PENGARUH PENAMBAHAN TEMPE TERHADAP KADAR PROTEIN DAN TINGKAT PENGEMBANGAN PADA KERUPUK TEMPE.

PENGARU
UH PENAM
MBAHAN TEMPE
T
TER
RHADAP
KADA
AR PROTE
EIN DAN TINGKAT
T
P
PENGEMBA
ANGAN PA
ADA
KER
RUPUK TEM
MPE

KARYA
A TULIS ILMIAH
D

Diajukan
Sebbagai Salah Satu Syarat
Untuk Meenyelesaikann Pendidikan
n Diploma IIII (Tiga)
Ilmu Kessehatan Juruusan Gizi

Disusun Oleh :
A WARA HA
APSARI
MEIRINA
J 300 060 038
8

P
PROGRAM
M DIPLOMA
A III GIZI
F
FAKULTAS
S ILMU KESEHATAN

N
UNIVERS
SITAS MUH
HAMMADIIYAH SUR
RKARTA
2009

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diversifikasi pangan merupakan upaya pengembangan pangan dengan
berbagai variasi olahan pangan. Upaya diversifikasi konsumsi pangan dapat
diidentikkan dengan upaya perbaikan gizi untuk peningkatan kualitas
sumberdaya manusia Indonesia. Semakin beragam jenis pangan yang
dikonsumsi, kualitas pangan akan semakin baik (Soebagyo, 1998).
Cakupan

diversifikasi


penganekaragaman

konsumsi

pangan

tidak

pangan

hanya

pokok

terbatas

untuk

pada


mengurangi

ketergantungan pada beras, tetapi juga makanan pendamping.Salah satu upaya
diversifikasi pangan yaitu olahan kerupuk dengan penambahan bahan pangan
yang mempunyai kandungan zat gizi tinggi.
Kerupuk merupakan sajian yang hampir terdapat pada hidangan
masyarakat Indonesia sehari-hari dan pada acara perayaan kecil maupun besar.
Kerupuk berbahan dasar tepung terutama terigu dan tapioka. Komposisi zat
gizi utama pada kerupuk adalah karbohidrat. Kandungan karbohidrat kerupuk
per 100 gram yaitu 74,46 gram sampai 85,81 gram, sedangkan kandungan
protein kerupuk per 100 gram sangat rendah yaitu 0,03 gram sampai 8,90
gram (Budiarso, 1999).
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2007 dari Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI, kerupuk berbahan dasar tepung terigu
dan tepung tapioka mempunyai kandungan protein yang rendah. Karena
kandungan protein yang rendah maka perlu adanya penambahan protein yang
tinggi. Protein terdiri dari protein hewani dan protein nabati. Sumber protein
nabati yang paling tinggi adalah berasal dari kacang-kacangan diantaranya
yaitu kacang kedelai.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama (biji

kedelai kaya protein dan lemak serta beberapa bahan gizi penting lain,
misalnya vitamin dan lesitin). Komposisi energi kacang kedelai per 100 gram



2

sebesar 381 kkal, protein 40,4 gram, lemak 16,7 gram, karbohidrat 24,9 gram.
Olahan kedelai dapat dibuat menjadi tahu, kecap, susu kedelai, tauco dan
tempe, oncom, taoge (Anonim, 2009).
Kelebihan tempe selain harganya murah dan mudah diperoleh, dalam
bidang

kesehatan

mengendalikan

khasiat tempe

diare,


antara

memperlancar

lain

dapat

pencernaan,

mencegah

mencegah

dan

anemia,

menghambat penuaan, menghambat risiko kanker dan jantung koroner. Tempe

juga dapat diolah lebih lanjut menjadi keripik tempe, tepung makanan
suplemen balita, selai, kecap dan berbagai produk olahan lainnya. Selain itu
tempe juga dapat diolah menjadi kerupuk tempe. Hal ini dilakukan agar
kandungan zat gizi kerupuk menjadi lebih banyak dengan adanya penambahan
tempe pada pembuatan kerupuk (Suprapti, 2003).
Kerupuk merupakan makanan ringan yang selalu ada pada acara tertentu.
Kerupuk yang baik adalah kerupuk yang baunya tidak tengik dan tekstur
renyah. Selain baunya yang tidak tengik, kerupuk yang baik dapat dilihat dari
sifat fisiknya. Sifat fisik kerupuk ditentukan oleh beberapa faktor salah
satunya yaitu tingkat pengembangan (Anonim, 2007).
Tingkat pengembangan merupakan perbandingan volume kerupuk
dibandingkan volume adonan. Apabila tingkat pengembangan kurang akan
menghasilkan kerupuk yang keras. Faktor-faktor yang menentukan tingkat
pengembangan adalah mutu dan jumlah dari bahan yang digunakan, proses
pembuatan, proses pencampuran dan lama pengeringan. Berdasarkan uraian
tersebut maka akan dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan
tempe terhadap kadar protein dan tingkat pengembangan pada kerupuk tempe.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan permasalahan penelitian

sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh penambahan tempe terhadap kadar protein pada
kerupuk tempe.

3

2. Apakah

terdapat

pengaruh

penambahan

tempe

terhadap

tingkat


pengembangan kerupuk tempe.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui pengaruh penambahan tempe terhadap kadar protein dan
tingkat pengembangan pada kerupuk tempe.
2. Tujuan khusus
a.

Mendiskripsikan kadar protein kerupuk tempe.

b.

Menganalisis pengaruh penambahan tempe terhadap kadar protein
kerupuk tempe.

c.

Menganalisis


pengaruh

penambahan

tempe

terhadap

tingkat

pengembangan kerupuk tempe.

D. HIPOTESIS
1. Semakin banyak penambahan tempe maka kadar protein kerupuk semakin
tinggi.
2. Terdapat perbedaan penambahan tempe pada pembuatan kerupuk tempe
terhadap kadar protein.
3. Terdapat perbedaan penambahan tempe pada pembuatan kerupuk tempe
terhadap tingkat pengembangan.


E. Manfaat Penelitian
1. Bagi masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang diversifikasi olahan
pangan khususnya tempe.
2. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan apabila mengadakan
penelitian sejenis.
 

Dokumen yang terkait

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KORO PEDANG DENGAN PENAMBAHAN BEKATUL DAN KONSENTRASI Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dengan Penambahan Bekatul Dan Konsentrasi Ragi Tempe Yang Berbeda.

0 5 10

KADAR PROTEIN DAN KUALITAS TEMPE KORO PEDANG DENGAN PENAMBAHAN BEKATUL DAN KONSENTRASI Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dengan Penambahan Bekatul Dan Konsentrasi Ragi Tempe Yang Berbeda.

0 6 17

PENDAHULUAN Kadar Protein Dan Kualitas Tempe Koro Pedang Dengan Penambahan Bekatul Dan Konsentrasi Ragi Tempe Yang Berbeda.

0 6 4

KADAR PROTEIN TERLARUT DAN KUALITAS TEMPE BENGUK DENGAN PENAMBAHAN AMPAS TAHU DAN Kadar Protein Terlarut Dan Kualitas Tempe Benguk Dengan Penambahan Ampas Tahu Dan Daun Pembungkus Yang Berbeda.

0 3 15

KADAR PROTEIN TERLARUT DAN KUALITAS TEMPE BENGUK DENGAN PENAMBAHAN AMPAS TAHU DAN Kadar Protein Terlarut Dan Kualitas Tempe Benguk Dengan Penambahan Ampas Tahu Dan Daun Pembungkus Yang Berbeda.

3 12 15

PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK BUAH PEPAYA MUDA TERHADAP KADAR PROTEIN TEMPE KORO PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK BUAH PEPAYA MUDA TERHADAP KADAR PROTEIN TEMPE KORO.

0 0 14

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS TERHADAP KADAR PROTEIN, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA Substitusi Tepung Tempe Pada Pembuatan Kue Bolu Kukus Terhadap Kadar Protein, Tingkat Pengembangan Dan Daya.

0 2 15

PENDAHULUAN Substitusi Tepung Tempe Pada Pembuatan Kue Bolu Kukus Terhadap Kadar Protein, Tingkat Pengembangan Dan Daya.

3 8 6

Pengaruh penambahan buah pepaya muda terhadap kadar protein, tekstur dan rasa pada tempe kedelai kuning lokal.

9 75 126

Pengaruh penambahan buah pepaya muda terhadap kadar protein, tekstur dan rasa pada tempe kedelai kuning lokal

1 1 124