KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN | KOROMPIS | JURNAL EKSEKUTIF 2690 4965 1 SM
KINERJA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM
MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN
Oleh
EARLITA KOROMPIS
090813170
ABSTRAKSI
Badan permusyawaratan desa atau BPD sebagai lembaga pemerintahan
di desa memiliki peranan yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Keberadaan lembaga BPD ini di atur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 32 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah, khususnya pada pasal 200 angka 1 disebutkan
bahwa dalam pemerintahan daerah kabupaten dibentuk pemerintahan desa yang
terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Salah satu peran
BPD adalah pengawasan ADD yaitu sumber pembiayaan utama untuk itu
diharapkan kepala desa lebih memposisikan ADD dan bukan hanya pada
pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek/kecil kontribusinya
bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih sebagai sumber penghasilan bagi
aparatur desa. Kurang terarahnya distribusi ADD selama ini dapat dilihat dari
realita bahwa sebagian besar Desa mengalokasikan anggaran ADD-nya untuk
perbaikan/peningkatan fisik jalan, yang kontribusinya rendah dalam mendorong
pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci :Kinerja. BPD, Pengawasan
A. Latar Belakang
Dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 72 tahun 2005 tentang desa disebutkan
bahwa BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Kedudukan
yang penting inilah telah menjadikan BPD sebagai lembaga yang turut menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa yang bersih, transparan dan
partisipatif serta tertib. Badan Permusyawaratan Desa merupakan wadah penampung
aspirasi masyarakat yang dibentuk oleh Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa adalah sejajar dengan Pemerintah Desa
serta Fungsi dan wewenang Badan Permusyawaratan Desa adalah fungsi legislasi,
menjaring aspirasi dari masyarakat dan pengawasan.
Adapun pelaksanaan kewenangan BPD di Desa Temboan belum optimal dalam
menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.belum optimalnya yang dimaksud dalam hal ini misalnya kewenangan
dalam menyalurkan aspirasi masyarakat BPD bersama kepala desa tidak pernah
menerima
masukan
dari
masyarakat.selanjutnya
dalam
hal
tata
kerja
anggota/pimpinan BPD juga belum optimal dengan berbagai permasalahan yang
timbul.kondisi ini dibuktikan dengan adanya kegiatan BPD yang banyak didominasi
oleh peran pimpinan BPD sementara anggota BPD belum berperan sebagaimana
mestinya.mekanisme demokrasi dalam tubuh BPD termasuk dalam pelaksanaan
rapat-rapat BPD dan hubungan kelembagaan masih perlu mendapatkan pengaturan
dan penjelasan.hal ini menunjukkan bahwa keberadaan tata tertib BPD yang
mengakomodir pengaturan sebagaimana dijelaskan tersebut belum maksimal.
Berangkat dari permasalahan diatas diperlukan adanya solusi atau pemecahan dalam
bentuk kebijakan yang mengarah kepada percepatan pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan desa yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sejalan dengan kewenangan tersebut dalam hal ini bentuk Pengawasan meliputi
pengawasan terhadap Peraturan Pemerintah Desa dan Keputusan Kepala Desa serta
Program kerja desa yaitu bagian dari pelaksanaan peraturan desa oleh Pemerintah
Desa.
Dalam hal ini program kerja desa tidak semua berjalan dengan baik .
Pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan merupakan salah satu alasan
terpenting mengapa BPD perlu dibentuk. Upaya pengawasan dimaksudkan untuk
mengurangi adanya penyelewengan atas kewenangan dan keuangan desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa Namun BPD Desa Temboan kinerjanya belum
optimal dalam melakukan pengawasan terhadap bagaimana suatu program
pemerintah.dikatakan kinerja BPD belum optimal misalnya dalam hal pengawasan
tentang ADD yang tidak transparan kepada masyarakat dan tidak ada pertanggung
jawaban kepada masyarakat dan kepala desa hanya merahasiakan dana yang masuk
serta dalam hal mambahas dana yang masuk masyarakat tidak pernah diundang dalam
pertemuan tersebut.Fungsi pengawasan BPD Desa Temboan hanya dilakukan oleh
segelintir orang saja dan dalam menjalankan pengawasan tersebut seringkali tidak
efektif dengan membawa urusan-urusan pribadi ataupun kelompok.
Kehadiran Badan Permusyawaratan Desa untuk membangun Cheks and
Balances serta untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang lebih luas dalam
kebijakan tentang desa. Badan permusyawaratan Desa mempunyai beberapa fungsi
dan wewenang melakukan pengawasan, diantaranya pengawasan dalam pelaksanaan
Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Keputusan Kepala Desa,
dan pembangunan yang dilaksanakan didesa. Seiring dengan perjalanan Badan
Permusyawaratan Desa yang bisa dibilang masih muda dan keanggotaannya
merupakan wakil-wakil dari masyarakat maka masyarakat berharap Badan
Permusyawaratan Desa melaksanakan kinerjanya dengan baik. Pengawasan adalah
segala kegiatan atau usaha untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya
mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan semestinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis mengemukakan perumusan
masalah sebagai berikut :
Bagaimana kinerja badan permusyawaratan desa dalam menjalankan fungsi
pengawasan pemerintah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneliti adalah
Untuk mengetahui kinerja badan permusyawaratan desa dalam menjalankan
fungsi pengawasan pemerintah
PEMBAHASAN
A. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada
kesiapan Pemerintah Daerah dalam menata sistem pemerintahannya agar tercipta
pembangunan yang efektif, efesien, transparansi, dan akuntabel serta mendapat
partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya.Namun peran
BPD di desa Temboan masih saja tidak transparan kepada masyarakat dalam
hal pengawasan ADD.Sesuai dengan amanat Undang-undang No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah
dipandang perlu untuk menekankan pada prinsip-prinsip pemerintahan yang baik
(Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Governance) dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang desentralistik dan demokratis.
Adapun Tugas dan Kewajiban yang harus dilakukan oleh BPD yaitu :
1. Mengayomi adat istiadat
2. Merumuskan rencana Pembangunan Desa bersama dengan Pemerintah Desa
3. Menampung aspirasi masyarakat.
4. Menyampaikan aspirasi yang diterima masyarakat.
5. Mengawasi atas kebijakan yang dijalankan Pemerintah Desa,
6. Melaksanakan peraturan desa
7. Menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
Sesuai dengan kedudukannya dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, BPD
diberi kewenangan yang telah diatur dalam PP 72 tahun 2005. Inti dari kewenangan
yang dimiliki :
1).
Menggali,menampung,menghimpun,merumuskan,dan
menyalurkan
aspirasi
masyarakat yang mengarah kepada terwujudnya pemerintah desa yang telah
mengadopsi/memperhatikan keinginan masyarakat.
2). Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa yang mengarah kepada
adanya kepastian hokum yang telah disepakati bersama antara pemerintah desa
dengan BPD dalam menyelenggarakan pemerintah desa.
3). Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan
kepala desa dengan meminta keterangan kepada pemerintah desa dan menyatakan
pendapat yang mengarah kepada pengawalan penyelenggaraan pemerintahan desa.
4). Mengusulkan pengangkatan dengan mempertimbangkan masukan dari panitia
pemilihan kepada desa dan pemberhentian kepala desa yang mengarah kepada
tersedianya kepala desa sebagai unsure penyelenggara yang dapat menyelenggarakan
pemerintahan desa yang bersih,transparan serta tertib.
B. Kinerja BPD dalam hal pengawasan ADD
Ada fenomena yang memberikan indikasi bahwa pembangunan desa tidak
merata dan kurang efisien. Kelemahan pembangunan desa ini dapat dicermati dari 2
sisi. Pertama, aparat pemerintahan desa (human-actors) kadang-kadang menghadapi
ketidakberdayaan dalam menggalang kekuatan lokal dalam membangun kesadaran
kolektif, bagi perubahan sosial-ekonomi masyarakat. Menurut J.M.Tarumingkeng
sebagai ketua BPD pengawasan ADD di desa Temboan sudah berjalan dengan
baik dan sudah menjalankan tugas dan fungsi dengan baik .dan dalam hal ini
Kelembagaan pemerintahan desa sering menghadapi persoalan kepercayaan (social
trust) yang diperlukan bagi perubahan kolektivitas sosial desa.ADD adalah sumber
pembiayaan utama untuk itu diharapkan kepala desa lebih memposisikan ADD
sebagai stimulan bagi pemberdayaan masyarakat dan bukan hanya pada
pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek/kecil kontribusinya
bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih sebagai sumber penghasilan bagi aparatur
desa. Kurang terarahnya distribusi ADD selama ini dapat dilihat dari realita bahwa
sebagian besar Desa mengalokasikan anggaran ADD-nya untuk perbaikan /
peningkatan fisik jalan, gedung, irigasi yang kontribusinya rendah dalam mendorong
pemberdayaan masyarakat.dan dalam hal ini
menurut F.Maleke selaku anggota
masyarakat kinerja BPD dalam hal pengawasan masih belum baik karena dilihat
dalam peningkatan fisik jalan yang ada di desa Temboan sampai sekarang ini
kepala desa hanya mengumumkan saja akan adanya pembuatan jalan tetapi
sampai sekarang kenyataannya hasilnya belum direalisasikan.dan sangat
disayangkan sampai sekarang ini keadaan infrastruktur jalan yang ada di desa
Temboan sangat memprihatinkan .
KESIMPULAN
- Badan permusyawaratan Desa merupakan salah satu unsur penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. mengingat tugas, kedudukan, fungsinya BPD
memiliki peran penting dalam menciptakan pemerintahan desa yang bersih, efektif,
terarah sesuai dengan tujuan kesejahteraan masyarakat.maka dapat disimpulkan
bahwa badan permusyawaratan desa belum melaksanakan tugas dan fungsi dengan
baik maka dalam hal tersebut kinerja BPD harus ditingkatkan.
- Badan Permusyawaratan Desa Temboan secara umum kinerjanya dalam
pengawasan harus ditingkatkan lagi karena masih saja ada permasalahan yang terjadi
dan karena mengingat banyak masyarakat yang menilai kinerja BPD khususnya
masyarakat yang belum paham tentang keadaan BPD.
- Pengawasan BPD harus ditingkatkan lagi dalam hal pembangunan yang ada di desa
karena pengawasan merupakan sesuatu yang penting dalam pembangunan.
- Kinerja BPD dalam pengawasan harus lebih dipertegas lagi agar supaya
masyarakat terdorong dalam berpartisipasi dalam pembangunan yang ada di desa.
-
BPD harus menunjukkan bagaimana menjalankan pengawasan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan agar masyarakat bisa menilai kinerja BPD dalam mengawasi
pembangunan yang ada di desa.
SARAN
1) Mempertahankan kinerja BPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagai
bukti kinerja BPD difokuskan sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat;
2) Perlu dikembangkan lebih intensif komunikasi yang sehat, baik secara horizontal
maupun vertikal dan komunikasi yang mengedepankan kepentingan masyarakat
di atas kepentingan pribadi / kelompok;
3) Perlu adanya masukan dari lembaga-lembaga lain misal Pemdes, LPMD, yang
bersifat membangun dan meningkatkan kinerja BPD demi tercapainya kemajuan,
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat;
4) Perlu mempertahankan kebersamaan antara BPD, Pemdes, LPMD dan
masyarakat dalam menyikapi program yang diharapkan pemerintah dan keinginan
masyarakat sesuai dengan kemajuan jaman;
5) Masyarakat harus lebih aktif dan kritis di dalam menyikapi berbagai kebijakan
dan produk hukum yang dihasilkan oleh BPD, serta di dalam proses penyusunan
kebijakan.
6) BPD harus lebih baik lagi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam
hal pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwilaga, Anwar R, 1970, Pemerintahan Desa, Tarase, Bandung
Beratha, N. 1992. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Moleong Lexi j.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung 2006 PT .Remaja
Rosdkarya.
Moeheriono,2009.Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.Bogor: Ghalia Indonesia
Ridwan Nasrulloh, (Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Mendukung Tata
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa) Tahun 2008
MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN
Oleh
EARLITA KOROMPIS
090813170
ABSTRAKSI
Badan permusyawaratan desa atau BPD sebagai lembaga pemerintahan
di desa memiliki peranan yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
Keberadaan lembaga BPD ini di atur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 32 tahun
2004 tentang pemerintahan daerah, khususnya pada pasal 200 angka 1 disebutkan
bahwa dalam pemerintahan daerah kabupaten dibentuk pemerintahan desa yang
terdiri dari pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa. Salah satu peran
BPD adalah pengawasan ADD yaitu sumber pembiayaan utama untuk itu
diharapkan kepala desa lebih memposisikan ADD dan bukan hanya pada
pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek/kecil kontribusinya
bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih sebagai sumber penghasilan bagi
aparatur desa. Kurang terarahnya distribusi ADD selama ini dapat dilihat dari
realita bahwa sebagian besar Desa mengalokasikan anggaran ADD-nya untuk
perbaikan/peningkatan fisik jalan, yang kontribusinya rendah dalam mendorong
pemberdayaan masyarakat.
Kata Kunci :Kinerja. BPD, Pengawasan
A. Latar Belakang
Dalam peraturan pemerintah (PP) nomor 72 tahun 2005 tentang desa disebutkan
bahwa BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Kedudukan
yang penting inilah telah menjadikan BPD sebagai lembaga yang turut menentukan
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan desa yang bersih, transparan dan
partisipatif serta tertib. Badan Permusyawaratan Desa merupakan wadah penampung
aspirasi masyarakat yang dibentuk oleh Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan
Kedudukan Badan Permusyawaratan Desa adalah sejajar dengan Pemerintah Desa
serta Fungsi dan wewenang Badan Permusyawaratan Desa adalah fungsi legislasi,
menjaring aspirasi dari masyarakat dan pengawasan.
Adapun pelaksanaan kewenangan BPD di Desa Temboan belum optimal dalam
menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi
masyarakat.belum optimalnya yang dimaksud dalam hal ini misalnya kewenangan
dalam menyalurkan aspirasi masyarakat BPD bersama kepala desa tidak pernah
menerima
masukan
dari
masyarakat.selanjutnya
dalam
hal
tata
kerja
anggota/pimpinan BPD juga belum optimal dengan berbagai permasalahan yang
timbul.kondisi ini dibuktikan dengan adanya kegiatan BPD yang banyak didominasi
oleh peran pimpinan BPD sementara anggota BPD belum berperan sebagaimana
mestinya.mekanisme demokrasi dalam tubuh BPD termasuk dalam pelaksanaan
rapat-rapat BPD dan hubungan kelembagaan masih perlu mendapatkan pengaturan
dan penjelasan.hal ini menunjukkan bahwa keberadaan tata tertib BPD yang
mengakomodir pengaturan sebagaimana dijelaskan tersebut belum maksimal.
Berangkat dari permasalahan diatas diperlukan adanya solusi atau pemecahan dalam
bentuk kebijakan yang mengarah kepada percepatan pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan desa yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sejalan dengan kewenangan tersebut dalam hal ini bentuk Pengawasan meliputi
pengawasan terhadap Peraturan Pemerintah Desa dan Keputusan Kepala Desa serta
Program kerja desa yaitu bagian dari pelaksanaan peraturan desa oleh Pemerintah
Desa.
Dalam hal ini program kerja desa tidak semua berjalan dengan baik .
Pengawasan terhadap pelaksanaan pemerintahan merupakan salah satu alasan
terpenting mengapa BPD perlu dibentuk. Upaya pengawasan dimaksudkan untuk
mengurangi adanya penyelewengan atas kewenangan dan keuangan desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa Namun BPD Desa Temboan kinerjanya belum
optimal dalam melakukan pengawasan terhadap bagaimana suatu program
pemerintah.dikatakan kinerja BPD belum optimal misalnya dalam hal pengawasan
tentang ADD yang tidak transparan kepada masyarakat dan tidak ada pertanggung
jawaban kepada masyarakat dan kepala desa hanya merahasiakan dana yang masuk
serta dalam hal mambahas dana yang masuk masyarakat tidak pernah diundang dalam
pertemuan tersebut.Fungsi pengawasan BPD Desa Temboan hanya dilakukan oleh
segelintir orang saja dan dalam menjalankan pengawasan tersebut seringkali tidak
efektif dengan membawa urusan-urusan pribadi ataupun kelompok.
Kehadiran Badan Permusyawaratan Desa untuk membangun Cheks and
Balances serta untuk menyalurkan aspirasi masyarakat yang lebih luas dalam
kebijakan tentang desa. Badan permusyawaratan Desa mempunyai beberapa fungsi
dan wewenang melakukan pengawasan, diantaranya pengawasan dalam pelaksanaan
Peraturan Desa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Keputusan Kepala Desa,
dan pembangunan yang dilaksanakan didesa. Seiring dengan perjalanan Badan
Permusyawaratan Desa yang bisa dibilang masih muda dan keanggotaannya
merupakan wakil-wakil dari masyarakat maka masyarakat berharap Badan
Permusyawaratan Desa melaksanakan kinerjanya dengan baik. Pengawasan adalah
segala kegiatan atau usaha untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya
mengenai pelaksanaan tugas atau kegiatan, apakah sesuai dengan semestinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis mengemukakan perumusan
masalah sebagai berikut :
Bagaimana kinerja badan permusyawaratan desa dalam menjalankan fungsi
pengawasan pemerintah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneliti adalah
Untuk mengetahui kinerja badan permusyawaratan desa dalam menjalankan
fungsi pengawasan pemerintah
PEMBAHASAN
A. Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah akan sangat bergantung pada
kesiapan Pemerintah Daerah dalam menata sistem pemerintahannya agar tercipta
pembangunan yang efektif, efesien, transparansi, dan akuntabel serta mendapat
partisipasi dari masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahannya.Namun peran
BPD di desa Temboan masih saja tidak transparan kepada masyarakat dalam
hal pengawasan ADD.Sesuai dengan amanat Undang-undang No.32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, bahwa dalam penyelenggaraan otonomi daerah
dipandang perlu untuk menekankan pada prinsip-prinsip pemerintahan yang baik
(Good Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Governance) dalam
mewujudkan pembangunan daerah yang desentralistik dan demokratis.
Adapun Tugas dan Kewajiban yang harus dilakukan oleh BPD yaitu :
1. Mengayomi adat istiadat
2. Merumuskan rencana Pembangunan Desa bersama dengan Pemerintah Desa
3. Menampung aspirasi masyarakat.
4. Menyampaikan aspirasi yang diterima masyarakat.
5. Mengawasi atas kebijakan yang dijalankan Pemerintah Desa,
6. Melaksanakan peraturan desa
7. Menyetujui Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
Sesuai dengan kedudukannya dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, BPD
diberi kewenangan yang telah diatur dalam PP 72 tahun 2005. Inti dari kewenangan
yang dimiliki :
1).
Menggali,menampung,menghimpun,merumuskan,dan
menyalurkan
aspirasi
masyarakat yang mengarah kepada terwujudnya pemerintah desa yang telah
mengadopsi/memperhatikan keinginan masyarakat.
2). Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa yang mengarah kepada
adanya kepastian hokum yang telah disepakati bersama antara pemerintah desa
dengan BPD dalam menyelenggarakan pemerintah desa.
3). Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan
kepala desa dengan meminta keterangan kepada pemerintah desa dan menyatakan
pendapat yang mengarah kepada pengawalan penyelenggaraan pemerintahan desa.
4). Mengusulkan pengangkatan dengan mempertimbangkan masukan dari panitia
pemilihan kepada desa dan pemberhentian kepala desa yang mengarah kepada
tersedianya kepala desa sebagai unsure penyelenggara yang dapat menyelenggarakan
pemerintahan desa yang bersih,transparan serta tertib.
B. Kinerja BPD dalam hal pengawasan ADD
Ada fenomena yang memberikan indikasi bahwa pembangunan desa tidak
merata dan kurang efisien. Kelemahan pembangunan desa ini dapat dicermati dari 2
sisi. Pertama, aparat pemerintahan desa (human-actors) kadang-kadang menghadapi
ketidakberdayaan dalam menggalang kekuatan lokal dalam membangun kesadaran
kolektif, bagi perubahan sosial-ekonomi masyarakat. Menurut J.M.Tarumingkeng
sebagai ketua BPD pengawasan ADD di desa Temboan sudah berjalan dengan
baik dan sudah menjalankan tugas dan fungsi dengan baik .dan dalam hal ini
Kelembagaan pemerintahan desa sering menghadapi persoalan kepercayaan (social
trust) yang diperlukan bagi perubahan kolektivitas sosial desa.ADD adalah sumber
pembiayaan utama untuk itu diharapkan kepala desa lebih memposisikan ADD
sebagai stimulan bagi pemberdayaan masyarakat dan bukan hanya pada
pembangunan prasarana fisik yang bermanfaat jangka pendek/kecil kontribusinya
bagi pemberdayaan masyarakat atau lebih sebagai sumber penghasilan bagi aparatur
desa. Kurang terarahnya distribusi ADD selama ini dapat dilihat dari realita bahwa
sebagian besar Desa mengalokasikan anggaran ADD-nya untuk perbaikan /
peningkatan fisik jalan, gedung, irigasi yang kontribusinya rendah dalam mendorong
pemberdayaan masyarakat.dan dalam hal ini
menurut F.Maleke selaku anggota
masyarakat kinerja BPD dalam hal pengawasan masih belum baik karena dilihat
dalam peningkatan fisik jalan yang ada di desa Temboan sampai sekarang ini
kepala desa hanya mengumumkan saja akan adanya pembuatan jalan tetapi
sampai sekarang kenyataannya hasilnya belum direalisasikan.dan sangat
disayangkan sampai sekarang ini keadaan infrastruktur jalan yang ada di desa
Temboan sangat memprihatinkan .
KESIMPULAN
- Badan permusyawaratan Desa merupakan salah satu unsur penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa. mengingat tugas, kedudukan, fungsinya BPD
memiliki peran penting dalam menciptakan pemerintahan desa yang bersih, efektif,
terarah sesuai dengan tujuan kesejahteraan masyarakat.maka dapat disimpulkan
bahwa badan permusyawaratan desa belum melaksanakan tugas dan fungsi dengan
baik maka dalam hal tersebut kinerja BPD harus ditingkatkan.
- Badan Permusyawaratan Desa Temboan secara umum kinerjanya dalam
pengawasan harus ditingkatkan lagi karena masih saja ada permasalahan yang terjadi
dan karena mengingat banyak masyarakat yang menilai kinerja BPD khususnya
masyarakat yang belum paham tentang keadaan BPD.
- Pengawasan BPD harus ditingkatkan lagi dalam hal pembangunan yang ada di desa
karena pengawasan merupakan sesuatu yang penting dalam pembangunan.
- Kinerja BPD dalam pengawasan harus lebih dipertegas lagi agar supaya
masyarakat terdorong dalam berpartisipasi dalam pembangunan yang ada di desa.
-
BPD harus menunjukkan bagaimana menjalankan pengawasan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan agar masyarakat bisa menilai kinerja BPD dalam mengawasi
pembangunan yang ada di desa.
SARAN
1) Mempertahankan kinerja BPD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, sebagai
bukti kinerja BPD difokuskan sesuai dengan keinginan dan aspirasi masyarakat;
2) Perlu dikembangkan lebih intensif komunikasi yang sehat, baik secara horizontal
maupun vertikal dan komunikasi yang mengedepankan kepentingan masyarakat
di atas kepentingan pribadi / kelompok;
3) Perlu adanya masukan dari lembaga-lembaga lain misal Pemdes, LPMD, yang
bersifat membangun dan meningkatkan kinerja BPD demi tercapainya kemajuan,
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat;
4) Perlu mempertahankan kebersamaan antara BPD, Pemdes, LPMD dan
masyarakat dalam menyikapi program yang diharapkan pemerintah dan keinginan
masyarakat sesuai dengan kemajuan jaman;
5) Masyarakat harus lebih aktif dan kritis di dalam menyikapi berbagai kebijakan
dan produk hukum yang dihasilkan oleh BPD, serta di dalam proses penyusunan
kebijakan.
6) BPD harus lebih baik lagi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab dalam
hal pengawasan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiwilaga, Anwar R, 1970, Pemerintahan Desa, Tarase, Bandung
Beratha, N. 1992. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Moleong Lexi j.. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung 2006 PT .Remaja
Rosdkarya.
Moeheriono,2009.Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi.Bogor: Ghalia Indonesia
Ridwan Nasrulloh, (Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Mendukung Tata
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa) Tahun 2008