PENDAHULUAN Hubungan Asupan Serat dan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Darah pada Penderita Stroke Rawat Inap di RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan yang berkaitan dengan penyakit yang mematikan seperti
penyakit jantung koroner dan stroke saat ini banyak terjadi di dunia. Menurut
estimasi World Heart Organization (WHO), 12 juta penduduk dunia meninggal
setiap tahunnya. Pada kasus penyakit jantung sebesar 50% merupakan
penyakit stroke (Yatim, 2002). Penduduk Indonesia diperkirakan 500.000
terkena serangan stroke setiap tahunnya (Auryn, 2007). Stroke termasuk
penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan
kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran
darah dan oksigen ke otak. WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejalagejala defisit fungsi susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh
darah ke otak dan bukan oleh organ yang lain. Stroke dihasilkan karena lokasi
tertentu pada pembuluh darah menjadi aus atau lemah (weak spot) yang
berlangsung bertahun-tahun (Soeharto, 2004).
Di Indonesia, salah satu dampak kemajuan di bidang sosial ekonomi
adalah pergeseran pola penyakit. Hal ini sejalan dengan pergeseran
epidemiologis dari penyakit menular ke penyakit degeneratif yang dipengaruhi
oleh gaya hidup, termasuk pola makan, terutama di daerah perkotaan yaitu
pola makan tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat. Penyakit degeneratif

khususnya penyakit kardiovaskuler, merupakan penyebab kematian utama
pada sebagian besar penduduk dunia, termasuk Indonesia. Data Survei

1

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan kecenderungan kenaikan
kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dari 16,5% (SKRT
1992), menjadi 18,9% (SKRT 1995) atau berdasarkan Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, penyakit kardiovaskuler masih di peringkat
kesebelas penyebab utama kematian di Indonesia. Pada tahun 1986 naik ke
urutan ketiga dan pada tahun 1992, 1995, dan 2001 sudah di urutan pertama
(Nainggolan dan Adimunca, 2005).
Peningkatan prevalensi terjadinya stroke disebabkan oleh pola hidup dan
kebiasaan makan masyarakat yang semakin berkembang. Bertambahnya
kemakmuran penduduk suatu negara maka konsumsi lemak dan kolesterol
semakin meningkat (Moehyi, 1997). Peningkatan konsumsi tersebut dapat
meningkatkan kadar kolesterol darah dalam tubuh. Peningkatan kadar
kolesterol yang semakin tinggi dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis
(Soeharto, 2004).
Stroke dapat mengakibatkan beberapa kelainan yang berhubungan

dengan kemampuan makan penderita stroke yang pada akhirnya berakibat
penurunan status gizi (Almatsier, 2004). Mengatasi keadaan tersebut
diperlukan pengaturan asupan karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lain yang
penting dan berkaitan dengan penyakit stroke seperti serat dan kolesterol.
Kadar kolesterol darah dapat diturunkan dengan cara memperbanyak
konsumsi makanan yang berserat. Menurut penelitian bahan makanan yang
mengandung serat, khususnya serat yang larut dalam air, mampu menarik
senyawa kolesterol darah dalam pencernaan dan dikeluarkan bersama feses
(Khomsan, 2003). Serat merupakan salah satu zat gizi penting yang
dibutuhkan tubuh dan untuk menjaga fungsi normal dan saluran pencernaan.

2

Serat saat ini diketahui bukan sekedar untuk memperlancar buang air besar.
Serat mempunyai peran penting pula untuk metabolisme lemak baik kolesterol
dan trigliserida serta pengendalian kadar gula darah (Fahrial, 2002).
Penelitian ini dilaksanakan di Ruang rawat inap Anggrek 2 RSUD
Dr.Moewardi Surakarta dengan alasan jumlah pasien stroke rawat inap di
RSUD Dr.Moewardi Surakarta mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada
tahun 2010 penyakit stroke menduduki peringkat ketiga dengan angka kejadian

terbanyak di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Pada tahun 2008 pasien stroke
rawat inap di RSUD Dr.Moewardi sebanyak 419 pasien dan mengalami
peningkatan pada tahun 2009 yaitu sebesar 609 pasien dan pada tahun 2010
sebesar 904 pasien. Berdasarkan uraian singkat di atas, maka perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan asupan serat dan kolesterol dengan
kadar kolesterol darah pada penderita stroke.

.B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka pokok permasalahan dalam
penelitian ini adalah ”Apakah ada hubungan asupan serat dan kolesterol
dengan kadar kolesterol darah pada penderita stroke di ruang rawat inap
RSUD Dr.Moewardi Surakarta?”

C.Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan asupan serat dan kolesterol dengan kadar
kolesterol darah pada penderita stroke di ruang rawat inap RSUD
Dr.Moewardi Surakarta

3


2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan karakteristik penderita stroke
b. Menganalisis asupan kolesterol pada penderita stroke
c. Menganalisis asupan serat pada penderita stroke
d. Mendeskripsikan kadar kolesterol darah pada penderita stroke
e. Menganalisis hubungan asupan serat dengan kadar kolesterol
darah pada penderita stroke
f.

Menganalisis

hubungan

asupan

kolesterol

dengan


kadar

kolesterol darah pada penderita stroke

D.Manfaat
1. Bagi Instalasi Gizi
Memberikan informasi mengenai hubungan asupan serat dan
kolesterol dengan kadar kolesterol darah pada penderita stroke agar
dapat digunakan sebagai acuan kebijakan pemberian diet pada penderita
stroke, serta sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan pelayanan.
2. Bagi Pembaca
Memberikan informasi mengenai hubungan asupan serat dan
kolesterol dengan kadar kolesterol darah pada penderita stroke agar
dapat memperbaiki kebiasaan hidup dan dapat menerapkan pada pola
makan yang seimbang, sehingga dapat mencegah terjadinya stroke.

4

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN VITAMIN E DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA Hubungan Asupan Serat dan Vitamin E dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 13

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN VITAMIN E DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PENDERITA PENYAKIT Hubungan Asupan Serat dan Vitamin E dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 18

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Serat dan Vitamin E dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi.

0 2 5

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER RAWAT JALAN DI RSUD Dr. Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Kolesterol Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 2 12

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ASUPAN SERAT DENGAN KADAR KOLESTEROL PADA Hubungan Asupan Serat Dengan Kadar Kolesterol Pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Rawat Jalan Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

0 3 18

PENDAHULUAN Hubungan Asupan Serat Dan Asupan Lemak Jenuh Dengan Kadar Kolesterol Darah Pada Lansia Di Posyandu Aisyiyah Kota Surakarta.

0 2 5

PENDAHULUAN HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ASUPAN KOLESTEROL DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH KOTA SURAKARTA.

0 2 6

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN LEMAK TOTAL DAN ASUPAN KOLESTEROL DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU AISYIYAH KOTA SURAKARTA.

0 3 19

HUBUNGAN ASUPAN SERAT DAN KOLESTEROL DENGAN KADAR KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA STROKE DI RUANG Hubungan Asupan Serat dan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Darah pada Penderita Stroke Rawat Inap di RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.

0 0 18

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

0 0 8