RPP SEJARAH INDONESIA XI PERTEMUAN 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan
: SMA NEGERI 1 CIKARANG UTARA
Mata Pelajaran
: Sejarah Indonesia
Kelas/Semester : XI / I
Pertemuan
: 1 (satu)
Materi Pokok/Topik
: Bangkitnya nasionalisme modern
Alokasi Waktu
:
90
Menit/2
jam
pelajaran
(pertemuan minggu k-17))

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1. Menghayati nilai-nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam perjuangan
pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai karunia Tuhan Yang Maha
Esa terhadap bangsa dan negara Indonesia.
2.. Meneladani perilaku kerjasama, tanggung jawab, cinta damai para pejuang untuk
meraih kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3.3Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat 

di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke­20.
Indikator :
3.3.1. menganalisis sejarah perjuangan  bangkitnya nasionalisme modern
3.3.2. mengalisis  strategi perlawanan Bangsa Indonesia terhadap penjajajahan Bangsa
barat di Indonesia  sebelum dan sesudah abad 20
4.3Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan 
Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke­20 dan menyajikannya dalam 
bentuk cerita sejarah.
Indikator:
4.3.1.Menganalisa perjuangan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di 
Indonesia sebelum dan sesudah abad ke­20 dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan factor –faktor yang menyebabkan
timbulnya pergerakan Nasioanal 1908
2. Melalui diskusi ,siswa dapat Ciri – cirri perjuangan pergerakan nasional sebelum dan
sesudah tahun 1908
3. Melalui diskusi, siswa dapat menjelaskan latar belakangSukarno mendirikan PNI
( Partai Nasional Indonesia
4. Melalui diskusi dan kerja kelompok, siswa dapat menganalisis nilai persatuan dan

kesatuan nasional menjadi nilai yang penting dalam perjuangan membangkitkan
nasionalisme modern

D. Materi Pembelajaran
   Strategi   perlawanan   bangsa   Indonesia   terhadap   penjajahan   Bangsa   Barat   di   Indonesia
sebelum dan sesudah abad ke­20.
  Sejarah perjuangan bangkitnya nasionalisme modern
 Azaz – azas perjuangan bangkitnya nasionalisme modern
 Perbandingan antara asas organisasi nasionalisme modern, dengan isi sumpah Pemuda
Metode Pembelajaran
Pendekatan:Saintifik
Model Pembelajaran: Discovery Learning
F. Media,alat dan sumber belajar
1. Gambar
2. Alat/Bahan: Globe, Laptop, LCD Monitor
4. Sumber Belajar: Buku Sejarah Indonesia Kelas XII (Kemendikbud), serta buku-buku
yang relevan
G. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiat
an

Pendah
uluan

Alokas
i
waktu

Deskripsi






Guru meminta salah seorang siswa memimpin doa
Guru mempersiapkan kelas lebih kondusif dan siap
belajar
Menjelaskan tujuan pembelajaran
Guru menyampaikan topik “BANGKITNYA
NASIONALISME MODERN ”.

Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil (4
orang) menjadi kelompok I, II, III, IV, V , VI, II, VIII

Inti


Guru menayangkan
masyarakat

gambar

tentang

kehidupan

Sutan Syahrir

Dr.sutomo

Mengamati

 Siswa diminta untuk mengamati gambar tersebut.
Menanya
 Guru mendorong siswa untuk bertanya hal-hal
terkaitdengan gambar yang ditayangkan
 Guru kembali menegaskan topik pembelajaran yang
akan dibahas.
 Guru menegaskan model pembelajaran yang akan
dilaksanakan, dengan model discovery .
Mengeksplorasi dan mengasosiasi
 Setiap kelompok mendapatkan tugas melakukan
eksplorasi/mengumpulkan informasi dan
mengasosiasi melalui diskusi kelompok untuk
mengasosiasikan fakta-fakta yang berhasil
ditemukan dan dirumuskan. :
1) Kelompok I dan II bertugas mendiskusikan dan
merumuskan materi perjuangan pergerakan Nasional
sebelum 1908
2) Kelompok III dan IV berdiskusi dan merumuskan
perjuangan pergerakan nasional sesudah 1908
3) Kelompok V dan VI mendiskusikan dan merumuskan

asaz-azas perjuangan P N I ( Partai Nasional Indonesia )
4) Kelompok VII dan VIII mendiskusikan dan merumuskan
materi Hubungan antara Sumpah Pemuda dengan
Bhineka Tunggal Ika
Mengkomunikasikan:
 Presentasi hasil kelompok (masing-masing kelompok)
dalam rangka mengomunikasikan hasil karya
kelompok dan ditanggapi oleh kelompok lain dengan
materi yang sama.

Penutu
p









Klarifikasi/kesimpulan siswa dibantu oleh guru
menyimpulkan materi
Siswa melakukan refleksi tentang pelaksanaan
pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik
pembelajaran“Bangkitnya Nasionalisme Modern”
Guru sekali lagi menegaskan agar para siswa tetap
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kehidupan di alam kemerdekaan. Para
siswa harus belajar dan kerja keras agar menjadi
bangsa yang cerdas agar tidak mudah dibodohi
orang lain apalagi orang lain akan menguasai
kehidupan bangsa kita.
Guru melakukan evaluasi untuk mengukur
ketercapaian tujuan pembelajaran, misalnya dengan
mengajukan pertanyaan:
1. Bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia
terhadap Peristiwa SumpahPemuda?
2. Jelaskan dampak Sumpah pemuda terhadap
kehidupan Indonesia pada masa kini?


Tugas
 Siswa diberi tugas untuk membuat Ringkasan
tentang “ Perjuangan Soekarno dengan
pembelaannya yang berjudul Indonesia menggugat
”.

H. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian dilakukan menggunakan penilaian otentik yang meliputi penilaian sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Format penilaian sebagai berikut.
1. Penilaian sikap
Sikap
spiritual

No
Nama
1
2

Andi

Titus

3
4
5

Dora
Siti
Lalu
Keterangan:

Mensyukuri jujur
1- 4
1-4

Sikap

Sosial

Kerjasama Harga diri

1-4
1 -4

Skor
total

a. Sikap Spiritual
Indikator sikap spiritual “mensyukuri”:
a. Berdoa sebelum dan sesudah kegiatan pembelajaran.
b. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut.
c. Saling menghormati, toleransi.
d. Memelihara hubungan baik dengan sesama teman.
Rubrik pemberian skor:
- 4 = jika siswa melakukan
- 3 = jika siswa melakukan
- 2 = jika siswa melakukan
- 1 = jika siswa melakukan

4 (empat) kegiatan tersebut.
3 (empat) kegiatan tersebut
2 (empat) kegiatan tersebut
salah satu (empat) kegiatan tersebu

b. Sikap Sosial.
1). Sikap jujur
Indikator sikap sosial “jujur”

- Tidak bohong
- Mengembalikan kepada yang berhak bila menemukan sesuatu.
- Tidak nyontek, tidak plagiarisme
- Terus terang
Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
2). Sikap kerja sama
Indikator sikap sosial “kerja sama”
- Peduli kepada sesama
- Saling membantu dalam hal kebaikan
- Saling menghargai/ toleran
- Ramah dengan sesama
Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut
3). Harga diri
Indikator sikap sosial “harga diri”
- Tidak suka dengan dominasi asing
- Bersikap sopan untuk menegur bagi mereka yang mengejek
- Cinta produk negeri sendiri
- Menghargai dan menjaga karya-karya sekolah dan masyarakat sendiri
Rubrik pemberian skor
- 4 = jika siswa melakukan 4 (empat) kegiatan tersebut.
- 3 = jika siswa melakukan 3 (empat) kegiatan tersebut
- 2 = jika siswa melakukan 2 (empat) kegiatan tersebut
- 1 = jika siswa melakukan salah satu (empat) kegiatan tersebut

1. Penilaian Pengetahuan
No
1
2
3
4
5

Butir Instrumen
Jelaskan latar belakang terjadinya pergerakan Nasional?
Jelaskan azas perjuangan PNI ?
Apa isi pidato pembelaan “ INDONESIA MENGGUGAT” ?
Nilai apa yang terkandung dalam kisah diasingkannya Soekarno,Hatta,Syahrir ke
Ende ( Florest ) Nusa tenggara Timur ?
Tulislah kembali mengenai bunyi sumpah Pemuda ? adakah maknanya ?
Jelaskan
Nilai = Jumlah skor

2. Penilaian Ketrampilan
Penilaian untuk kegiatan mengamati gambar dan membaca cerita

No
1
2
3
4
5

Nama Siswa Relevansi
(1-4)
Andi
Titus
Dora
Siti
Lalu

Kelengkapan Kebahasaan Jumlah skor
(1-4)
(1-4)

Nilai = Jumlah skor dibagi 3
Keterangan :
a. Kegiatan mengamati dalam hal ini dipahami sebagai cara siswa mengumpulkan informasi
faktual dengan memanfaatkan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap dan
peraba. Maka secara keseluruhan yang dinilai adalah HASIL pengamatan (berupa
informasi) bukan CARA mengamati.
Relevansi, kelengkapan, dan kebahasaandiperlakukan sebagai indikator penilaian
kegiatan mengamati.
Relevansi merujuk pada ketepatan atau keterhubungan fakta yang diamati
dengan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan Kompetensi
Dasar/Tujuan Pembelajaran (TP).
Kelengkapan dalam arti semakin banyak komponen fakta yang terliput atau
semakin sedikit sisa (risedu) fakta yang tertinggal.
Kebahasaan menunjukan bagaimana siswa mendeskripsikan fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam bahasa tulis yang efektif (tata kata atau tata kalimat yang
benar dan mudah dipahami).
Skor terentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
4. Penilaian untuk kegiatan Diskusi Kelompok.
NO
Nama

Mengkomunikas

Mendengaka Berargument

Berkontrib Jumlah

ikan
(1-4)
1
2
3
4
5

n
(1-4)

asi
(1-4)

usi
(1-4)

skor

Andi
Titus
Dora
Siti.
Lalu

Nilai = jumlah skor dibagi 3

Keterangan :
a. Ketrampilan mengkomunikasikan adalah kemampuan siswa untuk
mengungkapkan atau menyampaikan ide atau gagasan dengan bahasa
lisan yang efektif.
b. Ketrampilan mendengarkan dipahami sebagai kemampuan siswa
untuk tidak menyela, memotong, atau menginterupsi pembicaraan
seseorang ketika sedang mengungkapkan gagasannya.
c. Kemampuan berargumentasi menunjukkan kemampuan siswa dalam
mengemukakan argumentasi logis ketika ada pihak yang bertanya atau
mempertanyakan gagasannya.
d. Kemampuan berkontribusi dimaksudkan sebagai kemampuan siswa
memberikan gagasan-gagasan yang mendukung atau mengarah ke
penarikan kesimpulan termasuk di dalamnya menghargai perbedaan
pendapat.
e. Skor terentang antara 1 – 4
1 = kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
5.

Penilaian Presentasi

No

Nama

1
2
3
4
5

Andi
Titus
Dora
Siti.
Lalu

Menjelaskan Memvisual- Merespon Jumlah
(1-4)
kan
(1-4)
skor
(1-4)

Nilai= Jumlah skor dibagi 3
a. Ketrampilan menjelaskan adalah kemampuan menyampaikan hasil
observasi dan diskusi secara meyakinkan.
b. Ketrampilan memvisualisasikan berkaitan dengan kemampuan siswa
untuk membuat atau mengemas informasi seunik mungkin, semenarik
mungkin, atau sekreatif mungkin.

c.

Ketrampilan merespon adalah kemampuan siswa menyampaikan
tanggapan atas pertanyaan, bantahan, sanggahan dari pihak lain secara
empatik.
d. Skor terentang antara 1 – 4
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Amat Baik
2 Sumber Belajar :
Buku sumber Sejarah SMA XI
- . Sejarah Indonesia kementrian pendidikan dan kebudayaanRepublik Indonesia
2014. Jakarta: .
- Yamin, Muhammad. 1966. Lukisan Sedjarah. Djakarta: Djambatan.
- BUku sejarah yang relevan
White board/papan flanel
Power point
LCD
Internet

Mengetahui

Bandung, 28 Agustus 2013
Guru Mata Pelajaran

Kepala SMA Negeri 1 Cikarang Utara

Darwanto,MM

Dra. Jamilah Sriandari

Dampak Pendudukan Jepang Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Bangsa Indonesia

Aspek Politik
Kebijakan pertama yang dilakukan Dai Nippon (pemerintah militer Jepang) adalah melarang
semua rapat dan kegiatan politik. Pada tanggal20 Maret 1942, dikeluarkan peraturan yang
membubarkan semua organisasi politik dan semua bentuk perkumpulan. Pada tanggal 8
September 1942 dikeluarkan UU no. 2 Jepang mengendalikan seluruh organisasi nasional.



Selain itu, Jepangpun melakukan propaganda untuk menarik simpati bangsa Indonesia
dengan cara:



Menganggap Jepang sebagai saudara tua bangsa Asia (Hakko Ichiu)



Melancarkan semboyan 3A (Jepang pemimpin, Jepang cahaya dan Jepang pelindung
Asia)



Melancarkan simpati lewat pendidikan berbentuk beasiswa pelajar.



Menarik simpati umat Islam untuk pergi Haji



Menarik simpati organisasi Islam MIAI.



Melancarkan politik dumping



Mengajak untuk bergabung tokoh-tokoh perjuangan Nasional seperti: Ir. Soekarno, Drs.
M. Hatta serta Sutan Syahrir, dengan cara membebaskan tokoh tersebut dari penahanan
Belanda.

Selain propaganda, Jepang juga melakukan berbagai tindakan nyata berupa pembentukan badanbadan kerjasama seperti berikut:


Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dengan tujuan membujuk kaum Nasionalis sekuler dan
intelektual agar menyerahkan tenaga dan pikirannya untuk mengabdi kepada Jepang.



Jawa Hokokai (Himpunan kebaktian Jawa) merupakan organisasi sentral dan terdiri dari
berbagai macam profesi (dokter, pendidik, kebaktian wanita pusat dan perusahaan).

Penerapan sistem Autarki (daerah yang harus memenuhi kebutuhan sendiri dan kebutuhan
perang). Sistem ini diterapkan di setiap wilayah ekonomi. Contoh Jawa menjadi 17 daerah,
Sumatera 3 daerah, dan Meinsefu (daerah yang diperintah Angkatan Laut) 3 daerah. Setelah
penyerahan kekuasaan dari Belanda kepada Jepang di Kalijati maka seluruh daerah Hindia
Belanda menjadi 3 daerah pemerintahan militer:


Daerah bagian tengan meliputi Jawa dan Madura dikuasai oleh tentara keenambelas
denagn kantor pusat di Batavia (Jakarta).



Daerah bagian Barat meliputi Sumatera dengan kantor pusat di Bukittinggi dikuasai oleh
tentara keduapuluhlima.



Daerah bagian Timur meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusantara, Maluku dan Irian Jaya
dibawah kekuasaan armada selatan kedua dengan pusatnya di Makassar.

Selain kebijakan politik di atas, pemerintah Militer Jepang juga melakukan perubahan dalam
birokrasi pemerintahan, diantaranya adalah pembentukan organisasi pemerintahan di tingkat
pusat dengan membentuk Departemen dan pembentukan Cou Sang In/dewan penasehat. Untuk
mempermudah pengawasan dibentuk tiga pemerintahan militer yakni:


Pembentukan Angkatan Darat/Gunseibu, membawahi Jawa dan Madura dengan Batavia
sebagai pusat dan dikenal dengan tentara ke enam belas dipimpin oleh Hitoshi Imamura.



Pembentukan Angkatan Darat/Rikuyun, yang membawahi Sumatera dengan pusat Bukit
Tinggi (Sumatera Barat) yang dikenal dengan tentara ke dua puluh lima dipimpin oleh
Jendral Tanabe.



Pembentukan Angkatan Laut/Kaigun, yang membawahi Kalimantan, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku dan Irian dengan pusatnya Ujung Pandang (Makasar) yang dikenal
dengan Armada Selatan ke dua dengan nama Minseifu dipimpin Laksamana Maeda.

Untuk kedudukan pemerintahan militer sementara khusus Asia Tenggara berpusat di
Dalat/Vietnam.
Aspek Ekonomi dan Sosial
Pada kedua aspek ini, Anda akan menemukan bagaimana praktek eksploitasi ekonomi dan sosial
yang dilakukan Jepang terhadap bangsa Indonesia dan Anda bisa membandingkan dampak
ekonomi dan sosial dengan dampak politis dan birokrasi. Hal-hal yang diberlakukan dalam
sistem pengaturan ekonomi pemerintah Jepang adalah sebagai berikut:


Kegiatan ekonomi diarahkan untuk kepentingan perang maka seluruh potensi sumber
daya alam dan bahan mentah digunakan untuk industri yang mendukung mesin perang.
Jepang menyita seluruh hasil perkebunan, pabrik, Bank dan perusahaan penting. Banyak
lahan pertanian yang terbengkelai akibat titik berat kebijakan difokuskan pada ekonomi
dan industri perang. Kondisi tersebut menyebabkan produksi pangan menurun dan
kelaparan serta kemiskinan meningkat drastis.



Jepang menerapkan sistem pengawasan ekonomi secara ketat dengan sanksi pelanggaran
yang sangat berat. Pengawasan tersebut diterapkan pada penggunaan dan peredaran sisasisa persediaan barang. Pengendalian harga untuk mencegah meningkatnya harga barang.
Pengawasan perkebunan teh, kopi, karet, tebu dan sekaligus memonopoli penjualannya.
Pembatasan teh, kopi dan tembakau, karena tidak langsung berkaitan dengan kebutuhan
perang. Monopoli tebu dan gula, pemaksaan menanam pohon jarak dan kapas pada lahan
pertanian dan perkebunan merusak tanah.



Menerapkan sistem ekonomi perang dan sistem autarki (memenuhi kebutuhan daerah
sendiri dan menunjang kegiatan perang). Konsekuensinya tugas rakyat beserta semua
kekayaan dikorbankan untuk kepentingan perang. Hal ini jelas amat menyengsarakan
rakyat baik fisik maupun material.

Pada tahun 1944, kondisi politis dan militer Jepang mulai terdesak, sehingga tuntutan akan
kebutuhan bahan-bahan perang makin meningkat. Untuk mengatasinya pemerintah Jepang
mengadakan kampanye penyerahan bahan pangan dan barang secara besar-besaran melalui Jawa
Hokokai dan Nagyo Kumiai (koperasi pertanian), serta instansi resmi pemerintah. Dampak dari
kondisi tersebut, rakyat dibebankan menyerahkan bahan makanan 30% untuk pemerintah, 30%
untuk lumbung desa dan 40% menjadi hak pemiliknya. Sistem ini menyebabkan kehidupan
rakyat semakin sulit, gairah kerja menurun, kekurangan pangan, gizi rendah, penyakit mewabah
melanda hampir di setiap desa di pulau Jawa salah satunya: Wonosobo (Jateng) angka kematian
53,7% dan untuk Purworejo (Jateng) angka kematian mencapai 224,7%. Bisa Anda bayangkan
bagaimana beratnya penderitaan yang dirasakan bangsa Indonesia pada masa Jepang (bahkan
rakyat dipaksa makan makanan hewan seperti keladi gatal, bekicot, umbi-umbian).

Aspek Kehidupan Militer
Pada aspek militer ini, Anda akan memahami bahwa badan-badan militer yang dibuat Jepang
semata-mata karena kondisi militer Jepang yang semakin terdesak dalam perang Pasifik.
Memasuki tahun kedua pendudukannya (1943), Jepang semakin intensif mendidik dan melatih
pemuda-pemuda Indonesia di bidang militer. Hal ini disebabkan karena situasi di medan
pertempuran (Asia – Pasifik) semakin menyulitkan Jepang. Mulai dari pukulan Sekutu pada
pertempuran laut di Midway (Juni 1942) dan sekitar Laut Karang (Agustus ’42 – Februari 1943).
Kondisi tersebut diperparah dengan jatuhnyaGuadalacanal yang merupakan basis kekuatan
Jepang di Pasifik (Agustus 1943).
Situasi di atas membuat Jepang melakukan konsolidasi kekuatan dengan menghimpun kekuatan
dari kalangan pemuda dan pelajar Indonesia sebagai tenaga potensial yang akan diikutsertakn
dalam pertempuran menghadapi Sekutu.

Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

Masa Pendudukan Jepang di Indonesia adalah masa yang sangat berpengaruh bagi
perkembangan Indconesia, selain itu hampir tidak adanya tantangan yang berarti kepada Belanda

sebelumnya. Dalam masanya yang singkat itu, Jepang membawa dampak yang positif dan jua
membawa dampak yang negatif bagi bangsa Indonesia pada umumnya. Pada umumnya
kebanyakan beranggapan masa pendudukan Jepang adalah masa-masa yang kelam, akan tetapi
tidak semuanya itu benar, ada juga yang membawa kebaikannya pula.
Dampak Positif Pendudukan Jepang

Tidak banyak yang mengetahui tentang dampak positifnya Jepang menduduki Indonesia. Ada
pun dampak positif yang dapat dihadirkan antara lain :


Diperbolehkannya bahasa Indonesia untuk menjadi bahasa komunikasi nasional dan
menyebabkan bahasa Indonesia mengukuhkan diri sebagai bahasa nasional.



Dalam bidang ekonomi didirikannya kumyai yaitu koperasi yang bertujuan untuk
kepentingan bersama.



Mendirikan sekolah-sekolah seperti SD 6 tahun, SMP 9 tahun, dan SLTA



Pembentukan strata masyarakat hingga tingkat paling bawah yaitu rukun tetangga (RT)
atau Tonarigumi



Diperkenalkan suatu sistem baru bagi pertanian yaitu line system (sistem pengaturan
bercocok tanam secara efisien) yang bertujuan untuk meningkatkan produksi pangan.



Dibentuknya BPUPKI dan PPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Dari sini
muncullah ide Pancasila.



Jepang dengan terprogram melatih dan mempersenjatai pemuda-pemuda Indonesia demi
kepentingan Jepang pada awalnya, namun oleh pemuda hal ini dijadikan modal untuk
berperang.



Dalam pendidikan dikenalkannya sistem Nipon sentris dan diperkenalkannya kegiatan
upacara dalam sekolah.

Dampak Negatif Pendudukan Jepang
Selain dampak positifnya tadi diatas, Jepang juga membawa dampak negatif yang luar biasa
antara lain :


Penghapusan semua organisasi politik



Romusha



Krisis ekonomi yang sangat parah : hal ini dikarenakan dengan disalurkannya uang
pendudukan secara besar-besaran sehingga menyebabkan terjadinya inflasi.



Akibat dari self sufficiency yang terputusnya hubungan antar daerah



Pembatasan pers sehingga tidak ada pers yang independen, semuanya dibawah
pengawasan Jepang.



Terjadinya kekacauan situasi dan kondisi yang parah seperti perampokan, pemerkosaan
dan lain-lain.



Pelarangan terhadap buku-buku berbahasa Belanda dan Inggris yang menyebabkan
pendidikan yang lebih tinggi terasa mustahil.



Banyak guru-guru yang dipekerjakan sebagai pejabat-pejabat pada masa itu yang
menyebabkan kemunduran standar pendidikan secara tajam.