Aplikasi Sel Induk (Stem Cells) Dalam Terapi (Studi Pustaka).

(1)

iv Universitas Kristen Marabatha ABSTRAK

APLIKASI SEL-SEL INDUK (STEM CELLS) DALAM TERAPI

Bramantyo Pamugar Tutor I : Sylvia Soeng, dr., MKes Tutor II: Teresa Liliana W., S.Si

Penggunaan sel induk dalam terapi berbasis sel adalah salah satu hal terbaru dalam dunia medis. Sel induk diharapkan dapat menyembuhkan penyakit-penyakit yang sudah tidak bisa disembuhkan secara konvensional. Tujuan dari studi pustaka ini adalah memberikan informasi terbaru mengenai pemakaian sel induk dalam terapi.

Sel induk yang digunakan dalam penelitian adalah sel induk embrional, sel induk dewasa, dan sel germinal embrional. Ketiganya mempunyai karakteristik yang berbeda ditinjau dari tempat asalnya, sifat pertumbuhannya, kecepatan tumbuhnya, dan antigen permukaannya yang digunakan sebagai penanda (marker).

Aplikasi klinik yang sedang diuji mencakup hampir semua jenis terapi pada beberapa penyakit, seperti: penyakit jantung koroner, diabetes melitus, trauma medula spinalis, penyakit degeneratif susunan saraf pusat, dan rekonstruksi tulang dan kartilago. Hampir semua penelitian membuktikan tingkat penyembuhan pada model hewan percobaan, namun masih harus diujicobakan ke manusia untuk mengetahui keberhasilan terapi berbasis sel ini.

Kesimpulan dari studi pustaka ini adalah terapi menggunakan sel induk masih dalam tahap penelitian namun dapat diaplikasikan pada manusia, namun di samping itu masih terdapat berbagai kesulitan, contohnya: efek sampingnya, melacak pertumbuhan in vivo, membedakan sel induk dengan sel progenitor, mengarahkan diferensiasi sel induk secara definitif, dan sebagainya. Sedangkan saran yang dapat diberikan adalah mengadakan penelitian lanjutan tentang zat-zat yang mempengaruhi diferensiasi, cara efektif menanamkan sel induk in vivo, potensi karsinogenik, dan lain-lain.

Kata kunci: sel induk embrional, sel induk dewasa, sel germinal embrional, sel induk mesenkimal, plastisitas, long-term self renewal, transdiferensiasi


(2)

v Universitas Kristen Marabatha ABSTRACT

THE APPLICATION OF STEM CELLS INTO THERAPY

Bramantyo Pamugar Tutor I : Sylvia Soeng, dr., MKes Tutor II: Teresa Liliana W., S.Si

Nowadays, stem cells for cell-based therapy are one of the most recent studies. Stem cells are expected to be able to treat many disesases and illness which cannot be cured by conventional therapy. The objective of the research is to give latest information concerning the use of stem cells in therapy.

The stem cells used for research are embrionic stem cells, adult stem cells, and embrionic germ cells. Every one has different characteristics based on the original sites, ability to enable differentiation, their growth speed, and their surface antigen used as markers.

The clinical application which has been researched covers almost all kinds of therapy for many diseases, such coronary heart disease, diabetes mellitus, spinal column trauma, degenerative disease of the central nervous system, and bone and cartilage reconstruction. Almost all researchs mentioned above prove the recovery of the animal model, however they are all need to be researched on human beings to know the potential of this cell-based therapy.

The conclusion of this research is that any therapy using stem cells is still under surveillance, but there is no harm to try this to human beings. However there are many obstacles found during the researchs, for examples, the side effects, the growth of the cells in vivo, to distinguish the stem cell from the progenitor cell, to direct the differentiation of the cells definitively, and so on. The suggestion that can be made is to research more about stem cells about the medium to lead differentiation of stem cells, effective ways to place stem cells in vivo, the potention to become carcinogenic from stem cells, etc.

Keywards: embryonic stem cells, adult stem cells, embryonic germ cells, mesenchymal stem cells, plasticity, long-term self renewal, transdifferentiation


(3)

vi Universitas Kristen Marabatha DAFTAR ISI

JUDUL………. i

LEMBAR PERSETUJUAN………. ii

SURAT PERNYATAAN………. iii

ABSTRAK……… iv

ABSTRACT……… v

PRAKATA……… vi

DAFTAR ISI……….... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.2.4 Maksud ... 3

1.3.2 Tujuan ... 4

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Pendahuluan ... 5

2.2 Jenis-jenis sel-sel induk... 6

2.2.1 Sel Induk Embrional (Embryonic Stem Cells) ... 7

2.2.2 Sel Induk Dewasa (Adult Stem Cells) ... 9

2.2.3 Sel Germinal Embrional (Embryonic Germ Cells) ... 13

2.3 Faktor-faktor yang berperan dalam diferensiasi sel-induk... 15

2.4 Aplikasi Penggunaan Sel-Sel Induk pada terapi modern ... 16

2.4.1 Penggunaan sel induk pada transplantasi sel-sel otot jantung ... 17

2.4.2 Penggunaan sel induk pada trauma susunan saraf pusat ... 22

2.4.3 Penggunaan sel induk pada terapi penyakit degeneratif SSP... 25

2.4.4 Penggunaan sel induk pada penyakit diabetes mellitus ... 27

2.4.5 Penggunaan sel induk pada perbaikan sistem imun tubuh ... 30

2.4.6 Penggunaan sel induk pada rekonstruksi tulang dan kartilago ... 32

BAB III PEMBAHASAN ... 35

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 38

4.1 Kesimpulan ... 38

4.2 Saran ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 40


(4)

vii Universitas Kristen Marabatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Penanaman sel induk embrional... 8

Gambar 2.2 : Differensiasi berbagai jenis sel induk embrional ... 8

Gambar 2.3 : Jantung kontrol (atas) dengan jantung yang diterapi ... 20

Gambar 2.4 : Pembentukan arteriol pada otot jantung ... 21

Gambar 2.5 : Prosedur penatalaksanaan penelitian sel induk neural ... 23

Gambar 2.6 : Hasil PET pada pasien sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) ... 26

Gambar 2.7: Pengaruh injeksi sel penghasil insulin ... 29

Gambar 2.8: Kemampuan melisiskan sel tumor ... 31


(5)

viii Universitas Kristen Marabatha DAFTAR TABEL


(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sel induk (Stem Cell) merupakan topik penelitian terkini dalam biologi medik. Setelah diketahui fungsinya yang dapat menggantikan jaringan tubuh yang rusak, berbagai macam penelitian dilakukan untuk menyingkap sesuatu yang masih merupakan misteri. Sekarang ini penelitian tentang sel induk maju dengan pesatnya. Bukan hanya sudah diuji cobakan pada manusia, bahkan beberapa perusahaan kesehatan internasional sudah mulai memasarkannya sebagai alternatif pengobatan penyakit, seperti Therevitae Int. perusahaan Amerika yang berbasis di Thailand (www.theravitae.com).

Penelitian tentang sel induk sudah dimulai jauh sebelum permulaan abad ini. Pertama kalinya diadakan usaha untuk menanamkan sel telur in vitro adalah pada tahun 1878 (Winslow, 2001). Sepuluh tahun kemudian Edward dan Bavister berhasil memfertilisasikan sel telur manusia in vitro. Pada tahun 1981, Evans dan Kaufmann menemukan kondisi kultur yang sesuai untuk sel induk embrional (embryonic stem cells) manusia sehingga untuk pertama kalinya sel induk embrional berhasil dikultur. Sejak saat itulah terapi berbasis sel (cell-based therapy) dikembangkan.

Walaupun sel induk memang menawarkan pengobatan yang berhasil untuk hampir semua jenis penyakit degeneratif, masih perlu dilakukan penelitian terutama pada progres dan tingkatan penyembuhannya mengingat penerapan pengobatan sel stem masih berumur muda. Hal yang menyulitkan para peneliti pada saat ini adalah menemukan metode-metode dan penggabungan bahan-bahan yang sesuai untuk mengembangkan sel induk yang ‘murni’ (pure), mempunyai tingkat regenerasi yang tinggi, dan juga mempunyai tingkat diferensiasi yang tinggi. Para peneliti mencoba berbagai macam bahan sebagai lapisan tempat tumbuh (feeder layers) seperti: fibroblas embrional dari tikus (Murine Embryonic Fibroblast), serum fetus sapi (Fetal Bovine Serum), dan bahan lainnya. Semua penelitian menggunakan jaringan hewan sebagai feeder layer. Walaupun jaringan


(7)

2

yang dikultur sudah bersifat imunokompromis akibat iradiasi pada percobaan yang menggunakan sel manusia, hal itu tidak menjamin keaslian sel itu jika mereka berdiferensiasi nantinya. Hal itu adalah salah satu halangan pada berbagai penelitian sel induk, namun jika para peneliti sudah menemukan jalan untuk mengarahkan diferensiasi sel induk, pengobatan berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan kehilangan fungsi suatu sel bukanlah suatu hal yang mustahil.

Sel induk berguna untuk menggantikan jaringan yang rusak pada tubuh, terutama pada penyakit-penyakit, seperti penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, ataupun penyakit saraf seperti penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson serta penyakit degeneratif seperti osteoporosis, diabetes mellitus senilis, dan lain-lain.

Seperti kita ketahui, jumlah penyakit-penyakit tersebut yang sudah dikemukakan makin hari makin meningkat. Hal ini disebabkan perubahan-perubahan gaya hidup dan industrialisasi, seperti contoh diabetes mellitus, atau penyakit kencing manis. Angka kejadian diabetes mellitus (DM) setiap tahun selalu bertambah. Menurut pusat statistik World Health Organization (WHO), pada tahun 2000 angka kejadian DM di dunia mencapai 171.000.000 orang. Diperkirakan pada tahun 2030 jumlah ini akan berduplikasi menjadi 366.000.000 orang. Setiap tahunnya DM membunuh empat juta orang per tahun dengan komplikasi-komplikasinya. Di Indonesia sendiri kasus DM pada tahun 2000 mencapai 8.426.000 orang. Kurang lebih 6.7 persen orang dewasa di Indonesia yang berumur lebih dari 20 tahun mengidap DM. Angka ini memang masih rendah bila dibandingkan Malaysia yang 7.5 persen, namun angka itu menunjukkan suatu hal yang serius untuk ditangani. Terapi sel induk menjanjikan hasil yang memuaskan pada pasien-pasien DM, terutama DM tipe II. Dengan terapi sel induk sel-sel β pankreas penghasil insulin yang rusak dapat digantikan oleh sel-sel β fungsional.

Data lain menyebutkan tentang penyakit kardiovaskuler. Penyakit-penyakit yang harus diwaspadai adalah penyakit jantung koroner dan stroke. Menurut WHO pada tahun 2002, angka kematian penderita penyakit jantung di Indonesia


(8)

3

adalah 220.372 orang, sedangkan penderita stroke yang mati pada tahun yang sama adalah 123.684 orang.

Ada pula penyakit degeneratif yang disebabkan oleh penuaan, yaitu penyakit Parkinson. Penyakit ini diakibatkan penurunan kadar neurotransmiter dopamin dalam tubuh dan menimbulkan gejala seperti tremor dan kekakuan otot wajah (mask-like expression). Penyakit inipun dapat diterapi menggunakan sel induk dengan prinsip substitusi sel seperti yang sudah dikemukakan.

Penelitian tentang sel-sel induk masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Hanya beberapa universitas saja yang memang sudah mampu untuk mengkultur sel-sel induk seperti Universitas Indonesia. Oleh karena itu suatu dorongan untuk penelitian khususnya di Universitas Kristen Maranatha harus digalakkan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dalam penelitian sel induk. Salah satu cara adalah menulis Karya Tulis Ilmiah yang bertemakan tentang pengembangan sel-sel induk.

Dengan pengobatan berbasis sel suatu penyakit degeneratif dapat semaksimal mungkin dilimitasi perkembangan penyakitnya. Berbagai penelitian sedang giat-giatnya dikerjakan untuk mengetahui lebih lanjut tentang sel induk, namun yang terpenting adalah mencari berbagai macam faktor yang mempengaruhi diferensiasi sel induk.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana aplikasi terapi dengan sel induk terhadap berbagai penyakit.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.2.4 Maksud

Maksud dari karya tulis ilmiah ini adalah melakukan studi pustaka yang dapat memberikan informasi lebih banyak tentang sel induk di lingkungan Universitas Kristen Maranatha


(9)

4

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah mengetahui aplikasi-aplikasi penggunaan sel induk dalam terapi.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat daripada karya tulis ilmiah ini adalah memberikan informasi lebih banyak mengenai sel induk pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dan membuka peluang untuk diadakannya penelitian yang lebih luas mengenai sel induk di lingkungan Universitas Kristen Maranatha.


(10)

36 Universitas Kristen Maranatha BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Pengetahuan tentang sel induk merupakan suatu hal yang baru di bidang medis sekarang ini. Oleh karena itu tujuan dari studi pustaka ini adalah memberikan informasi terbaru mengenai aplikasi sel induk dalam terapi. Sel induk merupakan sel primitif yang dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel apapun dalam tubuh, sehingga penggunaannya sangat luas dalam mengobati penyakit-penyakit degeneratif, seperti penyakit-penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, penyakit-penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, dan lain-lain.

Sel induk ada tiga macam, sel induk embrional, sel induk dewasa, dan sel germinal embrional. Ketiga sel-sel tersebut sama-sama dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tubuh, namun berbeda dalam hal kecepatan tumbuh, sifat pertumbuhan, dan tempat pengambilannya. Ketiganya juga tergantung pada perlakuan-perlakuan khusus yang diaplikasikan pada sel-sel induk tersebut.

Aplikasi klinis yang dapat dilakukan adalah kardiomyoplasti, pengobatan diabetes mellitus, pengobatan trauma susunan saraf pusat, penyakit degeneratif susunan saraf pusat, dan rekonstruksi tulang dan kartilago. Semua aplikasi di atas masih jarang diterapkan pada manusia, namun hasil terapi pada model hewan percobaan sangat memuaskan.

4.2 Saran

Banyak sekali hal yang harus diketahui lebih lanjut mengenai sel induk. Karena itu penulis menyarankan perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai (1) zat-zat tertentu yang dapat mengarahkan diferensiasi sel induk menjadi sel dewasa tertentu, (2) cara-cara yang efektif untuk menanamkan sel induk pada situs jejas sehingga memaksimalkan potensi sel induk yang ditanam, (3) adanya potensi sel induk untuk menjadi karsinogenik melalui analisis DNA dan sebaginya. Penulis juga menyarankan adanya studi pustaka mendalam dan


(11)

37

Universitas Kristen Maranatha terperinci tentang penggunaan sel induk salah satu terapi dan menitikberatkan pada kerja sel secara spesifik dan pengaruh faktor pertumbuhan yang dikulturkan, dan juga studi pustaka mengenai risiko terbentuknya sel kanserogenik oleh sel induk yang diinduksi oleh gen hTERT.

Selain itu pada khususnya penulis juga menyarankan dipacunya penelitian-penelitian di Indonesia khususnya di Universitas Kristen Maranatha yang bertemakan sel induk. Hal ini dapat dicapai mungkin dengan cara penanaman minat mahasiswa agar tertarik pada tema ini melalui pengadaan mata kuliah khusus mengenai sel induk, penerbitan buku berbahasa Indonesia tentang sel induk, dan pendirian pusat penelitian tentang sel induk beserta penyediaan alat-alatnya. Kesulitan-kesulitan yang sama juga dihadapi penulis karena kesulitan mencari buku textbook berbahasa Indonesia mengenai sel induk.


(12)

38 Universitas Kristen Marabatha DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2005, www.wfubmc.com, 2 Februari 2006

Anonim, 2007, www.theravitae.com, 10 Januari 2007

Anonim, 2007, www.wikipedia.org, 15 September 2006

Beuningen H.M. van, Glansbeek H.L., Kraan P.M. van der, Berg W.B. van den. 1998. Differential Effects on Local Application of BMP-2 or TGF-β1 on both Articular Cartilage Composition and Osteophyte Formation. Osteoarthritis cartilage 6:306-317

Boyle R.J., Savulescu J. 2001. Ethics of Using Preimplantation Genetic Diagnosis to Select a Stem Cell Donor for an Existing Person. BMJ 323: 1240-1243 Chemicon Int., Tools for Neural Stem Cell Research. hal 3

Chen S.S., Revoltella R.P., Papini S., Michelini M., Fitzgerald W., Zimmerberg J., et al, 2003. Multilineage Differentiation of Rhesus Monkey Embryonic Stem Cells in Three-Dimencional Culture Systems. AlphaMed Press. hal 281-295 Grove J.E., Bruscia E., Krause D.S. 2004. Plasticity of Bone Marrow-Derived

Stem Cells. AlphaMed Press. hal 487-500

Kassen M., Kristiansen M., Abdallah B.M. 2004. Mesenchymal Stem Cell: Cell Biology and Potential Use in Therapy. Basic Clinical Pharmacology and toxicology 2004, 95, 209-214

Lane J.M., Yasco A.W., Tornin E., Cole B.J. Waller S., Browne M. et al. 1999. Bone Marrow and Recombinant Human Bone Morphogenic Protein-2 in Osseus Repair. Clin. Orthop 361: 216-227

Montoya F.U., Vervaillie C.M., Hu W.S. 2005. Culture Systems for Pluripotent Stem Cells. Journal of Bioscience and Bioengineering vol. 100 no. 1. hal 12-27

Odorico J.S., Kaufman D.S., Thomson J.A.. 2001. Multilineage Differentiation from Human Embryonic Stem Cell Lines. AlphaMed Press; hal 193-204 Phimister E.G., Drazen J.M. 2004. Two Filips from Human Embryonic Stem Cell.

New England Journal of Medicine, 350, 13 (editorials)

Pitteger M.F., Martin B.J. 2004. Mesenchymal Stem Cells and Their Potential as Cardiac Therapeutics. American Heart Association. hal 8-20


(13)

39 Universitas Kristen Marabatha Ringe J., Kaps C., Burmester GD., Sittinger M. 2002. Stem Cells for Regenerative

Medicine: Advance in the Engineering of Tissues and Organs. Naturwissenschaften 89. 338-351

Saito T., Kuang J.Q., Bittira B., Al-Khaldi A., Chiu R.C. 2002. Xenotransplant Cardiac Chimera: Immune Tolerance of Adult Stem Cells. Ann Thoracic Surg.. hal 19-24

Sanai N., Alvarez-Buylla A., Berger M.S. 2005. Neural Dtem Cells and the Origin of Glioma. New England Journal of Medicine 353. 811-822 Serakinci N., Keith W.N. 2006. Therapeutic Potential of Adult Stem Cell.

European Journal of Cancer 42 (2006). 1243-1246

Shamblot M.J., Axelman J., Wang S., Bugg E.M., Littlefield J.W., Donovan P.J., et al. 1998. Derivation of Pluripotent Stem Cells from Cultured Human Primordial Germ Cells. www.pnas.org. hal 13726-13731

Winslow T., 2001, Stem Cells: Scientific Progress and Future Direction. National Institute of Health, Departement of Health and Human Services. hal 5-42, 67-86, C1-10

Woll P.S., Martin C. H., Miller J.S., Kaufman D.S. 2005. Human Embryonic Stem Cells – Derived NK cells Acquire Functional Receptors and Cytolitic Activity. The Journal of Immunology 175. 5095-5103

Ying Q.L., Nickols J., Evans E.P., Smith A.G. 2002. Changing Potency by Spontaneous Fusion. Nature 416. 545-548


(1)

adalah 220.372 orang, sedangkan penderita stroke yang mati pada tahun yang sama adalah 123.684 orang.

Ada pula penyakit degeneratif yang disebabkan oleh penuaan, yaitu penyakit Parkinson. Penyakit ini diakibatkan penurunan kadar neurotransmiter dopamin dalam tubuh dan menimbulkan gejala seperti tremor dan kekakuan otot wajah (mask-like expression). Penyakit inipun dapat diterapi menggunakan sel induk dengan prinsip substitusi sel seperti yang sudah dikemukakan.

Penelitian tentang sel-sel induk masih sangat jarang dilakukan di Indonesia. Hanya beberapa universitas saja yang memang sudah mampu untuk mengkultur sel-sel induk seperti Universitas Indonesia. Oleh karena itu suatu dorongan untuk penelitian khususnya di Universitas Kristen Maranatha harus digalakkan untuk mengembangkan potensi sumber daya manusia dalam penelitian sel induk. Salah satu cara adalah menulis Karya Tulis Ilmiah yang bertemakan tentang pengembangan sel-sel induk.

Dengan pengobatan berbasis sel suatu penyakit degeneratif dapat semaksimal mungkin dilimitasi perkembangan penyakitnya. Berbagai penelitian sedang giat-giatnya dikerjakan untuk mengetahui lebih lanjut tentang sel induk, namun yang terpenting adalah mencari berbagai macam faktor yang mempengaruhi diferensiasi sel induk.

1.2 Identifikasi Masalah

Bagaimana aplikasi terapi dengan sel induk terhadap berbagai penyakit.

1.3 Maksud dan Tujuan 1.2.4 Maksud

Maksud dari karya tulis ilmiah ini adalah melakukan studi pustaka yang dapat memberikan informasi lebih banyak tentang sel induk di lingkungan Universitas Kristen Maranatha


(2)

4

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah mengetahui aplikasi-aplikasi penggunaan sel induk dalam terapi.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Manfaat daripada karya tulis ilmiah ini adalah memberikan informasi lebih banyak mengenai sel induk pada mahasiswa Universitas Kristen Maranatha dan membuka peluang untuk diadakannya penelitian yang lebih luas mengenai sel induk di lingkungan Universitas Kristen Maranatha.


(3)

36 Universitas Kristen Maranatha

Pengetahuan tentang sel induk merupakan suatu hal yang baru di bidang medis sekarang ini. Oleh karena itu tujuan dari studi pustaka ini adalah memberikan informasi terbaru mengenai aplikasi sel induk dalam terapi. Sel induk merupakan sel primitif yang dapat berdiferensiasi menjadi jenis sel apapun dalam tubuh, sehingga penggunaannya sangat luas dalam mengobati penyakit-penyakit degeneratif, seperti penyakit-penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, penyakit-penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, dan lain-lain.

Sel induk ada tiga macam, sel induk embrional, sel induk dewasa, dan sel germinal embrional. Ketiga sel-sel tersebut sama-sama dapat berdiferensiasi menjadi sel-sel tubuh, namun berbeda dalam hal kecepatan tumbuh, sifat pertumbuhan, dan tempat pengambilannya. Ketiganya juga tergantung pada perlakuan-perlakuan khusus yang diaplikasikan pada sel-sel induk tersebut.

Aplikasi klinis yang dapat dilakukan adalah kardiomyoplasti, pengobatan diabetes mellitus, pengobatan trauma susunan saraf pusat, penyakit degeneratif susunan saraf pusat, dan rekonstruksi tulang dan kartilago. Semua aplikasi di atas masih jarang diterapkan pada manusia, namun hasil terapi pada model hewan percobaan sangat memuaskan.

4.2 Saran

Banyak sekali hal yang harus diketahui lebih lanjut mengenai sel induk. Karena itu penulis menyarankan perlunya penelitian-penelitian lebih lanjut mengenai (1) zat-zat tertentu yang dapat mengarahkan diferensiasi sel induk menjadi sel dewasa tertentu, (2) cara-cara yang efektif untuk menanamkan sel induk pada situs jejas sehingga memaksimalkan potensi sel induk yang ditanam, (3) adanya potensi sel induk untuk menjadi karsinogenik melalui analisis DNA dan sebaginya. Penulis juga menyarankan adanya studi pustaka mendalam dan


(4)

37

Universitas Kristen Maranatha

terperinci tentang penggunaan sel induk salah satu terapi dan menitikberatkan pada kerja sel secara spesifik dan pengaruh faktor pertumbuhan yang dikulturkan, dan juga studi pustaka mengenai risiko terbentuknya sel kanserogenik oleh sel induk yang diinduksi oleh gen hTERT.

Selain itu pada khususnya penulis juga menyarankan dipacunya penelitian-penelitian di Indonesia khususnya di Universitas Kristen Maranatha yang bertemakan sel induk. Hal ini dapat dicapai mungkin dengan cara penanaman minat mahasiswa agar tertarik pada tema ini melalui pengadaan mata kuliah khusus mengenai sel induk, penerbitan buku berbahasa Indonesia tentang sel induk, dan pendirian pusat penelitian tentang sel induk beserta penyediaan alat-alatnya. Kesulitan-kesulitan yang sama juga dihadapi penulis karena kesulitan mencari buku textbook berbahasa Indonesia mengenai sel induk.


(5)

38 Universitas Kristen Marabatha

Anonim, 2007, www.wikipedia.org, 15 September 2006

Beuningen H.M. van, Glansbeek H.L., Kraan P.M. van der, Berg W.B. van den. 1998. Differential Effects on Local Application of BMP-2 or TGF-β1 on both Articular Cartilage Composition and Osteophyte Formation. Osteoarthritis cartilage 6:306-317

Boyle R.J., Savulescu J. 2001. Ethics of Using Preimplantation Genetic Diagnosis to Select a Stem Cell Donor for an Existing Person. BMJ 323: 1240-1243 Chemicon Int., Tools for Neural Stem Cell Research. hal 3

Chen S.S., Revoltella R.P., Papini S., Michelini M., Fitzgerald W., Zimmerberg J., et al, 2003. Multilineage Differentiation of Rhesus Monkey Embryonic Stem Cells in Three-Dimencional Culture Systems. AlphaMed Press. hal 281-295 Grove J.E., Bruscia E., Krause D.S. 2004. Plasticity of Bone Marrow-Derived

Stem Cells. AlphaMed Press. hal 487-500

Kassen M., Kristiansen M., Abdallah B.M. 2004. Mesenchymal Stem Cell: Cell Biology and Potential Use in Therapy. Basic Clinical Pharmacology and toxicology 2004, 95, 209-214

Lane J.M., Yasco A.W., Tornin E., Cole B.J. Waller S., Browne M. et al. 1999. Bone Marrow and Recombinant Human Bone Morphogenic Protein-2 in Osseus Repair. Clin. Orthop 361: 216-227

Montoya F.U., Vervaillie C.M., Hu W.S. 2005. Culture Systems for Pluripotent Stem Cells. Journal of Bioscience and Bioengineering vol. 100 no. 1. hal 12-27

Odorico J.S., Kaufman D.S., Thomson J.A.. 2001. Multilineage Differentiation from Human Embryonic Stem Cell Lines. AlphaMed Press; hal 193-204 Phimister E.G., Drazen J.M. 2004. Two Filips from Human Embryonic Stem Cell.

New England Journal of Medicine, 350, 13 (editorials)

Pitteger M.F., Martin B.J. 2004. Mesenchymal Stem Cells and Their Potential as Cardiac Therapeutics. American Heart Association. hal 8-20


(6)

39 Universitas Kristen Marabatha

Ringe J., Kaps C., Burmester GD., Sittinger M. 2002. Stem Cells for Regenerative Medicine: Advance in the Engineering of Tissues and Organs.

Naturwissenschaften 89. 338-351

Saito T., Kuang J.Q., Bittira B., Al-Khaldi A., Chiu R.C. 2002. Xenotransplant Cardiac Chimera: Immune Tolerance of Adult Stem Cells. Ann Thoracic Surg.. hal 19-24

Sanai N., Alvarez-Buylla A., Berger M.S. 2005. Neural Dtem Cells and the Origin of Glioma. New England Journal of Medicine 353. 811-822 Serakinci N., Keith W.N. 2006. Therapeutic Potential of Adult Stem Cell.

European Journal of Cancer 42 (2006). 1243-1246

Shamblot M.J., Axelman J., Wang S., Bugg E.M., Littlefield J.W., Donovan P.J., et al. 1998. Derivation of Pluripotent Stem Cells from Cultured Human Primordial Germ Cells. www.pnas.org. hal 13726-13731

Winslow T., 2001, Stem Cells: Scientific Progress and Future Direction. National Institute of Health, Departement of Health and Human Services. hal 5-42, 67-86, C1-10

Woll P.S., Martin C. H., Miller J.S., Kaufman D.S. 2005. Human Embryonic Stem Cells – Derived NK cells Acquire Functional Receptors and Cytolitic Activity. The Journal of Immunology 175. 5095-5103

Ying Q.L., Nickols J., Evans E.P., Smith A.G. 2002. Changing Potency by Spontaneous Fusion. Nature 416. 545-548