FAKTOPERNI Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pernikahan Usia Dini Di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan Jawa Timur Tahun 2015.

FAKTO
OR-FAKT
TOR YAN
NG BERH
HUBUNGA
AN DENG
GAN
PERNIKAHAN USIA
U
DIN
NI DI KEC
CAMATA
AN PLAOS
SAN
UPATEN MAGETA
M
N JAWA TIMUR TAHUN
T
2015
KABU
AR

RTIKEL PU
UBLIKASI ILMIAH

Memenuhii Salah Satu Syarat
Mempeeroleh Ijazahh S1 Kesehattan Masyaraakat

Disuusun Oleh :

AD
DITYA RISKY DWIINANDA
J 4110 110 0888

PRO
OGRAM STUDI
S
KE
ESEHATA
AN MASY
YARAKAT
T

FAK
KULTAS IL
LMU KES
SEHATAN
N
UNIV
VERSITA
AS MUHA
AMMADIY
YAH SUR
RAKARTA
A
2015

Dwinanda, Aditya Risky. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
PERNIKAHAN USIA DINI DI KECAMATAN PLAOSAN KABUPATEN
MAGETAN JAWA TIMUR TAHUN 2015.Skripsi. Program Studi Kesehatan
Masyarakat. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Pembimbing (I) Anisa Catur Wijayanti, SKM., M.Epid, (II) Kusuma Estu
Werdani, SKM., M.Kes.


ABSTRAK
Pernikahan usia dini memiliki dampak pada kesehatan pasangan usia muda karena dapat
berpengaruh pada tingginya angka kematian ibu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
faktor-faktor yang berhubungandengan pernikahan usia dini di Kec. Plaosan Kab. Magetan
Jawa Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian Observasional dengan rancangan case
control. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita yang sudah menikah di Kec. Plaosan
Kab. Magetan Jawa Timur tahun 2014. Pemilihan sampel dengan perbandingan 1 : 1,
dengan kasus sebanyak 76 responden dan kontrol 76 responden. Teknik uji statistik
menggunakkan Chi Square dan Fisher’s Exact. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara pendidikan responden (p-value=0,000), pendidikan ayah (p-value=0,000;
OR= 7,52; 95% CI= 3,643-15,519), pendidikan ibu (p-value=0,000; OR= 9,821; 95% CI=
4,657-20,714), status ekonomi keluarga (p-value=0,000; OR= 47,143; 95% CI= 15,299145,266), pekerjaan ibu (p-value=0,001; OR= 9,098; 95% CI= 2,002-41,344), pengetahuan
responden (p-value=0,000;OR= 4,286; 95% CI= 2,082-8,825), dan tidak ada hubungan
antara pekerjaan ayah (p-value=1,00) dengan kejadian pernikahan usia dini di Kec. Plaosan
Kab. Magetan Jawa Timur tahun 2015.

Kata kunci : Pernikahan Usia Dini, Pendidikan, Status Ekonomi Keluarga,
Pekerjaan


Dwinanda, Aditya Risky. FACTORS RELATED TO EARLY MARRIAGE AGE AT
DISTRICT PLAOSAN MAGETAN EAST JAVA 2015. Skripsi. Study of Public
Health. Faculty of Medical Sience. Muhammadiyah University of Surakarta.
Supervisor : (I) Anisa Catur Waijayanti SKM., M.Epid, (II) Kusuma Estu

Werdani, SKM., M.Kes.

ABSTRACT
Early marriage has an impact on the health of young couples because it can affect the
maternal mortality rate. The purpose of this study was to analyze the factors that influence
early marriage age in the District Plaosan Magetan East Java. This type of research is
observational research with case control design. The population in this study were women
who were married in the District Plaosan Magetan East Java in 2014. The sample in the
ratio 1: 1, with cases as much as 76 respondents and 76 control respondents. Techniques
using the statistical test Chi Square and Fisher's Exact. The results showed that there was
a correlation between respondents' education (p-value = 0.000), father's education (pvalue = 0.000; OR = 7.52; 95% CI = 3.643 to 15.519), mother’s education (p-value =
0.000; OR = 9.821; 95% CI = 4.657 to 20.714), family economic status (p-value = 0.000;
OR = 47.143; 95% CI = 15.299 to 145.266), mother’s occupation (p-value = 0.001; OR =
9.098; 95% CI = 2,002- 41.344), respondents knowledge (p-value = 0.000; OR = 4.286;
95% CI = 2.082 to 8.825) and there is no relationship between father's occupation with

early marriage age (p-value = 1.00).

Keywords : Early Marriage Age, Education, Family Economic Status, Occupation.
 

 

 
 

PENDAHULUAN
Pernikahan bagi manusia merupakan
hal

yang

penting,

karena


dengan

Pernikahan pada usia dini masih
banyak dijumpai di negara berkembang

pernikahan seseorang akan memperoleh

salah

keseimbangan hidup baik secara biologis,

sebagaian besar belum menyadari bahaya

psikologis

sosial.

kehamilan atau melahirkan pada ibu yang

Seseorang dengan melangsungkan sebuah


berumur kurang dari 20 tahun. Fenomena

perkawinan

pernikahan

maupun

maka

secara

semua

kebutuhan

satunya

usia


Indonesia.

dini

Masyarakat

masih

banyak

biologisnya akan terpenuhi. Kematangan

dijumpai pada masyarakat Timur Tengah

emosi dan kedewasaan merupakan aspek

dan asia Selatan dan pada beberapa

sangat


kelompok

penting

untuk

kelangsungan

menjaga

perkawinanya

(Mangunprasodjo, 2004).

masyarakat

di

Sub-Sahara


Afrika. Di Asia Selatan terdapat 9,7 juta
anak perempuan 48% menikah dibawah 18

Usia ideal menikah pada perempuan

tahun, Afrika sebesar 42% dan Amerika

yaitu 21-25 tahun dan pada laki-laki 25-28

Latin

tahun karena diusia itu organ reproduksi

Bangladesh terdapat 3.362 remaja putri

perempuan

sudah


25,9% menikah pada usia muda. Penelitian

berkembang secara baik dan kuat serta

di Jeddah Saudi Arabia tentang menikah

siap melahirkan begitu pula pada laki-laki

usia muda dan konsekukuensi kehamilan

pada

menunjukan

umur

menopang

secara

25-28

psikologis

akan

kehidupan

siap

untuk

keluarganya.

sebesar

29%.

27,2%

Penelitian

remaja

di

menikah

sebelum 16 tahun (Rafidah, dkk. 2009).

Pernikahan pada usia dini meinimbulkan

Berdasarkan data Survei Demografi

persoalaan hukum, melanggar undang-

Kesehatan Indonesia tahun 2012 pada

undang tentang pernikahan, perlindungan

tahun 1991 memiliki median pertama kali

anak dan Hak Asasi Manusia (Dlori,

menikah berusia 17,7 tahun, pada tahun

2005).

1994 (18,1 tahun), pada tahun 1997 (18,1
                                          1 
 

 
 

tahun), pada tahun 2003 (19,2 tahun), pada

Berdasarkan

data

dari

BKKBN

(2014)

diketahui

tahun 2007 (19,8 tahun), dan pada tahun

Kabupaten

2012 (20,7 tahun) (BPS dkk, 2013).

jumlah pernikahan yang usia istri 1.000.000

yaitu

diketahui

sebanyak 72 responden (94,7%)

bahwa responden yang melakukan

dan 4 responden (5,3%) yang

pernikahan usia dini paling banyak

memiliki status ekonomi rendah

memiliki status ekonomi rendah

yaitu kurang dari UMR ≤ Rp

yaitu pendapatan keluarga kurang

1.000.000.

Hasil

dari

upah

penelitian

minimum

Hasil

regional

penelitian

diketahui

(UMR) ≤ Rp. 1.000.000 yaitu

bahwa

sebanyak responden 55 responden

melakukan pernikahan usia dini

(72,4%) dan 21 responden (27,6%)

paling banyak berstatus bekerja

yang memiliki status ekonomi

sebanyak 75 responden (98,7%)

tinggi yaitu pendapatan keluarga

dan sebanyak 1 responden (1,3%)

lebih dari upah minimum regional

berstatus tidak bekerja. Sedangkan

> Rp. 1.000.000. Sedangkan pada

pada

responden yang tidak melakukan

melakukan pernikahan usia dini

pernikahan usia dini paling banyak

100% ayah responden bekerja.

ayah

responden

responden

yang

yang

tidak

Hasil Bivariat
1. Hubungan antara Pendidikan Responden dengan Kejadian Pernikahan Dini di
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
Berdasarkan penelitian yang
telah

dilakukan

diketahui

yang

melakukan

responden

(Tamat SMA dan perguruan tinggi)
sebanyak 100%. Hasil uji statistik
menggunakan

Chi

Square

pernikahan dini sebagian besar

didapatkan ada hubungan antara

memiliki

pendidikan

pendidikan

tinggi

responden

dengan

sebanyak 60 responden (78,9%)

kejadian pernikahan dini (p-value :

dan yang memiliki pendidikan

0,000).

rendah sebanyak 16 responden

Berdasarkan penelitian yang

pada

dilakukan oleh Rafidah dkk (2009),

responden yang tidak melakukan

diketahui proporsi responden yang

pernikahan dini semua responden

memiliki pendidikan rendah lebih

menempuh

berisiko 2,9 kali menikah pada usia

(21,1%).

Sedangkan

pendidikan

tinggi

                                          6 
 

 
 

< 20 tahun dibandingkan responden

yang

yang memiliki pendidikan tinggi

meningkatkan

dan

aktivitas

secara

statistik

bermakna

lebih

tinggi

selain

juga

kemungkinan

remaja

yang

kurang.

(RP=2,90, 95% CI : 1,30-6,49).

Rendahnya pendidikan disebabkan

Pendidikan rendah akan berakibat

karena ekonomi keluarga yang

terputusnya

kurang (Rafidah dkk, 2009).

informasi

yang

diperoleh pada jenjang pendidikan

2. Hubungan antara Pendidikan Ayah dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
Berdasarkan hasil penelitian

95% CI diketahui tidak melewati

yang telah dilakukan diketahui dari

angka “1” sehingga dapat diketahui

responden yang telah melakukan

bahwa hasil penelitian merupakan

pernikahan usia dini sebanyak 59

nilai

ayah responden (77,63%) memiliki

karena Confidence Interval yang

pendidikan

pada

cukup lebar menunjukkan bahwa

kelompok yang tidak melakukan

hasil penelitian yang dilakukan

pernikahan usia dini sebanyak 52

memiliki kekurangan dalam jumlah

ayah responden (68,44%) memiliki

sampel.

rendah

dan

yang

sebenarnya.

Tetapi

pendidikan tinggi. Hasil analisis

Hasil penelitian ini sejalan

Chi Square diketahui ada hubungan

dengan penelitian yang dilakukan

antara pendidikan ayah dengan

oleh Rafidah, dkk (2009), yang

kejadian pernikahan usia dini (p-

menunjukkan proporsi responden

value : 0,000). Diketahui responden

yang

yang

berpendidikan

memiliki

ayah

dengan

memiliki

orangtua

rendah

secara

pendidikan rendah memiliki risiko

signifikan lebih berisiko sebesar

untuk melakukan pernikahan usia

1,25 kali untuk menikah < 20 tahun

dini pada anaknya sebesar 7,52 kali

dibanding

responden

yang

dibandingkan pada responden yang

memiliki

orangtua

yang

memiliki ayah dengan pendidikan

berpendidikan

tinggi (OR=7,52, 95% CI : 3,643-

95% CI : 1,08-1,44).

15,519). Dan berdasarkan nilai
                                          7 
 

tinggi

(RP=1,25,

 
 

3. Hubungan antara Pendidikan Ibu dengan Kejadian Pernikahan Usia Dini di
Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
Berdasarkan hasil penelitian

Hasil penelitian ini sejalan

yang telah dilakukan diketahui dari

dengan penelitian yang dilakukan

responden yang telah melakukan

oleh Rafidah, dkk (2009), yang

pernikahan usia dini sebanyak 60

menunjukkan proporsi responden

ibu responden (78,94%) memiliki

yang

pendidikan

berpendidikan

rendah

dan

pada

memiliki

orangtua

rendah

secara

kelompok yang tidak melakukan

signifikan lebih berisiko 1,25 kali

pernikahan usia dini sebanyak 55

menikah < 20 tahun dibanding

ibu responden (72,37%) memiliki

responden yang memiliki orangtua

pendidikan tinggi. Hasil analisis

yang

Chi Square diketahui ada hubungan

(RP=1,25, 95% CI : 1,08-1,44).

antara

dengan

Peran orangtua dalam menentukan

kejadian pernikahan dini (p-value :

perkawinan anak dipengaruhi oleh

0,000). Diketahui responden yang

faktor sosial ekonomi keluarga,

memiliki ibu dengan pendidikan

tingkat

rendah

kepercayaan dan adat istiadat yang

pendidikan

memiliki

ibu

risiko

untuk

berpendidikan

pendidikan

dalam

tinggi

keluarga,

melakukan pernikahan usia dini

berlaku

keluarga

pada anaknya sebesar 9,821 kali

kemampuan yang dimiliki dalam

dibandingkan pada responden yang

menghadapi

memiliki ibu dengan pendidikan

(Landung dkk, 2009).

masalah

dan

remaja

tinggi (OR=9,821, 95% CI :4,65720,714).
4. Hubungan antara Status Ekonomi keluarga dengan Kejadian Pernikahan Usia
Dini di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan
Berdasarkan hasil penelitian

responden

(94,73%)

yang telah dilakukan diketahui dari

status

responden yang telah melakukan

analisis Chi Square diketahui ada

pernikahan usia dini sebanyak 55

hubungan antara status ekonomi

responden

memiliki

dengan kejadian pernikahan usia

status ekonomi rendah dan pada

dini (p-value : 0,000). Diketahui

kelompok yang tidak melakukan

responden yang memiliki status

pernikahan usia dini sebanyak 72

ekonomi rendah memiliki risiko

(72,37%)

                                          8 
 

ekonomi

memiliki

tinggi.

Hasil

 
 

untuk melakukan pernikahan usia

Rafidah

dini

kali

responden yang memiliki ekonomi

dibandingkan pada responden yang

keluarga rendah berisiko 1,75 kali

memiliki status ekonomi tinggi

menikah pada usia < 20 tahun

(OR=47,143, 95% CI : 15,299-

dibanding

145,266).

memiliki ekonomi keluarga tinggi

sebesar

Hasil

47,143

penelitian

yang

dkk

(2009),

yakni

responden

yang

(RP=1,75; 95% CI: 1,05-2,91).

dilakukan sejalan dengan penelitian

SIMPULAN
1. Berdasarkan karaktristik responden

56

responden

(73,7%) (24,29±2,722).

diketahui bahwa:
a. Responden

sebanyak

paling

banyak

c. Pendidikan terakhir responden

melakukan pernikahan usia dini

yang

pada usia 16-20 tahun sebanyak

usia dini paling banyak Tamat

69

SMA sebanyak 60 responden

responden

(90,8%)

melakukan

(19,32±1,048). Sedangkan pada

(78,9%).

responden

responden

yang

tidak

pernikahan

Sedangkan

pada

yang

tidak

melakukan pernikahan usia dini

melakukan pernikahan usia dini

paling

paling

banyak

melakukan

banyak

pernikahan pada usia 21-25

pendidikan

tahun sebanyak 48 responden

sebanyak

(63,1%) (25,38±2,834).

(65,8%).

b. Responden

yang

melakukan

2. Pendidikan

memiliki

tamat
50

SMA
responden

terakhir

pernikahan dini pada usia 16-

responden

20

pernikahan usia dini paling banyak

tahun

sebanyak

responden

76

(100%)

Tamat

yang

ayah

SMA

melakukan

sebanyak

(18,14±0,98). Sedangkan pada

responden

responden

tidak

pada ayah responden yang tidak

dini

melakukan pernikahan usia dini

paling banyak usia pertama kali

paling banyak memiliki pendidikan

menikah

tamat SMA sebanyak 44 responden

melakukan

yang
pernikahan

pada

usia

21-25

(57,9%).
                                          9 
 

(38,2%).

58

Sedangkan

 
 

3. Pendidikan terakhir ibu responden

4. Status Ekonomi responden yang

yang melakukan pernikahan usia

melakukan pernikhan usia dini

dini paling banyak Tamat SD

paling

sebanyak 31 responden (40,8%).

ekonomi rendah yaitu (< Rp.

Sedangkan pada ibu responden

1.000.000) sebanyak 55 responden

yang tidak melakukan pernikahan

(72,4%).

usia dini paling banyak memiliki

responden yang tidak melakukan

pendidikan tamat SMA sebanyak

pernikahan

banyak

memiliki

Sedangkan

status

pada

usia

dini

51 responden (67,1%).
5. memiliki status ekonomi tinggi
yaitu (≥ Rp. 1.000.000) sebanyak

6. Ada hubungan antara pendidikan

pernikahan
0,000≤0,05).

dini

hubungan

ekonomi

antara

dengan

status
kejadian

kejadian

pernikahan usia dini (p-value :

(p-value:

0,000≤0,05).

dengan
usia

tinggi (95% CI: 4,657-20,714).
9. Ada

72 responden (94,7%).

responden

pada ibu yang memiliki pendidikan

Tetapi

tidak

Diketahui

status

ekonomi rendah memiliki risiko

dihasilkan nilai OR karena salah

untuk

melakukan

kejadian

satu sel yang kosong.

pernikahan usia dini sebesar 47,143

7. Ada hubungan antara pendidikan

kali dari pada keluarga yang

ayah dengan kejadian pernikahan

memiliki status ekonomi tinggi

usia dini (p-value : 0,000≤0,05).

(95% CI: 15,299-145,266).

Diketahui pendidikan ayah yang
rendah

memiliki

melakukan

risiko

kejadian

untuk

pernikahan

usia dini sebesar 7,52 kali dari pada

B. Saran
1. Bagi UPTD BKKBN Kec. Plaosan

ayah yang memiliki pendidikan

Kab. Magetan.

tinggi (95% CI: 3,643-15,519).

a. Jika melihat risiko tertinggi

8. Ada hubungan antara pendidikan

yang

mempengaruhi

ibu dengan kejadian pernikahan

pernikahan usia dini yakni

usia dini (p-value : 0,000≤0,05).

status

Diketahui pendidikan ibu yang

UPTD BKKBN Kec. Plaosan

rendah

Kab. Magetan membentuk desa

memiliki

melakukan

risiko

kejadian

untuk

pernikahan

usia dini sebesar 9,281 kali dari
                                          10 
 

ekonomi,

vokasi, untuk

sebaiknya

meningkatkan

potensi yang ada pada daerah

 
 

tersebut

dapat

a. Pendidikan responden, kepada

kewirausahaan

orangtua yang mempunyai anak

sehingga

menjadi
masyarakat.

Karena

dengan

remaja

sebaiknya

mematuhi

meningkatkan status ekonomi

peraturan

angka pernikahan usia dini

tetapkan oleh pemerintah yakni

berkurang.

wajib belajar 12 tahun serta

b. UPTD BKKBN Kec. Plaosan
Kab.

Magetan

sebaiknya

memperhatikan

aspek

pendidikan dan pengetahuan

yang

sudah

di

mengawasi pergaulan anak baik
didalam sekolah maupun luar
sekolah.
b. Pada

pekerjaan

ayah

dan

cara

pekerjaan ibu, sebaiknya ayah

bekerja sama lintas instansi

dan ibu meluangkan waktu

yang ada di Kecamatan Plaosan

lebih banyak untuk berkumpul

yakni

dengan

masyarakat,

dengan

Dinas

Pendidikan.

anak

dari

pada

Karena Dinas Pendidikan pada

pekerjaannya, sehingga anak

bagiaan pendidikan non formal

mendapatkan perhatian yang

mempunyai

cukup dari keluarga, dengan

progam

yang
(Pusat

perhatian

Kegiatan Belajar Masyarakat),

orangtua

dimana

meminimalisir

bernama

PKBM

progam

tersebut

yang

cukup

maka

dari
akan

anak

untuk

ditujukan kepada masyarakat

bergaul di lingkungan sekitar

yang

atau orang lain yang dapat

mayoritas

masih

mempunyai pengetahuan atau

meningkatkan

pendidikan

melakukan pergaulan bebas.

yang

rendah.

Dengan adanya kerja sama

kemungkinan

3. Bagi peneliti lain

lintas instansi tersebut maka

Peneliti

diharapkan

melakukan penelitian lebih lanjut

masyarakat

selanjutnya

dapat

yang

mengenai faktor-faktor lain yang

semakin luas khusunya tentang

berhubungan dengan pernikahan

pernikahan usia dini sehingga

usia dini misalnya budaya, media

angka pernikahan usia dini

massa,

berkurang.

diinginkan

mempunyai

2. Bagi

informasi

Masyarakat

Kecamatan

Plaosan Kabupaten Magetan.
                                          11 
 

kehamilan

menstruasi.

dan

yang
usia

tidak

pertama

 
 

DAFTAR PUSTAKA
Dlori. 2005. Jeratan Nikah Dini, Wabah
Pergaulan, Media Abadi.
BKKBN. 2014. Laporan Pernikahan
Berdasarkan Umur Istri. Magetan :
BKKBN.
Landung J., Thaha R., dan Abdullah A.Z.
2009. Studi Kasus Kebiasaan
Pernikahan Dini pada Masyarakat
Kecamatan Sanggalangi Kabupaten
Tana Toraja. Jurnal MKMI, Vol 5,
Oktober 2009, hal. 89-94

                                          12 
 

Mangunprasodjo, A.S. 2004. Pengasuhan
Anak Diera Internet. Jogjakarta:
Thinfresh.
Rafidah, Emilla O., dan Wahyuni B. 2009.
Faktor-Faktor yang Berhubungan
dengan Pernikahan Usia Dini di
Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.
Berita Kedokteran Masyarakat,
Vol.25, No. 2, Juni 2009.