Efek Infusa Akar Melati (Jasminum sambac,sp) Sebagai Analgesik Pada Mencit Galur Balb/C.

(1)

ABSTRAK

Rasa nyeri merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh, yang ditimbulkan bila adanya suatu kerusakan jaringan. Hal ini akan menyebabkan individu bereaksi untuk mengurangi nyeri, dengan cara menghilangkan stimulus nyeri tersebut.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah infusa akar melati memberikan efek sebagai analgesik.

Telah diuji efek analgesik infusa akar melati ( Jasminum sambac,sp) terhadap mencit Galur Balb/c. Hewan percobaan diteliti dengan metode geliat dengan cara pemberian infusa akar melati peroral sebelumnya dan 15 menit kemudian diberikan asam asetat 3% secara intraperitoneal. Kemudian diarnati jumlah geliat dengan interval 5 menit selama 30 menit.

Hasil penelitian yang diperoleh adanya pengurangan rata-rata jumlah geliat yang bermakna ( 0,05 ) pada kelompok dengan konsentrasi 0,5% pada menit ke 5 dan ke 10, selain itu penurunan juga terjadi pada menit ke 10 dengan konsentrasi 10%.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, infusa akar melati ( Jasminum sambac,sp) mempunyai efek analgesik pada mencit jantan galur Bulb/'.


(2)

ABSTRACT

Pain is a defence mechanisme of the body, which will occur if there is a tissue damage, and this pain will cause individual reaction to relief the pain by avoid the stimu l us.

The purpose of this experiment is to know analgesik effect, inside of akar melati infusion.

It has been done some experiment for analgetic effect

of

akar melati infusion on mice galur Balb/c. Mule mice are made to be whrite by intraperitonel injection of 3% aqueous acetic acid. The infusion of akar melati is given orally 15 minute prior to the acetic acid. And then total number of strecthing episode for 30 minutes within 5 minutes interval is recorded.

The result of this experiment, there are some significant decreasing in

total whriting, on 0,5% and

10%

consentration from euch group of mice in 5 and

10

minute recorded.

The conclusion of this experiment, there is analgesic effect in infusion akar melati on mice galur Balb/c.


(3)

DAFTAR ISI

H al am an

Judul i

Persetuj uan Pembimbing

Pernyataan Mahasiswa III

Abstrak iv

Kata pengantar vi

v

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Grafik Daftar Lampiran..

BAB I PENDAHULUAN 1

1 .1. Latar belakang 1.2. Identifikasi masalah

1.3. Maksud dan Tujuan 2

1 .4. Kegunaan Penelitian.

1.6. Metodologi .4

1 .5. Kerangka Pemikiran., .3

1.7. Lokasi dan Waktu 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .5

2. 1. Tanaman Melati 5

2.1.1. Karakteristik Tanainan Melati 6

2.1.2. Taksonoini 7


(4)

2.2. Patofisiologi Nyeri .8 2.2.1. Reseptor Nyeri

2.2.2. Stimulasi Nyeri

2.2.3. Analgesik Antipiretik .10

2.2.4. Sisitem Analgetik SSP 12

BAB III BAHAN DAN METODE .13

3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5. 3.6. 3.7.

Bahan.. 13

Alat-alat 13

Hewan Percobaan. .13

Penyiapan Infusa Akar Melati.. 14

Penyiapan Larutan Asam Asetat 14

Variabel Penelitian 14

Cara Kerja I5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil

4.2. Peinbahasan.. .20

4.3. Uji hipotesis 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .22

5.1. Kesimpulan 22

5.2. Saran .22

Daftar pustaka .23

Riwayat Hidup 31

Lampiran .24


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Jumlah geliat pada mencit yang diberi asam asetat tanpa infusa

akar melati 16

Tabel 4.2. Jumlah geliat pada mencit yang diberi asam asetat dan infusa akar

melati dengan konsentrasi 10% 16

Tabel 4.3. Jumlah geliat pada mencit yang diberi asam asetat dan infusa akar

melati dengan konsentrasi 0.5%. 17

Tabel 4.4. Rata-rata juinlah geliat sesudah pemberian asam asetat terhitung selama 30 menit dengan interval 5 menit 17


(6)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1. Hubungan waktu terhadap rata-rata jumlah geliat pada berbagai

kelompok perlakuan 18

Grafik 4.2. Hubungan waktu dan jumlah geliat ketiga kelompok perlakuan 19


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lainpiran 1 Lampiran 2

Konversi dosis 23

Analisa statistik 24


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sudah sejak lama diketahui bahwa tanaman melati, terutama bagian bunganya dipergunakan sebagai bahan dasar wangi-wangian, bahkan sering dipergunakan dalam berbagai macam upacara ritual dan keagamaan sebagai pelengkap estetika.

Akan tetapi kegunaan tanaman inelati tidak hanya terbatas sampai disitu saja. Tanaman melati dapat juga dipergunakan sebagai obat tradisional mulai dari bagian akarnya yang dapat digunakan iintuk insomnia, luka terpukul, keseleo, sakit gigi, sakit kepala (vertigo), cacingan. Bagian daun dan bunganya dapat dipergunakan untuk influenza, demam ,sakit kepala, diare, cacingan, radang, mata merah (conjungtivitis) bisul (furunkulus) bengkak karena gigitan binatang, asma dan lain-lain (Hembing, 2000). Efek mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh tanaman melati ini secara tidak langsung menggainbarkan adanya suatu khasiat analgesik, karena obat golongan analgesik dapat mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang yang juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi ( Holroyrd and

Goodsoon, 1978; Laurance, 1987) .

Pemakaian obat tradisional telah mendapat perhatian khusus dari kalangan medis. Telah maraknya pemakaian obat tradisional, disebabkan karena adanya keingtnan masyarakat untuk keinbali pada pengobatan alamiah yang dipercaya bahwa obat yang bersumber dari alam itu relatif lebih aman atau ineiniliki efek sainping yang minimal (Harjono, 1993) .

Meslupun penggunaan obat tradisional telah banyak dipraktekkan, akan tetapi pemakaiannya itu baru secara empiris, dan belum berdasarkan pada hasil-hasil penelitian dan percobaaan yang seksama (Harjono, 1993). Maka


(9)

2

hal inilah yang sering menjadi kontroversi dalam pemakaiannya di dalam praktek kedokteraii sehari-harinya.

Untuk keperluan penelitian ini akan digunakan suatu inetode screening

test yang merupakan inetode sederhana dan sering dipakai dalam pengujian obat-obatan tradi sional.

Karena masih sedikitnya penelitian tentang khasiat tanaman melati maka peiiulis bermaksud meneliti salah satu khasiat dari tanaman melati, khususnya pada bagian akar (Hembing, 2000).

1.2. Identifikasi Masalah

Secara empiris telah diketahui bahwa akar tanaman inelati dapat dipergunakan sebagai obat tradisional, untuk menghilangkan rasa sakit. Maka pada penelitian ini, dapat diidentifikasikan suatu masalah

#Apakah akar tanaman melati dapat memberikan efek sebagai analgesik?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud yang ingn dicapai adalah, untuk mengetahui perbedaan khasiat analgetik yang terdapat pada akar tanaman inelati.

Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk melihat potensi analgesik pada hewan coba mencit galur Balb C.

1.4. Kegunaan Penelitian

Secara akademis dari penelitian ini, diharapkan bertambahnya wawasan masyarakat mengenai kegunaan tanaman inelati dan turut memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tanaman tradisional Indonesia. Disainping ini juga, memberikan alteniatif pengobatan b a g masyarakat yang telah teruji secara laboratoris sebagai obat analgetik.


(10)

3

kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tanaman tradisional Indonesia. Disamping itu juga, memberikan alternatif pengobatan bagi masyarakat yang telah teruji secara laboratoris sebagai obat analgesik.

1.5.Kerangka Pemikiran

Dipilihnya tanaman melati sebagai objek penelitian karena adanya suatu kenyataan di masyarakat yang telah banyak memakai tanaman melati sebagai obat demam, sakit kepala, conjungtivitis, insomnia, dan lain-lain (Kasahara, 1995). Akan tetapi hal tersebut masih belum didukung oleh penelitian-penelitian yang ada, hal ini karena masih sedikitnya penelitian yang sudah dilakukan terhadap tanaman akar melati tersebut.

Pada kesempatan ini, dikemukakan mengenai efek akar melati sebagai analgesik atau pengurang rasa sakit. Mengingat rasa sakit inerupakan suatu rangsang impuls yang sering dirasakan setiap harinya, baik nyeri yang berat maupun yang ringan. Rasa sakit ini ditimbulkan karena dikeluarkannya prostaglandin sebagai neurotransmiter nyeri. Selain itu akar melati secara empiris digunakan untuk mengurangi rasa sakit, oleh karena itu penulis ingin menguji khasiat tersebut pada hewan coba. Akar melati dengan kandungan asam salisiiat

( Kasahara, 1995), diharapkan dapat menghambat pembentukan prostaglandin sehingga rasa sakit yang timbul dapat berkwang.

1.5.1. Hipotesis

lnfusa akar melati dapat mengurangi rasa sakit pada mencit yang disebabkan oleh pemberian asam asetat 3% secara intraperitoneal sebelumnya.


(11)

4

I .5. Metodologi

Penelitian yang dilakukan merupakan suatu esperimental laboratoris menggunakan metode whriting test, dilakukan pada 24 mencit yang terbagi atas 4 kelompok dan masing-masing terdiri dari 6 ekor mencit galur Balb/c dengan berat 25-30gram.

Bahan percobaan diberikan 15 menit sebelum peinberian asam asetat. Gerakan menggeliat pada mencit dikategorikan sebagai respon positif terhadap rangsangan nyeri pada tubuh mencit.

Dari data yang diperoleh akan dianalisa secara statistik menggunakan analisis varian (ANAVA).

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di laboratoriuin Farinakologi Universitas Kedokteran Maranatha. Waktu penelitian Februari - Desember 200 1.


(12)

BAB

v

KESIMPULAN D A N S A R A N

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa infusa akar melati (Jasminum sambac,sp) mempunyai efektivitas sebagai analgetik. Efek analgesik infusa akar melati, terlihat pada konsentrasi 0,5% dan 10% di hewan percobaan ( Mencit jantan Gulur Balb c) terutama pada awal pemberian infusa tersebut pada menit ke 5 dan ke 10.

5.2. Saran

1, Sangat diperlukan penelitian lebih spesifik lagi mengenai unsur yang terkandung dalam tanaman melati secara keseluruhan terutama unsur lain yang dapat berfungsi sebagai analgetik maupun efek lainnya.

2. Perlu dikembangkan penelitian lanjutan agar tanaman melati ini dapat dipergunakan lebih luas lagi di mas! arakat.


(13)

DAFTAR PUSTAKA

Wilmana P.F. 1987. Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti Inflamasi Noli steroid dan Obat Pirai. DaIam: farmakologi dan Terapi

UI

(Ed.Ganiswara S.G).

Edisi 3. Jakarta. Gaya Baru:207-221

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta

Di Palma,Josep.R. 1982. Basic Pharmacolocy in Medicine.Second edition. Tokyo. McGraw-Hill International Book Company:56-60

Guyton and Hall. 1997. Bukti Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 9. Philadelphia Pennsylvania. W. B. Saunders Company:76 1-767

Harjono,D. 1993. Tanaman Obat Keluarga (TOGA), edisi III. Jakarta. Depkes RI:60

Hembing, W , H. 2000. Ensiklopedia Millenium Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia,Biji-bijiab,jilid 1 .Jakarta. Prestasi Insani Press: 12 1-1 24

Holyord, S . V and Goodson, J.M. 1973. Clinical Pharmacology in Dental Practice, second edition. New York. Churchill Livingstone:87-98 Kasahara S. , S. Helmi. 1980. Medical Herb in Indonesia. Second edition.

Jakarta. PT.EISAI.

Muhlizah Fauziah. 2000. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta. Penebar Swadaya:52- 53

Pujiastuti, B dan Dzulkamain. 1995. Uji Analgesik daun Kemuning (Muraya paniculata JACK) pada Mencit Putih. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran no. 59.

Rukmana,H.R. 1997. Usaha Tani Melati. Yogjakarta. Kanisius: 11-30

Turner, R. A. 1965. Screening Methode in Pharmacology, second edition. New York and London. Academic press: 1 13-1 15


(1)

1.1. Latar Belakang

Sudah sejak lama diketahui bahwa tanaman melati, terutama bagian bunganya dipergunakan sebagai bahan dasar wangi-wangian, bahkan sering dipergunakan dalam berbagai macam upacara ritual dan keagamaan sebagai pelengkap estetika.

Akan tetapi kegunaan tanaman inelati tidak hanya terbatas sampai disitu saja. Tanaman melati dapat juga dipergunakan sebagai obat tradisional mulai dari bagian akarnya yang dapat digunakan iintuk insomnia, luka terpukul, keseleo, sakit gigi, sakit kepala (vertigo), cacingan. Bagian daun dan bunganya dapat dipergunakan untuk influenza, demam ,sakit kepala, diare, cacingan, radang, mata merah (conjungtivitis) bisul (furunkulus) bengkak karena gigitan binatang, asma dan lain-lain (Hembing, 2000). Efek mengurangi rasa sakit yang ditimbulkan oleh tanaman melati ini secara tidak langsung menggainbarkan adanya suatu khasiat analgesik, karena obat golongan analgesik dapat mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang yang juga efektif terhadap nyeri yang berkaitan dengan inflamasi ( Holroyrd and

Goodsoon, 1978; Laurance, 1987) .

Pemakaian obat tradisional telah mendapat perhatian khusus dari kalangan medis. Telah maraknya pemakaian obat tradisional, disebabkan karena adanya keingtnan masyarakat untuk keinbali pada pengobatan alamiah yang dipercaya bahwa obat yang bersumber dari alam itu relatif lebih aman atau ineiniliki efek sainping yang minimal (Harjono, 1993) .

Meslupun penggunaan obat tradisional telah banyak dipraktekkan, akan tetapi pemakaiannya itu baru secara empiris, dan belum berdasarkan pada hasil-hasil penelitian dan percobaaan yang seksama (Harjono, 1993). Maka


(2)

hal inilah yang sering menjadi kontroversi dalam pemakaiannya di dalam praktek kedokteraii sehari-harinya.

Untuk keperluan penelitian ini akan digunakan suatu inetode screening test yang merupakan inetode sederhana dan sering dipakai dalam pengujian obat-obatan tradi sional.

Karena masih sedikitnya penelitian tentang khasiat tanaman melati maka peiiulis bermaksud meneliti salah satu khasiat dari tanaman melati, khususnya pada bagian akar (Hembing, 2000).

1.2. Identifikasi Masalah

Secara empiris telah diketahui bahwa akar tanaman inelati dapat dipergunakan sebagai obat tradisional, untuk menghilangkan rasa sakit. Maka pada penelitian ini, dapat diidentifikasikan suatu masalah

#Apakah akar tanaman melati dapat memberikan efek sebagai analgesik?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud yang ingn dicapai adalah, untuk mengetahui perbedaan khasiat analgetik yang terdapat pada akar tanaman inelati.

Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk melihat potensi analgesik pada hewan coba mencit galur Balb C.

1.4. Kegunaan Penelitian

Secara akademis dari penelitian ini, diharapkan bertambahnya wawasan masyarakat mengenai kegunaan tanaman inelati dan turut memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tanaman tradisional Indonesia. Disainping ini juga, memberikan alteniatif pengobatan b a g masyarakat yang telah teruji secara laboratoris sebagai obat analgetik.


(3)

kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang tanaman tradisional Indonesia. Disamping itu juga, memberikan alternatif pengobatan bagi masyarakat yang telah teruji secara laboratoris sebagai obat analgesik.

1.5.Kerangka Pemikiran

Dipilihnya tanaman melati sebagai objek penelitian karena adanya suatu kenyataan di masyarakat yang telah banyak memakai tanaman melati sebagai obat demam, sakit kepala, conjungtivitis, insomnia, dan lain-lain (Kasahara, 1995). Akan tetapi hal tersebut masih belum didukung oleh penelitian-penelitian yang ada, hal ini karena masih sedikitnya penelitian yang sudah dilakukan terhadap tanaman akar melati tersebut.

Pada kesempatan ini, dikemukakan mengenai efek akar melati sebagai analgesik atau pengurang rasa sakit. Mengingat rasa sakit inerupakan suatu rangsang impuls yang sering dirasakan setiap harinya, baik nyeri yang berat maupun yang ringan. Rasa sakit ini ditimbulkan karena dikeluarkannya prostaglandin sebagai neurotransmiter nyeri. Selain itu akar melati secara empiris digunakan untuk mengurangi rasa sakit, oleh karena itu penulis ingin menguji khasiat tersebut pada hewan coba. Akar melati dengan kandungan asam salisiiat

( Kasahara, 1995), diharapkan dapat menghambat pembentukan prostaglandin sehingga rasa sakit yang timbul dapat berkwang.

1.5.1. Hipotesis

lnfusa akar melati dapat mengurangi rasa sakit pada mencit yang disebabkan oleh pemberian asam asetat 3% secara intraperitoneal sebelumnya.


(4)

I .5. Metodologi

Penelitian yang dilakukan merupakan suatu esperimental laboratoris menggunakan metode whriting test, dilakukan pada 24 mencit yang terbagi atas 4 kelompok dan masing-masing terdiri dari 6 ekor mencit galur Balb/c dengan berat 25-30gram.

Bahan percobaan diberikan 15 menit sebelum peinberian asam asetat. Gerakan menggeliat pada mencit dikategorikan sebagai respon positif terhadap rangsangan nyeri pada tubuh mencit.

Dari data yang diperoleh akan dianalisa secara statistik menggunakan analisis varian (ANAVA).

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian dilakukan di laboratoriuin Farinakologi Universitas Kedokteran Maranatha. Waktu penelitian Februari - Desember 200 1.


(5)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa infusa akar melati (Jasminum sambac,sp) mempunyai efektivitas sebagai analgetik. Efek analgesik infusa akar melati, terlihat pada konsentrasi 0,5% dan 10% di hewan percobaan ( Mencit jantan Gulur Balb c) terutama pada awal pemberian infusa tersebut pada menit ke 5 dan ke 10.

5.2. Saran

1, Sangat diperlukan penelitian lebih spesifik lagi mengenai unsur yang terkandung dalam tanaman melati secara keseluruhan terutama unsur lain yang dapat berfungsi sebagai analgetik maupun efek lainnya.

2. Perlu dikembangkan penelitian lanjutan agar tanaman melati ini dapat dipergunakan lebih luas lagi di mas! arakat.


(6)

Wilmana P.F. 1987. Analgesik-Antipiretik, Analgesik Anti Inflamasi Noli steroid dan Obat Pirai. DaIam: farmakologi dan Terapi

UI

(Ed.Ganiswara S.G).

Edisi 3. Jakarta. Gaya Baru:207-221

Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta

Di Palma,Josep.R. 1982. Basic Pharmacolocy in Medicine.Second edition. Tokyo. McGraw-Hill International Book Company:56-60

Guyton and Hall. 1997. Bukti Ajar Fisiologi Kedokteran,edisi 9. Philadelphia Pennsylvania. W. B. Saunders Company:76 1-767

Harjono,D. 1993. Tanaman Obat Keluarga (TOGA), edisi III. Jakarta. Depkes RI:60

Hembing, W , H. 2000. Ensiklopedia Millenium Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia,Biji-bijiab,jilid 1 .Jakarta. Prestasi Insani Press: 12 1-1 24

Holyord, S . V and Goodson, J.M. 1973. Clinical Pharmacology in Dental Practice, second edition. New York. Churchill Livingstone:87-98 Kasahara S. , S. Helmi. 1980. Medical Herb in Indonesia. Second edition.

Jakarta. PT.EISAI.

Muhlizah Fauziah. 2000. Tanaman Obat Keluarga. Jakarta. Penebar Swadaya:52- 53

Pujiastuti, B dan Dzulkamain. 1995. Uji Analgesik daun Kemuning (Muraya paniculata JACK) pada Mencit Putih. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran no. 59.

Rukmana,H.R. 1997. Usaha Tani Melati. Yogjakarta. Kanisius: 11-30

Turner, R. A. 1965. Screening Methode in Pharmacology, second edition. New York and London. Academic press: 1 13-1 15