Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Penetapan Kawasan Rawan Banjir di Kabupaten Bandung Bagian Selatan.

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

APLI KASI SI STEM I N FORM ASI GEOGRAFI S D ALAM
PEN ETAPAN KAW ASAN RAW AN BAN JI R
D I KABUPATEN BAN D UN G BAGI AN SELATAN
Em i Su k iya h 1 )
Agu s D idit H a r ya n t o 2 )
Zufia ldi Za k a r ia 3 )
1)

Lab. Geom orfologi dan Penginderaan Jauh, Jurusan Geologi, FMI PA, Universit as Padj adj aran
2) Lab. Geokim ia, Jurusan Geologi, FMI PA, Universit as Padj adj aran
3) Lab. Geologi Teknik , Jurusan Geologi, FMI PA, Univer sit as Padj adj aran

ABSTRACT
Problem of research ar e phy sical base aspect s t hat t o part icipat e in t he appoint m ent area of
flood t enderness. The obj ect ive of t he research is t o st udy aspect s in appoint m ent area of flood
pot ency wit h GI S t echnology. Research m et hodology used is induct ion m et hod.
Result of t he resear ch on fiv e physical base aspect s analysis are rainfall, slope, landuse, st age
of river and lit hology t hat shows sout h part of Bandung regency are t enders t o flood disast er. Based
on t ot al scores calculat ion from analysis r esult , t he area can be classified in t o four areas t hat are

area of flood t ender ness w it h 73- 96 scores, ar ea of flood pot ency w it h 54- 71 scores, area of rat her
safe wit h 36- 53 scores, and area of safe wit h 0- 35 scor es.
The area of flood t enderness locat ed at nort h of Margaasih subdist r ict , east - nort heast Soreang
subdist rict , Ket apang subdist rict , sout h Dayeuhkolot subdist rict cent re of Pam eungpeuk subdist rict ,
east Boj ongsoang subdist r ict , nort h Ciparay subdist rict , Maj alaya subdist rict , and nort h Paseh
subdist rict . The area of flood pot ency com m only locat ed ar ound t he area of flood t ender ness. The safe
area com m only locat ed on hilly t opography and areas t hat are far from river valley, m ainly big r ivers
( i.e. Cit ar um river) . Area is locat ed at east and sout h of t he st udy ar ea t o t he border wit h Garut
regency .
Result of appoint m ent area from flood pot ency analysis using GI S does not differ wit h t r ue field
dat a. That ar ea oft en knocked down annualy floods.

ABSTRAK
Perm asalahan yang dit elit i dalam penilit ian ini berupa aspek fisik dasar yang berperan dalam
m enent ukan kawasan rawan banj ir . Maksud penelit ian ini adalah unt uk m engkaj i aspek- aspek yang
t erkait penet apan kawasan berpot ensi banj ir dengan m em anfaat kan t eknologi SI G. Pola pikir dalam
m eny elesaikan perm asalahan m enggunakan m et ode induk si.
Hasil penelit ian t er hadap lim a aspek fisik dasar yang dianggap berperan dalam penet apan
kawasan berpot ensi banj ir, yait u curah huj an, kem ir ingan lereng, penggunaan lahan, or de sungai dan
lit ologi m enunj ukkan bahwa sebagian kawasan di Kabupat en Bandung bagian selat an m em ang rawan

bencana banj ir. Berdasark an per hit ungan skor t ot al hasil analisis, daerah t ersebut dapat
diklasifikasikan m enj adi em pat kawasan, yait u kawasan rawan banj ir m em puny ai skor 73- 96,
kawasan berpot ensi banj ir m em punyai skor 54- 71, kawasan yang agak am an dar i banj ir m em punyai
skor 36- 53, dan kawasan am an dari banj ir m em punyai skor 0- 35.
Kawasan rawan banj ir t erdapat di sebagian Kecam at an Margaasih bagian ut ara, Soreang
t im ur - t im ur laut , Ket apang, Dayeuhkolot bagian selat an, Pam eungpeuk bagian t engah, Boj ongsoang
bagian t im ur , Ciparay bagian ut ara, Maj alay a, dan Paseh bagian ut ara. Daerah yang berpot ensi banj ir
um um nya ber ada di sekit ar wilayah rawan banj ir. Daer ah yang relat if am an um um nya m enem pat i
t opografi per bukit an dan j auh dar i lem bah sungai, t erut am a sungai- sungai besar ( m isalny a
S.Cit arum ) . Wilayah t ersebut berada di bagian t im ur dan selat an berbat asan dengan Kabupat en
Garut .
Hasil analisis penet apan kawasan banj ir m enggunakan Sist em I nform asi Geografis t idak t er lalu
j auh berbeda dengan kondisi di lapangan. Sepert i sudah kit a ket ahui bahwa daerah t er sebut m em ang
m erupakan langganan banj ir t ahunan.

26

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

PEN D AH ULUAN

Pesat nya perkem bangan t eknologi
di
bidang
inform asi
m em beri
kem udahan bagi para penelit i unt uk
m elakukan analisis dat a. Banyaknya
aspek yang harus dianalisis khususnya unt uk penet apan kawasan
rawan banj ir m enj adi sesuat u yang
m udah unt uk dilaksanakan dengan
m em anfaat kan t enologi ini.
Perm asalahan yang dit elit i dalam
penilit ian ini berupa aspek fisik dasar
yang berperan dalam m enent ukan
kawasan rawan banj ir.
Wilayah Bandung bagian selat an
m erupakan wilayah perbukit an berbat asan dengan Kabupat en Garut yang
m elandai ke arah ut ara m em bent uk
pedat aran sebagai pusat cekungan.
Sungai- sungai m engalir bersum ber

dari perbukit an di bagian selat an
m enuj u ke arah pedat aran berm uara
di S.Cit arum yang m enam pung pula
aliran air perm ukaan dari sungaisungai yang bersum ber di perbukit an
di bagian ut ara.
Berdasarkan fenom ena t ersebut
dapat diduga bahwa wilayah di
bagian t engah cekungan m erupakan
wilayah berpot ensi banj ir cukup besar
bila dibandingkan dengan wilayah
lainnya pada cekungan t ersebut .
Penelit ian berlokasi di kawasan
Kabupat en Bandung bagian selat an
dengan
alasan
bahwa
sebagian
daerah di wilayah ini ham pir set iap
t ahun m erupakan kawasan yang
m engalam i bencana banj ir ( Gam bar

1) . Berbagai penanganan t elah dilakukan nam un banj ir t et ap m elanda
kawasan t ersebut .
BAH AN D AN M ETOD E PEN ELI TI AN
Met odologi penelit ian yang digunakan dalam penelit ian ini adalah
m et ode induksi. Tahap pert am a,
m em berikan
penilaian
t erhadap
param et er- param et er yang diduga
berperan dalam pem ecahan suat u
m asalah,
selanj ut nya
m elakukan
analisis dan berakhir pada t arget

27

yait u
suat u
kondisi

yang
m em ungkinkan m engam bil keput usan
unt uk pem ecahan suat u m asalah.
Secara
garis
besar
langkahlangkah m et ode penelit ian yang digunakan dalam penelit ian ini adalah
sebagai berikut ( Gam bar 2) :
1. I nvent arisasi dan preparasi param et er yang berperan m enim bulkan banj ir.
2. Mem berikan bobot dan nilai t erhadap param et er yang berperan
m enim bulkan banj ir.
3. Mem berikan penilaian t erhadap
kondisi lahan dit inj au dari berbagai param et er yang diduga
berperan.
4. Melakukan superim pose diant ara
berbagai param et er yang t elah
dit et apkan.
5. Analisis hasil superim pose.
6. Pengam bilan
keput usan

unt uk
pem ecahan m asalah ( dalam hal ini
penent uan kawasan berpot ensi
banj ir) .
Param et er yang digunakan dalam
analisis unt uk pem ecahan perm asalahan penet apan kawasan berpot ensi
banj ir m eliput i lit ologi, penggunaan
lahan,
curah
huj an,
kem iringan
lereng, dan aspek orde sungai.
Pem ilihan param et er t ersebut didasarkan pada perkiraan bahwa aspek
t ersebut secara fisik cukup berpengaruh t erhadap t erj adinya banj ir
disam ping
kem udahan
perolehan
dat a, karena dalam penelit ian ini
yang dit ekankan adalah m et ode
analisisnya.

Masing- m asing
param et er diberi bobot sesuai dengan
kepent ingannya yang berkisar dari 0
( nol) hingga 5 ( lim a) ( Howard &
Rem son, 1978) . Selanj ut nya set iap
unsur dalam m asing- m asing param et er diberi nilai sesuai dengan
kondisinya. Superim pose dilakukan
dengan m em anfaat kan GI S soft ware
berform at dat a vekt or. Hasil superim pose t erhadap dat a param et er
yang berperan dapat dim unculkan
at au dikonversikan dalam bent uk
grafis yang m ewakili dat a spasial.

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Tahap- t ahap yang dilakukan dalam
analisis dengan t eknik superim pose
adalah sebagai berikut :
1. I nput dat a, yait u m engubah dat a
dari form at m anual berupa lem baran pet a dan dat a lainnya ke

dalam form at penyim panan dat a
digit al.
2. Edit ing dan pengat uran st rukt ur
dat a dalam form at penyim panan
yang sesuai.
3. Analisis dat a dengan t eknik superim pose ( overlay)
4. Pengat uran out put dat a layout .
5. Pencet akan dat a out put
Peralat an dan bahan yang dibut uhkan unt uk m endukung penelit ian
ini adalah:
1. Pet a t opografi Edisi 2 AMS skala
1: 50.000, lem bar 4421- I , 4421- I I ,
4422- I I , 4521- I , 4521- I I I , 4521I V, 4522- I I , dan 4522- I I I .
2. Pet a Geologi skala 1: 100.000,
Lem bar Garut dan Pam eungpeuk
sert a Lem bar Bandung.
3. Pet a penggunaan lahan
4. Pet a curah huj an
5. Peralat an survey lapangan
6. Kom put er besert a periferalnya

7. Print er BJC- 5100
8. Scanner CanoScan N640P ex
9. Perangkat lunak SI G Mapinfo versi
6.0
H ASI L D AN PEM BAH ASAN
Wilayah Kabupat en Bandung m em punyai iklim bervariasi ( BPS, 2000) ,
yait u t erdiri at as t ipe iklim A bersifat
lem bab
dan
m enem pat i
daerah
pegunungan t inggi, t ipe iklim B
bersifat cukup lem bab t erdapat di
daerah
barat daya
Kabupat en
Bandung, sert a t ipe iklim yang
bersifat t idak t erlalu kering t erdapat
di
daerah

t im urlaut
Kabupat en
Bandung. Curah Huj an rat a- rat a
adalah 2000 m m hingga 2500 m m
set ahun. Di daerah Dayeuhkolot ,
curah huj an berkisar ant ara 1750–
2000 m m , sedangkan daerah–daerah
Cim ahi, Bat uj aj ar dan Padalarang

28

berkisar ant ara 1500–1750 m m .
Sem akin ke selat an curah huj an
sem akin t inggi yait u m encapai lebih
dari 4000 m m / t ahun ( Gam bar 3) .
Hasil analisis t erhadap pet a t opografi diperoleh klasifikasi kem iringan
lereng ( Van Zuidam , 1985) yang
t erdapat di daerah penelit ian, yait u
( Gam bar 4) :
1. Daerah pedat aran berkem iringan
lereng kurang dari 2% , m eliput i
wilayah Boj ongsoang, Kat apang,
Dayeuhkolot , Maj alaya, dll.
2. Daerah agak landai berkem iringan
lereng ant ara 3% - 7% , m eliput i
wilayah Cipaku, Banj aran, dll.
3. Daerah landai dengan kem iringan
lereng ant ara 8% - 13% , m eliput i
wilayah Pangalengan, Lem burawi,
dll.
4. Daerah agak t erj al berkem iringan
lereng 14% - 20% , m eliput i wilayah
Pasirj am bu, Kert asari, dll.
5. Daerah t erj al berkem iringan lereng
21% - 55% , m eliput i wilayah Pacet ,
sebagian Pangalengan, sebagian
Pasirj am bu, dll.
Keadaan t opografi secara t ak
langsung m erupakan kendala akt if
at as penggunaan lahan. Tam pak
daerah pedat aran m erupakan pusat
dari berbagai sekt or
kehidupan,
sepert i m isalnya perm ukim an, perkot aan, pesawahan dan kebun palawij a.
Sedangkan daerah perbukit an dan
pegunungan um um nya m erupakan
kebun- kebun, t anah t egalan, perkebunan perm anen, hut an produksi dan
hut an lindung ( Gam bar 5) .
Aliran sungai di daerah penelit ian
um um nya bersum ber dari dua arah
yait u dari ut ara m engalir ke selat an
dan dari selat an m engalir ke ut ara,
dengan kuala di daerah pedat aran
yait u sungai Cit arum . Sungai- sungai
t ersebut m em bent uk pola sub- t relis
dan
dendrit ik
dit unj ukkan
oleh
cabang anak- anak sungai, sedangkan
pola radier dit em ukan di daerah
pegunungan. Orde sungai cukup
bervariasi ( Gam bar 6) , dibagian hulu
um um nya
sungai- sungai
berorde

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

ant ara 1- 2, di bagian t engah ant ara
orde 3- 4, dan relat if di sekit ar
S.Cit arum sebagai t em pat berm uaranya sungai- sungai t ersebut
di
bagian t engah cekungan Bandung
um um nya berorde ant ara 5- 6. Orde
sungai sangat berperan t erhadap
besarnya volum e air yang dialirkan
oleh suat u sungai. Sem akin besar
orde sungai m aka akan sem akin
banyak sum ber m asukan air perm ukaannya sehingga akan m enam bah
volum e air yang dit am pung oleh
sungai t ersebut . Sungai- sungai di
daerah Bandung, baik yang berhulu
di ut ara dan selat an, seluruhnya
berm uara ke Sungai Cit arum . Jum lahnya kurang lebih 172 bat ang
sungai, 40% - nya m engalirkan air
t erus m enerus sepanj ang t ahun.
Secara um um bat uan yang m enyusun daerah penelit ian dicirikan oleh
hasil
kegiat an
gunungapi
dan
endapan sedim en m arin berum ur
Oligosen hingga endapan berum ur
Holosen & Resen ( Gam bar 7) . Bat uan
t ert ua
berupa
bat uan
sedim en
berum ur Oligosen- Miosen, bersifat
keras karena kom paksinya yang
sudah berlangsung selam a j ut aan
t ahun, t ersebar di bagian ut ara
daerah penelit ian. Bat uan yang lebih
m uda berupa bat uan t erobosan,
bat uan vulkanik dan bat uan sedim en
berum ur Mio- Pliosen, t ersebar di
bagian ut ara dan t engah daerah
penelit ian. Bat uan gunungapi yang
berum ur m uda yait u Plio- Plist osen
dan Kuart er t ersebar di bagian
t engah dan selat an daerah penelit ian
( Alzwar dkk., 1992; Silit onga, 1973) .
Pem berian bobot dan nilai pada
aspek yang t erkait dalam analisis
unt uk
suat u
t uj uan
dit ent ukan
berdasarkan t ingkat kepent ingan dan
kondisi aspek yang bersangkut an.
Bobot berupa angka ( num eric) yang
m em iliki rent ang dari 0 ( nol) hingga 5
( lim a) yait u:
1. Bobot 5 ( lim a) art inya sangat
t inggi kepent ingannya.

29

2. Bobot 4 ( em pat ) art inya t inggi
kepent ingannya.
3. Bobot 3 ( t iga) art inya sedang
kepent ingannya.
4. Bobot 2 ( dua) art inya rendah
kepent ingannya.
5. Bobot 1 ( sat u) art inya sangat rendah kepent ingannya.
6. Bobot
0
( nol)
art inya
t idak
pent ing.
Dem ikian j uga unt uk nilai diberikan dalam form at angka yang
berkisar pada 0 ( nol) hingga 5 ( lim a)
yait u:
1. Nilai 5 ( lim a) art inya sangat t inggi.
2. Nilai 4 ( em pat ) art inya t inggi.
3. Nilai 3 ( t iga) art inya sedang.
4. Nilai 2 ( dua) art inya rendah.
5. Nilai 1 ( sat u) art inya sangat
rendah.
6. Nilai 0 ( nol) art inya t idak m am pu.
Penilaian t erhadap kondisi aspek
lit ologi
diberikan
sesuai
dengan
kem am puannya dalam m enent ukan
wilayah rawan banj ir. Secara lengkap
penilaian t erhadap kondisi aspek
lit ologi dapat dilihat pada Tabel 2.
Dem ikian j uga penilaian t erhadap
kondisi aspek penggunaan lahan yang
secara lengkap dapat dilihat pada
Tabel 3. Curah huj an rat a- rat a
t ahunan di cekungan Bandung bagian
t engah cukup bervariasi dari yang
sangat rendah di bagian barat daya
hingga cukup t inggi di bagian selat an.
Penilaian t erhadap kondisi aspek curah huj an dapat dilihat pada Tabel 4.
Penilaian t erhadap kondisi kem iringan
lereng
diberikan
sesuai
dengan
kem am puannya.
Secara
lengkap
penilaian t erhadap kondisi aspek
kem iringan lereng dapat dilihat pada
Tabel 5. Penilaian t erhadap orde
sungai
diberikan
sesuai
dengan
kem am puannya, dalam hal ini unt uk
analisis
wilayah
banj ir.
Secara
lengkap penilaian t erhadap kondisi
aspek orde sungai dapat dilihat pada
Tabel 6.
Aspek- aspek yang berkait an dengan penent uan kawasan berpot ensi

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

banj ir selanj ut nya dianalisis dengan
cara t um pang- t indih ( overlay) m elalui
operasi
m at em at ika
penj um lahan
t erhadap hasil kali bobot dan nilai.
Ket ersediaan inform asi dan dat a
aspek kem am puan lahan adalah
bervariasi sehingga
j um lah
t ot al
penilaian t erhadap seluruh aspek
t ergant ung dari j um lah aspek yang
dianalisis. Oleh karena it u perlu
kiranya unt uk m enyeragam kan nilai
akhir
m enggunakan
perhit ungan
st at ist ik
m et ode
pola
dist ribusi
norm al. Hasil perhit ungan t erhadap
dat a skor hasil superim pose adalah
sbb.:
n
x m in
x m ax
Σx
X rat a- rat a
varians
st and. dev.

=
=
=
=
=
=
=

6.285
0
96
279.451
44,4632
319,19
17,8659

Berdasarkan
hasil
perhit ungan
yang dit am pilkan pada Tabel 7, m aka
diperoleh
klasifikasi
lahan
sbb.
( Gam bar 8) : daerah rawan banj ir
m em punyai
skor
73- 96,
daerah
berpot ensi banj ir m em punyai skor
54- 71, daerah yang agak am an dari
banj ir m em punyai skor 36- 53, daerah
yang am an dari banj ir m em punyai
skor 0- 35.
Di kawasan Kabupat en Bandung
bagian selat an, daerah yang rawan
banj ir m eliput i Kecam at an Margaasih
bagian ut ara, Soreang t im ur- t im ur
laut , Ket apang, Dayeuhkolot bagian
selat an, Pam eungpeuk bagian t engah, Boj ongsoang bagian t im ur,
Ciparay
bagian ut ara,
Maj alaya,
Paseh bagian ut ara. Wilayah rawan
banj ir um um nya m enem pat i wilayah
di sekit ar sungai berorde t inggi.
Daerah
yang
berpot ensi
banj ir
um um nya berada di sekit ar wilayah
yang rawan banj ir. Biasanya banj ir
t erj adi bila salah sat u fakt or m em iliki
anom ali nilai, m isalnya huj an t erlalu
deras dan t iba- t iba, sedim ent asi di

30

sungai- sungai sudah m elebihi am bang bat as, dll. Daerah yang relat if
am an um um nya m enem pat i t opografi
perbukit an dan j auh dari lem bah
sungai, t erut am a sungai- sungai besar
( m isalnya S.Cit arum ) . Wilayah t ersebut berada di wilayah t im ur dan
selat an berbat asan dengan Kabupat en Garut .
Pelum puran dapat
berlangsung
sebagai akibat pengikisan perm ukaan
pada lereng- lereng penggalian bahan
galian golongan c yang dapat diam at i
di kaki lereng, kem udian t erhanyut kan aliran perm ukaan ke t em pat
yang lebih rendah dan biasanya
m eningkat di m usim huj an. Dem ikian
halnya dengan penggalian pasir,
kerikil, dan kerakal sungai sepert i di
S.Cit arum dan S.Cisangkuy. Tingginya t ingkat pelum puran m engakibat kan pendangkalan sungai sehingga
daya
t am pung
sungai
m enj adi
sem akin
kecil
sekaligus
akan
m engakibat kan banj ir. Perluasan daerah banj ir akan m eningkat apabila
t erj adi huj an besar karena air sungai
dari anak–anak
S.Cit arum
t idak
t ersalurkan dengan cepat . Sist em
drainase yang kurang baik m aupun
akibat penum pukan sam pah j uga
dapat m enyebabkan pendangkalan
dan m enim bulkan banj ir j ika t erj adi
huj an besar.
Bila penyebaran kawasan banj ir
yang dihasilkan dari hasil analisis
m enggunakan
Sist em
I nform asi
Geografis dalam penelit ian ini dibandingkan dengan kondisi nyat a di
lapangan, m aka hasilnya t idak j auh
berbeda. Kawasan Dayeuhkolot , Boj ongsoang, dll. m em ang set iap m usim
penghuj an m engalam i banj ir. Jadi
m et ode
yang
digunakan
dalam
penelit ian ini cukup m em adai unt uk
dikem bangkan.
KESI M PULAN D AN SARAN
Kesim pulan hasil penelit ian “ Aplikasi Sist em
I nform asi Geografis
dalam Penet apan Kawasan Rawan

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Banj ir di Kabupat en Bandung Bagian
Selat an” adalah:
1. Sist em inform asi geografis m erupakan salah sat u m et ode yang
dapat digunakan unt uk analisis
berbagai t em a t erkait dengan
obyek spasial, diant aranya unt uk
m enent ukan kawasan rawan at au
am an bencana banj ir.
2. Param et er
lit ologi,
kem iringan
lereng, curah huj an, penggunaan
lahan, dan perkem bangan orde
sungai dapat digunakan unt uk
analisis penent uan lokasi rawan
banj ir.
3. Berdasarkan hasil analisis, wilayah
Kabupat en Bandung dapat dikelom pokkan m enj adi 4 ( em pat )
kelas yang t erkait dengan banj ir,
yait u daerah rawan banj ir, daerah
berpot ensi banj ir, daerah agak
am an dan daerah am an dari
banj ir.
4. Daerah rawan banj ir um um nya
m enem pat i wilayah di bagian ut ara
daerah
penelit ian,
t erlet ak
di
sekit ar
sungai
berorde
t inggi
dengan kem iringan lereng dat ar
hingga ham pir dat ar. Sedangkan
daerah yang berpot ensi banj ir
um um nya berada di bagian t engah
dan m enem pat i lem bah- lem bah
sungai m uda dengan kem iringan
lereng agak landai. Daerah yang
am an dari banj ir um um nya berada
di wilayah lereng at au perbukit an
dengan kem iringan lereng agak
t erj al hingga t erj al dan j auh dari
sungai- sungai berorde t inggi.
Berdasarkan kesim pulan t ersebut ,
m aka saran yang dapat dikem ukakan
adalah:
1. Masyarakat sebaiknya t idak m endirikan bangunan- bangunan perm anen pada sem padan- sem padan
sungai, yait u pada radius t ert ent u
dari t ubuh sungai ( biasanya 100200 m ) . Kawasan ini um um nya
m erupakan daerah lim pah banj ir
sehingga sebaiknya dihindari.
2. Pem erint ah daerah set em pat sebaiknya selalu m elakukan m onit oring

31

di kawasan yang berpot ensi dan
rawan
banj ir
unt uk
ant isipasi
kem ungkinan t erj adinya bencana
banj ir.
UCAPAN TERI M A KASI H
Terim a Kasih yang t ak t erhinga
kam i ucapkan kepada:
a. Lem baga Penelit ian
Universit as
Padj adj aran yang t elah m em bant u
pendanaan penelit ian ini m elalui
Dana DI KS Universit as Padj adj aran
Tahun Anggaran 2003.
b. Dekan Fakult as MI PA Universit as
Padj adj aran besert a j aj arannya.
c. Rekan- rekan sej awat yang t elah
m em beri m asukan.
D AFTAR PUSTAKA
Alzwar, M., N.Akbar dan S.Bachri.
1992. Geologi Lem bar Garut dan
Pam eungpeuk,
Jawa.
Pusat
Penelit ian
dan
Pengem bangan
Geologi, Bandung.
BPS. 2000. Kabupat en Bandung
Dalam Angka. Kerj asam a BPS
Kabupat en
Bandung
dengan
BAPEDDA Tingkat I I Kabupat en
Bandung.
Howard, A.D. dan I . Rem son. 1978.
Geology
in
Environm ent al
Planning. Mc Graw- Hill I nc., San
Fransisco.
Silit onga, P.H. 1973 Pet a Geologi
Lem bar Bandung, Dj awa, Skala
1: 100.000. PPPG, Bandung.
Van Zuidam , R.A. 1985. Aerial Phot oI nt erpret at ion in Terrain Analysis
and
Geom orphologic Mapping.
Sm it s Publishers The Hague, I TC,
The Net herlands.
………… .1962. Pet a Topografi skala
1: 50.000, lem bar 4421- I , 4421I I , 4422- I I , 4521- I , 4521- I I I ,
4521- I V, 4522- I I , dan 4522- I I I .
Edisi 2 US Arm y Map Service, Far
East .

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Tabel 1. Penggolongan sat uan pet a kem iringan lereng ( Van Zuidam , 1985)
KEMI RI NGAN LERENG ( % )

PENAMAAN

0 - 2
3 - 7
8 - 13
14 - 20
21 - 55

Dat ar / ham pir dat ar
Agak landai
Landai
Agak t erj al
Terj al

Tabel 2. Penilaian aspek lit ologi di wilayah Bandung bagian selat an
LI TOLOGI

Bat uan
Bat uan
Bat uan
Bat uan
Bat uan
Bat uan

BOBOT

NI LAI

3
3
3
3
3
3

2
4
5
4
3
3

gunungapi berum ur Kuart er
t erobosan berum ur Mio- Pliosen
sedim en berum ur Oligo- Miosen
gunungapi berum ur Mio- Pliosen
sedim en berum ur Mio- Pliosen
gunungapi berum ur Plio- Plist osen

BOBOT X NI LAI

6
12
15
12
9
9

Tabel 3. Penilaian aspek landuse di wilayah Bandung bagian selat an
PENGGUNAAN LAHAN

BOBOT

NI LAI

5
5
5
5
5
5
5
5

4
3
0
3
1
5
3
3

I ndust ri
Padang Rum put
Hut an
Kebun cam puran
Perkebunan
Sawah
Tegalan
Perm ukim an

BOBOT X NI LAI

20
15
0
15
5
25
15
15

Tabel 4. Penilaian aspek curah huj an di wilayah Bandung bagian selat an
CURAH HUJAN
( MM/ TH)

KLASI FI KASI

BOBOT

NI LAI

4000- 4500
3500- 4000
3000- 3500
2500- 3000
2000- 2500
1500- 2000

Sangat t inggi
Tinggi
Agak t inggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah

3
3
3
3
3
3

5
5
4
3
2
1

BOBOT X NI LAI

15
15
12
9
6
3

Tabel 5. Penilaian aspek kem iringan lereng di wilayah Bandung bagian selat an
KEMI RI NGAN LERENG
(% )

KLASI FI KASI

BOBOT

NI LAI

21 – 55
14 – 20
8 – 13
3 – 7
0 – 2

Terj al
Agak t erj al
Landai
Agak landai
Dat ar

5
5
5
5
5

0
1
2
3
5

32

BOBOT X NI LAI

0
5
10
15
25

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Tabel 6. Penilaian aspek orde sungai di wilayah Bandung bagian selat an
ORDE SUNGAI

BOBOT

NI LAI

BOBOT X NI LAI

Sungai orde 1

5

1

5

Sungai orde 2

5

2

10

Sungai orde 3

5

3

15

Sungai orde 4

5

4

20

Sungai orde 5

5

5

25

Sungai orde 6

5

5

25

Tabel 7. Hasil perhit ungan bat as kelas dengan m et ode pola dist ribusi norm al
KELAS

X

RATA- RATA

STAN.DEV.

BATAS
BAWAH

BATAS
ATAS

RENTANG
KELAS

17,66435

0 - 17

1

44,4632

17,8659

2

44,4632

17,8659

17,66435

35,53025

18 - 35

3

44,4632

17,8659

35,53025

53,39615

36 - 53

4

44,4632

17,8659

53,39615

71,26205

54 - 71

5

44,4632

17,8659

71,26205

Gam bar 1. Lokasi daerah penelit ian

33

> 71

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

ASPEK 1

ASPEK 2

ASPEK 3

ASPEK 4

PEM BOBOTAN & PEN I LAI AN ASPEK

AN ALI SI S KEM AM PUAN LAH AN

SUPERI M POSE

AN ALI SI S & KLASI FI KASI SKOR

VI SUALI SASI GRAFI S

Gam bar 2. Skem a m et odologi penelit ian

Gam bar 3. Pet a penyebaran curah huj an di wilayah Kab. Bandung bagian selat an

34

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Gam bar 4. Pet a kem iringan lereng di wilayah Kabupat en Bandung bagian selat an

Gam bar 5. Pet a penggunaan lahan di wilayah Kab.Bandung bagian selat an

35

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Gam bar 6. Pet a j aringan sungai di wilayah Kabupat en Bandung bagian selat an

Gam bar 7. Pet a penyebaran lit ologi di wilayah Kab.Bandung bagian selat an

36

Bullet in of Scient ific Cont ribut ion, Volum e 2, Nom or 1, Januari 2004: 26- 37

Gam bar 8. Pet a penyebaran kawasan banj ir di Kab. Bandung bagian selat an

37