Tinjauan Hukum Tentang Tanah Guntai Dihubungkan Dengan Pemenuhan Ketersediaan Pangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan.

TINJAUAN HUKUM TENTANG TANAH GUNTAI DIHUBUNGKAN
DENGAN PEMENUHAN KETERSEDIAAN PANGAN BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG
PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN
Bobby Permana Putra
110110100352
ABSTRAK
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui. Tanah mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan masyarakat, sebagian besar masyarakat hidup dengan
mendayagunakan tanah. Kepemilikan tanah guntai merupakan salah satu
permasalahan mengenai tanah yang masih terjadi sampai sekarang.
Walaupun telah ada aturan yang melarang pemilikan tanah guntai ini,
tetapi dalam kenyataan masih terjadi. Akibat yang akan ditimbulkan oleh
pemilikan tanah guntai ini adalah akan terjadinya alih fungsi lahan
pertanian sehinggan lahan pertanian berkurang dan akan mempengaruhi
pemenuhan ketersediaan pangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui keberadaan tanah guntai dalam penerapan asas fungsi
sosial, juga untuk mengetahui implikasi dari keberadaan tanah guntai
terhadap pemenuhan ketersediaan pangan bagi masyarakat.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode yuridis normatif. Metode penelitian ini dilakukan dengan meneliti
maupun mengkaji data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder seperti buku, makalah, dan hasil penelitian, serta
bahan hukum tersier seperti kamus dan ensiklopedia.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pertama,
keberadaan tanah secara guntai bertentangan dengan Pasal 6 UUPA
tentang asas fungsi sosial. Kedua, Keberadaan tanah guntai ini dapat
memicu terjadinya alih fungsi tanah pertanian, pemilik lahan yang tidak
berada di lokasi lahan pertaniannya tersebut bisa kapan saja
mengalihfungsikan lahan pertaniannya menjadi hunian atau tempat tinggal
yang akan lebih menguntungkannya. Keberadaan tanah guntai ini
memang berpengaruh terhadap pemenuhan ketersediaan pangan tetapi
tidak terlalu signifikan karena dengan adanya hak-hak yang bersifat
sementara yang diatur di dalam Pasal 53 UUPA pemilik lahan yang tidak
berada di lokasi tanahnya dapat memanfaatkan warga sekitar untuk
menggarap tanahnya dan hasilnya dibagi dua sesuai perjanjiannya.
Selama lahan pertaniannya subur dan hasilnya baik pemilik lahan tentu
tidak akan mengalihfungsikan lahannya dan pemenuhan ketersediaan
pangan juga tidak terancam.


i

Dokumen yang terkait

Tinjauan Hukum Mengenai Alih Fungsi Lahan Pertanian Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan pertanian Pangan Berkelanjutan Juncto Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang

1 12 1

Tinjauan Hukum Mengenai Tanggung Jawab Perusahaan Pertambangan Terhadap Lahan Bekas Tambang Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara Juncto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pen

0 6 1

IMPLIKASI ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN BERDASARKAN UU NO. 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DAN UU NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN.

0 0 2

Undang Undang No. 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

0 0 62

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

0 0 21

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG INSENTIF PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

0 0 29

undang undang nomor 18 tahun 2012 tentang pangan

0 0 83

PERDA NO 18 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

0 0 54

UU No 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

0 0 63

BAB I PEN DAHULUAN - PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DI KABUPATEN BATANG (Studi Terhadap Kebijakan Pengelolaan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Batang dikaitkan dengan Tujuan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Per

0 0 32