Kaitan Agroindustri Dalam Pembangunan Nasional

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 19:13:39 2017 / +0000 GMT

Kaitan Agroindustri Dalam Pembangunan Nasional
LINK DOWNLOAD [30.43 KB]
Secara nasional, pembangunan yang sedang berjalan dewasa ini dicirikan oleh berbagai tujuan, sebagaimana tersirat di dalam setiap
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Tujuan pembangunan nasional tersebut mencakup beberapa aspek, yaitu;

- Aspek pertumbuhan ekonomi
- Aspek pemerataan pendapatan masyarakat
- Aspek kesempatan kerja serta kelestarian sumber daya potensial.
Sejalan dengan kerangka tujuan pembangunan nasional tersebut di atas, maka upaya pembangunan sumber daya dapat dipandang
sebagai bagian integral dalam pembangunan nasional tersebut. Selain itu, seyogyanya pembangunan nasional juga memperhatikan
aspek-aspek tujuan pembangunan nasional itu sendiri (Wibowo, 2000).

- Pembangunan pertanian diarahkan antara lain pada;
- Peningkatan pendapatan
- Kesejahteraan masyarakat
- Pemberdayaan
- Kapasitas
- Kemandirian

- Akses masyarakat pertanian
Hal tersebut dilakukan dengan cara;

- Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi
- Distribusi keanekaragaman hasil pertanian untuk mengembangkan agroindustri dan agribisnis
- Pemenuhan kebutuhan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri
- Perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha
Kegiatan pembangunan nasional Indonesia pada umumnya, dan pada khususnya pembangunan pertanian, telah menunjukkan hasil
yang menggembirakan. Hal ini dapat dicermati dari peran serta pertanian dan sektor non-pertanian, khususnya sektor industri
pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, jasa dan perdagangan yang terus meningkat dengan cepat. Dengan meningkatnya
sektor industri pengolahan hasil pertanian atau agroindustri, jasa dan perdagangan, diharapkan mampu meningkatkan pendapatan
untuk menanggulangi kemiskinan, serta meningkatkan penyediaan lapangan pekerjaan (Solahudin, 1998).
Menurut Wibowo (2000), visi pembangunan pertanian kedepan adalah, terwujudnya pertanian yang modern, tangguh dan efisien
menuju masyarakat Indonesia yang sejahtera. Adapun misi dari pembangunan pertanian adalah;

- Menggerakkan berbagai upaya untuk memanfaatkan sumber daya pertanian secara optimal dan menerapkan teknologi tepat
serta spesifik lokasi dalam rangka membangun pertanian yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan,
- Memberdayakan masyarakat pertanian menuju masyarakat agribisnis yang mandiri, maju dan sejahtera.
Mewujudkan visi dan misi tersebut sesuai dengan rumusan GBHN 1999-2003, 2 (dua) fokus kebijakan yang ditempuh dalam
periode lima tahun kedepan adalah;


- Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada kemampuan produksi, keragaman sumber daya bahan

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 1/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 19:13:39 2017 / +0000 GMT

pangan serta kelembagaan dan budaya lokal.
- Mengembangkan agribisnis yang berorientasi global dengan membangun keunggulan kompetitif produk-produk daerah
berdasarkan kompetensi dan keunggulan komparatif sumber daya lahan dan sumber daya manusia daerah bersangkutan.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembangunan pertanian adalah melalui pendekatan sistim agribisnis, yang mencakup
berbagai sub sektor, mulai dari pra-produksi sampai dengan pemasaran hasil pertanian. Secara konseptual, sistim agribisnis dapat
diartikan sebagai, semua aktivitas atau kegiatan mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana produksi, sampai dengan pemasaran
produk yang dihasilkan oleh usahatani dan agroindustri yang terkait. Dengan demikian, sistim agribisnis merupakan suatu sistem
yang terdiri dari beberapa sub sistem, yaitu ;

Sub sistim pengadaan dan penyaluran sarana produksi

Sub sistim budidaya dan usahatani
Sub sistim pengolahan hasil pertanian atau agroindustri
Sub sistim pemasaran hasil pertanian
Sub sistim prasarana
Sub sistim pembinaan (Wibowo, 2001).
Kedudukan agroindustri dalam sistim agribisnis adalah salah satu sub sistim yang bersama-sama sub sistim lain membentuk sistim
agribisnis. Dengan demikian pembicaraan mengenai pembangunan agroindustri tidak bisa dilepaskan dari pembangunan agribisnis
secara keseluruhan. Pengembangan agroindustri akan dapat meningkatkan permintaan hasil pertanian, sehingga dapat meningkatkan
produksi, harga hasil pertanian, dan pendapatan petani (Masyuri, 2000).
Agroindustri dapat diartikan dalam 2 (dua) hal penting, yaitu;

Agroindustri adalah industri yang berbahan baku utama dari produk pertanian. Agroindustri dalam konteks ini adalah menekankan
pada food processing management dalam suatu perusahaan produk olahan yang berbahan baku utamanya adalah produk pertanian.
Menurut FAO (Hicks, 1996), suatu industri yang menggunakan bahan baku dari pertanian dengan jumlah minimal 20% dari jumlah
bahan baku yang digunakan disebut dengan ?agroindustri?.
- Agroindustri diartikan sebagai suatu tahapan pembangunan yang merupakan kelanjutan pembangunan pertanian tetapi
sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri (Soekartawi, 2000).
Agroindustri sebagai penggerak pembangunan pertanian, diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam kegiatan
pembangunan nasional. Peranan tersebut disebabkan oleh karena kegiatan agroindustri mempunyai manfaat ekonomi, khususnya
industri pengolahan produk pertanian yang berlokasi di pedesaan dengan berdasar pada sumber daya yang ada, yaitu ;


Meningkatkan kerja di pedesaan
Meningkatkan nilai tambah
Meningkatkan pendapatan petani
Meningkatkan mutu dari hasil produksi pertanian yang pada gilirannya nanti dapat memenuhi syarat untuk memasuki pasar luar
negeri.
Hal terpenting dari kegiatan agroindustri adalah terjalinnya kaitan antara sektor perekonomian yang meliputi sektor pertanian, sektor
perdagangan dan transportasi serta sektor lain yang mendukung (Soeharjo, 1996).
Agroindustri mempunyai prospek yang cerah dalam sistim agribisnis, mengingat sangat erat kaitannya dengan sumberdaya alam
(pertanian), sumberdaya manusia yang tersedia, dan peluang pasar yang besar baik dalam negeri maupun ekspor. Permintaan pasar
akan program agroindustri diperkirakan akan terus meningkat secara mantap. Harapan dilakukannya pengembangan agroindustri
adalah;

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 2/3 |

This page was exported from - Karya Tulis Ilmiah
Export date: Sat Sep 2 19:13:39 2017 / +0000 GMT


Peningkatan permintaan terhadap output sektor pertanian. Hal ini merupakan insentif yang kuat untuk petani meningkatkan
efisiensi, terutama dalam perbaikan budidaya tanaman melalui teknologi tepat guna. Apabila manfaat ekonomi dari perbaikan
tersebut dapat diraih petani berarti pendapatan bersih yang diterimanya akan meningkat. Peningkatan pendapatan ini akan
berpengaruh terhadap peningkatan permintaan petani terhadap barang dan jasa industri sehingga pada tahap awal sektor industri
akan mendorong pengembangan sektor pertanian dan selanjutnya pengembangan sektor pertanian akan mendorong sektor industri.
Adanya peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja. Apabila pengembangan agroindustri tersebut berlangsung di wilayah
pedesaan, maka sebagian surplus tenaga kerja sektor pertanian dapat diserap. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat yang digarap
oleh sektor industri adalah output sektor pertanian, sehingga perbedaan norma kerja sektor pertanian dengan sektor industri tidak
akan terlalu menjadi permasalahan (Priatno, 1991).
Karakteristik agroindustri tidak jauh berbeda dengan karakteristik industri pada umumnya. Industri pengolahan hasil pertanian
beroperasi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Ketersediaan bahan baku, ukuran dan kualias yang merata harus
terjamin. Di samping itu, volumenya juga harus disesuaikan dengan kapasitas pabrik dan kemampuan mesin. Produk harus
disesuaikan dengan permintaan pasar dan selera konsumen. Lokasi industri dekat dengan sumber bahan baku dan dekat dengan
fasilitas air, listrik dan transportasi.
Hambatan utama dalam agroindustri adalah, ketersediaan bahan baku yang tidak sesuai dengan persyaratan produk pertanian yang
dihasilkan secara musiman dan sangat bervariasi serta kualitas yang sangat heterogen. Hambatan lainnya adalah adanya limbah
agroindustri yang dihasilkan dalam frekuensi besar dan tidak mudah untuk dikendalikan serta dapat mencemari lingkungan. Selain
itu teknologi pengembangan produknya masih terbatas dan lambat berkembang. Pemakaian energi untuk agroindustri cukup besar
dan biaya investasi yang cukup tinggi.
Wibowo, R. 2000. Pertanian dan Pangan: Bunga Rampai Pemikiran Menuju Ketahanan Pangan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.
Masyhuri. 2000. Pengembangan Agroindustri Melalui Penelitian dan Pengembangan Produk yang Intensif dan
Berkesinambungan. Dalam Agroekonomi Vol. VII. No. 1. Yogyakarta: UGM.
Soekartawi. 2000. Pengantar Agroindustri. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soeharjo, A. 1996. Agroindustri (Bahan Penataran Desa dalam Rangka Pembinaan Perguruan Tinggi Swasta). Bogor: IPB
Priatno, N. 1991. Agroindustri Peluang Pilihan Bidang Profesi Kewirausahaan Pasca Pendidikan Tinggi Pertanian dan
Seminar Kewiraswastaan. Jember: Ikatan Senat Mahasiswa Pertanian Indonesia Senat Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas
Jember.

Output as PDF file has been powered by [ Universal Post Manager ] plugin from www.ProfProjects.com

| Page 3/3 |