima hampir semua yang mau jadi member dimana nanti akan dilihat nilai tambah mahasiswa tersebut. Untuk prosesnya satu tahun masa keanggotaan biasanya dibayar dimuka kalau mahasiswa lebih
(44)
murah dibanding praktisi. Setiap member akan mendapat kartu anggota yang berisi kode etik yang menjelaskan tata cara berkarya dalam berafiliasi dengan teman-teman satu industri. Designer Speaks! juga membantu mencari link untuk para mahasiswa.
Sudah banyak kegiatan yang dijalankan di Designer Speaks! Waktu itu pernah membuat
suatu
program yaitu portofolio review dengan memanggil 3 praktisi yakni satu ahli di bidang branding, ahli di bidang animasi, dan Bima sendiri. Mereka datang ke sebuah universitas yang berada di Solo, Jawa Tengah dan membuat review sebanyak 75 portofolio mahasiswa. “Setelah mempelajari portofolio mereka, kemudian kami beritahu tentang kekuatan desain mereka, potensi desain sampai kelemahan yang dimiliki.” Bima mengatakan tujuannya adalah agar mereka memahami kekuatan desain yang mereka miliki dan fokus untuk mengembangkannya. Hasil dari laporan portofolio yang sudah dinilai oleh para praktisi nantinya juga dapat bermanfaat untuk kedepannya. “Kami menganjurkan agar laporan ini diberikan ke dosen mereka masing-masing agar dosen mereka mengetahui kemampuan yang dimiliki para mahasiswanya.Nanti setelah lulus kuliah mereka sudah tahu kemampuan yang dimiliki dan tidak bingung untuk bekerja dimana,” papar Bima. Sayangnya di Jakarta sendiri belum banyak mahasiswa yang berminat untuk mengikuti program seperti itu. Menurut Bima, para mahasiswa tersebut sudah disibukkan dengan mencari pekerjaan, magang dan mungkin sudah punya cara tersendiri untuk memajukan profesinya dan apa yang diinginkan. “Untuk itu kami lebih menyasar teman-teman di daerah. Tapi saat ini lebih berbagi di internet
belum turun langsung ke lapangan seperti dulu, karena kondis ekonomi yang cukup sulit.”
Membangun Kesadaran Tentang Desain Sudah banyak suka duka yang dilalui Bima. Misalnya ada klien yang lebih memilih desain biasa saja, padahal desainer sudah membuatkan desain yang jauh lebih baik. Dalam hal ini Bima mengatakan bahwa sebuah desain itu disebut baik atau tidak karena sudah belajar ilmunya
sementara orang yang memberikan pekerjaan tidak tahu ilmunya dan tidak tahu
teorinya. “Saat itulah kita harus bisa meyakinkan sejauh mana kita bisa
memahami
kebutuhan klien tersebut. Jadi kesampingkan terlebih dahulu masalah selera.” Bima
menyarankan untuk tidak memaksa klien harus suka dengan konsep A yang sudah dibuat. Justru harus bisa menjabarkan satu per satu ketika klien memahami biarkan klien tersebut memilih A,B atau C. “Disinilah kami memiliki peran. Kami mempunyai kesempatan untuk konsultasi dengan praktisi. Sebagai desainer
(45)
tidak hanya membuat tetapi mendengarkan maunya klien.”
Menurut Bima industri desain grafis tidak jauh berbeda dengan industri lainnya jika industri lain terpuruk desain grafis juga pasti terpuruk. Namun, yang menambah sulit yaitu setiap tahun sedikitnya terdapat hampir 5 ribu mahasiswa desain yang lulus dari perguruan tinggi. Sementara industri hanya mampu menyerap kurang dari 50 persen. Bahkan, kurang dari 10 persen, jadi bisa dibayangkan jika terdapat 10 ribu mahasiswa desain dari universitas maupun politeknik hanya terserap oleh perusahaan sebanyak 10 persen. Oleh karenanya saat berbicara kepada mahasiswa, Bima selalu menyarankan agar sebelum lulus, mereka sudah menentukan ingin menjadi desainer seperti apa. “Jangan nunggu lulus, terus baru mikir mau menjadi desainer apa. Kalau bisa ditahun ke 2 semester tiga sudah tahu. Tentukan secepat mungkin sehingga bisa konsentrasi untuk menajamkan potensi yang dimiliki.”
Salah satu keuntungan menjadi anggota Desainer Speaks! adalah kalau sampai terjadi suatu penyelewengan atau pelanggaran kode etik, member bisa mengadu. “Di sini harus memiliki panduan seperti surat tertulis kontrak yang jelas.” Hal tersebut perlu dilakukan untuk meminimalisir desainer tertipu oleh
INDUSTRI KREATIF
klien dalam hal pembayaran. Namun Bima menyarankan sebelum menyalahkan klien sebaiknya introspeksi diri terlebih dahulu. Jika berhubungan dengan klien lama tentu tidak masalah ada uang muka dulu atau tidak. Tapi berbeda jika yang dihadapi klien baru. “Waktu masih bekerja freelance, saya sudah mempersiapkan seperti surat tanda terima, bukti kontrak kerja, surat penawaran harga, dan invoice. Jadi ketika tidak dibayar pastinya sudah ada surat-suratnya.”
Berbicara mengenai kemajuan industri desain grafis, kini desain grafis sudah tidak lagi bergerak dari sisi cetakan. Peran desain grafis di industri sudah merambah banyak aspek. Sehingga seorang desain grafis harus beradaptasi dengan media yang bukan konvensional. Misalnya ketika membuat logo harus benar dan mengerti caranya memasukan logo ke dalam website. Bima ingin membangun sebuah kesadaran kepada masyarakat umum tentang desain. Bahwa desain itu bukan sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, tidak bisa sembarang orang. Karena apapun itu yang sifatnya kreatif itu memiliki nilai jual bukan hanya memahami adobe photoshop atau sebagainya. Karena semua orang sudah bisa belajar, yang terpenting ialah kemampuan berpikir.Bima pun berharap mudah-mudahan semakin banyak desainer-desainer mahasiswa dari Indonesia yang bisa berkarya di luar negeri jadi tidak cuma jago kandang saja. “Karena kita tidak kalah kreatif kok oleh orang-orang diluar sana. Masalahnya masih minder saja. Kesempatan itu di depan mata tinggal kita mau mengambilnya atau tidak.” (teks:firdamsyah/ ft:adon, dok.pri)
(46)
K
O
NSU
L
T
A
SI
p
sik
o
l
o
gi
Dr Andri,
Bagaimana bersik
ap profesional saat ada kerabat menjadi bawahan kita? Kebetulan saya memiliki usaha dan ada kerabat yang ikut bekerja menjadi karyawan. Terkadang saya masih bingung bersikap. Mohon sarannya. Terima kasih.
Mayasari, Semarang
Bekerja
Secara
Profesional
Ibu Mayasri yang baik,
Suatu usaha yang dilakukan memang harus diperlakuka n
secara profesional termasuk juga da
lam pengelolahan karyawan. Hal ini agar mencegah tin
dak-tindakan tidak profesional atau yang hanya di
dasarkan pada kedekatan saja. Sudah sering kita me
ndengar kalau masalah perusahaan bisa menjadi b
esar hanya karena tindakan profesional akibat kedekata
n keluarga. Bersikap profesional bukan berarti tidak men
ghormati keluarga. Dalam tataran kesopanan keluarga t
entunya kita perlu tetap menjaga sopan santun tapi dal
am bersikap untuk kemajuan perusahaan, sikap profesio
nal tetap perlu dikedepankan. Semoga membantu. Salam Seha
(47)
Dr. Andri, SpKJ, FAPM adalah seorang psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik dan Psikiatri Liaison. Kini ia sebagai wakil Indonesia satu-satunya di American Psychosomatic Society dan The Academy of Psychosomatic Medicine, organisasi Psikosomatik yang berkedudukan di Amerika. Aktif di World Psychiatric Association pada bidang Psychiatric, Medicine and Primary Care. Tugas rutinnya mengajar di FK UKRIDA dan dokter penanggung jawab Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tanggerang.
Dr. Andri, SpKJ
Menilai
Kejujuran
Dr Andri,
Bagaimana caranya mengatakan secara jujur pada teman tanpa mengecewakannya? Sebab tidak hanya saya yang merasa hasil kerja teman tersebut kurang memuaskan. Terima kasih.
Nina Ferina, Malang
Ibu Nia yang baik,
Terkadang memang sulit mengatakan kejujuran sebab sering kali kita lebih suka “dibohongi” walaupun kejujuran itu lebih baik buat ke depannya. Dalam surat ibu tidak menjelaskan maksud kejujuran yang dikatakan ini untuk apa? Apakah untuk menyatakan tentang kinerja dia di perusahaan kita atau terkait sesuatu yang personal. Ada baiknya perusahaan mempunyai form evaluasi yang mungkin baiknya bersifat anonim, di mana orang atau teman sekerja bisa menilai kinerja seseor
ang rekannya tanpa diketahui namanya. Nantinya dilihat bagaimana tanggapan rata-rata pekerja yang ada dalam satu perusahaan tersebut kepada diri seorang karyawan. Cara ini terkesan lebih “fair” daripada menilai seseorang sebatas kita sebagai atasan atau rekan saja. Memang terkadang tidak mudah menerima kritik apalagi buat orang yang tidak terbuka. Semoga bermanfaat. Salam Sehat Jiwa
(48)
Kerajinan Clay
Berhasil Tembus
Mancanegara
Sebenarnya Satyani Tjendra memulai usaha ini secara tidak sengaja. Awal mula membuat clay hanya untuk mengisi waktu luang dan melepas stres di sela-sela kesibukan mengajar musik. Namun kegiatan ini rupanya mendapatkan perhatian dari orang tua murid dan mereka meminta Satyani untuk mengajar
anak-anaknya. Dari sekadar iseng kegiatan ini berkembang menjadi usaha yang terus berjalan sampai saat ini.
(49)
Bisnis unik
A
walnya karena Satyani senang melihat pajangan kecil-kecil. Lalu muncul ide mengapa tidak buat sendiri saja jadi bisa sesuai selara baik dari segi ukuran, warna,dan lain-lain. Sebelumnya Satyani mengajar musik yaitu piano dan organ. Kegiatan itu masih dilakukannya sampai sekarang hanya saja kini muridnya dibatasi. ”Lebih fokus pada kegiatan mengajar clay dan mengerjakan pesanan-pesanan.” Saat membuka usaha yang diberi nama TAC Craft ini, Satyani benar-benar mengawali dari nol. ”Saya tidak memiliki latar belakang pendidikan bisnis sama sekali. Jadi istilah learning by doing benar-benar berlaku untuk saya,” ujar sulung dari dua bersaudara ini.Dengan modal sebesar Rp50 juta, Satyani membeli bahan baku dan peralatan. ”Bahan baku utama (Air Dry Clay) didatangkan langsung dari Jepang karena hingga saat ini belum ada clay produksi dalam negeri sebaik kualitas clay dari Jepang.” Lebih lanjut Satyani menjelaskan bahwa Air Dry Clay ini terdiri dari 2 jenis, yaitu Paper Base Clay dan Resin Base Clay. Masing-masing clay dipergunakan untuk menghasilkan karya yang berbeda pula. Jadi hasil yang didapat akan sangat maksimal, berkualitas tinggi dan tahan lama.
Hanya saja Satyani tidak memproduksi secara massal karena masing-masing dibuat 100% handmade, tidak menggunakan cetakan ataupun mesin. ”Jumlahnya benar-benar tergantung pada desain, ukuran, dan detail kerumitan.” Untuk harganya mulai dari Rp150 ribu tapi tergantung apa yang dibuat, tingkat kesulitan, dan detail yang diharapkan oleh customer. Satyani pun melayani pembelian untuk suvenir. Mulai dari gantungan kunci, keranjang dengan hiasan bunga, toples hias, dan lain sebagainya. Harganya bisa disesuaikan dengan budget pemesan. Lewat pemasaran
online, produknya Satyani sudah menyebar ke berbagai kota di tanah air dan juga luar negeri seperti Singapura, Australia, dan Inggris.
Dalam bisnis tentunya ada kendala, demikian pula dengan Satyani. Kendala terbesar menyangkut bahan baku karena masih harus diimpor dari luar negeri yang berkaitan dengan besarnya biaya pengiriman hingga pajak sehingga dapat membuat harga jual sulit bersaing. “Karena harga otomatis menjadi lebih mahal, ketimbang perajin lain yang menggunakan bahan yang lebih murah dan lebih rendah kualitasnya.” Sedangkan dalam menghadapi pesaing, Satyani mengungkapkan bahwa ia tidak menganggap perajin lain sebagai kompetitor karena setiap orang memiliki ide, ciri khas, dan keterampilan yang berbeda-beda. Penggemar buku fiksi ilmuiah ini justru memilih fokus bagaimana dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan tidak pernah berhenti belajar, terus mencari ide-ide baru, menemukan teknik-teknik pembuatan yang lebih baik. “Bagi saya yang terpenting adalah berusaha untuk tidak pernah menjiplak karya orang lain dan membuat serta menjual barang-barang tiruan.” Dengan prinsipnya tersebut maka ia berhasil mendapatkan sertifikasi resmi dari DECO Clay Academy di Jepang sebagai seorang Instruktur Clay. Penghargaan tersebut menjadikan Satyani sebagai orang Indonesia pertama yang mendapatkannya.
Rencana kedepannya nanti, Satyani ingin memperluas jaringan network, dan mengenalkan seni ini ke berbagai kalangan di Indonesia melalui workshop. Satyani juga berharap pemerintah khususnya melalui Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) agar dapat lebih mendukung kegiatan industri kreatif seperti ini, melalui kemudahan bea masuk impor dan permodalan. “Sehingga kami menjadi lebih terpacu untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik lagi.”
(50)
K
O
NSU
L
T
A
SI
fra
n
c
hise
Pak Royandi,Saya ingin menanyakan apakah bisa membeli franchise tapi orang lain yang menjalankan? Jadi saya membeli dan saudara yang menjalankan. Karena kebetulan saya punya modal dan saudara yang punya waktu dan tenaga. Apakah tidak ada masalah dengan franchisor? Terima kasih.
Ekasari, Jakarta Timur
Bu Ekasari yang baik,
Jawaban untuk pertanyaan anda adalah Ya dan Tidak. Maksudnya, ada Franchisor yang tidak mempermasalahkan hal tersebut, tapi ada juga Franchisor yang mempermasalahkan dan tidak mengizinkannya. Jadi anda perlu terbuka kepada Franchisor dengan rencana kerja bila Anda dipilih (dapat membeli) untuk menjalankan bisnis milik Franchisor tersebut,karena sangat berkaitan dengan pelatihan yang akan diberikan oleh Franchisor kepada para Franchisee-nya. Bila Franchisor tidak keberatan dengan rencana Anda, pastikan orang pengganti Anda mengikuti seluruh pelatihan wajib dari Franchisor.Demikian juga halnya dengan Anda. Anda juga wajib mengikuti pelatihan tersebut, walaupun Anda berencana untuk menyerahkan pelaksanaan bisnis kepada orang lain.
Mengapa ada Franchisor yang mengijinkan dan ada yang tidak mengijinkan para
Franchisee-nya (pemilik modal yang membeli
bisnis secara franchising/ orang yang mendapat hak franchise) untuk menyerahkan tanggung jawab pelaksanaan bisnis kepada orang lain? Franchisor dalam memasarkan bisnisnya melalui franchising, telah membuat sebuah atau beberapa bisnis model. Bisnis model ini dibuat berdasarkan pengalaman sukses Franchisor. Oleh sebab itu, dibandingkan dengan bisnis yang sama, belum tentu sama tata cara penanganannya. Franchisor juga membangun sebuah tata cara (organisasi khusus) untuk dapat menjalankan bisnis franchise-nya, karena paradigma bisnis pada franchising berbeda dengan paradigma bisnis pada umumnya. Franchising adalah bisnis berdasarkan network dan service. Pada saat awal bisnis model ini dibangun untuk dipasarkan secara franchising, keuntungan dari bisnis model ini akan menurun karena adanya tambahan biaya berupa pungutan Royalty Fee (dan lain-lain). Agar bisnis ini tetap menarik, Franchisor harus me-“leverage” bisnis modelnya agar keuntungan
Franchisee
Pengganti
(51)
Royandi Junus adalah seorang arsitek yang meraih S2 di bidang finance. Berkat pengalaman puluhan tahun di bidang bisnis development, membuatnya paham segala seputar franchise. Ia bergabung dengan pioneer konsultan franchise di Indonesia, yaitu International Franchise Business Management (IFBM). Tekadnya adalah membantu para Franchisor asing maupun lokal untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.
Ir. Royandi Junus, MBA
usaha tetap menarik sesuai dengan batasan standar industri bisnis tersebut. Hasil dari leverage bisnis tersebut akan menghasilkan sebuah bentuk kolaborasi antara Franchisor dengan para Franchisee-nya. Oleh sebab itu, Franchisee tidak diperkenankan untuk “membuat” jalannya sendiri. Artinya, dalam kacamata Franchisor, bisnis tersebut sudah dibuat terukur sesuai dengan kemampuan Franchisor. Demikian juga dengan jumlah pekerja/ karyawan dalam bisnis model tersebut, sudah terukur. Baik dari segi kualifikasi maupun renumerasi, dimana hal tersebut akan berkaitan erat dengan masalah pelatihan.
Bila terjadi perubahan komposisi dari tenaga kerja pada bisnis model tersebut, maka akan berakibat menurunnya keuntungan usaha. Umumnya Franchisor tidak mau bila terjadi penurunan keuntungan pada bisnis modelnya. Hal tersebut sebenarnya bukan mutlak
dikarenakan penurunan keuntungan saja, tetapi lebih dikarenakan Brand yang disandang oleh Franchisor. Nama baik Brand ini sangat penting
bagi Franchisor.
Hal lain yang menyebabkan Franchisor tidak mau diganti orang yang dipilihnya tersebut adalah karena masalah karakter. Franchisor sadar, bahwa salah satu masalah kegagalan dalam bisnis yang dipasarkan secara franchising adalah salah memilih Franchisee. Maka orang yang akan mengoperasikan bisnisnya harus diseleksi terlebih dahulu. Orang yang dipilih oleh Franchisor, sedikit banyak telah disetujui karakternya oleh Franchisor. Bila orang yang dipilih berganti, maka orang pengganti tersebut otomatis bukan orang pilihan atau orang yang disetujui oleh Franchisor. Itu juga sebabnya, banyak Franchisor yang memasukan masalah penggantian operator di perjanjian franchise dalam sebuah pasal khusus, terutama masalah ahli waris. Ahli waris bukanlah orang yang mendapatkan kepercayaan dari Franchisor, oleh sebab itu masalah ini sering diatur dalam perjanjian franchise.
Bagi Franchisor yang mengijinkan hal tersebut diatas, umumnya memang sudah mendesain bisnis modelnya agar dapat dijalankan oleh orang lain. Untuk hal ini, maka banyak Franchisee dari tipe investor yang meliriknya.
Hanya, tidak banyak Franchisor yang mendesain hal tersebut karena menyebabkan biaya yang lebih besar dalam pengoperasiannya. Bagi Franchisor, bila pemilik modal yang turun tangan sendiri, maka pemilik modal tersebut (Franchisee) akan lebih berperhatian dalam menjalankan bisnis karena menyangkut kecepatan pengembalian modal. Dimata Franchisor, berdasarkan pengalamannya, seorang kepala cabang lebih mementingkan berapa besar uang (renumerasi) yang bisa mereka bawa pulang dibandingkan dengan keuntungan bagi perusahaan. Jadi bila bisnis tersebut dijalankan oleh pemilik modal, maka pemilik modal akan lebih berkonsentrasi dengan keuntungan perusahaan (pengembalian modal usaha dan keuntungan pemegang saham). Selamat berbisnis.
(52)
Jaring Laba
dari Jajanan
Jepang
Takoyaki merupakan dari daerah Kansai di Jepang, berbentuk bulat seperti bola kecil yang bercitarasa gurih dan berisi aneka makanan laut, seperti gurita. Takoyaki biasanya dijual sebagai jajanan dalam bentuk set dengan 1 set berisi 5, 6, 8 hingga 10 buah. Rupanya peminat makanan ini cukup banyak. Membaca peluang bisnis tersebut, maka Muhamad Fadli Azis pun segera memanfaatkannya.
Daddys Takoyaki
(53)
S
ebenarnya ada beberapa alasan lain yang membuat Fadli berani membuka usaha tersebut yaitu belum adanya kompetitor atau pioneer di bisnis ini dan mudah produksi dan bahan baku. Usaha yang diberi nama Daddys Takoyaki tersebut didirikan pada tahun 2013 . Sejak dibuka, banyak sekali yang berminat bahkan ia memiliki customer yang loyal. Setahun kemudian, Fadli pun membuka francishe. Tak disangka banyak sekali yang ikut bergabung. “Karena mudah di sistemkan, modal murah dan harga jual tinggi.”Menurut penyuka game dan futsal ini, franchisee hanya menerapkan dan
mengaplikasikan sistem dengan sangat mudah. Fadli juga memberikan nilai investasi
yang murah senilai Rp20.000.000 dan menjamin franchise akan
balik modal dalam beberapa bulan jika mengikuti
sistemnya. “Franchise juga akan mendapatkan dukungan penuh dari kami. Ada training untuk calon
franchisee dan karyawan yang akan bekerja.” Dengan investasi yang ditawarkan tersebut, franchisee akan mendapatkan booth exclusive (indoor /outdoor ), semua peralatan masak seperti kompor dua tungku, loyang Takoyaki & Okonomiyaki, penakar ukuran adonan, botol saus, pisau, panci, box dan alat masak lainnya. Keuntungan lain yang didapat franchise adalah bahan baku awal 300 sampai 500 porsi, perlengkapan, manual book, banner, video SOP, desain menu dan seragam. Keuntungan lainnya yaitu masa kelola selamanya dan update menu setiap 3 bulan sekali.
Dalam hal kompetitor, Fadli mengaku siap bersaing. “Produk kami terletak pada kualitas rasa dan pengolahannya yang higienis sehingga memiliki ciri khas tertentu,” ujar pengagum Jack Ma ini. Terlebih lagi, anak kedua dari tiga bersaudara ini membuat racikan saus dengan resep khusus agar cocok dengan lidah masyarakat Indonesia tanpa menghilangkan esensi rasa kuliner khas
Jepang. Terbukti kini ia sudah memiliki 30 mitra yang tersebar di beberapa kota di Indonesia yang berada di Jabodetabek, Pulau Jawa, dan luara pulau Jawa. (teks:eri/ft:dok.pri)
FRANCHISE
Investasi : Rp. 20.000.000 Omzet rata-rata perhari : Rp. 500.000
Omzet rata-rata perbulan(30 Hari) : Rp. 15.000.000
Pengeluaran
Pemakaian bahan baku 50% : Rp. 7.500.000 Gaji staf : Rp. 1.200.000
Sewa lokasi : Rp. 1.500.000
Biaya tak terduga : Rp. 200.000
Total pengeluaran : Rp. 2.900.000 Keuntungan bersih perbulan : Rp. 5.300.000
(54)
Berawal dari hobi pemiliknya, Chandra Gunawan Hendarto, Godongijo kini menjadi salah satu lokasi wisata edukasi favorit banyak warga Jakarta, terutama anak-anak sekolah. Berlokasi di Jl Cinangka, Depok, Jawa Barat, saat ini Godongijo memiliki 4 unit bisnis, yakni ecotainment, vertical garden, pemancingan, dan kafe.
Wisata Edukasi
Berbasis Lingkungan
M
anager Godongijo, Jane Nadea mengatakan, jika transformasi Godongijo bermula dari penangkaran reptile, kemudia menjadi perusahaan yang membudidayakan aneka tanaman hias impor, dan kini menjadi lokasi wisata edukasi berbasis lingkungan. “Awalnya kami memelihara reptile dan mamalia unik dan langka, tapi itu tidak berjalan baik. Lalu pada 2002 mulai bergerak ke tanaman hias. Sektor ini sangat menjanjikan, sebab kami dari semula hanya menjual ratusan pot, dalam waktu singkat mampu menjual hingga puluhan ribu pot,” kata Jane.Di masa jayanya, konsumennya tidak
hanya dalam negeri, bahkan tanaman hiasnya juga mampu menembus pasar mancanegara. Hebatnya lagi, sejarah mencatatkan jika Godongijo sampai-sampai sewa pesawat 1 khusus untuk mendatangkan tanaman dari luar negeri. “Ya, kami sempat sewa 1 pesawat khusus yang isinya semua tanaman, karena kalau pakai laut kan pasti lama. Di tahun 2008-an, Indonesia booming tanaman dari anthurium, adenium, aglonema, sampai puring. Harganya
(1)
Pembeli adalah raja. Dalam hal ini tidak hanya menu saja yang diutamakan tapi juga pelayanan terhadap pelanggan. Sebab
jika ada satu saja seorang pelanggan yang merasa kurang puas terhadap pelayanan yang
diberikan, maka hal ini bisa memengaruhi pemikiran pelanggan lain. Jika hal itu terjadi,
segera meminta maaf dan ajaklah tamu tersebut keruangan Anda untuk menghindari
hal yang tidak diinginkan. Makanan berkualitas adalah daya pikat bisnis
Anda. Sajikan makanan dengan bahan-bahan yang segar dan memiliki standar kesehatan termasuk kebersihannya. Sediakan berbagai
macam varian atau jenis makanan agar pelanggan puas dengan banyaknya pilihan
yang disajikan. Cari ide sendiri dan yang terpenting dalam rasa makanan Anda harus
(2)
57
| VII | 2017
Sepi pembeli yang datang ke restoran Anda bisa karena beberapa hal termasuk kebersihan restoran hingga area parkir. Segera lakukan evaluasi. Jika Anda memiliki tim marketing segera lakukan rapat untuk mencari langkah yang tepat misalnya membuat promo yang lebih menarik lagi.
Setiap usaha tentu ada masalah. Munculnya masalah internal pada resto yang didirikan bersama rekan biasanya terjadi karena pemikiran yang berbeda atau sudah tidak ada ketidaknyaman lagi. Sebaiknya masalah tersebut segera selesaikanlah karena ini menyangkut nasib karyawan. Untuk itu, jika Anda memilih membuka resto dengan cara kerja sama maka harus ada perjanjian yang sah dan kuat secara hukum. Oleh karena itu, jika Anda mempunyai partner bisnis harus bisa menjaga hubungan dengan baik. Untuk menghindari hal semacam ini.
(3)
Sebenarnya ini merupakan kendala intern. Kehilangan barang inventaris termasuk barang-barang dapur mungkin saja terjadi.
Biasanya ini disebabkan oleh kurangnya Dalam menjalani bisnis memang pengalaman dan pemahaman itu penting. Jika Anda tidak
memiliki pengalaman sendiri paling tidak Anda banyak belajar dari teman,saudara atau
kerabat yang pernah atau sedang menjalani bisnis tersebut. Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang usaha yang akan Anda
(4)
59
| VII | 2017
Untuk usaha atau bisnis haruslah mempunyai manajemen yang rapi, jelas, dan transparan. Jika manajemen keuangan restoran Anda kacau, maka
akan kesulitan dalam menghitung keuntungan dan kerugian.
Musibah seperti kebakaran bisa saja terjadi dan biasanya disebabkan kelalaian
manusia atau human error. Sediakan tabung racun api atau pemadam kebakaran di tempat-tempat yang tepat. Usahakan memiliki lebih dari satu tabung
racun api. Kontrol pula selang, kompor, dan gas secara berkala. (teks:eri,bbs)
(5)
Sentuh iPad dan buka aplikasi
TEMUKAN PASSION ANDA DALAM BERBISNIS
MAJALAH
ELSHINTA
(6)