Promosi Pagelaran Seni Sunda "Agenda Badag".

(1)

DAFTAR ISI

COVER DALAM ………i

LEMBAR PENGESAHAN ………ii

KATA PENGANTAR ………...iii

PERNYATAAN ORIGINALITAS KARYA DAN LAPORAN ………v

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ………..vi

DAFTAR ISI………..vii

BAB I PENDAHULUAN ………1

1.1Latar Belakang ………1

1.2Rumusan Masalah ……….4

1.3Batasan Masalah ………5

1.4Tujuan Perancangan ………6

1.5Teknik Pengumpulan Data ……….6

1.6Kerangka Perancangan ………7

1.7Pembabakan ………8

BAB II LANDASAN TEORI ………9

2.1 Teori Promosi ……….9

2.1.1 Iklan/ Advertising ………..10

2.1.2 Strategi Peiklanan..……….11

2.2 Teori Psikologi ……….12

2.3 Teori Photography ………...13

2.4 Teori SWOT ...………...13

BAB III DATA DAN ANALISA MASALAH ………15

3.1 Data dan Fakta ………..15

3.1.1 LSS (Lingkungan Seni Sunda) ………..15

3.1.2 Agenda Badag ………...19

3.1.3 Seni Pertunjukan ………....20


(2)

3.1.5 Seni Karawitan ………..24

3.1.6 Rampak Kendang ………..24

3.1.7 Degung ...………...25

3.1.8 Kecapi, Suling, Angklung ………...25

3.1.9 Ngawih/ kawih ...………....27

3.1.10 Seni Tari ………...27

3.1.11 Tari Kandangan ………...28

3.1.12 Tari Jaipong ……….29

3.1.13 Seni Teater ………...30

3.1.14 Teater Sunda Longser ………..32

3.2 Data Wawancara ………...33

3.3 Hasil Kuisioner ………...37

3.4 Tinjauan Terhadap Proyek Sejenis ………...42

3.5 SWOT ………...43

3.5.1 Segmentasi Pasar ………...45

BAB IV PEMECAHAN MASALAH ……….48

4.1 Konsep Komunikasi ……….48

4.2 Konsep Kreatif ……….48

4.2.1 Warna ………49

4.2.2 Tipografi ………50

4.2.3 Logo ………..52

4.2.4 Fotografi ………....53

4.3 Konsep Media ………..53

4.4 Media Promosi ……….54

4.4.1 Media Kelengkapan Event ………68

4.4.2 Merchandise ………...73

4.5 Anggaran Dana ………...76

4.6 Timeline ………77

4.7 Kesimpulan ………...78

4.8 Saran ……….80

DAFTAR PUSTAKA ………ix

DATA PENULIS ………x


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kota Bandung merupakan kota terbesar dan menjadi ibukota provinsi Jawa Barat. Menurut Wakil Wali Kota Bandung, Ayi Vivananda, banyaknya seniman dari Bandung yang konsisten melahirkan karya menjadikan Bandung layak disebut ibu kota musik dan seni budaya (Kompas, 2011).

Bandung mendapat julukan sebagai kota dengan segudang seniman Sunda sehingga Bandung merupakan salah satu kota yang mempunyai kebudayaan daerah yang sangat kental dan kuat yaitu Budaya Sunda. Masyarakat Bandung pun 74% terdiri dari etnis Sunda dan sisanya adalah Jawa dan pendatang dari berbagai kota lainnya. Tercatat 15,41% penduduk Indonesia merupakan asli orang Sunda (Ensiklopedia 3 Jawa Barat, Jakarta 2011 : 76). Tetapi seiringnya pergantian jaman, mode dan masuknya kebudayaan dari luar dan dalam negeri masuk ke kota Bandung. Mengakibatkan terjadinya pembauran antara kebudayaan daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Pembauran budaya tersebut juga terjadi antara budaya modern yang secara perlahan berpotensi menggeser keberadaan kebudayaan tradisional kota Bandung. Meskipun Bandung termasuk kota mode, tetapi seni dan kebudayaan tradisional daerah harus tetap menjadi kekuatan nomor satu bila dibandingkan


(4)

dengan budaya luar, apalagi kota Bandung merupakan kota pariwisata dimana setiap harinya wisatawan dalam dan luar negeri datang berkunjung ke kota Bandung.

Menurut Ki Nayono (1999/2000 : 2) dalam penyuluhan kebudayaan, mengatakan bahwa kebudayaan daerah atau lokal mengandung arti yang luas mencakup berbagai seni kehidupan setempat seperti bahasa, adat istiadat, filsafat, religi, kesenian dan lain sebagainya yang tumbuh atas suasana lingkungan sendiri. Menurut Poedjosoedarmo (2000:218) Generasi muda lebih menghargai hasil karya budaya modern dibanding yang lama.

Kesenian tradisional semakin sulit ditemukan di kehidupan masyarakat perkotaan. Hal demikian juga dialami oleh seni pertunjukan tradisional dimana sedang mengalami krisis penonton dan frekuensi pementasannya. Contohnya seni pertunjukkan Sunda yang terkenal di kota Bandung. Seni pertunjukkan ini mempunyai nilai-nilai luhur jadi apabila mengalami kepunahan sangat disayangkan. Untuk menghindari itu harus segera dilakukan tindakan-tindakan penyelamatan. Kurangnya pengenalan terhadap kesenian gerak Sunda yang membuat generasi penerus tidak banyak yang tahu tentang kesenian kota mereka sendiri. Selain itu, harus melakukan suatu cara untuk menghadapi tantangan seperti kasus diatas yaitu masuknya seni modern. Seni pertunjukkan harus mengadakan terobosan sehingga dapat menarik minat generasi muda untuk melihat, menekuni, kemudian melestarikan kesenian Sunda itu sendiri.


(5)

Seperti pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Padahal sudah banyak himpunan-himpunan tersebut yang sudah mengadakan acara-acara dengan tema untuk mengangkat Seni Sunda agar terus bertahan dan tidak punah dimakan jaman. Tetapi karena minimnya peran pemerintah yang turun langsung serta kegiatan/acara yang sudah pernah dilakukan masih cukup tertutup kepada masyarakat luas dan sistem promosi yang dibuat untuk menarik perhatian masyarakat luas, sehingga menyebabkan seni ini tidak berkembang lagi.

Menurut Soedarsono, Buku Kumpulan Pidato, 1985: 237, pada zaman yang dikatakan serba modern ini ternyata seni pertunjukan tradisional mendapat dua saingan yaitu: seni pertunjukan modern dan seni pertunjukan massa. Agar tetap bisa bertahan hidup seni pertunjukan tradisional harus berani bersaing. Oleh karena itu seni tradisi harus berani mengadakan perombakan dalam hal penyajiannya. Namun perombakan penyajian disini juga perlu diingat antara kebutuhan penonton serta ritual. Penyajian untuk keperluan ritual lebih ditekankan pada tradisi yang asli/baku. Sedangkan untuk keperluan penonton atau hiburan lebih bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dan selera penonton.

Berdasarkan uraian diatas, desainer dapat menjadi mediator yang bisa diandalkan antara masyarakat dengan lembaga/ himpunan Seni Sunda yang berada di Bandung agar apa yang akan dilakukan bisa tersampaikan secara jelas dan lebih menarik


(6)

kepada masyarakat. Event merupakan jalan yang dinilai paling mampu untuk memperkenalkan kesenian gerak Sunda. Seorang desainer dapat menjadi mediator antara masyarakat dengan melakukan suatu promosi yang dikemas secara menarik dan sebagai tindakan awal untuk memperkenalkan kesenian gerak Sunda tersebut kepada masyarakat luas kota Bandung.

Event yang penulis ambil adalah event “Agenda Badag” dimana event ini menampilkan beberapa kesenian gerak Sunda yang meliputi karawitan, tari dan teater. Untuk sebuah pengenalan kepada masyarakat penerus kota Bandung dinilai cukup apalagi tampilan seni tari, karawitan dan teater tersebut masih hidup tetapi tidak banyak masyarakat yang tahu.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa latar belakang informasi diatas bahwa event merupakan cara yang dinilai paling mampu untuk memperkenalkan kesenian gerak Sunda, maka penulis mengidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperkenalkan kesenian gerak Sunda lewat suatu event? Masalah ini diambil karena Bandung kaya akan budaya dan lahirnya seniman-seniman berbakat yang kurang mendapat perhatian oleh masyarakat kota Bandung. Sehingga Kota Bandung yang dimana terkenal dengan Seni Sundanya lambat laun akan hanya terdengar namanya saja Kota Sunda tetapi didalam kotanya itu sendiri Seni Sunda sudah tidak dikenal, dilestarikan dan dikembangkan lagi oleh


(7)

masyarakatnya sendiri. Tentu saja dari semua itu harus ada tindakkan nyata yang dilakukan oleh penerus-penerus generasi muda kota Bandung.

Maka dari itu, penulis berinisiatif untuk mempromosikan suatu event yang bertema tentang Seni Sunda yang akan diadakan di kota Bandung yang berfungsi untuk langkah awal memperkenalkan kesenian Sunda. Desainer menjadi mediator antara masyarakat Bandung dengan lembaga yang akan mengadakan acara tersebut agar tujuan, visi dan misi pada acara tersebut dapat ditampilkan dengan menarik dan tersampaikan kepada masyarakat luas dengan melakukan suatu strategi pada event tersebut.

1.3Batasan Masalah

Dimulai dari mencari data sebanyak-banyaknya sampai kuisioner yang dibagikan kepada kalangan anak-anak muda, dan dewasa tentang apa itu Sunda, bagaimana Seni Sunda di Bandung saat ini. Kemudian mulai masuk kepada salah satu himpunan sunda di Bandung yaitu LSS (Lingkungan Seni Sunda), STSI (Sekolah Tinggi Seni Indonesia), serta orang yang mengetahui banyak tentang Seni Sunda khususnya di kota Bandung ini. Penulis melakukan wawancara terhadap masing-masing pihak tersebut sehingga mendapat narasumber yang tepat dan terpercaya.

Sehingga penulis menemukan batasan masalah yang meliputi:

1. Seni Sunda sekarang ini ada yang sudah pudar dan ada yang masih aktif tetapi tidak terkenal. Ini disebabkan karena kurang adanya minat masyarakat.


(8)

2. Seni Sunda kebanyakan menampilkan seni yang tidak bergerak contohnya: seni pantun, berbahasa Sunda. Tetapi justru seni gerak (tarian, karawitan) sangat penting dalam tindakan mengenalkan sehingga bisa melestarikannya.

1.4Tujuan Perancangan

Tujuan dari mempromosikan event ini adalah:

1. Mempromosikan event “Agenda Badag” ini kepada masyarakat kota Bandung. Masyarakat khususnya tingkatan umur dewasa muda (20-30 tahun) dikhususkan menjadi target dalam acara ini. Karena di usia muda seperti itu pesan suatu event itu dapat tersampaikan dan mengenalkan event ini sebagai bentuk pengenalan terhadap macam-macam seni Sunda.

1.5Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Lapangan

Mencari informasi tentang keberadaan Seni Sunda di Bandung (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Kota Bandung), STSI, mencari himpunan-himpunan Seni Sunda yang aktif.

2. Wawancara terbuka dengan pihak-pihak bersangkutan. Terlebih dengan pihak LSS (Lingkungan Seni Sunda) yang berada di ITB. Serta dengan panitia pihak acara

Agenda Badag.


(9)

1.6Kerangka Perancangan

Fakta

Masalah

Penyebab Masalah

- Sebagian besar penduduk kota Bandung adalah orang Sunda dan Bandung merupakan kota sejuta seniman

- Masyarakat banyak yang tidak mengetahui tentang event-event acara seni Sunda

- Seni gerak Sunda sudah banyak yang pudar

- Diperlukan cara memperkenalkan kesenian sunda kepada masyarakat

- Kurangnya pengenalan kesenian sunda pada generasi penerus - Bentuk promosi event tidak luas

dan tidak dikemas sesuai jaman. Pemecahan Masalah

Identifikasi Awal Promosi

Teori Penunjang: - Teori Seni Sunda - Teori Promosi, Iklan - Teori Psikologi

- Teori Desain, desain grafis, Photography

- Teori SWOT

Metode Pengumpulan Informasi: - Observasi

- Wawancara - Kuisioner - Studi pustaka

- Observasi tidak langsung Konsep Perancangan

Strategi Media: Media promosi: Flyer, Umbul-umbul, Poster , brosur, Tiket masuk, Sticker,Banner Buku isi acara, website, dll

Strategi kreatif: - Aplikasi layout, Font,

Bentuk grafis, Foto, warna - Semuanya memakai tema

“Kemegahan”.

Strategi Komunikasi Pemasaran

Segmentasi, targeting, positioning

Tujuan akhir

Mempromosikan event “Agenda Badag” karena event ini berpotensi juga untuk memperkenalkan macam-macam seni gerak Sunda agar

tidak punah karena acara ini berlangsung rutin setiap tahunnya.


(10)

1.7Pembabakan

Dalam Bab I penulis menjabarkan mulai dari latar belakang permasalahan yang diambil kemudian rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode penelitian, kerangka perancangan dan pembahasan.

Bab II, penulis melakukan uraian teori sesuai dengan permasalahan yang diangkat seperti.

Bab III, pembahasan tentang LSS ITB, mengenai sejarah LSS tersebut, kilasan tentang Agenda Badag, dan data tentang permasalahan yang dihadapi, SWOT, STP, lalu memasuki tinjauan projek yang akan dilakukan dan berhubungan dengan masalah yang diangkat. Serta adanya jenis proyek sejenis.

Bab IV, pemecahan masalah. Seperti strategi yang meliputi komunikasi, kreatif, dan media yang akan digunakan. Lalu penulis memasukan hasil karyanya. Kemudian memasukkan kesimpulan dan saran.


(11)

4.7 Kesimpulan

Kurangnya media promosi dan cara promosi yang tidak dikemas secara menarik dan meluas, menyebabkan pertunjukkan yang mengangkat tema kesenian Sunda tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal masyarakat butuh sebuah mediator yang menghubungkan mereka dengan suatu acara-acara. Apalagi sekarang Seni Sunda yang ada di kota Bandung melalui survei dinyatakan sudah sangat menurun baik secara jumlahnya maupun perkembangan masyarakat yang mengetahui macam-macam dan sejarah mengenai Seni Sunda tersebut padahal seperti yang kita tahu kalau kota Bandung sendiri merupakan kota dengan segudang seniman dan hasil-hasil karyanya yang luar biasa.

Dari sini adanya suatu acara pertunjukkan merupakan strategi yang paling baik dilakukan sebagai langkah awal memperkenalkan kembali macam-macam Seni Sunda. Generasi muda sekarang banyak berpikir kalau Seni Sunda itu sekarang sangat tidak menarik bila dibandingkan dengan Seni Moderen padahal berubahnya jaman, Seni Sunda yang sekarangpun berubah kemasan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan seperti yang mereka pikir. Maka dari itu, promosi kali ini sekaligus ingin memperlihatkan pencitraan Seni Sunda yang semangat, ceria, anggun, dan banyak macamnya.

Mengangkat suatu event dari komunitas Seni Sunda dimana masih dipegang oleh anak-anak muda kota Bandung, merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena sekaligus membantu mereka menunjukkan kepada masyarakat kota Bandung bahwa masih ada


(12)

komunitas anak muda yang peduli terhadap keberadaan Seni Sunda yang sudah menurun dari waktu ke waktu sehingga muda-mudi lain diluar sana ikut tergerak bermula dari mengenal Seni Sunda itu sendiri dan gol terbesarnya mereka ikut berperan aktif untuk mencintai dan merawat keberadaan Seni Sunda.

Dengan memakai konsep kemegahan, event yang betul-betul akan dilaksanakan pada tahun 2012 ini dikemas dengan slogan “Hate Kuring Nyaah Ka Seni Sunda” dan mengajak mengenal dengan slogan “Hayu Mumulei Apal Ka Seni Sunda”. Strategi yang digunakan tentang kemegahan adalah dengan menunjukkan dari foto, warna, background dari situ bisa terlihat kemegahan Seni Sunda yang banyak ragamnya, semangat, colorful, ceria, bersahabat tetapi tidak meninggalkan kesan megah Sundanya itu sendiri.

Media promosi secara tidak langsung sudah berperan ikut memperkenalkan ragam Seni Sunda dari berbagai foto-foto yang dipakai, tetapi bila sebagain masih menilai kalau media promosi hanya membantu proses mengenalkan acara tersebut maka, ditambah dua media yang berperan lebih aktif dan menonjol untuk memperkenalkan Seni Sunda yaitu Website dan Buku Panduan Acara plus agenda mini yang bisa diakses setiap waktu dan buku sebagai media yang bisa bertahan lama. Serta adanya desain booth di tempat acara dimana masyarakat bisa masuk dan melihat bahkan mencoba langsung menggunakan alat-alat musik Sunda.


(13)

4.8 Saran

Kesenian Sunda merupakan salah satu kebudayaan Sunda yang sangat penting untuk dijaga agar tidak punah lambat laun keberadaannya. Apalagi tentang suatu kesenian. Karena dari kesenian, ciri khas suatu bangsa itu bisa terlihat dan dikenal oleh masyarakat lainnya. Contoh sifat mereka, cara mereka hidup dan sifat kebersamaannya. Ketika jaman sudah berubah, banyak hal baru dan jauh lebih moderen dan lebih dapat menarik perhatian masyarakat khususnya kota Bandung yang dikenal sebagai kota mode. Meskipun setiap tahunnya acara-acara tentang kesenian Sunda masih ada di Bandung, tetapi sejauh ini, hanya komunitas tertentu saja yang tahu. Banyak masyarakat asli kota Bandung yang tertarik sangat sulit untuk mengakses acara-acara seperti itu. Jadi apabila promosi dilakukan lebih luas dan lebih menarik, maka masyarakat yang lebih ingin mengetahui lebih dalam tentang kesenian Sunda lebih banyak lagi. Bentuk promosipun harus dirubah sesuai jaman. Tampilan harus lebih moderen, tetapi tetap tidak meninggalkan kesan khas dari seni Sundanya itu sendiri. Dari satu event saja, masyarakat sudah bisa mengenal jauh tentang ragam dan ciri khas dari seni Sunda tersebut. Karena dalam satu event, akan langsung dibahas beberapa macam seni.


(14)

DAFTAR PUSTAKA

K.M., Saini. Taksonomi Seni. Bandung: STSI Press,2001.

Koran Pikiran Rakyat 28 Oktober 2007 halaman J, Seni Sunda “Buhun” Kian Ditinggal.

Sukanda, Enip. “Tembang Sunda Cianjuran: Sekitar Pembentukan dan Perkembangan.”

Bandung: Proyek Pengembangan IKI ASTI Bandung, 1984.

Sumardjo, Jakob. Simbol-simbol Artefak Budaya Sunda. Bandung: Kelir, 2003.

Peursen, C.A. van. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius 1988.

Referensi Pendukung:

Ensiklopedia 3 Jawa Barat, Jakarta: PT Lentera Abadi,2011.

http://www.indonesia.travel/id/destination/596/saung-angklung-udjo/article/89/angklung-keindahan-harmoni-nada-bambu-dari-tatar-sunda

http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-jaipong-sejarah-perkembangan-seni-tari-tradisional-jawa-barat/

http://www.anneahira.com/alat-musik-jawa-barat.htm

http://www.pinginpintar.com/arti-warna-/

http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/


(1)

1.6Kerangka Perancangan

Fakta

Masalah

Penyebab Masalah

- Sebagian besar penduduk kota Bandung adalah orang Sunda dan Bandung merupakan kota sejuta seniman

- Masyarakat banyak yang tidak mengetahui tentang event-event acara seni Sunda

- Seni gerak Sunda sudah banyak yang pudar

- Diperlukan cara memperkenalkan kesenian sunda kepada masyarakat

- Kurangnya pengenalan kesenian sunda pada generasi penerus - Bentuk promosi event tidak luas

dan tidak dikemas sesuai jaman. Pemecahan Masalah

Identifikasi Awal Promosi

Teori Penunjang: - Teori Seni Sunda - Teori Promosi, Iklan - Teori Psikologi

- Teori Desain, desain grafis, Photography

- Teori SWOT

Metode Pengumpulan Informasi: - Observasi

- Wawancara - Kuisioner - Studi pustaka

- Observasi tidak langsung Konsep Perancangan

Strategi Media: Media promosi: Flyer, Umbul-umbul, Poster , brosur, Tiket masuk, Sticker,Banner Buku isi acara, website, dll

Strategi kreatif: - Aplikasi layout, Font,

Bentuk grafis, Foto, warna - Semuanya memakai tema

“Kemegahan”.

Strategi Komunikasi Pemasaran

Segmentasi, targeting, positioning

Tujuan akhir

Mempromosikan event “Agenda Badag” karena event ini berpotensi juga untuk memperkenalkan macam-macam seni gerak Sunda agar

tidak punah karena acara ini berlangsung rutin setiap tahunnya.


(2)

Dalam Bab I penulis menjabarkan mulai dari latar belakang permasalahan yang diambil kemudian rumusan masalah, batasan masalah, tujuan perancangan, metode penelitian, kerangka perancangan dan pembahasan.

Bab II, penulis melakukan uraian teori sesuai dengan permasalahan yang diangkat seperti.

Bab III, pembahasan tentang LSS ITB, mengenai sejarah LSS tersebut, kilasan tentang Agenda Badag, dan data tentang permasalahan yang dihadapi, SWOT, STP, lalu memasuki tinjauan projek yang akan dilakukan dan berhubungan dengan masalah yang diangkat. Serta adanya jenis proyek sejenis.

Bab IV, pemecahan masalah. Seperti strategi yang meliputi komunikasi, kreatif, dan media yang akan digunakan. Lalu penulis memasukan hasil karyanya. Kemudian memasukkan kesimpulan dan saran.


(3)

4.7 Kesimpulan

Kurangnya media promosi dan cara promosi yang tidak dikemas secara menarik dan meluas, menyebabkan pertunjukkan yang mengangkat tema kesenian Sunda tidak banyak diketahui oleh masyarakat. Padahal masyarakat butuh sebuah mediator yang menghubungkan mereka dengan suatu acara-acara. Apalagi sekarang Seni Sunda yang ada di kota Bandung melalui survei dinyatakan sudah sangat menurun baik secara jumlahnya maupun perkembangan masyarakat yang mengetahui macam-macam dan sejarah mengenai Seni Sunda tersebut padahal seperti yang kita tahu kalau kota Bandung sendiri merupakan kota dengan segudang seniman dan hasil-hasil karyanya yang luar biasa.

Dari sini adanya suatu acara pertunjukkan merupakan strategi yang paling baik dilakukan sebagai langkah awal memperkenalkan kembali macam-macam Seni Sunda. Generasi muda sekarang banyak berpikir kalau Seni Sunda itu sekarang sangat tidak menarik bila dibandingkan dengan Seni Moderen padahal berubahnya jaman, Seni Sunda yang sekarangpun berubah kemasan menjadi lebih menarik dan tidak membosankan seperti yang mereka pikir. Maka dari itu, promosi kali ini sekaligus ingin memperlihatkan pencitraan Seni Sunda yang semangat, ceria, anggun, dan banyak macamnya.

Mengangkat suatu event dari komunitas Seni Sunda dimana masih dipegang oleh anak-anak muda kota Bandung, merupakan suatu kebanggaan tersendiri karena sekaligus membantu mereka menunjukkan kepada masyarakat kota Bandung bahwa masih ada


(4)

komunitas anak muda yang peduli terhadap keberadaan Seni Sunda yang sudah menurun dari waktu ke waktu sehingga muda-mudi lain diluar sana ikut tergerak bermula dari mengenal Seni Sunda itu sendiri dan gol terbesarnya mereka ikut berperan aktif untuk mencintai dan merawat keberadaan Seni Sunda.

Dengan memakai konsep kemegahan, event yang betul-betul akan dilaksanakan pada tahun 2012 ini dikemas dengan slogan “Hate Kuring Nyaah Ka Seni Sunda” dan mengajak mengenal dengan slogan “Hayu Mumulei Apal Ka Seni Sunda”. Strategi yang digunakan tentang kemegahan adalah dengan menunjukkan dari foto, warna, background dari situ bisa terlihat kemegahan Seni Sunda yang banyak ragamnya, semangat, colorful, ceria, bersahabat tetapi tidak meninggalkan kesan megah Sundanya itu sendiri.

Media promosi secara tidak langsung sudah berperan ikut memperkenalkan ragam Seni Sunda dari berbagai foto-foto yang dipakai, tetapi bila sebagain masih menilai kalau media promosi hanya membantu proses mengenalkan acara tersebut maka, ditambah dua media yang berperan lebih aktif dan menonjol untuk memperkenalkan Seni Sunda yaitu Website dan Buku Panduan Acara plus agenda mini yang bisa diakses setiap waktu dan buku sebagai media yang bisa bertahan lama. Serta adanya desain booth di tempat acara dimana masyarakat bisa masuk dan melihat bahkan mencoba langsung menggunakan alat-alat musik Sunda.


(5)

4.8 Saran

Kesenian Sunda merupakan salah satu kebudayaan Sunda yang sangat penting untuk dijaga agar tidak punah lambat laun keberadaannya. Apalagi tentang suatu kesenian. Karena dari kesenian, ciri khas suatu bangsa itu bisa terlihat dan dikenal oleh masyarakat lainnya. Contoh sifat mereka, cara mereka hidup dan sifat kebersamaannya. Ketika jaman sudah berubah, banyak hal baru dan jauh lebih moderen dan lebih dapat menarik perhatian masyarakat khususnya kota Bandung yang dikenal sebagai kota mode. Meskipun setiap tahunnya acara-acara tentang kesenian Sunda masih ada di Bandung, tetapi sejauh ini, hanya komunitas tertentu saja yang tahu. Banyak masyarakat asli kota Bandung yang tertarik sangat sulit untuk mengakses acara-acara seperti itu. Jadi apabila promosi dilakukan lebih luas dan lebih menarik, maka masyarakat yang lebih ingin mengetahui lebih dalam tentang kesenian Sunda lebih banyak lagi. Bentuk promosipun harus dirubah sesuai jaman. Tampilan harus lebih moderen, tetapi tetap tidak meninggalkan kesan khas dari seni Sundanya itu sendiri. Dari satu event saja, masyarakat sudah bisa mengenal jauh tentang ragam dan ciri khas dari seni Sunda tersebut. Karena dalam satu event, akan langsung dibahas beberapa macam seni.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

K.M., Saini. Taksonomi Seni. Bandung: STSI Press,2001.

Koran Pikiran Rakyat 28 Oktober 2007 halaman J, Seni Sunda “Buhun” Kian Ditinggal.

Sukanda, Enip. “Tembang Sunda Cianjuran: Sekitar Pembentukan dan Perkembangan.”

Bandung: Proyek Pengembangan IKI ASTI Bandung, 1984.

Sumardjo, Jakob. Simbol-simbol Artefak Budaya Sunda. Bandung: Kelir, 2003.

Peursen, C.A. van. Strategi Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius 1988.

Referensi Pendukung:

Ensiklopedia 3 Jawa Barat, Jakarta: PT Lentera Abadi,2011.

http://www.indonesia.travel/id/destination/596/saung-angklung-udjo/article/89/angklung-keindahan-harmoni-nada-bambu-dari-tatar-sunda

http://ridwanaz.com/umum/seni-budaya/tari-jaipong-sejarah-perkembangan-seni-tari-tradisional-jawa-barat/

http://www.anneahira.com/alat-musik-jawa-barat.htm

http://www.pinginpintar.com/arti-warna-/

http://psychologymania.wordpress.com/2011/07/12/psikologi-perkembangan-dewasa-awal/