this file 8865 11840 1 SM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pengembangan Modul
Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis Poe (Predict, Observe,
Explain)
Yurikhe Indah Ayuning Puspa
Lulu Nurul Istanti
Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Universitas Negeri Malang
Imam Muchayat
SMK Negeri 1 Malang
Email: lulu.nurul.istanti.fe@um.ac.id
ABSTRACT: The purpose of this research are to produce module of Public Relation and Protocol
Administration based on POE for Elevents Grade Office Administration 2 which has been tested its
validity and to know the improvement of student learning outcomes after using this module. This type
of research is research and development with using Borg & Gall model. Research indicates that the
module of Public Relations and Protocol Administration using POE model have been validated and the
result is feasible to be used and the student’s learning outcomes in the experimental class are higher
than the control class.
Keywords: module, POE, public relation and protocol, learning outcomes
ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul Administrasi Humas dan
Keprotokolan berbasis POE untuk kelas XI APK 2 yang telah teruji validitasnya dan mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan modul tersebut. Jenis penelitian ini adalah
penelitian dan pengembangan dengan menggunakan model Borg & Gall. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa modul Administrasi Humas dan Keprotokolan dengan menggunakan model
POE yang telah divalidasi dinyatakan layak digunakan dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Kata Kunci: modul, POE, humas dan keprotokolan, hasil belajar

Manusia dan pendidikan mempunyai hubungan yang erat dan keberadaan keduanya
tidak dapat dipisahkan karena pendidikan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Menurut Tirtarahardja (2005:153) pendidikan berperan penting dalam
mempersiapkan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang, karena
pendidikan merupakan faktor dan pilar utama untuk mengantisipasi masa depan.
Pendidikan akan mengarahkan pada perubahan terhadap pengetahuan dan perilaku
peserta didik menjadi lebih baik. Tujuan utama dari pendidikan adalah untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tujuan inilah pemerintah berupaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dengan cara mengimplementasikan beberapa
kurikulum yang ada di Indonesia. Khususnya pada tahun ini pemerintah telah
menerapkan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013 sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Kibirige (2014: 300) mengatakan bahwa kurikulum
dikembangkan untuk menegakkan nilai – nilai konstitusional dan demokrasi yang layak
untuk memberikan pendidikan yang berkualitas.
Kurikulum 2013 secara resmi telah diimplementasikan pada tahun ajaran

2013/2014 yakni pada bulan Juli 2013. Menurut Fadlillah (2014:16), kurikulum 2013
merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya, yang bersifat tematik - integratif
dan bertujuan untuk meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skill dan hard
skill yaitu berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik dengan cara
menambah jam pelajaran. Sejak kurikulum 2013 diimplementasikan, kurikulum 2013
menuai berbagai masalah. Menurut Muljati dalam Harian Sinar Harapan (2014), Sekjen
95

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Federasi Serikat Guru (FSGI) Retno Listyarti mengatakan bahwa persoalan Kurikulum
2013 tidak hanya sebatas ketidaksiapan guru, keterlambatan buku tiba di sekolah juga
menyebabkan masalah tersendiri bagi para guru. Keterlambatan buku paket Kurikulum
2013 untuk siswa dan guru menurutnya dapat menyebabkan guru kurang memiliki
waktu untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebelum
menyelenggarakan proses pembelajaran. Hal ini berbanding terbalik dengan pendapat
yang telah dikemukakan oleh Hidayat (2013:158) bahwa keberhasilan dari implementasi
kurikulum 2013 selain dari tenaga pendidik dan kependidikan, keberhasilan dari
implementasi Kurikulum 2013 juga ditunjang oleh ketersediaan buku atau bahan ajar
sebagai sumber dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu guru mata
pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan pada tanggal 2 Oktober 2016 di SMKN
1 Malang yaitu Bapak Imam Muchayat, S, Sos, didapatkan bahwa guru tidak memiliki
cukup banyak bahan ajar yang akan digunakan untuk melakukan proses belajar
mengajar. Guru hanya mengutip dan mengambil materi di artikel internet yang
materinya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Begitu pula saat memberikan
tugas, guru hanya memberikan arahan kepada siswa agar mencari materi di internet. Dari
hasil wawancara ini didapati pula bahwa hasil belajar siswa kelas XI APK pada mata
pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan hanya sebesar 62,5. Dari data tersebut,
dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yakni 75 serta siswa juga kurang termotivasi dalam belajar. Hal ini dikarenakan
kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa yang disebabkan oleh kurangnya bahan ajar
pada Mata Pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan. Hal tersebut berbanding
terbalik dengan keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah, keberhasilan proses
belajar mengajar di sekolah perlu ditunjang oleh salah satu faktor penting yaitu adanya
bahan ajar yang menjadi acuan bagi guru dan siswa dalam berjalannya proses belajar
mengajar tersebut.
Berdasarkan problematika di atas, peneliti ingin mengembangkan sebuah bahan
ajar berupa modul. Modul merupakan salah satu bentuk dari bahan ajar yang disusun
secara utuh dan sistematis, didalamnya terdiri dari seperangkat pengalaman belajar yang

terencana dan didesain untuk membantu perserta didik menguasai tujuan belajar
(Daryanto, 2013:9). Majid (2012:176) mendeskripsikan modul sebagai sebuah buku atau
bahan ajar yang ditulis dan disusun dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara
mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Penerapan modul perlu dilakukan untuk
dapat mencapai tujuan pembelajaran dan standar kompetensi yang telah ditetapkan.
Modul berfungsi sebagai sarana belajar siswa yang bersifat mandiri, sehingga siswa dapat
belajar secara mandiri dengan kecepatan yang mereka miliki masing-masing.
Administrasi Perkantoran adalah salah satu program keahlian yang ada di SMKN 1
Malang yang mana terdapat mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan.
Dalam penyajian mata pelajarannya, terdapat Kompetensi Dasar (KD) Sistematika
Penulisan Laporan Pertemuan yang di dalamnya membahas tentang langkah – langkah
dalam menulis laporan pertemuan setelah pertemuan tersebut diselenggarakan. Dengan
adanya modul dalam kompetensi dasar sistematika penulisan laporan pertemuan dapat
dijadikan sebagai penyedia informasi dasar sehingga dapat menjadi bahan berlatih bagi
peserta didik.
Ketercapaian kompetensi atau tujuan belajar sangat dipengaruhi oleh guru. Guna
meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar mandiri dalam proses pembelajaran,
maka guru perlu membangkitkan keinginan siswa untuk menyelidiki sesuatu. Jadi,
peneliti menggunakan model pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) karena dirasa


96

97

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

tepat dalam penulisan modul pembelajaran ini. Menurut Warsono (2016:93), model
pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) adalah model pembelajaran yang bertujuan
untuk mengungkap dan menggali kemampuan siswa dalam melakukan prediksi secara
individual. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dari Kose, Costu & Keser (dalam
Şeşen, 2016:186) yang menyatakan bahwa POE digunakan untuk memberikan siswa
kesempatan memprediksi hasil dari situasi dengan alasan dan juga memastikan siswa
mengamati situasi dan melakukan penjelasan untuk menghapus konflik antara prediksi
dan observasi.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran diawali dari rasa ingin tahu siswa
itu sendiri. Guru dapat memunculkan rasa ingin tahu siswa dengan cara memberikan
suatu permasalahan sehingga akan menimbulkan suatu keinginan dari siswa untuk
menyelesaikan masalah dengan menggunakan fakta yang kemudian diobservasi,
sehingga akan meningkatkan kemampuan berfikir logis siswa. Model pembelajaran POE
(Predict, Observe, Explain) dapat digunakan untuk menggali pengetahuan awal siswa

sehingga dapat memberikan informasi kepada guru mengenai kemampuan berpikir
siswa. Saat guru mulai mampu mengenali kemampuan siswa maka guru akan dapat
mengkondisikan siswa untuk melakukan diskusi dan memotivasi siswa untuk
mengeksplorasi konsep yang dimiliki sehingga dapat membangkitkan keinginan siswa
untuk melakukan investigasi. Jadi, model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa dalam bentuk angka angka atau skor setelah guru memberikan tes hasil belajar pada setiap akhir
pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa inilah kemudian akan dijadikan acuan untuk
melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Dimyati, 2006:200).
Teori yang telah dipaparkan sebelumnya, maka perlu didukung dengan penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Widyaningrum dkk (2014) dengan judul
“Pengembangan Modul Berorientasi POE (Predict, Observe, Explain) pada Materi
Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”. Hasil penelitian yang dilakukan
dengan strategi pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yakni kelayakan modul
pembelajaran yang dikembangkan mendapatkan nilai 3,3 setelah dilakukan uji lapangan
dan berkategori “Baik” dengan pencapaian hasil belajar siswa mengalami peningkatan
yang signifikan dalam kategori “Sedang”.
Penelitian sebelumnya selanjutnya juga dilakukan oleh Suleman dkk (2015)
dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dengan Teknik POE terhadap Hasil
Belajar Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Siswa di Kelas X SMA Negeri 1
Kabila”. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan strategi pembelajaran

POE (Predict, Observe, Explain) dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan rata – rata
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yakni kelas yang menggunakan pembelajaran
POE (Predict, Observe, Explain) adalah 17,58 dan rata – rata hasil belajar pada kelas
kontrol yakni kelas yang tidak menggunakan pembelajaran POE (Predict, Observe,
Explain) adalah 17,17”.
METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan
pengembangan (Research & Development). Prosedur pengembangan modul ini
menggunakan model Borg & Gall yang dikembangkan oleh Gall & Borg. Pada penelitian
ini peneliti memodifikasi model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan oleh
Borg & Gall menjadi 8 langkah dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Adapun langkah – langkah penelitian dan pengembangan hasil modifikasi adalah sebagai
berikut: 1) Potensi dan masalah, 2) Pengumpulan data, 3) Desain produk, 4) Validasi
desain, 5) Revisi desain, 6) Ujicoba produk, 7) Revisi produk, dan 8) Ujicoba pemakaian.
Tahap pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan analisis
potensi dan masalah. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara kepada salah satu
guru Mata Pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan di SMKN 1 Malang, dari hasil

wawancara tersebut didapatkan bahwa guru tidak memiliki cukup banyak bahan ajar
yang akan digunakan untuk melakukan proses belajar mengajar dikarenakan banyak
mata pelajaran dan materi-materi baru sebagai dampak dari diterapkannya kurikulum
terbaru yaitu Kurikulum 2013, jadi guru hanya mengutip dan mengambil materi di artikel
internet yang materinya sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Dari hasil
wawancara ini didapati pula bahwa hasil belajar siswa kelas XI APK pada mata pelajaran
Administrasi Humas dan Keprotokolan hanya sebesar 62,5. Dari data tersebut dapat
diketahui bahwa hasil belajar siswa tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yaitu 75 serta siswa juga kurang termotivasi dalam belajar. Selanjutnya pada tahap
pengumpulan data peneliti melakukan observasi di SMKN 1 Malang guna mengetahui
karakteristik, kemampuan, modul yang digunakan dan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan sebagai bahan untuk pengumpulan
data. Modul yang digunakan siswa Kelas XI APK 2 di SMKN 1 Malang ini hanya berupa
softcopy hasil pencarian dari internet.
Pada tahap desain produk, peneliti merancang modul pembelajaran yang sesuai
dengan spesifikasi produk yang akan dikembangkan dengan cara menganalisis silabus
Administrasi Humas dan Keprotokolan di SMKN 1 Malang untuk menentukan materi
yang akan digunakan dalam mengembangkan modul. Analisis ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasi materi utama yang dibutuhkan, mengkaji sub pokok bahasan,
menentukan tugas –tugas peserta didik seperti tugas individu dan kelompok serta

menyusunnya secara sistematis dalam bentuk peta konsep berdasarkan dari tujuan –
tujuan pembelajaran. Selanjutnya produk akan divalidasi oleh ahli materi yaitu Bapak
Imam Muchayat, S.Sos yang akan menilai modul dari aspek kelayakan isi, kelayakan
penyajian dan keefektifan penggunaan modul. Sedangkan untuk ahli modul akan
dilakukan oleh Bapak Drs. H. Mohammad Arief, M.Si yang akan menilai modul dari aspek
kelayakan bahasa, kelayakan penyajian dan kelayakan kegrafikan. Setelah desain produk
divalidasi oleh ahli materi dan ahli modul, kritik dan saran yang diberikan akan
digunakan peneliti sebagai acuan untuk merevisi atau melakukan perbaikan produk yang
dikembangkan oleh peneliti agar lebih baik lagi.
Setelah produk divalidasi dan direvisi, hasil dari modul yang telah direvisi
diujicobakan kepada kelompok kecil yakni kelas XI APK 1 yang terdiri dari 6 orang siswa
yang masing-masing terdiri dari 2 siswa kemampuan tinggi, 2 siswa kemampuan sedang,
dan 2 siswa kemampuan rendah sebagai pengguna modul dan peneliti menyiapkan
instrumen penilaian. Berdasarkan hasil validasi kelompok kecil jika masih ditemukan
kekurangan, maka produk hasil pengembangan akan direvisi. Setelah produk divalidasi
dan direvisi, hasil dari modul yang telah direvisi diujicobakan kepada kelompok besar
yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas
dimana peneliti melakukan uji coba dengan menggunakan modul berbasis POE (Predict,
Observe, Explain) yakni kelas XI APK 2, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak
menggunakan modul melainkan hanya dengan menggunakan metode pembelajaran POE

(Predict, Observe, Explain) yakni kelas XI APK 4. Kemudian dilakukan posttest untuk
mengetahui hasil belajar siswa dari masing-masing kelas.

98

99

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

Data yang diperoleh pada pengembangan modul ini adalah data kualitatifkuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari catatan, komentar, kritik, maupun saran-saran
yang diberikan oleh validator yang digunakan untuk perbaikan atau revisi modul.
Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian yang diberikan kepada subjek
uji coba dan data dari hasil posttest. Data yang dihimpun melalui serangkaian evaluasi
tersebut adalah data dari uji ahli modul, uji ahli materi, uji coba kelompok kecil dan uji
kelompok besar.
Instrumen yang digunakan sebagai pengumpulan data pada pengembangan
modul ini adalah angket, tes dan wawancara. Pada angket penelitian digunakan untuk
mengumpulkan data berupa penilaian berdasarkan BSNP dan data tentang kualitas
kelayakan produk. Data yang diperoleh dari angket merupakan data kuantitatif dan
kualitatif. Skala pengukuran dalam angket tersebut menggunakan skala Likert, yang

terdiri dari 4 kategori (Sugiyono, 2013:134-135):
Hasil Validasi tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
: Nilai rata-rata (dalam persen)

: Jumlah Skor Responden

: Jumlah Skor Jawaban
100% : Konstanta
(Sumber: Suparti, 2016: 192)

=


Χ 100%


Kesimpulan hasil analisis persentase di atas, dapat diketahui dengan cara
mengembangkan jenjang kriteria validitas. Tabel 1 berikut menunjukkan klasifikasi
jenjang kriteria validasi.
Tabel 1. Jenjang Kriteria Validitas untuk Analisis Data Validasi
Persentase
81% - 100%
61% - 80%
41% - 60%

21% - 40%
0% - 20%
Sumber: Akbar, 2013:42

Keterangan
Sangat valid (dapat digunakan tanpa revisi)
Valid (dapat digunakan namun perlu direvisi kecil)

Kurang valid (disarankan tidak dipergunakan karena perlu
revisi besar)

Tidak valid (tidak boleh dipergunakan)
Sangat tidak valid (tidak boleh dipergunakan)

Pada analisis hasil tes, perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
dianalisis dengan menggunakan posttest. Kedua hasil dari masing – masing perlakuan
tersebut dibandingkan dengan menggunakan rata – rata kelas untuk mengetahui ada
tidaknya peningkatan hasil belajar pada siswa. Jika hasil belajar kelas eksperimen lebih
tinggi daripada hasil belajar kelas kontrol, maka pembelajaran dengan menggunakan
modul Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis POE (Predict, Observe, Explain)
pada Materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan tersebut lebih efektif.
Pada wawancara yang dilakukan kepada guru mata pelajaran Administrasi Humas dan
Keprotokolan digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan awal sampai dengan tahap
produk akhir pengembangan modul mengenai Sistematika Penulisan Laporan
Pertemuan Berbasis POE (Predict, Observe, Explain).

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil validasi ahli materi, ahli modul dan siswa diperoleh hasil bahwa modul
Administrasi Humas dan Keprotokolan Berbasis POE layak untuk digunakan, berikut
disajikan hasil pengembangan produk yang dikembangkan oleh peniliti.

Gambar 1. Cover depan dan belakang modul
Hasil validasi ahli materi, ahli modul dan siswa untuk modul Administrasi Humas
dan Keprotokolan Berbasis POE (Predict, Observe, Explain) ini terbagi menjadi 2 jenis
data, yakni data kuantitatif dan kualitatif. Hasil data kuantitatif validasi produk yang
diperoleh dari ahli materi ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Data Kuantitatif Validasi Ahli Materi
No.
1.

Aspek yang dinilai

Ʃx

Ʃxi

Kelayakan isi
33
36
Kelayakan
29
32
2.
penyajian
Keefektifan
3.
11
12
penggunaan modul
JUMLAH
73
80
(Sumber: Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli Materi, 2017)

%

Keterangan

91,7

Sangat valid

91,7

Sangat valid

90,6

91,3

Sangat valid

Sangat valid

Tabel 2 menunjukkan perolehan data dari angket ahli materi yaitu sebesar 91,3%
yang berarti modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict,
Observe, Explain) pada materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang dihasilkan
memiliki kriteria sangat valid atau layak digunakan. Sedangkan untuk data kualitatif

100

101

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel
3.
Tabel 3. Catatan atau Saran Validasi Produk dari Ahli Materi
Saran
 Modul dibuat lebih menarik minat baca
siswa
 Frame pada modul dikurangi
 Gunakan ukuran font standar yaitu 11 atau
12
(Sumber: Data Hasil Validasi Produk Angket Ahli Materi, 2017)

Rekomendasi

Layak digunakan

Berdasarkan Tabel 3 terdapat saran dan catatan dari ahli materi berkenaan
dengan aspek kelayakan kegrafikan modul. Seluruh saran dan catatan dari ahli materi
dalam tahap revisi desain produk menjadi bahan acuan untuk melakukan perbaikan dan
menyempurnakan isi modul.
Hasil data kuantitatif validasi produk yang diperoleh dari ahli modul ditunjukkan
pada Tabel 4 berikut ini
Tabel 4. Data Kuantitatif Validasi Ahli Modul
No.
1.

Aspek yang dinilai
Ʃx
Ʃxi
Kelayakan bahasa
32
32
Kelayakan
2.
23
24
penyajian
Kelayakan
3.
21
24
kegrafikaan
JUMLAH
76
80
(Sumber: Data Kuantitatif Hasil Validasi Ahli Modul, 2017)

%
100

Keterangan
Sangat valid

87,5

Sangat valid

95,8
95

Sangat valid

Sangat valid

Tabel 4 menunjukkan perolehan data dari angket ahli modul yaitu sebesar 95%
yang berarti modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict,
Observe, Explain) pada materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang dihasilkan
memiliki kriteria sangat valid atau layak digunakan. Sedangkan untuk data kualitatif
diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materi dapat dilihat pada Tabel
5.
Tabel 5. Catatan atau Saran Validasi Produk dari Ahli Modul

Saran
Rekomendasi
Sangat layak digunakan
Komposisi warna pada cover modul
diperbaiki
(Sumber: Data Hasil Validasi Produk Angket Ahli Modul, 2017)


Berdasarkan Tabel 5 terdapat saran dan catatan dari ahli modul berkenaan
dengan aspek kelayakan kegrafikan modul. Seluruh saran dan catatan dari ahli modul
dalam tahap revisi desain produk menjadi bahan acuan untuk melakukan perbaikan dan
menyempurnakan isi modul.
Hasil data kuantitatif validasi produk yang diperoleh dari siswa atau kelompok
kecil yang dilakukan oleh 6 orang siswa kelas XI APK 1 ditunjukkan pada Tabel 6 berikut
ini.

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Tabel 6. Data Hasil Angket Ujicoba Kelompok Kecil
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6

Ʃx
Ʃxi
36
40
30
40
34
40
31
40
37
40
31
40
Jumlah
199
240
(Sumber: Data Hasil Validasi Produk Angket Siswa, 2017)
Siswa 1
Siswa 2
Siswa 3
Siswa 4
Siswa 5
Siswa 6

Nama Siswa

%
90
75
85
77,5
92,5
77,5
82,9

Keterangan
Sangat valid
Valid
Sangat valid
Valid
Sangat valid
Valid
Sangat valid

Tabel 6 menunjukkan perolehan data dari angket siswa atau kelompok kecil yaitu
sebesar 82,9% yang berarti modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE
(Predict, Observe, Explain) pada materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan yang
dihasilkan memiliki kriteria sangat valid atau layak digunakan. Sedangkan untuk data
kualitatif diperoleh dari kritik dan saran yang diberikan oleh ahli materii.
Saran dan catatan dari siswa berkenaan dengan aspek kelayakan kegrafikan
modul. Seluruh saran dan catatan dari ahli modul dalam tahap revisi desain produk
menjadi bahan acuan untuk melakukan perbaikan dan menyempurnakan isi modul. Uji
coba pemakaian pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan modul Administrasi
Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain). Perbandingan hasil
belajar ini dilihat dari nilai rata – rata hasil belajar pada kelas eksperimen dan kontrol
yang diperoleh dari nilai posttest siswa.
Uji coba pemakaian ini dilaksanakan pada kelas XI APK 2 yakni kelas yang
menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE yang
berjumlah 31 orang siswa dengan 4 kali pertemuan. Kemudian kelas XI APK 4 yakni kelas
yang tidak menggunakan modul melainkan hanya menggunakan metode pembelajaran
berbasis POE yang berjumlah 32 orang siswa dengan 3 kali pertemuan. Pada pertemuan
terakhir di masing – masing kelas tersebut, peneliti melakukan posttest untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
selanjutnya hasil dari posttest tersebut diolah dan dibandingkan pada masing – masing
kelas. Adapun hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut.
Tabel 7. Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Jumlah
Siswa
1.
XI APK 2
31 siswa
2.
XI APK 4
32 siswa
(Sumber: Data diolah oleh Peneliti)
No.

Kelas

Nilai Rata
- Rata
84
71,1

Jumlah Siswa
Tuntas
25
11

Jumlah Siswa
Belum Tuntas
5
20

Tabel 8 menunjukkan bahwa hasil posttest siswa pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol dan jumlah siswa yang tuntas pada kelas eksperimen lebih
tinggi daripada kelas kontrol sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict,
Observe, Explain) dinyatakan lebih efektif digunakan dalam proses belajar mengajar.

102

103

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

Pembahasan
Produk hasil pengembangan dalam penelitian ini adalah berupa bahan ajar dalam bentuk
cetak, yaitu modul pembelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan pada materi
Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran
POE (Predict, Observe, Explain) yang dilengkapi dengan buku pegangan guru. Pada buku
pegangan guru berisi materi dan juga latihan soal yang sama dengan modul siswa, hanya
saja pada buku pegangan guru juga dilengkapi dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kunci jawaban dan penilaian yang dapat digunakan guru sebagai
acuan untuk menilai soal – soal latihan pada modul siswa.
Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang dilandasi oleh
teori kontruktivisme. Menurut Widyaningrum (2014:99) model POE merupakan
rangkaian proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa melalui tahap prediksi
atau membuat dugaan awal, pengamatan atau pembuktian, dan penjelasan terhadap hasil
pengamatan. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat dari Kibirage, Osodo, Tlala,
(2014:301) bahwa partisipasi pelajar seluruhnya pada pelajaran dengan menggunakan
model POE meliputi 3 karakteristik yaitu prediksi, observasi dan menjelaskan.
Langkah – langkah pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yang digunakan
sebagai tahap penggunaan modul hasil pengembangan adalah predict (prediksi), observe
(observasi) dan explain (menjelaskan) yang kemudian langkah – langkah pembelajaran
tersebut diimplementasikan dalam modul yang meliputi tiga bagian yaitu Let’s predict,
pada tahap ini siswa akan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan guru memberikan
suatu permasalahan dengan menyajikan sebuah gambar notula untuk diamati dan
diprediksi oleh siswa. Kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa bersangkutan
dengan gambar tersebut seperti “Menurut Anda apa jenis notula tersebut? Jelaskan pula
alasan Anda!”. Apakah notula tersebut sudah sesuai dengan susunan laporan pertemuan
atau notula? Jelaskan alasan Anda!”. Selanjutnya siswa akan menjawab pertanyaan
tersebut pada modul. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nana (2014:58) pada tahap
predict guru memberikan suatu permasalahan untuk diprediksi oleh siswa, siswa akan
menjawab pertanyaan dengan membuat alasan mengapa mereka memprediksi seperti
itu, guru juga memberikan kebebasan kepada siswa untuk menuangkan ide dan konsep
mereka.
Let’s observe, pada tahap ini siswa melakukan kegiatan atau demonstrasi untuk
menemukan jawaban dan membuktikan hasil dari prediksi mereka mengenai
permasalahan yang telah diberikan oleh guru pada tahap predict. Seperti pendapat yang
telah dikemukakan oleh (Şeşen, 2016:186) bahwa pada tahap observasi, siswa dapat
melihat apakah salah satu prediksi mereka benar atau salah (Hilario, 2015:39).
Let’s explain, pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan hasil percobaan dan pengamatan yang diperolehnya di depan kelas.
Tahap ini bisa dilakukan dengan cara mengundi nomor kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Strategi ini diterapkan guru dengan
tujuan agar setiap kelompok mempersiapkan diri sehingga semua kelompok terlibat
selama proses pembelajaran. Bagi kelompok yang tidak memiliki kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusinya, guru akan menanyakan apakah inti dari hasil
diskusinya sama dengan kelompok lainnya, jika tidak sama maka kelompok tersebut
diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat atau sarannya.
Berdasarkan hasil validasi modul yang dilakukan oleh ahli materi, ahli modul, dan
siswa, bahwa modul yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kriteria sangat
valid dan sangat layak digunakan sebagai bahan ajar untuk siswa kelas XI Program Studi

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Administrasi Perkantoran. Tingkat kelayakan modul yang telah dikembangkan meliputi
lima aspek. Adapun kelima aspek tersebut adalah aspek kelayakan isi, aspek kelayakan
penyajian, aspek kelayakan bahasa, aspek kelayakan kegrafikan dan aspek keefektifan
penggunaan modul.
Pada aspek kelayakan isi, produk hasil pengembangan berupa modul
pembelajaran ini menggunakan model POE (Predict, Observe, Explain) yang terdiri dari
satu kompetensi dasar yaitu Menguraikan Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan
yang kemudian dikembangkan dalam beberapa indikator dan langkah pembelajaran POE
(Predict, Observe, Explain) sehingga menjadi 2 kegiatan belajar yang harus dicapai siswa.
Pada Kegiatan Belajar 1, siswa akan mempelajari materi tentang sistematika penulisan
laporan pertemuan, sedangkan pada Kegiatan Belajar 2, siswa akan mempelajari cara
membuat laporan pertemuan. Materi yang disajikan pada modul disesuaikan dengan
silabus mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan yang disusun secara
sistematis sehingga keseluruhan indikator dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Modul juga dilengkapi dengan latihan soal pada setiap akhir kegiatan belajar sehingga
dapat melatih pemahaman siswa terkait materi yang telah dipelajari. Soal latihan yang
disediakan dirancang dengan menggunakan aspek kognitif dan psikomotorik, sehingga
kemampuan pengetahuan siswa dan praktek menjadi seimbang.
Pada aspek kelayakan penyajian modul disajikan dengan memperhatikan
keruntutan dan kelengkapan penyajian. Materi pada modul disajikan secara runtut
dengan berpedoman pada tahapan pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain) yang
dimulai dari prediksi hingga menjelaskan dan disusun sesuai dengan urutan pada silabus.
Kelengkapan penyajian modul terdiri dari 3 bagian utama yaitu pendahuluan, isi dan
penutup. Bagian pendahuluan pada modul terdiri dari cover, kata pengantar, daftar isi,
alur belajar siswa, pendahuluan (latar belakang, prasyarat, kompetensi inti dan dasar,
tujuan pembelajaran serta petunjuk penggunaan modul) dan peta konsep. Kemudian
bagian isi pada modul terdiri dari halaman judul kegiatan belajar, mari membaca, let’s
predict, let’s observe, let’s explain, rangkuman, tugas mandiri, tugas kelompok, soal
evaluasi, uji kompetensi dan catatanku. Sedangkan bagian penutup terdiri dari tindak
lanjut, glosarium, daftar pustaka, dan biografi penulis.
Pada aspek kelayakan bahasa, bahasa yang digunakan dalam modul disesuaikan
dengan kaidah Bahasa Indonesia yang ditulis dengan tata bahasa, ejaan, struktur kalimat
dan penggunaan kalimat yang tepat sehingga siswa mampu memahami pesan yang
terdapat dalam modul. Bahasa disajikan secara ilmiah namun tidak kaku dan disesuaikan
dengan kemampuan berfikir siswa agar siswa mudah untuk mempelajari modul. Bahasa
yang belum familiar bagi siswa dicantumkan dalam glosarium. Glosarium pada modul ini
berfungsi untuk mendefinisikan bahasa ilmiah yang tidak dipahami oleh siswa.
Aspek kegrafikan pada modul ini meliputi (a) desain sampul, (b) tata letak, (c)
ilustrasi atau gambar, dan (d) tipografi. Desain sampul bagian depan didesain dengan
menampilkan gambar Notula sehingga dapat menggambarkan isi dari modul tersebut.
Sampul bagian depan dan belakang didesain menggunakan warna dasar hijau dan putih
yang dikombinasikan. Selain itu modul juga dicetak dengan menggunakan kertas A4
sesuai dengan standar ISO.
Tata letak modul meliputi kesesuaian unsur penempatan bagian – bagian modul.
Modul dicetak dengan batas atas, bawah dan kanan 3 cm sedangkan batas kiri 4 cm. Judul
diletakkan pada bagian atas dan dicetak tebal. Modul juga dilengkapi dengan ilustrasi
atau gambar yang sesuai dengan materi dan berguna untuk mendukung penyajian
materi. Modul juga dilengkapi dengan kata – kata motivasi yang berguna untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.

104

105

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

Tipografi meliputi ukuran dan jenis huruf dan pemilihan warna. Jenis huruf yang
digunakan secara umum dalam modul adalah Times New Roman dengan ukuran 12 pt dan
pemilihan warna dominan pada 4 warna yaitu warna orange, biru, merah muda dan hijau.
Ukuran dan jenis huruf yang digunakan dikombinasikan sesuai dengan kebutuhan agar
mudah untuk dibaca oleh pengguna.
Aspek keefektifan penggunaan modul yang divalidasi oleh ahli materi meliputi
pengembangan keinginan siswa untuk menggali informasi lebih dalam, kemampuan
siswa untuk berfikir kritis dan kemandirian belajar siswa. Modul dikembangkan dengan
menggunakan permasalahan yang terjadi pada kehidupan sehari – hari dengan cara
membuat soal – soal pada tahap POE lebih menggali kemampuan siswa dalam
merumuskan hipotesis sehingga siswa akan lebih bisa berfikir kritis. Jika kemampuan
siswa sudah tergali maka secara otomatis kemandirian belajar siswa akan muncul
sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator karena siswa sudah termotivasi untuk
belajar secara mandiri.
Penelitian dan pengembangan modul ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa. Modul ini diujicobakan kepada kelas XI APK 2 untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar siswa antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
menggunakan modul. Pengukuran tingkat hasil belajar siswa dianalisis menggunakan
nilai posttest siswa. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa menunjukkan bahwa
hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol sehingga
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan modul Administrasi
Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict, Observe, Explain) dinyatakan lebih
efektif digunakan dalam proses belajar mengajar. Peningkatan hasil belajar siswa
tersebut lebih dominan terjadi pada tahap observe dikarenakan pada tahap ini siswa akan
menemukan jawaban dari hasil prediksinya melalui suatu kegiatan atau demonstrasi,
dimana pada tahap ini wawasan siswa akan lebih terbuka. Hal tersebut dikarenakan
tahapan – tahapan pada modul disajikan secara sistematis dan soal – soal pada tahap POE
dibuat dengan melibatkan aspek kognitif dan psikomotorik sehingga siswa dapat berfikir
secara kritis.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Widyaningrum dkk (2014) yang menunjukkan bahwa hasil pengembangan modul layak
untuk digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil validasi ahli dan praktisi yang menunjukkan
bahwa modul yang dikembangkan mendapatkan nilai 3,3 yang berkategori “Baik” dan
rata – rata pencapaian hasil belajar siswa pada saat posttest (81,44) lebih tinggi daripada
nilai pretest (61,41). Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Rahayu dkk (2013) yang menunjukkan bahwa modul yang
dikembangkan valid dan rata – rata hasil belajar siswa pada saat pretest hanya sebesar
57 dengan ketuntasan sebesar 11,43% kemudian pada saat posttest meningkat sebesar
82 dengan ketuntasan 97%.
Berdasarkan kajian produk yang telah dipaparkan sebelumnya, modul
Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE ini memiliki beberapa kelebihan
yaitu (1) modul dikembangkan dengan menggunakan basis POE sehingga siswa lebih
berperan aktif dengan banyak berinteraksi dengan guru dan rekan sebayanya dengan
cara mengungkap dan menggali pengetahuan siswa dan mendorong siswa secara aktif
untuk terlibat dalam pembelajaran, (2) modul disusun secara sistematis dengan
memberikan warna dan juga kata – kata motivasi yang membuat modul menjadi lebih
menarik sehingga siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar, (3) penggunaan
ilustrasi atau gambar sesuai dengan materi sehingga dapat meningkatkan pemahaman

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

siswa, (4) modul dilengkapi dengan soal – soal latihan yang dapat digunakan siswa untuk
melatih dan mengukur pemahaman siswa, (5) modul dapat melatih siswa untuk belajar
secara mandiri sehingga siswa tidak bergantung pada guru, dan (6) modul dikembangkan
melalui proses revisi dan diuji validasi sehingga menghasilkan produk yang layak untuk
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Terdapat beberapa kendala yang dialami oleh peneliti selama uji pemakaian
modul yaitu (1) modul yang dikembangkan hanya berisi satu kompetensi dasar yaitu
sistematika penulisan laporan pertemuan sehingga peneliti kesulitan untuk
mengembangkan materi dan juga membuat penugasan siswa, dan (2) siswa belum
terbiasa menggunakan model pembelajaran berbasis POE sehingga guru perlu
memberikan penjelasan dan arahan tentang model pembelajaran berbasis POE sebelum
proses pembelajaran dimulai.
SIMPULAN & SARAN
Simpulan
Berdasarkan kajian produk yang dikembangkan oleh peneliti, terdapat beberapa
kesimpulan yang diuraikan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil validasi produk oleh
ahli materi, ahli modul dan siswa bahwa modul yang dikembangkan termasuk dalam
kategori sangat valid, sehingga modul yang dikembangkan oleh peneliti layak digunakan
dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas, dan (2) Modul yang dikembangkan oleh
peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini terlihat dari nilai rata – rata hasil
posttest siswa bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.
Saran

Berdasarkan hasil uji coba, modul hasil pengembangan yang dikembangkan oleh peneliti
telah valid dan layak untuk digunakan. Namun modul yang dikembangkan masih
terdapat beberapa kelemahan. Kelemahan – kelamahan yang terdapat dalam modul
kemudian menghasilkan saran untuk pemanfaatan lebih lanjut. Saran – saran tersebut
adalah: (1) Saran pemanfaatan, (a) saran bagi guru adalah guru disarankan untuk
menggunakan modul Administrasi Humas dan Keprotokolan berbasis POE (Predict,
Observe, Explain) dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan modul dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa dengan cara mengungkap dan menggali
pengetahuan siswa sehingga siswa lebih bisa berperan aktif dengan banyak berinteraksi
dengan guru dan rekan sebayanya. Modul ini juga sudah terbukti dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Selain itu, guru akan terbantu dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan guru tidak perlu lagi mendominasi aktivitas siswa di kelas karena
siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan modul tersebut. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam menemukan konsep, oleh
karena itu guru diharapkan untuk mendalami materi yang disajikan dalam modul.
Selain mendalami materi yang disajikan dalam modul sebaiknya guru juga
mengkombinasikannya dengan media penunjang agar siswa lebih mudah untuk
memahami materi, dan (b) saran bagi siswa, siswa disarankan untuk mengetahui peta
konsep dalam kegiatan belajar dengan mempelajarinya terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih siap
dan memiliki wawasan yang cukup pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa
juga dapat mengikuti seluruh tahap pembelajaran POE dan mengerjakan soal – soal yang

106

107

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 95 - 108

disajikan dalam modul untuk melatih dan mengukur kemampuan siswa. Siswa tidak
diperkenankan untuk melanjutkan kegiatan pembelajaran selanjutnya sebelum mampu
menguasai tahap yang terdapat dalam modul dengan baik. Jika masih terdapat hal – hal
yang belum dimengerti oleh siswa, siswa dapat menanyakan kepada guru mata pelajaran
yang bersangkutan karena siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran di
kelas. (2) Saran diseminasi, produk yang dikembangkan oleh peneliti ini dapat
disebarluaskan kepada guru mata pelajaran Administrasi Humas dan Keprotokolan di
SMKN 1 Malang. Produk hasil pengembangan ini juga dapat disebarluaskan melalui
forum Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk disebarluaskan kepada guru –
guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama. Dengan demikian, modul dapat
dikenal oleh masyarakat luas dan dapat dimanfaatkan untuk keberlangsungan proses
pembelajaran. (3) Saran pengembangan produk lebih lanjut, berdasarkan hasil ujicoba
produk yang telah dilakukan oleh peneliti, diharapkan pengembang produk selanjutnya
untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut: (a) Pengembangan materi Sistematika
Penulisan Laporan Pertemuan pada modul sebaiknya lebih dikembangkan sehingga
cakupan materinya lebih luas dengan menambahkan gambar – gambar terkini, (b)
Pengembangan modul sebaiknya dilakukan pada mata pelajaran lainnya atau pada
kompetensi dasar lainnya selain materi Sistematika Penulisan Laporan Pertemuan.
DAFTAR RUJUKAN

Akbar, S. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Daryanto. 2013. Menyusun Modul: Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.
Yogyakarta: Gava Media.
Dimyati., Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadlillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI, SMP/MTS,
& SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hidayat, S. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.

Hilario, J., S. (2015). The Use of Predict-Observe-Explain-Explore (POEE) as a New
Teaching Strategy in General Chemistry-Laboratory. International Journal of
Education and Research, 3 (2): 37-48.

Kibirige, I., Osodo, J., Tlala, K.M. 2014. The Effect of Predict-Observe-Explain Strategy on
Learnes Misconceptions about Dissolved Salts. Mediterranean Journal of Social
Sciences. (Online). 5(4): 300-310. (www.mcser.org), diakses tanggal 6 November
2016.

Majid, A. 2012. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ayuning, Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui…..

Muljati.

2014. Masalah Kurikulum 2013 Bukan Hanya Guru. (Online).
(http://sinarharapan.co/news/read/140806114/masalah-kurikulum-2013bukan-hanya-guru-span-span-), diakses tanggal 5 Februari 2015.

Nana., Sajidan., Akhyar, M., Rochsantiningsih, D. 2014. The Development of Predict,
Observe, Explain, Elaborate, Write and Evaluate (Poe2we) Learning Model in
Physics Learning at Senior Secondary School. Journal of Education and Practice.
(Online). 5(19): 56-65, (www.iiste.org), diakses tanggal 6 November 2016.

Rahayu, S., Widodo, AT., Sudarmin. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model
POE Berbantuan Media “I Am A Scientist”. Journal of Curriculum and Educational
Technology.
(Online).
2
(1):
129

133,
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujet), diakses tanggal 10 Maret 2017.

Şeşen, B.A., Mutlu, A. 2016. Predict-Observe-Explain Tasks in Chemistry Laboratory: PreService Elementary Teachers’ Understanding and Attitudes. Journal of Education.
(Online), 6(2): 184-207. (http://dx.doi.org/10.19126/suje.46187), diakses
tanggal 6 November 2016.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

Suleman, F., Sihaloho, M., Alio, L. 2015. Pengaruh Strategi Pembelajaran dengan Teknik
Poe terhadap Hasil Belajar Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Siswa di
Kelas X SMA Negeri 1 Kabila. Jurnal Pendidikan Kimia. (Online). 3(1).
(kim.ung.ac.id), diakses tanggal 6 November 2016 .
Suparti. 2016. Metode Penelitian Pengembangan Inovasi Pembelajaran Beserta Contoh
Proposal. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tirtarahardja, U., Sulo, L. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Adi Mahasatya.

Warsono., Hariyanto. 2016. Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Widyaningrum, R., Sarwanto., Puguh. 2014. Pengembangan Modul Berorientasi Poe
(Predict, Observe, Explain) pada Materi Pencemaran untuk Meningkatkan Hasil
Belajar
Siswa.
Jurnal
Inkuiri.
(Online).
3(2):
97-106,
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sains), diakses tanggal 6 November
2016.

108