SEKOLAH KHUSUS BAGI ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA DI GIANYAR.

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli2015

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
Elektronik Jurnal Arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali
dalamsetahun.www.ojs.unud.ac.id

Suarya, IM; DjajaBaruna AAG; Mudra, IK; Syamsul, AP;
Yuda Manik, IW; Swanendri, NM; Rumawan Salain,
IP;Sueca, NP; Suartika, GAM;Susanta, IN; Suryada, IGAB;
Widja, IM; Kastawan, IW; Suryada, IGAB; Karel
Muktiwibowo, A.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA

ISSN: 9 772338 505007


e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana
e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD adalah kumpulan artikel terbitan berkala yang merupakan hasil studi
menyeluruh dan inter disiplin di bidang arsitektur, perencanaan, dan lingkungan terbangun. Tujuan JA
UNUD adalah untuk menghubungkan teori dan praktik nyata dunia kerja dalam bidang arsitektur dan
desain riset, serta perencanaan kota dan studi lingkungan binaan.
Kontributor artikel JA UNUD utamanya berasal dari para civitas akademika arsitektur, namun tetap terbuka
peluang bagi pelaku dan pemerhati bidang arsitektur, seperti: arsitek bangunan, desainer interior,
perencana kota, dan arsitek lansekap yang bekerja di institusi akademik, lembaga riset, institusi
pemerintahan, universitas, maupun praktik swasta untuk turut berkontribusi.
JA UNUD mempublikasikan studi riset, kritik dan evaluasi objek arsitektur berskala mikro maupun makro,
dll. Sub bidang yang dapat menjadi topik artikel di JA UNUD terbagi atas 3 (tiga) bagian:
1. Arsitektural dan Desain Riset:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: teknologi dan desain berkelanjutan, komputer
arsitektur, metoda desain dan teori, arsitektur perilaku, desain dan pemrograman arsitektur,
pedagogi arsitektur, evaluasi pasca huni, aspek budaya dan sosial dalam desain, dll.Artikel biasanya
merupakan hasil studi/skripsi/tugas akhir mahasiswa arsitektur.
2. Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: konservasi perkotaan berkelanjutan, implikasi
faktor administratif dan politik terhadap suatu komunitas dan ruang, kota dan daerah perkotaan,
perencanaan lingkungan, kebijakan dan desain perumahan, kota baru, aplikasi GIS dalam arsitektur,

dll.
3. Kritik Perencanaan Arsitektur dan Arsitektur Binaan:
Topik yang termasuk sub bidang ini, antara lain: hasil diskusi mengenai proyek arsitektur yang
sedang direncanakan, dalam tahap konstruksi, dan setelah dihuni. Artikel biasanya merupakan hasil
pengamatan terhadap studi kasus.

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
 Kampus Bukit Jimbaran-Bali, Indonesia
+62 361 703384
ejurnal_arsitekturunud@yahoo.com
@ www.ojs.unud.ac.id; www.ar.unud.ac.id

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

i

Pengurus e-Jurnal Arsitektur (JA) Universitas Udayana


Penanggung Jawab
I Made Suarya
Pengarah
A.A. Gde Djaja Baruna
I Ketut Mudra
Ketua
Syamsul Alam Paturusi
Sekretaris
I Wayan Yuda Manik
Bendahara
Ni Made Swanendri
Penyunting dan Reviewer
Putu Rumawan Salain
Ngakan Putu Sueca
Gusti Ayu Made Suartika
I Nyoman Susanta
I Gusti Agung Bagus Suryada
Tim Validasi
I Ketut Mudra
I Made Widja

Syamsul Alam Paturusi
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada

Arsitektur dan Desain Riset
Studi Perkotaan dan Lingkungan Binaan
Kritik Perencanaan dan Arsitektur Binaan
ejurnal nasional arsitektur milik Jurusan Arsitektur-Fakultas
Teknik-Universitas Udayana yang terbit dua kali dalam setahun.

Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015
ISSN No. 9 772338 505007
Hak Cipta  2015 Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas
Udayana
Seluruh kontributor artikel telah mengijinkan Jurnal Arsitektur
UNUD
untuk
mereproduksi,
mendistribusikan,
dan

mempublikasikan substansi jurnal dalam format elektronik pada
website OJS Universitas Udayana www.ojs.unud.ac.id
Pandangan, pendapat, dan hasil penelitian merupakan tanggung
jawab kontributor. Gambar dan diagram disediakan oleh
kontributor.

Tim Penerbit
I Made Widja
Ngakan Putu Sueca
I Wayan Kastawan
I Gusti Agung Bagus Suryada
Desainer Cover
Antonius Karel Muktiwibowo

ii

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007

Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD
Tata tulis naskah:

1.

Kategori naskah ilmiah merupakan hasil penelitian (laboratorium, lapangan, kepustakaan), ilmiah
populer (aplikasi, ulasan, opini), diskusi, skripsi, dan stugas akhir.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (abstrak) diketik pada kertas ukuran A-4,
spasi tunggal, dengan batas atas 1,55 cm; bagian dalam 2,5 cm; bagian luar 1,5 cm; dan bawah 2,45
cm. Font yang digunakan adalah Arial 11pt.
3. Batas panjang naskah/artikel adalah 4 atau 6 halaman.
4. Judul harus singkat, jelas tidak lebih dari 10 kata, cetak tebal, huruf kapital, di tengah-tengah kertas.
Untuk diskusi, judul mengacu pada naskah yang dibahas (nama penulis naskah yang dibahas ditulis
sebagai referensi).
5. Nama penulis/pembahas ditulis lengkap tanpa gelar, di bawah judul, disertai institusi asal penulis dan
alamat email di bawah institusi.
6. Harus ada kata kunci (keyword) dari naskah yang bersangkutan minimal 2 kata kunci. Daftar kata kunci
(keyword) diletakkan setelah abstrak
7. Abstrak ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 200 kata, dicetak miring, font Arial 10pt,
spasi tunggal. Judul bab ditulis di tengah-tengah ketikan, cetak tebal huruf kapital
8. Gambar, grafik, tabel dan foto harus disajikan dengan jelas.
9. Definisi notasi dan satuan yang dipakai dalam rumus disatukan dalam daftar notasi. Daftar notasi
diletakkan sebelum daftar pustaka

10. Kepustakaan diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan diurutkan menurut abjad. Penulisannya
harus jelas dan lengkap sesuai dengan: nama pengarang, tahun, judul, kota: penerbit. Judul dicetak
miring.

Keterangan umum:
1.
2.
3.

Naskah yang dikirim sebanyak satu eksemplar dan menyerahkan soft copy dalam program pengolahan
kata MS Word atau format teks/ASCII.
Naskah belum pernah dipublikasikan oleh media cetak lain.
Redaksi berhak menolak atau mengedit naskah yang diterima. Naskah yang tidak memenuhi kriteria
yang ditetapkan akan dikembalikan. Naskah diskusi yang ditolak akan diteruskan kepada penulis
naskah untuk ditanggapi.

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

iii


Editorial
Ketika Dirjen Diki melansir suratnya No. 152/E/T/2012 yang berisikan Wajib Publikasi Ilmiah Bagi S1/S2/S3,
ide dasarnya dasarnya adalah untuk mendongkrak jumlah karya ilmiah perguruan tinggi yang dipublikasikan
secara luas dianggap sangat rendah. Kebijakan ini langsung mengguncang jagad perguruan tinggi di
Indonesia.Media yang digunakan untuk mewujudkan kebijakan tersebut adalah jurnal cetak dan e-jurnal.
Sosialisasi e-jurnal di Universitas Udayana telah dilakukan, namun dalam implementasinya bukan hal yang
mudah.Untuk mewujudkannya melibatkan banyak pihak, organisasi mulai dari jurusan hingga Universitas,
menempatkan orang-orang yang berkompeten (reviewer dan validator) dan badan pelaksanaannya.Selain
itu, dukungan kebijakan, sumberdaya dan pengalokasiannya.Belum lagi mekanisme pemantauan, evaluasi,
dan pengawasan pelaksanaannya. Ditengah kompleksitas permasalahan ini, lahirlah jurnal volume 3 nomor
2 dengan segala keterbatasannya. Sisi kualitas sebagai karya ilmiah, berkejaran dengan batas waktu yang
sangat terbatas mewarnai volume kelima ini.Ini menjadi masalah tersendiri, menransformasi Tugas Akhir
arsitektur yang didominasi gambar perancangan menjadi laporan dalam format jurnal ilmiah, bukan hal
mudah.Namun ini adalah pilihan satu-satunya dalam keadaan keterbatasan waktu.
Diharapkan pada edisi mendatang, penyumbang artikel bukan hanya dari mahasiswa yang sedang tugas
akhir, tetapi seluruh mahasiswa arsitektur tanpa memandang semester.Sehingga diharapkan diperoleh
keberagaman naskah yang masuk sekaligus terdistribusinya jumlah artikel di setiap penerbitan.Dalam
kesempatan yang baik ini, dari dapur pelaksana e-jurnal Asitektur, mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu terwujudnya jurnal volume 3 nomor 2 ini.


Redaktur

iv

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007

Daftar Isi

Halaman
eJurnal Arsitektur Universitas Udayana....................................................................................................... ii
Pengurus eJurnal Arsitektur Universitas Udayana ..................................................................................... ii
Penuntun Penulisan dan Pengiriman Naskah e-Jurnal Arsitektur (JA) UNUD .........................................iii
Editorial .......................................................................................................................................................... iv
Daftar Isi .......................................................................................................................................................... v

1.

Pengembangan Fasilitas Lapangan Sepak Bola Persi Putra Jimbaran, Bali
(Putu Agus Darmawan, I Gusti Bagus Budjana, I Putu Sugiantara) ...................................................................... 1-4


2.

Penerapan Konsep “High-Tech” Dalam Bentuk Sayap Terhadap Perancangan Terminal Domestik
Bandara Ngurah Rai, Bali
(Made Agus Dwipayana, I Wayan Yuda Manik, I Nengah Lanus) ......................................................................... 5-8

3.

Sekolah Tinggi Ilmu Komputer dan Informasi di Gianyar, Bali
(Made Yostiadi, A.A. Gde Dharma Yadnya, I Ketut Muliawan Salain) ................................................................. 9-14

4.

Galeri Seni Lukis Kontemporer di Gianyar, Bali
(I Kadek Priyana, Ciptadi Trimarianto, Widiastuti) ............................................................................................ 15-18

5.

Pusat Kebugaran “Luxury Club” di Denpasar, Bali
(Putu Dony Priasta Bratha, I Made Adhika)...................................................................................................... 19-24


6.

Night Club di Denpasar, Bali
(I Putu Cok Ngurah Anggar Giri Putra, I Gusti Budjana, Evert Edward Moniaga) .............................................. 25-30

7.

Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Pandawa Sebagai Obyek Pantai di Kabupaten Badung
(I Kadek Oka S, I Wayan Gomudha, Gusti Ayu Made Suartika) ....................................................................... 31-36

8.

Restoran Perancis di Kabupaten Badung, Bali
(Grandi Amedio Adrianza, Anak Agung Gde Dharma Yadnya, I Wayan Yuda Manik) ....................................... 37-40

9.

Redesain Pasar Desa Adat Mengwi Kabupaten Badung, Bali
(Nyoman Sri Sukasani, A. A. Gde Dharma Yadnya, dan Ni Made Swanendri).................................................. 41-46

10. Galeri Kerajinan Tangan Bali di Gianyar, Bali
(I Kadek Bayu Septyantara, I Nengah Lanus) .................................................................................................. 47-50

11. Pengembangan Desa Bongkasa Pertiwi di Bali sebagai Desa Wisata
(I Gusti Ngurah Rai Prayoga Putra, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana) .................................................. 51-56

12. Apartemen Ekspatriat di Badung, Bali
(I Made Adi Yoga Suwandi, I Nyoman Susanta, I Wayan Gomudha) ................................................................ 57-60

13. Pusat Motor Kustom dan Motor Klasik di Denpasar
(I Ketut Mariana, I Ketut Mudra dan Evert Edward Moniaga) ............................................................................ 61-64

14. Perumahan untuk Tenaga Kerja Asing di Kawasan Pariwisata Ubud, Bali
(I Komang Adi Bratha Nadha, I Wayan Kastawan, Syamsul Alam Paturusi) ..................................................... 65-68

15. Rekreasi Alam di Kawasan Wisata Jatiluwih di Tabanan
(I Putu Dian Suratha, I Gusti Agung Bagus Suryada, dan I Made Adhika) ........................................................ 69-74

16. Pusdiklat Kempo Bali di Gianyar
(Agung Angga Wira Raditya, I Made Adhika, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) .............................................. 75-78

17. Pengembangan Taman Kotadi Lumintang Denpasar
(I Nyoman Gde Aditya Friantara, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Primayatna) ............................................. 79-84

18. Fasilitas Olahraga Renang di Denpasar
(I Putu Windi Adnyana, Syamsul Alam Paturusi, I Putu Sugiantara) ................................................................. 85-90

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

v

19. Pusat Komputer di Gianyar
(Kadek Edi Saputra, I Made Widja, dan Widiastuti) .......................................................................................... 91-94

20. Pengembangan Pasar Tradisional Semarapura di Kabupaten Klungkung
(Anindya Sharira, Ida Bagus Sarjana, Widiastuti)............................................................................................. 95-98

21. Penataan Kawasan Pura Dalem Sakenan Depasar, Bali
(Ni Made Adwi Juliantini, Ngakan Putu Sueca, Ida Ayu Armeli).......................................................................99-104

22. Lembaga Permasyarakatan Anak di Kabupaten Bangli
(I Putu Agus Suryawan, I. B. N. Bupala, I Wayan Yuda Manik) ..................................................................... 105-110

23. Bali Sea Aquarium di Pulau Serangan
(Michael Kusuma, I Nyoman Sudiarta, I Gusti Bagus Suryada) ..................................................................... 111-114

24. Pusat GYM dan Yoga di Denpasar
(I Gede Dhyiyo Bhargah, I Made Adhika, I Gst A. Bagus Suryada)............................................................... 115-120

25. Pengembangan Kawasan Wisata Air Waduk Muara Nusa Dua di Denpasar
(Ni Luh Gede Dian Rahmayanti, I Made Adhika, I Ketut Mudra) .................................................................... 121-126

26. Galeri Seni Kerajinan Klungkung di Klungkung, Bali
(Ni Nyoman Thiana Kusuma Wardhani Toestha, Ida Bagus Gde Primayatna, I Wayana Wiryawan) .............. 127-130

27. Pengembangan Pasar Tradisional Negara di Kabupaten Jembrana
(I Komang Yogi Tri Susandy, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 131-136

28. Taman Remaja di Denpasar, Bali
(Savira Septi Anggraini, Nyoman Surata, I Wayan Wiryawan) ....................................................................... 137-142

29. Sekolah Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar
(I Made Gde Pasek Witha Darma, Putu Rumawan Salain, A. A. Gde Djaja Bharuna S)................................. 143-148

30. Restoran Kuliner Indonesia di Denpasar
(Pande Putu Dwi Novigga Artha, Nengah Keddy Setiada, A.A. Ayu Oka Saraswati) ..................................... 149-152

31. Redesain Gelanggang Olahraga Debes Tabanan Bertipe B
(Gede Yoga Suryawan, A. A. Gde Dharma Yadnya, I Nengah Lanus) .......................................................... 153-158

32. Perubahan Tata-Letak Parhyangan dalam Area Umah di Jalan Wanara Wana, Ubud
(I Putu Andika Saputra, Putu Rumawan Salain, A. A. Ayu Oka Saraswati) .................................................... 159-164

33. Pusat Pelatihan Taekwondo di Denpasar
(Lidya Indriani Anggita Prameswari, I Wayan Meganada, I. B. Gde Wirawibawa .......................................... 165-168

34. Pasar Barang Bekas di Denpasar
(Sinta Lukitasari, A. A. Gde Dharma Yadnya, A. A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 169-172

35. Penataan Daya Tarik Wisata Taman Mumbul di Sangeh, Badung
(Made Ratna Witari, Ida Bagus Ngurah Bupala, I Nyoman Widya Paramadhyaksa) ...................................... 173-176

36. Gedung Kebugaran di Kuta, Bali
(I Gede Agus Waisna Putra, I Made Wijaya) ................................................................................................. 177-182

37. Pusat Pengembangan Kain Endek di Badung, Bali
(Putu Rista Yuliantini Dewi, Nengah Keddy Setiada, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ........................................ 183-186

38. Pendidikan Seni dan Bahasa Mandarin di Denpasar
(Ni Made Dwi Susiyanti, Syamsul Alam Paturusi dan I Nyoman Susanta) ..................................................... 187-192

39. Fasilitas Pembakaran Jenazah Hindu di Denpasar, Bali
(I Made Dipayana Ardikusuma, I Made Dwija, A.A. Gde Djaja Bharuna S) .................................................... 193-196

40. Gedung Parkir dan Penataan Halaman Depan Kampus Sudirman
(Made Nurjaya Subawa, I Nengah Lanus, I Ketut Muliawan Salain) .............................................................. 197-200

41. Tema Fasilitas Olahraga Renang Bertaraf Internasional di Bali
(Ida Bagus Made Widyatama Mandira, I Made Suarya) ................................................................................ 201-206

42. Pusat Pendidikan Musik Modern Dengan Pendekatan Ekologi Arsitektur di Denpasar, Bali
(David Inet Novana, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan) ................................................................. 207-210

43. Cottage di Kawasan Wisata Pantai Nyanyi Tanah Lot Tabanan, Bali
(Komang Sariasih, I Ketut Muliawan Salain, dan I Wayan Yuda Manik)......................................................... 211-216

vi

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaISSN No. 9 772338 505007

44. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Buddha di Singaraja
(Luh Diantari, Putu Rumawan Salain, Ida Bagus Gde Wirawibawa) ............................................................. 217-220

45. Pasraman Kepemangkuan di Gianyar
(I Made Sudiasa, Ngakan Putu Sueca, Ida Bagus Sarjana).......................................................................... 221-224

46. Villa Bernuansa Bali di Tabanan
(Ni Putu Helsi Pratiwininsih, A. A. Gde Djaja Bharuna, I Ketut Mudra) .......................................................... 225-230

47. Skin House Beauty Centre di Badung, Bali
(Sayu Putu Peny Purnama Wati, I Ketut Muliawan Salain, I Ketut Mudra) .................................................... 231-236

48. Rumah Sakit Tipe D di Kecamatan Seririt, Buleleng
(Putu Pradnya Lestari Ratmayanti, I Nengah Lanus, I Ketut Mudra) ............................................................. 237-240

49. Panti Jompo Untuk Lansia Miskin dan Terlantar di Denpasar
(Made Kerta, Nengah Keddy Setiada, I Wayan Wiryawan)........................................................................... 241-246

50. Cahapel and Wedding Hall di Badung
(Kellin Baquita L. O. Soares, Ciptadi Trimarianto) ........................................................................................ 247-250

51. Rasunami Bagi Karyawan di Denpasar
(Kadek Yusron Mulya Prasetya, Nyoman Surata) ........................................................................................ 251-254

eJurnal Arsitektur Universitas UdayanaVolume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015

vii

SEKOLAH KHUSUS BAGI ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA DI GIANYAR

I Made Gde Pasek Witha Darma1), Putu Rumawan Salain2), dan A.A. Gde Djaja Bharuna S3)
1)

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
pasekwithadarma@gmail.com
2)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana
rumawansalain@yahoo.com
3)
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana

ABSTRACT
“Education is a basic aspect of nation development, the quality of education in that nation will recognize the quality of its
generations. Indonesia has “UUD 1945 pasal 31 ayat 1” which is relaying that all of Indonesian society has their right for
getting educations. An education for children with mental retardation (tunagrahita) should be given by special ways and
special facilities. A school which is needed should better to take into consideration the necessities of those disability
children. This School will giving education and therapy for the children, and also should have an ideal environment for
children with mental retardation (tunagrahita) psychology. This school will built in Gianyar regency, because in Gianyar
regency still many children with mental retardation are still of school age, there were 331 who had not received appropriate education (Dinas Sosial Kab.Gianyar). Gianyar regency only has one school for children with disabilities who have
capacity of 133 children. Gianyar regency still need school for children with disabilities. An Education which prioritizes
nature, humanity, and divinity is a theme which will apply to this special school.”
Keywords: education, school, tunagrahita

ABSTRAK
Pendidikan merupakan dasar dari perkembangan sebuah bangsa, kualitas pendidikan yang ada di sebuah
negara akan menentukan kualitas penerus bangsa tersebut. Indonesia memiliki UUD 1945 pasal 31 ayat 1
yang berbunyi bahwa seluruh rakyat Indonesia berahak mendapatkan pendidikan, sehingga anak
berkebutuhan khusus juga berhak mendapatkan pendidikan. Pendidikan bagi anak penyandang tunagrahita
dilaksanakan secara khusus dan membuthkan fasilitas yang khusus. Sekolah yang dibutuhkan sebaiknya
mempertimbangkan kebutuhan dari anak penyandang tunagrahita tersebut. Sekolah ini akan memberikan
pendidikan dan terapi bagi anak berkebutuhan khusus, serta memniliki lingkungan yang ideal bagi psikologis
anak penyandang tunagrahita. Sekolah ini akan dibangun di Kabupaten Gianyar, karena di Kabupaten
Gianyar masih banyak anak penyandang tunagrhita diusia sekolah , tercatat 331orang anak (Dinas Sosial
Kab.Gianyar) belum mendapatkan pendidikan yang sesuai. Kabupaten Gianyar baru memiliki satu sekolah
luar biasa campuran yang memiliki kapasitas 113 orang anak. Gianyar masih membutuhkan sekolah khusus
untuk memenuhi kekurangan dari sekolah yang sudah ada. Edukasi yang mengedepankan alam,
kemanusiaan, dan keTuhanan adalah tema yang akan diterapkan pada sekolah khusus ini.
Kata Kunci: pendidikan, sekolah, tunagrahita

PENDAHULUAN
Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta
rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan
pendidikan. Seperti tercantum didalam Undang Undang Dasar dan Undang - Undang Republik Indonesia
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjamin tentang pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus atau pendidikan luar biasa.
Tujuan dari pendidikan luar biasa adalah suatu pendidikan yang diberikan kepada warga negara yang memiliki kelainan fisik atau mental agar nantinya bias kembali bersosialisasi ke masyarakat. Hal ini membuktikan
bahwa tidak ada pembedaan hak bagi warga Negara yang memiliki kekurangan fisik maupun mental dalam
1)

2)

3)

I Made Gde Pasek Witha Darma(1104205045) , Putu Rumawan Salain , dan A . A Gde Djaja Bharuna S –Sekolah
Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar
143

mendapat pendidikan layaknya anak normal lainnya dan masih memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi dirinya dan memiliki kesempatan untuk bekerja.
Tunagrahita merupakan salah satu jenis keadaan anak yang berkebutuhan khusus yang mengalami kecenderungan dalam berfikir dan perbedaan keaadan mental dengan anak normal lainya (Somantri ,2005; Djodonegoro, 1995) sehingga membutuhkan penanganan yang khusus dari segi pendidikan maupun kehidupan
sehari-hari. Sekolah khusus bagi anak penyandang tunagrahita merupakan solusi untuk menyediakan fasilitas untuk mengakomodasi kebutuhan dari anak penyandang tunagrahita.
Menurut Dinas Sosial Kabupaten Gianyar masih ada 331 anak pada usia sekolah (Dinas Sosial
Kab.Gianyar), sedangkan di Kabupaten Gianyar hanya ada satu sekolah luar biasa campuran yang tidak
dapat mengakomodasi seluruh anak berkebutuhan khusus yang ada. Dari data tersebut dapat dilihat masih
banyak anak berkebutuhan khusus yang belum mendapat pendidikan yang sesuai, sehingga pembangunan
sekolah khusus bagi anak penyandang tunagrahita sangat diperlukan untuk memenuhi kekurangan fasilitas
yang dibutuhkan bagi anak-anak penyandang tunagrahita.

PENGERTIAN TUNAGRAHITA
Menrurut Somantri (2005) Tunagrahita merupakan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu individu yang mempunyai kecerdasan dibawah rata – rata. Dalam keputusan bahasa asing tunagrahita sering juga disebut dengan beberapa istilah antara lain Mental Retardation, mental Retarded, mental Deficiency, dan
Mental Defective.
Menurut Djojonegoro yang dimaksud dengan tunagrahita adalah keterbelakangan mental yang terdiri dari
kelainan mental dan kelainan prilaku. Kelainan mental meliputi kelainan ringan dan kelainan sedang. Kelainan prilaku merupakan gangguan, hambatan atau kelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan seperti keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berdasarkan pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Tunagrahita adalah suatu keaadan yang dialami anak yang cenderung lambat dalam berfikir atau keadaan mental yang berbeda dengan anak normal
lainya. Hal ini menyebabkan anak tersebut selalu membutuhkan pengawasan dan pendampingan dalam setiap aktifitas yang dilakukannya.

PEGERTIAN SEKOLAH TUNAGRAHITA
Pengertian sekolah tunagrahita dapat disimpulkan dari menggabungkan pengertian sekolah dan tunagrahita,
sebagai berkut: Sekolah merupakan tempat atau lingkungan dimana di dalamnya berlangsung kegiatan belajar dan mengajar sedangkan tunagrahita merupakan keadaan alami anak yang lambat dalam dalam berfikir atau dengan keadaan metal yang berbeda dengan anak normal lainnya.
Sekolah Tuangrahita adalah sekolah bagi anak berkebutuhan khusus yaitu salah satu jenis sekolah yang
bertanggung jawab melaksanakan pendikikan untuk anak yang berkebutuhan khusus tunagrahita (Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar Biasa 2010).

PERANCANGAN SEKOLAH SEKOLAH TUNAGRAHITA DI GIANYAR
Perancangan sekolah tunagrahita merupakan proses untuk merancang sebuah sekolah khusus bagi anak
berkebuthan khusus, sehingga memerlukan desain yang khusus untuk mengakomodasi kebutuhan dari
anak berkebutuhan khusus itu sendiri. Tema, konsep, transformasi konsep hingga desan bangunan dan site
plan.

Tema
Tema yang digunakan adalah “Edukasi yang mengedepankan Alam, Kemanusiaan dan Ke Tuhanan “
merupakan tema yang berdasarkan alam dan sangat relevan dengan filosofi yang ada pada ajaran agama
Hindu yaitu: “ Tri Hita Karana” yang berarti menjaga hubungan baik antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan ( Glebet, 1986 ). Penerapan tema ini diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan terapi yang berlangsung pada sekolah khusus bagi anak penyandang tunagrahita ini.

144

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007

Konsep
Sekolah khusus bagi anak penyandang tunagrahita ini adalah sekolah
bagi anak berkebutuhan khusus, sehingga konsep yang akan digunakan untuk sekolah ini sebaiknya dirancang sesuai dengan kebuthan
dari anak itu sendiri. Konsep yang sangat penting pada sekolah ini
ada beberpaka konsep, mulai dari konsep zoning, bentuk dan pola
masa, konsep ruang dalam dan ruang luar.
Konsep pola mengadaptasi pada pola masa yang diterapkan pada
bangunan rumah tradisional Bali yang menjadikan halaman tengah sebagai pusat orientasi dari bangunan yang ada di sisi dari halaman. Halaman sebagai pusat orientasi berfungsi sebagai tempat berolahraga,
berinteraksi dan sebagai tempat berkumpul jika terjadi bencana yang
membahayakan bagi anak-anak peserta didik di sekolah ini.

Gambar 1: Ilustrasi Rumah Tradisional Bali
Sumber: Nyoman Glebet, digambar ulang Darma
,2015:104

Konsep ruang luar yang diterapkan pada desain sekolah ini diusahakan memberikan efek
positif bagi psikologis dari anak didik agar
membantu proses pembelajaran dan terapi.
Gambar 2: Ilustrasi Jalur Sirkulasi Antar Bangunan
Sumber: Darma,2015:107

Konsep ruang dalam pada sekolah ini dengan mempertimbangkan kebutuhan dari masing-masing anak.
Desain ruang kelas sebaiknya menggunakan warna hijau muda, karena memberikan kesan tenang ( Halim,2005 ) yang bertujuan mempengaruhi psikologis
anak didik agar dapat berkonsentrasi saat belajar.
Gambar 3: Ilustrasi Ruang Dalam
Sumber: Darma,2015:110

Pada ruang terapi dibuat seaman mungkin, dengan melapisi sisi
dinding dengan bahan yang dapat meredam benturan. Dengan
demikian dapat meminimalisir cerdera yang terjadi pada anak
yang sedang menjalani terapi. Karena keadaan psikologis anak
penyandang tunagrahita tidak seperti anak normal lainnya, sehingga diperlukan desain khusus untuk mengakomodasi hal tersebut.
Gambar 4: Ilustrasi Ruang Dalam
Sumber: Darma,2015:111

Program Ruang
Studi ruang dilakukan berdasarkan fungsi sekolah, kebutuhan anak penyandang tunagrahita dan konsep
yang sudah ada. Berikut adalah hasil dari studi program ruang:
Table 1 : Fungsi, Aktivitas, Pelaku, dan Kebutuhan Ruang
Fungsi
Pendidikan
Akademik
Pendidikan

Aktivtas

Pelaku

Kebutuhan Ruang

Belajar
Mengajar
Membaca

Peserta Didik,
Guru

Ruang Kelas
Ruang Guru
Perustakaan

Belajar Ketrampilan dasar

Peserta Didik,

Ruang Ketrampilan

1)

2)

3)

I Made Gde Pasek Witha Darma(1104205045) , Putu Rumawan Salain , dan A . A Gde Djaja Bharuna S –Sekolah
Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar
145

Non Akademik

Terapi

(memasak)
Olah Raga
Pengembangan Diri (Seni Tari
Seni Musik
Seni Kriya)
Occupantional Therapy
Terapi ADL
Bimbingan Psikologi

Guru

Ruang Serbaguna
Wrokshop

Ruang Terapi Okupasi
Ruang ADL
Ruang terapi Psikologi
Klinik
Ruang UKS
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Wakil Kepala Sekolah
Ruang Tata Usaha
Ruang Rapat
Lobby

Peserta Didik,
Ahli Terapi

Medis

Pengobatan Medis

Peserta Didik
Dokter

Pengelolaan

Administrasi
Menerima Tamu
Rapat

Kepala Sekolah
Wakil Kepala
Sekolah
Staff Tata Usaha
Tamu

Asrama

Tidur
Makan dan Minum
Bersosialisasi
Masak
Mencuci
Menyetrika
Menjemur
MCK

Peserta Didik
Penjaga Asrama

Istirahat

Istirahat
Makan dan Minum
Bersosialisasi
MCK

Seluruh Civitas
Sekolah
Orang Tua Murid

Service

Mengontrol

Pengelola

Asrama Putra dan Putri
Dapur
Ruang mencuci
Ruang Setrika
Ruang Menjemur
Hunian Penjaga Asrama
Kamar Mandi
Kantin
Halaman Sekolah
Toilet
Ruang Tunggu OrangTua
Murid
Gudang
Ruang MEP

Organisasi Ruang
Transformasi Konsep
Transformasi konsep dibuat berdasarkan konsep yang
sudah dibuat sebelumnya dengan mentransformasikan
dengan program dan organisasi ruang.

Gambar 5: Organisasi Ruang
Sumber: Darma,2015:79

Gambar 6: Transformasi Konsep Zonning
dan Pola Masa
Sumber: Darma,2015:Lampiran

Transformasi konsep zoning pola dan bentuk masa berdasarkan organisasi ruang, konsep zoning, dan konsep bentuk dan pola masa yang ditransformasikan kedalam tapak, sehingga mendapatkan bentuk dan pola
masa seperti pada gambar 6.

146

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007

Transformasi konsep ruang luar didesain untuk memberikan efek positif bagi proses pembelajaran dan terapi. Pada jalur pejalan kaki akan dilindungi dengan atap
pergola agar anak yang berjalan di jalur pejalan kaki tidak langsung terkena air hujan dan paparan sinar matahari.

Gambar 7: Transformasi Konsep Ruang
Sumber: Darma,2015: Lampiran

Selain itu akan disiapkan bangku pada jarak tertentu
yang bertujuan untuk menjadi tempat istirahat dan
tempat untuk bersosialisasi bagi anak-anak penyandang tunagrahita, guru, dan penghuni sekolah lainnya.
Gambar 8: Transformasi Konsep Ruang Luar
Sumber: Darma,2015: Lampiran

Gambar 9: Transformasi Konsep Ruang Kelas
Sumber: Darma,2015: Lampiran

Gambar 10: Transformasi Konsep Ruang Terapi
Sumber: Darma,2015: Lampiran

Ruang kelas didesain dengan kapasitas 8 orang murid dan 2 orang guru. Warna hijau pada ruang kelas
akan memberikan kesan ketenangan, hal ini akan membuat peserta didik akan dapat lebih konsentrasi dalam proses pembelajaran. Pada ruang terapi di pasang matras pada dinding agar dapat meredam benturan
jika terjadi pada anak-anak yang sedang menjalani terapi.

Site Planing

Gambar 11: Site Plan

Perspektif

Sumber: Darma,2015: Lampiran
1)

2)

3)

I Made Gde Pasek Witha Darma(1104205045) , Putu Rumawan Salain , dan A . A Gde Djaja Bharuna S –Sekolah
Khusus bagi Anak Penyandang Tunagrahita di Gianyar
147

Gambar 12: Site Plan
Sumber: Darma,2015: Lampiran

SIMPULAN
Berdasarkan hasil diatas, simpulan yang didapat adalah penerapan konsep sangat memiliki peranan penting
dalam suatu proses perancangan bangunan dalam arsitektur. Tema dan konsep perancangan mampu
memberikan desain yang akan memberikan efek positif bagi psikologis anak penyandang tunagrahita yang
akan menjadi siswa di sekolah khusus bagi anak penyandang tunagrahita ini.

REFERENSI
BPS Kabupaten Gianyar. Gianyar dalam Angka 2013.
BPS Provinsi Bali. Bali dalam Angka 2013.
Darma, W. 2015. Sekolah Khusus Bagi Anak Penyandang Tunagrahita Di Gianyar. Jurusan Arsitektur,
Fakiultas Teknik, Universitas Udayana.
Dinas Sosial Kabupaten Gianyar. Perkembangan Jumlah Penduduk Berkebutuhan Khusus di Kabupaten
Gianyar.
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, 2010. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Sekolah Luar
Biasa (SLB) Bagi Petugas Kesehatan, Jakarta.
Effendi, M. 2005. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Malang : Bumi Aksara.
Glebet, N. 1986. Arsitektur Tradisional Daerah Bali. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudyaan.
Halim, D. 2005. Psikologi Arsitektur. Jakarta: PT. Gramedia Widiasaran Indonesia.
Handojo, Y. 2003. Autisma: Petunjuk Praktis dan Pedoman Materi Untuk Mengajar Anak Normal, Autis dan
Kelainan Prilaku. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( KBBI) Kamus Versi Online/Daring ( dalam jaringan). http://kbbi.web.id/tema. diakses 4 Desember 2014.
Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 33 Tahun 2008. Tentang Sarana dan Prasarana Sekolah Luar Biasa.
Neufert, Ernst. 2000. Data Arsitek. Jakarta: Erlangga
Somantri, S. 2005. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Snyder, James C. 1984. Pengantar Arsitektur. Jakarta: Eralngga
Tanggoro, D. 2000. Utilitas Bangunan. Jakarta: UI-Press.

148

e-Jurnal Arsitektur Universitas Udayana–Volume (3) Nomor (2) Edisi Juli 2015–ISSN No. 9 772338 505007