PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA.

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN 5 ( LIMA ) LANTAI
DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT DUA
Tugas Akhir

untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

diajukan oleh
SUYONO
N.I.M : D 100 960 286
N.I.R.M : 96.6.106.03010.50286

kepada

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2004

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Perkembangan dunia ilmu pengetahuan ( science ) semakin cepat setiap
waktu dan akan terus berkembang sesuai dengan kemajuan jaman. Buku
merupakan sumber ilmu pengetahuan yang dapat membuat seseorang menjadi
mengerti akan ilmu pengetahuan, baik itu ilmu sosial maupun ilmu alam.
Memasyarakatkan budaya membaca dan memahami tentang ilmu pengetahuan
merupakan tujuan dari pendidikan nasional untuk meningkatkan Sumber Daya
Manusia ( SDM ) yang sudah lama digalakan oleh Pemerintah, untuk tujuan
tersebut dibutuhkan adanya prasarana penunjang. Prasarana penunjang tersebut
diantaranya adalah gedung perpustakaan.
Kodya Surakarta merupakan suatu kota yang cukup besar dengan
banyaknya penduduk yang membutuhkan suatu perpustakaan pusat kota yang
menyediakan buku-buku referensi untuk pengembangan SDM setiap anggota
masyarakat. Pembangunan perpustakaan pusat kota diharapkan akan dapat lebih
menggugah minat masyarakat kota untuk mempelajari ilmu pengetahuan sesuai
dengan minat dan bakat masing-masing.
Perencanaan gedung perpustakaan pusat kota perlu mempelajari struktur
organisasi suatu perpustakaan modern agar fungsi bangunan gedung tersebut
memenuhi syarat untuk pengembangan dimasa yang akan datang.


B. Maksud dan Tujuan
Perencana atau Ahli konstruksi yang baik ( professional engineers ),
dewasa ini sangat dibutuhkan sesuai dengan keadaan negara Indonesia yang
sedang giat membangun. Seorang Perencana diharapkan dapat menyesuaikan diri
dengan keadaan alam dan lingkungan dimana tempatnya berada serta
perkembangan teknologi.

1

2

Perkembangan ilmu pengetahuan dibidang perencanaan struktur gedung
dengan bahan beton bertulang telah berkembang, ini dapat dilihat dari peraturan
atau standar tata cara perencanaan struktur beton bertulang di Indonesia yang telah
mengalami perbaikan dari Peraturan Beton Indonesia 1971 ( PBI-1971 ) menjadi
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung yang terbaru yaitu
SK SNI T-15-1991-03. Maksud dari Tugas Akhir yang dibuat oleh Penyusun ini
adalah mencari hasil perhitungan struktur dari gedung yang akan direncanakan
dengan prinsip gedung tahan gempa. Perhitungan struktur gedung tersebut terdiri
dari perhitungan struktur beton untuk kerangka bangunan dan perhitungan struktur

baja untuk atap bangunan. Perhitungan struktur untuk kerangka ( frame ) ini
menggunakan / mengacu pada Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung SK-SNI T-15-1991-03, sedangkan untuk perhitungan struktur
rangka atap baja (truss) mengacu pada Peraturan Perencanaan Bangunan Baja
Indonesia ( PPBBI-1983 ).
Perincian mengenai perencanaan struktur dari gedung perpustakan tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil perhitungan struktur baja untuk atap gedung, meliputi
dimensi profil yang digunakan serta jumlah baut sebagai alat penyambungnya.
2. Mengetahui hasil perhitungan struktur beton untuk kerangka gedung tersebut,
meliputi :
a. Dimensi serta penulangan yang digunakan untuk elemen kolom sesuai
dengan prinsip daktilitas tingkat 2 ( terbatas ).
b. Dimensi serta penulangan yang digunakan untuk elemen balok, sesuai
dengan prinsip daktilitas tingkat 2 ( terbatas ).
c. Dimensi serta penulangan pelat lantai dan tangga.
3. Mengetahui dimensi serta penulangan yang digunakan untuk dinding
basement dan pondasi bangunannya.

C. Ruang Lingkup Perencanaan

Ruang

lingkup

permasalahan

perlu

ditentukan,

guna

membatasi

permasalan yang akan dibahas. Beberapa batasan masalah yang dipakai dalam

3

perhitungan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan hanya pada perhitungan atap baja, perhitungan struktur beton

( pelat lantai, tangga, balok dan kolom ) dan perencanaan pondasi.
2. Lokasi gedung berada di wilayah Surakarta ( wilayah gempa 3 ).
3. Digunakan mutu beton, f’c = 30 MPa.
4. Digunakan mutu baja, f y = 320 MPa dan f y, s = 240 MPa.
5. Gedung direncanakan tahan gempa dengan prinsip daktilitas tingkat 2 /
terbatas ( limited ductility ).
6. Modulus elastisitas baja tulangan, ES = 2,0 x 105 MPa.
7. Perhitungan pembebanan mengikuti Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung, PPIUG-1983.
8. Perencanaan struktur rangka atap ( truss ) mengacu pada Peraturan
Perencanaan Bangunan Baja Indonesia, PPBBI-1983.
9. Perencanaan beton berdasarkan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03.
10. Pembagian gaya geser gempa mengikuti buku Pedoman Perencanaan
Ketahanan Gempa Indonesia Untuk Gedung dan Rumah, SKBI-1.3.53.1987.
11. Perhitungan analisis struktur menganggap bahwa bahan elastis linear,
tegangan berbanding lurus dengan regangan ( Hooke’s law ).
12. Tidak dibahas perencanaan bangunan tambahaan seperti instalasi listrik,
sanitair dan plafond serta pintu dan jendela.
13. Tidak dibahas Rencana Anggaran Biaya ( R.A.B. ) bangunannya.

14. Tidak diadakan penelitian daya dukung tanah untuk lokasi gedung yang
direncanakan, sehingga data teknis keadaan tanah diasumsikan sendiri oleh
Penyusun.

D. Keaslian Tugas Akhir
Mengenai perencanaan arsitektural gedung perpustakaan pusat kodya
Surakarta telah dibuat oleh Setiawan, W. ( 2000 ) dalam Tugas Akhir Teknik
Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta. Perencanaan arsitektur yang
telah dibuatnya merupakan perpustakaan umum yang dikoordinasi oleh

4

Pemerintah Kodya Surakarta dan sebagai Pelaksana dikendalikan oleh pihak
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Gedung perpustakaan yang telah direncanakan mempunyai bentuk yang
tidak beraturan / a-simetris, mempunyai jumlah lantai utama ada 3 dengan 1 lantai
tambahan. Penyusun dalam kesempatan ini mengadakan perubahan dalam bentuk
maupun tata ruang, diusahakan sedapat mungkin simetris sesuai dengan prinsip
gedung tahan gempa. Perencanaan elemen struktural gedung perpustakaan yang
sedang direncanakan ini belum pernah dilakukan oleh Perencana lain.


Dokumen yang terkait

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN PLANOLOGI UMS LIMA LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PARSIAL.

0 0 6

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH SMA EMPAT LANTAI DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS TERBATAS.

0 0 4

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN 8 LANTAI DENGAN 1 BASEMENT DI WILAYAH GEMPA 3 MENGGUNAKAN PRINSIP DAKTILITAS TINGKAT III.

0 1 5

PERENCANAAN GEDUNG PERKULIAHAN 5 LANTAI DI SUKOHARJO DENGAN PRINSIP DAKTAIL PENUH Perencanaan Gedung Perkuliahan 5 Lantai di Sukoharjo dengan Prinsip Daktail Penuh.

0 1 35

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN 5 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA.

0 1 38

PERENCANAAN GEDUNG EMPAT LANTAI BANK “INDRY MANDIRI“ DENGAN DAKTILITAS TINGKAT TIGA PERENCANAAN GEDUNG EMPAT LANTAI BANK “INDRY MANDIRI“ DENGAN DAKTILITAS TINGKAT TIGA DI WILAYAH GEMPA TIGA.

0 1 20

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN ENAM LANTAIDAN SATU BASEMENT DI SALATIGA DENGAN PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN ENAM LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SALATIGA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PENUH.

0 1 21

METODE PERENCANAAN PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN ENAM LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SALATIGA DENGAN PRINSIP DAKTILITAS PENUH.

0 2 4

PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI YOGYAKARTA (Menggunakan Prinsip Daktilitas Tingkat 3).

0 0 20

PENDAHULUAN PERENCANAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN EMPAT LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI YOGYAKARTA (Menggunakan Prinsip Daktilitas Tingkat 3).

0 0 4