PENGARUH BIONUTRIEN BDI DENGAN PENAMBAHAN ION LOGAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.).
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
PENGARUH BIONUTRIEN BDI DENGAN PENAMBAHAN ION
LOGAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains dalam Bidang Kimia
Oleh :
Sudrajat Harris Abdulloh 0807639
PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
PENGARUH BIONUTRIEN BDI DENGAN PENAMBAHAN ION
LOGAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
Oleh
Sudrajat Harris Abdulloh
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sains pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Sudrajat Harris Abdulloh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Sudrajat Harris Abdulloh
PENGARUH BIONUTRIEN BDI DENGAN PENAMBAHAN ION
LOGAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
TANAMAN PADI (Oryza sativa L.)
Disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing I,
Drs. Yaya Sonjaya, M.Si NIP: 19650212 199003 1 002
Pembimbing II,
Muhamad Nurul Hana, M.Pd NIP: 19710119 199702 1 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. rer. nat. Ahmad Mudzakir M.Si NIP: 19661121 199103 1 002
(4)
i
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
ABSTRAK
Telah dilakukan kajian mengenai pengaruh bionutrien BDI dengan penambahan ion logam (Ca2+, Mg2+, Cu2+, Fe2+, Mn2+ dan Zn2+) pada pertumbuhan dan hasil panen tanaman padi (Oryza Sativa L.) varietas Cigeulis. Ekstraksi basa digunakan untuk memperoleh ekstrak bionutrien BDI. Bionutrien BDI diaplikasikan terhadap tanaman padi dengan variasi dosis 10, 20, 25, 30, 50, 75dan 100 mL/L dengan penambahan ion logam dengan konsentrasi yang tetap (Ca2+, 1; Mg2+, 2; Cu2+, 1; Fe2+, 2; Mn2+, 1 dan Zn2+, 1 ppm). Blanko digunakan terhadap tanaman dengan pemberian air dan kontrol positif digunakan dengan pemberian pupuk sintetis. Bionutrien BDI dosis 100 mL/L memberikan hasil yang positif terhadap pertumbuhan tanaman padi dengan konstanta laju pertumbuhan paling tinggi sebesar 0,1840 minggu-1, sedangkan blanko dan kontrol memberikan konstanta laju pertumbuhan 0,1687 minggu-1 dan 0,1690 minggu-1 Hasil panen terberat dengan berat gabah kering adalah 42,0809 g ditunjukan oleh dosis 10 mL/L, sedangkan blanko dan kontrol menunjukkan berat 20,3487 g dan 22,1714 g. Disimpulkan bahwa pemberian bionutrien BDI 10 mL/L dan ion logam memberikan hasil panen tanaman padi yang paling baik
(5)
ii
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
ABSTRACT
A research study of effect of bionutrient BDI with metal ion addition in a rice plant (Oryza sativa L.) has been conducted, which aims to determine the effect on growth and yield of rice plants. In this study, the method used to obtain the extract of bionutrien BDI is reflux at alkali condition. Bionutrient BDI with constant metal ion addition (Ca2+, 1; Mg2+, 2; Cu2+, 1; Fe2+, 2; Mn2+, 1 dan Zn2+, 1 ppm) applied as an environmentally friendly fertilizer with a variations of the dose of 10, 20, 25, 30, 50, 75 and 100 mL/L. Moreover blank group is treating by water and positive control group is treating by adding a synthetic fertilizers. The results showed that bionutrient at a dose of 100 mL/L had a positive effect on crop productivity by generating high growth rate constant of 0.0940 cm week-1. While the blank and control group has a high growth rate constant of 0.0878 cm week-1 and 0.0840 cm week-1. Rice yields by adding bionutrient BDI with metal ion with a dose of 10 mL/L shows the results with the heaviest amount of grain dry weight of 42.0809 g. while the blank and control group gave the amount of dry grain weight of 20.3487 g and 22.1714 g. From these results, it can be concluded that bionutrient BDI with metal ion gave better results for the rate of growth of rice plants and rice crops.
(6)
vi Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Bionutrien, Penelitian dan Perkembangannya ... 4
2.2 Metode Ekstraksi untuk Bionutrien ... 6
2.3 Peranan Pupuk dan Klasifikasinya ... 8
2.4 Pupuk Organik (Pupuk Alam) ... 9
2.5 Pupuk Anorganik (Pupuk Buatan) ... 11
2.6 Peranan Unsur Hara dalam Tanaman ... 14
2.7 Tinjauan Tanaman Padi ... 16
(7)
vii Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
2.9 Persiapan Benih Padi ... 19
2.10 Pengolahan Tanah sebagai Media Tanam ... 19
2.11 Persemaian Benih Padi ... 20
2.12 Pemupukan terhadap Tanaman Padi ... 20
2.13 Pemeliharaan Tanaman Padi ... 20
2.14 Panen Tanaman Padi ... 21
2.15 Pengendalian Hama dan Penyakit ... 21
2.16 Laju Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ... 26
3.2 Alat dan Bahan ... 26
3.3 Alur Penelitian ... 27
3.3.1 Pembuatan Bionutrien BDI ... 29
3.3.2 Pembuatan Larutan Induk Ion Logam ... 29
3.3.3 Aplikasi pada tanaman Padi Oryza sativa L ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33
4.1 Ekstraksi Bionutrien BDI ... 33
4.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi yang Menggunakan Bionutrien BDI ... 34
4.2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi sebelum diberikan perlakuan bionutrien BDI minggu ke-1 dan minggu ke-2 ... 34
4.2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-3 ... 37
(8)
viii Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
4.2.4 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-5 ... 39
4.2.5 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-6 ... 41
4.2.6 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-7 ... 43
4.2.7 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-8 ... 45
4.2.8 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-9 ... 47
4.2.9 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-10 ... 49
4.2.10 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-11 ... 50
4.2.11 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-12 ... 52
4.2.12 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-13 ... 53
4.2.13 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-14 ... 54
4.2.14 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-15 ... 56
4.2.15 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-16 ... 57
4.2.16 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-17 ... 58
4.2.17 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi Minggu ke-18 ... 60
4.3 Perkembangan Malai minggu ke-14 hingga ke-18 ... 61
4.4 Laju Pertumbuhan dan Konstanta Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman .. 63
4.5 Hasil Panen Tanaman Padi ... 64
4.6 Hubungan Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Padi dengan Hasil Panen ... 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 70
DAFTAR PUSTAKA ... 71
LAMPIRAN ... 75
(9)
ix Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kadar N, P, dan K dari Tanaman Potensial ... 4
Tabel 2.2 Aplikasi Bionutrien terhadap Laju Pertumbuhan Tanaman ... 6
Tabel 2.3 Kriteria Pemilihan Pelarut ... 7
Tabel 2.4 Tabel Fungsi dan Gejala Kekurangan Makro dan Mikronutrien ... 15
Tabel 2.5 Deskripsi Padi Varietas Cigeulis ... 18
Tabel 2.6 Hama yang biasa menyerang tanaman padi dan penanggulangannya .. 22
Tabel 2.7 Penyakit yang menyerang tanaman padi dan penanggulangannya ... 23
Tabel 3.1 Ion Logam untuk Aplikasi ... 30
Tabel 3.2 Kelompok Tanaman dan Perlakuannya ... 30
Tabel 3.1 Variabel dan Metode Pengamatan ... 31
Tabel 4.1 Ekstraksi Tanaman BDI ... 33
Tabel 4.2 Konstanta laju pertumbuhan tinggi tanaman padi ... 64
(10)
x Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kurva laju pertumbuhan sigmoidal ... 24
Gambar 2.2. Kurva hubungan eksponensial dan logaritma antara pertumbuhan terhadap waktu ... 25
Gambar 2.3. Hubungan ln N terhadap t untuk mengevaluasi harga konstanta laju pertumbuhan tanaman ... 25
Gambar 3.1 Bagan alir penelitian ... 28
Gambar 3.2 Desain aplikasi tanaman ... 31
Gambar 4.1 Benih padi yang mulai berkecambah ... 35
Gambar 4.2 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-1 ... 35
Gambar 4.3 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-2 ... 36
Gambar 4.4 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-3 ... 37
Gambar 4.5 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-4 ... 38
Gambar 4.6 Gulma yang tumbuh pada minggu ke-5 ... 40
Gambar 4.7 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-5 ... 40
Gambar 4.8 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-6 ... 42
Gambar 4.9 Hama ulat grayak ... 43
Gambar 4.10 Daun yang terserang penyakit bercak cokelat ... 44
Gambar 4.11 Data rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-7 ... 45
(11)
xi Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Gambar 4.13 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-8 ... 47
Gambar 4.14 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-9 ... 48
Gambar 4.15 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-10 ... 50
Gambar 4.16 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-11 ... 51
Gambar 4.17 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-12 ... 52
Gambar 4.18 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-13 ... 54
Gambar 4.19 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-14 ... 55
Gambar 4.20 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-15 ... 56
Gambar 4.21 Hama walang sangit yang teramati pada tanaman padi ... 57
Gambar 4.22 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-16 ... 58
Gambar 4.23 Hama tikus yang terjerat jaring nylon ... 59
Gambar 4.24 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-17 ... 59
Gambar 4.25 Rata-rata tinggi tanaman dan jumlah anakan minggu ke-18 ... 60
Gambar 4.26 Perkembangan malai rata-rata minggu ke-14 hingga 18 ... 62
Gambar 4.27 Laju pertumbuhan tinggi tanaman padi blanko ... 63
(12)
xii Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data Pengukuran Tinggi Tanaman Padi ... 75
Lampiran 2. Data Perhitungan Jumlah Anakan Tanaman Padi ... 77
Lampiran 3. Data Pengukuran Jumlah Malai Tanaman Aplikasi ... 79
Lampiran 4. Grafik Laju Pertumbuhan Tinggi Tanaman Padi ... 81
(13)
1
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian mengenai bionutrien dari tanaman BDI dimulai tahun 2010
dengan melakukan karakterisasi tanaman BDI. Hasil dari penelitian tersebut
didapatkan bahwa tanaman BDI berpotensi untuk dijadikan sebagai bionutrien
dengan kadar N, P dan K yang cukup tinggi. Hasil analisis ekstrak tanaman BDI
diperoleh kandungan N-total sebesar 696 mg/L, Fosfor sebesar 15,94 mg/L dan
Kalium sebesar 93,919 mg/L. Kandungan tersebut diperoleh pada kondisi
ekstraksi optimum massa daun BDI, 70 g, ekstraktan basa sejumlah 250 mL,
dengan konsentrasi 0,5 M, suhu 95-105°C selama 90 menit (Taufik, 2010).
Bionutrien BDI telah diteliti aplikasinya terhadap tanaman cabai merah
keriting (Capsicum annuum) dengan cara disiram pada lahan perkebunan. Dari
penelitian tersebut diperoleh konstanta laju pertumbuhan tanaman cabai tertinggi
pada kelompok dosis 75 mL/L yaitu sebesar 0,1760 minggu-1, jauh lebih baik
dibandingkan tanaman kontrol positif yang hanya sebesar 0,1490 minggu-1. Hasil
panen buah cabai merah keriting dari penelitian ini tertinggi diperoleh pada
kelompok dosis bionutrien 15 mL/L dengan jumlah cabai 438 buah, massa total
1171,28 gram. Sedangkan pada tanaman kontrol diperoleh jumlah cabai 330 buah
dengan massa total 1360,63 gram (Taufik, 2010).
Meskipun hanya ditinjau dari aspek makronutrien, hasil panen pada
(14)
2
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
dibanding kelompok tanaman kontrol, hal tersebut memberikan asumsi bahwa
selain makronutrien yang terkandung dalam jumlah banyak pada bionutrien, perlu
juga ditambahkan ion logam sebagai mikronutrien yang sangat diperlukan
tanaman untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan. Diharapkan dengan
penambahan ion logam kepada bionutrien BDI, dapat meningkatkan pertumbuhan
serta hasil panen pada tanaman aplikasi.
Pada penelitian ini, kegiatan yang dilakukan meliputi pembuatan
bionutrien BDI pada kondisi optimum, bionutien BDI yang diperoleh kemudian
dikombinasikan dengan ion logam Ca2+, Mg2+, Fe2+, Cu2+, Mn2+, Zn2+. Pemilihan
ion logam tersebut didasarkan pada fungsi dari logam-logam tersebut dalam
proses metabolisme tanaman. Ion logam tersebut sangatlah diperlukan oleh
tanaman dalam proses tumbuh dan berkembang. Tanaman padi (Oryza sativa L.)
dipilih sebagai tanaman aplikasi karena merupakan komoditi pangan utama yang
dikonsumsi masyarakat Indonesia sebagai sumber penghasil energi sebab
memiliki kandungan karbohidrat yang sangat tinggi.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas, masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penggunaan bionutrien BDI yang ditambahkan ion
logam terhadap laju pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa L.)?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan bionutrien BDI yang ditambahkan ion
(15)
3
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
1.3. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui,
1. Pengaruh penggunaan bionutrien BDI yang ditambahkan ion logam terhadap
pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa L.).
2. Pengaruh penggunaan bionutrien BDI yang ditambahkan ion logam terhadap
hasil produksi tanaman padi (Oryza sativa L.).
1.4. Manfaat
Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh bionutrien optimal yang
dapat digunakan sebagai sumber nutrien alternatif yang dapat memberikan nilai
tambah bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi, serta mengurangi
pencemaran lingkungan dan kerusakan tanah akibat penggunaan pupuk sintetis
(16)
26
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian
Lokasi pengambilan sampel bertempat di Soreang, Kabupaten Bandung.
Sampel yang diambil berupa tanaman BDI. Penelitian berlangsung sekitar 11
bulan, yaitu dari bulan Februari sampai Desember 2012. Penelitian dibagi menjadi
dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap aplikasi. Tahap persiapan dan tahap
aplikasi dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan FPMIPA UPI
Bandung, Jl. Setiabudhi No. 229.
3.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pisau, gunting,
neraca analitik, panci besar, kompor gas, gelas ukur (100 mL, 250 mL, 500 mL,
dan 4000 mL), labu ukur (250 mL, 500 mL, dan 1000 mL), gelas kimia (100 mL,
250 mL, 400 mL, dan 1000 mL), termometer, mistar, spatula, corong pendek,
corong plastik batang pengaduk, makro pipet, pipet tetes, kaca arloji, botol
semprot, dirigen 10L, botol kaca 1L, sekop.
Bahan atau zat-zat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
ekstraktan basa, larutan induk ion logam Ca2+, Mg2+, Fe2+, Cu2+, Mn2+, Zn2+, asam
nitrat, asam sulfat, pupuk NPK, pupuk kandang, tanah, aquades, kertas label dan
(17)
27
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
3.3 Alur Penelitian
Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap
aplikasi, pada tahap persiapan, tanaman BDI yang sudah dikumpulkan, diekstraksi
dengan metode refluksasi menggunakan ekstraktan basa pada kondisi optimum,
kondisi optimum ekstraksi BDI telah diketahui pada penelitian sebelumnya, yaitu;
konsentrasi basa 0,5 M, waktu ekstraksi 90 menit, massa BDI 70 g untuk 250 mL
larutan (Taufik, 2011). Larutan ion logam Ca2+, Mg2+, Fe2+, Cu2+, Mn2+, Zn2+,
juga disiapkan untuk ditambahkan pada variasi dosis bionutrien. Tahap
selanjutnya yaitu aplikasi bionutrien BDI dengan penambahan ion logam terhadap
(18)
28
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Gambar 3.1 Bagan alir penelitian Tanaman BDI
Dibersihkan
Ditimbang
Dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
Ditambahkan larutan ekstraktan
Diekstrak dengan cara refluks pada kondisi Optimum, untuk memperoleh 250 mL bionutrien kondisi optimumnya adalah sebagai berikut:
Konsentrasi ekstraktan : 0,5 M
Waktu ekstraksi : 90 menit
Massa sampel BDI : 70 gram
Dilakukan aplikasi terhadap tanaman padi Oryza sativa L. dengan variasi konsentrasi Bionutrien BDI (10 mL/L, 20 mL/L,25 mL/L, 30 mL/L, 50 mL/L, 75 mL/L. 100 mL/L), setiap dosis ditambahkan ion logam Ca2+, 1 ppm; Mg2+, 2 ppm; Cu2+, 1 ppm; Fe2+, 2 ppm; Mn2+, 1 ppm dan Zn2+, 1 ppm)
Diukur dan dianalisis pertumbuhan & perkembangan tanaman padi
Data Pertumbuhan dan Perkembangan
Kesimpulan Bionutrien BDI
(19)
29
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
3.3.1 Pembuatan Bionutrien BDI
Pembuatan bionutrien dari tanaman BDI diawali dengan pengumpulan
tanaman BDI, kemudian tanaman BDI yang sudah dikumpulkan dipotong
kecil-kecil, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan pembuatan, untuk setiap pembuatan
250 mL larutan bionutrien dibutuhkan massa daun BDI 70 g. Ekstraktan yang
digunakan berupa larutan basa dengan konsentrasi 0,5 M yang ditambahkan sesuai
volume larutan bionutrien yang diinginkan. Ekstraksi dilakukan selama 90 menit
dengan suhu pemanasan 70-80°C.
3.3.2 Pembuatan Larutan Induk Ion Logam (Ca2+, Mg2+, Fe2+, Cu2+, Mn2+, Zn2+).
Ion logam yang ditambahkan bersamaan dengan variasi dosis bionutrien
dibuat dari senyawa logam yang mudah larut dalam air, masing-masing ion logam
dibuat larutan induknya untuk persediaan, kemudian pada setiap penyiraman
variasi dosis bionutrien BDI, tiap ion logam ditambahkan sesuai perkiraan jumlah
kebutuhan tanaman yang mengacu pada pupuk komersial.
Larutan induk dibuat dengan melarutkan senyawa logam yang
mengandung ion yang diperlukan dengan aquades. Larutan induk ion logam
dibuat dengan konsentrasi 100 mg/L. Rincian pembuatan larutan ion logam dapat
(20)
30
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Tabel 3.1 Ion Logam untuk Aplikasi
Ion Logam Senyawa Induk
Massa yang ditimbang (gram) Volume (mL) Konsentrasi untuk aplikasi (mg/L)
Ca2+ Ca(NO3)2 0,1025 250 1
Mg2+ Mg(NO3)2 0,1542 250 2
Cu2+ CuSO4.5H2O 0,1412 250 1
Fe2+ (NH4)2Fe(SO4)2.6H2O 0,1751 250 2
Mn2+ MnSO4.H2O 0,0686 250 1
Zn2+ Zn(NO3)2 0,0724 250 1
3.3.3 Aplikasi pada tanaman Padi Oryza sativa L.
Tahap aplikasi dilakukan terhadap tanaman padi (Oryza sativa L.) varietas
Cigeulis di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan UPI. Perlakuan terdiri atas
pemberian Bionutrien BDI dengan variasi dosis serta penambahan ion logam pada
tiap kelompok tanaman sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kelompok Tanaman dan Perlakuannya No. Kelompok Tanaman Dosis Bionutrien
BDI
Penambahan Ion Logam
1 Tanaman 1 ( T1) 10 mL/ L
Mg2+, 2 ppm Cu2+, 1 ppm Fe2+, 2 ppm Ca2+, 1 ppm Mn2+, 1 ppm Zn2+, 1 ppm
2 Tanaman 2 ( T2) 20 mL/ L
3 Tanaman 3 ( T3) 25 mL/ L
4 Tanaman 4 ( T4) 30 mL/ L
5 Tanaman 5 ( T5) 50 mL/ L
6 Tanaman 6 ( T6) 75 mL/ L
7 Tanaman 7 ( T7) 100 mL/ L
8 Tanaman 8 (kontrol
positif)
diberi pupuk NPK
32-10-10. -
9 Tanaman 9 (blanko) disiram oleh air -
Sebagai pupuk dasar digunakan pupuk kandang yang biasa digunakan
(21)
31
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Pupuk yang digunakan untuk perlakuan kontrol positif yaitu pupuk dengan
kandungan NPK 32-10-10. Pemberian bionutrien pada tanaman padi dilakukan
dengan cara penyiraman pada waktu pagi hari setiap minggunya.
Secara keseluruhan terdapat 9 kelompok tananam, masing-masing
kelompok terdiri atas 4 tanaman. Desain aplikasi tanaman dapat dilihat pada
gambar 3.2.
Kelompok Tanaman 1 Kelompok Tanaman 2 Kelompok Tanaman 3 Kelompok Tanaman 4 Kelompok Tanaman 5
Kelompok Tanaman 6 Kelompok Tanaman 7 Kelompok Tanaman 8 Kontrol Kelompok Tanaman 9 BlankoGambar 3.2 Desain aplikasi tanaman
Pengamatan terhadap tanaman dilakukan setiap minggu hingga tanaman
(22)
32
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Tabel 3.1 Variabel dan Metode Pengamatan
No Variabel Metode Pengamatan
1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dari mulai pangkal akar sampai ujung daun paling tinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali, dimulai pada minggu ke-1 setelah ditanam.
2. Jumlah anakan Pengukuran jumlah anakan tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali, dimulai pada minggu ke-1 setelah ditanam.
3. Jumlah malai Dihitung jumlah malai yang muncul dari setiap tanaman padi.
4. Massa gabah basah Massa gabah basah diperoleh dari hasil penimbangan gabah yang baru dipisahkan dari malainya.
5. Massa gabah kering Massa gabah kering diperoleh dari hasil penimbangan gabah basah yang telah dikeringkan terlebih dahulu dibawah sinar matahari, sehingga kadar airnya berkurang.
6. Massa 1000 butir gabah kering
Massa per 1000 butir diperoleh dengan cara menimbang 1000 butir gabah kering dari setiap dosis.
(23)
70
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian bionutrien BDI dengan penambahan ion logam menunjukkan
perbedaan terhadap laju pertumbuhan tanaman padi. Laju pertumbuhan
bionutrien BDI memenuhi hukum laju orde ke-1 dengan konstanta laju
pertumbuhan tinggi tertinggi yaitu sebesar 0,0940 minggu-1 pada dosis
bionutrien BDI 100 mL/L.
2. Hasil panen terbanyak terdapat pada padi bionutrien BDI dosis 10 mL/L
dengan rata-rata massa gabah kering sebanyak 42,0809 gram, dengan
bobot per 1000 butir 22,3422 gram.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bionutrien BDI dengan
penambahan ion logam menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
kontrol. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan diharapkan diteliti lebih lanjut
mengenai pengaruh penambahan variasi konsentrasi ion logam tertentu terhadap
(24)
71
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrachman, S. dkk. 2007. Pemupukan Tanaman Padi. Jakarta: Badan Litbang Pertanian
Andoko, A. 2008. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Depok
Anonim. 2009. Teknik dan Budidaya Penanaman Padi System of Rice
Intensification (SRI). Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna.
Aprianto, Fahmi. 2010. Kajian Tentang Potensi Bionutrien CAF dengan
Penambahan Logam yang Diaplikasikan Terhadap Tanaman Kentang. (Solanum tuberosum L.) Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Dacoteau, D. R. 2005. Principles of Plants Science : Environmental Factors and
Technology in Growing Plants. New Jersey. Pearson Prentice Hall.
De Datta, K.S. 1981. Principles and Practices of Rice Production. New York : A Wiley Interscience Publication.
Direktorat Pupuk dan Pestisida. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Pupuk Organik dan pembenah Tanah Tahun Anggaran 2011.
Kementerian Pertanian. Jakarta. Ambarwati, R. 2007. Ekstraksi
Bionutrien dari Tanaman MHR dan Aplikasinya pada Tanaman Caisin. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Dobberman, A. & Fairhurst, T. 2000. Rice: Nutrient Disorder & Nutrient
Management. Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash &
Phosphate Institute of Canada (PPIC) and International Rice Research Institute (IRRI).
(25)
72
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Firmanto, B. H. 2011. Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Bandung : Angkasa
Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ibarz, Alber; Canovas, Gustavo V. 2003. Unit Operations in Food Engineering. Boca Raton: CRC Press.
Hasanah, Ina. 2007. Bercocok Tanam Padi. Jakarta : Azka Mulia Media.
Herdy, Bagus. 2011. Sukses Bertanam Padi. Bandung : Angkasa.
International Rice Research Institute.2003.Rice Knowledge Bank. International Rice Research Institute, DAPO Box 7777, Metro Manila, Philippines
Ismunadji, M., S. Partohardjono, M. Syam, dan A. Widjono. 1988. Padi. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kartasapoetra, A.G. 1988. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta: PT Bina Aksara.
Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptohardjo A, Penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Basic Concepts of Analytical
Chemistry.
Kurniasih, E. 2009. Kajian Tentang Potensi Tanaman RPS-GE Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Bionutrien yang Diaplikansikan Pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Lingga, P dan Marsono. 1990. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi IV). Jakarta: Penebar Swadaya.
Mardiansyah, A. 2010. Kajian Tentang Potensi Bionutrien MHR yang
Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.).
(26)
73
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Mikkelsen, R.L. 2005. Humic materials for agriculture. Better Crops.
Nurzaman, H. 2010. Kajian Tentang Potensi Dual Bionutrian CAF dan MHR
Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.).
Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Parman. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Kentang. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Diponegoro.
Sastradharja, Singgih. 2011. Sukses Bertanam Sayuran Secara Organik. Bandung : Angkasa.
Sembiring, Hasil. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Sempurna, F. I. 2008. Kajian Potensi Tanaman CAF Sebagai Bionutrien Untuk
Pertumbuhan Tanaman Selada Bokor (Lactuca Sativa) Dan Kentang (Solanum tuberosumL.). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Soeriaatmadja, R. E. 1979. Ilmu Lingkungan. Bandung : Penerbit ITB Bandung.
Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Bogor : Sastra Hudaya.
Simanungkalit R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini dan W. Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati Bogor : Balai esar dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.
Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanesius. Yogyakarta
Suyono, A. D. 2008. Pupuk dan Pemupukan. Bandung: Divisi Penerbitan (Unpad Press) LPM UNPAD.
Syam Mahyudin, dkk. 2011. Masalah Lapang Hama dan Penyakit pada Padi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Padi.
(27)
74
Sudrajat Harris Abdulloh, 2013
Taufik, Iqbal. 2011. Kajian Potensi Tumbuhan BDI sebagai Bionutrien untuk
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum Var. Longum). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Vergara, B.S. and S.K. De Datta. 1996. Oryza sativa L. In: G.J.H. Grubben and S. Partohardjono, Eds. Plan Resources of South East Asia No. 10. Cereals. Bogor.
Wareing, P.F. and I.D.J. Philips. 1981. Growth and Differentiation in Plants.New York: Pergamon Press.
Zainaldi, A. 2011. Kajian Tentang Potensi Maserat Tumbuhan ISM sebagai
Bionutrien dan Aplikasinya dalam Budidaya Tanaman Cabai Merah Keriting (Capcisum Annum var. Longum). Skripsi Sarjana pada
Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(1)
32
Tabel 3.1 Variabel dan Metode Pengamatan
No Variabel Metode Pengamatan
1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman diukur dari mulai pangkal akar sampai ujung daun paling tinggi. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali, dimulai pada minggu ke-1 setelah ditanam.
2. Jumlah anakan Pengukuran jumlah anakan tanaman dilakukan setiap satu minggu sekali, dimulai pada minggu ke-1 setelah ditanam.
3. Jumlah malai Dihitung jumlah malai yang muncul dari setiap tanaman padi.
4. Massa gabah basah Massa gabah basah diperoleh dari hasil penimbangan gabah yang baru dipisahkan dari malainya.
5. Massa gabah kering Massa gabah kering diperoleh dari hasil penimbangan gabah basah yang telah dikeringkan terlebih dahulu dibawah sinar matahari, sehingga kadar airnya berkurang.
6. Massa 1000 butir gabah kering
Massa per 1000 butir diperoleh dengan cara menimbang 1000 butir gabah kering dari setiap dosis.
(2)
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian bionutrien BDI dengan penambahan ion logam menunjukkan perbedaan terhadap laju pertumbuhan tanaman padi. Laju pertumbuhan bionutrien BDI memenuhi hukum laju orde ke-1 dengan konstanta laju pertumbuhan tinggi tertinggi yaitu sebesar 0,0940 minggu-1 pada dosis bionutrien BDI 100 mL/L.
2. Hasil panen terbanyak terdapat pada padi bionutrien BDI dosis 10 mL/L dengan rata-rata massa gabah kering sebanyak 42,0809 gram, dengan bobot per 1000 butir 22,3422 gram.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bionutrien BDI dengan penambahan ion logam menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kontrol. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan diharapkan diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh penambahan variasi konsentrasi ion logam tertentu terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi.
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Abdulrachman, S. dkk. 2007. Pemupukan Tanaman Padi. Jakarta: Badan Litbang Pertanian
Andoko, A. 2008. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya. Depok Anonim. 2009. Teknik dan Budidaya Penanaman Padi System of Rice
Intensification (SRI). Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna.
Aprianto, Fahmi. 2010. Kajian Tentang Potensi Bionutrien CAF dengan
Penambahan Logam yang Diaplikasikan Terhadap Tanaman Kentang. (Solanum tuberosum L.) Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Dacoteau, D. R. 2005. Principles of Plants Science : Environmental Factors and
Technology in Growing Plants. New Jersey. Pearson Prentice Hall.
De Datta, K.S. 1981. Principles and Practices of Rice Production. New York : A Wiley Interscience Publication.
Direktorat Pupuk dan Pestisida. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Pupuk Organik dan pembenah Tanah Tahun Anggaran 2011.
Kementerian Pertanian. Jakarta. Ambarwati, R. 2007. Ekstraksi
Bionutrien dari Tanaman MHR dan Aplikasinya pada Tanaman Caisin. Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Dobberman, A. & Fairhurst, T. 2000. Rice: Nutrient Disorder & Nutrient
Management. Potash & Phosphate Institute (PPI), Potash &
Phosphate Institute of Canada (PPIC) and International Rice Research Institute (IRRI).
(4)
72
Firmanto, B. H. 2011. Sukses Bertanam Padi Secara Organik. Bandung : Angkasa Hanafiah, A. K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Ibarz, Alber; Canovas, Gustavo V. 2003. Unit Operations in Food Engineering.
Boca Raton: CRC Press.
Hasanah, Ina. 2007. Bercocok Tanam Padi. Jakarta : Azka Mulia Media. Herdy, Bagus. 2011. Sukses Bertanam Padi. Bandung : Angkasa.
International Rice Research Institute.2003.Rice Knowledge Bank. International Rice Research Institute, DAPO Box 7777, Metro Manila, Philippines Ismunadji, M., S. Partohardjono, M. Syam, dan A. Widjono. 1988. Padi. Bogor:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Kartasapoetra, A.G. 1988. Klimatologi: Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan
Tanaman. Jakarta: PT Bina Aksara.
Khopkar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptohardjo A, Penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Basic Concepts of Analytical
Chemistry.
Kurniasih, E. 2009. Kajian Tentang Potensi Tanaman RPS-GE Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Bionutrien yang Diaplikansikan Pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak diterbitkan.
Lingga, P dan Marsono. 1990. Petunjuk Penggunaan Pupuk (edisi IV). Jakarta: Penebar Swadaya.
Mardiansyah, A. 2010. Kajian Tentang Potensi Bionutrien MHR yang
Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.).
(5)
73
Mikkelsen, R.L. 2005. Humic materials for agriculture. Better Crops.
Nurzaman, H. 2010. Kajian Tentang Potensi Dual Bionutrian CAF dan MHR
Yang Diaplikasikan Pada Tanaman Kentang (Solanum tuberosum L.).
Skripsi Sarjana Pada FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Parman. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan
dan Produksi Kentang. Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi
Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA, Universitas Diponegoro.
Sastradharja, Singgih. 2011. Sukses Bertanam Sayuran Secara Organik. Bandung : Angkasa.
Sembiring, Hasil. 2009. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Sempurna, F. I. 2008. Kajian Potensi Tanaman CAF Sebagai Bionutrien Untuk
Pertumbuhan Tanaman Selada Bokor (Lactuca Sativa) Dan Kentang (Solanum tuberosumL.). Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.
Soeriaatmadja, R. E. 1979. Ilmu Lingkungan. Bandung : Penerbit ITB Bandung. Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Bogor : Sastra Hudaya. Simanungkalit R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini dan W.
Hartatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati Bogor : Balai esar dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian.
Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanesius. Yogyakarta
Suyono, A. D. 2008. Pupuk dan Pemupukan. Bandung: Divisi Penerbitan (Unpad Press) LPM UNPAD.
(6)
74
Taufik, Iqbal. 2011. Kajian Potensi Tumbuhan BDI sebagai Bionutrien untuk
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Cabai Merah Keriting (Capsicum annum Var. Longum). Skripsi Sarjana FPMIPA UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Vergara, B.S. and S.K. De Datta. 1996. Oryza sativa L. In: G.J.H. Grubben and S. Partohardjono, Eds. Plan Resources of South East Asia No. 10. Cereals. Bogor.
Wareing, P.F. and I.D.J. Philips. 1981. Growth and Differentiation in Plants.New York: Pergamon Press.
Zainaldi, A. 2011. Kajian Tentang Potensi Maserat Tumbuhan ISM sebagai
Bionutrien dan Aplikasinya dalam Budidaya Tanaman Cabai Merah Keriting (Capcisum Annum var. Longum). Skripsi Sarjana pada
Program Studi Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.